Anda di halaman 1dari 87

PENELITIAN TINDAKAN

KELAS
OLEH:
MUSTAKIM, S.S., M.Si.
NIP. 19741127 200501 1 007
Pengawas SMA
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK


GRESIK, 30 JANUARI 2019
Mustakim, S.S., M.Si.
 Lahir di Lamongan, 27 November 1974
 MIM 8 Pelangwot-Laren-Lamongan (1987)
 SMPM 4 Pangkatrejo-Maduran-Lamongan (1990)
 SMAM 3 Parengan-Maduran-Lamongan (1993)
 Ilmu Sejarah-Fak. Sastra UGM Jogjakarta (1998)
 Magister Sosiologi UMM (2011)
 Prodi Doktor Ilmu Sosial UMM (Angkatan 2016)
 Short Course Monash University Melbourne Australia (2017)
 Pengawas SMA Dispendik Provinsi Jatim Wilayah Kabupaten Lamongan
 Dewan Redaksi Jurnal Ilmiah NAMIRA Dispendik Kabupaten Gresik
 Redaktur Tamu Jurnal Ilmiah EDUMEDIA Dispendik Kabupaten Lamongan
 Tim Penilai (Guru-KS-PS Prestasi, KTI, LPIR), penulis buku tentang KTI dan Sejarah
Lokal
 Master Trainer Diklat Penguatan Kepala Sekolah dan Diklat Calon Kepala Sekolah
pada Lembaga
2 Pemberdayaan dan Pengembangan Kepala Sekolah (LPPKS)
1/30/2019
Kemdikbud
Mustakim, S.S., M.Si./Prestasi Kerja
 Memperoleh 17 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Nasional)
 Memperoleh 25 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Provinsi)
 Memperoleh 13 Penghargaan dalam Lomba (Tingkat Kabupaten)
 Menulis 25 Judul Buku Sejarah Lokal dan Inovasi Pembelajaran

 Alamat:
 1. Jl. Mutiara Xi No. 12 Pondok Permata Suci Manyar Gresik Jawa Timur
 2. Rt 02/Rw 12 Pilang Asri Pelangwot Laren Lamongan Jawa Timur
 Surel: mustakim_sejarah@yahoo.co.id
 HP/WA: 082-333-986-528 FB: Mustakim Sejarah

3
1/30/2019 LPPKS 2017
Proposal PTK
Judul: _____________________________
Oleh : _________________________________

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah BAB I
C. Tujuan Penelitian PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian

E. Kajian Pustaka BAB II


F. Hipotesis Tindakan KAJIAN PUSTAKA

G. Rancangan Penelitian
H. Subjek Penelitian
I. Instrumen Penelitian BAB III
J. Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
K. Teknik Analisis Data

Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Lampiran Proposal PTK
A. Perangkat Pembelajaran:
1) Silabus
2) RPP (untuk siklus I)
3) LKS (untuk siklus I)
B. Instrumen Penelitian: (belum terisi)
1) Instrumen Tes (Soal)
2) Instrumen Non-tes (Pedoman Pengamatan,
Pedoman Wawancara (untuk guru dan/atau
siswa), Kuesioner, Skala Sikap, Catatan Lapangan,
Dokumentasi: foto keg, hasil kerja siswa)
C. Lain-lain:
1) Daftar nama dan nilai siswa (belum terisi)
2) Surat Tugas Mengajar (Biodata Peneliti dan Kolaborator)
3) Dll, misalnya jadwal penelitian, anggaran.
JUDUL PTK

Mengandung:
• Permasalahan (X)
• Tindakan (Y)
Maksimal 15 kata

• Subjek Penelitian
• Singkat, jelas, dan mudah dimengerti
Yang Bisa Diangkat Menjadi Permasalahan:

1. Mata Pelajaran  luas


2. Standar Kompetensi  agak luas
3. Kompetensi Dasar  lebih spesifik

Catatan:
1. Bila yang diangkat adalah sebuah KD, KD tersebut
merupakan KD sulit  biasanya minimal diajarkan
dalam 4 jam pelajaran  yang dituliskan adalah kata
kunci dari KD tsb.
2. Ingat: PTK tidak sama dengan Remidi!
Contoh Permasalahan (X) dari sebuah KD:

1. BI : Menulis puisi
2. Mat : Perkalian bilangan campuran
3. IPA : Fotosintesis pada tumbuhan
4. IPS : Keragaman bentuk muka bumi
5. BIG : Menulis teks naratif
Tindakan/Solusi (Y) yang Bisa Dipilih:

• PENDEKATAN  Sebaiknya spesifik


• METODE  Inovatif
• STRATEGI/TEKNIK
• MODEL
• MEDIA
PENDEKATAN
• Kontekstual
• Konstruktivisme
• Saintifik
• Deduktif
• Induktif
METODE
• Ceramah
• Diskusi
• Demonstrasi
• Ceramah plus
• Resitasi
• Percobaan
• Karya wisata
• Problem based learning
• Perancangan
• Discovery
• Inquiry
• Mind mapping
• Role playing
• Cooperatif script
• Debat
• Team teaching method
SUBJEK PENELITIAN:

Siswa Kelas . . . Semester . . . Tahun Pelajaran .


