Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia tanpa
pendidikan manusia tidak akn maju, pada dasarnya segalahal yang kita alami ini adalah ilmu dan
ilmu itu berdasar pendidikan.
Berdasarkan perkembangan jaman pendidikanpun berkembang dan sudut pandang
manusiapun maju terhadap ilmu pendidikan timbal balik dari semuanya itu diantaranya banyak
bermunculan alat-alat teknologi yang amat canggih sejalan dengan semuanya itu kebudayaan dan
jalan pikiran manusiapun berubah dan akhirnya manusia jadi masarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang
lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak
terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah
kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang
menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak. Dan sebagai seorang guru kita
haruslah mengetahui hal-hal yang terkandung di dalam proses belajar, mengajar dan
pembelajaran. Salah satu hal yang harus di ketahui oleh seorang guru ialah rumpun model
mengajar yang terdapat dalam proses belajar mengajar

A. Fokus Kajian
Dalam karya tulis ilmiah ini penulis memfokuskan pada empat rumpun model mengajar
pembelajaran. Dalam rumpun model mengajar ini terdapat emapat kajian yaitu, model
pemerosesan informasi, model interaksi social, model individual dan model individual dalam
karay tulis ini penulis membahas model-model pembelajarn yang terdapat dalam empat rumpun
model mengajra tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian model mengajar
b. Apa makna mengajar dalam standar pendidikan
c. Apa saja cir-ciri model mengajar
d. apa saja rumpun-rumpun model pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui apa itu
pengertian dari model mengajar, makna mengajar dalam standar pendidikan, cirri-ciri model
mengajar dan apa saja yang termasuk dlam rumpun model mengajar. Sehingga kedepanya
pembaca dapat lebih memahami konteks dlam sebuah proses belajar, mengajar dan
pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Rumpun Model Mengajar
Model merupakan “a way of thinking about the processes of caring, and acting in a
educational setting” (Hersh, 1980:7). Model mngandung teori atau sudut pandang, cara berpikir
tentang suatu process dari perhatian pertimbangan dan tindakan dalam tatanan pendidikan.1[1]
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondidi atau system
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsung proses belajar. Mengajar
adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik.2[2] Secara deskriptif mengajar di artikan
sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru ke siswa atau dapat juga di
katakana proses mentransfer ilmu.3[3] dari pengertian kedua kata model dan mengajar dapat
diartikan bahwa model mengajar adalah suatu proses cara maupun pola yang mempunyai tujuan
meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara
membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai
dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas.
Dalam buku lain mengatakan bahwa model belajar adalah merupakan perencanaan
pengajaran yang menggambarkan proses yang di tempuh pada proses belajar mengajar agar di
capai perubahan spesifik pada prilaku siswa seperti yang di harapkan.4[4]
Dengan demikian dilihat dari dua pengertian model mengajar dapat di tarik kesimpulan,
bahwa model belajar adalah suatu proses atau cara yang di ciptakan untuk untuk menyampaikan
informasi kepada siswa agar tercapai sebuah perubahan sesuai harapan.5[5]
B. Perspektif Rumpun Model Mengajar
Sebagaimana kita ketahui bersama pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan manusia,
dalam dunia pendidikan agar proses pencapapian ilmu atau proses transfer ilmu pengetahuan
atau yang lebih kita kenal dengan proses belajar mengajar dan pembelajaran terdapat langkah-
langkah untuk mencapai suksesnya sebuah proses belajar mengajar. Dalam proses belajar
,mengajar terdapat empat rumpun dimana keempat rumpun tersebut bertujuan agar proses
belajar mengajar menjadi efektif dan hasil akhir yang ingin di capai dari belajar itu dapat tercapai
dengan sempurna.
Di dalam rumpun model mengajar ini membantu guru dalam proses belajar mengajar di
kelas, dan dapat di jadikan oleh guru untuk menjadi pegangan ketika akan mengajar karna dalam
rumpun ini terdapat strategy yang dapat di aplikasikan ketika mengajr.

