Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
rendah. Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah 4 Batu yang terdiri dari 31 siswa.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaka
media papercrft pada materi bangun ruang siswa kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
Penggunaan media papercraft membutuhkan bahan yang berasal dari kertas. Teknik yang
digunakan dalam penggunaan media papercraft adalah teknik sketsa pola, teknik gunting,
lipat, dan tempel. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, catatan lapangan dan tes.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata 76 meningkat menjadi 83 pada siklus 2.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media papercraft pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada.
Abstract
This research is motivated by the results of student achievement on low mathematics
learning. This research was conducted at SD Muhammadiyah 4 Batu, which consisted of
31 students. This study aims to improve student learning achievement by using papercraft
media for learning geometric material. Using papercraft media can improve the learning
achievement of fifth grade students at Muhammadiyah 4 Batu Elementary School. The
method used is Classroom Action Research. The process of collecting data is done by
making observations, field notes and tests. The implementation of this research was carried
out in 2 cycles. The results obtained from the implementation of the action in the first cycle
the average value of 76 increased to 83 in the second cycle. Based on the actions taken in
each cycle, it can be concluded that the use of papercraft media in learning geometric
materials can activate and improve student achievement in learning mathematics.
2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang kaitannya
dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar siswa baik.
b. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai upaya
meningkatkan proses dan hasil prestasi belajar siswa
3. Bagi Sekolah
Sebagai usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran matematika di Sekolah Dasar,
khususnya SD Muhammadiyah 4 Batu.
METODE
Metode penelitian ini memiliki fungsi yang signifikan dalam mencari informasi data
yang dibutuhkan untuk memecahkan berbagai maslah yang bertujuan memberikan solusi dari
masalah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Peneleltian
Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2008), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama”. PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.
Kolaboratif artinya peneliti bekerja sama dengan guru kelas, sedangkan partisipatif artinya
peneliti dibantu partisipasi teman sejawat yang disebut observer.
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada tanggal 17 April-2 Mei 2023, dengan pelaksanaan siklus
I pada tanggal 17April 2023 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas V SD
Muhammadiyah 4 Batu dengan jumlah siswa sebanyak 31 anak
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Pihak yang membantu dalam proses penelitian ini adalah teman sejawat Ibu
Mariani,S.Pd selaku kepala sekolah di SD Muhammadiyah 4 Batu.
b) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam kelas. Secara umum
kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
penutup, dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa terdapat di
dalam rencana pelaksanaan pemelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis
melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kedala saat melakukan
tahap tindakan.
c) Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus I
berlangsung dan setelah pembelajaran tersebut selesai. Penulis dibantu oleh yaitu Ibu
Mariani, S.Pd melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Ibu Mariani, S.Pd melakukan observasi terhadap penerapan media pembelajaran
yang digunakan.
3. Ibu Mariani, S.Pd mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Ibu Mariani, S.Pd tentang kelemahan dan kelebihan
yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti mengubah
strategi pembelajaran pada siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
2. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh
berbeda dengan siklus sebelumnya, yaitu :
a) Perencanaan
1. Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan Ibu Mariani, S.Pd
selaku teman sejawat dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada
pembelajaran.
2. Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung
3. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I
b) Pelaksanaan
1) Melakukan analisis pemecahan masalah
2) Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan memaksimalkan
penerapan media papercraft.
c) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan Ibu Mariani,
S.Pd untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan berfokus pada :
1. Media papercraft yang digunakan
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, apabila tujuan
pembelajaran belum tercapai, maka peneliti tetap melanjutkan pembelajaran pada
siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
1. Reduksi Data
Data yang berasal dari lapangan cukup banyak, oleh karena itu perlu dinyatakan
dengan jelas dan akurat. Mereduksi data berarti membuat data yang akurat atau
sesuai, memfokuskan pada hal-hal yang paling penting, mengidentifikasikan tema
dan bahasanya. Informasi ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada
pembaca untuk memudahkan mereka dalam melanjutkan pengumpulan data dan
menentukan apakah data tersebut masih diperlukan.
2. Menyajikan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisasikan hasil
pengolahan data dengan cara menguraikan semua informasi yang diperoleh dari
hasil pengolahan data untuk meningkatkan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah diorganisasikan
dideskripsikan sehingga akurat baik disajikan dalam bentuk bagan, grafik, maupun
tabel. Dalam analisis, dengan menggunakan data akan memudahkan untuk
memahami apa yang sedang terjadi dan melanjutkan pengerjaan proyek sesuai
dengan apa yang sudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Tujuan dari verifikasi dan penarikan kesimpulan adalah untuk memberikan
kesimpulan terhadap hasil analisis dan evaluasi. Selain itu, kegiatan tersebut juga
mencangkup pengumpulan data dan penjelasan informasi. Langkah selanjutnya
adalah menyelesaikan proses verifikasi, yang meliputi penentuan validitas data dari
data yang dicocokkan untuk diketahui kebenarannya. Data yang diperlukan berupa
data hasil prestasi belajar yang diperoleh dari hasil belajar/nilai tes untuk
mengetahui hasil prestasi belajar siswa yang maksimal. Hasil prestasi belajar
dianalisis dengan menggunakan teknis analisis hasil evalauasi belajar untuk
mengetahui ketuntasan belajar dapat dilihat dengan analisis hasil tes prestasi
belajar. Persentase hasil prestasi belajar dapat dilihat dari hasil analisis belajar
tersebut kemudian dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditetapkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik
dapat dikatakan tuntas apabila hasil prestasi belajar mencapaiskor nilai 75% atau
lebih, menghitung hasil evaluasi prestasi belajar dapat menggunakan perbandingan
jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah skor nilai maksimal di kali dengan
100% atau menggunakan rumus Percentages Correction sebagai berikut.
Keterangan:
S: Nilai yang dicari/diharapkan
R: jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar
N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.
Adapun metode atau teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan
tingkat pencapaian maksimal prestasi hasil belajar siswa yaitu dengan
membandingkan persentase ketuntasan hasil prestasi belajar yang dilakukan secara
kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas dengan menggunakan media papercraft
pada siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan hasil prestasi belajar dapat dihitung
dengan menggunakan perbandingan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah
semua siswa di kelas (siswa maksimum) selanjutnya di kali dengan 100%.
T TT
Presentase ketuntasan 67% 33%
Jumlah nilai 2.350
Rata-rata 76
c. Pengamatan (observing)
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Ibu Mariani, S.Pd selaku
supervisor 2 atau teman sejawat yang membantu dalam mengamati proses
pembelajaran guru di kelas, mengetahui hasil prestasi siswa pada kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II ini meningkat secara signifikan. Hal ini
dikarenakan tujuan perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus ini
dapat tercapai dengan baik terlihat bahwa kemampuan guru dalam menyajikan
materi dan media papercraft lebih baik dan meningkat dibandingkan dengan
pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal ini telah terpenuhi dari
indikator yang telah ditentukan, yaitu: (1) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
pertanyaan dari siswa, (2) Guru memberikan pujian atau penghargaan terhadap
siswa bagi jawaban yang kurang tepat, (3) Memperhatikan reaksi atau tanggapan
yang berkembang pada diri siswa, (4) Materi yang di sampaikan sudah dapat
dibedakan oleh siswa terkait perbedaan bangun ruang kubus dan balok, dan (5)
Menyampaikan langkah penggunaan media papercraft yang akan dilakukan
dengan tepat dan jelas.
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Selama pembelajaran aktivitas guru maupun peserta didik tetap diamati. hal
menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara keseluruhan meningkat dengan baik.
Pemahaman, perhatian, proses pembelajaran, dan partisipasi siswa meningkat
dan siswa menjadi lebih aktif.
d. Refleksi (reflecting)
Pada proses pembelajaran siklus II telah dilakukan perbaikan pembelajaran
berdasarkan kelemahan di siklus I. Berdasarkan perbaikan siklus II tersebut terjadi
peningkatan pada proses pembelajaran maupun hasil evaluasi siswa. Ibu Mariani,
S.Pd selaku observer melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan siklus II ini peneliti sudah berhasil.
1. Pembahasan Siklus I
Pelaksanaan siklus I pembelajaran difokuskan pada media pembelajaran
papercraft. Media ini diimplementasikan di SD Muhammadiyah 4 Batu. Secara umum
siswa belum tahu bagaimana penerapan media papercraft ini dalam pembelajaran
Matematika. Namun dalam penerapan pembelajaran ini pada siklus I masih mengalami
beberapa kendala, di antaranya kemampuan dalam pengelolaan kelas belum efisien .
Media papercraft yang di buat dan digunakan oleh siswa belum memenuhi tujuan yang
di harapkan. Siswa masih belum dapat membedakan bangun ruang kubus dan balok.
Kendala ini dapat diatasi dengan cepat oleh peneliti dengan cara mengorganisir siswa
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan saat pembelajaran
berlangsung.
Hasil data dari daftar nilai siklus I diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
di atas KKM dalam pembelajaran siklus I sebanyak 21 siswa dengan presentase 67%
sedangkan 10 siswa dengan presentase 33% belum mencapai KKM atau belum tuntas
dari standar nilai yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan pada siklus I belum tuntas sehingga perlu dilakukannya siklus II.
Ketidaktuntasan proses pembelajaran siklus I dikarenakan siswa masih belum
bisa membandingkan bangun ruang kubus dan balok serta penggunaan media
papercraft yang digunakan siswa masih terdapat beberapa kesalahan. Persentase
aktifitas belajar siswa pada pada siklus I 67%. Hasil dari siklus I belum memenuhi
standar ketuntasan yang telah ditetapkan peneliti. Oleh karena itu, penelitian
dilanjutkan pada siklus II.
2. Pembahasan siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti dan guru berkolaborator dalam
memfokuskan penelitian pada peningkatan aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran. Siswa diminta untuk lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara
salah satu siswa untuk membuat bangun ruang kubus dan balok dan siswa lain
menyebutkan sifat-sifatnya. Setiap kelompok diminta untuk menjelaskan bangun
ruang yang telah mereka buat. Dengan cara seperti ini, peserta didik jadi lebih aktif
dalam pembelajaran. Disamping itu, mereka juga lebih memahami materi yang
sedang diajarkan oleh guru.
Pada siklus II ini, hasil prestasi belajar siswa baik secara individual
maupun secara klasikal mengalami peningkatan dengan rata-83 dan ketuntasan
klasikalnya mencapai 94%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 27 %.
Untuk persentase aktifitas prestasi belajar siswa pada siklus II naik menjadi 92%.
Berdasarkan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan
siklus I dan siklus II meningkat dengan baik. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
awal sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata hasil
prestasi siswa 62 dan ketuntasan dalam belajar 29%. Selanjutnya dilakukan
kegiatan perbaikan siklus I dengan nilai rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik
adalah 76 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 67%, sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata siswa adalah 83 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 94%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 27%. Peningkatan hasil belajar siswa
dari kegiatan awal sebelum dilakukan siklus I hingga kegiatan perbaikan siklus II
dapat dilihat pada gambar diagram 4.3 berikut.
Gambar diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas, Prestasi Belajar, Ketuntasan
Belajar
100
80
60
40
20
0
Aktifas
Belajar Prestasi
Belajar Ketuntasan
Belajar
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media papercraft
pada pembelajaran matematika materi bangun ruang di Kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai yang diperoleh rata-rata kondisi
awal sebelum dilakukan perbaikan siklus I adalah 62 dengan persentase ketuntasan 29%.
Selanjutnya dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I memperoleh rata-rata skor 76.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I meningkat, namun belum memenuhi
standar indikator yang telah ditentukan. Persentase ketuntasan prestasi belajar secara
klasikal pada siklus I yaitu 67%. Hal ini perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus II untuk memenuhi standar indikator yang di tentukan. Perbaikan pembelajaran
siklus II diperoleh rata-rata skor 83. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media
papercraft ini meningkat lebih baik dengan persentase klasikal ketuntasan prestasi belajar
siswa 94% yang menunjukkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa sudah memenuhi standar indikator yang ditetapkan.
Menggunakan media papercraft yang diberikan guru kepada siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Media papercraft dapat menarik perhatian siswa
sehingga siswa dapat fokus memperhatikan penjelasan guru (peneliti) ketika menggunakan
media tersebut. Siswa yang awalnya kurang memperhatikan dan acuh tak acuh menjadi
fokus memperhatikan ke depan kelas. Mereka penasaran dan ingin tahu bagaimana
menggunakan media papercraft. Pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok
membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan keterampilan motoriknya
serta mereka dapat mengetahui dan membedakan macam-macam bentuk bangun ruang.
Mereka bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar siswa
pada materi bangun ruang dengan menggunakan media papercraft kelas V SD
Muhammadiyah 4 Batu dapat meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
a) Kepala Sekolah perlu mengadakan pelatihan atau mengikutsertakan guru dalam
pelatihan tentang strategi pembelajaran inovatilajar siswaf diantaranya mtode
demonstrasi benda konkret yang dalam penelitian ini mampu meningkatkan
motivasi belajar,
b) Sekolah seharusnya mengadakan fasilitas pembelajaran dan mediamedia
pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam setiap proses pembelajaran agar
menarik minat belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran menjadi meningkat.
2. Bagi Guru
a) Guru harus mampu menerapkan media pembelajaran matematika yang bervariasi
dan inovatif agar siswa tidak merasa jenuh.
b) Guru perlu meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelajaran Matematika
melalui media papercraft agar motivasi belajar siswa menjadi meningkat dan
materi-materi dapat tercapai dengan baik.
c) Siswa yang pandai harus membagi ilmunya kepada siswa lain dan siswa yang
merasa kurang pandai harus terus berusaha atau mencari tahu.
d) Khusus bagi siswa yang belum memenuhi KKM diberikan remidi/ perbaikan dan
les privat.
Aji, Bayu Prakoso Bagus (2017) Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Materi Sumber Daya Alam Dan Sekitarnya Pada Kelas III SDN I Sawoo
Ponorogo jurnal JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017.
Pandesty, Febie (2018) Penerapan Media Pembelajaran Papercraft dalam Meningkatkan
Kreatifitas Menggambar Seni Budaya dan Prakarya (Sbdp) di SD Negeri 2 Sukarame
Bandar Lampung. Skripsi UIN Raden Intan Lampung 2018
Prasetya, Yusuf (2018) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi
Jaring-Jaring Balok dan Kubus menggunakan Model Realistic Mathematics Education
berbantu Media Papercraft pada Siswa Kelas V Sd 2 Mlati Lor Kudus. Update test thesis,
universitas muria kudus.
Prasetyo, Yusuf 2018 Hubungan Motivasi Belajar dan Sumber Belajar dengan Hasil Belajar
IPA Kelas V. Joyful Learning Journal JLJ 7 (2) (2018)