Anda di halaman 1dari 66

ARTIKEL ILMIAH

UNTUK JURNAL PENDIDKAN

OLEH:
Dr. MUSTAKIM, S.S., M.Si.
NIP. 19741127 200501 1 007
Pengawas SMA Cabdindik Wilayah Kabupaten Lamongan
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN JAWA TIMUR


18 JUNI 2020
Dr. Mustakim, S.S., M.Si.
 Lahir di Lamongan, 27 November 1974
 MIM 8 Pelangwot-Laren-Lamongan (1987)
 SMPM 4 Pangkatrejo-Maduran-Lamongan (1990)
 SMAM 3 Parengan-Maduran-Lamongan (1993)
 Ilmu Sejarah-Fak. Sastra UGM Jogjakarta (1998)
 Magister Sosiologi UMM (Cumlaude, 2011)
 Prodi Doktor Ilmu Sosial UMM (Cumlaude, 2020)
 Short Course Monash University Melbourne Australia (2017)
 Pengawas SMA Dispendik Provinsi Jatim Wilayah Kabupaten Lamongan
 Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah NAMIRA Dispendik Kabupaten Gresik
 Redaktur Tamu Jurnal Ilmiah EDUMEDIA Dispendik Kabupaten Lamongan
 Pemimpin Redaksi Jurnal Qualita Jawa Timur
 Tim Penilai (Guru-KS-PS Prestasi, KTI, LPIR), penulis buku tentang KTI dan Sejarah
Lokal
 Supervisor2 dan Pendamping Akademik Lembaga Penyelengara
1/8/2021 Diklat, Master Trainer
Diklat Penguatan Kepala Sekolah dan Diklat Calon Kepala Sekolah pada Lembaga
Pemberdayaan dan Pengembangan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
(LPPKSPS) Kemdikbud
Dr. Mustakim, S.S., M.Si./Prestasi Kerja
 Memperoleh 17 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Nasional)
 Memperoleh 25 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Provinsi)
 Memperoleh 13 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Kabupaten)
 Menulis 25 Judul Buku Sejarah Lokal dan Inovasi Pembelajaran

 Alamat:
 1. Jl. Mutiara Xi No. 12 Pondok Permata Suci Manyar Gresik Jawa Timur
 2. Rt 02/Rw 12 Pilang Asri Pelangwot Laren Lamongan Jawa Timur
 Surel: mustakim_sejarah@yahoo.co.id
 HP/WA: 082-333-986-528
 FB: Mustakim Sejarah Lokal

3
1/8/2021 LPPKS 2017
1 4
1 5
BELAJAR DENGAN CONTOH: Baca, Tulis, Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Keberlanjutan
Berbantuan Jurnal Pendidikan (BATU AKIK BERBANTUAN JuPe)

Harga buku: Rp 50.000;


CP 082333986528
 Tidak membaca petunjuk penulisan artikel
 Judul melebihi batas maksimal jumlah kata

 Tidak mencantumkan identitas (nama, asal


lembaga, surel, dan kontak person)
 Abstrak tidak fokus (tujuan, metode, hasil,
dan kata kunci)
 Konten setiap bagian tidak seimbang
(Pendahuluan, metode, hasil dan
pembahasan, simpulan, dan saran)
 Tidak mencantumkan rujukan dalam teks
 Mencantumkan rujukan tapi sedikit