C. Dalil Rumpun Model Mengajar


Joice & Weil (2000) mengatakan bahwa model-model sosial diracang untuk menilai
keberhasilandan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan public, dan
memecahkan masalah.
Teori belajar yang oleh Gagne (1988) disebut dengan ‘Information Processing Learning
Theory’. Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat
memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga ‘Information-Processing
Model’ oleh Lefrancois atau ‘Model Pemrosesan Informasi’. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal
yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Robert Gagne merupakan
salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses
memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali
informasi yang dikontrol oleh otak.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini lalu berkembang menjadi
aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang
belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
D. Urgensi rumpun model Mengajar
Dalam Kegiatan Belajar ada 4 rumpun model mengajar, yaitu model sosial,
pemrosesan informasi, model personal, dan model sistem perilaku. Rumpun model sosial
dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai
sosial, kebijakan publik, memecahkan konflik. Model mengajar sosial diciptakan untuk
membentuk masyarakat belajar.
Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan
seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami
masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menyampaikannya.
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang
berusaha memahami diri sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atas pendidikannya
sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan
lebih kreatif dalam meraih kehidupan yang berkualitas tinggi.
Model sistem perilaku sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi
perilaku, dan cybernetic. Manusia memiliki sistem komunikasi koreksi diri yang memodifikasi
perilaku dalam merespon informasi tentang seberapa jauh keberhasilan tugas-tugas yang
dikehendaki. Secara bertahap, perilaku disesuaikan dengan balikan sampai ada kemajuan dalam
meniti anak tangga dengan aman.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Makna Mengajar Dalam Standar Proses pendidikan
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan
materi pelajaran,akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa
belajar .Makna lain mengajar sering diistilahkan dengan “pembelajaran” .hal ini mengisyaratkan
bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.6[6]hal
ini dimaksudkan untuk membentuk watak ,peradaban,dan meningkatkan mutu pendidikan
peserta didik.Pembelajaran perlu memberdayakn semua potensi pesrta didik untuk menguasai
kompetensi yang diharapkan .pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi
dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
mewujudkan masyarakat belajar.
Dalam implementasinya ,walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran”,tidak berarti guru
harus menghilangkan peranannya sebagai pengajar.sebab secara konseptual pada dasarnya dalam
istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.
B. Ciri-Ciri Model Mengajar
Model-model Mengajar yang baik memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri yang dapat di kenali
sebagai berikut:7[7]
1. Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model mengajar bukan sekedar merupakan
gabungan berbagai fakta yabg di susun secara sembarangan. Teteapi merupakan prosedur yang
sistematik untuk memodifikasi prilaku siswa yang didasrkan pada asumsi tertentu.
2. Hasil belajar di tetapkan secra khusus. Setipa model mengajar menetukan tujuan khusus hasil
belajar yang di harapkan dicapai siswa secara rinci dalam bentuk kerja yang dapat di amati.
3. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan secara spesifik dalam
model.
4. Ukuran keberhasilan model hatus meneatapkan ukuran keberhasilan suatu unjuk kerja yang di
harapkan dari siswa. Model mengajr selau menggambarkan dan menjelaskan hasil belajar.
5. Interaksi lingkungan. semua model menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan
interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa cirri-ciri model mengajar yang baik ada
lima, dan untuk menjadi seorang pendidik yang baik kita haruslah mengetahu kelima cirri-ciri
model mengajar agar kita dapat menjadi seorang guru yang berkualitas.
C. Fungsi Sebuah Model Mengajar
Beberapa Fungsi model mengajar yang di utarakan oleh SS Chauhan adalah sebagai
berikut:8[8]
1. Pedoman. Model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat menjelaskan apa yang
harus di lakukan guru dengan memiliki rencana pengajaran yang bersifat komprehensif guru di
harapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian mengajar
m,enjadi suatu yang ilmiah,terencana dan memiliki tujua.
2. Pengembangan kurikulum. Model mengajar dapat memebantu dalam pengembangan kurikulum
untuk satuan kelas yang berbeda dalam pendidikan
3. Menetapkan bahan-bahan pengajaran. Model mengajar menetapkan seacara rinci bentuk-bentuk
pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik pada
siswa.
4. Membantu perbaikan mengajar. Model mengajar dapat membantu proses mengajar belajar dan
meningkatkan keefektifan mengajar.
Funsi model belajr tersebut dapat di gunakan oleh fguru dalam mengembangkan model model-
model mengajar yang di anggap sesuai dengan tujuan bahan dan saranapendukung dalam
melaksanakan tugas.
D. Rumpun Model Mengajar
Pembahsan model-model mengajar dikemukakan diatas adalah untuk memebantu guru
menciptakan lingkungan pendidikan yang sesuai guna mencapai tujuan penggajaran. Oleh sebab
itu maka jenisnya bervariasi yang di tentukan oleh sumber dan penemunya. Untuk lebih
jelasnyamodel-model mengajar di bagi kedalam empat bagian: 9[9]
1. Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi
Model-model tersebut menekankan pada cara siswa memproses informasi. Tujuan utama
dari model-model di kategori ini adalah membantu siswa mengembangkan metode atau cara
memproses informasi.
Ada beberapa model yang termasuk dalam kedalam pendektan pembelajaran pemerosesan
informasi yaitu:10[10]
1. Model pemerolehan konsep : Jerome Brunner
2. Model berpikir induktif : Hilda taba
3. Model Inquiry Training : Richard Suchman
4. Model scientific Inquiry : Joseph J. Schman
5. Model penumbuhan kognitif : Piaget, Freud, Irving Silsel dan Kohlberg
6. Model advance organizer : David Ausubel
7. Model memory : Hary Lorayne dan Jerry Lucas.
a. Model pemerolehan konsep
Pendektan ini di kembangkan oleh Jerome Brunner dan Jacquiline Goodnow dan George
Austin Brunner. Pendektan model mengajrf pemerolehan konsep adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang membantu siswa memahami konsep tertentu. Pendektan ini di terapakan
untuk semua umur dari anak-anak samapai orang dewasa.11[11] Dengan demikian model
pengajaran ini dapat di gunakn di tingkat sekolah mulai darai Tk hingga ke jemjang perguruan
tinggi.
Pemerolehan konsep melalui empat tahap yaitu:12[12]
1. Data mungkin saja tentang kejadian-kejadian, manusia atau unit lainya yang dapat di bedakan.
Siswa menggambarkan bagian-bagian dari informasi dengan berbagai jenis atribut darimana
konsep di kembangkan.dalam hal ini siswa di dorong untuk menarik konsep atau prinsip-prinsip
yang membedakan (discriminatory concept) yang di gunakan atas dasar penyeleksian unit.
2. Fase kedua
Tahapan tersebut diambil dengan menganalisa strategi-strategi untu memperoleh konsep oleh
sisw. Beberapa siswa akan mulai dengan gagasan atau konsep umum ( broad contruct) dan
secara bertahap mempersempit kebawah bidang atau menjadi khusus dalam penyataan konsep
nya.
3. Fase ketiga
Pada fase ini siswa mengkaji jenis-jenis konsep dan atribut-atributnya dalam berbagai jenis
bahan yang sesuai dengan usia dan pengalamanya. Tujuan utama dari fase ini adalah
meningkatkan pengetahuan tentang hakekat konsep dan bagaimana menggunakanya.
4. Fase keempat
Pada fase ini’ siswa mencoba membentuk konsep-konsep sebab itu model ini di sebut juga
‘concept formation atau concept learning’. Dan mengajarkan kepada yang lain agar memperoleh
konsep melalui bermain.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses pemeroleha konsep terdapat empat tahapan
yang mana semua tahap-tahap tersebut bertujan membantu siswa dalam belajar melalui konsp
pemerolehan konsep dan juga membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
penyamapaian informasi kepada siswa.
b. Model mengajar berpikir induktif
Model pembelajaran merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang di
kembangkan untuk meningkatakan kemapuan siswa dalam mengolah informasi.secara singkat
model ini merupakan strategy mengajar untuk mengembangkan keterampilan belajar
siswa.13[13]
Ada beberapa hal yang mendasari penegembangan konsep ini adalah sebagai berikut:14[14]
1. Kemampuan berpikir dapat di ajarkan
2. Berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data.
3. Prosese berpikir merupakan sutu urutan tahapan yang beraturan.
Dalam konsep ini ada tiga tahapan yaitu:
1. Pembentukan konsep
Tahapan ini terdiri dari tiga konsep yaitu
1. Mengidentifikasi data yang relevant dengan permasalahan
2. Melaporkan data atas dasar kesamaan karakteristik
3. Membuat kategori serta member label pada kelompok-kelompok data yang memiliki kesamaan
karakteristik.15[15]
2. Interpretasi data.
Tahap ini mengajarkan bagaimana mengintrepasi dan menyimpulkan data.16[16]
3. Pembelajaran prinsip.
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat
merumuskan suatu konsep mengontrepasi dan menyimpulkan data selanjutnya mereka di
harapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu kedalam situasi permasalahan yang
berbeda.17[17]
c. Model Mengajar Pengembangan.
Model ini di kembangkan oleh Piaget ahli psikologi dari swiss. Model pembelajran ini
dilaksana dalam dua tahap, pertama menggunakan gambar perkembangan untuk mendorong
ssegala sesuatu yang di lakukan sesuai dengan pendidikan untuk anak muda pada tingkatan
perkembangannya. Kedua menggunakan pola-pola pengembangan untuk menggerkan strategy
pengajaran.18[18] Dalam model mengajar ini di laksanakan dalam dua tahapn kelas. Pada fase
pertama siswa di hadapkan pada maslah yang membingungkan atau tidak logis. Situasi yang di
hadapkan harus sesuai dengan tahap perkembaganya. Fase kedua guru menyediakan petunjuk
untuk memecahkan penyimpangan maslah yang di hadapi.
Model ini dapat di gunakan dala pengembangan aspek kognitif social siswa bahkan di
gunakan dalam semua bidang studi.
d. Model Mengajar Inquiry Training
Model ini dikembangkan oleh seorang tokoh Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak
merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala hal.19[19]
Dalam konsep mengajar inquiry training ini ada lima tahapan yaitu: Tahap pertama siswa di
hadapkan pada situasi yang membingungkan teka-teki. Tahap kedua dan ketiga adalah
pengumpulan data untuk verivikasi dan eksperiment.tahap keempat adalah tahap penjelasan
peristiwa yang telah di alami siswa. Tahap kelima menganalisa proses penelitian yang telah
mereka lakukan.
e. Model Menyusun Yang Lebih Maju ( advance Organizer Model)
Model mengajar tersebut telah di kembangkan oleh David Ausubel yang oleh Paul,D Eggn
dkk menyebutnya dengan model ausubel. Yaitu suatu proses mengajar deduktif dalam
memproses informasi yang di desain untuk mengajarkan kumpulan isiyang saling
berhubungan.20[20]
f. Memorisasi
Model ini di arahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa mnyerapa dan mengintegrasikan
informasi. Dalm model ini di lakukan beberapa tahap:21[21]
1. Mencermati materi
2. Mengembangkan hubungan.
3. Mengembangkan sensori image.
g. Penelitian ilmiah ( scientific inquiry)
Model ini untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah melalui suatu penelitian.
Pengembangan model ini dalam proses pembelajaran di lakukan melalui beberapa tahap:22[22]
1. Menyajikan area penelitian kepada siswa.
2. Siswa merumuskan masalah
3. Siswa mengidentifikasi masalah
4. Siswa menemukan cara untuk mengatasi kesulitan yang di hadapinya.
h. Synectics
Sinektik merupakan salah satu model pembelajarn yang di desain oleh Gordon yang pada
dasarnya mengembangkan kreativitas. Penerapan model sinektik dalam proses pembelajaran di
lakukan melalui enam tahap:23[23]
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mendiskripsikan situasi yang ada sekarang.
2. Siswa mengembangkan berbagai analogi.
3. Siswa menjadi bagian dari analogi.
4. Siswa mengembangkan pemikiran dalam bentuk deskriptif.
5. Siswa menyimpulkan untuk menentukan analogi.
6. Guru mengarahkan agar siswa kembali agar siswa kembali pada tugas dan maslah semula.
2. Model Megajar Individu/Pribadi
Model ini di dasarkan pada asumsi bahwa seorang adalah sumber pendidikan model-model
dalam kelompok ini memusatkan perhatianya pada individu dan kebutuhanya.24[24]
Dalam model mengajr ini akan di bahas tiga model mengajar yang berorentasi pada individu
yaitu, model mengajar tidak langsung (non-directive learning) atau ada pula yang menyebutnya
model mengajar bebas, kedua model mengajar pelatihan kesadaran (aweraness training), dan
yang ketiga adalah model mengajar pertemuan kelas. Untuk lebih jelasnya penulis akan
menguaraikan satu peresatu.
a. Model mengajar tidak langsung
Model ini merupakan karya dari Carl Rogers dan tokoh pengembang konseling nondirektif.
Model pengajaran ini menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah
membantu siswa mencapai integrasi pribadi,effektivitas, dan pengharagaan terhadap dirinya
secara realistis.
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator. Oleh karan itu guru hendaknya
mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan dengan siswanyayaitu pembimbing bagi
pertumbuhan dan perkembaganya.25[25]
Sama hal nya dengan model pembelajaran lain, model ini juga memiliki tahap Carl Rogers
mengelom[okan dalam lima tahapan yaitu:26[26]
1. Membantu siswa menemukan inti permasalahanyang di hadapinya.
2. Guru mendorong siswa agar dapat mengekspresikan perasaanya.
3. Siswa secara bertahap mengembangkan pemahaman kesadaran dirinya.
4. Siswa melaporkan tindakan( berupa alternative pemecahan masalah yang telah di ambil tahap
ketiga diatas tadi).
b. Model Mengajar Pelatihan Kesadaran
Model ini merupakan suatu model mengajar yang di tujukan untuk meningkatkan kesadaran
manusia, yang di kembangkan oleh Milliam Schutz. Kunci utama model ini di dasarkan pada
encounter. Toeri yang menjelaskan metode meningkatakn kesadarn hubungan antar manusia
yang di dasarkan pada keterbukaan, kejujuran kesadaran diri, tanggung jawab, perhatian terhadap
diri sendiri, dan orientasi pada kondisi saat ini.
Model ini terdiri atas dua tahapan. Pertama penyampaian dan penyelesaian tugas, guru
memberikan pebgarahan terhadap tugas yang akan diberikan dan bagaimana melaksanakanya.
Kedua diskusi atau analis tahap pertama siswa di minta untuk melakukan seauatu( berkaitan
dengan teori encounter) setelah itu mediskusikanya.27[27]
c. Model Mengajar Pertemuan Kelas
Model ini di ciptakan berdasarkan terapi realitas yang di pelopori oleh William Glasser .
model mengajar pertemuan kelas ini adalah model mengajar yang di tujukan untuk membangun
sebuah kelompok social saling menyayangi, saling menghargai mempunyai disiplin diri dan
komitment untuk berprilaku.28[28]
Model mengajar pertemuan kels ini di ciptak agar siswa memiliki rasa saling menghargai
satu sama lain, dan juga mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang disiplin karna dalam
model ini siswa di tuntut untuk disiplin, dalam proses belajar mengajar, siswa harus mematuhi
aturan yang telah di tetapkan secara bersama.
Dalam model mengajar ini terdapat enam tahapan yaiu: 29[29]
1. Menciptakan iklim yang kondusif
2. Menyampaikan permasalahan diskusi
3. Membuat penilaian pribadi
4. Mengidentifikasi alternative tindakan solusi
5. Membuat komitment
6. Merencanakan tindak lanjut.
d. Model Mengajar Bebas
Model ini di kembangkan oleh Carl Rogers. Asumsi pokok yang mendasari model mengajar
ini adalah bahwa setiap individu dapat mengatasi sendiri masalah kehidupanya dengan cara-cara
konstruktif yang dapat di ungkapkan sendiri.30[30] Jadi dalam model mengajar menerapkan
kepercayaan kepda individu bahwa setiap orang mampu untuk mengatsi masalah yang di
hadapinya.
Dalam model mengajar bebas terdapat dua tahapan. Tahapan pertama adalah menciptakan
suasana yang tepat di kelas oleh guru. Thapan kedua mengembangkan tujuan-tujuan individual
atau kelompok.31[31]
Dalam proses mengajar ini guru berupaya meningkatkan tujuan dan membatu siswa dalam
mengenali.
3.Model Mengajar Memodifikasi Perilaku
Model ini di bangun atas dasar kerangka teori perubahan prilaku. Melalui teori ini siswa
dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajar melalui penguraian prilaku kedalam jumlah
kecil dan berurutan.32[32]
Ada empat fase dalam modifffikasi prilaku:33[33]
1. Fase mesin pembelajaran
2. Penggunaan media
3. Pengajaran berprograma
4. Operant conditioning dan operant reinforcement.
Terdapat beberapa bentuk yang termasuk kelompok model ini yaitu:34[34]
a. Belajar Tuntas (mastery Learning)
Ide tentang belajar tuntas di topang oleh asumsi dasar sebagai berikut:35[35]
1. Semua atau hampir semua sisiwa dapat menguasai apa yang di ajarkan kepadanya (apa yang di
pelajari) bila pengajaran di laksanakan secara sistematis
2. Tingkat keberhasilan siswa sekolah di tentukan oleh kemampuan bawaan atau bakat yang di
miliki masing-masing.
Pada prinsipnya belajar tuntas adalah aktivitas proses pembelajran yang yang bertujuan agar
bahan ajar dapat di kuasai secacara tuntas oleh siswa.36[36]
Untuk dapat memahami bagaimana karakteristik belajar tuntas dapat di ketahui beberapa
ciri:37[37]
a. Setiap pembelajaran dinyatakan jelas dan terukur dan memuat apa yang harus siswa lakukan.
b. Tujuan-tujuan pembelajran harus di kelompokan.
c. Tujuan pembelajaran harus yang benar-benar dan mungkin dapat di lakukan.
d. Tujuan pembelajaran harus menggambarkan kebermaknaan urutan atau unit.
Strategy belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajr tuntas dalam hal
berikut:38[38]
1. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang di ajarkan sebagai
alat untuk mendiagnosa kemajuan
2. Peserta didik baru dapat melangkah pada tahap berikutnya setelah ia menguasai bahan pelajaran
sesuai dengan patokan
3. Pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang gagal melalui pengajran
remedial.
b. Pengajaran langsung (direct learning)
Pembelajaran langssung merupakan suatu model pembelajaran dimana kegiatanya terfokus
pada aktivitas-aktivitas akademik. Tujuan utam model pembelajaran ini adalah memaksimalkan
penggunaan waktu belajar sisawa.39[39]
c. Simulasi.
Melalui model ini guru mengontrol partisipasi siswa dalam dalam skenariao permainan
untuk menjamin bahwa kelebihan dan keuntungan dari model inibenar-benar dicapai. Model
simulasi ini dilakukan beberapa tahap yaitu :40[40]
a. Tahap orientasi.
1. Menyajikan berbagai topic simulasi.
2. Menjelaskan prinsip-prinsip simulasi permainan
3. Memeberikan gambaran teknis.
b. Tahap latihan peserta.
1. Merancang scenario
2. Melakukan percobaan singkat
c. Tahap proses simulasi
1. Melaksnakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan
2. Memperoleh balikan dan evaluasi terhadp performance da hasil pengamatan
3. Melakukan klasifikasi
4. Melanjutkan kegiatan simulasi.
4.Model mengajar yang berorientasi pada interaksi social.
Model ini menitik beratkan pada hubungan yang harmonis pada individu. 41[41] model social ini
dirancang untuk memanffaatkan fenomena kerjasama, membeimbing siswa para siswa
mendefinisikan masalahmengekplorasikan berbagai cakrawala mengenai maslah.42[42]
a. Model investigasi kelompok
Model ini di kembangkan oleh john dewey a. thelen yang mengungkapkan pandangan-
pandangan proses social yang demokratik dengan penggunaan strategi-strategi intelektual atau
ilmiah manusia mampu menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan
baik.43[43]
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah
strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI
mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
Klien (1998: 146) memaparkan beberapa cirri essential investigasi kelompok sebagai
pendekatan pembelajaran adalah:44[44]
1. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki independensi terhadap guru.
2. Kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan.
3. Kegiatan siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data.
4. Siswa akan menggunakan pendekatan yang bergam dalam belajar.
5. Hasil-hasil dari penelitian siswa di pertukakarkan di antara seluryh siswa.
1. Model Bermain Peran (Role Play)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang di arahkan pada upaya
pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antarmanusia (interpersonal
relation ship) terutama yang menyangkut kehidupan peserta didik.45[45]
Tahapan pembelajaran bermain peran/role play meliputi:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
2. Memilih peran
3. Menyusun tahapan-tahapan
4. Menyiapkan pengamat
5. Tahap pemeranan
6. Diskusi dan evaluasi
7. Pemeranan ulang
8. Diskusi dan evaluasi tahp II
9. Membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.
Dalam model belajar ini siswa di tuntut untuk aktif dan ikut serta selama proses belajar
mengajar berlangsung karan semua siswa harus terlibat, dan secara tidak langsung membuat
siswa yang biasanya tidak aktif di kelas ikut menjadi aktif.
BAB IV
IMPLIKASI
A. Implikasi Rumpun Model Mengajar
Model Personal
Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan
2. Tingkah laku yang ada, dapat dilaksanakan sekarang ( learning to do ).
3. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
4. Sebagian besra tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
5. Mengajar bukan hal yang penting, tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn to hoew learn)
6. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif
dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.
B. Model Interaksi sosial
1. Pengalaman insight/tilikan. Dalam proses pembelajaran siswa hendaknya memiliki
kemampuan insight yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur - unsur dalam suatu objek.
Guru hendaknya mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan
insight.
2. Pembelajaran yang bermakana. Kebermaknaan unsur - unsur yang terkait dalam suatu
objek yang akan menunjang pembentukan pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang
dipelajari siswa hendaknya memiliki makna yang jelas baik bagi dirinya maupun bagi
kehidupannya dimasa yang akan datang.
3. Perilaku Bertujuan. Perilaku terarah pada satu tujuan. Perilaku disamping adanya
kaitan SR-Bond, juga terkait erat dengan tujuan yang hendak dicapai. Pembelajaran terjadi
karena siswa memiliki harapan tertentu. Sebab itu pembelajaran akan berhasil bila siswa
mengetahui tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip ruang hidup ( Life Space ). Dikembagkan oleh Kurt Lewin (Teori Medan/Field
Teori). Perilaku siswa terkait dengan lingkungan/medan dimana ia berada. Materi yang
disampaikan hendaknya memiliki dengan situasi lingkungan dimana siswa berada (CTL).
C. Model Pemrosesan Informasi
1. Melalukan tindakan untuk menarik perhatian siswa.
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran.
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah diinformasikan.
5. Memberikan bimbingan siswa bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran.
6. Memberikan penguatan dan perilaku pembelajaran.
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan.
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9. Memeberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan
pengalamannya.
D. Rumpun Model Modifikasi Tingkah Laku ( Behavioral )
1. Manajemen Kontingensi,B.F. Skinner
Fakta - fakta, konsep, keterampilan.
2. Kontrol Diri,B.F. Skinner
Perilaku atau keterampilan sosial
3. Relaksasi/Santai,Rimm & Masters Wolpe
Tujuan - tujuan pribadi
( mengurangi ketegangan dan kecemasan )
4. Pengirangan ketegangan,Rimm & Masters Wolpe
Pengalaihan kecemasan kepada kecemasan dalam situasi sosial.
5. Latiahan,Asertif Desntisasi Wolpe,Lazarus,Salter
Ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi sosial.
6. Latihan Langsung Gagne Smith & Smith
Pola - pola perilaku keterampilan.

B. Urgensi dan Aplikasi


Dalam karya tulis ilmiah ini penulis membahas tentang rumpun model mengajar dimana
terdapat empat rumpun yaitu:
a. Model Personal
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan
diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang
produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk
hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan. Tokoh
Humanistik adalah Abraham Maslow ( 1962 ), R Rogers, C. Buhler, dan Athur Comb. Menurut
teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas
dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosionla maupun intelektual. Teori
Humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik
seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
b. Model Interaksi sosial
Model ini didasari oleh model teori Gestalt ( field-teori ). Model interaksi sosial
menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat ( learning to live
together ). Teori pembelajaran Gestalt dirilis oleh Max Wertheimer (1912) bersama dengan Kurt
Koffka dan W. Kohler, mengadakan experimen mengenai pengamatan visual dengan fenomena
fisik. Percobaannya yaitu memproyeksikan titik - titik cahaya ( keseluruhan lebih pentingdari
pada bagian ).
Pokok pandangan Gestalt adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai
suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Makna suatu objek/peristiwa terletak pada keseluruhan
bentuk ( Gestalt ) dan bukan bagian - bagiannya. Pembelajaran akan lebih bermakna bila materi
diberikan secara utuh bukan bagian - bagian.

c. Model Pemrosesan Informasi


Model ini berdasarakan teori belajar kognitif ( Piaget ) dan berorientasi pada kemampuan
siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi
merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan : mengorganisasi data
, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori
pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.
Dalam pemeblajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudin diolah sehingga
menghasilkan out put dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi - kondisi eksternal (
rangsangan dari lingkungan ) dan interaksi anatar keduanya akan menghasilkan hasil belajar
d. Model Modifikasi Tingkah Laku ( Behavioral )
Model ini bertitik tolak dari model belajar bihavioristik, yaitu bertujuan untuk
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas - tugas belajar dan membentuk
TL denagn cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada
aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model
ini adalah dalam hal penjabaran tugas - tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan
berurutan
C. Perspektif Rumpun Model Mengajar
Menurut saya model rumpun mengajar ini sangat penting untuk di ketahui oleh guru, karna
dapat di jadikan panduan dan pedoman bagi guru untuk mengajar di kelas, karna di dalam
rumpun mengajar ini terdapat model/cara mengajar dapat di pakai oleh guru. Dan model
pembelajaran yang terdapat di dalamnya sesuai dengan tahapan yang akan di capai dalam proses
belajar mengajar.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses belajar
mengajar. Dimana belajar merupakan proses penyampain informasi atau ilmu kepada siswa ,
dalam proses belajar mengajar ini terdapat beberapa rumpun model mengajar yang dapat di
gunkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran di sekolah. Terdapat empat
rumpun model mengajar yaitu. Belajar yang berorientasi pada pemerosesan infomasi, interkasi
social, individu, dan mengajrr tingkah laku (behavioral) diadalm rumpun mengajar ini terdapat
model pembelajarn yang dapat di gunakan oleh guru dalam rangkan proses mengajar siswa di
sekolah. Dengan menngunakan model pembelajaran tersebut di harapkan proses belajar
mengajar akan dapat berlangsung secara efektif.
B. Saran
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan benar-benar memahami rumpun model
mengajar dan strategy model pembelajran yang terdapat di dalamnya. Karena memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada kita mahasiswa calon guru, yang nantinya akan menjadi
tenaga pendidik yang harus mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan kepda siswa dan
agar proses belajar mengajr berlangsung secra efisien dan efektif kita harus dapat
mengaplikasikan model pembelajaran dengan tepat dan benar.
Daftar Pustaka
Ali Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Amri Sofian dan Ahmadi Khoiru Lif. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT
Prestasi Pustaka.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers

Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Pramedia Group.

Sarbaini. 2011. Model Pembelajaran Kognitif. Yogyakarta: Aswaja Presssindo.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasu Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada.

Syagala Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Uno Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Wahab Abdul Azis. 2012. Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Afabeta

Anda mungkin juga menyukai