Anda di halaman 1dari 92

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI

PEMBELAJARAN ONLINE LEARNING BERBASIS VIDEO ANIMASI


PADA MATA PELAJARAN IPA SDN 3 KANDANGSAPI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

HARIS FAUZI
836288236

PROGRAM STUDI S1-PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ - SERANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat,

taufik, inayah serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan PTK

yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui Pembelajaran Online Learning

Berbasis Video Animasi Pada Mata Pelajaran IPA Sdn 3 Kandangsapi”. Penulis

PTK ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan, do’a dan motivasinya dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Firdaus Pratama, M.Pd selaku dosen pembimbing PTK yang telah

memberikan arahan, serta kesabaran dan keikhlasannya dalam membimbing

penulis untuk menyelesaikan PTK.

2. Bapak Aan Juanda, S.Pd.I, selaku Kepala SDN 3 Kandangsapi, yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

Terimakasih atas segala bantuannya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan

PTK ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang diberikan. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan PTK ini, masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, besar harapan penulis agar pembaca memberikan kritik dan saran

yang bersifat membangun. Semoga PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Lebak, 13 Mei 2021

Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI
PEMBELAJARAN ONLINE LEARNING BERBASIS VIDEO ANIMASI
PADA MATA PELAJARAN IPA SDN 3 KANDANGSAPI

Malingping, Juni 2021


Supervisor 1, Mahasiswa,

FIRDAUS PRATAMA, M.Pd HARIS FAUZI


NIP. 198409092009021001 NIM. 836288236

iii
iv
ABSTRAK
Fauzi, Haris. 2021. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui
Pembelajaran Online Learning Berbasis Video Animasi Pada Mata
Pelajaran IPA SDN 3 Kandangsapi. PTK, Lebak: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka. Pembimbing: Firdaus Pratama M.Pd.

Kata Kunci: Hasil belajar IPA, Model E-Learning, Media Video animasi.

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatan hasil belajar IPA melalui
model e-learning berbasis video animasi pada siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi.
Hal ini dikarenakan guru hanya memberi tugas seperti mencatat dan membaca tidak
menjamin siswa akan belajar di rumah. Pemberian tugas tanpa adanya materi
pembelajaran yang disampaikan guru menyebakan hasil belajar IPA masih
terbilang rendah atau masih dibawah KKM yaitu 70
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berupa penerapan
model e-learning berbasis video animasi dengan tujuan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus
tediri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian
pada siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi. Jumlah siswa 22 siswa terdiri dari 8 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model e-learning berbasis
video animasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN 3
Kandangsapi. Dilihat dari hasil Pra siklus siswa yang tuntas KKM hanya 10 siswa
(45,4%), dan 12 siswa (54,6%) yang belum tuntas. Pada siklus I terdapat 16 siswa
(72,7%) yang tuntas dan 6 siswa (27,3%) yang belum tuntas, dan pada siklus II
terdapat 21 siswa (95,4%) yang tuntas dan terdapat siswa (4,6%) yang belum
tuntas. Dari peningkatan hasil belajar tersebut penelitian tindakan kelas ini di
hentikan di siklus II karena telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85%
dari jumlah seluruh siswa tuntas belajar dan dinyatakan berhasil untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 3 Kandangsapi.

DAFTAR ISI

v
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................................ v
DAFTAR ISI.............................................................................................................vi
Bab I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan........................................5
F. Definisi Operasional...................................................................................6
G. Sistematika Penulisan..............................................................................12
Bab II LANDASAN TEORI....................................................................................12
A. Kajian Teori.............................................................................................13
B. Kajian Pustaka.........................................................................................36
Bab III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................39
A. Rancangan Penelitian.............................................................................39
B. Teknik pengumpulan Data.....................................................................39
C. Teknik Analisis Data..............................................................................41
D. Intrumen Penelitian................................................................................43
E. Langkah-langkah Penelitian...................................................................44
F. Subyek Penelitian....................................................................................46
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................48
A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................48
B. Deskripsi Hasil Penelitian.......................................................................51
C. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................57
Bab V PENUTUP....................................................................................................61
A. Kesimpulan.............................................................................................61
B. Saran.......................................................................................................61

Daftar Pustaka

Lampiran

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku

sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan. Sebagai bukti

hasil dari proses pembelajaran adalah perubahan tingkah laku. Seorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat adanya

latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan (Hamid, 2013:5).

Seorang pendidik dituntut untuk kreatif dalam penyampaiannya, memberikan

kesan peserta didik serta, menciptakan komunikasi antar peserta didik, dan

menjadikan siswa yang aktif saat proses pembelajaran sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran berupa ketuntasan hasil belajar siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan teori yang

sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir

dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka jujur dan sebagainya

(Trianto, 2015:136).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SDN 3 Kandangsapi,

proses Kegiatan pembelajaran belum juga dilakukan karena kebijakan yang

ditetapkan pemeritah terkait wabah covid-19 untuk menerapkan pembatasan

sosial guna mencegah penyebaran virus corona, dengan menerapkan

pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing. Proses pembelajaran jarak

1
jauh sudah dilakukan dari tanggal 16 Maret 2020. Sistem belajar yang semula

tatap muka menjadi sistem daring atau online dengan memanfaatkan teknologi.

Permasalahan yang muncul, guru hanya memberikan tugas, seperti

mencatat dan membaca tidak menjamin siswa akan belajar dirumah,

menjadikan berkurangnya ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran

IPA. Sehingga hasil belajar tidak tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditentukan. Menurut hasil wawancara dengan guru kelas

V SDN 3 Kandangsapi, masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM

yaitu 70, dari 22 siswa, ada 10 siswa (45,4%) yang tuntas dan 12 siswa

(54,6%) tidak tuntas. Rendahnya persentase siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar

siswa secara klasikal di kelas tersebut masih belum optimal sehingga perlu

ditingkatkan.

Berdasarkan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa rendahnya

hasil belajar IPA dikarenakan pembelajaran yang kurang menarik, hanya

pemberian tugas tanpa adanya materi pembelajaran yang disampaikan guru.

Seorang guru harus kreatif dalam memilih media pembelajaran yang

disesuaikan dengan karakteristik siswa. Salah satu cara untuk mengatasi

permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model e-learning berbasis

Video animasi. Hal ini akan memudahkan siswa dalam menerima materi secara

detail, dan dapat diputar berulang-ulang untuk memahami materi yang

disampaikan.

Model e-learning merupakan pembelajaran yang disusun dengan

tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer sehingga mampu

2
mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013: 27), proses pembelajaran

jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran

dengan teknologi (Chandrawati,2010).

Media merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk memudahkan

serta mewujudkan tercapainya pemahaman materi kepada siswa sehingga

seorang guru diharapkan mampu menggunakan media untuk menciptakan

suasana pembelajaran efektif,kreatif dan menyenangkan. Sedangkan media

pembelajaran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam

menyampaikan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan

peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri

peserta didik (Kastolani, 2014:222).

Video animasi sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak,

semakin lama semakin populer dalam masyarakat. Pesan yang disajikan bisa

bersifat fakta (kejadian atau peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti

misalnya cerita) bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.

Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi ini tidak berarti

bahwa video akan meggantikan kedudukan film (Sadiman, 2012:74).

Berdasarkan permasalahan yang timbul, peneliti bermaksud untuk

melaksanaan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas

V Melalui Pembelajaran Online Learning Berbasis Video Animasi Pada Mata

Pelajaran IPA SDN 3 Kandangsapi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah penggunaan model e-

3
learning Berbasis video animasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penggunaan

model elearning berbasis video animasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada siswa kelas V SDN 3 kandangsapi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan,

pengalaman memanfaatkan teknologi yang ada mengenai penggunaan

model elearning dengan media video dalam mengoptimalkan

pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa

Melalui pembelajaran secara online via video animasi dan melalui

google form, diharapkan siswa dapat memperoleh pembelajaran yang

bermakna dan bermutu, dapat meningkatkan keaktifan dan partisIPAsi

selama proses pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar

IPA.

b. Manfaat bagi Guru

Guru semakin kreatif dengan adanya pemanfaatan teknologi untuk

pembelajaran online, guru dapat menemukan kekurangan dan

4
kelebihan dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran dan media yang tepat dalam pembelajaran IPA.

c. Manfaat bagi Sekolah

Melalui model e-learning berbasis video animasi, dapat meningkatkan

hasil belajar kelas V SDN 3 Kandangsapi.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Menurut Fitrah dan Luthfiyah (2017:187) hipotesis tindakan adalah

dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model e-learning berbasis

video animasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V

SDN 3 Kandangsapi.

2. Indikator Keberhasilan

Melalui penerapan model e-learning berbasis video animasi

dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai yaitu terdapat

peningkatan hasil belajar dari tiap siklus.

a. Secara Individual

Siswa mendapat nilai melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

yaitu ≥70 pada mata pelajaran IPA.

b. Secara Klasikal

Siswa mendapat nilai melebihi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu

5
≥70 dengan presentase ≥85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari

kekeliruan terhadap maksud yang terdapat dalam penelitian ini perlu dijelaskan

arti variable penelitian sebagai berikut:

1. Peningkatan Hasil Belajar

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti kata

peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan,

dsb), jadi peningkatan adalah lapisan dari sesuatu yang kemudian

membentuk susunan, peningkatan berarti kemajuan, penambahan

keterampilan dan kemapuan agar menjadi lebih baik.

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai

hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan pembelajaran.

Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-

tujuan pembelajaran (Susanto, 2013:5).

Hasil belajar adalah nlai yang diperoleh siswa setelah Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM). Proses dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan dengan adanya perubahan-perubahan tingkah laku peserta didik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sehingga berhasil

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

6
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang

sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi

dan experimen serta menuntun sifat ilmiah seperti rasa ingin tau, jujur

dan sebagainya (Trianto, 2015:136). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

adalah istilah yang sering disebut dengan sains. Ilmu Pengetahuan

Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu

natural scienci, artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan

dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu

pengetahuan, jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa,

2011:3).

Uraian diatas dapat disimpulkan pengertian Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-

peristiwa tentang gejala alam yang melalui suatu rangkaian kegiatan

metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen.

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V


1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru dan tetangga.

3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

7
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan 4 rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.

4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,


sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI pada kurikulum

2013 berdasarkan keputusan dari Mendikbud (2014: 232) adalah ruang

lingkup materi mata pelajaran IPA SD/MI mencakup Tubuh dan panca

indra, Tumbuhan dan hewan, Sifat dan wujud benda-benda sekitar,

Alam semesta dan kenampakannya, Bentuk luar tubuh hewan dan

tumbuhan, Gaya dan gerak, Bentuk dan sumber energi dan energi

alternatif, Rupa bumi dan perubahannya, Lingkungan, alam semesta,

dan sumber daya, Iklim dan cuaca, Rangka dan organ tubuh manusia

dan hewan, Makanan, rantai makanan, dan keseimbangan ekosistem,

Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri makhluk hidup

pada lingkungan, Kesehatan dan sistem pernafasan manusia, Perbuhan

dan sifat benda, Hantaran Panas, listrik, dan magnet, Tata surya,

Campuran dan larutan.

3. Model E-Learning

8
a. Pengertian E-Learning

E-Learning merupakan suatu sistem atau konsep pendidikan

yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar

mengajar. Berikut ini pengertiane-learning menurut para ahli:

1) Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem

elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses

pembelajaran (Michael, 2013:27).

2) Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-

prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi

(Chandrawati,2010).

Model e-learning merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan secara online atau jarak jauh yang memanfaatkan teknologi,

apalagi dengan adanya wabah ini yang diharuskan siswa dengan guru

melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa tatap muka, sehingga

kegiatan pembelajaran pun akan tetap berlangsung.

Pemanfaatan teknologi guru dan sekolah menggunakan

WhatsApp Grup sebagai proses pembelajaran.WhatsApp Grup tersebut

guru dan siswa akan berinteraksi dalam pembelajaran. Guru

memberikan materi dengan mengirimkan video animasi. Guru maupun

siswa bisa dengan mudah mengulang-ulang materi pembelejaran

melalaui WhatsApp Grup.

b. Karaktersitik E-Learning

Karakteristik e-learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:

9
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik

2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan

komputer networks)

3) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri kemudian

disimpan komputer, sehingga dapat diakses oleh pengajar dan

peserta didik.

4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi

pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Model e-learning dengan memanfaatkan teknologi sangat

membantu pengajar atau peserta didik, dapat diakses kapan pun, dan

dapat disimpan untuk dilihat setiap saat.

4. Media Video Animasi

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim

ke penerima pesan. (Sadiman, 2012:6).

Media merupakan alat bantu yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran berupa gambar, objek dan alat-alat lain yang

dapat memberikan pengalaman konkrit, belajar yang menyenangkan,

motivasi belajar serta memiliki daya serap tinggi dalam belajar siswa.

b. Video animasi

10
Video animasi sebagai media audio-visual yang

menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam

masyarakat. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian atau

peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita) bisa

bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar

tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi ini tidak berarti bahwa

video akan meggantikan kedudukan film (Sadiman, 2012:74).

Peneliti menjelaskan materi tentang bentuk-bentuk energi

yaitu energi bunyi, energi panas, dan energi listrik, mulai dari

pengertian, contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan bentuk

perubahan energi itu sendiri, serta dilengkapi dengan penjelasan

kalimat dan benda nyata dari contoh perubahan energi dalam

kehidupan sehari-hari untuk mempermudah memahami atau

mengingat materi yang disampaikan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan PTK adalah sebagai berikut:

11
BAB I : PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang meliputi; Latar Belakang Masalah, Rumusan


Masalah,

Tujuan penelitian, Manfaat penelitian (Manfaat Teoritis dan Manfaat Praktis),

Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Definisi Operasional


(Peningkatan) Hasil Belajar IPA, Model E-Learning,dan Media Video
animasi), dan Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi Kajian Teori (Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Model E-Learning, Media Pembelajaran Video animasi), dan Kajian Pustaka

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,

Teknik Analisa Data, Instrumen Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian, dan

Subyek Penelitian

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi Pelaksanaan Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi;

Deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasannya.

BAB V : PENUTUP

Berisi penutup yang meliputi; Kesimpulan dan Saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

12
A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) arti kata

peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,

kegiatan, dsb). Jadi peningkatan adalah lapisan dari sesuatu yang

kemudian membentuk susunan, peningkatan berarti kemajuan,

penambahan keterampilan dan kemapuan agar menjadi lebih baik.

Belajar merupakan proses untuk memperoleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman dalam interaksi dengan

lingkungan. Sebagai bukti hasil dari proses pembelajaran adalah

perubahan tingkah laku. Dengan demikian, seorang dikatakan belajar

apabila terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat adanya latihan

dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan (Hamid,

2013:5).

Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap (Susanto, 2013:5). Belajar yang efektif dapat membantu

siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai

dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai.

13
Belajar dalam pengertian tersebut dapat diartikan sebagai proses

dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, menulis, mendengar

dan meniru untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan

tingkah laku itu yang dinamakan hasil belajar.

2) Ciri-Ciri Belajar

Menurut Surya (Rusman, 2015: 13-16) ciri-ciri belajar adalah

sebagai berikut:

a) Perubahan yang didasari dan disengaja merupakan perubahan

tingkah laku yang disadari atau disengaja dan memahami bahwa

telah terjadi peningkatan pengetahuan atau keterampilan dari hasil

belajar.

b) Perubahan yang berkesinambungan merupakanperubahan lanjutan

dari keterampilan, pengetahuan yang telah dia miliki sebelumnya

c) Perubahan yang fungsional merupakan perubahan yang

dimanfaatkan untuk kepentingan masa sekarang atau yang akan

datang

d) Perubahan yang bersifat positif, belajar adalah terjadinya

perubahan pada diri individu, perubahan tersebut harus bersifat

positif atau kearah kebaikan.

e) Perubahan bersifat aktif, perubahan yang terjadi pada individu

akibat belajar diperoleh dari kegiatan aktif individu tersebut untuk

mendapatkan hasil dari perubahan tersebut.

14
f) Perubahan yang bersifat permanen, hasil belajar merupakan hasil

yang permanen

g) Perubahan yang terjadi berarah atau bertujuan, belajar harus terarah

dan mempunyai tujuan

h) Perubahan prilaku secara keseluruhan, hasil dari belajar

mempengaruhi perubahan secara keseluruhan individu.

Belajar akan mengalami banyak perubahan, seperti

tingkah laku yaitu peningkatan pengetahuan atau keterampilan dari

hasil belajar, perubahan yang semula tidak tahu menjadi tahu

sebagai pengalaman yang bersifat positif.

b. Hakikat Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh

siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Belajar tidak hanya penguasaan konsep mata pelajaran saja, tapi

juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat bakat,

penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,

keinginan, dan harapan (Rusman,2015:67). Secara sederhana, yang

dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Menurut K. Brahim (dalam Susanto, 2013: 5) yang

menyatakan hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

15
yang dinyatakan dalam skor yang di peroleh dari hasil tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Anak yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah

hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang

dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Hasil belajar adalah pencapaian dari terjadinya perubahan

tingkah laku siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran atau berhasil mencapai suatu tujuan.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan

menjadi dua golongan, yaitu faktor eksternal dan faktor internal

(Sriyanti, 2011:23).

a) Faktor Eksternal

(1) Faktor nonsosial, faktor-faktor di luar individu yang berupa

kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor

nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan

sekolah, keluarga maupun di masyarakat, aspek fisik

tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar,

16
gedung dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan

rumah dan sejenisnya

(2) Faktor sosial, faktor-faktor di luar individu yang berupa

manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah

menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat

(termasuk teman pergaulan anak).

b) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan faktor psikologis

(1) Faktor Fisiologis,kondisi fisik yang terdapat dalam diri

individu. Faktor fisiologis terdiri dari (a) kedaan tonus

jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat

mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara

umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik

individu. Apabila badan individu dalam kedaan bugar dan

sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika

badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang

sehat akan menghambat hasil belajar, (b) keadaan fungsi-

fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani

tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra

yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu

gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

17
(2) Faktor Psikologis, faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktorfaktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasaan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan

mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan

minat banyak memberikan warna terhadap aktivitas belajar.

Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan

mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai

tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan

berarti akan gagal belajar, hanya yang bersangkutan perlu

waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk

mendapatkan hasil yang baik. Demikian halnya dengan

kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai daya juang

tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang

berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampamg

menyerah. Kondisi-kondisi tersebutakan mempengaruhi

hasil belajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor eksternal yaitu

faktor yang asalnya dari luar diri seseorang meliputi faktor

nonsosial yaitu faktor di luar individu yangberupa kondisi fisik

yang ada di lingkungan belajar, dan faktor sosial yaitu faktor di

18
luar individu yang berupa manusia yang bersifat sosial,

kemudian faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor

internal yaitu dari dalam diri sesorang yang meliputi faktor

fisiologis yaitu kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu

dan faktor psikologis yaitu faktor psikis yang ada dalam diri

individu.

c. Penilaian Hasil Belajar

1) Pengertian Penilaian

Menurut Sudjana (2013:3) penilaian adalah proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian hasil

belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar

yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

Penilaian hasil belajar merupakan hasil dari pencapaian

suatu belajar dengan kriteria tertentu yaitu berupa pemberian nilai

terhadap hasil yang dicapai pada proses pembelajaran.

2) Fungsi dan Tujuan Penilaian

Fungsi penilaian menurut Sudjana (2013:3) yaitu sebagai

berikut, a) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

intruksional, b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar

mengajar, c) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar

siswa kepada para orang tuanya, sedangkan tujuan penilaian adalah

sebagai berikut: a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa

19
sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam

berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya, b)

Mengetahui proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni

seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para

siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan, c) Menentukan

tindak lanjut hasil penelitian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran

serta strategi pelaksanaanya, d) Memberikan pertanggung jawab

dan pihak sekola kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Penilaian diberikan sebagai bentuk dari proses kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, sebagai umpan balik dari

guru atas hasil yang dicapai. Penilaian juga sebagai tolak ukur atas

keberhasilan yang dicapai pada mata pelajaran tertentu, yaitu

mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dicapai setiap mata

pelajaran sehingga pendidik dapat mengevaluasi kegiatan

pembelajaran.

3) Teknik dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Menurut Kunandar (2014: 159-260) teknik dan instrumen

penilaian hasil belajar mencakup 3 ranah penilaian, yang meliputi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

a) Penilaian sikap

Penilaian sikap adalah penilaian yang terkait dengan

kecenderungan bertindak seorang dalam merespon suatu/objek.

Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang

20
diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu afektif,

kognitif, dan konatif. Penilaian sikap dapat diukur dengan teknik

sebagai berikut: (1) Observasi, merupakan teknik penilaian yang

dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera,

baik secara berkesinambungan dengan menggunakan indera

maupun tidak langsung, (2) Penilaian diri, merupakan teknik

penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap

sosial, (3) Penilaian antar peserta didik, merupakan teknik

penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai

terkait dengan pencapaian kompetesi sikap, baik sikap spiritual

maupun sosial, (4) Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam

dan diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang

kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan

sikap dan perilaku, (5) Wawancara, merupakan teknik penilaian

dengan cara guru melakukan penggalian informasi secara verbal

kepada pesertadidik menggunkan pedoman atau panduan yang

berkaitan dengan kompetensi sikap yang akan dinilai.

b) Penilaian Pengetahuan

(1) Penilaian Tertulis, merupakan seperangkat pertanyaan atau

tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk

memperoleh informasi tentang kemampuan siswa. Tes

tertulis diklarifikasikan ke dalam dua bentuk, yaitu

21
pertanyaan yang menuntut jawaban pilihan (bentuk pilihan)

dan jawaban uraian (bentuk uraian)

(2) Pertanyaan Lisan dikelas, merupakan materi yang ditanyakan

berupa konsep dan prinsip. Pertanyaan ini diajukan kepada

siswa kemudian diberi kesempatan berfikir, selanjutnya guru

memilih secara acak untuk menentukan siapa yang harus

menjawab pertanyaan yang diajukan

(3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan projek

yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan

karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan untuk pendalaman

terhadap penugasan kompetensi pengetahuan yang telah

dipelajari atau dikuasi dikelas melalui proses pembelajaran.

c) Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan

guru kepada peserta didik dalam mengukur tingkat pencapaian

keterampilan aspek imitasi, manipulasi, presesi artikulasi, dan

naturalisasi. Penilaian ini wujud dari kemampuan sikap dan

pengetahuan. Penilaian keterampilan dapat diukur dengan teknik

sebagai berikut: (1) Penilaian untuk kerja, merupakan penilaian

yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam

melakukan sesuatu, (2) Penilaian projek adalah kegiatan penilaian

terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam

periode/waktu tertentu. Tugas tersebut beupa suatu investigasi

sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, dan

22
penyajian data, (3) Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap

seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajarn

tertentu. Portofolio diartikan sebagai kumpulan karya peserta

didik dalam kurun waktu tertentu yang menunjukkan

perkembangan, hasil, dan usaha belajar.

Mengevalusi hasil belajar peserta didik diperlukan teknik

yang didalamnya mencakup instrumen penilaian yaitu, penialaian

sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik,

jurnal, dan wawancara), penilaian pengetahuan (tes tertulis,

pertanyaan lisan, instrumen penugasan), dan penilaian

keterampilan (penilaian untuk kerja, penilaian projek, dan

penilaian portofolio).

d. Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam(IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah istilah yang sering

disebut dengan sains. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan

terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural scienci,

artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berhubungan dengan alam

atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu

pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini

(Samatowa, 2011:3). IPA adalah suatu kumpulan teori yang

23
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti

observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa

ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Trianto, 2015:137).

Uraian diatas dapat disimpulkan pengertian Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

peristiwa-peristiwa tentang gejala alam yang melalui suatu

rangkaian kegiatan metode ilmiah seperti observasi dan

eksperimen.

2) Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI pada

kurikulum 2013 berdasarkan keputusan dari Mendikbud (2014:

232) adalah ruang lingkup materi mata pelajaran IPA SD/MI

mencakup Tubuh dan panca indra, Tumbuhan dan hewan, Sifat

dan wujud benda-benda sekitar, Alam semesta dan

kenampakannya, Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan, Gaya

dan gerak, Bentuk dan sumber energi dan energi alternatif, Rupa

bumi dan perubahannya, Lingkungan, alam semesta, dan sumber

daya, Iklim dan cuaca, Rangka dan organ tubuh manusia dan

hewan, Makanan, rantai makanan, dan keseimbangan ekosistem,

Perkembangbiakan makhluk hidup, Penyesuaian diri makhluk

hidup pada lingkungan, Kesehatan dan sistem pernafasan

24
manusia, Perbuhan dan sifat benda, Hantaran Panas, listrik, dan

magnet, Tata surya, Campuran dan larutan

3) Tujuan Pembelajaran IPA SD/MI

Permendikbud No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut

Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat

kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi adalah

kriteria ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Penataan standar isi terutama berkaitan dengan

penguatan materi melalui evaluasi ulang ruang lingkup materi: (1)

mengeliminasi materi tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa,

(2) mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa,

dan (3) menambahkan materi yang dianggap penting dalam

perbandingan internasional, evaluasi ulang kedalaman materi

sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional serta

menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang

dibutuhkan (E. Mulyasa: 2013: 24).

Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran

tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran

tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata

25
pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid: 2014: 86). Pendekatan

ini diharapkan dapat memenuhi tujuan pendidikan nasional dalam

sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan ketrampilan.

Buku ajar tematik kurikulum 2013 terdiri dari dua buku yaitu

buku guru dan buku siswa. Masing-masing buku memuat satu

tema, di mana jumlah tema pada setiap kelasnya berbeda-beda.

Namun dalam pembahasan kali ini peneliti hanya membahas

materi IPA yang ada dalam buku kelas V, salah satunya Tema 9 ;

Benda-Benda di Sekitar Kita.

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar


No Kompetensi Dasar
1 3.9 Mengelompokkan materi dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan komponen penyusunnya (zat tunggal dan campuran).

2 4.9 Melaporkan hasil pengamatan sifat-sifat campuran dan


komponen penyusunnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Buku Guru Tema : benda-benda di sekitarku Kelas 5 (Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)

Tabel 2.2 Kompetensi dan Ruang Lingkup IPA

Kompetensi Ruang Lingkup

 Menunjukkan sikap ilmiah,  Bentuk luar tubuh hewan


rasa ingin tahu, jujur, logis, dan tumbuhan
kritis, dan disiplin melalu
IPA Mengajukan pertanyaan,
apa, mengapa, dan bagaimana
tentang alam sekitar  Daur hidup makhluk hidup
Melakukan pengamatan objek
IPA dengan menggunakan
panca indra dan alat

26
 sederhana Mencatat dan  Perkembangbiakan
menyajikan data hasil tanaman
pengamatan alam sekitar
secara sederhana


 Wujud benda


 Melaporkan hasil pengamatan  Gaya dan gerak
alam sekitar secara lisan dan
tulisan secara sederhana

 MendiPTKkan konsep IPA  Bentuk dan sumber energy


berdasarkan hasil pengamatan dan energy alternative

 Rupa bumi dan


perubanhannya

 Lingkungan, alam semesta,


dan sumber daya alam

 Iklim dan cuaca

Tabel di atas dapat kita lihat bahwa untuk materi IPA di kelas V

terdiri dari 6 kompetensi yang mencakup sembilan ruang lingkup materi

pokok.

2. Model E Learning

a. Pengertian E-Learning

27
E-Learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang

memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.

Berikut ini pengertian e learning menurut para ahli:

1) Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem

elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses

pembelajaran (Michael, 2013:27).

2) Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-

prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi

(Chandrawati,2010).

Beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model e-

learning merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan secara online

atau jarak jauh yang memanfaatkan teknologi, apalagi dengan adanya

wabah ini yang diharuskan siswa dengan guru melakukan pembelajaran

jarak jauh tanpa tatap muka, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan

tetap berlangsung.

Guru dan sekolah menggunakan WhatsApp Grup sebagai proses

pembelajaran. Dalam WhatsApp Grup tersebut guru dan siswa akan

berinteraksi dalam pembelajaran. Guru memberikan materi dengan

mengirimkan video. Guru maupun siswa bisa dengan mudah mengulang-

ulang materi pembelajaran melalaui WhatsApp Grup.

b. Karaktersitik E-Learning

Karakteristik E-Learning menurut Nursalam (2008:135) adalah:

1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.

28
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer
networks).

3) Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri kemudian disimpan

komputer, sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa.

4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan

belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan

dapat dilihat setiap saat di komputer.

Model e-learning dengan memanfaatkan teknologi sangat

membantu pengajar atau peserta didik, dapat diakses kapan pun, dan

dapat disimpan untuk untuk dilihat setiap saat.

c. Manfaat E-Learning

Menurut Made Wena (2009: 213-214) manfaat e-learning untuk

siswa dapat membuat aktivitas belajar siswa menjadi lebih fleksibel,

siswa dapat mengakses pembelajaran setiap saat dan berulang-ulang.

Selain itu siswa juga dapat berinteraksi dengan guru setiap saat, jadi

ketika ada pertanyaan ataupun merasa kurang jelas siswa dapat langsung

bertanya pada gurunya.

Guru dan siswa melakukan interaksi dengan berdiskusi atau

bertanya dalam WhatsApp Grup agar terjadinya pembelajaran sesuai

tujuan atau memberikan informasi yang lebih praktis tanpa tatap muka

dan tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu.

d. Kelebihan E-Learning

29
KelebihanE-Learning menurut L.Tjokro (2009:187),e-learning

memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1) Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia

berupa gambar, teks, animasi, suara, video.

2) Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak

perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah

untuk diperbanyak.

3) Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung

pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.

4) Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguasaan materi

tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa

diuji dengan e-test.

Materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran e-

learning akan diterima atau diakses siswa kapan saja, karena materi yang

diberikan bisa disimpan dan mengulang-ulang materi untuk dipelajari,

menjadikan pengalaman belajar tanpa tatap muka, bisa dilakukan dimana

saja dan kapan saja, pembelajaran menjadi menarik adanya penyampaian

materi dengan gambar, animasi, suara dan video.

e. Kekurangan E-Learning

Kekurangan e-learning menurut Nursalam (2008:180) sebagai berikut:

1) Kurangnya interaksi antar pengajar dan pelajar atau bahkan antar

pelajar itu sendiri.

30
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada


pendidikan.

4) Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik

pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik

pembelajaran yang menggunakan ICT (Information, communication,

dan technology).

5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini

berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun

komputer).

6) Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.

7) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

8) Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri

bagi peserta didik.

9) Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik,

gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.

10) Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.

11) Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga

panduan dan fitur pertanyaan diperlukan.

12) Peserta didik dapat merasa terisolasi

Pembelajaran ini memiliki kekurangan seperti tanpa

pengawasan guru secara langsung, materi yang disampaikan tidak

sepenuhnya melainkan materi pokok yang diajarkan, tidak semua orang

31
tua menguasai teknologi, terkendalanya jaringan seperti desa tertinggal

untuk menerima materi pembelajaran.

3. Media Pembelajaran Video animasi

a. Hakikat Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media animasi adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Sudah selayaknya kalau media tidak lagi

hanya kita pandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk

mengajar, tetapi lebih sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan

ke penerima pesan (siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan, media

tidak hanya digunakan oleh guru tetapi yang lebih penting lagi dapat

digunakan oleh siswa (Sadiman, 2012:6).

Media animasi merupakan alat bantu yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran berupa gambar, suara, vido, animasi, film

atau objek lainnya yang dapat memberikan pengalaman konkrit, tidak

membosankan atau jenuh, belajar menjadi menyenangkan, motivasi

belajar serta memiliki daya serap tinggi dalam belajar siswa.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Sadiman (2012: 16) adalah:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas

(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

32
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti objek

yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar dan film

bingkai, objek yang kecil dapat dibantu dengan proyektor mikro,

kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditamplkan

lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto mauapun secara

verbal.

3) Menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat

diatasi sikap pasif anak didik.

Media pembelajaran selain menjadikan pembelajaran

menjadi menarik dan menyenangkan dalam penyampaian, manfaat

adanya media pembelajaran bisa mengatasi siswa yang lambat

menerima pembelajaran, karena dengan adanya objek secara langsung

seperti gambar, video, animasi, dan film menjadikan siswa lebih

mudah menerima materi dan memahami dibandingkan hanya dalam

bentuk

kata-kata tertulis atau lisan.

c. Hakikat Video animasi

1) Hakikat Video animasi

Video animasi sebagai media audio-visual yang

menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam

masyarakat. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian atau

peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya cerita)

bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian

33
besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi ini tidak berarti

bahwa video akan meggantikan kedudukan film (Sadiman,

2012:74).

Peneliti menjelaskan materi tentang Zat tunggal dan

campuran Sifat penyusun dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kelebihan Media Video

Kelebihan media video menurut Sadiman (2012:75) adalah:

a) Menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainnya.

b) Alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat

memperoleh informasi.

c) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam

sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa

memusatkan perhatian pada penyajiannya.

d) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

e) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi

bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau.

f) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila

akan disisipi komentar yang akan didengar.

g) Gambar proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati dengan

seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan menghentikan

gerakan gambar tersebut, kontrol sepenuhnya di tangan guru.

h) Ruangan tak perlu digelapi waktu menyajikannya.

34
Media video dalam pembelajaran mempunyai kelebihan

yaitu pembelajaran menjadi menyenangkan karena dengan adanya

video dalam pembelajaran bisa mengatasi kejenuhan siswa, siswa

bisa mendengarkan dan mengamati materi yang ditampilkan.

Pelaksanaan pembelajaran online, siswa bisa mengulang-ulang

materi yang ada dalam video, dan mempelajari kapan

saja.

3) Kekurangan Media Video animasi

Kekurangan media video animasi menurut Sadiman (2012:75)


adalah:

a) Perhatian penonton sulit dikuasi, partisipasi mereka jarang


dipraktekkan.

b) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi

dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain.

c) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan

secara sempurna.

d) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

Kekurangan media video dalam proses pembelajaran yaitu

memerlukan peralatan yang mendukung untuk menampilkan video,

butuh keterampilan dalam pembuatannya, dan memakan biaya

yang tidak sedikit.

4) Gambaran Video

35
Peneliti menjelaskan materi tentang zat tunggal dan

campuran serta sifat sifat penyusunnya serta contohnya dalam

kehidupan sehari-hari untuk mempermudah memahami atau

mengingat materi yang disampaikan.

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, peneliti mengkaji beberapa hasil

penelitian yang mendukung atau relevan, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian N.Imamah (2012) Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan

mutu proses pembelajaran IPA di kelas VIII A SMP Negeri 2 Jepara,

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran

Kooperatif Berbasis Konstruktivisme DIPAdukan dengan Video Animasi

Melalui Sistem Kehidupan Tumbuhan”. Berdasarkan hasil analisis data,

hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan ini dapat

meningkatkan penguasaan kompetensi dasar. Pencapaian hasil belajar

mengaitkan materi ajar dengan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari

yang dIPAdukan dengan video animasi mengalami kenaikan nilai rata-rata

kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 10,71. Penggunaan pendekatan ini

dalam pembelajaran merupakan alternatif yang efektif untuk membantu

siswa mampu mengaitkan kompetensi yang dikuasai dengan

lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penelitian Ni Wayan Ari Septiasih (2016) , dengan judul “Penerapan

Project Based Berbantuan Video untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar IPA di SD. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas

36
belajar dan hasil belajar IPA dengan menerapkan model pembelajaran

project based learning berbantuan media video pembelajaran pada siswa

kelas V tahun pelajaran 2015 da/2016 di SDN 1 Tukadmungga. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

persentase aktivitas belajar dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V di

SDN 1 Tukadmungga. Berdasarkan observasi aktivitas belajar, persentase

rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 66,36% (cukup aktif),

dan persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar

83,08% (aktif), Berdasarkan tes hasil belajar IPA, persentase rata-rata hasil

belajar IPA siswa pada siklus I sebesar 72,58% (sedang), dan persentase

rata-rata hasil belajar IPA siswa pada siklus II sebesar 84,20% (tinggi).

Berdasarkan perhitungan gains skor, kualitas peningkatan aktivitas belajar

pada siklus I dan siklus II sebesar 0,50 (sedang). Kualitas peningkatan

hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II sebesar 0,42 (sedang).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran project based learning berbantuan media video

pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPA

siswa kelas V di SDN 1 Tukadmungga tahun pelajaran 2015/2016.

3. Penelitian Vardana (2016) , penelitian yang berjudul “Pengaruh Media

Pembelajaran E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran

Penerapan

Rangkaian Elektronika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Surabaya”. Hasil penelitian

37
menunjukkan bahwa validitas media pembelajaran e-learning berbasis

edmodo yang diterapkan pada mata pelajaran penerapan rangkaian

elektronika mendapatkan skor dari validator sebesar 82,7% yang termasuk

dalam katagori sangat baik artinya media pembelajaran dapat digunakan

pada kegiatan pembelajaran, Respon siswa terhadap media pembelajaran

e-learning berbasis edmodo pada mata pembelajaran penerapan rangkaian

elektronika mendapatkan skor sebesar 85,8% yang termasuk dalam

katagori sangat baik, sehingga instrumen respon siswa bisa digunakan

untuk mengukur respon/tanggapan siswa mengenai media pembelajaran

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, Terdapat perbedaan hasil

belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran elearning berbasis

edmodo dan siswa yang diberikan model pembelajaran langsung secara

signifikan sebesar 0.001.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

38
A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan tindakan kelas (PTK) tindakan

yang dirancang berupa penerapan model e-learning dengan media video

dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi.

Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris yaitu Classroom Action

Research yang berarti penelitian dengan tindakan yang dilakukan di kelas.

Menurut Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas yaitu pencermatan dalam bentuk

tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran

mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran dan melihat

pengaruh nyata dari upaya itu (Suyadi, 2011:17). Tahapan dalam rancangan

penelitian tindakan kelas dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan melakukan refleksi pada setiap siklus sampai meningkatnya

hasil pembelajaran hingga penelitian dihentikan.

B. Teknik pengumpulan Data

Berikut teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:

1. Wawancara

Dalam memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci dan

untuk melengkapi data hasil observasi, tim penelitian dapat melakukan

wawancara kepada guru, siswa, kepala sekolah, dan fasilitator yang

berkolaborasi (Kunandar,2011:157)

39
Wawancara dilakukan untuk mencari informasi data dalam proses

pembelajaran. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

mewawancarai wali kelas V SDN 3 Kandanmg Sapi. Melalui wawancara

peneliti mendapat data pada mata pelajaran IPA yang belum memenuhi

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan untuk mengetahui mengenai

model pembelajaran dan media yang sering digunakan guru dalam proses

pembelajaran sebelum menggunakan model e-learning dan media video

animasi.

2. Observasi

Penelitian harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara

mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data

(angket/wawancara/observasi, dan lain-lain) (Suyadi,2015:63).

Observasi dalam penelitian ini untuk mengamati kegiatan proses

pembelajaran langsung dengan model e-learning, jadi observasi dilakukan

secara online dengan selalu komunikasi dengan wali kelas.

3. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang

atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat

perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologi di dalam dirinya

(Kunandar, 2011:186).

Tes dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa

kelas V SDN 3 Kandangsapi pada mata pelajaran IPA melalui model e-

learning dengan media video animasi

4. Dokumentasi

40
Alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di

kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas,

untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa penting atau

khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu (Kunandar,

2011:195). Dokumentasi dalam penelitian ini sebagai bukti melaksanakan

proses kegiatan pembelajaran atau bukti siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru melalui gambar atau video.

C. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah analisis data yang telah terkumpul

gunamengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk

belajar siswa (Suyadi, 2010:85).

Analisi data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan dua hal atau dua variabel untuk mengetahui selisihnya atau

resikonya kemudian diambil kesimpulannya (X-Y) = selisih, X/Y = rasio.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian

atau komponen-komponen yang lebih kecil, agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrem);

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya

(dengan menggunakan angka selisih atau angka raiso);

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan

(secara presentase).

d. Memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara

kuantitatif dari perubahan sesuatu (beberapa) kejadian terhadap sesuatu

(beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan/meramalkan kejadian

41
lainnya. Kejadian (event) dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai

variabel.

Analisis data dalam PTK ini menggunakan analisis deskriptif,

deskriptif berupa persentase sebagai berikut :

P =jumlah tuntas belajar

𝑥 100 jumlah
seluruh siswa

(Sumber: Sahputra dalam Sudiono, 2010:43)


Peneliti memperoleh data dari wawancara yang dianalisis

menggunakan analisis deskriptif dengan melihat data yang diperoleh dari

tiap siklus yang dilakukan, sampai berakhirnya penelitian sesuai dengan

kriteria ketuntasan klasikal. Penelitian ini, jika hasil belajar siswa mampu

mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥85% dengan Kriteria

Ketuntasan minumam (KKM) IPA yaitu 70, maka penerapan model e-

learning dengan media video animasi dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi.

D. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data-data penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan data

yang telah dipilih. Penarikan kesimpulan penelitian ditentukan oleh data yang

terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus

dibuat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu,

teknik pengambilan data yang dipilih harus dapat mencapai tujuan

42
pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah (Kristanto, 2018:

66).

Instrumen Penelitian dalam tindakan ini dilakukan dengan

mengumpulkan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mencari informasi data dalam proses

pembelajaran. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

mewawancarai wali kelas V SDN 3 Kandangsapi. Melalui wawancara

peneliti mendapat data pada mata pelajaran IPA yang belum memenuhi

KKM dan untuk mengetahui mengenai model pembelajaran dan media yang

sering digunakan guru dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan

model e-learning dan media video animasi

2. Observasi

Observasi dalam penelitian ini untuk mengamati kegiatan proses

pembelajaran langsung dengan model e-learning, jadi observasi dilakukan

secara online dengan selalu komunikasi dengan wali kelas.

3. Test

Memberikan soal mengenai materi yang telah di sampaikan untuk

mendapatkan data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah di

sampaikan dengan model e-learning dengan media video animasi.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini sebagai bukti melaksanakan

proses kegiatan pembelajaran atau bukti siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru melalui foto atau video.

43
E. Langkah-langkah Penelitian

Langkah awal dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

terdapat empat tahap yaitu perencanaan, acting (pelaksanaan), observasi

(pengamatan), dan refleksi. Berikut ini adalah gambar keempat langkah dalam

PTK yang dikemukakan oleh Arikunto:

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Refleksi

44
Pengamatan
Perencanaan

Refleksi Siklus II Refleksi

Pengamatan
?

Gambar 3.1 Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK (Suyadi, 2015:50)

Rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya terdiri

dari:

1. Perencanaan

Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa, dan bagimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang

dilakukan antara:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

modele-learning dengan media video animasi

b. Membuat media video yang akan digunakan dalam pembelajaran

c. Mempersiapkan soal yang diberikan pada setiap siklus yang disusun oleh

peneliti

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam menerapkan apa yang telah direncanakan pada


tahap satu. Pelaksanaan sesuai dengan pembelajaran yang tertulis pada RPP
dan tahap perencanaan.

3. Pengamatan

45
Langkah ini, penelitian melakukan tindakan untuk mengamati

proses belajar dari foto maupun tugas yan diberikan yang bertujuan untuk

memperoleh data hasil kinerja guru dan keaktifan siswa pada saat

pembelajaran.

4. Refleksi

Langkah ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

hasil dari tindakan. Hasil refleksi akan dipergunakan untuk memperbaiki

kinerja guru pada tahap siklus II dan seterusnya.

F. Subyek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Kandangsapi yang terletak di

Kecamatan Cijaku

2. Visi dan Misi Sekolah

1. Visi

Terwujudnya generasi Islam yang berprestasi, terampil dan berdaya saing

tinggi

2. Misi

1) Mewujudkan lembaga pendidikan yang islami dan berdaya saing


tinggi

2) Melaksanakan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta

didk dan masyarakat

3) Menyediakan sarana pendidikan dam pembelajaran yang memadai

4) Menyiapkan tenaga yang profesional, berdedikasi dan memuliki

semangat kompetitif dan inovatif

46
5) Menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar dan

menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi

6) Menciptakan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Data Siswa Kelas V

Siswa kelas V SDN 3 Kandangsapi berjumlah 22 siswa, terdiri dari 8

laki-laki dan 14 perempuan.

4. Kolaborator Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan penelitian kolaboratif. guru kelas

v yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan peneliti sebagai

pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media video

pembelajaran dan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan

guru dan siswa menggunakan model e-learning dengan media video.

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada kelas V SDN 3


Kandangsapi

Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Kegiatan Siklus I : 22 April 2021

b. Kegiatan Siklus II : 29 April 2021

47
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus penelitian. Masing-

masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi. Uraian dari dua Siklus tersebut adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Siklus 1

a. Perencanaan

Peneliti menyusun perencanaan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model e-learning berbasis video animasi

2) Membuat media video materi zat tunggal dan campuran yang akan

digunakan dalam pembelajaran

3) Mempersiapkan soal dari google form yang diberikan pada setiap

siklus yang disusun oleh peneliti

b. Pelaksanaan

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 22 April 2021

pada kelas V SDN 3 Kandangsapi, dengan jumlah siswa sebanyak 22

siswa. Materi yang diajarkan pada tahap ini tentang zat tunggal dan

campuran.Pelaksanaan sesuai dengan pembelajaran yang tertulis pada

RPP dan tahap perencanaan.

48
c. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan melalui foto atau tugas yang

diberikan kepada guru. Tindakan ini untuk mengamati proses belajar

yang bertujuan untuk memperoleh data hasil kinerja guru dan keaktifan

siswa pada saat pembelajaran online.

d. Refleksi

Peneliti mempertimbangkan hasil dari Siklus I. Hasil refleksi

akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap siklus II

dan seterusnya. Peneliti selalu komunikasi dengan guru untuk

mengetahui proses pembelajaran dan mencari solusi untuk perbaikan,

sehingga menjadi acuan perbaikan pada siklus II dan seterusnya.

Siklus I menujukkan hasil pembelajaran yang cukup memuaskan

dibandingkan pembelajaran Pra Siklus, akan tetapi hasil pembelajaran

belum mencapai persentase klasikal ≥85%. Siswa yang tuntas pada Pra

Siklus sebanyak 10 siswa (45,4%), pada Siklus I meningkat sebanyak 16

siswa (72,7%). Nilai rata-rata siswa Pra Siklus ke Siklus I juga

meningkat yaitu dari 71,2 menjadi 87,9. Sisanya yaitu 6 siswa yang

masih dinyatakan belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1) Tidak semua siswa online saat proses pembelajaran

2) Keadaan yang kurang kondusif ketika berada di rumah

Hambatan yang ada pada Siklus I menjadi acuan perbaikan yang

dilakukan pada Siklus II. Perbaikan yang dilakukan antara lain:

49
1) Guru sebaiknya menghubungi wali murid agar tetap memantau

perkembangan siswa dan tetap belajar dilakukan secara online.

2) Guru memberikan waktu atau sebelumnya sudah diberi tau bahwa

tugas atau pembelajaran akan di mulai setiap jam 7 seperti

pembelajaran yang dilakukan di sekolah, agar siswa standbay dengan

handphone.

3) Guru memberikan batas maksimal pengumpulan tugas paling tidak 2 x

24 jam dari awal pembelajaran, untuk siswa yang terkendala paket

data.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan kegiatan yang dilakukan

sebagai berikut:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model e-learning dengan media video.

2) Membuat media video materi macam-macam energi yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3) Mempersiapkan soal dari google form yang disusun oleh peneliti

b. Pelaksanaan

Penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari kamis, 29 April 2021

pada kelas V SDN 3 Kandangsapi, dengan jumlah siswa sebanyak 22

siswa. Materi yang diajarkan pada tahap ini tentang zat tunggal dan

50
campuran. Pelaksanaan sesuai dengan pembelajaran yang tertulis pada

RPP dan tahap perencanaan.

b. Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan melalui foto atau tugas yang

diberikan kepada guru. Tindakan ini untuk mengamati proses belajar

yang bertujuan untuk memperoleh data hasil kinerja guru dan keaktifan

siswa pada saat pembelajaran online.

c. Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II mengalami

peningkatan, siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada Siklus I juga dapat diatasi pada Siklus II ini.

Penelitian dihentikan pada Siklus II karena hasil belajar siswa

sudah menunjukkan indikator ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu

≥ 85% siswa tuntas belajar.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pra Siklus

Tahap Pra Siklus dilakukan sebelum peneliti melaksanakan Siklus

I. Hasil dari observasi Pra Siklus terdapat masalah pembelajaran IPA. Hasil

belajar IPA masih dibawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yaitu 70.

nilai rata-rata kelas V SDN 3 Kandangsapi adalah 71,2, dari siswa

yang tuntas ( mencapai KBM) ada 10 siswa (45,4%), sedangkan yang

belum tuntas ada 12 siswa (64,6%). Secara klasikal pada siklus ini belum

tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KBM) hanya

51
mencapai 45,4% dari siswa keseluruhan. Hasil presentase belum mencapai

kriteria ketuntasan klasikal yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas

belajarnya, jadi harus dilaksanakan Siklus selanjutnya yaitu Siklus I.

Pra Siklus

Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Diagram di atas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas

sebanyak 10 siswa dengan presentase 45,4% dan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 12 siswa dengan presentase 54,6%.

2. Deskrispi Hasil Siklus I

Penelitian pada Siklus I dilaksanakan Kamis, 22 April 2021, pada

kelas V SDN 3 Kandangsapi dengan jumlah 22 siswa yang dilaksanakan

secara online. Materi pada Siklus I adalah zat tunggal dan campuran.

Berikut nilai hasil belajar Siklus I:

52
Tabel. 4.2 Nilai Hasil Belajar Siklus I
Nama Nil Keteranga
No
ai n
TUNTA
1 Agus Subhan 90
S
2 Alinda 100 TUNTAS
3 Amdiah 90 TUNTAS
4 Andika Saputra 100 TUNTAS
Arya Sidqi
5 60 TIDAK TUNTAS
Saputra
6 Aulia 100 TUNTAS
7 Desi Septiani 90 TUNTAS
8 Eldiansyah 90 TUNTAS
9 Ervina 80 TUNTAS
10 Icah 60 TIDAK TUNTAS
11 Isnen 100 TUNTAS
12 Kaerunisa 60 TIDAK TUNTAS
13 Kaila Sri Agustina 60 TIDAK TUNTAS
14 Lisna Lisniawati 100 TUNTAS
15 Mahesa Andalusi 90 TUNTAS
16 Miranda 90 TUNTAS
17 Muhamad Kamilo 100 TUNTAS
18 Muhamad Rayhan 100 TUNTAS
19 Nurheti 60 TIDAK TUNTAS
20 Sandi Saputra 60 TIDAK TUNTAS
21 Santi Susilawati 100 TUNTAS
22 Sudrajat 90 TUNTAS
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Rata-Rata 87,9

53
Keterangan

Tuntas : 16 siswa

Tidak Tuntas : 6 siswa

Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut :

Presentase Ketuntasan = Jumlah Siswa Tuntasx 100%


Jumlah Seluruh Siswa

=16/22x 100%
= 72,7%

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat disimpulkan nilai rata-rata kelas V

SDN 3 Kandang api adalah 84,1 dari siswa yang tuntas ( mencapai KBM)

ada 16 siswa (72,7%), sedangkan yang belum tuntas ada 6 siswa (27,3%).

Secara klasikal pada siklus ini belum tuntas belajar, karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KBM) mencapai 72,7% dari siswa

keseluruhan. Hasil presentase belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal

yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus

dilaksanakan Siklus selanjutnya yaitu Siklus II.

Siklus I

Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 4.2Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

54
Diagram di atas dapat dilihat bahwa dari 22 siswa yang telah tuntas

sebanyak 16 siswa dengan presentase 72,7% dan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 6 siswa dengan prsentase 27,3s%.

3. Deskripsi Hasil Siklus II

Penelitian pada Siklus II dilaksanakan kamis, 29 April 2021, pada

kelas V SDN 3 Kandangsapi dengan jumlah 22 siswa yang dilaksanakan

secara online. Materi pada

Siklus II adalah zat tunggal dan campuran. Berikut nilai hasil belajar Siklus
II:

Tabel. 4.3 Nilai Hasil Belajar Siklus II


Nila
No Nama Keterangan
i
1 Agus Subhan 100 TUNTAS
2 Alinda 90 TUNTAS
3 Amdiah 100 TUNTAS
4 Andika Saputra 100 TUNTAS
5 Arya Sidqi Saputra 90 TUNTAS
6 Aulia 90 TUNTAS
7 Desi Septiani 80 TUNTAS
8 Eldiansyah 90 TUNTAS
9 Ervina 100 TUNTAS
10 Icah 80 TUNTAS
11 Isnen 90 TUNTAS
12 Kaerunisa 90 TUNTAS
13 Kaila Sri Agustina 80 TUNTAS
14 Lisna Lisniawati 100 TUNTAS
15 Mahesa Andalusi 100 TUNTAS
16 Miranda 80 TUNTAS
17 Muhamad Kamilo 100 TUNTAS

55
18 Muhamad Reyhan 100 TUNTAS
19 Nurheti 70 TIDAK TUNTAS
20 Sandi Saputra 80 TUNTAS
21 Santi Susilawati 80 TUNTAS
22 Sudrajat 90 TUNTAS
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 70
Rata-Rata 89

Keterangan

Tuntas : 21

Tidak Tuntas : 1

Presentase Ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut :

Presentase Ketuntasan= Jumlah Siswa Tuntasx 100%


Jumlah Seluruh Siswa

=21 x 100%
22
= 95,4%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan nilai rata-rata kelas SDN

3 Kandangsapi adalah 88,96 dari siswa yang tuntas ( mencapai KKM) ada

21 siswa (95,4%), sedangkan yang belum tuntas ada 1 siswa (4,6%). Pada

Siklus II pembelajaran sudah tuntas, karena secara klasikal pada siklus ini

siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) mencapai 95,4% dari siswa

keseluruhan. Hasil presentase sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal

yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi penelitian

dihentikan pada Siklus II.

56
Siklus II

Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Diagram di atas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas

sebanyak 21 siswa dengan presentase ketuntasan 95,4% dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 1 siswa dengan presentase 4,6%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran IPA menggunakan model e-learning dan media

video animasi memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar

siswa. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4: Pra siklus siswa yang

tuntas KKM hanya 10 siswa (45,4%), dan 12 siswa (54,6%) yang belum

tuntas. Pada siklus I terdapat 16 siswa (72,7%) yang tuntas dan 6 siswa

(27,3%) yang belum tuntas, dan pada siklus II terdapat 21 siswa (95,4%)

yang tuntas dan terdapat siswa (4,6%) yang belum tuntas. Dari

peningkatan hasil belajar tersebut

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Siklus Rata- Kategori Jumlah Persentase


Rata

57
Pra
Tuntas 10 45,4%
Siklus 71,2
Tidak Tuntas 12 54,6%

Tuntas 16 72,7%
I 88,9
Tidak Tuntas 6 27,3%

Tuntas 21 95,4%
II 89
Tidak Tuntas 1 4,6%

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar setelah dilakukan penindakan. Proses pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan model E-Learning berbasis video animasi.

Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil pembelajaran Pra Siklus adalah

10 siswa (45,4%) tuntas, dan 12 siswa (54,6%) tidak tuntas dengan nilai

rata-rata 71,2. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah

ditetapkan, maka harus dilakukan penelitian pada Siklus I.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Siklus I adalah

16 siswa (72,7%) tuntas, dan 6 siswa (27,3%) tidak tuntas dengan nilai rata-

rata 88,9. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah

ditetapkan, maka harus dilakukan penelitian pada Siklus II dengan materi

dan waktu berbeda.

Hasil belajar pada Siklus II terdapat 21 siswa (95,4%) tuntas, dan

1 siswa (4,6%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 89. Hasil data tersebut

dapat diketahui nilai hasil belajar siswa Siklus I ke Siklus II mengalami

58
peningkatan 5,9%. Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II secara klasikal

siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) mencapai 89,7% dari siswa

keseluruhan. Hasil presentase sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal

yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya. Siswa yang belum

tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan

atau remidiasi oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas

belajar. Hasil penelitian dapat digambarkan menggunakan gambar grafik

4.4:

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa

Gambar 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa setelah diterapkan

model elearning berbasis video animasi terjadi peningkatan ketuntasan

belajar Pra Siklus 45,4% siswa tuntas belajar, Siklus I 72,7% siswa tuntas

belajar, dan Siklus II 95,4% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa tuntas

belajar dari Pra Siklus ke Siklus I 27,3%, dan Siklus I ke Siklus II 22,7%.

Pembahasan dapat digambarkan menggunakan Diagram 4.5:

59
Diagram Ketuntasan Belajar

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Siswa

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setalah

diterapkan model e-learning berbasis video animasi terjadi peningkatan dari

Pra Siklus 45,4% siswa tuntas belajar, Siklus I 72,7% siswa tuntas belajar,

dan Siklus II 95,4% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas

belajar Pra Siklus ke Siklus I 27,3%, dan Siklus I ke Siklus II 22,7%.

Hasil penelitian menyatakan modele-learning video animasi dapat

meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SDN 3 Kandangsapi.

60
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian kelas V SDN 3 Kandangsapi, dapat disimpulkan

bahwa model e-learning berbasis video animasi dapat meningkatkan hasil

belajar IPA kelas V SDN 3 Kandangsapi. Dapat dibuktikan dengan

peningkatan hasil belajar Pra Siklus adalah 10 siswa (45,4%) tuntas, dan 15

siswa (54,6%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 71,2, Siklus I adalah 16 siswa

(72,7%) tuntas, dan 6 siswa (27,3%) tidak tuntas dengan nilai rata-rata 88,9,

dan Siklus II terdapat 21 siswa (95,4%) tuntas, dan 1 siswa (4,6%) tidak tuntas

dengan nilai rata-rata 89. Peningkatan ketuntasan belajar dari Pra Siklus ke Siklus

I 27,3%, dan Siklus I ke Siklus II 22,7%. Hal ini berdasarkan peningkatan hasil

belajar pada Pra Siklus 45,4%; Siklus I 72,7%; dan Siklus II 95,4%.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Penelitian Tindakan Kelas

yang telah dilakukan, selanjutnya peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Siswa

a. Orang tua sebaiknya ikut serta dalam memberi motivasi kepada anak

agar lebih giat dalam mengikuti pembelajaran.

b. Orang tua sangat berperan dalam kegiatan pembelajaran siswa untuk

selalu memantau atau mengawasi agar siswa selalu aktif mengikuti

proses pembelajaran karena sistem pembelajaran yang digunakan

adalah online.

61
2. Guru

a. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi

yang akan disampaikan apalagi dengan model e-learning dimasa

pandemi.

b. Guru sebaiknya selalu memberikan himbauan agar orang tua ikut serta

dalam proses pembelajaran.

3. Sekolah

Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru tentang peningkatan

reativitas guru dalam mengajar sistem online, sehingga proses pembelajaran

tidak terkesan monoton.

62
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada: John Wiley
& Sons.
Arikunto.2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran.
Untan.2 (8): 11-21.
E. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Fitrah, Muh & Luthfiyah. 2018. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas, & Studi Kasus. Sukabumi: Jejak.

Hamid,Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia.


Bandung: Pustaka Setia
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif:Teori dan Aplikasi. Jawa
Tengah:STAIN Salatiga Press.
Kemendikbud. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemendikbud. 2016. Buku Guru Tematik Kelas IV, Jakarta:Kemendikbud.


Kemendikbud. 2016. Buku Siswa Tematik Kelas IV, Jakarta:Kemendikbud.

Kristanto, Vigih Hery. 2018. Metodologi Penelitian Pedoman Karya Tulis Ilmiah
(KTI). Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis Disertai
dengan Contoh. Ed. Rev. Jakarta: Rajawali Pers.

Kunandar.2011.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo


L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
N. Imamah. 2012.Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran
Kooperatif Berbasis Konstruktivisme dIPAdukan dengan Video Animasi
Materi Sistem Kehidupan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.1
(1). 32-36.
NiWayan AS, I Gusti N, J, Ni Wayan A. 2016. Penerapan Project Based
Learning BerbantuanVideo untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

63
Belajar IPA di SD. EJournal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
4(1). 1-11
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Permendikbud No 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan


Menengah Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sadiman Arief S dkk., 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:PT indeks
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Pres

Sudjana, Nana.2013. Penilaian Hasil Proses Belajara Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosidakarya

Susanto Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


PT Kharisma Putra Utama
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:
Kencana Prenada Group
Suyadi.2015.Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press.
Trianto. 2015. Model Pembelajaran Terpadu. jakarta: Bumi Aksara

Vardana n, r., 2016. Pengaruh Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Edmodo


pada Mata
Pelajaran Penerapan Rangkaian Elektronika untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI Teknik Audio Video di SMK Negeri 3 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 5 (3). 689 – 696.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajarn Inovatif Kontemporer (Suatu
tinjauan konseptual operasional). Jakarta: Bumi Aksara.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/03/17/121116571/panduan-5-tahap-
proses-belajardi-rumah-untuk-sekolah-dan-orangtua?page=all (diakses
9mei2020)

64
LAMPIRAN

65
RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : 1
Materi/Sub Materi : Benda-benda di Sekitar Kita/Benda Tunggal dan Campuran
Hari, Tanggal : Kamis, 22 April 2021.
A. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan aktivitas, minat, dan hasil belajar siswa menggunakan video
animasi pada materi membedakan zat tunggal dan zat campuran di kelas V
SD Negeri 3 Kandangsapi.

B. Identifikasi Masalah
1. Sebagian besar siswa tidak terlihat aktif mengikuti pembelajaran.
2. Beberapa siswa tampak bosan dan kurang tertarik mengikuti
pembelajaran.
3. Hasil belajar siswa belum mencapai batas KKM yang ditentukan.
4. Dalam menerima tugas yang diberikan, siswa kurang optimal
mengerjakannya.

C. Analisis masalah
Dari hasil identifikasi masalah tersebut, ternyata masalah yang timbul
akibat cara penyampaian/mengajar guru yang terkesan monoton
(menggunakan metode ceramah) dalam kegiatan pembelajarannya, sehingga
salah satu solusi/strategi yang akan dikembangkan guru adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi sebagai sarana untuk
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajarnya.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah tersebut, maka ada
beberapa rumusan masalah yang akan dituangkan :
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar membedakan zat tunggal dan
zat campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada
siswa kelas 5?
2. Bagaimana meningkatkan minat belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?

66
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah
1. Meningkatkan aktivitas belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?
2. Meningkatkan minat belajar membedakan zat tunggal dan zat campuran
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa kelas 5?
3. Meningkatkan hasil belajar membedakan zat tunggal dan zat campuran
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa kelas 5?

F. Rencana Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran.
b. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen berupa lembar observasi (rubrik penilaian),
lembar angket, dan tes pencapaian hasil belajar.
d. Berdiskusi dengan teman sejawat (supervisor 2) tentang aspek
aktivitas siswa yang akan diamati.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan video
animasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang materi membedakan
zat tunggal dan zat campuran. Proses pembelajaran dilakukan mengacu
pada RPP Tema 9 mata pelajaran IPA di kelas V dengan materi
membedakan zat tunggal dan zat campuran.
3. Pengamatan
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu supervisor 2 dalam
mengadakan pengamatan proses pembelajaran. Supervisor 2 mengadakan
pengamatan melalui video pembelajaran yang mengacu pada lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Dalam kegiatan ini, peneliti dan supervisor 2 mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan pada siklus I.
Setiap informasi yang terkumpul dipelajari kaitan yang satu dengan
lainnya dan kaitan dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan
relevan.

67
RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : 2
Materi/Sub Materi : Benda-Benda di Sekitar Kita/Benda Tunggal dan Campuran
Hari, Tanggal : Kamis, 29 April 2021.
A. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan aktivitas, minat, dan hasil belajar siswa menggunakan video
animasi pada materi membedakan zat tunggal dan zat campuran di kelas V
SD Negeri 3 Kandangsapi.

B. Identifikasi Masalah
1. Beberapa siswa tidak terlihat aktif mengikuti pembelajaran.
2. Beberapa siswa masih kurang tertarik mengikuti pembelajaran.
3. Ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mencapai batas KKM
yang ditentukan.
4. Dalam menerima tugas yang diberikan, beberapa siswa masih kurang
optimal mengerjakannya.

C. Analisis masalah
Dari hasil identifikasi masalah tersebut, ternyata masalah yang timbul
masih diakibatkan cara penyampaian/mengajar guru yang terkesan monoton
(teacher center) ketiga menggunakan video animasi , sehingga salah satu
solusi/strategi yang akan dikembangkan guru adalah dengan menugaskan
anak untuk melaksanakan percobaan (eksperimen) sebagai sarana untuk lebih
meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajarnya.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang akan dituangkan masih sama seperti dalam siklus 1, yaitu :
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar membedakan zat tunggal dan
zat campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada
siswa kelas 5?
2. Bagaimana meningkatkan minat belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?

68
3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Meningkatkan aktivitas belajar membedakan zat tunggal dan zat
campuran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa
kelas 5?
2. Meningkatkan minat belajar membedakan zat tunggal dan zat campuran
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa kelas 5?
3. Meningkatkan hasil belajar membedakan zat tunggal dan zat campuran
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada siswa kelas 5?

F. Rencana Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 2 adalah
sebagai berikut :
a. Mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran.
b. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran.
c. Menyiapkan instrumen berupa lembar observasi (rubrik penilaian),
lembar angket, dan tes pencapaian hasil belajar.
d. Berdiskusi dengan teman sejawat (supervisor 2) tentang aspek
aktivitas siswa yang akan diamati.
2. Pelaksanaan tindakan
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapkan video
animasi yang diikuti kegiatan eksperimen oleh siswa untuk
meningkatkan pengetahuan tentang materi membedakan zat tunggal dan
zat campuran. Proses pembelajaran dilakukan mengacu pada RPP Tema
9 mata pelajaran IPA di kelas V dengan materi membedakan zat tunggal
dan zat campuran.
3. Pengamatan
Dalam penelitian ini, peneliti dibantu supervisor 2 dalam
mengadakan pengamatan proses pembelajaran. Supervisor 2 mengadakan
pengamatan melalui video pembelajaran yang mengacu pada lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi digunakan untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
4. Refleksi

69
Dalam kegiatan ini, peneliti dan supervisor 2 mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan pada siklus I.
Setiap informasi yang terkumpul dipelajari kaitan yang satu dengan
lainnya dan kaitan dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan
relevan.

RPP SIKLUS 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 3 Kandangsapi

Jenjang Kelas : SD/V (tema 9)

Topik : Zat Tunggal dan Campuran (IPA)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta Didik dapat membuat kreasi minuman segar dan menyehatkan dari
bahan rempah atau buah-buahan yang ada di sekitarnya dan disajikan
dengan menarik
2. Peserta Didik dapat menuliskan bahan dan cara pembuatan minuman kreasi
sendiri menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif.
B. Strategi/Aktivitas Pembelajaran
1. Peserta Didik melakukan presensi di grup whatsapp dengan mengirimkan
emoticon buah yang paling disukai
2. Guru memberikan tugas membaca dan menonton video di google classroom
tentang zat tunggal dan campuran
3. Peserta Didik menjawab beberapa pertanyaan di kolom tugas classroom
4. Guru dan Peserta Didik berdiskusi di ruang chat whatsapp tentang
minuman yang sehat, contoh-contoh minuman sehat dan mengapa minuman
tersebut menyehatkan, juga tentang bahaya minuman yang tidak sehat
5. Guru menugaskan Peserta Didik bekerja sama dengan orang tua membuat
kreasi minuman yang menyehatkan dan menarik
6. Guru dan Peserta Didik membuat kesepakatan waktu pengumpulan tugas
7. Peserta Didik mencicipi minuman buatannya dan memotret minuman
buatannya dan mengirimkannya di classroom sebagai bagian dari tugas
yang akan dinilai guru
8. Peserta Didik membuat laporan tentang proyek membuat minuman yang
berisi bahan-bahan yang digunakan, cara membuat, juga menuliskan
kelemahan atau kelebihan minuman buatannya.
9. Peserta Didik mengirimkan laporan dalam bentuk tertulis dan
mengunggahnya di classroom dan menandai selesai tugas

70
10. Guru dan Peserta Didik melakukan refleksi aktivitas yang telah
dilaksanakan dilanjutkan dengan berdoa bersama.
C. Penilaian
1. Pengetahuan
Membedakan zat tunggal, campuran homogen dan campuran heterogen

71
72
RPP SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
JARAK JAUH (DARING)

Satuan Pendidikan : SDN 3 KANDANGSAPI


Kelas/Semester : 5/Genap
Tema : Benda-Benda di Sekitar Kita (Tema 9)
Sub Tema : Benda Tunggal dan Campuran (Sub Tema 1)
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPA (Siklus Dua)
Pembelajaran ke :2

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik dapat menyebutkan isi iklan dan pengertian iklan dengan tepat.
2. Peserta didik dapat menuliskan pengertian zat tunggal dan zat campuran dan
menuliskan contoh benda termasuk zat campuran di lingkungan sekitar
dengan benar.

B. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


1. Android via aplikasi WhatsApp
2. Android via aplikasi Youtube
3. Buku Pegangan guru dan Siswa Tema 9

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahulua  Guru melakukan pembukaan dengan salam (via aplikasi
n WhatsApp)
 Guru mengingatkan peserta didik untuk tidak lupa mencuci
tangan dan berdoa sebelum belajar
 Guru memberikan motivasi yang bisa membangun
semangat peserta didik untuk tetap belajar di rumah
Inti  Guru mengirimkan materi dan video pembelajaran tentang
iklan, zat tunggal, dan zat campuran melalui aplikasi

73
WhatsApp
 Peserta didik diajak untuk mengamati video pembelajaran
tersebut dan mengamati bendabenda di sekitar lingkungan yang
termasuk dalam zat tunggal dan zat campuran baik yang dapat
dikonsumsi maupun yang tidak boleh dikonsumsi.

 Peserta didik juga diajak untuk mengingat dan mengamati


jenis-jenis iklan yang sering dilihat baik lewat media elektronik
maupun media cetak
 Peserta didik diminta untuk melakukan praktik di rumah
mengenai zat campuran homogen dan heterogen dan
mengirimkan hasilnya lewat video
 Selanjutnya, guru membagikan akun peserta didik dan link
dari aplikasi Whatshapp
 Menginstruksikan peserta didik untuk mengerjakan tugas di
aplikasi Whatshapp.
Memantau pengerjaan tugas peserta didik melalui aplikasi
Whatshapp
Penutup  Melakukan refleksi terhadap kuis yang telah dilaksanakan

 Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan berdoa dan


membaca hamdalah (via aplikasi WhatsApp)

74
75
Link Video Pembelajaran Siklus 1
https://youtu.be/TTqYOrqBn28

Link Video Pembelajaran Siklus 2


https://youtu.be/eZ5YIQg0f-E

76
SKENARIO PERBAIKAN
Siklus: 1
Hari, Tanggal : Kamis, 22 April 2021
A. Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan aktivitas, minat, dan hasil belajar siswa menggunakan video
animasi pada materi membedakan zat tunggal dan zat campuran di kelas V
SD Negeri 3 Kandangsapi.

B. Kegiatan Pengembangan
Kegiatan yang dapat menarik minat siswa dengan melakukan
demonstrasi tentang materi membedakan zat tunggal dan zat campuran
sehingga pengetahuan dan pemahaman siswa berkembang.

C. Pengelolaan Kelas/Pembelajaran
Untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran agar berlangsung dengan
lancar, guru melakukan apersepsi/stimulus pembelajaran terlebih dahulu
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan seperti mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional atau lagu daerah.

D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Guru menyiapkan alat peraga berupa gambar
2. Guru menyiapkan alat peraga/praktikum
3. Siswa diajak mengamati gambar benda-benda yang terdapat pada buku
siswa.
4. Guru memberi stimulus kepada siswa melalui pertanyaan: Apa saja
gambar yang terdapat dalam buku?
5. Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk mengemukakan
jawabannya.
6. Siswa diajak untuk membaca teks mengenai zat tunggal dan zat
campuran yang terdapat pada buku siswa.
7. Siswa disuruh menyimpulkan pengertian zat tunggal dan zat campuran
berikut contoh keduanya berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan.
8. Sebagai penguat pemahaman siswa, guru melakukan praktikum
(demonstrasi) terkait materi tentang zat tunggal dan zat campuran. Siswa
disuruh mengidentifikasi lalu menuliskan hasil pengamatannya di buku
tulis.
9. Hasil yang telah ditulis difoto dan dikirimkan ke grup Whatsapp.

77
10. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
11. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

E. Refleksi Kegiatan
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, maka guru
akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang timbul dari pelaksanaan
perbaikan.
1. Kelebihan
a. Siswa merasa senang dan antusias setelah melihat media yang akan
digunakan guru karena mereka jarang menggunakannya dalam
pembelajaran.
b. Anak merasa senang karena bisa mengetahui zat tunggal dan zat
campuran.
c. Anak merasa senang karena bisa membedakan campuran homogen
dan campuran heterogen
2. Kelemahan
a. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan demonstrasi yang
dilakukan guru karena guru melakukannya terkesan untuk dirinya
sendiri sehingga mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kurang baik.

78
SKENARIO PERBAIKAN
Siklus: 2
Hari, Tanggal : Kamis, 29 April 2021
A. Tujuan Perbaikan :
Meningkatkan aktivitas, minat, dan hasil belajar siswa menggunakan video
animasi pada materi membedakan zat tunggal dan zat campuran di kelas V
SD Negeri 3 Kandangsapi.

B. Kegiatan Pengembangan
Kegiatan yang dapat menarik minat siswa dengan melakukan
demonstrasi kemudia diikuti anak dengan melakukan eksperimen tentang
materi membedakan zat tunggal dan zat campuran sehingga pengetahuan dan
pemahaman siswa berkembang.

C. Pengelolaan Kelas/Pembelajaran
Untuk pelaksanaan perbaikan pembelajaran agar berlangsung dengan
lancar, guru melakukan apersepsi/stimulus pembelajaran terlebih dahulu
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan seperti mengajak siswa
menyanyikan lagu nasional atau lagu daerah.

D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Guru menyiapkan alat/bahan peraga/praktikum.
2. Guru bertanya pada tiap kelompok siswa mengenai persiapan mereka
melakukan praktikum, apakah mereka sudah mempersiapkan alat dan
bahan praktikumnya?
3. Guru memberikan contoh praktikum dengan melakukan demonstrasi
(mencampur air dengan salah satu zat tunggal seperti gula).
4. Guru kemudian meminta tiap kelompok siswa melakukan praktikum
(eksperimen) seperti yang telah guru lakukan dengan tetap memantaunya
melalui video call grup.
5. Masing-masing kelompok diminta mencampurkan air dengan bahan-
bahan/zat tunggal yang telah tersedia sesuai tabel pada buku siswa,
kemudian siswa mengidentifikasinya.
6. Siswa menuliskan hasil pengamatan/praktikum dalam bentuk tabel
seperti pada buku siswa dan menjawab pertanyaan pada buku siswa
dengan menuliskan zat yang tercampur sempurna dan zat yang tidak
tercampur sempurna secara tertulis, lalu hasilnya dikirim melalui grup
Whatsapp.

79
7. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya masing-masing secara bergantian.
8. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
dengan cara bertanya, menambahi jawaban, atau memberi jawaban lain
jika terdapat jawaban berbeda.
9. Guru menginformasikan jawaban siswa dengan melakukan pembahasan.
10. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah
berlangsung.
11. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

E. Refleksi Kegiatan
Dari kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan, maka guru
akan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang timbul dari pelaksanaan
perbaikan.
1. Kelebihan
a. Siswa merasa senang dan antusias setelah melihat media yang akan
mereka gunakan.
b. Siswa merasa senang karena bisa mengetahui zat tunggal dan zat
campuran.
c. Siswa merasa senang karena bisa membedakan campuran homogen
dan campuran heterogen
a. Kelemahan
Ada satu-dua siswa yang tidak melakukan eksperimen dan
mengirimkan hasil praktikum karena terkendala sinyal (jaringan
internet).

80
Nama : Haris Fauzi
NIM : 836288236
Prodi : S1 – Pendidikan Guru Sekolah Dasar

REFLEKSI AWAL UNTUK MENEMUKAN MASALAH DALAM PKP


No Hari/Tanggal Identifikasi Penyebab Rencana Solusi
Masalah
Senin, 12 Sebagian Banyaknya Memberikan Beberapa
April 2021 siswa belum siswa yang tes agar Materi yang
memenuhi mengulang diajarkan betul-betul
Kriteria dikuasai siswa
Ketuntasan
Minimal
(KKM) Mata
Pelajaran
IPA
Kamis, 15 Tingkat Peserta didik Memberikan beberapa
April 2021 pemahaman tidak dapat penjelasan terkait
siswa tentang memahami materi agar siswa
materi masih materi memahami.
kurang dengan baik
Selasa, 20 Prestasi hasil Tidak Mengubah Metode
April 2021 belajar tercapainya pengajaran yang
kurang Standar selama ini kurang dan
Kompetensi menggantinya dengan
Mata Metode yang relevan
Pelajaran IPA
Rabu, 21 Motivasi Anak tidak Memberikan Motivasi
April 2021 siswa kurang diberikan dengan memberikan
Rangsangan contoh tertentu
dari sehingga anak
pembelajaran memahami makna
yang dalam mempelajari
dilakukan sesuatu.
Jum’at. 23 Media yang Guru Membuat Media dan
April 2021 digunakan mengajar Metode belajar yang
tidak ada dengan bervariasi
seadanya saja

81
Masalah yang Penyebab Alasan Pemilihan Rencana Solusi
dipilih Masalah
Penggunaan Guru mengajar Agar Siswa lebih Membuatkan
Media dengan tanpa Termotivasi dan Media dan
Pembelajaran menggunakan Guru dapat menggunakan
guna media yang mengajar dngan Metode Snow
meningkatkan dapat menggunakan Ball dalam
hasil belajar disesuaikan Media dan proses
siswa dengan materi Metode untuk pembelajaran
pembelajaran menghidupkan yang dilakukan
proses
pembelajaran.

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagaimana meningkatkan hasil belajar Mendeskripsikan hasil belajar IPA
siswa kelas V melalui pembelajaran melalui pembelajaran online learning
online learning berbasis video animasi berbasis video animasi pada siswa kelas
pada mata pelajaran IPA V di SDN 3 KANDANGSAPI Untuk
Mata Pelajaran IPA

JUDUL : PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI


PEMBELAJARAN ONLINE LEARNING BERBASIS VIDEO ANIMASI
PADA MATA PELAJARAN IPA SDN 3 KANDANGSAPI

82
JURNAL PEMBIMBINGAN PKP - SEMESTER 2020/21 (2020.2)
(DIBUAT OLEH MAHASISWA)

Nama mahasiswa : HARIS FAUZI


NIM : 836288236
Tempat Mengajar : SDN 3 KANDANGSAPI
Judul Perbaikan Pembelajaran : Peningkatan hasil belajar siswa kelas V
melalui Pembelajaran online learning
berbasis video animasi pata mata
Pelajaran IPA SDN 3 Kandangsapi

No. Hari/ Kegiatan Hasil/ Tindak Bukti


Tanggal pembimbi Komentar Lanjut Pembimbingan
ngan
1. Senin, Konsult Harus di Memperbai
12 April asi ubah ke ki RPP dari
2021 masalah Daring tatap muka
RPP di ubah ke
siklus 1 daring

2. Kamis, 22 Konsultasi RPP sudah Melakukan


April RPP yang di di ubah praktik
2021 ubah ke kemudian dengan RPP,
Daring tutor kemudian
menanyakan membuat
refleksi video
pembelajaran
sesuai juknis

83
3. Kamis, 20 Konsultasi baik
Mei 2021 masalah
pembelajara
n Bab 1-3
dan video
Pembelajara
nnya

84
85
86

Anda mungkin juga menyukai