. . Di SD/SMP . . .
PENINGKATAN . . . X DENGAN MENGGUNAKAN . . . Y
PADA SISWA KELAS . . . SEMESTER . . . TAHUN PELAJARAN . . .
DI SD/SMP . . .

• HASIL BELAJAR/PRESTASI BELAJAR


• KEMAMPUAN/KETERAMPILAN
• AKTIVITAS
• KREATIVITAS
• MINAT
• MOTIVASI

• PENDEKATAN
• METODE
• STRATEGI/TEKNIK
• MODEL
• MEDIA
Contoh: (BI)
. . . X = Keterampilan Menulis Puisi
. . . Y = Media Gambar

Contoh Judul:
Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
dengan Menggunakan Media Gambar
pada Siswa Kelas . . . Semester . . . Tahun Pelajaran . . .
di SD/SMP . . .
Atau:
Penggunaan Media Gambar
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi
pada Siswa Kelas . . . Semester . . . Tahun Pelajaran . . .
di SD/SMP . . .
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN
PEMAHAMAN MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN


SIBERNETIK

PADA SISWA KELAS VIIC DI SMPN 4 GRESIK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

16
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN
SIBERNETIK

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN


PEMAHAMAN MATEMATIKA MATERI
PERBANDINGAN

PADA SISWA KELAS VIIC DI SMPN 4 GRESIK


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

17
 Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia spasi 1 .
Panjang abstrak 75-150 kata, sedangkan
jumlah kata kunci 3-5 kata (sesuai dengan
variabel penelitian/telaah).
 Abstrak minimal tujuan, metode, dan hasil
penelitian.
Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan (1) kreativitas siswa, (2) pemahaman
matematika materi perbandingan, dan (3) respons siswa
terhadap penggunaan strategi pembelajaran sibernetik.
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri atas dua siklus, dan
setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan ini
dilaksanakan di SMPN 4 Gresik, dengan subjek siswa kelas VII
C berjumlah 34 siswa terdiri atas 19 laki-laki dan 15
perempuan. Analisis data memakai teknik deskripsi
komparatif dengan data kuantitatif (persentase) dan teknik
analisis kritis dengan data kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) kreativitas siswa meningkat
ditunjukkan prasiklus dengan rerata 56,62%, siklus I menjadi
77,21%, dan siklus II menjadi 86,77; (2) pemahaman
matematika materi perbandingan oleh siswa mengalami
peningkatan dari prasiklus rerata nilai 50 dan ketuntasan
belajar 52,94% ke siklus I menjadi 74, dan ketuntasan belajar
sebesar 82,35%, dan siklus II naik lagi menjadi 84 dengan
ketuntasannya 94,12%; (3) respons positif siswa terhadap
penggunaan strategi pembelajaran sibernetik.
Kata Kunci: strategi sibernetik, kreativitas siswa,
perbandingan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
• Uraikan pentingnya masalah dan penjelasan
mengapa masalah ini dipermasalahkan.
• Berikan fakta yang ada di lapangan (kelas)
sebagai kondisi objektif.
• Tuliskan alternatif pemecahan masalah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdiri dari sekitar 10 paragraf:
 Tentang . . . X
 . . .  Apa?  (Kur/SI atau referensi lain)  sktr 1 – 2 paragraf
 X  Apa?  Referensi  sktr 1 – 2 paragraf
 X  Bagaimana seharusnya  kondisi ideal  sktr 1 – 2 paragraf
 X  Mengapa?  alasan  kondisi objektif (siswa, guru, sarana
dan prasarana/media/sumber)  minimal 2 paragraf
 Tentang . . . Y
 . . .  Apa? (referensi)  minimal 1 paragraf
 Y  Apa? (referensi)  minimal 1 paragraf
 Y  Bagaimana Y itu? (referensi)  minimal 1 paragraf
 Y  Mengapa memilih Y? (hasil penelitian lain)  sktr 1 – 2 paragraf
 Indikator keberhasilan dalam penelitian  sekitar 1 paragraf
 judul
Kreativitas merupakan salah satu aspek yang
penting dalam suatu proses pembelajaran (Beetlestone,
2013). Jika seseorang itu memiliki kreativitas yang
tinggi cenderung orang tersebut akan lebih kreatif dan
menghasilkan sesuatu yang positif. Kreativitas seorang
siswa dalam belajar akan sangat mempengaruhi siswa
tersebut untuk memperoleh suatu keberhasilan. Siswa
yang mempunyai kreativitas yang tinggi maka siswa itu
akan mempunyai pandangan yang luas dalam
belajarnya, sehingga hal tersebut akan berdampak pada
mutu pembelajaran siswa. Sebenarnya setiap manusia
(dalam hal ini siswa) memiliki kreativitas dalam sudut
pandang beragam. Oleh karena itu, dipandang penting
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kreativitas siswa
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran matematika di kelas diperoleh bahwa (1)
penggunaan model pembelajaran konvensional dengan
pendekatan behavioristik, cenderung tampak kurang
menarik sehingga perhatian siswa mudah teralihkan; (2)
pembelajaran kurang mengacu pada pengetahuan awal
yang dimiliki siswa dan kurang sesuai dengan masalah
nyata yang dihadapi oleh siswa sehingga siswa cepat
bosan dalam belajar; (3) siswa belum mampu dalam
mengembangkan ide dan cara baru dalam
menyelesaikan masalah serta hanya menunggu konsep
atau jawaban dari guru; (4) siswa kurang mendapatkan
kesempatan untuk menemukan sendiri dan membentuk
konsep yang dipelajari; (5) interaksi siswa dengan siswa
terlihat kurang; (6) materi pembelajaran terlihat belum
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa
pun semakin sulit memahami pelajaran matematika.
Sejalan dengan uraian di atas, masalah tersebut juga
terjadi di SMPN 4 Gresik. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan siswa, serta hasil evaluasi (dokumen
ulangan harian) prasiklus pada mata pelajaran matematika
di kelas VII C SMPN 4 Gresik semester genap tahun pelajaran
2016/2017 ditemukan bahwa (1) siswa masih sering
mengalami kesulitan mempelajari materi; (2) siswa kurang
siap dalam mengikuti pelajaran matematika pada setiap
pertemuan, karena sebagian besar dari mereka belum
mempelajari materi tersebut, sebelum disampaikan di dalam
kelas; (3) siswa beranggapan bahwa belajar hanya untuk
mencari nilai, sehingga siswa hanya bersemangat dan aktif
belajar jika ada tugas atau ulangan; dan (4) kebanyakan
siswa masih segan dan malu untuk bertanya ataupun
mengungkapkan pendapatnya kepada guru. Hasil penilaian
prasiklus menunjukkan bahwa rerata nilai hanya 50 dengan
ketuntasan 52,94% dan 16 siswa belum tuntas dari 34 orang
(ketuntasan belajar minimal = 70).
B. Rumusan Masalah
• Rumuskan dalam kalimat pertanyaan.
• Rumusan masalah harus berkaitan dengan judul
dan latar belakang masalah.

