Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPERCRAFT PADA KELAS V


SD MUHAMMADIYAH 4 BATU
Yuhanita Ulzana
PGSD-BI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
yuasaika@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi oleh hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika
rendah. Penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah 4 Batu yang terdiri dari 31 siswa.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaka
media papercrft pada materi bangun ruang siswa kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
Penggunaan media papercraft membutuhkan bahan yang berasal dari kertas. Teknik yang
digunakan dalam penggunaan media papercraft adalah teknik sketsa pola, teknik gunting,
lipat, dan tempel. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, catatan lapangan dan tes.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan pada siklus 1 nilai rata-rata 76 meningkat menjadi 83 pada siklus 2.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan pada setiap siklus dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media papercraft pada pembelajaran matematika materi bangun ruang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada.

Kata kunci: Hasil Belajar, Media Papercraft

Abstract
This research is motivated by the results of student achievement on low mathematics
learning. This research was conducted at SD Muhammadiyah 4 Batu, which consisted of
31 students. This study aims to improve student learning achievement by using papercraft
media for learning geometric material. Using papercraft media can improve the learning
achievement of fifth grade students at Muhammadiyah 4 Batu Elementary School. The
method used is Classroom Action Research. The process of collecting data is done by
making observations, field notes and tests. The implementation of this research was carried
out in 2 cycles. The results obtained from the implementation of the action in the first cycle
the average value of 76 increased to 83 in the second cycle. Based on the actions taken in
each cycle, it can be concluded that the use of papercraft media in learning geometric
materials can activate and improve student achievement in learning mathematics.

Keywords: Learning Achievement, Media Papercraft


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem Pendidikan berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3
menyebutkan bahwa pendidikan berfungsi sebagai mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa menjadi
seseorang yang berima, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Febie
(1:2019) Pendidikan juga merupakan prioritas utama dalam kemajuan bangsa dengan
diperlukannya kemampuan peserta didik yang cerdas, kompetitif, dan demokratis sehingga
dapat terciptanya mutu pendidikan yang baik.
Proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap peserta didik baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat luas, sehingga inti dari proses
pengajaran adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan. Standar
proses pendidikan dalam proses pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan sekolah
dasar harus menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berkarya dan mandiri.
Mencapai tujuan pembelajaran yang menyenangkan, para guru harus melakukan
kemampuannya dengan baik dalam meningkatkan sistem pendidikan. Namun para guru
juga harus mencari pengetahuan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan
pembelajaran di sekolah dasar untuk membangun lingkungan belajar yang sehat dan
menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan dan malas saat belajar. Hasil nilai
harian dan ulangan harian peserta didik terbukti rendah sehingga menjadi masalah baru di
SD Muhammadiyah 4 Batu.
Hasil nilai yang rendah terlihat pada pembelajaran matematika materi bangun
ruang. Materi tersebut di rasa sulit oleh peserta didik SD Muhammadiyah 4 Batu adalah
disebabkan oleh kurangnya penggunaan media pembelajaran yang belum memadai
sehingga peserta didik kurang minat dan tertarik dalam pembelajaran. Jika di lihat dari
materi tersebut penggunaan media pembelajaran sangat penting dan sangat pengaruh dalam
proses pembelajaran. Selain minat belajar yang rendah, sikap peserta didik saat
pembelajaran juga kurang kondusif.
Pembelajaran yang dilakukan di kelas terlihat bahwa peserta didik yang ramai
berbicara bahkan ada juga yang tertidur di kelas karena merasa bosan dengan
pembelajaran. Hal tersebut dapat menjadi penyebab bahwa guru yang hanya menjelaskan
saja kepada peserta didik di depan kelas tanpa melibatkan mereka dalam pembelajaran.
Sehingga pembelajaran menjadi monoton dan kurangnya pemahaman. Rasa takut untuk
bertanya kepada guru sebagai akibat dari pengajaran yang membosankan.
Mengatasi masalah peserta didik tersebut dapat menggunakan media yang
efektif dalam pembelajaran matematika. Media tersebut adalah media papercraft yang
sangat cocok digunakan pada materi bangun ruang. Penggunaan media ini diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
Menurut Siti & Wahyu (dalam Malik 1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan belajar) sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang tepat adalah dengan menggunakan media
papercraft yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep
matematika. Siswa tidak hanya mempelajari melalui buku atau gambar tetapi siswa juga
dapat mengetahui secara konkrit bagaimana bentuk-bentuk benda yang ada pada
pembelajaran matematika.
Media papercraft adalah media kertas yang dapat dirakit dari beberapa lembar
kertas dengan desain tertentu dan menggunakan teknik yang dibuat menjadi bentuk
realistik. Dalam pembuatan media papercraft ini memerlukan sebuah ilustrasi sebagai daya
tarik media. Papercraft yang akan digunakan sebagai media pembelajaran ini merupakan
papercraft 3D atau paper model yang berbentuk bangun-bangun ruang matematika seperti
yang dikemukakan oleh Sulianta dan Ongkowijoyo (2015:10) papercraft adalah karya seni
kertas untuk menghasilkan obyek tiga dimensi dengan cara membuat model, mewarnai,
menggunting, serta merekatkan, dan ini berbeda dengan Origami yang menggunakan trik
lipat melipat.
Menurut Siti & Wahyu (dalam Almira 2014) mengatakan dengan menggunakan
media siswa akan lebih mudah memahami konsep yang dipelajari karena pembelajarannya
melibatkan aktivitas fisik dan mental dengan kegiatan melihat, meraba dan mencoba media
pembelajaran yang dapat sejalan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang memiliki
rasa ingin tahu tinggi, dan tertarik untuk mengeksplorasi situasi di sekitar mereka.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Materi Bangun Ruang dengan
menggunakan Media Papercraft pada Kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Meningkatkan Prestasi Belajar pada Materi Bangun Ruang dengan
menggunakan Media Papercraft pada Kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Secara umum tujuan perbaikan ini adalah Meningkatkan prestasi belajar pada
materi bangun ruang dengan menggunakan media papercraft pada kelas V SD
Muhammadiyah 4 Batu.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi Siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika
b. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil prestasi belajar.

2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang kaitannya
dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar siswa baik.
b. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai upaya
meningkatkan proses dan hasil prestasi belajar siswa

3. Bagi Sekolah
Sebagai usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran matematika di Sekolah Dasar,
khususnya SD Muhammadiyah 4 Batu.

METODE

Metode penelitian ini memiliki fungsi yang signifikan dalam mencari informasi data
yang dibutuhkan untuk memecahkan berbagai maslah yang bertujuan memberikan solusi dari
masalah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Peneleltian
Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto (2008), “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama”. PTK ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.
Kolaboratif artinya peneliti bekerja sama dengan guru kelas, sedangkan partisipatif artinya
peneliti dibantu partisipasi teman sejawat yang disebut observer.

A. Pelaksanaan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada tanggal 17 April-2 Mei 2023, dengan pelaksanaan siklus
I pada tanggal 17April 2023 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa-siswi kelas V SD
Muhammadiyah 4 Batu dengan jumlah siswa sebanyak 31 anak
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Pihak yang membantu dalam proses penelitian ini adalah teman sejawat Ibu
Mariani,S.Pd selaku kepala sekolah di SD Muhammadiyah 4 Batu.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat komponen pokok
penelitian kelas, yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
1. Siklus I
a) Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelum membuat rencana
perbaikan, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang model pembelajaran
4. Mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan
5. Menyiapkan instrumen.

b) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam kelas. Secara umum
kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
penutup, dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa terdapat di
dalam rencana pelaksanaan pemelajaran (RPP). Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis
melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kedala saat melakukan
tahap tindakan.

c) Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus I
berlangsung dan setelah pembelajaran tersebut selesai. Penulis dibantu oleh yaitu Ibu
Mariani, S.Pd melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Ibu Mariani, S.Pd melakukan observasi terhadap penerapan media pembelajaran
yang digunakan.
3. Ibu Mariani, S.Pd mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Ibu Mariani, S.Pd tentang kelemahan dan kelebihan
yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti mengubah
strategi pembelajaran pada siklus berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.

2. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak jauh
berbeda dengan siklus sebelumnya, yaitu :
a) Perencanaan
1. Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan Ibu Mariani, S.Pd
selaku teman sejawat dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada
pembelajaran.
2. Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung
3. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I

b) Pelaksanaan
1) Melakukan analisis pemecahan masalah
2) Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan memaksimalkan
penerapan media papercraft.

c) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan Ibu Mariani,
S.Pd untuk mengamati kegiatan pembelajaran dengan berfokus pada :
1. Media papercraft yang digunakan
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
d) Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta
menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, apabila tujuan
pembelajaran belum tercapai, maka peneliti tetap melanjutkan pembelajaran pada
siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

C. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengevaluasi atau mengurutkan data yang ada
dengan cara mengelompokkannya ke dalam kategori, pola, dan uraian yang sederhana.
Analisis data, menurut Suprayogo (dalam Tanzeh), meliputi sejumlah prosedur untuk
menelaah, mensistematisasi, menginterpretasi, dan memvalidasi data agar sebuah
penelitian memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Analisis data untuk penelitian ini
dapat dilakukan sebelum kegiatan berlangsung di lapangan, selama di lapangan, dan
setelah selesai kegiatan. Analisis data ini dilakukan setelah pengumpulan data dari
sampel dengan menggunakan instrumen yang telah dipilih, dan hasilnya akan digunakan
untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan penelitian atau menguji hipotesis yang
telah diajukan melalui penyajian data. Informasi yang dikumpulkan tidak harus
seluruhnya disajikan dalam penelitian.Aktifitas dalam analisis data yaitu reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi data
(conclusion drawing/verification).

1. Reduksi Data
Data yang berasal dari lapangan cukup banyak, oleh karena itu perlu dinyatakan
dengan jelas dan akurat. Mereduksi data berarti membuat data yang akurat atau
sesuai, memfokuskan pada hal-hal yang paling penting, mengidentifikasikan tema
dan bahasanya. Informasi ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada
pembaca untuk memudahkan mereka dalam melanjutkan pengumpulan data dan
menentukan apakah data tersebut masih diperlukan.
2. Menyajikan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mengorganisasikan hasil
pengolahan data dengan cara menguraikan semua informasi yang diperoleh dari
hasil pengolahan data untuk meningkatkan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah diorganisasikan
dideskripsikan sehingga akurat baik disajikan dalam bentuk bagan, grafik, maupun
tabel. Dalam analisis, dengan menggunakan data akan memudahkan untuk
memahami apa yang sedang terjadi dan melanjutkan pengerjaan proyek sesuai
dengan apa yang sudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Tujuan dari verifikasi dan penarikan kesimpulan adalah untuk memberikan
kesimpulan terhadap hasil analisis dan evaluasi. Selain itu, kegiatan tersebut juga
mencangkup pengumpulan data dan penjelasan informasi. Langkah selanjutnya
adalah menyelesaikan proses verifikasi, yang meliputi penentuan validitas data dari
data yang dicocokkan untuk diketahui kebenarannya. Data yang diperlukan berupa
data hasil prestasi belajar yang diperoleh dari hasil belajar/nilai tes untuk
mengetahui hasil prestasi belajar siswa yang maksimal. Hasil prestasi belajar
dianalisis dengan menggunakan teknis analisis hasil evalauasi belajar untuk
mengetahui ketuntasan belajar dapat dilihat dengan analisis hasil tes prestasi
belajar. Persentase hasil prestasi belajar dapat dilihat dari hasil analisis belajar
tersebut kemudian dibandingkan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditetapkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik
dapat dikatakan tuntas apabila hasil prestasi belajar mencapaiskor nilai 75% atau
lebih, menghitung hasil evaluasi prestasi belajar dapat menggunakan perbandingan
jumlah nilai yang diperoleh siswa dengan jumlah skor nilai maksimal di kali dengan
100% atau menggunakan rumus Percentages Correction sebagai berikut.

Keterangan:
S: Nilai yang dicari/diharapkan
R: jumlah skor dari item/soal yang dijawab benar
N: skor maksimal ideal dari tes tersebut.
Adapun metode atau teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan
tingkat pencapaian maksimal prestasi hasil belajar siswa yaitu dengan
membandingkan persentase ketuntasan hasil prestasi belajar yang dilakukan secara
kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas dengan menggunakan media papercraft
pada siklus I dan siklus II. Persentase ketuntasan hasil prestasi belajar dapat dihitung
dengan menggunakan perbandingan jumlah siswa yang tuntas belajar dengan jumlah
semua siswa di kelas (siswa maksimum) selanjutnya di kali dengan 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran


A. Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan pada mata pelajaran matematika
materi bangun ruang kelas V SD, dimana pelaksanaan penelitian pada siklus I dan II ini
didasarkan pada hasil nilai yang diperoleh pada kondisi awal penilaian atau sebelum
diterapkannya siklus I dengan nilai siswa yang belum memenuhi standar KKM yaitu
pada angka 73. Adapun data nilai perolehan siswa sebelum diberlakukan tindakan siklus
I adalah sebagai berikut:
T TT
Presentase ketuntasan 29% 71%
Jumlah nilai 1.930
Rata-rata 62

Berdasarkan hasil pembelajaran tersebut diperoleh persentase ketuntasan siswa


mencapai 29% sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas mencapai 71%, rata-rata
nilai siswa diperoleh 62. Hal ini terlihat bahwa kondisi awal nilai siswa sangat rendah,
maka perlu adanya perbaikan pembelajaran dengan menerapkan perbaikan melalui
siklus I. Penelitian ini tidak berhenti pada tahap siklus I saja tetapi penelitian ini
diperlukan adanya rangkaian tahap berikutnya yaitu tahap siklus II dengan harapan
siklus II dapat mewujudkan tujuan penelitian dengan belajar dari penelitian yang sudah
terlaksana pada siklus I yaitu dengan kendala-kendala yang ditemui pada siklus I.
Apabila pada siklus II terdapat hasil yang belum memenuhi tujuan penelitian, maka
diperlukannya diadakan siklus selanjutnya sampai tujuan tercapai. Sebaliknya, jika pada
siklus II tujuan hasil penelitian sudah dapat terwujud maka penelitian dapat berhenti
pada siklus II.
1. Hasil Penelitian Siklus 1
Pembelajaran pada siklus I menerapkan media Papercraft dengan kurikulum
merdeka yang digunakan dalam pembelajaran matematika bangun ruang di kelas V yang
berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat ATP; 2) menyusun
modul ajar pembelajaran; 3) menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKPD; 5)
menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan
yaitu: kertas bufallo, gunting, lem/isolasi, penggaris, alat tulis; 7) memberikan
evaluasi.
b. Pelaksanaan (action)
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bertindak langsung
sebagai guru di kelas dengan di amati oleh Ibu Mariani, S.Pd selaku teman sejawat
atau supervisor 2 . Kegiatan pelaksanaan ini disesuaikan dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran ini dibagi menjadi 3
langkah. Adapun langkah-langkah tersebut adalah: pertama kegiatan awal, yang
kedua kegiatan inti, dan ketiga adalah kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir adalah
kegiatan tes yang diikuti oleh 31 siswa.

T TT
Presentase ketuntasan 67% 33%
Jumlah nilai 2.350
Rata-rata 76

Berdasarkan tabel hasil prestasi belajar siswa pada siklus I menunjukkan


bahwa siswa yang tuntas dalam siklus I sebanyak 21 siswa atau dalam persentase
yaitu 67%, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau dalam
persentase yaitu 33%. Jumlah dari nilai siswa sebanyak 2.350 sehingga diperoleh
rata-rata nilai siswa adalah 76. Hal ini diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II karena ketuntasan siswa masih belum memenuhi standar indikator
yang diharapkan.
c. Pengamatan (observing)
Selama peneliti melakukan tindakan belajar mengajar, Ibu Mariani, S.Pd selaku
teman sejawat membantu mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh Ibu Mariani, S.Pd terhadap
proses pembelajaran guru di kelas pada perbaikan pembelajaran siklus I perlu
adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran matematika bangun ruang di kelas
V agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Adapun diperoleh informasi bahwa
perolehan keberhasilan guru masih 78%, dengan penjelasan sebagai berikut:
Adapun beberapa hal yang perlu diperbaiki pada siklus I ini sebagai berikut:
1) Media yang digunakan sudah efektif meskipun masih ada sedikit kekurangan
karena media yang digunakan masih belum memenuhi tujuan yang
diharapkan
2) Kemampuan guru pada saat menyiapkan dan membuka pembelajaran sudah
baik atau sesuai dengan indikator, akan tetapi masih kurang detail dalam
memberikan informasi tentang media papercraft yang akan digunakan
kepada siswa.
3) Guru kurang memotivasi siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami.
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas belajar siswa yang diamati
di antaranya adalah tingkat kerja sama peserta didik, antusias peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran, perhatian, kemampuan menyelesaikan tugas, menjawab
pertanyaan dari guru atau teman sekelas. Berikut dapat di informasikan bahwa
tingkat berhasilan aktivitas siswa diperoleh persentase 67%, dengan uraian
penjelasan sebagai berikut:
1) Pada saat kegiatan diskusi berkelompok untuk menemukan konsep bangun
ruang, kegiatan ini sangat terlihat antusiasme sebagian siswa dalam
memperlihatkan keterampilan berpikir mereka, dan pada kegiatan ini terlihat
menyenangkan bagi siswa, akan tetapi masih ada juga beberapa siswa yang
asik mengobrol sendiri tidak mengikuti kegiatan diskusi dalam anggota
kelompoknya.
2) Sebagian siswa merasa kurang memahami perbedaan bangun ruang kubus dan
balok
3) Perhatian dan keaktifan siswa sudah baik, akan tetapi dengan jumlah anggota
kelompok yang terlalu besar, maka ada beberapa siswa yang kurang aktif
dalam kegiatan kelompok, sehingga mengganggu anggota kelompok lainnya.
4) Siswa masih belum terlihat aktif dalam mengungkapkan materi yang belum
dipahami
d. Refleksi (reflecting)
1. Refleksi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru ditemukan saran dan keunggulan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
Adapun saran tindakan pada siklus I yang perlu dilakukan tindakan oleh guru
sebagai berikut:
1) Guru sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu prosedur dari media papercraft
yang akan digunakan dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung.
2) Guru harus benar-benar memahami kondisi kelas supaya dapat mengelola
kelas dengan baik.
3) Guru seyogyanya memotivasi siswa untuk bertanya terutama tentang
penjelasan dari guru yang belum dipahami siswa.
4) Guru sebaiknya tidak terpaku dengan modul ajar tetapi juga perlu melihat
kondisi siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
Keunggulan dalam tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakukan
oleh guru sebagai berikut:
1) Guru dapat meningkatkan semangat belajar siswa dengan penggunaan media
papercraft
2) Guru memberikan apersepsi pembelajaran dengan menggali pengetahuan
dan mengaitkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas dan siswa
menanggapi apersepsi
3) Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi ketika siswa memerlukan
bantuan
3 Refleksi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa ditemukan kelemahan dan keunggulan
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I.
Adapun saran tindakan pada siklus I yang perlu dilakukan tindakan oleh guru
sebagai berikut:
a) Siswa seharusnya saling membantu dan bekerjasama dalam memecahkan
masalah, serta berpartisispasi dalam melakukan diskusi sehingga terjadi
kerjasama yang baik antara sesama anggota kelompok.
b) Siswa seharusnya menanyakan kepada guru atau teman kelompok terkait
pemahaman yang kurang dipahami oleh siswa
c) Siswa seharusnya berpartisipasi aktif dalam diskusi membahas hasil kerja
kelompok dengan menanggapi jawaban dari kelompok lain, sehingga semua
anggota kelompok dapat berperan aktif dalam melakukan diskusi.
Keunggulan dalam tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakukan oleh
siswa sebagai berikut:
a) Siswa merasa senang dalam melakukan kegiatan membuat media bangun
ruang yang disediakan oleh guru yaitu dengan media papercraft.
b) Antusiasme siswa melaksanakan diskusi dan kerja kelompok dengan alat dan
bahan yang disediakan oleh guru
c) Bentuk kerjasama dalam kelompok terjalin dengan kompak

2. Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan (planning)
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus I, maka kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan dengan melakukan
pembuatan modul ajar perbaikan siklus II dengan tujuan perbaikan siklus II yang
berfokus pada:
1. Motivasi siswa untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami
2. Media papercraft yang di buat dan digunakan siswa sudah dipahami dan dikenal
siswa
3. Memahamkan kembali terkait masalah yang di hadapi siswa
b. Pelaksanaan (action)
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti bertindak langsung
sebagai guru di kelas dengan di amati oleh Ibu Mariani, S.Pd selaku teman sejawat
atau supervisor 2 . Kegiatan pelaksanaan ini disesuaikan dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran ini dibagi
menjadi 3 langkah. Adapun langkah-langkah tersebut adalah: pertama kegiatan
awal, yang kedua kegiatan inti, dan ketiga adalah kegiatan akhir. Pada kegiatan
akhir adalah kegiatan tes yang diikuti oleh 31 siswa.
T TT
Presentase ketuntasan 94% 6%
Jumlah nilai 2.575
Rata-rata 83

Hasil belajar pada siklus II di atas persentase menunjukkan bahwa siswa


yang tuntas dalam siklus II sebanyak 29 siswa atau 94%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 6%. Jumlah nilai siswa diperoleh 2.575
sehingga diperoleh rata-rata 83.

c. Pengamatan (observing)
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Ibu Mariani, S.Pd selaku
supervisor 2 atau teman sejawat yang membantu dalam mengamati proses
pembelajaran guru di kelas, mengetahui hasil prestasi siswa pada kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus II ini meningkat secara signifikan. Hal ini
dikarenakan tujuan perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus ini
dapat tercapai dengan baik terlihat bahwa kemampuan guru dalam menyajikan
materi dan media papercraft lebih baik dan meningkat dibandingkan dengan
pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I. Hal ini telah terpenuhi dari
indikator yang telah ditentukan, yaitu: (1) Guru memberikan kesempatan kepada
siswa dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan
pertanyaan dari siswa, (2) Guru memberikan pujian atau penghargaan terhadap
siswa bagi jawaban yang kurang tepat, (3) Memperhatikan reaksi atau tanggapan
yang berkembang pada diri siswa, (4) Materi yang di sampaikan sudah dapat
dibedakan oleh siswa terkait perbedaan bangun ruang kubus dan balok, dan (5)
Menyampaikan langkah penggunaan media papercraft yang akan dilakukan
dengan tepat dan jelas.
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Selama pembelajaran aktivitas guru maupun peserta didik tetap diamati. hal
menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara keseluruhan meningkat dengan baik.
Pemahaman, perhatian, proses pembelajaran, dan partisipasi siswa meningkat
dan siswa menjadi lebih aktif.
d. Refleksi (reflecting)
Pada proses pembelajaran siklus II telah dilakukan perbaikan pembelajaran
berdasarkan kelemahan di siklus I. Berdasarkan perbaikan siklus II tersebut terjadi
peningkatan pada proses pembelajaran maupun hasil evaluasi siswa. Ibu Mariani,
S.Pd selaku observer melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan siklus II ini peneliti sudah berhasil.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran


Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil prestasi belajar
maupun aktifitas peserta didik mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap
siklusnya. Hasil prestasi belajar siswa diukur melalui tes evaluasi yang dilakukan pada tiap
akhir siklus. Indikator keberhasilan tindakan kelas tersebut adalah apabila standar
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 90% dan secara individual nilai
yang diperoleh peserta didik 73. Sedangkan untuk aktivitas prestasi belajar siswa
indikatornya adalah apabila prosentase aktifitas belajar peserta didik di kelas > 80%.
Berdasarkan hasil nilai kondisi awal sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran
siklus I. Nilai yang diperoleh siswa sangat rendah siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa dari
31 siswa dengan persentase 29% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 22 siswa dengan
persentase 71%.

1. Pembahasan Siklus I
Pelaksanaan siklus I pembelajaran difokuskan pada media pembelajaran
papercraft. Media ini diimplementasikan di SD Muhammadiyah 4 Batu. Secara umum
siswa belum tahu bagaimana penerapan media papercraft ini dalam pembelajaran
Matematika. Namun dalam penerapan pembelajaran ini pada siklus I masih mengalami
beberapa kendala, di antaranya kemampuan dalam pengelolaan kelas belum efisien .
Media papercraft yang di buat dan digunakan oleh siswa belum memenuhi tujuan yang
di harapkan. Siswa masih belum dapat membedakan bangun ruang kubus dan balok.
Kendala ini dapat diatasi dengan cepat oleh peneliti dengan cara mengorganisir siswa
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan
pendapat. Guru membimbing siswa yang merasa kesulitan saat pembelajaran
berlangsung.
Hasil data dari daftar nilai siklus I diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
di atas KKM dalam pembelajaran siklus I sebanyak 21 siswa dengan presentase 67%
sedangkan 10 siswa dengan presentase 33% belum mencapai KKM atau belum tuntas
dari standar nilai yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan pada siklus I belum tuntas sehingga perlu dilakukannya siklus II.
Ketidaktuntasan proses pembelajaran siklus I dikarenakan siswa masih belum
bisa membandingkan bangun ruang kubus dan balok serta penggunaan media
papercraft yang digunakan siswa masih terdapat beberapa kesalahan. Persentase
aktifitas belajar siswa pada pada siklus I 67%. Hasil dari siklus I belum memenuhi
standar ketuntasan yang telah ditetapkan peneliti. Oleh karena itu, penelitian
dilanjutkan pada siklus II.

2. Pembahasan siklus II
Pelaksanaan siklus II, peneliti dan guru berkolaborator dalam
memfokuskan penelitian pada peningkatan aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran. Siswa diminta untuk lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara
salah satu siswa untuk membuat bangun ruang kubus dan balok dan siswa lain
menyebutkan sifat-sifatnya. Setiap kelompok diminta untuk menjelaskan bangun
ruang yang telah mereka buat. Dengan cara seperti ini, peserta didik jadi lebih aktif
dalam pembelajaran. Disamping itu, mereka juga lebih memahami materi yang
sedang diajarkan oleh guru.
Pada siklus II ini, hasil prestasi belajar siswa baik secara individual
maupun secara klasikal mengalami peningkatan dengan rata-83 dan ketuntasan
klasikalnya mencapai 94%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 27 %.
Untuk persentase aktifitas prestasi belajar siswa pada siklus II naik menjadi 92%.
Berdasarkan hasil kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan
siklus I dan siklus II meningkat dengan baik. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
awal sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I diperoleh rata-rata hasil
prestasi siswa 62 dan ketuntasan dalam belajar 29%. Selanjutnya dilakukan
kegiatan perbaikan siklus I dengan nilai rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik
adalah 76 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 67%, sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata siswa adalah 83 dan ketuntasan klasikalnya mencapai 94%. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 27%. Peningkatan hasil belajar siswa
dari kegiatan awal sebelum dilakukan siklus I hingga kegiatan perbaikan siklus II
dapat dilihat pada gambar diagram 4.3 berikut.
Gambar diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas, Prestasi Belajar, Ketuntasan
Belajar

100
80
60
40
20
0
Aktifas
Belajar Prestasi
Belajar Ketuntasan
Belajar

Aktifas Belajar Prestasi Belajar Ketuntasan Belajar


Kondisi Awal 62 29
Siklus I 67 76 67
Siklus II 92 83 94

3. Efektifitas pembelajaran ditandai oleh hasil belajar yang meningkat dan


dibandingkan dengan hasil penelitian yang lain
Efektifitas pembelajaran pada penelitian tindakan kelas pada materi bangun
ruang dengan media papercraft menunjukkan hasil prestasi belajar yang cukup
memuaskan. Hal ini di tandai dengan aktivitas belajar siswa yang baik selama mengikuti
pembelajaran. Penggunaan media papercraft dengan Pembelajaran bangun ruang ini di
awali dengan pemberian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang memuat
permasalahan yang harus diselesaikan dalam pembuatan bangun ruang dengan media
papercraft. Pembelajaran ini dapat membuat siswa lebih menyenangkan dan dapat
membentuk pengetahuan siswa yang lebih bermakna sehingga hasil prestasi belajar siswa
meningkat.
Menurut Saputra (2013), mengungkapkan bahwa papercraft merupakan seni
yang dapat melatih keterampilan motorik siswa dalam mengembangkan kreativitas siswa.
Papercraft ini tidak hanya melakukan pola menggunting dan menempel saja tetapi
papercraft meliputi membuat sketsa, melipat, menggunting, dan menempel. Dalam
pembelajaran matematika media papercraft ini dapat digunakan karena dapat membantu
siswa dalam mengetahui materi salah satunya pada materi bangun ruang. Sehingga siswa
tidak hanya mengetahui dalam bentuk gambar saja tetapi siswa juga dapat mengetahui
dan mempraktekkan langsung dalam membuat bangun ruang melalui media papercraft.
Penelitian yang berkaitan dengan media papercraft sudah dilakukan oleh
beberapa peneliti (Yusuf Prasetya, 2018) menjelaskan pengalaman bahwa penggunaan
media papercraft dapat menigkatkan kemampuan pemecahan masalah, keterampilan
guru dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut
dapat disimpulkan bahwa model Realistic Mathematic Education. (Bagus Prakosa2017)
menjelaskan pengalaman bahwa media gambar yang merupakan salah satu bagian dari
papercraft dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi sumber daya alam dan
sekitarnya pada kelas III SDN I Sawoo Ponorogo. (Febie Pandesty, 2019) menjelaskan
pengalaman bahwa penggunaan media pembelajaran papercraft dalam pembelajaran seni
budaya dan prakarya (SBDP) dapat meningkatkan kreatifitas menggambar di SD Negeri
2 Sukarame Bandar Lampung.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan media papercraft
pada pembelajaran matematika materi bangun ruang di Kelas V SD Muhammadiyah 4 Batu
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan nilai yang diperoleh rata-rata kondisi
awal sebelum dilakukan perbaikan siklus I adalah 62 dengan persentase ketuntasan 29%.
Selanjutnya dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I memperoleh rata-rata skor 76.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I meningkat, namun belum memenuhi
standar indikator yang telah ditentukan. Persentase ketuntasan prestasi belajar secara
klasikal pada siklus I yaitu 67%. Hal ini perlu dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus II untuk memenuhi standar indikator yang di tentukan. Perbaikan pembelajaran
siklus II diperoleh rata-rata skor 83. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media
papercraft ini meningkat lebih baik dengan persentase klasikal ketuntasan prestasi belajar
siswa 94% yang menunjukkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa sudah memenuhi standar indikator yang ditetapkan.
Menggunakan media papercraft yang diberikan guru kepada siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Media papercraft dapat menarik perhatian siswa
sehingga siswa dapat fokus memperhatikan penjelasan guru (peneliti) ketika menggunakan
media tersebut. Siswa yang awalnya kurang memperhatikan dan acuh tak acuh menjadi
fokus memperhatikan ke depan kelas. Mereka penasaran dan ingin tahu bagaimana
menggunakan media papercraft. Pembelajaran dilakukan dengan diskusi kelompok
membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan keterampilan motoriknya
serta mereka dapat mengetahui dan membedakan macam-macam bentuk bangun ruang.
Mereka bekerja sama dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar siswa
pada materi bangun ruang dengan menggunakan media papercraft kelas V SD
Muhammadiyah 4 Batu dapat meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
a) Kepala Sekolah perlu mengadakan pelatihan atau mengikutsertakan guru dalam
pelatihan tentang strategi pembelajaran inovatilajar siswaf diantaranya mtode
demonstrasi benda konkret yang dalam penelitian ini mampu meningkatkan
motivasi belajar,
b) Sekolah seharusnya mengadakan fasilitas pembelajaran dan mediamedia
pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam setiap proses pembelajaran agar
menarik minat belajar siswa sehingga kualitas pembelajaran menjadi meningkat.

2. Bagi Guru
a) Guru harus mampu menerapkan media pembelajaran matematika yang bervariasi
dan inovatif agar siswa tidak merasa jenuh.
b) Guru perlu meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelajaran Matematika
melalui media papercraft agar motivasi belajar siswa menjadi meningkat dan
materi-materi dapat tercapai dengan baik.
c) Siswa yang pandai harus membagi ilmunya kepada siswa lain dan siswa yang
merasa kurang pandai harus terus berusaha atau mencari tahu.
d) Khusus bagi siswa yang belum memenuhi KKM diberikan remidi/ perbaikan dan
les privat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Peningkatan prestasi belajar siswa melalui media papercraft dapat dijadikan acuan
untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tanzeh. 2004. Metode Penelitian Praktis. Jakarta: PT.Bina Ilmu.

Aji, Bayu Prakoso Bagus (2017) Penerapan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Materi Sumber Daya Alam Dan Sekitarnya Pada Kelas III SDN I Sawoo
Ponorogo jurnal JPGSD Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017.
Pandesty, Febie (2018) Penerapan Media Pembelajaran Papercraft dalam Meningkatkan
Kreatifitas Menggambar Seni Budaya dan Prakarya (Sbdp) di SD Negeri 2 Sukarame
Bandar Lampung. Skripsi UIN Raden Intan Lampung 2018
Prasetya, Yusuf (2018) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi
Jaring-Jaring Balok dan Kubus menggunakan Model Realistic Mathematics Education
berbantu Media Papercraft pada Siswa Kelas V Sd 2 Mlati Lor Kudus. Update test thesis,
universitas muria kudus.
Prasetyo, Yusuf 2018 Hubungan Motivasi Belajar dan Sumber Belajar dengan Hasil Belajar
IPA Kelas V. Joyful Learning Journal JLJ 7 (2) (2018)

Mardianto. 2012. Pembelajaran Tematik. Medan: Perdana Publishing

Anda mungkin juga menyukai