Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PKP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMECAHAN MELALUI


METODE SCRUMBLE MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS IV SD NEGERI 030327 LAKSA KECAMATAN PEGAGAN HILIR
KABUPATEN DAIRI

TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : PRISKA MANIK

NIM : 835305648

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PDGK4501

PROGRAM STUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA MEDAN

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN


PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

Nama : PRISKA MANIK

NIM : 835305648

Program Studi : S.1 – PGSD

Tempat Mengajar : SDN No. 030327 Laksa

Jumlah Siklus : 2 ( Dua ) kali

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : 1. Siklus 1 : Rabu, 28 Oktober 2020

2. siklus 2 : Rabu, 04 November 2020

Masalah yang merupakan fokus perbaikan

1. Rendahnya kemampuan belajar siswa


2. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
3. Kurangnya pemahaman siswa tentang menjawab petanyaan

Menyetujui, Sidikalang, 23 November 2020


Supervisor 1 Mahasiswa

Priska Manik
NIM. 835305648
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan


Profesional ( PKP ) yang saya susun syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Program Studi Pendidikan S.1 –PGSD Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dari sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisa karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia enerima
sanksi encabutan gelar Akademik yang saya sandang dan sanksi –sanksi lain sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

Sidikalang, 23 November 2020

Yang membuat pernyataan

PRISKA MANIK
NIM:835305648
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah dan
nikmat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pemantapan Profesional ( PKP ) dengan kode mata kuliah PDGK4501. Penyusunan laporan
ini merupakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebagai usaha untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajran dan merupakan
upaya pemantapan kemampuan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

Penulisan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) ini tidak akan


berjalan dengan baik tanpa dukungan, bimbingan, arahan, semangat dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang
secara langsung / tidak langsung turut merasakan berbagai keterbatasan penulis.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Dra. Elisa selaku Supervisor 1 yang telah banyak memberikan saran, motivasi
dan masukan – masukan pada saat melaksanakan perbaikan pembelajaran ini.
2. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk kuliah dan juga telah memberikan dukungan, demi keberhasilan penulis
3. Ibu Marhaen Tampubolon,S.Pd sebagi Kepala Sekolah SDN No. 030327 Laksa yang
telah memberikan kesempatan untuk , melakukan penelitian di sekolah yang
dipimpinnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan dan saran serta kritikan yang
baik sehingga untuk kedepannya penulis dapat memperbaiki demi kesempurnaan penyusunan
laporan. Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya
kalangan pendidik dalam upaya memajukan mutu kualitas pendidikan.

Sidikalang,23 November 2020

PRISKA MANIK

NIM : 83530564
DAFTAR ISI

Halaman Judul .....................................................................................................

Lembar Pengesahan .............................................................................................

Lembar Pernyataan ..............................................................................................

Kata Pengantar .....................................................................................................

Daftar Isi ..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................


1. Identifikasi Masalah ..........................................................................
B. RUMUSAN MASLAH ..........................................................................
C. TUJUAN PENELITIAN.........................................................................
D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN ............................................

BAB II . KAJIAN PUSTAKA............................................................................

A. Hakikat Membaca dan Membaca Pemahaman .......................................


B. Kemampuan Membaca Pemahaman .......................................................
C. Metode Scrumble ....................................................................................
D. Gambaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ..........................................

BAB III. PELAKSANAAN PERBAKAN ........................................................

A. Subjek Penelitian.....................................................................................
B. Deskripsi Per Siklus ................................................................................
C. Teknis Analisis Data ...............................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................

A. Pelaksanaan Siklus ..................................................................................


B. Pembahasan dan Setiap Siklus ................................................................

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................


A. KESIMPULAN .......................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Membaca merupakan peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Membaca
juga merupakan suatu keterampilan yang sangat penting. Membaca memiliki peranan penting
dalam melahirkan penerus yang cerdas, kreatif, dan kritis. Dengan membaca seseorang
dapat menerima pengetahuan dan informasi dari berbagai dunia. Menurut Poerwadarminta
( 1984 : 71 ) memebaca merupakan suatu kegiatan melihat tulisan dan mengerti atau dapat
melisankan apa tertulis. Tulisan dapat menjadi aspek yang penting dalam membaca karena
tanpa ada tulisan seseorang tidak dapat dikatakan sedang membaca. Tulisan tersebut berupa
kata yang terdiri dari beberapa huruf, kalimat yang terdiri dari beberapa kata atau paragraf.
Membaca menjadi sebuah keharusan yang dilakoni setiap pribadi yang menamakan dirinya
seorang intelektual.

Pada umumya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi. Sehingga membaca harus dilatih sejak dini. Adapun kegiatan membaca
dimulai dari taman kanak – kanak atau sekolah dasar tingkat awal. Namun pada
kenyataannya kegiatan membaca kurang disukai oleh anak – anak khususnya siswa sekolah
dasar yang pada dasarnyamasih suka bermain, belum dapat dikatakan fokus dalam membaca.
Di dalam satu kelas saja dapat dihitung berapa saja yang gemar membaca tanpa ada unsur
paksaan dari orang lain seperti orang tua dan guru. temuan di kelas tingkat atas sekolah dasar
terdapat siswa yang belum bisa membaca atau kurang lancar dalam membaca. Apabila ada
siswa yang belum bisa membaca akan sulit untuk memahami bacaan. Karan kegiatan
membaca tidak hanya sekedar membaca sekilas saja, tetapi juga harus dapat memahami apa
isi bacaan yang dibaca.

Berdasarkan hal itu peneliti menemukan siswa yang belum bisa membaca di kelas IV SD
NEGERI NO. 030327 LAKSA dan beberapa siswa yang lambat membaca dan rendah dalam
hal memahami bacaan .

Faktor yang menjadi penghambat siswa yang kurang berminat untuk membaca sangat
banyak, beberapa diantaranya yaitu lingkungan. Anak yang berada dilingkungan yang kurang
fasilitas seperi tidak tesedianya taman kanak – kanan, keluarga yang tidak mendukung karena
orang tua yang tinggal di lingkungan tersebut lebih sibuk bekerja, jadi kurang pengawasan
kasih sayang orang tua.

Berdasarkan uraian di atas, untuk itu peneliti termotivasi untuk melakuakan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK) denga judul “ meningkatkan kemampuan siswa membaca
pemahaman melalui metode scrumble mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD
NEGERI 030327 LAKSA.

B. Identifikasi Masalah

Kegiatan membaca memang peran penting dalam kehidupan terutama dalam bidang
pendidikan. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari membaca. Untuk itu peneliti
mengidentifikasikan masalah – masalah yang timbul dengan kemampuan membaca
siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut identifikasi masalah :
1. Masih rendah kemampuan membaca siswa
2. Kurangnya pengetahuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
3. Guru kurang paham dalam menggunakan media yang menarik

C. Perumusan Masalah

Agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas maka
perlu dibatasi permasalannya sebagai berikut :
1. Kurangnya minat siswa dalam membaca
2. Interaksi belajar siswa sangat minim
3. Kurangnya pemahaman siswa dalam hal menjawab

Berdasarkan hal tersebut diatas maka tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
hal – hal berikut adalah :
1. Memperbaiki proses pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat siswa
membaca
2. Meningkatkan interaksi belajar siswa
3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam hal menjawab
D. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulis untuk melaksanakan penelitian ini adalah :
1. Ingin meningkatkan kemampuan siswa belajar, agar siswa baik aktif secara mental
maupun secara fisik dalam proses pembelajan.
2. Untuk menarik minat belajar siswa sesuai dengan mata pelajaran dan konteks materi
yang sedang dipelajari
3. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PDGK 4501) pada program S1 PGSD Universitas Terbuka.

E. Manfaat Perbaikan Perbelajaran

Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru, siswa


maupun bagi sekolah itu sendiri.

a. Manfaat bagi guru

1. Membuat guru memperbaiki pembelaran dan membantu guru berkembang secara


profesial
2. Meningkatkan kualitas belajar mengajar yang dikelola guru di dalam kelas.
3. Meningkatkan rasa percaya diri

b. Manfaat bagi siswa


1. Meningkatkan dan memperbaiki pemahaman belajar siswa
2. Meningkatkan minat belajar siswa

Dengan terjadinya perbaikan dalam hal pembelajaran akan memberi dampak positif
terhadap kemajuan sekolah dan peningkatan mutu sekolah yang tercermin dari peningkatan
kemampuan profesional guru, peningkatan kemampuan belajar siswa dan suasana yang
kondusif di lingkungan sekolah .

F. Rencana Perbaikan
Penelitian tindakan kelas ( PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya, sebagai guru
sehingga kemampuan belajar siswa menjadi meningkatkan.

Langkah utama PTK ada 4 langkah yaitu : merencanakan melakukan tindakan,


mengamati dan refleksi yang merupakan satu daur, siklus yang saling berhubungan siklus
terakhir apabila masalah permasalahan yang dihadapi guru sudah tuntas diatasi.

Untuk memperbaiki mutu pembelajaran, penulis melakukan langkah –langkah ( tindakan


) sebagai berikut :

1. Menganalisis permasalahan yang menyebabkan kurangnya kemampuan belajar siswa


2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran dari siklus pertama hingga siklus terakhir
dan mempersiapkan alat pendukung seperti media dan metode pembelajaran
3. Menentukan metode dan pendekatan selama proses pembelajaran berlangsung
4. Melaksanakan proses pembelajaran serta menganalisis keterangan dan
memperbaikinya pada materi pelajaran lainnya sesuai dengan situasi kelas dan
pelajaran yang sedang dipelajari.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT MEMBACA DAN MEMBACA PEMAHAMAN

1. Pengertian Membaca
A. Membaca

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman melalui metode scrumble mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
030327 Laksa. Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan membaca terlebih
dahulu dikemukakan beberapa defenisi tentang membaca:

1. Menurut Dalman (2013:7), membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif
yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan
2. Menurut harjasujana ( 1996 : 5 ) membaca adalah kemampuan yang kompeks.
Pembaca tidak hanya memandangi lambang yang tertulis semata, melainkan berupaya
memahami apa makna dari lambang tertulis tersebut.

Berdasarkan pengertian membaca diatas, peneliti sependapat dengan Dalman, bahwa


membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan
berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Dengan membaca, si pembaca pasti
mendapatkan manfaat. Maanfaat tersebut yaitu memperluas pengetahuan dan menggali pesan
– pesan yang tertulis yang ada dalam bacaan.

B. Tujuan Membaca

Tujuan membaca menurut Farida Rahim ( 2008 : 11) ada beberapa tujuan membaca
yang mencakup :

1. Kesenangan
2. Menyempurnakan membaca nyaring
3. Menggunakan strategi tertentu
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu tofik,atau menolak prediksi
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis
7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
suatu teks dalam beberapa cara lain
9. Mempelajari tentang struktur teks
10. Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang spesifik

Berbagai tujuan membaca yang dikemukakan di atas, merupakan tujuan -tujuan yang
bersifat khusus. Tujuan membaca pada umum adalah untuk mendapatkan informasi yang
mencakup isi, dan memahami makna yang terkandung dari bahan bacaan. Dengan membaca,
seseorang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan.

C. Jenis – Jenis Membaca

 Membaca Nyaring
Dalam proses membaca nyaring sering dipakai oleh seseorang untuk menyampaikan
suatu gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca teks. Membaca nyaring
adalah sebuah kegiatan membaca yang dilakukan dengan teknis atau cara membaca
keras – keras di depan umum.
 Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati merupakan sebuah kegiatan membaca dengan seksama yang
dilakukan untuk dapat mengerti dan juga memahami maksud serta tujuan dari penulis
dalam media tulis.
Membaca dalam hati meliputi :
Membaca ekstensif
adalah tahapan awal dimana pembaca dituntut untuk bisa menyurvei atau menilai
dengan membaca secara sekilas maupun membaca dangkal
1. Sedangkan membaca intensif merupakan tahapan lanjutan untuk dapat memhami
isi dan memahami konteks bahasa dalam yang digunakan dalam penulisan.

B. Kemampuan Membaca Pemahaman.

A. Pengertian Membaca Pemahaman


Dalam membaca suatu teks bacaan, pembaca memerlukan pemahamanuntuk dapat
memperoleh informasi secara tepat. Yoakam via Ahuja (2010: 50),membaca pemahaman
merupakan membaca dengan cara memahami materi bacaan yang melibatkan asosiasi
(kaitan) yang benar antara makna dan lambang (simbol)kata, penilaian konteks makna yang
diduga ada, pemilihan makna yang benar,organisasi gagasan ketika materi bacaan dibaca,
penyimpanan gagasan, danpemakaiannya dalam berbagai aktivitas sekarang atau
mendatang.Somadyo (2011: 10), membaca pemahaman merupakan prosespemerolehan
makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca serta
dihubungkan dengan isi bacaan. Terdapat tiga halpokok dalam membaca pemahaman, yaitu:
1)pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki,
2)menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yangakan
dibaca,
3)proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca


pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh seorang untuk memahami
isi bacaan dengan menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan
atara skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki oleh pembaca dan pengetahuan baru yang
diperoleh pada saat membaca, sehingga proses pemahaman dapat terbangun secara maksimal.

B. Proses Membaca Pemahaman

Kehidupan dan pertumbuhan manusia senantiasa dipengaruhi oleh kegiatanbelajar,


karenanya hal tersebut perlu dikuasai melalui proses belajar. Begitu puladengan kemampuan
membaca. Menurut Harjasujana dan Mulyati (1996: 5),mengemukakan beberapa hal yang
berkaitan dengan proses membaca, adalah sebagaiberikut.
1)Membaca sebagai suatu proses psikologis.
Psikologis berkaitan dengan mental dan kejiwaan seseorang. MenurutHarjasujana dan
Mulyati (1996: 6) hal-hal yang berkaitan dengan proses membaca,meliputi (1) intelegensi, (2)
usia mental, (3) jenis kelamin, (4) tingkat sosialekonomi, (5) bahasa, (6) ras, (7) kepribadian,
(8) sikap, (9) pertumbuhan fisik, (10)kemampuan persepsi, dan (11) tingkat kemampuan
membaca.
2)Membaca sebagai proses sensoris.
Sensoris berkaitan dengan indera yang dimiliki oleh seseorang. Membaca tidak dapat
disingkirkan dari kenyataan bahwa pada awalnya, membaca merupakan proses sensoris.
Isyarat dan rangsangan kegiatan membaca, pertama-tama masuk melalui telinga dan mata,
sedangkan rangsangan huruf Braille masuk melalui syaraf-syaraf jari
3)Membaca sebagai proses perseptual.
Secara umum, persepsi dimulai dengan melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan
meraba. Dalam kegiatan membaca,pembaca cukup memperhatikan aspek penglihatan dan
pendengaran. Persepsi umumnya mengandung stimulus, asosiasi makna, dan interpretasinya
berdasarkan pengalaman tentang stimulus itu, serta respon yang menghubungkan makna
dengan stimulus atau lambang.
4)Membaca sebagai proses perkembangan.
Membaca merupakan proses perkembangan sepanjang hayat.Perkembangan tersebut
tidak akan diketahui kapan dimulai dan diakhiri. Ada dua hal yang perlu diperhatikan guru
dalam menyampaikan bahwa membaca sebagai proses perkembangan, yaitu (a) guru harus
sadar bahwa membaca merupakan sesuatu yang diajarkan dan bukan terjadi secara insidental
dan (b) meyakinkan bahwa membaca bukanlah suatu subjek melainkan suatu proses.
5)Membaca sebagai proses perkembangan keterampilan.
Dalam perkembangan keterampilan membaca, seseorang pembaca harus mengenal
tahapan atau tingkatan dalam membaca. Menurut Harjasujanadan Mulyati (1996: 23), tahap-
tahap keterampilan yang dapat dikembangkan anak dalam membaca, yaitu (a) perkembangan
konsep, (b) pengenalan dan identifikasi,dan (c) interpretasi mengenai informasi.5.Jenis
Membaca PemahamanMembaca pemahaman pada dasarnya adalah suatu proses membaca
untukmembangun pemahaman. Dalam proses membaca ini, pembaca menggunakanbeberapa
jenis pemahaman.
a.Pemahaman Literal

Tingkatan membaca pemahaman yang pertama adalah pemahaman literal. membaca


literal adalah kemampuan mengenal dan menangkapbahan bacaan yang tertera secara tersurat
(eksplisit). Artinya, pembaca hanyamenangkap informasi yang tersurat atau tampak jelas
dalam bahan bacaan. Pembacatidak menangkap informasi yang tersirat dalam bahan bacaan.
Unsur-unsur dalamketerampilan membaca literal, antara lain sebagaiberikut.
1)Keterampilan mengenal kata.
2)Keterampilan mengenal kalimat. menurut Nurhadi (2010: 58),
3)Keterampilan mengenal paragraf
4)Keterampilan mengenal unsur detail.
5)Keterampilan mengenal unsur perbandingan.
6)Keterampilan mengenal unsur urutan.
7)Keterampilan mengenal unsur hubungan sebab akibat.
8)Keterampilan menjawab pertanyaan: apa, siapa, kapan, dan di mana.
9)Keterampilan menyatakan kembali unsur perbandingan.
10)Keterampilan menyatakan kembali unsur urutan.
11)Keterampilan menyatakan kembali unsur sebab akibat.

b.Pemahaman Interpretasi

Tingkatan membaca pemahaman setelah pemahaman literal adalahpemahaman


interpretasi. Menurut Smith (via Ahuja, 2010: 55), pemahaman interpretasi berkaitan dengan
proses memperoleh makna implisit (tak langsung)terhadap sebuah teks.. Nuttall (via
Somadyo, 2011: 22), membaca interpretatif adalahmembaca antarbaris untuk membuat
inferensi. Membaca interpretatif merupakanproses pelacakan gagasan yang disampaikan
secara tidak langsung. Membaca inimeliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan
utama bacaan, hubungansebab akibat, serta analisis bacaan seperti menemukan tujuan
pengarang menulisbacaan, ringkasan isi bacaan, dan penginterpretasian bahasa figuratif.
Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca interpretasi adalah
membaca untuk mengetahui gagasan, ide, atau informasi yang tersirat dalambacaan.
Informasi yang tersirat dalam bacaan, dapat berupa simpulan, menemukangagasan utama,
menemukan hubungan sebab-akibat, dan menganalisis bacaan.
c.Pemahaman Kritis

Tingkatan membaca pemahaman yang ketiga adalah kemampuan membaca kritis.


Pembacanya disebut pembaca kritis. Menurut Nurhadi (2010: 59), kemampuan membaca
kritis merupakan kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis yang berupaya
untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baikmakna tersurat maupun makna
tersirat, melalui tahap mengenal, memahami,menganalisis, mensintesis, dan
menilai.Seseorang dikatakan sebagai pembaca kritis apabila memiliki memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1)Kegiatan membaca sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis.
2)Tidak begitu saja menerima, apa yang dikatakan pengarang.
3)Membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki.
4)Membaca kritis selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan
dalambacaan.
5)Membaca kritis adalah mengolah bahan bacaan, bukan mengingat (menghafal).
6)Hasil membaca untuk diingat dan diterapkan, bukan untuk dilupakan.

d.Pemahaman Kreatif

Tingkatan pemahaman membaca yang terakhir adalah pemahaman kreatif.Kemampuan


membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuanmembaca seseorang.
Menurut Nurhadi (2008: 60-61), dalam membaca kreatif,pembaca tidak hanya sekadar
menangkap makna tersurat, makna antarbaris, danmakna di balik baris. Seseorang dikatakan
memiliki pemahaman membaca kreatifjika dapat memenuhi kriteria sebagai berikut.
1)Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku.
2)Mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari.
3)Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai.
4)Hasil membaca berlaku sepanjang masa.
5)Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan, dan mampu
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah
dibaca.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Membaca Pemahaman

Banyak faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman. Berikut adalah


beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman yang dikemukakan
oleh para ahli. Syafi’ie (via Somadyo, 2011: 27), faktor yang mempengaruhi proses
pemahaman siswa terhadap bahan bacaan adalah penguasaan struktur wacana atau teks
bacaan.
Ahuja (2010: 70-71), faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi membaca mencakup
dua hal, yaitu faktor internal dan lingkungan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri pembaca. Faktor internal meliputi, kemampuan mendengar bunyi, cacat wicara,
kebiasaan dalam membaca, dan tujuan membaca.Faktor lingkungan adalah faktor yang
berasal dari luar diri pembaca. Faktor ini meliputi, penerangan atau pencahayaan, keterbacaan
bahan bacaan, dan motivasipembaca.
Dari pendapat di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca, penulis sependapat dengan pandangan Ahuja, bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi membaca pemahaman seseorang terbagi menjadi dua yaitu, faktor internal
dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pembaca. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pembaca.Faktor internal meliputi kesehatan
fisik, kebiasaan dalam membaca, dan tujuan dalam membaca, sedangkan faktor eksternal,
meliputi keterbacaan teks, dan motivasi pembaca.

D. Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman

Dalam pembelajaran membaca, guru hendaknya mendorong siswa untuk dapat memahami
berbagai bahan bacaan. Menurut Rahim (2008: 99), ada tiga tahapan dalam pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman. Ketiga tahapan membaca pemahaman tersebut adalah
tahap prabaca, saat baca, dan pascabaca.
a.Tahap Prabaca
Rahim (2008: 99), kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan
sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Fokus kegiatan pembelajaran pada tahap
prabaca adalah untuk membangkitkan skemata siswa tentang topik atau materi sehingga
siswa dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Skemata adalah latar
belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi atau
konsep tentang sesuatu. Skemata menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam
diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat, tindakan, atau peristiwa.
Nuriadi (2008: 47), prabaca merupakan sebuah teknik membaca yangmemiliki tujuan
menjadikan pembaca mengenal materi yang akan dibaca secara mendalam. Aktivitas
membaca akan lebih mudah dilakukan dengan adanya gambaran awal sehingga sangat
membantu pembaca. Dengan melakukan kegiatanprabaca, seseorang akan lebih cepat dalam
memahami materi yang dibaca.
b. Tahap Saat Baca
Setelah melakukan kegiatan prabaca, tahap selanjutnya adalah tahap saatbaca (during
reading). Strategi yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah menggunakan strategi
metakognitif. Menurut Burns (via Rahim, 2008: 102),penggunaan strategi metakognitif
secara efektif berpengaruh positif terhadappemahaman. Lebih lanjut, dikatakan bahwa bagian
dari proses metakognitif adalah memilih tipe tugas yang dibutuhkan untuk mencapai
pemahaman. Pembaca dapat menanyakan pada dirinya sendiri, pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.

c.Tahap Pascabaca

Setelah melakukan kegiatan prabaca dan saat baca, tahap selanjutnya yang harus
dilakukan adalah tahap pascabaca. Burns (via Rahim, 2008: 105), kegiatan pascabaca
digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yangdibacanya ke dalam
skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Kegiatan pascabaca dapat dikembangkan dengan cara(1) siswa diberikan kesempatan
menemukan informasi lanjutan tentang topik, (2)siswa diberikan sejumlah pertanyaan tentang
isi bacaan, (3) siswa diberikan kesempatan mengorganisasikan materi yang akan
dipresentasikan, dan (4) siswa diberikan kesempatan mengerjakan tugas-tugas untuk
meningkatkan pemahaman isi bacaan.

E. Taksonomi Membaca Pemahaman

Ada beberapa taksonomi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca


pemahaman. Salah satu taksonomi pembelajaran membaca pemahaman adalah taksonomi
Ruddell. Ruddell mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utamadari keterampilan
komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan
aplikatif (Zuchdi, 2008: 100). Tingkatan faktual berkaitan dengan kemampuan pembaca
dalam memahami informasi yang tersurat dalam wacana. Tingkatan interpretif berkaitan
dengan kemampuan pembaca dalam memahami informasi yang tersirat, sedangkan tingkatan
aplikatif berkaitan dengan kemampuan pembaca dalam menerapkan isi bacaan untuk
menemukan apa yangdikatakan dan dimaksudkan oleh pengarang, dan bagaimana
menggunakan ide-idey ang disampaikan pengarang dalam wacana. Ketujuh subketerampilan
yang dikategorikan oleh Ruddell adalah sebagai berikut.
1)Kompetensi keterampilan ide-ide penjelas yang ada dalam bacaan, yaitu
denganmelakukan identifikasi terhadap sejumlah ide, membandingkan ide yang
satudengan ide yang lain dalam bacaan atau menggolongkan ide-ide yang sama
danide-ide yang berbeda yang ditemukan dalam bacaan.
2)Kompetensi keterampilan mengurutkan informasidalam bacaan. Padakompetensi
keterampilan ini Ruddell membagi urutan komprehensi yang harusdikuasai oleh
pembaca.
3)Kompetensi keterampilan menemukan hubungan sebab dan akibat berkaitandengan
kemampuan pembaca untuk menemukan hubungan sebab akibat dariteks yang dibaca,
baik dengan menemukan hubungan sebab akibat secara langsung lewat informasi
yang tersurat dalam teks maupun dengan mencarihubungan sebab akibat yang tersurat
dalam teks yang dibaca maupun denganinformasi lain yang tidak tersurat dalam teks.
4)Kompetensi keterampilan menemukan ide-ide pokok berkaitan dengankemampuan
pembaca menentukan ide utama yang ditulis oleh penulis dalamteks yang dibaca.
5)Kompetensi memprediksi berkaitan dengan kemampuan pembaca
untukmemprediksi atau mencoba mencari informasi yang mungkin merupakan
halutama, jawaban, atau permasalahan yang dikemukakan oleh penulis.
6)Kompetensi keterampilan menilai berkaitan dengan kemampuan pembaca
untukmemberikan penilaian terhadap pribadi, identifikasi perwatakan, dan
identifikasimotif pengarang.
7)Kompetensi keterampilan pemecahan masalah berkaitan dengan
kemampuanpembaca menemukan alternatif pemecahan masalah setelah membaca
teks.

F. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di Sekolah

Dalam konteks implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,mengajar bukan


hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi jugamerupakan proses mengatur
lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajaryang demikian, sering diistilahkan
dengan pembelajaran (BP. Putra Bhakti Mandiri,2008: 152). Pembelajaran dilaksanakan pada
semua jenjang pendidikan. Salah satupembelajaran yang dilaksanakan di SMP adalah
pelaksanaan pembelajaran bahasaIndonesia.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, menekankan padakemampuan
membaca dan menulis. Pada akhir pendidikan di SMP/MTs, pesertadidik diharapkan telah
membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan 3buku nonsastra (BSNP, 2006: 1).
Berdasarkan silabus mata pelajaran BahasaIndonesia SMP kelas VII, standar kompetensi
membaca yaitu memahami ragam teksnonsastra dengan berbagai cara membaca, memahami
isi berbagai teks bacaandengan membaca, memahami wacana tulis melalui kegiatan
membaca intensif danmembaca memindai, serta memahami wacana sastra melalui kegiatan
membaca puisidan buku cerita anak.
Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca, guru harusmemilih
strategi yang tepat untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru harusmenciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, misalnya dengan menggunakanteknik dan media pembelajaran
yang menarik siswa untuk mengikuti pembelajaranmembaca dengan baik.

G. Bahan Tes Kemampuan Membaca

Tes kemampuan membaca bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam


memahami isi atau informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu,bacaan yang akan
diujikan harus mengandung informasi yang menuntut untukdipahami. Pemilihan bacaan atau
wacana hendaknya mempertimbangkan segi tingkatkesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis
atau bentuk wacana (Nurgiyantoro, 2001:249).
1)Tingkat Kesulitan Wacana
Nurgiyantoro (2001: 249) tingkat kesulitan suatu wacana ditentukan
olehkekompleksan kosakata dan struktur. Semakin sulit kedua aspek tersebut, maka
akansemakin sulit wacana yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya. Jumlah
atautingkat kesulitan kosakata umumnya digunakan untuk menentukan tingkat
kesulitanwacana. Tingkat kesulitan kosakata ditentukan oleh frekuensi
pemunculannya.Kemudian, tingkat kesulitan wacana dilihat dari tingkat kesulitan dan
jumlahkosakata yang digunakan. Misalnya, wacana dengan tingkat kesulitan 250,
400, 700,atau 1.400 kata.
2)Isi Wacana
Nurgiyantoro (2001: 250), bacaan yang baik adalah yang sesuai dengantingkat
perkembangan jiwa, minat, kebutuhan, atau menarik perhatian siswa. Isiwacana
hendaknya mempertimbangkan tingkat kematangan siswa. Isi wacana dapatberupa
pengembangan sikap dan nilai-nilai pada diri siswa.
3)Panjang Pendek Wacana
Menurut Nurgiyantoro (2001: 251) wacana yang diteskan atau
diujikansebaiknya tidak terlalu panjang. Beberapa wacana yang pendek, lebih baik
daripadasebuah wacana yang panjang. Sepuluh butir soal yang diteskan dari 3 atau 4
wacanalebih baik daripada hanya dari sebuah wacana yang panjang. Dengan wacana
yangpendek, dapat dibuat soal tentang berbagai hal. Wacana pendek tersebut dapat
berupasatu atau dua alinea, atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata.

C. METODE SCRUMBLE

1. Pengertian Metode Scrumble


Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar
jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu
mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis
permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan
pemikiran kosakata.

2. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble

Sesuai dengan sifat jawabannya menurut Patty (2015: 1-2) model pembelajaran
scramble terdiri atas bermacam– macam bentuk yakni:
1.Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata–kata dan huruf–huruf yang telah
dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna, misalnya:
Tpeain = petani Kberjae = bekerja.
2.Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata–kata acak. Bentuk
kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar.
Contohnya Pergi- aku-bus-ke-naik-Bandung = aku pergi ke Bandung naik bus.
3.Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat–
kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna7.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Scramble

Menurut Shoimin (2014) adalah sebagai berikut :


a. Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang
sebalumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.
b.Kegiatan inti
Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing – masing kelompok melakukan diskusi
untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

c.Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belaja siswa, contoh kegiatan tindak lanjut
antara lain :
a)Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.
b)Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak
memperlihatkan krlogisan.
c)Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan bacaan).
d)Mencari makna kosakata baru didalam kamus dan mengaplikasikan dalam
pemakaian kalimat.
e)Membetulkan kesalahan – kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam
teks wacana latihan.Satu hal yang penting dalam model ini, siswa tidak sekadar
berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan logis, tetapi juga
dilatih untuk berfikir kritis analitis.

4. Manfaat Penggunaan Metode Scramble

Bagi Peserta Didik :

a.Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan
terkurangi bebannya.
b.Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. c.Meningkatkan kemampuan bekerja
sama dan bersosialisasi.

Bagi Guru :
a.Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan
b.Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran
yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan
layanan yang terbaik bagi peserta didik.
c.Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan
tapi tetap serius.

5. Kelebihan yang dimiliki model pembelajaran scramble :

1. dalam model pembelajaran scramble , tidak ada siswa atau anggota kelompok
yang pasif atau hanya diam, hal ini dikarenakan setiap anggota kelompok
memiliki tanggung jawab untuk keberhasilan kelompoknya. Setiap anggota
kelompok diharuskan untuk mengetahui segala hal yang di kerjakan di dalam
keklompoknya, membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama diantara
anggotanya.
2. Model pembelajaran scramble membuat siswa lebih kreatif dalam belajar dan
berpikir, mempelajari materi secara lebih santai karena model pembelajaran
scramble adalah belajar sambil bermain.
3. Model pembelajaran scramble dapat menumbuhkan rasa saling membantu satu
sama lain diantara anggota kelompoknya.

D. GAMBARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Analisis
Siswa mampu menganalisis kemampuan membaca pemahaman

Logika
Siswa mampu menjawab soal – soal dengan metode scrumble
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN
 Lokasi : SDN. 030327 LAKSA KECAMATAN PEGAGAN HILIR
KABUPATEN DAIRI, Kelas V ( Empat ), 2 x 35 Menit.
 Waktu pelaksanaan
Siklus I ( Pertama ) : 28 Oktober 2020
Siklus II ( Kedua ) : 11 November 2020

B. DESKRIPSI PER SIKLUS


Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dibagi menjadi beberapa
pokok kegiatan, yaitu

Tabel 1 . Deskripsi per siklus

Perencanaan  Mengidentifikasi materi yang akan


dipelajari
 Menyusun rencana pembelajaran
dengan metode scrumble
 Mempersiapkan sumber atau bahan
, media belajar berupa membaca
pemahaman dengan membaca teks
 Membuat kelompok
 Mempersiapkan soal latihan untuk
dijadikan evaluasi

Pelaksanaan  Guru mengucap salam


 Guru menanyakan kabar siswa dan
mengkondisikan kelas
 Guru menjelaskan tujjuan
pembelajaran yang akan dipelajari
 Guru membagi kelompok menjadi
SIKLUS 1 tiga kelompok
 Guru memberikan soal dan kartu
jawaban tetapi dalam bentuk kartu
jawaban
 Tujgas tiap kelompok
menduiskusikan jawaban dari soal
soal tersebut dan menysun jawaban
dengan cara menempelkan jawaban
di kertas HVS
 Guru memberi penguatan

Pengamatan  Pengamatan dilakukan pada saat


pembelajran berlangsung .
sekaligus Guru menjadi pemandu
melaksanakan pengamatan

Refleksi  Melakukan evaluasi tindakan yang


telah dilakukan dengan meliputi
evaluasi
 Membahas evaluasi tentang
rencana plembelajaran
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai dengan evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya

Perencanaan  Mengidentifikasi masalah yang


muncul disiklus sebelumnya dan
belum diatasi
 Menentukan indikator pencapaian
kemampuan belajar
 Membuat media belajar untuk
menrik perhatian siswa
 Menyusun rencana pembelajaran
dengan metode scrumble
 Mempersiapkan soal untuk
dijadikan evaluasi

Pelaksanaan  Pelaksanaan program tindakan


siklus ke II ini mengacu pada
identifikasi yang muncul pada
siklus sevelumnya.adapun langkah
– langkah pembelajran metode
scrumble sama dengan siklus
pertama. Pada siklus II ini
melaksanakan meningkatkan
SIKLUS 2 kemampuan membaca
pemahamansiswa pada mata
pelajaran bahsa indondonesia di
kelas IV yang telah direncanakan
sebelumnya

Pengamatan  Peneliti mengamati adanya


perkemangan dengan
menggunakan pembelajaran
metode scrumble

Refleksi  Dari keseluruhan siklus penelitian


yang sudah dilaksanakan ternyata
siswa lebih mudah untuk
memahami dengan metode
scrumble dan media belajar yang
digunakan untuk menarik perhatian
siswa dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman.
C. TEKNIS ANALISIS DATA
Metode pengumpulan data dalam penelitian akan melakukan analisis data dengan
menggunakan metode analisi statistic. Metode ini adalah suatu cara pengolahan
data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematik mengenai
kemampuan belajar siswa.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus
1. Persiapan Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti mengadakan persiapan penelitian
yaitu melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan wali kelas IV SDN No 030327 Laksa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Deskripsi Per Siklus
a. Siklus I
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 28 Oktober
2020. Untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa dengan
cara menggunakan metode srumble pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
serta mengetahui tingkat perbandingan sebelum dilakukan penelitian dan
sesudah dilakukan penelitian. Pada siklus I peneliti menggunakan media
dengan kartu jawaban dengan cara memisah jawaban dengan mengacak
kata per kata dan dibagikan kepada siswa untuk menjawab soal yang
diberikan oleh peneliti. Dengan tujuan untuk memudahkan siswa
memahami dalam membaca teks.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 4 November 2020.
Sebagai tindak lanjut dari siklus I yang akan diperbaiki dan dilaksanakan
pada siklus II. Dengan dilakukan siklus II siswa akan lebih memahami
dalam menemukan gagasan utama dari teks yang telah dibaca dengan
membaca pemahaman Pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode scrumble

B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS


Untuk mecapai tujuan perbaikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada KD
“menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit “
dilakukan dengan membaca pemahaman. Dengan media teks khusus dengan metode
scrumble. Dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
 Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui kemampuan
pemahaman siswa
 Menyampaikan tujuan dan langkah - langkah pembelajaran yang akan dicapai
 Mengembangkan fokus masalah
 Merencanakan sejumlah tindakan dan melaksanakan tindakan tersebut
 Pelaksanaan perbaikan
 Refleksi
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan kognitif siswa, peneliti
melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran

Adapun sasaran pada siklus I adalah mengajarkan membaca pemahaman dengan


menggunakan metode srumble. Sedangkan di siklus II adalah membingbing siswa
untuk membaca teks bacaan dengan membaca pemahaman dan mengarahkan siswa
untuk lebih dapat memahami teks yang dibaca yang telah dibagikan diawal
pembelajaran. Serta mengajak siswa untuk menanyakan hal –hal yang belum
diketahui.
Hal – halayang menarik pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dapat
mengubah suasana kelas dan mlenngkatkan kemampuan pemahaman siswa. Siswa
lebih konsentrasi dengan media yang digunakan dan penuh semangat dalam
menajwab pertanyaan yang diberikan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Dengan menggunakan metode scrumble dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Perhatian siswa dan motivasi siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan
siswa dan memberikan umpan balik terhadap kemampuan siswa.
3. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dapat diterapkan metode metode yang
lain.

B. SARAN

Berdasarka kesimpulan diatas beberapa hal sebaiknya digunakan oleh guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
diantaranya :
1. Sebaiknya guru menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan KD .
2. Guru dapat menggunakan metode yang bervariasi. Hal ini dapat
mengantisipasi kejenuhan yang dialami siswa .
DAFTAR PUSTAKA

Kholid. Pengertian Membaca.Universitas Terbuka. Jakarta


Poewadarminta (1984 ), Kamus Bahasa Indonesia Jakarta; Balai Pustaka
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Tarigan, HG 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi.
Bandung : Angkasa

Dra. H. Zaenab, M.SI . Model Pembelajaran Scrumble. Jakarta. Pustakaone Indonesia


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SD Negeri No 030327 Laksa


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / I
Tahun pelajaran : 2019 / 2020
Waktu : 2 X 35 Menit
Siklus : I

A. Standar Kompetensi
3. membaca memahami teks dengan membaca cepat 75 kata / menit.
B. Kompetensi Dasar
3.2. menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit

C. Indikator

 3.2.1. membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat
 3.2.2. mencatat hal – hal pokok yang terdapat dalam bacaan
 3.2.3 menuliskan isi kesimpulan

D. Tujuan Pembelajaran**:

 Siswa mampu membaca bacaan dengan kecepatan 75 kata / menit dengan lafal
dan intonasi yang tepat
 Siswa mampu mencatat hal – hal penting dari teks bacaan yang dibaca
 Siswa mampu menuliskan isi kesimpulan suatu bacaan

E. Materi Pokok
A. Memahami sebuah bacaan
Butet Manurung
Saur Marlina Manurung lahir di Jakarta, 12 Februari 1972. Pemegang gelar sarjana
Sastra Indonesia dan Antropologi Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini adalah
salah seorang pemudi Indonesia yang prihatin dengan pendidikan dinegara kita. Butet
Manurung mengabdikan hidupnya bertahun-tahun demi masa depan anak-anak di
Taman Nasional Bukit 12 dan Bukit 30 Jambi. Butet rela meninggalkan kehidupan
kota. Ia memilih tinggal di tengah-tengah suku Kubu,suku terasing, penghuni
kawasan itu yang disebut orang Rimba.Butet memberikan pendidikan alternatif bagi
suku pedalaman. Ia menjadi guru bagi mereka. Masyarakat di daerah itu belum dapat
membaca, menulis dan berhitung (MMB). Akibatnya, penduduk di sana sering ditipu
oleh orang-orangdari luar daerah mereka. Misalnya, jika menjual 50 lembar karet
sehargaRp10.000,00 per lembar, mereka masih mengerti seharusnya menerima
uangRp500.000,00. Tapi kalau jumlahnya 138 lembar dengan harga
Rp11.250,00selembar, mereka kesulitan. Saat diberi uang kurang dari seharusnya,
mereka sadar, tetapi tidak dapat membuktikannya.Meski Butet berhati mulia dan ingin
menolong mereka, awalnya pun dia ditolak dan dicurigai oleh masyarakat setempat.
Berkat kegigihan memper-juangkan misinya, lambat laun makin banyak anak yang
ikut belajar MMB.Meskipun dengan peralatan yang sederhana, seperti kapur dari
tanah liat tanpa meja dan bangku, apalagi buku-buku lengkap seperti yang kalian
miliki.Setelah satu tahun perjuangannya, Butet menerima penghargaan “The Manand
Biosphere Award 2001”. Tahun 2004, dia juga dianugerahi The 1st Antv Womanof
the Year Award 2004 kategori pendidikan. Pantaslah jika Butet disebut sebagai
pahlawan pendidikan masa kini
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan :
Metode : Ceramah, diskusi, scrumble
G. Langkah – langkah Pembelajaran

Langkah Kegiatan
Aloksai Waktu

Kegiatan Awal 10 menit

Apersepsi :
 Guru membuka pertemuan
dengan salam, menanyakan
kabar, presensi, dan
memotivasi peserta didik.
 Guru mengulas sedikit materi
yang telah dipelajari di hari
sebelumnya
 Guru menanyakan kepada
siswa pernahkah kalian
membaca cerita butet
manurung ?
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
 Guru memberikan penjelasan tentang
apa yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran hari ini
 Guru membimbing peserta didik saat
proses pembelajaran berlangsung.

50 menit

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Guru membagikan siswa menjadi
beberapa kelompok
 Guru menjelaskan teknik scrumble
 Tiap kelompok diberi soal tertulis
dan diberi jawaban tetapi dalam
bentuk huruf/ kata yang masih acak
 Tugas tiap kelompok adalah
mendiskusikan jawaban dari soal-
soal yang telah diberikan dan
menyusun kata per kata sehingga
menjadi jawaban yang benar,
kemudian jawaban ditempel di
lembar jawaban yang telah
disediakan.
 Kelompok yang lebih dahulu selesai,
dan menjawab benar semua soal,
mereka lah menjadi pemenangnya

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru mengevaluasi jawaban yang
kurang tepat dari masing – masing
kelompok.
 Guru bersama siswa menyimpulkan
kegiatan pembelajaran hari ini.

 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Peserta didik diberi kesempatan
untuk bertanya tentang materi yang
belum dimengerti
 Guru menutup pembelajaran dengan
do’a dan salam.

H. Sumber belajar
Media : spidol, keras HVS, potongan jawaban

Sumber belajar : BSE Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia untuk SekolahDasar Kelas
IV
observasi
I. Penilaian Penilaian
1. Prosedur Penilaian
a. Penilaian Proses
Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajran sejak kegiatan awal sampai akhir kegiata pembelajaran.
b. Penilaian hasil belajar
Menggunakan instrumen penilaian belajar dengan tes tertulis
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian proses
b. Lembar hasil
Test tertulis

Lembar Pengamatan Peserta Didik

ASPEK YANG DIAMATI

Antusias Kekompaka Keberanian Kemampua


siswa dalam n siswa siswa maju n siswa
N NAMA SISWA
KBM dalam ke depan menyimpul
O
berdiskusi kelas kan hasil
membaca diskusi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Laksa, 28 Oktober 2020

Diketahui Oleh Peneliti

Kepala Sekolah

SD Negeri No 030327 Laksa

MARHAEN TAMPUBOLON,S.Pd Priska Manik

NIP. 196507171993062002 NIM. 835305648

Kartu soal
1.Siapakah Butet Manurung?

2.Apa yang diberikan Butet pada orang Rimba?

3.Mengapa orang Rimba sering ditipu orang? Jelaskan!

4.Bagaimana peralatan yang digunakan Kak Butet dalam mengajar?

5.Bagaimana sosok Butet bagi kalian?

Kartu jawaban

1. Pemegang – sastra – dan – Indonesia – serjana – gelar – UNPAD –


Marlina – Saur – Manurung
2. Alternatif – bagi – pendidikan – pendalaman – suku
3. Masyarakat – karena – belum – rimba – membaca- dapat – menulis –
berhitung – dan – di – daerah
4. Dari – liat – tanah – tanpa – kapur – dari – dan – meja – bangku
5. Pahlawan – mulia – berhati – seorang – pendidikan – yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SD Negeri No 030327 Laksa

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : IV / I

Tahun pelajaran : 2019 / 2020

Waktu : 2 X 35 Menit

Siklus : II

I. Standar Kompetensi

3. membaca memahami teks dengan membaca cepat 75 kata / menit.

II. Kompetensi Dasar

3.2. menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit

II. Indikator

3.2.1. membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat

3.2.2. mencatat hal – hal pokok yang terdapat dalam bacaan

3.2.3 menuliskan isi kesimpulan

IV. Tujuan Pembelajaran**:

Siswa mampu membaca bacaan dengan kecepatan 75 kata / menit dengan lafal dan intonasi
yang tepat

Siswa mampu mencatat hal – hal penting dari teks bacaan yang dibaca

Siswa mampu menuliskan isi kesimpulan suatu bacaan

V. Materi Pembelajaran
Membaca teks percakapan

Ayah Bangga Kepada Roni

Ayah : Roni, ini ayah belikan cat air, dan kanvas. Gunakan dengan baik ya

Roni : Terima kasih ayah, aku akan gunakan dengan baik.

Ayah : Roni ayah punya rencana, untuk mendaftarkanmu untuk mengikuti lomba melukis

Roni : wah.. ayah ide yang bagus itu ayah

Ayah : Persiapkan dirimu yah, untuk mengikuti perlombaan tersebut

Roni : Ayah, piala ini buat ayah, berkat alat – alat lukis yang ayah belikan aku bisa menang

Ayah : Ayah bangga padamu Roni. Ayah bangga pada anak sepertimu

Roni : Terima kasih ayah.

VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Pendekatan :

Metode : Ceramah, diskusi, scrumble

VII. Langkah – langkah Pembelajaran

Pendahuluan

 Apersepsi
 Guru membuka pertemuan dengan salam, menanyakan kabar, dan memotivasi peserta
didik.
 Guru mengulas sedikit materi yang telah dipelajari di minggu yang lalu
 Guru menanyakan kepada peserta didik siapa diantara kalian yang gemar membaca
buku cerita?, dan menghubungkan dengan materi hari ini yaitu tentang “Ayah Bangga
Kepada Roni” ( membaca percakapan )

Inti
 Eksplorasi
 Guru menjelaskan tentang apa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran hari ini
 Guru meminta salah satu siswa untuk membagikan teks percakapan, kemudian guru
membaca teks percakapan, dan peserta didik menyimak
 Guru bertanya kepada siswa adakah yang belum dipahami dari teks percakapan
tersebut
 Guru membingbing siswa saat proses pembelajaran
 Elaborasi
 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok
 Guru menjelaskan permainan.
 Tiap kelompok diberi soal tertulis dan jawaban tetapi dalam bentuk kata yang
masih acak
 Tugas kelompok adalah mendiskusikan jawaban dari soal – soal yang telah
diberikan dan menyusun kata per kata sehingga menjadi jawaban yang benar,
kemudian jawaban ditempel di lembar yang sudah disediakan
 Kelompok yang lebih dahulu selesai dan benar akan dikasih hadiah
 Konfirmasi
 Guru mengevaluasi jawaban yang kurang tepat dari masing- masing
kelompok.
 Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini

Penutup

 Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang bekum dimengerti


 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam

VIII. Sumber Belajar

Media : spidol, kertas HVS, kartu jawaban

Sumber belajar : BSE Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas
IV

IX. Penilaian
Prosedur Penilaian

Penilaian Proses

Menggunakan format pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajran sejak kegiatan
awal sampai akhir kegiata pembelajaran.

Penilaian hasil belajar

Menggunakan instrumen penilaian belajar dengan tes tertulis

Instrumen Penilaian

Penilaian proses

Lembar hasil

Test tertulis

Lembar Pengamatan Peserta Didik

ASPEK YANG DIAMATI

Antusias Kekompaka Keberanian Kemampua


siswa dalam n siswa siswa maju n siswa
N NAMA SISWA
KBM dalam ke depan menyimpul
O
berdiskusi kelas kan hasil
membaca diskusi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Laksa,4 Noveber 2020

Diketahui Oleh Peneliti

Kepala Sekolah

SD Negeri No 030327 Laksa

MARHAEN TAMPUBOLON,S.Pd Priska Manik

NIP. 196507171993062002 NIM. 835305648

TES TERTULIS

A. Jawablah pertanyaan dibawah ii dengan tepat !


6. Apa yang selalu digunakan Roni untuk melukis ?
7. Apa yang dibelikan ayah kepada Roni ?
8. Apa yang dikatakan Roni setelah ayah membelikan alat – alat lukisnya
9. Apa yang dilakukan ayah ketika melihat bakat Roni?
10. Apa yang dikatakan Roni kepada ayahnya setelah dia mendapat juara ?
B. Carilah pokok- pokok isi teks percakapan di atas!
1.
2.
3.
C. Tulis isi kesimpulan dari percakapan di atas !
1.
2.

KARTU JAWABAN

1.Melukis – selalu – ia – setelah – di – kanvas – belajar – selesai

2.lukis – alat-alat – air - cat – dan – kanvas – kuas

3.ayah – terima – kasih – aku – gunakan – akan – baik – dengan

4.Roni – mendaftarkan – ayah – lukis – perlombaan

5.alat – lukis – ayah – yang – berkat – aku – belikan – menang – bisa


LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKP
NAMA MAHASISWA : PRISKA MANIK
NIM : 835305648
MATA PELAJARAN/TEMA : BAHASA INDONESIA
KELOMPOK/KELAS : IV ( EMPAT )
: 1. 2.
dst.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE :1
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN No. 030327 LAKSA

TEMPAT BEKERJA PENDAMPING :


UPBJJ-UT : MEDAN

KESESUAIAN
SARAN/
ASPEK YANG DIAMATI DENGAN RPP*
HASIL
TIDAK
SESUAI DISKUSI/RE
SESUA
FLEKSI
I
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AW PENDAHULUAN/
AL AWAL
1. Memotivasi √
2. Memberi acuan √
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan √
konsep/materi/contoh/i
lust rasi
2. Pemberian penguatan √
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas/latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum
2. Evaluasi √
3. Pemberian tugas √

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/
TIDAK
DIAMATI PANTAS HASIL
PANTAS
DISKUSI/RE
FLEKSI
1. Pakaian yang dikenakan √
2. Alas kaki yang digunakan √
3. Ekspresi / mimik wajah √
4.Sikap / gerak tubuh saat √
berdiri
Pendamping Mahasiswa

Nama PRISKA MANIK


NIM : 835305648
……………
….
ALAT PENILAIAN SIMULASI PKP

NAMA MAHASISWA : PRISKA MANIK MATA BAHASA


PELAJARAN : INDONESIA
NIM : 835305648 WAKTU (JAM ):
TEMPAT MENGAJAR : SDN No. 030327 HARI, Rabu, 28
LAKSA TANGGAL : Oktober 2020
KELAS : IV ( EMPAT ) UPBJJ-UT MEDAN

A. Alat Penilaian Simulasi PKP 1 (APS-PKP 1)-Lembar


Penilaian Simulasi Merencanakan Perbaikan Pembelajaran

Petunjuk: Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan


digunakan oleh guru / mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua
aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir
penilaian di bawah ini.

No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan √
merumuskan Tujuan/ Indikator perbaikan
pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, √
menentukan tema, media
(alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran √
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran √
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran √
Rerata (jumlah skor dibagi 6)
3.3

B. Alat Penilaian Simulasi PKP 2 (APS-PKP 2)-Lembar


Penilaian Simulasi Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran

Petunjuk: Amatilah dengan cermat video pembelajaran. Pusatkanlah


perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
serta dampaknya pada diri siswa. Nilailah kemampuan guru tersebut
dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut

No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar √
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran √
3. Mengelola interaksi kelas √
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan √
sikap positif siswa terhadap belajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan √
Pembelajaran mata pelajaran
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar √
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran √
Rerata (jumlah skor dibagi 7)

Penggabungan APS PKP1 + APS PKP2 = (1 x APS PKP1 + 2 x APS PKP2)/3 x 100/5

= ( 3,3 + 8,8 )

= 40 x 100

= 80
Mengetahui ……, …… 20 …
Ka.UPBJJ-UT, Penilai,
………………………………….. …………………...........
NIP. …………………………… NIP.
…………………………
No. HP.
……………………

JURNAL PEMBIMBINGAN PKP -SEMESTER 2020/21


(2020.2)
Nama mahasiswa : PRISKA MANIK
NIM : 835305648
Tempat Mengajar : SDN No 030327 LAKSA
Judul Perbaikan Pembelajaran : Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca
Pemahaman Melalui Metode Srumble Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas IV SD Negeri 030327
Laksa Kecamatan Pegagan Hilir
No. Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Bukti
pembimbinga Lanjut Pembimbi
n ngan
1. Sabtu, 10 Konsultaasi Guru tidak Seharusnya
Oktober 2020 tentang menggunakan guru
mengidentifi media dalam mengunakan
kasi masalah pembelajran media
dari video pembelajaran
yang ada di
GPO
2. Selasa, 13 Mengidentifikasi Kurangnya
Oktober 2020 masalah yang kemampuan siswa
ada di kelas dalam menjawab
sebelum daring pertanyaan
Guru kurang dala
penggunaan media
pembelajaran
3. Sabtu, 17 Konsultasi dalam
Oktober 2020 pembuatan
rancangan
perbaikan
pembelajaran
4. Rabu, 21 Menyusun RPP SIKLUS 1
Oktober 2020 rancangan
perbaikan
pembelajaran
Siklus 1
5. Sabtu, 24 Memperbaiki
Oktober 2020 dan memfinalkan
uraian atau
paragraf
identifikasi
analisis dan
rumussan
masalah serta
rancangan
perbaikan
pembelajaran
Siklus 1
6 Rabu, 28 Melakukan
Oktober 2020 simulasi peraikan
pembelajaran
Siklus 1
7 Sabtu, Mereviu video
31Oktober siklus 1 dan
2020 konsultasi
tentang
rancangan
simulasi siklus 2
8 Rabu,04 Melakukan Laporan PKP BAB I
November simulasi –BAB III
2020 perbaikan
pembelajaran
siklus 2 dan
membuat laporan
PKP BAB I –
BAB III
9 Sabtu, 07 Mereviu hasil
November BAB I – BAB III
2020 dan menjelaskan
penyusunan
laporan PKP
BAB IV – Daftar
Pustaka
10 Selasa, 10 Menyusun BAB BAB IV dan Daftar
November IV – Dftar Pustaka
2020 Pustaka
11 Sabtu, 14 Menjelaskan
November kembali hal –hal
2020 yang terkait
dalam
sistematika
laporan PKP dan
memberi tugas
dalam
pembuatan
Karya Ilmiah
12 Kamis, 19 Memperbaiki
November laporan PKP
2020
13 Sabtu 21 Mengulas
November beberapa laporan
2020 PKP
14 Senin, 23 Menyusun Karya
November Ilmiah
LAPORAN KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI
METODE SCRUMBLE MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS IV SD NEGERI NO 030327 LAKSA
KECAMATAN PEGAGAN HILIR
KABUPATEN DAIRI

UNIVERSITAS TERBUKA

Disusun Oleh :

NAMA : PRISKA MANIK

NIM : 835305648

PROGRAM STUDI : S1-PGSD

POKJAR : SIDIKALANG

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ )

UNIVERSITAS TERBUKA

MEDAN 2020

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN


PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

Nama : PRISKA MANIK

NIM : 835305648

Program Studi : S.1 – PGSD

Tempat Mengajar : SDN No. 030327 Laksa

Jumlah Siklus : 2 ( Dua ) kali

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : 1. Siklus 1 : Rabu, 28 Oktober 2020

2. siklus 2 : Rabu, 04 November 2020

Masalah yang merupakan fokus perbaikan

Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Melalui Metode


Srumble Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SD Negeri No 030327
Laksa Kecamatan Pegagan Hilir Kabupaten Dairi

Menyetujui, Sidikalang, 24 November 2020


Supervisor 1 Mahasiswa

Priska Manik
NIM. 835305648

LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PKP ) yang saya susun syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari
Program Studi Pendidikan S.1 –PGSD Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian – bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dari sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisa karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia enerima
sanksi encabutan gelar Akademik yang saya sandang dan sanksi –sanksi lain sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

Sidikalang, 24 November 2020

Yang membuat pernyataan

PRISKA MANIK
NIM:835305648

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah dan
nikmat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan ini. Penyusunan laporan ini merupakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mencapai
tujuan pembelajran dan merupakan upaya pemantapan kemampuan profesionalisme guru
dalam proses pembelajaran.

Penulisan Laporan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan, bimbingan,
arahan, semangat dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada pihak yang secara langsung / tidak langsung turut
merasakan berbagai keterbatasan penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan dan saran serta kritikan yang
baik sehingga untuk kedepannya penulis dapat memperbaiki demi kesempurnaan penyusunan
laporan. Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya
kalangan pendidik dalam upaya memajukan mutu kualitas pendidikan.

Sidikalang, 24 November 2020

Penulis

PRISKA MANIK
NIM : 835305648
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI METODE SCRUMBLE MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SD NEGERI NO 030327 LAKSA
KECAMATAN PEGAGAN HILIR
KABUPATEN DAIRI

Nama : PRISKA MANIK

NIM : 835305648

SEMESTER : 8 ( Delapan )
MATA KULIAH : PDGK4501 PEMANTAPAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL ( PKP )

ABSTRAK

Membaca merupakan suatu keterampilan yang sangat penting. Dengan membaca seseorang
mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai penjuru dunia. Laporan ini merupakan
hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa pada
pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca pemahaman. Hasil analisis menunjukkan
bahwa dengan menerapkan pembelajaran metode scrumble hasil yang diperoleh dalam
pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diharapkan

Kata kunci : Metode Scrumble, Bahasa Indonesia, Membaca Pemahaman


DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................

Lembar Pengesahan ............................................................................................

Lembar Pernyataan .............................................................................................

Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

E. Latar Belakang ........................................................................................


2. Identifikasi Masalah .........................................................................
F. RUMUSAN MASLAH .........................................................................
G. TUJUAN PENELITIAN .......................................................................
H. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN ...........................................

BAB II . KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

E. Hakikat Membaca dan Membaca Pemahaman .....................................


F. Kemampuan Membaca Pemahaman .....................................................
G. Metode Scrumble ..................................................................................
H. Gambaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......................................

BAB III. PELAKSANAAN PERBAKAN .....................................................

D. Subjek Penelitian ..................................................................................


E. Deskripsi Per Siklus .............................................................................
F. Teknis Analisis Data ............................................................................

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................

C. Pelaksanaan Siklus ...............................................................................


D. Pembahasan dan Setiap Siklus .............................................................

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

C. KESIMPULAN ...................................................................................
D. SARAN ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

G. Latar belakang

Membaca menduduki posisi peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan
manusia. Membaca juga merupakan suatu keterampilan yang sangat penting. Membaca
mempunyai peranan pentingdalam melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdaas, kreatif,
dan kritis. Dengan membaca seorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai
penjuru dunia. Menurut Poerwadarminta ( 1984 : 71 ) memebaca merupakan suatu kegiatan
melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa tertulis. Tulisan menjadi aspek penti
g dalam membaca karena tanpa tulisan seseorang tidak dikatakan membaca. Tulisan tersebut
berupa kata yang terdiri dari beberapa huruf, kalimat yang terdiri dari beberapa kata atau
paragraf. Membaca menjadi sebuah keharusan yang dilakoni setiap pribadi yang menamakan
dirinya seorang intelektual. Manusia yang berbudaya dan berpendidikan menjadikan
membaca sebagai suatu kebutuhan dalam berkomunikasi.

Pada dasarnya kemampuan dan keterampilan membaca menjadi suatu kebutuhan yang
harus terpenuhi. Sehingga membaca harus dilatih sejak dini. Adapun kegiatan membaca
dimulai dari taman kanak – kanak atau sekolah dasar tingkat awal. Namun pada
kenyataannya kegiatan membaca kurang disukai oleh anak – anak khususnya siswa sekolah
dasar yang pada dasarnyamasih suka bermain, belum dapat dikatakan fokus dalam membaca.
Di dalam satu kelas saja dapat dihitung berapa saja yang gemar membaca tanpa ada unsur
paksaan dari orang lain seperti orang tua dan guru. Fakta yang ditemukan di kelas tingkat atas
sekolah dasar terdapat siswa yang belum bisa membaca atau kurang lancar membaca.
Apabila ada siswa yang belum bisa membaca akan sulit untuk memahami bacaan. Karan
kegiatan membaca tidak hanya sekedar membaca sekilas saja, tetapi juga harus dapat
memahami apa isi bacaan yang dibaca.

Berdasarkan hal itu peneliti menemukan siswa yang belum bisa membaca di kelas IV SD
NEGERI NO. 030327 LAKSA dan beberapa siswa yang lambat membaca dan rendah dalam
hal memahami bacaan .

Faktor yang menjadi penghambat siswa kurang berminat untuk berlatih membaca sangat
banyak, beberapa diantaranya yaitu lingkungan. Anak yang berada dilingkungan yang kurang
fasilitas seperi tidak tesedianya taman kanak – kanan, keluarga yang tidak mendukung
karena orang tua yang tinggal di lingkungan tersebut lebih sibuk bekerja, jadi kurang
pengawasan kasih sayang orang tua.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakuakan Penelitian


Tindakan Kelas ( PTK) denga judul “ meningkatkan kemampuan siswa membaca
pemahaman melalui metode scrumble mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD
NEGERI 030327 LAKSA.

H. Identifikasi Masalah

Kegiatan membaca memang perana penting dalam kehidupan terutama dalam bidang
pendidikan. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari membaca. Untuk itu peneliti
mengidentifikasikan masalah – masalah yang timbul dengan kemampuan membaca
siswa dala mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut identifikasi masalah :
4. Masih rendah kemampuan membaca siswa
5. Kurangnya pengetahuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
6. Guru kurang paham dalam menggunakan media yang menarik

I. Analisis dan Perumusan Masalah

Agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas maka
perlu dibatasi permasalannya sebagai berikut :
4. Kurangnya minat siswa dalam membaca
5. Interaksi belajar siswa sangat minim
6. Kurangnya pemahaman siswa dalam hal menjawab

J. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hal tersebut diatas maka tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
hal – hal berikut adalah :
4. Memperbaiki proses pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat siswa
membaca
5. Meningkatkan interaksi belajar siswa
6. Meningkatkan pemahaman siswa dalam hal menjawab

K. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulis untuk melaksanakan penelitian ini adalah :
4. Ingin meningkatkan kemampuan siswa belajar, agar siswa baik aktif secara mental
maupun secara fisik dalam proses pembelajan.
5. Untuk menarik minat belajar siswa sesuai dengan mata pelajaran dan konteks materi
yang sedang dipelajari
6. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ( PDGK 4501) pada program S1 PGSD Universitas Terbuka.

L. Manfaat Perbaikan Perbelajaran

Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru, siswa


maupun bagi sekolah itu sendiri.

c. Manfaat bagi guru

4. Membuat guru memperbaiki pembelaran dan membantu guru berkembang secara


profesial
5. Meningkatkan kualitas belajar mengajar yang dikelola guru di dalam kelas.
6. Meningkatkan rasa percaya diri

d. Manfaat bagi siswa


3. Meningkatkan dan memperbaiki pemahaman belajar siswa
4. Meningkatkan minat belajar siswa

Dengan terjadinya perbaikan dalam hal pembelajaran akan memberi dampak positif
terhadap kemajuan sekolah dan peningkatan mutu sekolah yang tercermin dari peningkatan
kemampuan profesional guru, peningkatan kemampuan belajar siswa dan suasana yang
kondusif di lingkungan sekolah .
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

E. HAKEKAT MEMBACA DAN MEMBACA PEMAHAMAN

2. Pengertian Membaca
D. Membaca

Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca pemahaman melalui metode scrumble mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD
030327 Laksa. Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan membaca terlebih
dahulu dikemukakan beberapa defenisi tentang membaca:

3. Menurut Dalman (2013:7), membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif
yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan
4. Tarigan ( 2008 : 7 ), membaca merupakan proses yang dilakukan secara digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui bahasa tulis.
5. Nuraidi ( 2008 :29 ) membaca adalah proses yang melibatkan aktifitas fisik dalam
membaca adalah saat pembaca menggerakka mata sepanjang baris – baris tulisan
dalam sebuah teks bacaan.
6. Menurut harjasujana ( 1996 : 5 ) membaca adalah kemampuan yang kompeks.
Pembaca tidak hanya memandangi lambang – lambang tertulis semata, melainkan
berupaya memahami makna lambang – lambang tertulis tersebut.

Berdasarkan pengertian dari membaca diatas, penulis sependapat denga Tarigan, bahwa
merupakan proses yang dilakukan secara digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Dengan membaca, si pembaca
pasti mendapatkan manfaat. Maanfaat tersebut yaitu memperluas pengetahuan dan menggali
pesan – pesan yang tertulis yang ada dalam bacaan.

E. Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Farida Rahim ( 2008 : 11) ada beberapa tujuan membaca
yang mencakup :

11. Kesenangan
12. Menyempurnakan membaca nyaring
13. Menggunakan strategi tertentu
14. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu tofik,atau menolak prediksi
15. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
16. Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis
17. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
18. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari
suatu teks dalam beberapa cara lain
19. Mempelajari tentang struktur teks
20. Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang spesifik

Berbagai tujuan membaca yang dikemukakan di atas, merupakan tujuan -tujuan yang
bersifat khusus. Tujuan membaca secara umum adalah untuk mendapatkan informasi
mencakup isi, dan memahami makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Dengan
membaca, seseorang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan.

F. Jenis – Jenis Membaca

 Membaca Nyaring
Dalam proses membaca nyaring sering dipakai oleh seseorang untuk menyampaikan
suatu gagasan terhadap orang lain dengan cara membaca teks. Membaca nyaring
adalah sebuah kegiatan membaca yang dilakukan dengan teknis atau cara membaca
keras – keras di depan umum.
 Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati merupakan sebuah kegiatan membaca dengan seksama yang
dilakukan untuk dapat mengerti dan juga memahami maksud serta tujuan dari penulis
dalam media tulis.
Membaca dalam hati meliputi dua aspek yaitu membaca ekstensif dan membaca
intensif.
2. Membaca ekstensif adalah tahapan awal dimana pembaca dituntut untuk bisa
menyurvei atau menilai dengan membaca secara sekilas maupun membaca
dangkal
3. Sedangkan membaca intensif merupakan tahapan lanjutan untuk dapat memhami
isi dan memahami konteks bahasa dalam yang digunakan dalam penulisan.

3. Kemampuan Membaca Pemahaman.

H. Pengertian Membaca Pemahaman


Dalam membaca suatu teks bacaan, pembaca memerlukan pemahamanuntuk dapat
memperoleh informasi secara tepat. Yoakam via Ahuja (2010: 50),membaca pemahaman
merupakan membaca dengan cara memahami materi bacaanyang melibatkan asosiasi (kaitan)
yang benar antara makna dan lambang (simbol)kata, penilaian konteks makna yang diduga
ada, pemilihan makna yang benar,organisasi gagasan ketika materi bacaan dibaca,
penyimpanan gagasan, danpemakaiannya dalam berbagai aktivitas sekarang atau
mendatang.Somadyo (2011: 10), membaca pemahaman merupakan prosespemerolehan
makna secara aktif dengan melibatkan pengetahuan dan pengalamanyang dimiliki oleh
pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan. Terdapat tiga halpokok dalam membaca
pemahaman, yaitu:
1)pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki,
2)menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yangakan
dibaca,
3)proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwamembaca


pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseoranguntuk memahami
isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukandengan menghubungkan
skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca danpengetahuan baru yang diperoleh
saat membaca, sehingga proses pemahamanterbangun secara maksimal.

I. Proses Membaca Pemahaman

Kehidupan dan pertumbuhan manusia senantiasa dipengaruhi oleh kegiatanbelajar,


karenanya hal tersebut perlu dikuasai melalui proses belajar. Begitu puladengan kemampuan
membaca. Menurut Harjasujana dan Mulyati (1996: 5),mengemukakan beberapa hal yang
berkaitan dengan proses membaca, adalah sebagaiberikut.
1)Membaca sebagai suatu proses psikologis.
Psikologis berkaitan dengan mental dan kejiwaan seseorang. MenurutHarjasujana dan
Mulyati (1996: 6) hal-hal yang berkaitan dengan proses membaca,meliputi (1) intelegensi, (2)
usia mental, (3) jenis kelamin, (4) tingkat sosialekonomi, (5) bahasa, (6) ras, (7) kepribadian,
(8) sikap, (9) pertumbuhan fisik, (10)kemampuan persepsi, dan (11) tingkat kemampuan
membaca.
2)Membaca sebagai proses sensoris.
Sensoris berkaitan dengan indera yang dimiliki oleh seseorang. Membacatidak dapat
dipisahkan dari kenyataan bahwa awalnya, membaca merupakan prosessensoris. Isyarat dan
rangsangan kegiatan membaca, pertama-tama masuk melaluitelinga dan mata, sedangkan
rangsangan huruf Braille masuk melalui syaraf-syarafjari (Harjasujana dan Mulyati, 1996:
13).
3)Membaca sebagai proses perseptual.
Harjasujana dan Mulyati (1996: 15) secara umum, persepsi dimulai denganmelihat,
mendengar, mencium, mengecap, dan meraba. Dalam kegiatan membaca,pembaca cukup
memperhatikan aspek penglihatan dan pendengaran. Persepsiumumnya mengandung
stimulus, asosiasi makna, dan interpretasinya berdasarkan pengalaman tentang stimulus itu,
serta respon yang menghubungkan makna denganstimulus atau lambang.
4)Membaca sebagai proses perkembangan.
Membaca merupakan proses perkembangan sepanjang hayat.Perkembangan tersebut
tidak akan diketahui kapan dimulai dan diakhiri. Dua halyang perlu diperhatikan guru dalam
mencamkan bahwa membaca sebagai prosesperkembangan, yaitu (a) guru harus sadar bahwa
membaca merupakan sesuatu yangdiajarkan dan bukan terjadi secara insidental dan (b)
meyakinkan bahwa membacabukanlah suatu subjek melainkan suatu proses.
5)Membaca sebagai proses perkembangan keterampilan.
Dalam perkembangan keterampilan membaca, seorang pembaca harusmengenal
tahapan-tahapan atau tingkatan-tingkatan membaca. Menurut Harjasujanadan Mulyati (1996:
23), tahap-tahap keterampilan yang dapat dikembangkan anakdalam membaca, yaitu (a)
perkembangan konsep, (b) pengenalan dan identifikasi,dan (c) interpretasi mengenai
informasi.5.Jenis Membaca PemahamanMembaca pemahaman pada dasarnya adalah suatu
proses membaca untukmembangun pemahaman. Dalam proses membaca ini, pembaca
menggunakanbeberapa jenis pemahaman. Pemahaman tersebut adalah pemahaman
literal,interpretasi, kritis, dan kreatif (Somadyo, 2011: 19). Berikut ini, penjelasanmengenai
keempat jenis pemahaman tersebut.

a.Pemahaman Literal

Tingkatan membaca pemahaman yang pertama adalah pemahaman literal.Nurhadi


(2010: 57), membaca literal adalah kemampuan mengenal dan menangkapbahan bacaan yang
tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanyamenangkap informasi yang tersurat
atau tampak jelas dalam bahan bacaan. Pembacatidak menangkap informasi yang tersirat
dalam bahan bacaan. Unsur-unsur dalamketerampilan membaca literal menurut Nurhadi
(2010: 58), antara lain sebagaiberikut.
1)Keterampilan mengenal kata.
2)Keterampilan mengenal kalimat.
3)Keterampilan mengenal paragraf.
4)Keterampilan mengenal unsur detail.
5)Keterampilan mengenal unsur perbandingan.
6)Keterampilan mengenal unsur urutan.
7)Keterampilan mengenal unsur hubungan sebab akibat.
8)Keterampilan menjawab pertanyaan: apa, siapa, kapan, dan di mana.
9)Keterampilan menyatakan kembali unsur perbandingan.
10)Keterampilan menyatakan kembali unsur urutan.
11)Keterampilan menyatakan kembali unsur sebab akibat.

b.Pemahaman Interpretasi

Tingkatan membaca pemahaman setelah pemahaman literal adalahpemahaman


interpretasi. Menurut Smith (via Ahuja, 2010: 55), pemahaman interpretasi berkaitan dengan
proses memperoleh makna implisit (tak langsung)terhadap sebuah teks.. Nuttall (via
Somadyo, 2011: 22), membaca interpretatif adalahmembaca antarbaris untuk membuat
inferensi. Membaca interpretatif merupakanproses pelacakan gagasan yang disampaikan
secara tidak langsung. Membaca inimeliputi pembuatan simpulan, misalnya tentang gagasan
utama bacaan, hubungansebab akibat, serta analisis bacaan seperti menemukan tujuan
pengarang menulisbacaan, ringkasan isi bacaan, dan penginterpretasian bahasa figuratif.
Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca interpretasi adalah
membaca untuk mengetahui gagasan, ide, atau informasi yang tersirat dalambacaan.
Informasi yang tersirat dalam bacaan, dapat berupa simpulan, menemukangagasan utama,
menemukan hubungan sebab-akibat, dan menganalisis bacaan.
c.Pemahaman Kritis

Tingkatan membaca pemahaman yang ketiga adalah kemampuan membaca kritis.


Pembacanya disebut pembaca kritis. Menurut Nurhadi (2010: 59), kemampuan membaca
kritis merupakan kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis yang berupaya
untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baikmakna tersurat maupun makna
tersirat, melalui tahap mengenal, memahami,menganalisis, mensintesis, dan
menilai.Seseorang dikatakan sebagai pembaca kritis apabila memiliki memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1)Kegiatan membaca sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis.
2)Tidak begitu saja menerima, apa yang dikatakan pengarang.
3)Membaca kritis adalah usaha mencari kebenaran yang hakiki.
4)Membaca kritis selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan
dalambacaan.
5)Membaca kritis adalah mengolah bahan bacaan, bukan mengingat (menghafal).
6)Hasil membaca untuk diingat dan diterapkan, bukan untuk dilupakan.

d.Pemahaman Kreatif

Tingkatan pemahaman membaca yang terakhir adalah pemahaman kreatif.Kemampuan


membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuanmembaca seseorang.
Menurut Nurhadi (2008: 60-61), dalam membaca kreatif,pembaca tidak hanya sekadar
menangkap makna tersurat, makna antarbaris, danmakna di balik baris. Seseorang dikatakan
memiliki pemahaman membaca kreatifjika dapat memenuhi kriteria sebagai berikut.
1)Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku.
2)Mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari.
3)Munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai.
4)Hasil membaca berlaku sepanjang masa.
5)Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan, dan mampu
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang telah
dibaca.

J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Membaca Pemahaman

Banyak faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman. Berikut adalah


beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses membaca pemahaman yang dikemukakan
oleh para ahli. Syafi’ie (via Somadyo, 2011: 27), faktor yang mempengaruhi proses
pemahaman siswa terhadap bahan bacaan adalah penguasaan struktur wacana atau teks
bacaan.
Ahuja (2010: 70-71), faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi membaca mencakup
dua hal, yaitu faktor internal dan lingkungan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri pembaca. Faktor internal meliputi, kemampuan mendengar bunyi, cacat wicara,
kebiasaan dalam membaca, dan tujuan membaca.Faktor lingkungan adalah faktor yang
berasal dari luar diri pembaca. Faktor ini meliputi, penerangan atau pencahayaan, keterbacaan
bahan bacaan, dan motivasipembaca.
Dari pendapat di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca, penulis sependapat dengan pandangan Ahuja, bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi membaca pemahaman seseorang terbagi menjadi dua yaitu, faktor internal
dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam pembaca. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pembaca.Faktor internal meliputi kesehatan
fisik, kebiasaan dalam membaca, dan tujuan dalam membaca, sedangkan faktor eksternal,
meliputi keterbacaan teks, dan motivasi pembaca.

K. Tahap-Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman

Dalam pembelajaran membaca, guru hendaknya mendorong siswa untuk dapat memahami
berbagai bahan bacaan. Menurut Rahim (2008: 99), ada tiga tahapan dalam pelaksanaan
pembelajaran membaca pemahaman. Ketiga tahapan membaca pemahaman tersebut adalah
tahap prabaca, saat baca, dan pascabaca.
a.Tahap Prabaca
Rahim (2008: 99), kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan
sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. Fokus kegiatan pembelajaran pada tahap
prabaca adalah untuk membangkitkan skemata siswa tentang topik atau materi sehingga
siswa dapat menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Skemata adalah latar
belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa tentang suatu informasi atau
konsep tentang sesuatu. Skemata menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam
diri seseorang yang dihubungkan dengan objek, tempat-tempat, tindakan, atau peristiwa.
Nuriadi (2008: 47), prabaca merupakan sebuah teknik membaca yangmemiliki tujuan
menjadikan pembaca mengenal materi yang akan dibaca secara mendalam. Aktivitas
membaca akan lebih mudah dilakukan dengan adanya gambaran awal sehingga sangat
membantu pembaca. Dengan melakukan kegiatanprabaca, seseorang akan lebih cepat dalam
memahami materi yang dibaca.
b. Tahap Saat Baca
Setelah melakukan kegiatan prabaca, tahap selanjutnya adalah tahap saatbaca (during
reading). Strategi yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah menggunakan strategi
metakognitif. Menurut Burns (via Rahim, 2008: 102),penggunaan strategi metakognitif
secara efektif berpengaruh positif terhadappemahaman. Lebih lanjut, dikatakan bahwa bagian
dari proses metakognitif adalah memilih tipe tugas yang dibutuhkan untuk mencapai
pemahaman. Pembaca dapat menanyakan pada dirinya sendiri, pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.

c.Tahap Pascabaca

Setelah melakukan kegiatan prabaca dan saat baca, tahap selanjutnya yang harus
dilakukan adalah tahap pascabaca. Burns (via Rahim, 2008: 105), kegiatan pascabaca
digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yangdibacanya ke dalam
skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Kegiatan pascabaca dapat dikembangkan dengan cara(1) siswa diberikan kesempatan
menemukan informasi lanjutan tentang topik, (2)siswa diberikan sejumlah pertanyaan tentang
isi bacaan, (3) siswa diberikan kesempatan mengorganisasikan materi yang akan
dipresentasikan, dan (4) siswa diberikan kesempatan mengerjakan tugas-tugas untuk
meningkatkan pemahaman isi bacaan.

L. Taksonomi Membaca Pemahaman


Ada beberapa taksonomi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca
pemahaman. Salah satu taksonomi pembelajaran membaca pemahaman adalah taksonomi
Ruddell. Ruddell mengklasifikasikan tujuh subketerampilan utamadari keterampilan
komprehensi yang dapat digolongkan dalam tingkat komprehensi faktual, interpretif, dan
aplikatif (Zuchdi, 2008: 100). Tingkatan faktual berkaitan dengan kemampuan pembaca
dalam memahami informasi yang tersurat dalam wacana. Tingkatan interpretif berkaitan
dengan kemampuan pembaca dalam memahami informasi yang tersirat, sedangkan tingkatan
aplikatif berkaitan dengan kemampuan pembaca dalam menerapkan isi bacaan untuk
menemukan apa yangdikatakan dan dimaksudkan oleh pengarang, dan bagaimana
menggunakan ide-idey ang disampaikan pengarang dalam wacana. Ketujuh subketerampilan
yang dikategorikan oleh Ruddell adalah sebagai berikut.
1)Kompetensi keterampilan ide-ide penjelas yang ada dalam bacaan, yaitu
denganmelakukan identifikasi terhadap sejumlah ide, membandingkan ide yang
satudengan ide yang lain dalam bacaan atau menggolongkan ide-ide yang sama
danide-ide yang berbeda yang ditemukan dalam bacaan.
2)Kompetensi keterampilan mengurutkan informasidalam bacaan. Pada kompetensi
keterampilan ini Ruddell membagi urutan komprehensi yang harusdikuasai oleh
pembaca.
3)Kompetensi keterampilan menemukan hubungan sebab dan akibat berkaitandengan
kemampuan pembaca untuk menemukan hubungan sebab akibat dariteks yang dibaca,
baik dengan menemukan hubungan sebab akibat secara langsung lewat informasi
yang tersurat dalam teks maupun dengan mencarihubungan sebab akibat yang tersurat
dalam teks yang dibaca maupun denganinformasi lain yang tidak tersurat dalam teks.
4)Kompetensi keterampilan menemukan ide-ide pokok berkaitan dengankemampuan
pembaca menentukan ide utama yang ditulis oleh penulis dalamteks yang dibaca.
5)Kompetensi memprediksi berkaitan dengan kemampuan pembaca
untukmemprediksi atau mencoba mencari informasi yang mungkin merupakan
halutama, jawaban, atau permasalahan yang dikemukakan oleh penulis.
6)Kompetensi keterampilan menilai berkaitan dengan kemampuan pembaca
untukmemberikan penilaian terhadap pribadi, identifikasi perwatakan, dan
identifikasimotif pengarang.
7)Kompetensi keterampilan pemecahan masalah berkaitan dengan
kemampuanpembaca menemukan alternatif pemecahan masalah setelah membaca
teks.

M. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di Sekolah

Dalam konteks implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,mengajar bukan


hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi jugamerupakan proses mengatur
lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajaryang demikian, sering diistilahkan
dengan pembelajaran (BP. Putra Bhakti Mandiri,2008: 152). Pembelajaran dilaksanakan pada
semua jenjang pendidikan. Salah satupembelajaran yang dilaksanakan di SMP adalah
pelaksanaan pembelajaran bahasaIndonesia.
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP, menekankan padakemampuan
membaca dan menulis. Pada akhir pendidikan di SMP/MTs, pesertadidik diharapkan telah
membaca sekurang-kurangnya sembilan buku sastra dan 3buku nonsastra (BSNP, 2006: 1).
Berdasarkan silabus mata pelajaran BahasaIndonesia SMP kelas VII, standar kompetensi
membaca yaitu memahami ragam teksnonsastra dengan berbagai cara membaca, memahami
isi berbagai teks bacaandengan membaca, memahami wacana tulis melalui kegiatan
membaca intensif danmembaca memindai, serta memahami wacana sastra melalui kegiatan
membaca puisidan buku cerita anak.
Untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca, guru harusmemilih
strategi yang tepat untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru harusmenciptakan suasana
belajar yang menyenangkan, misalnya dengan menggunakanteknik dan media pembelajaran
yang menarik siswa untuk mengikuti pembelajaranmembaca dengan baik.

N. Bahan Tes Kemampuan Membaca

Tes kemampuan membaca bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam


memahami isi atau informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh karena itu,bacaan yang akan
diujikan harus mengandung informasi yang menuntut untukdipahami. Pemilihan bacaan atau
wacana hendaknya mempertimbangkan segi tingkatkesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis
atau bentuk wacana (Nurgiyantoro, 2001:249).
1)Tingkat Kesulitan Wacana
Nurgiyantoro (2001: 249) tingkat kesulitan suatu wacana ditentukan
olehkekompleksan kosakata dan struktur. Semakin sulit kedua aspek tersebut, maka
akansemakin sulit wacana yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya. Jumlah
atautingkat kesulitan kosakata umumnya digunakan untuk menentukan tingkat
kesulitanwacana. Tingkat kesulitan kosakata ditentukan oleh frekuensi
pemunculannya.Kemudian, tingkat kesulitan wacana dilihat dari tingkat kesulitan dan
jumlahkosakata yang digunakan. Misalnya, wacana dengan tingkat kesulitan 250,
400, 700,atau 1.400 kata.
2)Isi Wacana
Nurgiyantoro (2001: 250), bacaan yang baik adalah yang sesuai dengantingkat
perkembangan jiwa, minat, kebutuhan, atau menarik perhatian siswa. Isiwacana
hendaknya mempertimbangkan tingkat kematangan siswa. Isi wacana dapatberupa
pengembangan sikap dan nilai-nilai pada diri siswa.
3)Panjang Pendek Wacana
Menurut Nurgiyantoro (2001: 251) wacana yang diteskan atau
diujikansebaiknya tidak terlalu panjang. Beberapa wacana yang pendek, lebih baik
daripadasebuah wacana yang panjang. Sepuluh butir soal yang diteskan dari 3 atau 4
wacanalebih baik daripada hanya dari sebuah wacana yang panjang. Dengan wacana
yangpendek, dapat dibuat soal tentang berbagai hal. Wacana pendek tersebut dapat
berupasatu atau dua alinea, atau kira-kira sebanyak 50 sampai 100 kata.

F. METODE SCRUMBLE

6. Pengertian Metode Scrumble


Scramble merupakan metode mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar
jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu
mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal yang ada. Scramble dipakai untuk jenis
permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan
pemikiran kosakata.

7. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble


Sesuai dengan sifat jawabannya menurut Patty (2015: 1-2) model pembelajaran
scramble terdiri atas bermacam– macam bentuk yakni:
1.Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun kata–kata dan huruf–huruf yang telah
dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna, misalnya:
Tpeain = petani Kberjae = bekerja.
2.Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata–kata acak. Bentuk
kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar.
Contohnya Pergi- aku-bus-ke-naik-Bandung = aku pergi ke Bandung naik bus.
3.Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat–
kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis dan bermakna7.

8. Langkah-langkah Model Pembelajaran Scramble

Menurut Shoimin (2014) adalah sebagai berikut :


b. Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang
sebalumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.

b.Kegiatan inti
Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing – masing kelompok melakukan diskusi
untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

c.Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belaja siswa, contoh kegiatan tindak lanjut
antara lain :
a)Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.
b)Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak
memperlihatkan krlogisan.
c)Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau menyederhanakan bacaan).
d)Mencari makna kosakata baru didalam kamus dan mengaplikasikan dalam
pemakaian kalimat.
e)Membetulkan kesalahan – kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam
teks wacana latihan.Satu hal yang penting dalam model ini, siswa tidak sekadar
berlatih memahami dan menemukan susunan teks yang baik dan logis, tetapi juga
dilatih untuk berfikir kritis analitis.

9. Manfaat Penggunaan Metode Scramble

Bagi Peserta Didik :

a.Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengingat istilah yang sulit akan
terkurangi bebannya.
b.Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar. c.Meningkatkan kemampuan bekerja
sama dan bersosialisasi.

Bagi Guru :
a.Mendapat Pengalaman langsung dalam pelaksanaan
b.Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan untuk memilih strategi pembelajaran
yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan
layanan yang terbaik bagi peserta didik.
c.Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan
tapi tetap serius.

10. Kelebihan yang dimiliki model pembelajaran scramble :

1. dalam model pembelajaran scramble , tidak ada siswa atau anggota kelompok
yang pasif atau hanya diam, hal ini dikarenakan setiap anggota kelompok
memiliki tanggung jawab untuk keberhasilan kelompoknya. Setiap anggota
kelompok diharuskan untuk mengetahui segala hal yang di kerjakan di dalam
keklompoknya, membagi tugas dan juga tanggung jawab yang sama diantara
anggotanya.
2. Model pembelajaran scramble membuat siswa lebih kreatif dalam belajar dan
berpikir, mempelajari materi secara lebih santai karena model pembelajaran
scramble adalah belajar sambil bermain.
3. Model pembelajaran scramble dapat menumbuhkan rasa saling membantu satu
sama lain diantara anggota kelompoknya.
G. GAMBARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Analisis
Siswa mampu menganalisis kemampuan membaca pemahaman

Logika
Siswa mampu menjawab soal – soal dengan metode scrumble
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

D. SUBJEK PENELITIAN
 Lokasi : SDN. 030327 LAKSA KECAMATAN PEGAGAN HILIR
KABUPATEN DAIRI, Kelas V ( Empat ), 2 x 35 Menit.
 Waktu pelaksanaan
Siklus I ( Pertama ) : 28 Oktober 2020
Siklus II ( Kedua ) : 11 November 2020

E. DESKRIPSI PER SIKLUS


Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dibagi menjadi beberapa
pokok kegiatan, yaitu

SIKLUS I

a. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK antara lain sebagai berikut
1. Mengidentifikasi materi yang akan dipelajari
2. Menyusun rencana pembelajaran dengan metode scrumble
3. Mempersiapkan sumber atau bahan , media belajar berupa membaca
pemahaman dengan membaca teks
4. Membuat kelompok
5. Mempersiapkan soal latihan untuk dijadikan evaluasi

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Guru mengucap salam
2. Guru menanyakan kabar siswa dan mengkondisikan kelas
3. Guru menjelaskan tujjuan pembelajaran yang akan dipelajari
4. Guru membagi kelompok menjadi tiga kelompok
5. Guru memberikan soal dan kartu jawaban tetapi dalam bentuk kartu
jawaban
6. Tujgas tiap kelompok menduiskusikan jawaban dari soal soal tersebut dan
menysun jawaban dengan cara menempelkan jawaban di kertas HVS
7. Guru memberi penguatan

c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajran berlangsung . sekaligus
Guru menjadi pemandu melaksanakan pengamatan
d. Refleksi
1. Melakkan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi
2. Membahas evaluasi tentang rencana plembelajaran
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya

SIKLUS II
a. Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah yang muncul disiklus sebelumnya dan belum diatasi
2. Menentukan indikator pencapaian kemampuan belajar
3. Membuat media belajar untuk menrik perhatian siswa
4. Menyusun rencana pembelajaran dengan metode scrumble
5. Mempersiapkan soal untuk dijadikan evaluasi

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan program tindakan siklus ke II ini mengacu pada identifikasi yang
muncul pada siklus sevelumnya.adapun langkah – langkah pembelajran metode
scrumble sama dengan siklus pertama. Pada siklus II ini melaksanakan
meningkatkan kemampuan membaca pemahamansiswa pada mata pelajaran bahsa
indondonesia di kelas IV yang telah direncanakan sebelumnya

c. Pengamatan
Peneliti mengamati adanya perkemangan dengan menggunakan pembelajaran
metode scrumble

d. Refleksi
Dari keseluruhan siklus penelitian yang sudah dilaksanakan ternyata siswa lebih
mudah untuk memahami dengan metode scrumble dan media belajar yang
digunakan untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam membaca pemahaman.

F. TEKNI ANALISIS DATA


Metode pengumpulan data dalam penelitian akan melakukan analisis data dengan
menggunakan metode analisi statistic. Metode ini adalah suatu cara pengolahan
data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematik mengenai
kemampuan belajar siswa.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Pelaksanaan Siklus
3. Persiapan Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti mengadakan persiapan penelitian
yaitu melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan wali kelas IV SDN No 030327 Laksa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
4. Deskripsi Per Siklus
c. Siklus I
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan pada hari Rabu tanggal 28 Oktober
2020. Untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa dengan
cara menggunakan metode srumble pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
serta mengetahui tingkat perbandingan sebelum dilakukan penelitian dan
sesudah dilakukan penelitian. Pada siklus I peneliti menggunakan media
dengan kartu jawaban dengan cara memisah jawaban dengan mengacak
kata per kata dan dibagikan kepada siswa untuk menjawab soal yang
diberikan oleh peneliti. Dengan tujuan untuk memudahkan siswa
memahami dalam membaca teks.
d. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 4 November 2020.
Sebagai tindak lanjut dari siklus I yang akan diperbaiki dan dilaksanakan
pada siklus II. Dengan dilakukan siklus II siswa akan lebih memahami
dalam menemukan gagasan utama dari teks yang telah dibaca dengan
membaca pemahaman Pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode scrumble

D. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS

Untuk mecapai tujuan perbaikan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada KD


“menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit “
dilakukan dengan membaca pemahaman. Dengan media teks khusus dengan metode
scrumble. Dilakukan langkah – langkah sebagai berikut :
 Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui kemampuan
pemahaman siswa
 Menyampaikan tujuan dan langkah - langkah pembelajaran yang akan
ditempuh
 Mengembangkan fokus masalah
 Merencanakan sejumlah tindakan dan melaksanakan tindakan tersebut
 Pelaksanaan perbaikan
 Refleksi
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan kognitif siswa, peneliti
melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran

Adapun sasaran pada siklus I adalah mengajarkan membaca pemahaman dengan


menggunakan metode srumble. Sedangkan di siklus II adalah membingbing siswa
untuk membaca teks bacaan dengan membaca pemahaman dan mengarahkan siswa
untuk lebih dapat memahami teks yang dibaca yang telah dibagikan diawal
pembelajaran. Serta mengajak siswa untuk menanyakan hal –hal yang belum
diketahui.
Hal – halayang menarik pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dapat
mengubah suasana kelas dan mlenngkatkan kemampuan pemahaman siswa. Siswa
lebih konsentrasi dengan media yang digunakan dan penuh semangat dalam
menajwab pertanyaan yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

C. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
4. Dengan menggunakan metode scrumble dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
5. Perhatian siswa dan motivasi siswa dapat ditingkatkan denganmemperhatikan
siswa dan membarikan umpan balik terhadap kemampuan siswa.
6. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dapat diterapkan metode metode yang
lain.

D. SARAN

Berdasarka kesimpulan diatas beberapa hal sebaiknya digunakan oleh guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
diantaranya :
3. Sebaiknya guru menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan KD .
4. Guru dapat menggunakan metode yang bervariasi. Hal ini dapat
mengantisipasi kejenuhan
DAFTAR PUSTAKA

Kholid. Pengertian Membaca.Universitas Terbuka. Jakarta

Poewadarminta (1984 ), Kamus Bahasa Indonesia Jakarta; Balai Pustaka

Dalman. ( 2013 ). Keterampilan Membaca. Jakarta. Raja Grafindo


Persada

Tarigan, HG ( 2008 ). Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung : Angkasa

Dra. H. Zaenab, M.SI . Model Pembelajaran Scrumble. Jakarta.


Pustakaone Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai