Dosen Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Di zaman millennium sekarang abad 21 banyak perubahan yang terjadi dari dimensi
manapun yang dapat merubah keseluruhan sendi kehidupan. Perubahan ini dapat dikatakan
perubahan yang baik dan tidak baik, tetapi hal ini akan menjadi aman – aman jika penggunanya
dapat memanfaatkan nya dengan baik. Contoh kecilnya ialah sebuah teknologi yang semakin
canggih, kita dapat menemukan segala hal apapun dalam genggaman kita, Iya Handphone yang
dapat menjerumuskan kita ke hal yang baik maupun buruk tetapi, kembali lagi semuanya
pendidikan. dimana sumber pendidikan dapat kita akses dengan mudah. Dalam sebuah dunia
Guru dapat mengakses hal apapun melalui internet untuk mencari sebuah alat yang
memudahkan untuk mengajar, sedangkan peserta didik dapat terbantu jika disekolah tertentu
dapat merasakan teknologi tersebut. Guru dapat mengembangkan inovasinya melalui sebuah alat
peraga edukatif yang dirangkai untuk memahamkan peserta didik , hal ini sudah direncanakan
seorang guru dalam sebuah RPP. Disini guru ditantang untuk membuat hal yang dapat
memudahkan peserta didik untuk asik dalam belajar, alat yang digunakan tidak harus alat yang
sulit didapat oleh guru tetapi alat yang dapat dan mudah ditemukan dan membuat peserta didik
menjadi tertarik dan menyenangkan dalam belajar. Oleh karena itu penulis mengharapkan untuk
kecanggihan teknologi serta memutar otak untuk berfikir lebih inovatif untuk menghasilkan
sebuah alat yang mudah dimengerti peserta didik Dasar Proses Belajar Mengajar salah satu
1
Ali Muhtadi, pemanfaatan program computer assisted instruction (CAI) dalam program pembelajaran berbasis
internet.
2
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pendidik adalah kemampuan dalam membuat
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran serta pembekalan guru dalam pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab sebagai pengajar.2 Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Republik Indonesia bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi
diri sehingga memiliki kekuatan rohani, kontrol diri, jati diri, intelektual, akhlak mulia, serta
keterampilan yang dimiliki untuk diri peserta didik, masyarakat, bangasa, maupun negara.3
B. Batasan Masalah
Penulis hanya membahas :
1. Model – Model Inovasi Pengembangan Sumber Pembelajaran Kemuhammadiyahan
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nana Sudjana, Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT. Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm. 1
3
3Suryosubroto, Beberapa Aspek-Aspek Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipt, 2009), hlm. 2
3
Menurut hemat penulis dalam Inovasi pengembangan Sumber pembelajaran
Interaksi sosial sebagaimana terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
hubungan sosial yang dinamis antara orang perse-orangan dan antara perseorangan dan
kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Hal ini yang diterapkan di model
pembelajaran interaksi sosial dengan tujuan untuk melatih peserta didik agar bisa
atau lingkungan peserta didik berada. Selain itu model pembelajaran interaksi sosial
juga sebagai konsep yang dinamis dalam mendekatkan peserta didik dengan
gaya pembelajaran interaksi satu arah, dua arah bahkan gaya interaksi tiga arah. Model
pembelajaran interaksi sosial juga menggunakan metode diskusi dan kerja kelompok,
peserta didik Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hergenhahn dan Matthew Holson
4
harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Dengan menggunakan beberapa
menghafal, dan implementasi. Metode pembelajaran ini sangat ringan dan mampu
memahamkan siswa dalam menangkap ilmu yang disampaikan. Sama halnya dengan
seseorang itu tidak dengan sendirinya berkembang dengan baik jika proses
pengembangan diri peserta didik. Yang paling difokuskan adalah daya emosional
personal ini diharapkan peserta didik mampu menjalin interaksi yang harmonis serta
dapat mengolah informasi yang diperoleh secara efektif dan efisien. Yang demikian
sudah terbukti dengan diterapkan model pembelajaran diskusi dan lain-lain sebagai
langkah agar peserta didik mampu bertukar pikiran serta mengendalikan emosi dengan
mengeksplor dua potensi yang dimiliki baik potensi emosional ataupun potensi
intelegensial.
5
Kemudian ada tiga strategi yang sangat ideal dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1. Eksposition learning Dalam strategi ini siswa tidak dituntut untuk mengolah atau
melakukan aktivitas lain kecuali menguasai apa yang disampaikan guru melalui bahan
informasi, dan membandingkan dengan teori yang ada. Misalnya, siswa mencari
kalimat-kalimat dalam al-Qur’an yang termasuk ke dalam hukum nun mati, izhar, ikhfa
3. Group learning dan Individual learning Terkadang, siswa dikelompokkan dalam ruang
ibadah dan bahasa Arab, termasuk aktifitas membaca al-Qur’an. Sebelum memulai
aktifitas pembelajarannya di kelas, siswa dengan dibimbing guru Al-Islam dan guru
Qur’an yang dibaca adalah surat-surat pada juz ke-30 atau lebih dikenal dengan juz
ketika praktek wudlu, dan hafalan do’a. Dari ketiga strategi pembelajaran tadi, yang
6
Media Pembelajaran, Idealnya dalam pandangan penulis di antara media-media
a) Mesjid yang terdekat dengan sekolah yang bisa bisa dipergunakan untuk praktek
ibadah.
c) Simbol-simbol tertulis, gambar-gambar peragaan shalat dan wudlu, peta dunia, logo-
d) Laptop, OHP, Kaset dan CD, yang berisi ceramah agama, percakapan bahasa Arab,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mesjid yang terdekat dengan sekolah yang bisa bisa dipergunakan untuk praktek ibadah.
3. Simbol-simbol tertulis, gambar-gambar peragaan shalat dan wudlu, peta dunia, logo-logo
4. Laptop, OHP, Kaset dan CD, yang berisi ceramah agama, percakapan bahasa Arab, dan
B. Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran, kritikan
dari rekan-rekan Mahasiswa. Atas saran dan kritikan demi kesempurnaan makalah ini,
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhtadi, pemanfaatan program computer assisted instruction (CAI) dalam program
pembelajaran berbasis internet.
Sudjana, Nana.2000. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT. Sinar Baru
Algensindo.