Merupakan INTI dari masalah


Nilai penelitian didasarkan pada
baik-buruknya rumusan
masalahnya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana Peningkatan kreativitas dalam pembelajaran
Matemaika materi perbandingan melalui strategi pembelajaran
sibernetik?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman matematika materi
perbandingan melalui strategi pembelajaran sibernetik?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan strategi
pembelajaran sibernetik dalam pembelajaran matematikan
materi perbandingan?
Boleh dipilah menjadi dua permasalahan:
1. tentang Proses
2. tentang Hasil
C. Tujuan Penelitian
• Bisa dipilah antara tujuan umum dan tujuan
khusus (boleh tidak dipilah).
• Sesuai dengan rumusan masalah, latar
belakang, dan judul penelitian.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peningkatan kreativitas dalam
pembelajaran Matemaika materi perbandingan
melalui strategi pembelajaran sibernetik
2. Mengetahui peningkatan pemahaman
matematika materi perbandingan melalui
strategi pembelajaran sibernetik
3. Mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan strategi pembelajaran sibernetik
dalam pembelajaran matematikan materi
perbandingan
D. Manfaat Penelitian
• Terdiri dari manfaat untuk: Siswa, Guru,
Sekolah, dan (boleh ditambah) untuk Ilmu
Pengetahuan.
• Sesuai dengan tujuan, rumusan masalah, latar
belakang, dan judul penelitian.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa (me – nya)
Meningkatnya . . . X siswa kelas . . . semester . . . tahun
pelajaran . . . di SD/SMP . . .

2. Bagi Guru (me – nya)


Meningkatnya kemampuan/profesionalisme guru dalam
menggunakan . . . Y untuk mengajarkan X pada siswa
kelas . . . semester . . . tahun pelajaran . . .
di SD/SMP . . .

3. Bagi Sekolah (ber – nya)


Bertambahnya jumlah siswa yang . . .

4. Bagi Ilmu Pengetahuan (lebih bombastis)


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Kreativitas
2. Pemahaman
3. Strategi Sibernetik
4. Pembelajaran Matematika
5. Strategi Sibernetik untuk Pembelajaran Matematika
Catatan:
1. Setiap subjudul minimal ada dua referensi yang dirujuk (untuk nomor 1
s.d. 4)
2. Untuk nomor 5 merupakan langkah-langkah berdasarkan rujukan
nomor 1 s.d. 4

B. Hipotesis Tindakan
Kreativitas dan pemahaman pembelajaran Matematika materi
perbandingan dapat meningkat melalui strategi sibernetik
pada siswa kelas ….dst.
(3) Sibernetik sebagai strategi pembelajaran merupakan
solusi pilihan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan pemahaman
matematika materi perbandingan. Strategi pembelajaran yang
dijadikan pijakan adalah teori sibernetik. Belajar menurut teori
sibernetik, ialah pengolahan informasi. Thobroni dan Mustofa (2011)
mengatakan bahwa proses belajar memang penting dalam teori
sibernetik. Namun, yang lebih penting lagi adalah sistem informasi
yang akan dipelajari siswa. Sementara itu, Budiningsih (2005)
menjelaskan bahwa asumsi lain teori sibernetik adalah tidak ada
satu proses belajar pun yang ideal untuk situasi dan yang cocok
untuk semua siswa. Sebab, cara belajar sangat ditentukan oleh
sistem informasi.
(4)Dalam konteks belajar dan pembelajaran matematika
materi perbandingan sangat penting memperhatikan perbedaan
gaya belajar setiap individu dan siswa kreatif mengolah inforrmasi
lebih bermakna. Pengolahan informasi oleh siswa setelah belajar
matematika materi perbandingan menjadi pengetahuan dan
keterampilan yang bermakna.
Teori belajar pemprosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan
proses internal yang mencakup beberapa
tahapan. Tahapan-tahapan atau skenario
pembelajaran mengikuti urutan tertentu
sebagai the events of instruction, yang
mempreskripsikan kondisi belajar internal dan
ekstenal utama untuk kapabilitas apapun.
Tahapan dalam persistiwa pembelajaran yang
diasumsikan sebagai cara eksternal yang
berpotensi mendukung proses-proses internal
dalam kegiatan mempelajari matematika
materi perbandingan.
(5) Penggunaan strategi pembelajaran
sibernetik untuk meningkatkan kreativitas
siswa dan pemahaman matematika materi
perbandingan adalah sebagai berikut: (1)
menarik perhatian, (2) memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada siswa, (3)merangsang
ingatan pada prasyarat belajar, (4) menyajikan
bahan perangsang, (5) memberikan bimbingan
belajar, (6) mmendorong unjuk kerja dan
menilai unjuk kerja, (7) memberikan balikan
informatif, dan (8) meningkatkan retensi dan
alih belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitan
• Uraikan berapa siklus yang akan dilaksanakan
dalam penelitian tersebut.
• Uraikan berapa alokasi waktu untuk setiap siklus.
• Uraikan tahapan dari masing-masing siklus.
• Uraikan apa yang dilakukan setiap tahapan
tersebut.
Catatan:
Yang diuraikan hanya siklus I, jika masih berupa
proposal. Jika sudah menjadi laporan, maka semua
siklus diuraikan tahapannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
berapa siklus?
tiap siklus berapa tahap?
berapa jam pelajaran/pertemuan?
jelaskan masing-masing tahapan dalam siklus tsb.

Catatan:
proposal  jelaskan masing-masing tahapan dalam siklus I
laporan  jelaskan semua tahapan masing-masing siklus
Contoh:
X = Pemahaman Pembelajaran matematika
materi perbandingan
 6 jam pelajaran
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pengamatan
4. Tahap Refleksi 
a. Gagal  Siklus II  memperbaiki
b. Sukses  Siklus II  meningkatkan
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
-------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------

Peneliti menyusun apa saja? 


a. Perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, LKS)
b. Instrumen penelitian (tes dan nontes) 
tes  soal (tulis, lisan, dan/atau kinerja)
nontes  pedoman pengamatan, angket/kuesioner,
pedoman wawancara, skala sikap, dokumentasi
(hasil karya siswa atau foto-foto kegiatan pembelajaran),
dan/atau catatan lapangan 
pilih minimal dua (yang pasti harus ada adalah pedoman
pengamatan)
2. Tahap Pelaksanaan
------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
kapan?
berapa jam pelajaran/pertemuan?
apa tujuan/indikator yang akan dicapai?
jelaskan masing-masing pertemuan tsb.

Pertemuan I (2 x …menit): ………(tujuan/indikator)……………..


 ……………
 ……………
 ……..dst…….
(bisa mengadopsi langkah-langkah KBM inti dalam RPP pertemuan I)
Pertemuan II (2 x …menit): …………(tujuan/indikator)…………..
 ……………
 ……………
 ……..dst…….
(bisa mengadopsi langkah-langkah KBM inti dalam RPP pertemuan II)

DST
3. Tahap Pengamatan
----------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------
Kapan?
Oleh siapa?
Dengan menggunakan apa?
Untuk mengamati siapa?
Dengan cara apa?
4. Tahap Refleksi
----------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------
Kapan?
Oleh siapa?
Dengan menggunakan apa?
untuk apa? 

Proposal  untuk merencanakan siklus berikutnya

Laporan  ungkapkan hasil refleksi siklus I seperti apa,


sehingga perlu ada siklus berikutnya, dan siklus berikutnya
itu bertujuan untuk apa
SIKLUS II
-----------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
Kapan?
Berapa tahap? Sebutkan!
Mengapa/untuk apa?  antara proposal dan
laporan berbeda.

Catatan:
Proposal  tahapan siklus II tidak dirinci
Laporan  tiap tahap untuk masing-masing
siklus dirinci (seperti siklus I)
B. Subjek Penelitian
• Uraikan siswa kelas, semester, dan tahun ajaran
berapa.
• Uraikan dari sekolah mana (boleh disertai
dengan alamat sekolah).
• Uraikan berapa jumlah siswa (laki-laki dan
perempuan).
• Tambahkan alasan pemilihan subjek penelitian.
• Bisa ditambahkan juga nama dan status peneliti
dan kolaborator.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa kelas . . . semester . . . tahun pelajaran
. . . di SD/SMP . . .
Alamat sekolah . . . .
Jumlah siswa . . . laki-laki . . . perempuan . . .
Alasan . . . ?
Nama peneliti . . . guru . . . di . . .
Nama kolaborator . . . guru . . . di . . .
C. Instrumen Penelitian
• Uraikan instrumen yang akan dipakai dalam penelitian
tersebut (instrumen tes dan/atau nontes).
• Uraikan masing-masing instrumen tersebut.
Misalnya:
Instrumen Tes: tes tulis/lisan/kinerja
Instrumen Nontes: pengamatan/observasi (pedoman
pengamatan/observasi), kuesioner, wawancara (pedoman
wawancara), skala sikap, dokumentasi, catatan lapangan
C. Instrumen Penelitian
Minimal 4 paragraf:
1. Instrumen apa saja yang dipakai (tes dan
nontes)
2. Jelaskan instrumen tes yang dipakai (apa,
untuk siapa, untuk mengukur apa, kapan
diberikan, dan bagaimana cara mengerjakannya)
3. Jelaskan instrumen nontes (pedoman
pengamatan)  apa, untuk siapa,
oleh siapa, kapan, dan bagaimana
4. Jelaskan instrumen nontes (yang lain)  idem
D. Teknik Pengumpulan Data
Uraikan data dikumpulkan dari mana:
• Data dari instrumen tes  hasil
kerja/ulangan siswa
• Data dari instrumen nontes  hasil
pengisian pedoman pengamatan,
angket, dll.
Metode
pengumpulan data Alat pengumpulan data
Angket Angket, kuisener, yang dapat berupa
angket terbuka, isian, rating scale, check-
list, dan lain-lain
Wawancara Pedoman wawancara
Observasi Panduan observasi
Dokumenter Format pencatatan dokumen
Tes Tes (tulis, lisan, kinerja)
D. Teknik Pengumpulan Data
------------------------------------------------
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------

Uraikan data dikumpulkan dari mana:


1. Data dari instrumen tes  hasil kerja/ulangan
siswa  ?
2. Data dari instrumen nontes  hasil pengisian
pedoman pengamatan, angket, dll.  ?
E. Teknik Analisis Data
Uraikan data dianalisis dengan cara
apa dan/atau bagaimana:
• Data dari instrumen tes  hasil
kerja/ulangan siswa  ?
• Data dari instrumen nontes  hasil
pengisian pedoman pengamatan,
angket, dll.  ?
Kegiatan Penjelasan
1 Mendokumentasi Meneliti kembali semua data yang terkumpul
dan mengolah data dan termasuk mensortir data yang tidak benar
Mengklasifikasi dan memberikan kode-kode
untuk keperluan tabulasi dan analisis

2 Mentabulasi data Menata data dalam bentuk tabel. Pada tahapan


untuk dianalisis ini dilakukan pemberian skor, pengubahan jenis
data, dan lain-lain yang diperlukan sesuai tujuan
penelitian

3 Menganalisis dan Melakukan pengujian dengan menggunakan


menginterpertasi analisis statistika yang sesuai dengan jenis data
data sesuai tujuan dan tujuan analisisnya. Bantuan berbagai
program perangkat lunak akan sangat membantu
akurasi dan kecepatan analisis.
E. Teknik Analisis Data
-------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------

Uraikan data dianalisis dengan cara apa dan/atau


bagaimana:
1. Data dari instrumen tes  hasil kerja/ulangan siswa 
Dinilai  rumus penilaian
2. Data dari instrumen nontes  hasil pengisian
pedoman pengamatan, angket, dll.  Didiskripsikan 
diskriptif - kualitatif
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Gresik
pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C
dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa (19 laki-
laki dan 15 perempuan). Dipilihnya kelas VII C
sebagai subjek penelitian tindakan ini dengan
alasan bahwa sebagian siswa di kelas ini kurang
kreatif, dan pemahaman matemtika rendah jika
dibandingan dengan kelas-kelas lainnya. Peneliti
adalah guru senior mata pelajaran matematika.
Status guru dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai peneliti sekaligus sebagai praktisi
(pelaksana tindakan).
Rancangan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan model Kemmis dan McTaggart
(Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2015).
Model pelaksanaan desain PTK Kemmis dan
Taggart menunjukkan bahwa setiap siklus
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pemilihan model
tersebut didasarkan bahwa model desain itu
sederhana dan mudah dilaksanakan dalam
proses pembelajaran mata pelajaran
matematika materi perbandingan.
Secara umum pelaksanaan akan dilakukan
selama dua siklus yang pada siklusnya
diterapkan tindakan tertentu. Setiap siklus
aktivitas penelitian dilakukan melalui prosedur
penelitian yang berupa: (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
pengamatan tindakan, dan (4) refleksi.
Siklus I terdiri atas empat pertemuan, yaitu
tiga pertemuan untuk pembelajaran dan satu
pertemuan untuk ulangan harian. Demikian pula
dengan siklus II, terdiri atas empat pertemuan,
yaitu tiga pertemuan untuk pembelajaran dan satu
pertemuan untuk ulangan harian. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Prasiklus (Januari 2017) dilaksanakan untuk
mendapatkan data awal. Siklus I (Februari 2017)
dengan materi garis dan sudut, dan siklus II (Maret
2017) dengan materi hubungan antarsudut. Materi
pebelajaran yang dimaksud adalah materi berbeda
atau lanjutan bukan materi yang diulang masih
dalam konteks materi perbandingan.
Metode pengumpulan data adalah strategi
atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Pada penelitian ini, digunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi, teknik
tes, dan pengisian lembar angket.
Penelitian ini menggunakan analisis data
dengan teknik deskripsi komparatif (data
kuantitatif dengan persentase) dan teknik analisis
kritis dengan data kualitatif. Data yang dianalisis
secara deskriptif kuantitatif adalah data
kreativitas siswa yang dikumpulkan melalui ceklis
pada rublik pengamatan kreativitas siswa dan data
kemampuan menghitung perbandingan yang
dinyatakan dengan nilai (skor) yang dicapai siswa
atas penilaian ulangan harian atau hasil uji tes
kemampuan siswa menghitung perbandingan, serta
respons positif siswa terhadap penggunaan strategi
pembelajaran sibernnetik.
 Hasil penelitian berisi paparan hasil analisis
yang berkaitan dengan pertanyaan
penelitian.
 Setiap hasil penelitian harus dibahas.
 Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan
pembandingan dengan teori dan/atau hasil
penelitian sejenis.
 Panjang paparan hasil dan pembahasan
sekitar 40-60 % dari total panjang laporan
Peningkatan Kreativitas Siswa
Hasil pengamatan prasiklus sebagai studi
pendahuluan untuk memperoleh data awal
dengan penerapan strategi pembelajaran
konvensional. Hasil penelitian siklus I dan II
dengan mengujicobakan strategi pembelajaran
sibernetik pada mata pelajaran matematika
dengan materi perbandingan. Hasil prasiklus
dan siklus tersebut dapat diringkas ke dalam
Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 di atas maka dapat
dijelaskan adanya peningkatan kreativitas siswa
dalam mempelajari matematika materi
perbandingan pada mata pelajaran matematika.
Pada prasiklus belum diterapkan strategi
pembelajaran sibernetik, masih digunakan strategi
konvensional (model pembelajaran langsung)
ternyata hasil observasi menunjukkan kreativitas
siswa dalam proses belajar dan pembelajaran
dapat diterangkan bahwa jumlah skor rerata
frekuensi hanya sekitar 19,25 atau setara dengan
56,62%. Artinya siswa belum kreatif. Karena itu,
perlu ada solusi strategi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kreativitas siswa, yakni strategi
pembelajaran sibernetik.
Hasil penelitian pada siklus I digunakan
strategi pembelajaran sibernetik pada mata
pelajaran matematika materi perbandingan
menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas
siswa secara signifikan dari prasiklus ke siklus I.
Data hasil penelitian siklus I jumlah skor rerata
sebesar 26,25 ekuivalen dengan 77,21% dari jumlah
34 siswa. Artinya, sudah kategori kreatif.
Peningkatan kreativitas siswa tersebut didukung
teori sibernetik sebagaimna dipaparkan Budiningsih
(2005) diperkuat oleh Thobroni dan Mustofa (2011)
bahwa belajar ialah pengolahan informasi. Teori ini
mementingkan proses. Proses memang penting
dalam teori sibernetik. Namun, yang lebih penting
adalah sistem informasi yang diproses karena
informasi akan menentukan proses.
Sebuah informasi akan dipelajari oleh
siswa dengan satu macam proses belajar, dan
informasi yang sama mungkin akan dipelajari
siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini
telah dikembangkan oleh Landa (dalam
pendekatan yang disebut algoritmik dan
heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian
siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe
serial atau serialist).
Hasil penelitian pada siklus II digunakan
strategi pembelajaran sibernetik dengan
langkah-langkah pembelajaran yang direvisi
menunjukkan bahwa ada peningkatan secara
signifikan dari siklus I ke siklus II. Data hasil
penelitian siklus II jumlah skor rerata sebesar
29,5 atau ekuiwalen 86,77%. Artinya, sudah
kategori sangat kreatif.
Penggunaan strategi pembelajaran sibernetik
berhasil dengan baik, sejumlah orang kreatif
akan lahir. Sebab, tugas utama pendidikan
adalah menciptakan orang-orang yang mampu
melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya
mengulang apa yang telah dikerjakan oleh
generasi lain (Fadjar, 2005). Siswa kreatif
adalah pemikir kemajuan bangsa dan negara.
Siswa yang kreatif sangat mudah memahami
konsep matematika,
Peningkatan Pemahaman Matematika Materi
Perbandingan
pada Siklus I dan Siklus II
Peningkatan pemahaman matematika materi
perbandingan dalam penelitian tindakan kelas ini
ditunjukkan dari prasiklus dengan nilai rerata 50
dengan ketuntasan 52,94%. Ada 16 siswa yang belum
tuntas belajarnya. Hal ini disebabkan belum digunakan
strategi pembelajaran sibernetik, masih diterapkan
strategi pembelajaran konvensional (model
pembelajaran langsung) dengan metode ekspositori
sehingga siswa kurang kreatif mengkibatkan
pemahaman materi bilangan menjadi kurang paham.
Model tersebut dikritik oleh Mutohir (2003) bahwa pola
pembelajaran yang digunakan guru pada orientasi
penyampaian materi (produk) bukan pada cara
mendapatkan ilmu (proses) sehingga pasif dan tidak
paham apa esensi yang dipelajari.
Pada siklus I, diterapkan strategi pembelajaran
sibernetik dengan materi perbandingan (garis dan
sudut). Hasil penelitian (evaluasi harian 1)
menunjukkan bahwa nilai rerata pemahaman materi
sebesar 74 dengan ketuntasan 82,35%. Ada enam siswa
yang belum tuntas belajarnya. Keberhasilan
peningkatan pemahaman bilangan tersebut berkat
keunggulan teori sibernetik. Teori tersebut diterapkan
ke dalam strategi pembelajaran (Budiningsih, 2005)
sehingga dapat memicu kecerdasan atau mengaktifkan
indera dan menghidupkan kerja otak, memperkuat
kecerdasan dengan cara memberi latihan dan
memperkuat kemampuan membangun kecerdasan,
mengembangkan struktur pelajaran mengacu
penggunaan strategi sibernetik, dan mentransfer
kecerdasan dilatihkan di ruang kelas untuk memahari
fenomena
Pada siklus II, diterapkan strategi pembelajaran
sibernetik dengan materi perbandingan (hubungan
antarsudut). Hasil penelitian (evaluasi harian 2) menunjukkan
bahwa ada peningkatan pemahaman perbandingan yaitu nilai
rerata sebesar 84 dengan ketuntasan 94,12%. Ada dua siswa
yang belum tuntas belajarnya (5,88%). Keberhasilan
peningkatan dari siklus I ke siklus II yang sangat signifikan
tersebut. Pertama, skenario pembelajaran direvisi lebih
difokuskan proses pembelajaran dalam keadaan
menyenangkan (fun), memaksimalkan penggunaan teori
sibernetik dengan perilaku konstruktivis. Hal ini didukung
teori yang dikemukakan oleh Meier (2001) bahwa
menyenangkan berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan
penuh, terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas
materi yang dipelajari) dalam hal ini konsep perbandingan,
dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Bahagia
dalam pembelajarkan dapat memaksimalkan pemahaman
perbandingan.
Ada peningkatan pemahaman matematika
materi perbandingan, salah satu di antaranya
adalah proses pembelajaran berjalan dengan baik
karena materi pelajaran yang dipelajari atau
masalah diselesaikan (dalam istilah teori sibernetik
adalah sistem informasi yang akan dipelajari)
diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu
lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur,
linier, dan sekuensial, sedangkan materi pelajaran
lainnya lebih tepat bila disajikan dalam bentuk
terbuka dan memberi kebebasan kepada siswa
untuk berimajinasi dan berpikir (Budiningsih,
2005). Konsep belajar sibernetik tersebut sangat
penting untuk digunakan dalam pembelajaran
matematika materi perbandingan.
Respons Siswa terhadap Penggunaan Strategi Pembelajaran
Sibernetik
Berdasarkan jawaban siswa di lembar angket,
pernyataan nomor 1 direspons positif oleh siswa. Siswa
menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang atau 82%,
menjawab setuju dan netral masing-masing 3 orang atau 9%.
Pernyataan nomor 2 direspons positif oleh siswa. Siswa
menjawab sangat setuju sebanyak 26 orang atau 76%,
menjawab setuju dan netral masing-masing 4 orang atau 12%.
Pernyataan nomor 3 direspons positif oleh siswa. Siswa
menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang atau 82%,
menjawab setuju sebanyak 4 orang atau 12%, dan menjawab
netral sebanyak 2 orang atau 6%. Pernyataan nomor 4
direspons positif oleh siswa. Siswa menjawab sangat setuju
sebanyak 28 orang atau 82%, menjawab setuju sebanyak 4
orang atau 12%, dan menjawab netral sebanyak 2 orang atau
6%. Pernyataan nomor 5 juga direspons positif oleh siswa.
Siswa menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang atau
59%, menjawab setuju sebanyak 10 orang atau 29%, dan
menjawab netral 4 orang atau 12% dari jumlah 34
siswa. Demikian dapat disimpulkan ternyata tidak ada
satu siswa pun menjawab tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Semua siswa menjawab sangat setuju, setuju,
dan sebagian kecil menjawab netral terhadap strategi
pembelajaran sibernetik. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan teori sibernetik dalam pembelajaran
matematika materi perbandingan direspons positif
siswa. Respons positif tersebut diperkuat pendapat
Beetlestone (2013) bahwa pembelajaran yang
menyenangkan dapat meningkatkan kreativitas siswa
sehingga menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan
diterima siswa.
 Bagian simpulan berisi temuan penelitian
yang berupa jawaban atas pertanyaan
penelitian atau berupa intisari hasil
pembahasan.
 Saran penelitian mengacu kepada tindakan
praktis, atau pengembangan teoritis, dan
penelitian lanjutan.
 Simpulan dan saran dapat pula disebut
penutup.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1)
kreativitas siswa meningkat ditunjukkan prasiklus
dengan rerata 56,62%, siklus I menjadi 77,21%, dan
siklus II menjadi 86,77; (2) pemahaman
matematika materi perbandingan oleh siswa
mengalami peningkatan dari prasiklus rerata nilai
50 dan ketuntasan belajar 52,94% ke siklus I
menjadi 74, dan ketuntasan belajar sebesar
82,35%, dan siklus II naik lagi menjadi 84 dengan
ketuntasannya 94,12%; (3) respons positif siswa
terhadap penggunaan strategi pembelajaran
sibernetik.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, guru
matematika disarankan menggunakan: (1) teori
sibernetik dalam pembelajaran materi tertentu
pada mata pelajaran matematika, karena dapat
meningkatkan kreativitas; (2) strategi sibernetik
dengan menambah jumlah siklus agar hasil
belajarnya lebih maksimal, karena dapat
meningkatkan pemahaman matematika materi
perbandingan; dan (3) strategi sibernetik
direspons positif siswa. Oleh sebab itu,
penggunaan strategi sibernetik dalam
pembelajaran matematika sangat dianjurkan.
 Daftarrujukan/daftar pustaka disusun
dengan tata cara seperti contoh berikut ini
dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis:
Muslich, M. 2007. Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.
Goldman, L. 1981. Method in Sociology of
Literature. Oxford: Literature Basil
Blackwell.
Mustakim. 2012. Gresik dalam Lintasan Lima
Zaman: Kajian Sejarah Ekonomi, Politik,
Sosial, dan Budaya. Surabaya: Pustaka
Eureka.
Kansil, C.I. 2002. Orientasi Baru
Penyelenggaraan Pendidikan Program
Profesional dalam Memenuhi Kebutuhan
Dunia Industri. Transport, XX (4), 57-61.
Hasan, Basri. 13 Agustus, 2011. Sekolah
Unggulan atau Sekolah Pinggiran? Jawa
Pos, hlm. 4.
Jawa Pos, 22 Agustus 2011. Pendidikan yang
Berkualitas, hlm. 3.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
2010. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Kemendiknas.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
tentang Sistem Pendidikan. 2009.
Jakarta: PT Duta Jaya.
Waseso, M.G. 2010. Isi dan Format Jurnal
Ilmiah. Makalah disajikan dalam
Seminar Lokakarya Penulisan Jurnal
Ilmiah, Universitas Negeri Malang,
Malang, 9-12 Agustus 2010.
Rahardjo, D. I. 2010. Pengaruh Strategi
Pembelajaran (Tematik Versus
Konvensional) dan Gaya Kognitif
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
III Sekolah Dasar. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Ates, S. & Cataloglu, E. 2007. The effects of
students’ cognitive styles on conceptual
understandings and problem-solving
skills in introductory mechanics,
(Online),(http://www.tandf.co.id/journa
html, diakses tanggal 7 Mei 2010).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai