Anda di halaman 1dari 21

KARYA NYATA

Strategi DOUM dalam Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan


Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Asa Geragai

Oleh :

MEGA NURRIZALIA

Pengelola PKBM Rumah Asa Geragai

Desa Pandan Lagan Kecamatan Geragai

Diajukan Untuk:

Lomba Apresiasi GTK PAUD dan DIKMAS Tahun 2018

Tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Timur


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui pendidikan,
oleh karena itu akses untuk memperoleh pendidikan harus dikembangkan dan
ditingkatkan dalam era SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang
telah dimulai di negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia hingga tahun
2030, salah satu tujuannya adalah mempromosikan kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua. Proses pendidikan berlangsung seumur hidup
mulai dari buaian hingga liang lahat. Oleh karena itu akses untuk memperoleh
pendidikan harus dikembangkan dan ditingkatkan diseluruh lapisan
masyarakat agar individu maupun kelompok mampu menjadi manusia yang
berkualitas, enerjik, cerdas, dan terampil dalam menjalani proses
kehidupannya.
Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 13 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, jalur pendidikan dibagi menjadi tiga jalur yaitu pendidikan formal,
pendidikan non formal dan pendidikan informal yang dapat saling
melengkapi. Ketiga jenis pendidikan ini berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nonformal menurut Philips II H Combs dalam (Joesoef
1992:5) adalah segala kegiatan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar
sistem pendidikan formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari
kegiatan yang jelas dimaksudkan untuk memberikan layanan pada sasaran
didik tertentu dalam mencapai tujuan belajar. Satuan pendidikan nonformal
salah satunya adalah Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang turut
berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
program yang diselenggarakan.

1
Program yang diselenggarakan oleh PKBM sangat berperan dalam
memberikan layanan pendidikan yang merata untuk semua lapisan
masyarakat guna meningkatkan mutu sumber daya manusia. PKBM dapat
menyelenggarakan program seperti Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan
Keaksaraan, PAUD, Kursus, Diklat, dll. Oleh karena itu PKBM hendaknya
berupaya untuk mendayagunakan sumber-sumber, baik personal maupun
material, secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan
pendidikan Indonesia.
Satuan pendidikan nonformal yang saat ini berkembang pesat adalah
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang pada awal rintisannya
didirikan di tingkat kecamatan kemudian menyebar ke tiap desa atau
kalurahan. Perbedaan perkembangan PKBM lebih disebabkan oleh perbedaan
dalam komponen-komponennya.
Pertama, adanya perbedaan dalam kepemilikannya (ada PKBM
perorangan, yayasan, pondok pesantren, LSM, desa, dsb). Kedua, perbedaan
sumberdaya manusia yang mengelolanya. Ketiga, perbedaan karena
kemampuan dan.. Keempat, perbedaan dalam pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki masing-masing PKBM. Kelima,
perbedaan dalam jumlah dan jenis layanan program pendidikan yang
diselenggarakan oleh PKBM.
Atas dasar karakteristik pengelolaannya, PKBM dalam diklasifikasikan
menjadi tiga bentuk yaitu: (1) PKBM yang berbasis kelembagaan, yaitu
PKBM yang inisiatif pembentukkan dan pengelolaan dilakukan oleh lembaga
pemerintah atau non pemerintah, ciri utamanya semua sarana dan prasarana
termasuk dana disediakan oleh lembaga; (2) PKBM yang berbasis
komprehensif, yaitu PKBM yang inisiatif pembentukkannya dari lembaga
namun dalam pengelolaannya dilakukan secara bersama dengan masyarakat
sekitar; dan (3) PKBM berbasis masyarakat, merupakan PKBM yang inisiatif
pembentukkan, pengelolaan dan penyelenggaraan dari dan oleh masyarakat,
unsur lain lebih berperan sebagai mitra dan fasilitator.

2
Adanya perbedaan pengelolaan maupun faktor lainnya menyebabnya
masalah dan tantangan yang dihadapi masing-masing PKBM juga berbeda.
Mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung proses belajar, sumber daya manusia yang kompeten dalam
mendukung administrasi di PKBM, buku dan alat prektek penunjang kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan karakteristik pengelolaannya PKBM Rumah Asa Geragai
berbasis masyarakat dimana pembentukan, pengelolaan dan
penyelenggaraannya merupakan inisiatif dari masyarakat sedangkan unsur
lainnya lebih berperan sebagai mitra dan fasilitataor.
PKBM yang di tingkat desa tidak memiliki daya saing, yang berbasis
sumber daya terbatas semakin tersisih karena mereka kehilangan masyarakat
yang mampu membayar bahkan pada beberapa kasus lembaga yang kesulitan
memenuhi target pemasukan keuangan karena masyaakat sasarannya
memiliki kemampuan finansial yang terbatas pula.
Oleh karena itu sangat perlu untuk mengembangkan strategi
pengelolaan yang inovatif dalam pelaksanaan penguatan pendidikan kareakter
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat agar terciptanya masyarakat
kreatif dan mandiri. Untuk menghadapi masalah dan tantangan tersebut
pengelola PKBM Rumah Asa Geragai memiliki Strategi DOUM dalam
Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Rumah Asa Geragai. Strategi tersebut akan dibahas dalam karya
nyata ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam karya ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah strategi DOUM dalam pengelolaan dan pengembangan
PKBM ?
b. Bagaimanakah hasil dan dampak strategi DOUM berbasis pendekatan
partisipatif ?

3
C. Tujuan
Bertolak dari rumusan masalah, maka tujuan karya ini adalah sebagai
berikut:
a. Mendeskripsikan strategi DOUM dalam pengelolaan dan pengembangan
PKBM.
b. Mendeskripsikan hasil dan dampak DOUM berbasis pendekatan
partisipatif.

D. Strategi Pemecahan Masalah


Untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pengelolaan PKBM
pengelola mengembangkan strategi pengelolaan berbasis pendekatan
partisipatif yang penulis beri nama Strategi DOUM.
Alasan penulis memberikan nama tersebut karena penulis melibatkan
masyarakat secara aktif secara langsung dalam proses pengelolaan mulai dari
perencanaannya hingga pelaksanaan dan evaluasinya. Ini membalikkan
kondisi sebelumnya dimana masyarakat hanya menjadi obyek atau penerima
yang pasif saja. DOUM merupakan singkatan dari Dari, Oleh, dan Untuk
Masyarakat.
Selain itu DOUM juga terlahir dari filosofi suara peluru Tank yang
digunakan saat perang oleh angkatan bersenjata republik Indonesia saat
sedang perang membela Negara. Ketika peluru Tank diluncurkan akan
mengeluarkan suara yang menggelegar berbunyi DOUM, hal tersebut
tercermin dalam semangat dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan
pengembangan program-program PKBM Rumah Asa Geragai.

4
Adapun Outline strategi DOUM berbasis pendekatan partisipatif adalah
sebagai berikut:

Gambar 1.
Outline strategi DOUM berbasis pendekatan pertisipatif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi DOUM dalam Pengelolaan dan Pengembangan PKBM


Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasa/evaluasi kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Shrode dan
Voich Jr. (1974: 13) menyatakan fungsi manajemen adalah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Secara lengkap digambarkan dalam tabel 2.1
dibawah ini:
Tabel 2.1. Fungsi Manajemen Shrode dan Voich JR
Planning Function Developing objectives, problem
solving. Resource allocation, and
design and organization of work
systems.
Implemantation Achievement of objectives and plans,
Function and the operatioan of the work and
organization systems through the
human resource.
Control Function Feedback, review, evaluation action.

Berdasarkan hal tersebut ada tiga tahap dalam pengelolaan PKBM


Rumah Asa Geragai yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
evaluasi program. Untuk melakukan tiga tahapan pengelolaan tersebut
menggunakan strategi DOUM yang merupakan singkatan dari Dari, Oleh,
dan Untuk Masyarakat. Oleh karena itu strategi DOUM ini menitik
beratkan pada partisipasi masyarakat dalam setiap tahapannya sehingga
melibatkan masyarakat secara aktif dan langsung dalam proses pengelolaan
mulai dari perencanaannya hingga pelaksanaan dan evaluasinya. Ini

6
membalikkan kondisi sebelumnya dimana masyarakat hanya menjadi obyek
atau penerima yang pasif saja.
Aswarni Sudjud (1987: 56) menyatakan bahwa perencanaan merupakan
kegiatan menentukan apa-apa yang akan dicapai (tujuan khusus atau sasaran)
dan apa-apa yang akan diadakan dan dikerjakan. Pengaturan/pelaksanaan
(bukan cuma pengorganisasian dalam arti menyusun organisasi) merupakan
kegiatan mengatur pelaksanaan apa-apa yang telah direncanakan untuk
mengefektifkan dan mengefisiensikan pendayagunaan sumber-sumber
pendidikan. Pengawasan/evaluasi merupakan kegiatan mengecek, mengukur,
menilai dan sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan upaya
pendayagunaan sumber-sumber tadi agar efektif dan efisien. Strategi
pengelolaan yang dikembangkan berbasis pada pendekatan partisipatif dengan
melibatkan masyarakat dusun margodadi desa pandan lagan keamatan geragai
terutama orang tua murid, guru dan tokoh masyarakat serta terintegrasi dengan
Dinas Pendidikan dan Posyandu.
Strategi DOUM juga terlahir dari filosofi suara peluru Tank yang
digunakan saat perang oleh angkatan bersenjata republik Indonesia ketika
sedang perang membela Negara. Ketika peluru Tank diluncurkan akan
mengeluarkan suara yang menggelegar berbunyi DOUM, hal tersebut
tercermin dalam semangat dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan
pengembangan program-program PKBM Rumah Asa Geragai. Partisipasi
masyarakat dapat dilihat dari keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan dalam
pengelolaan PKBM Rumah Asa Geragai.
Pada prinsipnya partisipasi adalah masyarakat yang berperan secara aktif
dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap
sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan
memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil. Sehingga
saya mengatakannya sebagai strategi DOUM agar permasalahan dan kebutuhan
masyarakat khususnya dalam bidaang pendidikan dapat menemukan solusinya
berdasarkan dari inisiatif masyarakat sendiri melalui diskusi dan pembelajaran
orang dewasa. Sehingga masyarakat yang awalnya pasif menjadi aktif

7
bekerjasama dalam usaha meningkat mutu layanan pendidikan melalui
program-program yang ada di PKBM Rumah Asa Geragai.
Ada pun program-program yang diselenggarakan oleh PKBM Rumah
Asa Geragai adalah sebagai berikut:
1. Program Pendidikan Kesetaraan Paket C
2. Program Pendidikan Keasaraan
3. Program Kelompok Bermain
4. Bimbingan Belajar CALISMATURTUNG (Membaca, Menulis,
Menyimak, Menutur dan Berhitung) tingkat Sekolah Dasar

a. Tahap Perencanaan
Perencanaan pengembangan PKBM Rumah Asa Geragai disusun
berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang dekat dengan kehidupan
masyarakat desa Pandan Lagan. Hal tersebut dikarenakan apabila perencanaan
yang berdasarkan pada identifikasi masalah dan kebutuhan nyata masyarakat,
akan mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat.
Proses perencanaan dilakukan melalui serangkaian forum musyawarah
dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa Pandan Lagan yaitu
Warga Belajar, Pengelola, Tutor, Kepala Desa, Kadus, dan tokoh masyarakat.
Proses penyusunan perencanaan seperti inilah yang dimaksudkan sebagai
perencanaan dengan pendekatan partisipatif. Dengan demikian, perencanaan
yang tersusun dapat sesuai dengan kebutuhan dan potensi wilayah setempat,
bukan sekedar daftar keinginan yang jauh dari kenyataan dan kemampuan
untuk mewujudkannya.
Adapun Visi dan Misi dari PKBM Rumah asa Geragai adalah sebagai
berikut:
a) Visi:
Mewujudkan masyarakat gemar belajar (learning society) yang berimtaq,
kreatif, produktif, mandiri dan berdaya saing.

8
b) Misi:
1) Memberikan bimbingan dan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat dari usia dini hingga usia lanjut.
2) Menjadikan kegiatan Membaca, menulis, menyimak , menutur dan
berhitung (Calismaturtung) sebagai dasar di setiap kegiatan
pembelajaran.
3) Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan (life skill) kepada
masyarakat dalam usaha pemberdayaan masyarakat.
4) Memobilitasi sumberdaya dan partisipasi masyarakat dalam upaya
mendukung penyelenggaraan program pembelajaran dan
pemberdayaan masyarakat.
5) Melakukan kegiatan sosial dengan memberikan inspirasi dan
motivasi kepada anak-anak dalam mewujudkan cita-cita.
Selain visi misi yang terukur pengelola juga membuat rencana strategis
pengembangan program-program PKBM sebagai berikut:
Tabel 2.2 Rencana Strategis PKBM
No Rencana Strategis PKBM Ketercapaian
1 PKBM memiliki Gedung sendiri Dalam proses pembangunan
dalam melaksanakan proses gedung PKBM yang
pembelajaran diperuntukan untuk tempat
proses pembelajaran program
paket kesetaraan dan PAUD
2. Memiliki Pendidik yang kompeten di Sudah tercapai
bidangnya
3 Adanya peningkatan jumlah peserta Sudah tercapai (jumlah peserta
didik dan jumlah lulusan di PKBM didik bertambah dari 2016 -
Rumah Asa Geragai untuk setiap sekarang)
program

9
b. Tahap Pelaksanaan

Beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan


dan menyusun program PKBM antara lain adalah: (a) program yang
dikembangkan PKBM harus meluas sehingga warga belajar memperoleh
kesempatan yang luas untuk mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang berkaitan dengan etika, estetika, logika dan
kinestetika pada saat pembelajaran; (b) program harus memiliki prinsip
keseimbangan (balanced) dimana setiap kompetensi yang dikembangkan dalam
program PKBM harus dicapai melalui alokasi waktu yang cukup untuk sebuah
proses pembelajaran yang efektif; (c) program yang dikembangkan PKBM harus
relevan karena setiap program terkait dengan penyiapan warga belajar untuk
meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan, pengalaman, dan latihan
dalam berperan dan bersikap secara bertanggung jawab dalam mewujudkan
kedewasaan berfikirnya; (d) program yang dikembangkan PKBM harus mampu
mengedepankan konsep perbedaan (differentiated), prinsip ini merupakan upaya
pelayanan individual dimana warga belajar harus memahami: apa yang perlu
dipelajari, bagaimana berpikir, bagaimana belajar, dan berbuat untuk
mengembangkan potensi dan kebutuhan dirinya masing-masing secara optimal.
Untuk mendukung terlaksananya prinsip-prinsip tersebut, maka ada
beberapa hal yang perlu menjadi patokan pengembang PKBM meliputi: (a)
kualitas sumberdaya manusia yang mengusung program; (b) kemampuan
bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu (masyarakat, pemerintah, dan sumber-
sumber lainnya); (c) kemampuan (kualitas, kompetensi) sumber belajar (tutor,
fasilitator) terutama kesesuaian dengan program; (d) warga belajar yang berminat
dan butuh dengan program yang dikembangkan; (e) fasilitas pendukung program
yang representatif sesuai dengan kebutuhan program; (f) partisipasi masyarakat
dalam pengembangan program; (g) alat kontrol (supervisi monitoring, dan
evaluasi) program; (h) daya dukung lain seperti model yang akan dikembangkan,
materi, modul, atau sumber lain yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan

10
sasaran didik; (i) anggaran untuk mendukung program; (j) pemeliharaan program
agar program tetap eksis; (k) pengembangan program ke depan.
Pelaksanaan kegiatan memiliki empat jenis fungsi yang di dalamnya
mengandung pengorganisasian, pengarahan/pembinaan, pengkoordinasian, dan
pengkomunikasian. Dari keempat jenis fungsi pelaksanaan ini saling berkaitan
dimana Strategi DOUM juga menempatkan masyarakat sebagai subjek dan
penerima manfaat dari pelaksanaan program sehingga masyarakat dengan
bersemangat mengikuti setiap program yang ada di PKBM, adapun penjelasan
fungsi dari tahapan pelaksanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan usaha mengintegrasikan sumber daya


manusia dan non-manusia yang diperlukan kedalam satu kesatuan untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengorganisasian di PKBM Rumah Asa
Geragai dilakukan oleh pengurus berdasarkan tanggungjawab dari setiap pengurus
terutama ketua. Ketua PKBM selalu memberikan motivasi kepada anggota dan
mengkondisikan bagaimana agar lembaga tetap dinamis.
Pelaksanaan pengorganisasian di PKBM sudah berusaha berjalan sesuai
dengan kelompok bidangnya masing-masing atau berdasarkan TUPOKSI.
Pelaksanaan pengelolaan PKBM di lakukan oleh semua pengelola terutama
pengurus harian. Pelaksanaan pengorganisasian di PKBM Rumah Asa Geragai
sudah cukup baik, pembagian tugas disesuaikan dengan struktur kelembagaan
yang minimal meliputi 5 komponen yaitu ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan penanggung jawab program.

b) Pengarahan/Pembinaan

Pengarahan atau pembinaan merupakan proses pembimbingan, pemberian


petunjuk, dan intruksi kepada bawahan dan upaya memelihara atau membawa
sesuatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
seharusnya terlaksana. Pengarahan dan pembinaan dilakukan dengan maksud agar

11
kegiatan atau program yang sedang dilaksanakan oleh PKBM selalu sesuai
dengan rencana atau tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Ketua
PKBM selalu memberikan pengarahan dan pembinaan kepada semua anggota
namun pengarahan dan pembinaan secara teknis dilakukan oleh Penilik PLS
kemudian untuk pembinaan non teknis dilakukan oleh kepala desa yang
merupakan pelindung bagi PKBM. Pelaksanaan pengarahan dilakukan setiap satu
semester sekali dengan cara pertemuan antara Penilik PLS, pengelola dan tutor.

c) Pengkoordinasian

Pengkoordinasi perlu dilakukan oleh PKBM karena koordinasi merupakan


proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan dari berbagi individu atau organisasi
agar kegiatan dapat berjalan selaras sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
organisasi dan ini sudah menjadi kesepakatan kalau pelaksanaan dikoordinasikan
terlebih dahulu dan ditindak lanjuti bersama. Pelaksanaan pengkoordinasian di
PKBM Rumah Asa Geragai sudah cukup baik karena setiap kegiatan selalu
melakukan koordinasi baik dari bawahan ke atasan maupun atasan kebawahan dan
juga melibatkan masyarakat sebahgai warga belajar. Pengkoordinasian di PKBM
yang dilakukan oleh ketua sangat tergantung pada program yang dilaksanakan
karena PKBM tidak hanya melaksanakan satu program, ketua selalu berkoordinasi
dengan pengurus PKBM dan seksi penanggung jawab pengurus program baik itu
program pendidikan kesetaraan Paket C, Keaksaraan, PAUD dan bimbingan
belajar.

d) Pengkomunikasian

Komunikasi selalu dilakukan oleh setiap orang baik secara langsung


maupun tidak langsung. Proses komunikasi di PKBM bisa dilakukan secara
fleksibel, dengan adanya alat komunikasi yang semakin canggih maka komunikasi
bisa dilakukan dengan relatif normal dengan cara sms, telepon, grup WhatsApp
maupun komunikasi langsung dengan bertatap muka. Komunikasi yang ada di
PKBM terkesan non formal karena jam kerja pengurus PKBM bisa dikatakan 24
jam bekerja.

12
c. Evaluasi

Evaluasi program dibidang pendidikan pada PKBM Rumah Asa Geragai


juga melibatkan warga belajar sebagai masyarakat penerima manfaat, kegiatan
evaluasi dapat dilakukan dengan cara evaluasi hasil belajar peserta didik per
program.

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar dilaksanakan diakhir program dengan


penilaian proses disaat proses berlangsung. Waktu pelaksanaan evaluasi dilakukan
diakhir program, setiap 1 semester sekali selama 6 bulan dan dilaksanakan setelah
akhir kegiatan. Untuk program pendidikan keaksaraan rata-rata dilaksanakan
evaluasi setelah 6 bulan, untuk program PAUD san Bimbel setiap 1 bulan sekali,
kemudian untuk Pendidikan Kesetaraan 3 tahun baik untuk program paket C.

Yang dilakukan setelah adanya evaluasi adalah hal-hal yang dianggap


sudah baik maka di lanjutkan namun apabila masih ada yang kurang atau belum
terlayani maka segera dilayani dan melakukan pembenahan agar bisa sesuai
dengan prosedur. Pelaku evaluasi kurikulum adalah tutor mata pelajaran yang
bersangkutan kemudian dibawa ke forum tutor tingkat Kabupaten agar
mempunyai standarisasi yang jelas mengenai model kurikulum, hal tersebut
dikarenakan PKBM hanya memfasilitasi peserta didik untuk belajar tatap muka
dan melaksanakan ujian.

Untuk mengetahui pengukuran penilaian atau keberhasilan peserta didik


dalam menguasai materi maka pengukuran penilaian dapat dilakukan dengan test
tertulis, test praktek, maupun test wawancara. Bentuk prosedur penetapan
pengukuran biasanya dibuat isian yaitu dengan isian pilihan ganda maupun esay,
prosedur penetapan bentuk evaluasi penilaian dengan cara tertulis, tipe prosedur
penetapan evaluasi bentuk penilaian dilakukan setiap akhir semester dan
dievaluasi apabila belum mencapai hasil minimal maka dilakukan pengulangan,
jadi kalau warga belajar sudah mencapai KKM maka bisa dikatakan tuntas

13
belajarnya tapi kalau belum mencapai KKM masih harus didorong untuk belajar
lagi bisa dengan diberi tugas rumah atau tugas-tugas yang lain.

Hasil yang harus ditempuh setiap peserta didik berbeda-beda tergantung


bidang studi berdasarkan program yang dilaksanakan oleh PKBM. Untuk
penilaian mengacu pada kriteria. Ada kriteria minimal jadi bentuknya sangatlah
berbeda setiap program. Misalnya untuk program Kesetaraan Fungsional cukup
dengan sebutan baik/sedang/kurang. Untuk program lain kesetaraan peket B dan
paket C dinyatakan dalam bentuk kuantitatif.

B. Hasil dan Dampak Implementasi Strategi DOUM

Strategi DOUM secara tidak langsung ternyata telah mampu mengatasi


berbagai persoalan yang dialami oleh pengelola dalam menyelenggrakan
program-program yang diselenggarakan PKBM Rumah Asa Geragai. Melalui
Strategi DOUM partisipasi warga masyarakat kecamatan Geragai umumnya dan
masyarakat desa Pandan Lagan Khususnya meningkat baik keterlibatannya
menjadi warga belajar, tutor keaksaraan, tutor kesetaraan, tutor bimbingan belajar
dan pendidik PAUD serta tenaga administrasi lainnya. Sehingga dengan Strategi
DOUM selain memberikan kesempatan yang sama untuk masyarakat memperoleh
pendidikan juga membuka kesempatan untuk masyarakat khususnya pemuda yang
kompeten untuk bergabung bekerja bersama memajukan PKBM Rumah Asa
Geragai.

Selain itu strategi DOUM yang disinergikan dengan berbagai sinergitas


dengan berbagai stake holder terkait, tidak hanya membuat PKBM yang dikelola
menjadi PKBM yang mandiri, namun juga mampu mengkonsep dan
menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memberdayakan potensi warga belajar
terutama untuk meningkatkan skill, karakter dan kemandirian warga belajar.
Misalnya di PAUD, guru PAUD melaksanakan pentas seni yang menampilkan
kreasi dari anak-anak PAUD, seminar parenting bagi orang tua murid, dan
kegiatan lainnya yang bisa meningkatkan mutu layanan PAUD sebagai salah
program unggulan PKBM.

14
Pada pendidkan kesetaraan Paket C, penanggung jawab bersama para tutor
melakukan rapat koordinasi terkait peningkatan mutu layanan pendidikan
kesetaraan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi digital melalui
pembelajaran pada WA Group. Selanjutnya Pada Pendidikan Keaksaraan Warga
belajar dilatih berwirausaha menggunakan sumber daya yang ada dilingkungan
sekitar, pada kelompok belajar keaksaraan Pelita Hati membuat olahan makanan
dari kelapa menjadi manisan kelapa atau yang di kenal dengan Halua Kelapa,
yang kemudian dipasarkan di toko/market maupun di koperasi.

C. Kendala dan Solusi

Penerepan strategi DOUM, tentunya ada beberapa kendala yang ditemui,


namun kendala-kendala tersebut bukanlah menjadi hambatan yang berarti bagi
pengelola PKBM Rumah Asa Geragai. Berbekal dari semangat dan tekad yang
kuat didasari hati yang tulus mengabdikan diri kepada masyarakat melalui
lembaga PKBM Pengelola PKBM berupaya menjaring setiap stake holder terkait
untuk dapat berkontribusi aktif. Pendekatan partisipatif dilakukan agar bisa
mendapatkan akses peluang yang sekiranya bisa bermanfaat dalam proses
pembelajaran di PKBM Rumah Asa Geragai. Dukungan yang diminta oleh
PKBM Rumah Asa Geragai kepada stake holder tidak hanya berupa dana saja,
selain itu berupa alat-alat tulis, alat-alat keterampilan,beasiswa, maupun
narasumber.

Hambatan yang kerap dirasakan dalam mengimplementasikan DOUM


adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendengarkan aspirasi-aspirasi
anggota masyarakat karena biasanya setiap anggota masyarakat memiliki
kebutuhan yang beranekaragam dan perlu waktu yang fleksibel untuk
mendiskusikan permasalahan yang ditemukan untuk mencari satu pemahaman dan
kesepakatan bersama. Hal tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri bagi
pengelola PKBM dalam memperkenalkan lembaga ke setiap kalangan
masyarakat. Sedangkan solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada adalah
dengan memperkenalkan aksi nyata, aksi sosial, dan prestasi kerja, secara tidak

15
langsung dapat menyentuh berbagai kalangan masyarakat untuk berpartisipasi
aktif.

D. Faktor-Faktor Pendukung
Adapun Faktor-faktor yang mendukung suksesnya Pengelola PKBM
Rumah Asa Geragai dalam mengelola PKBM adalah sebagai berikut:
1. Mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kab. Tanjab Timur
2. Mendapat dukungan penuh dari stake holder lainnya yang sudah diajak
bekerja sama,
3. Mendapat dukungan penuh dari desa sekitar seperti desa Pandan Lagan,
Lagan Tengah, Pandan Jaya dll. yang berada di kecamatan Geragai tempat
melaksanakan program pembelajaran.
4. Masyarakat Berpartisipasi aktif karena strategi pengelolaannya Dari, Oleh,
dan Untuk Masyarakat.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Strategi DOUM dalam pengelolaan dan pengembangan PKBM dapat
meningkatkan semangat dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan program-program yang ada di PKBM Rumah Asa
Geragai khususnya dalam penguatan pendidikan karekter menjadi
masyarakat berdaya dan mandiri.

b. Hasil dan dampak strategi DOUM berbasis pendekatan partisipatif adalah


telah mampu mengatasi berbagai persoalan yang dialami oleh pengelola
dalam menyelenggrakan program-program yang diselenggarakan PKBM
Rumah Asa Geragai

B. Rekomendasi
a. Kepada Pemerintah
Pemerintah hendaknya berupaya memberikan penghargaan kepada
Pengelola, Tutor, dan lembaga jika memang lembaga tersebut mampu
mengelola PKBM nya dengan baik.
b. Kepada Swasta
Pihak Swasta hendaknya juga selalu bersedia membantu PKBM yang ada
di kab. Tanjung Jabung Timur. Mengingat visi dan misi Swasta dan
PKBM hampir sama yakni bisa berguna bagi masyarakat yang lainnya.
Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang bisa menyisipkan 5% dari
Keuntungan usahanya untuk kegiatan social/CSR.

17
Lampiran:

FOTO KEGIATAN PKBM RUMAH ASA GERAGAI

1. Pendidikan Kesetaraan Paket C

18
2. Program Pendidikan Keaksaraan

19
3. Pendidikan Anak Usia Dini

20

Anda mungkin juga menyukai