 Tidak tepat dalam penyusunan paragraf


 Kurang referensi

 Tidak tepat dalam metode penulisan daftar


rujukan
 Dan lain-lain.
 Artikel yang ditulis meliputi hasil penelitian
dan hasil telaah di bidang Pendidikan.
 Naskah diketik dengan program MS Word,
huruf Times New Roman, ukuran 12 dengan
spasi 1,5 pada kertas A4 dengan panjang
tulisan 10-12 halaman.
 Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau
bahasa Inggris.
 Sistematika artikel hasil penelitian meliputi:
judul, nama penulis, nama lembaga, surel,
abstrak disertai kata kunci, pendahuluan,
metode, hasil, pembahasan, simpulan, saran,
dan daftar rujukan.
 Judul artikel tidak boleh lebih dari 14 kata.
Judul dicetak dengan huruf kapital di tengah-
tengah dengan ukuran huruf 14 point.
 Nama penulis artikel dicantumkan tanpa
gelar akademik, disertai asal lembaga, dan
ditempatkan di bawah judul artikel.
 naskah yang ditulis oleh tim→penyunting
atau redaksi hanya berhubungan dengan
penulis utama atau yang namanya tercantum
pada urutan pertama.
 Penulis utama harus mencantumkan alamat
korespondensi atau e-mail.
Apa yang akan ditingkatkan? (Apa tujuan
tindakan?)

Apa (nama) tindakannya?

Siapa yang akan dikenai tindakan?

12
Apa yang akan ditingkatkan? (Apa tujuan
tindakan?)

Apa (nama) tindakannya?

Siapa yang akan dikenai tindakan? (X)

13
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN
PEMAHAMAN MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN


SIBERNETIK

PADA SISWA KELAS VIIC DI SMPN 4 GRESIK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

14
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
SIBERNETIK

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN


PEMAHAMAN MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN

PADA SISWA KELAS VIIC DI SMPN 4 GRESIK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

15
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
SIBERNETIK

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA


DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN

PADA SISWA KELAS VIIC DI SMPN 4 GRESIK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(DIHILANGKAN)

16
 Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia spasi 1 .
Panjang abstrak 75-150 kata, sedangkan
jumlah kata kunci 3-5 kata (sesuai dengan
variabel penelitian/telaah).
 Abstrak minimal tujuan, metode, dan hasil
penelitian.
Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan (1) kreativitas siswa, (2) pemahaman
matematika materi perbandingan, dan (3) respons siswa
terhadap penggunaan strategi pembelajaran sibernetik.
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus, dan
setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan ini
dilaksanakan di SMPN 4 Gresik, dengan subjek siswa kelas VII
C berjumlah 34 siswa terdiri atas 19 laki-laki dan 15
perempuan. Analisis data memakai teknik deskripsi
komparatif dengan data kuantitatif (persentase) dan teknik
analisis kritis dengan data kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) kreativitas siswa meningkat
ditunjukkan prasiklus dengan rerata 56,62%, siklus I menjadi
77,21%, dan siklus II menjadi 86,77; (2) pemahaman
matematika materi perbandingan oleh siswa mengalami
peningkatan dari prasiklus rerata nilai 50 dan ketuntasan
belajar 52,94% ke siklus I menjadi 74, dan ketuntasan belajar
sebesar 82,35%, dan siklus II naik lagi menjadi 84 dengan
ketuntasannya 94,12%; (3) respons positif siswa terhadap
penggunaan strategi pembelajaran sibernetik.
Kata Kunci: strategi sibernetik, kreativitas siswa,
perbandingan
 Pendahuluan berisi latar belakang, hasil
kajian pustaka, dan tujuan penelitian.
 Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan
secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-
paragraf, dengan panjang sekitar 15-20 %
dari total panjang artikel.

Berisi bab I dan bab II dalam


PTK
• Uraikan pentingnya masalah dan penjelasan mengapa
masalah ini dipermasalahkan.
• Berikan fakta yang ada di lapangan (kelas) sebagai
kondisi objektif.
• Tuliskan alternatif pemecahan masalah.
• (Kutipan)
 Tuliskanringkasan hasil studi/teori-teori yang
relevan dengan permasalahan
 (Kutipan)
Kreativitas merupakan salah satu aspek yang
penting dalam suatu proses pembelajaran (Beetlestone,
2013). Jika seseorang itu memiliki kreativitas yang
tinggi cenderung orang tersebut akan lebih kreatif dan
menghasilkan sesuatu yang positif. Kreativitas seorang
siswa dalam belajar akan sangat mempengaruhi siswa
tersebut untuk memperoleh suatu keberhasilan. Siswa
yang mempunyai kreativitas yang tinggi maka siswa itu
akan mempunyai pandangan yang luas dalam
belajarnya, sehingga hal tersebut akan berdampak pada
mutu pembelajaran siswa. Sebenarnya setiap manusia
(dalam hal ini siswa) memiliki kreativitas dalam sudut
pandang beragam. Oleh karena itu, dipandang penting
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kreativitas siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran matematika di kelas diperoleh bahwa (1)
penggunaan model pembelajaran konvensional dengan
pendekatan behavioristik, cenderung tampak kurang
menarik sehingga perhatian siswa mudah teralihkan; (2)
pembelajaran kurang mengacu pada pengetahuan awal
yang dimiliki siswa dan kurang sesuai dengan masalah
nyata yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa cepat
bosan dalam belajar; (3) siswa belum mampu dalam
mengembangkan ide dan cara baru dalam
menyelesaikan masalah serta hanya menunggu konsep
atau jawaban dari guru; (4) siswa kurang mendapatkan
kesempatan untuk menemukan sendiri dan membentuk
konsep yang dipelajari; (5) interaksi siswa dengan siswa
terlihat kurang; (6) materi pembelajaran terlihat belum
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa
pun semakin sulit memahami pelajaran matematika.
Sejalan dengan uraian di atas, masalah tersebut juga
terjadi di SMPN 4 Gresik. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan siswa, serta hasil evaluasi (dokumen
ulangan harian) prasiklus pada mata pelajaran matematika
di kelas VII C SMPN 4 Gresik semester genap tahun pelajaran
2016/2017 ditemukan bahwa (1) siswa masih sering
mengalami kesulitan mempelajari materi; (2) siswa kurang
siap dalam mengikuti pelajaran matematika pada setiap
pertemuan, karena sebagian besar dari mereka belum
mempelajari materi tersebut, sebelum disampaikan di dalam
kelas; (3) siswa beranggapan bahwa belajar hanya untuk
mencari nilai, sehingga siswa hanya bersemangat dan aktif
belajar jika ada tugas atau ulangan; dan (4) kebanyakan
siswa masih segan dan malu untuk bertanya ataupun
mengungkapkan pendapatnya kepada guru. Hasil penilaian
prasiklus menunjukkan bahwa rerata nilai hanya 50 dengan
ketuntasan 52,94% dan 16 siswa belum tuntas dari 34 orang
(ketuntasan belajar minimal = 70).
Sibernetik sebagai strategi pembelajaran merupakan
solusi pilihan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan
pemahaman matematika materi perbandingan. Strategi
pembelajaran yang dijadikan pijakan adalah teori sibernetik.
Belajar menurut teori sibernetik, ialah pengolahan informasi.
Thobroni dan Mustofa (2011) mengatakan bahwa proses
belajar memang penting dalam teori sibernetik. Namun, yang
lebih penting lagi adalah sistem informasi yang akan
dipelajari siswa. Sementara itu, Budiningsih (2005)
menjelaskan bahwa asumsi lain teori sibernetik adalah tidak
ada satu proses belajar pun yang ideal untuk situasi dan yang
cocok untuk semua siswa. Sebab, cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi. Dalam konteks belajar dan
pembelajaran matematika materi perbandingan sangat
penting memperhatikan perbedaan gaya belajar setiap
individu dan siswa kreatif mengolah inforrmasi lebih
bermakna. Pengolahan informasi oleh siswa setelah belajar
matematika materi perbandingan menjadi pengetahuan dan
keterampilan yang bermakna.
Teori belajar pemprosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan
proses internal yang mencakup beberapa
tahapan. Tahapan-tahapan atau skenario
pembelajaran mengikuti urutan tertentu
sebagai the events of instruction, yang
mempreskripsikan kondisi belajar internal dan
ekstenal utama untuk kapabilitas apapun.
Tahapan dalam persistiwa pembelajaran yang
diasumsikan sebagai cara eksternal yang
berpotensi mendukung proses-proses internal
dalam kegiatan mempelajari matematika
materi perbandingan.
Penggunaan strategi pembelajaran
sibernetik untuk meningkatkan kreativitas
siswa dan pemahaman matematika materi
perbandingan adalah sebagai berikut: (1)
menarik perhatian, (2) memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada siswa, (3)merangsang
ingatan pada prasyarat belajar, (4) menyajikan
bahan perangsang, (5) memberikan bimbingan
belajar, (6) mmendorong unjuk kerja dan
menilai unjuk kerja, (7) memberikan balikan
informatif, dan (8) meningkatkan retensi dan
alih belajar.
 Metode berisi paparan dalam bentuk paragraf
tentang rancangan penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, dan analisis data,
dengan panjang 10-15 % dari total panjang
artikel.

Berisi bab III dalam PTK


Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Gresik
pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C
dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa (19 laki-
laki dan 15 perempuan). Dipilihnya kelas VII C
sebagai subjek penelitian tindakan ini dengan
alasan bahwa sebagian siswa di kelas ini kurang
kreatif, dan pemahaman matemtika rendah jika
dibandingan dengan kelas-kelas lainnya. Peneliti
adalah guru senior mata pelajaran matematika.
Status guru dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai peneliti sekaligus sebagai praktisi
(pelaksana tindakan).
Rancangan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model Kemmis dan McTaggart
(Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2015).
Model pelaksanaan desain PTK Kemmis dan
Taggart menunjukkan bahwa setiap siklus
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pemilihan model
tersebut didasarkan bahwa model desain itu
sederhana dan mudah dilaksanakan dalam
proses pembelajaran mata pelajaran
matematika materi perbandingan.
Secara umum pelaksanaan akan dilakukan
selama dua siklus yang pada siklusnya
diterapkan tindakan tertentu. Setiap siklus
aktivitas penelitian dilakukan melalui prosedur
penelitian yang berupa: (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan tindakan, dan (4) refleksi.
Siklus I terdiri atas empat pertemuan, yaitu
tiga pertemuan untuk pembelajaran dan satu
pertemuan untuk ulangan harian. Demikian pula
dengan siklus II, terdiri atas empat pertemuan,
yaitu tiga pertemuan untuk pembelajaran dan satu
pertemuan untuk ulangan harian. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Prasiklus (Januari 2017) dilaksanakan untuk
mendapatkan data awal. Siklus I (Februari 2017)
dengan materi garis dan sudut, dan siklus II (Maret
2017) dengan materi hubungan antarsudut. Materi
pebelajaran yang dimaksud adalah materi berbeda
atau lanjutan bukan materi yang diulang masih
dalam konteks materi perbandingan.
Metode pengumpulan data adalah strategi
atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Pada penelitian ini, digunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi, teknik
tes, dan pengisian lembar angket.
Penelitian ini menggunakan analisis data
dengan teknik deskripsi komparatif (data
kuantitatif dengan persentase) dan teknik analisis
kritis dengan data kualitatif. Data yang dianalisis
secara deskriptif kuantitatif adalah data
kreativitas siswa yang dikumpulkan melalui ceklis
pada rublik pengamatan kreativitas siswa dan data
kemampuan menghitung perbandingan yang
dinyatakan dengan nilai (skor) yang dicapai siswa
atas penilaian ulangan harian atau hasil uji tes
kemampuan siswa menghitung perbandingan, serta
respons positif siswa terhadap penggunaan strategi
pembelajaran sibernnetik.
 Hasil penelitian berisi paparan hasil analisis
yang berkaitan dengan pertanyaan
penelitian.
 Setiap hasil penelitian harus dibahas.

 Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan


pembandingan dengan teori dan/atau hasil
penelitian sejenis.
 Panjang paparan hasil dan pembahasan
sekitar 40-60 % dari total panjang artikel.

Berisi bab IV dalam PTK


Peningkatan Kreativitas Siswa
Hasil pengamatan prasiklus sebagai studi
pendahuluan untuk memperoleh data awal
dengan penerapan strategi pembelajaran
konvensional. Hasil penelitian siklus I dan II
dengan mengujicobakan strategi pembelajaran
sibernetik pada mata pelajaran matematika
dengan materi perbandingan. Hasil prasiklus
dan siklus tersebut dapat diringkas ke dalam
Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 di atas maka dapat
dijelaskan adanya peningkatan kreativitas siswa
dalam mempelajari matematika materi
perbandingan pada mata pelajaran matematika.
Pada prasiklus belum diterapkan strategi
pembelajaran sibernetik, masih digunakan strategi
konvensional (model pembelajaran langsung)
ternyata hasil observasi menunjukkan kreativitas
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran
dapat diterangkan bahwa jumlah skor rerata
frekuensi hanya sekitar 19,25 atau setara dengan
56,62%. Artinya siswa belum kreatif. Karena itu,
perlu ada solusi strategi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kreativitas siswa, yakni strategi
pembelajaran sibernetik.
Hasil penelitian pada siklus I digunakan
strategi pembelajaran sibernetik pada mata
pelajaran matematika materi perbandingan
menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas
siswa secara signifikan dari prasiklus ke siklus I.
Data hasil penelitian siklus I jumlah skor rerata
sebesar 26,25 ekuivalen dengan 77,21% dari jumlah
34 siswa. Artinya, sudah kategori kreatif.
Peningkatan kreativitas siswa tersebut didukung
teori sibernetik sebagaimna dipaparkan Budiningsih
(2005) diperkuat oleh Thobroni dan Mustofa (2011)
bahwa belajar ialah pengolahan informasi. Teori ini
mementingkan proses. Proses memang penting
dalam teori sibernetik. Namun, yang lebih penting
adalah sistem informasi yang diproses karena
informasi akan menentukan proses.
Sebuah informasi akan dipelajari oleh
siswa dengan satu macam proses belajar, dan
informasi yang sama mungkin akan dipelajari
siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini
telah dikembangkan oleh Landa (dalam
pendekatan yang disebut algoritmik dan
heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian
siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe
serial atau serialist).
Hasil penelitian pada siklus II digunakan
strategi pembelajaran sibernetik dengan
langkah-langkah pembelajaran yang direvisi
menunjukkan bahwa ada peningkatan secara
signifikan dari siklus I ke siklus II. Data hasil
penelitian siklus II jumlah skor rerata sebesar
29,5 atau ekuiwalen 86,77%. Artinya, sudah
kategori sangat kreatif.
Penggunaan strategi pembelajaran sibernetik
berhasil dengan baik, sejumlah orang kreatif
akan lahir. Sebab, tugas utama pendidikan
adalah menciptakan orang-orang yang mampu
melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya
mengulang apa yang telah dikerjakan oleh
generasi lain (Fadjar, 2005). Siswa kreatif
adalah pemikir kemajuan bangsa dan negara.
Siswa yang kreatif sangat mudah memahami
konsep matematika,
Peningkatan Pemahaman Matematika Materi
Perbandingan
pada Siklus I dan Siklus II
Peningkatan pemahaman matematika materi
perbandingan dalam penelitian tindakan kelas ini
ditunjukkan dari prasiklus dengan nilai rerata 50
dengan ketuntasan 52,94%. Ada 16 siswa yang belum
tuntas belajarnya. Hal ini disebabkan belum digunakan
strategi pembelajaran sibernetik, masih diterapkan
strategi pembelajaran konvensional (model
pembelajaran langsung) dengan metode ekspositori
sehingga siswa kurang kreatif mengkibatkan
pemahaman materi bilangan menjadi kurang paham.
Model tersebut dikritik oleh Mutohir (2003) bahwa pola
pembelajaran yang digunakan guru pada orientasi
penyampaian materi (produk) bukan pada cara
mendapatkan ilmu (proses) sehingga pasif dan tidak
paham apa esensi yang dipelajari.
Pada siklus I, diterapkan strategi pembelajaran
sibernetik dengan materi perbandingan (garis dan
sudut). Hasil penelitian (evaluasi harian 1)
menunjukkan bahwa nilai rerata pemahaman materi
sebesar 74 dengan ketuntasan 82,35%. Ada enam siswa
yang belum tuntas belajarnya. Keberhasilan
peningkatan pemahaman bilangan tersebut berkat
keunggulan teori sibernetik. Teori tersebut diterapkan
ke dalam strategi pembelajaran (Budiningsih, 2005)
sehingga dapat memicu kecerdasan atau mengaktifkan
indera dan menghidupkan kerja otak, memperkuat
kecerdasan dengan cara memberi latihan dan
memperkuat kemampuan membangun kecerdasan,
mengembangkan struktur pelajaran mengacu
penggunaan strategi sibernetik, dan mentransfer
kecerdasan dilatihkan di ruang kelas untuk memahari
fenomena
Pada siklus II, diterapkan strategi pembelajaran
sibernetik dengan materi perbandingan (hubungan
antarsudut). Hasil penelitian (evaluasi harian 2) menunjukkan
bahwa ada peningkatan pemahaman perbandingan yaitu nilai
rerata sebesar 84 dengan ketuntasan 94,12%. Ada dua siswa
yang belum tuntas belajarnya (5,88%). Keberhasilan
peningkatan dari siklus I ke siklus II yang sangat signifikan
tersebut. Pertama, skenario pembelajaran direvisi lebih
difokuskan proses pembelajaran dalam keadaan
menyenangkan (fun), memaksimalkan penggunaan teori
sibernetik dengan perilaku konstruktivis. Hal ini didukung
teori yang dikemukakan oleh Meier (2001) bahwa
menyenangkan berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas
materi yang dipelajari) dalam hal ini konsep perbandingan,
dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Bahagia
dalam pembelajarkan dapat memaksimalkan pemahaman
perbandingan.
Ada peningkatan pemahaman matematika
materi perbandingan, salah satu di antaranya
adalah proses pembelajaran berjalan dengan baik
karena materi pelajaran yang dipelajari atau
masalah diselesaikan (dalam istilah teori sibernetik
adalah sistem informasi yang akan dipelajari)
diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu
lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur,
linier, dan sekuensial, sedangkan materi pelajaran
lainnya lebih tepat bila disajikan dalam bentuk
terbuka dan memberi kebebasan kepada siswa
untuk berimajinasi dan berpikir (Budiningsih,
2005). Konsep belajar sibernetik tersebut sangat
penting untuk digunakan dalam pembelajaran
matematika materi perbandingan.
Respons Siswa terhadap Penggunaan Strategi
Pembelajaran Sibernetik
Berdasarkan jawaban siswa di lembar angket,
pernyataan nomor 1 direspons positif oleh siswa. Siswa
menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang atau 82%,
menjawab setuju dan netral masing-masing 3 orang atau
9%. Pernyataan nomor 2 direspons positif oleh siswa.
Siswa menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang atau
76%, menjawab setuju dan netral masing-masing 4 orang
atau 12%. Pernyataan nomor 3 direspons positif oleh
siswa. Siswa menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang
atau 82%, menjawab setuju sebanyak 4 orang atau 12%,
dan menjawab netral sebanyak 2 orang atau 6%.
Pernyataan nomor 4 direspons positif oleh siswa. Siswa
menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang atau 82%,
menjawab setuju sebanyak 4 orang atau 12%, dan
menjawab netral sebanyak 2 orang atau 6%. Pernyataan
nomor 5 juga direspons positif oleh siswa.
Siswa menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang atau
59%, menjawab setuju sebanyak 10 orang atau 29%, dan
menjawab netral 4 orang atau 12% dari jumlah 34
siswa. Demikian dapat disimpulkan ternyata tidak ada
satu siswa pun menjawab tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Semua siswa menjawab sangat setuju, setuju,
dan sebagian kecil menjawab netral terhadap strategi
pembelajaran sibernetik. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan teori sibernetik dalam pembelajaran
matematika materi perbandingan direspons positif
siswa. Respons positif tersebut diperkuat pendapat
Beetlestone (2013) bahwa pembelajaran yang
menyenangkan dapat meningkatkan kreativitas siswa
sehingga menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan
diterima siswa.
 Bagian simpulan berisi temuan penelitian
yang berupa jawaban atas pertanyaan
penelitian atau berupa intisari hasil
pembahasan.
 Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf.
 Saran penelitian mengacu kepada tindakan
praktis, atau pengembangan teoritis, dan
penelitian lanjutan.
 Simpulan dan saran dapat pula disebut
penutup.

Berisi bab V dalam PTK


PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1)
kreativitas siswa meningkat ditunjukkan prasiklus
dengan rerata 56,62%, siklus I menjadi 77,21%, dan
siklus II menjadi 86,77; (2) pemahaman
matematika materi perbandingan oleh siswa
mengalami peningkatan dari prasiklus rerata nilai
50 dan ketuntasan belajar 52,94% ke siklus I
menjadi 74, dan ketuntasan belajar sebesar
82,35%, dan siklus II naik lagi menjadi 84 dengan
ketuntasannya 94,12%; (3) respons positif siswa
terhadap penggunaan strategi pembelajaran
sibernetik.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, guru
matematika disarankan menggunakan: (1) teori
sibernetik dalam pembelajaran materi tertentu
pada mata pelajaran matematika, karena dapat
meningkatkan kreativitas; (2) strategi sibernetik
dengan menambah jumlah siklus agar hasil
belajarnya lebih maksimal, karena dapat
meningkatkan pemahaman matematika materi
perbandingan; dan (3) strategi sibernetik
direspons positif siswa. Oleh sebab itu,
penggunaan strategi sibernetik dalam
pembelajaran matematika sangat dianjurkan.
 Daftarrujukan/daftar pustaka disusun
dengan tata cara seperti contoh berikut ini
dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis:
Muslich, M. 2007. Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Goldman, L. 1981. Method in Sociology of
Literature. Oxford: Literature Basil
Blackwell.
Mustakim. 2012. Gresik dalam Lintasan Lima
Zaman: Kajian Sejarah Ekonomi, Politik,
Sosial, dan Budaya. Surabaya: Pustaka
Eureka.
Kansil, C.I. 2002. Orientasi Baru
Penyelenggaraan Pendidikan Program
Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan
Dunia Industri. Transport, XX (4), 57-61.
Hasan, B. 13 Agustus, 2011. Sekolah Unggulan
atau Sekolah Pinggiran? Jawa Pos, hlm.
4.
Jawa Pos, 22 Agustus 2011. Pendidikan yang
Berkualitas, hlm. 3.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2010. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Kemendiknas.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
tentang Sistem Pendidikan. 2009.
Jakarta: PT Duta Jaya.
Waseso, M.G. 2010. Isi dan Format Jurnal
Ilmiah. Makalah disajikan dalam
Seminar Lokakarya Penulisan Jurnal
Ilmiah, Universitas Negeri Malang,
Malang, 9-12 Agustus 2010.
Rahardjo, D. I. 2010. Pengaruh Strategi
Pembelajaran (Tematik Versus
Konvensional) dan Gaya Kognitif
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
III Sekolah Dasar. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Ates, S. & Cataloglu, E. 2007. The effects of
students’ cognitive styles on conceptual
understandings and problem-solving
skills in introductory mechanics,
(Online),(http://www.tandf.co.id/journa
html, diakses tanggal 7 Mei 2010).
 Segala sesuatu yang menyangkut perizinan
pengutipan atau penggunaan software
komputer untuk pembuatan naskah dan ihwal
lain yang terkait dengan HaKI (Hak Kekayaan
Intelektual) yang dilakukan oleh penulis
artikel, berikut konsekuensi hukum yang
mungkin timbul karenanya, menjadi
tanggung jawab penuh penulis artikel.
mustakim_sejarah@yahoo.co.id
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai