Anda di halaman 1dari 121

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN


MEDIA AUDIO VISUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI MARI
KITA SHOLAT KELAS IV SD NEGERI 5 NGENEP KARANGPLOSO

Oleh :

NAMA : KUSMAWAN. S.Pd.I


NIM : 210109120007

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


BACTH 1
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL : Penerapan Model Problem Based Learning dengan media audio


visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita
Sholat Sholat kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso
PENYUSUN : KUSMAWAN
NUPTK : 6053761663200023

Disahkan
Di Malang, 02 Juli 2022

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing lapangan Guru Pamong

Prof. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag Amin Dwi Cahyono, M.Pd.I
NIP : 195904231986032003 NIP. 199202182019031010

Di ketahui Oleh

Kepala Sekolah

Ninik Listari, S.Pd


NIP : 196401152000102002
KATA PENGANTAR

Dengan berkat rahmat Allah swt, serta usaha yang tekun dan kerjasama yang baik,
akhirnya karya tulis ilmiah yang berjudul " Penerapan Model Problem Based Learning
dengan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita
Sholat Sholat kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso ", dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Hal ini tidak lain berkat pertolongan Allah swt yang telah memberikan
tuntunan dan bimbingan serta kekuatan, untuk itu penulis selalu memanjatkan puji syukur
yang tak terhingga.
Penelitian ini sebagai salah satu tugas PPG Daljab Bacth 1 Bagi Guru PAI yang
diselenggarakan Oleh Kementrian Agama dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Terwujudnya karya tulis ilmiah ini tak lepas dari bimbingan dan bantuan, baik berupa
moril maupun spirituil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis meyampaikan rasa
penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Bapak Dr. Moh Padil. M Pd.I., selaku Dosen Pembimbing PPL 1;
2. Bapak Dr. M. Mujab, M.Th selaku Dosen Pembimbing PPL 2;
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Tutik Hamidah, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing PPL 2-
Rpp 3;
4. Bapak Abu Bakar, M. Pd.I selaku wali kelas PAI-7
5. Bapak Amin Dwi Cahyono, M.Pd, selaku guru pamong.
6. Ibu Ninik Listari, S.Pd., selaku Kepala SDN 5 Ngenep Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang;
7. Bapak/Ibu Guru beserta Staf SDN 5 Ngenep;
8. Ibu Chandra Dwi Indah Palupi ( Istri ) dan Balqis Ridda Syauqia Az
Zalfa (anak ) tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi;
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Semoga amal baik Bapak/Ibu mendapatkan balasan setimpal dari Allah swt.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Namun demikian besar harapan penulis,
semoga segala sesuatu yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kemajuan pendidikan.

Malang,
Penulis

KUSMAWAN

i
ABSTRAK

Kusmawan. berjudul " Penerapan Problem Based Learning dengan media


audio visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita Sholat
kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso "

Penelitian ini dilaksanakan SDN 5 Ngenep Karangploso, berdasarkan hasil


observasi didapatkan bahwa kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Guru belum maksimal menggunakan media
ataupun model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk mampu
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dalam penerapan Kurikulum 2013
terutama dalam pembelajaran PAI. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk
mengetahui aktivitas guru dalam penerapan pendekatan Problem Based Learning
dengan media audio visual pada Tema Mari Kita Sholat kelas IV di SDN 5 Ngenep
Karangploso, (2) Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam penerapan
pendekatan Problem Based Learning dengan media audio visual pada Tema Mari
Kita Sholat kelas IV di SDN 5 Ngenep Karangploso dan (3) Untuk mengetahui
hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan Problem Based
Learning pada Tema Mari Kita Sholat PAI Kelas IV SDN 5 Ngenep Karangploso.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah berjumlah 20 peserta didik kelas
IV SDN 5 Ngenep Karangploso. Berdasarkan hasil analsis data didapatkan bahwa
pada siklus I prosentase siswa yang lulus hanya 70%, sedangkan rata – rata nilai
yang di dapat peserta didik 75,05 dan keseluruhan siswa yang lulus hanya 14 siswa
dari 20 siswa pada kategori kurang. Siklus II prosentase siswa yang lulus 75% yaitu
15 siswa dari 20 anak dan ini pada kategori cukup. Rata – rata nilai yang di dapat
juga mengakami kenaikan yaitu 77. Pada siklus III Aktivitas peserta didik
prosentase rata-rata secara keseluruhan adalah 85% pada kategori Baik. Sedangkan
hasil belajar peserta didik diperoleh rata-ratanya adalah 86. Sehingga terlihat
perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik persiklusnya. Hal ini
menunjukkan keberhasilan penerapan model Problem Based Learning dengan
media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pendekatan Problem Based Learning.......................................................7
1. Pengertian Pendekatan Problem Based Learning...............................7
2. Langkah-langkah Pendekatan Problem Based Learning.....................7
3. Kelebihan dan kelemahan Pendekatan Problem Based Learning........8
B. Media Audio visual....................................................................................9
1. Pengertian Media.................................................................................9
2. Pengertian Audio visual.......................................................................9
3. Macam-macam Audio visual.............................................................10
4. Kelebihan Audio visual.....................................................................10

BAB III :METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian...............................................................................13
B. Setting Penelitian.....................................................................................14
C. Metode Penelitian....................................................................................15
D. Instrumen Penelitian...............................................................................16
E. Rencana Penelitian..................................................................................17

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Sekolah...........................................................................................31
iii
B. Deskripsi Hasil Penelitian...................................................................... 48
1. Siklus I................................................................................................51
2. Siklus II..............................................................................................59
3. Siklus III.............................................................................................69

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan.............................................................80

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................87
B. Saran………………………………………………………………........87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................89

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................91

iv
v
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor yang paling penting dan berperan dalam


kelangsungan hidup manusia, dengan adanya pendidikan manusia bisa melakukan
aktivitasnya dengan mudah, lebih cepat dan hasilnya maksimal. Untuk memperoleh
pendidikan bisa didapatkan secara formal yaitu pendidikan yang diperoleh di
sekolah (lembaga pendidikan), dan secara non formal yaitu pendidikan yang
diperoleh melalui pengalaman pribadi dalam berinteraksi dengan masyarakat atau
pendidikan selalu berkaitan dengan proses pembelajaran yang disiapkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.
Pendidikan dalam sebuah negara mempunyai fungsi dan tujuan tersendiri.
Adapun fungsi dan tujuan pendidikan di negara Indonesia menurut UU RI Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 dalam Mulyasa ( 2013:20 )
adalah: “Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1 Oleh
karena pendidikan merupakan salah satu dalam membentuk kepribadian yang lebih
baik. Jadi pendidikan merupakan suatu proses dalam mencerdaskan dan
membanggakan kehidupan bangsa.
Begitu pentingnya pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama
dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu diperlukan mutu pendidikan yang
baik sehingga terciptanya proses pendidikan yang cerdas, damai, sehat, kompetetif,
dan demokratis. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran,
melalui pembelajaran seseorang belajar untuk mencari tahu tentang sesuatu.
Ketika seseorang itu belajar

1
tentunya membutuhkan seorang pengajar atau pendidik serta unsur-unsur lainnya
seperti fasilitas dan hal lainnya yang membimbing peserta didik untuk mengetahui
tentang sesuatu. Pembelajaran ini dapat dikhususkan lagi kepada satu bidang
ilmu/mata pelajaran yang diajarkan disekolah, yang memberi konstribusi positif
bagi pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia dalam arti dan cakupan yang lebih
luas. Salah satunya adalah mata pelajaran yang banyak digunakan oleh mata
pelajaran lainnya/ilmu lainnya seperti Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada
pada Pembelajaran Mari kita sholat.
Menurut Asnawir ( 2013:3 ), Masalah pengajaran merupakan masalah yang
cukup komplek, banyak faktor yang mempengaruhi pengajaran, salah satunya
adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan
penting, karena keberhasilan pengajaran sangat ditentukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai penyampai materi kepada siswa. Keberhasilan
guru menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi
komunikasi terhadap siswa. Ketidaklancaran komunikasi akan membawa akibat
terhadap pesan yang yang diberikan oleh guru. Hambatan dalam komunikasi
misalnya verbalisme yaitu guru hanya berkata-kata, sedang murid dalam kondisi
pasif, perhatian murid yang bercabang, kekacauan penafsiran, tidak ada respon dari
murid, kurang perhatian murid karena murid menoton dan keadaan lingkungan fisik
yang sangat mengganggu.
Kurikulum 2013 mengisyaratkan pembelajaran mempunyai tujuan
membangun kompetensi anak didik seutuhnya yang mencakup 3 aspek kompetensi
dalam dirinya. Namun pada kenyataannya kita menyadari selama ini tidak mudah
bagi guru untuk menjadikan peserta didik aktif dalam megembangkan potensi
dirinya agar memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu penyebabnya adalah kemampuan siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala
siswa menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa
yang tidak dapat menyelesaikannya dengan baik.
Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan inovasi model
pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik peserta didik untuk meningkatkan

2
hasil belajar PAI. Dalam konteks ini maka digunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.
Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan
pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik. Masalah autentik
dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan
penelitian dengan judul: Penerapan Problem Based Learning dengan media audio
visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita Sholat kelas IV di
SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.
Berdasarkan observasi awal, hasil pembelajaran PAI di Kelas IV SDN 5
Ngenep, masih perlu ditingkatkan agar mencapai rata-rata KKM yang lebih baik.
Oleh karena itu dengan pemanfaatan media audio visual dalam metode problrm
based learning pembelajaran PAI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas IV SDN 5 Ngenep.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah
pembaharuan dalam memanfaatkan hasil teknologi dalam pelaksanaan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual merupakan salah media yang cocok dalam proses
pembelajaran, khususnya pelajaran PAI, yang mana peserta didikterlibat langsung
dalam proses pembelajaran dengan melihat dan mendengar langsung materi
pembelajaran yang ditampilkan melalui Audio maupun Video. Jadi melalui
penggunaan media audiovisual diharapkan peserta didikdapat belajar aktif, tidak
hanya menerima apa yang disampaikan guru tetapi juga melihat langsung secara
nyata apa yang sedang dipelajari, sehingga pengalaman belajar lebih terasa hidup,
tidak mudah dilupakan dan dapat dihubungkan dengan kehidupan nyata, karena
setiap yang disampaikan oleh guru dapat langsung diamati, diteliti dan dikerjakan
oleh siswa, untuk mengatasi hal tersebut maka guru pelajaran PAI harus
menggunakan metode, model dan media yang tepat. Alasanya adalah dalam
mempelajari materi peserta didik sedapat mungkin melihat secara langsung, jelas
dan nyata objek yang dipelajari, agar materi yang mereka dapatkan bisa menjadi
ilmu pengetahuan dan pengalaman bermakna bagi kehidupan mereka.

3
Berdasarkan uraian dan Penerapan Problem Based Learning dengan media
audio visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita Sholat kelas
IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso ".

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, disusunlah rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi problem based
learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV
SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.
2. Bagaimana penerapan strategi problem based learning dapat digunakan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan
Karangploso.
3. Sejauh mana efektifitas upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi
problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.

C. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian dari penelitian diatas adalah:
1. Untuk mengetahui Apakah upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi
problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.
2. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan strategi problem based learning dapat
digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep
kecamatan Karangploso.
3. Untuk mengetahui Sejauh mana efektifitas upaya pembelajaran PAI dengan
menggunakan strategi problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat dipetik manfaat-manfaat


sebagai berikut :
a. Secara teoritis keilmuaan
4
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi
Problem Based Learning ( PBL).
2. Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi
dengan model pengajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis, memberikan kontribusi pengetahuan dan menambah wacana wawasan
keilmuan khususnya penggunaan strategi Problem Based Learning ( PBL).
2. Bagi guru,sebagai masukan tentang pembelajaran PAI dengn menggunakan strategi
Problem Based Learning ( PBL).dan bahan pertimbangan penggunaan media yang
beragam dalam pembelajaran.
3. Bagi peserta didik, dengan adanya inovasi dan strategi baru dari guru dapat
memungkinkan meningkatnya prestasi belajar peserta didik.

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dalam penelitian ini, maka
peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi Problem Based
Learning ( PBL) dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.
2. Diduga penerapan strategi Problem Based Learning ( PBL).dalam pembelajaran
pai dapat terlaksana di siswa kelas IV SD Negeri 5 Ngenep
3. Diduga upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi Problem Based
Learning ( PBL).sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka peserta
didik memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana peserta didik
dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap- sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Hamalik (2004:
49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar
dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Hasil belajar merupakan
pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam
symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari belajar”.
Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto,2013: 5)
yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu Menurut
Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”. Berdasarkan pengertian hasil
belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang
diperoleh peserta didik setelah peserta didik tersebut melakukan kegiatan belajar dan

6
pembelajaran serta bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat.

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


1. Pengertian Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) adalah Model pembelajaran berbasis masalah
atau dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
berpusat pada siswa dimana siswa berupaya menemukan pemecahan masalah dengan
menggunakan informasi dari berbagai sumber serta pengalaman sehari-hari. Problem
Based Learning (PBL) membiasakan siswa untuk percaya diri dalam menghadapi
masalah dengan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan keterampilan menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran problem based learning (PBL) menurut Ni Made adalah
Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang mengajarkan siswa
bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka
ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan secara
kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
(2008:76) Pengertian tersebut mengandung arti bahwa penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa untuk belajar menggunakan
konsep apa yang mereka pahami dan mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya.
Dalam PBL juga dibutuhkan kerjasama yang kuat antar siswa. Mereka akan
bekerjasama dalam mengumpulkan informasi dan menemukan hipotesis permasalahan
untuk kemudian secara bersama-sama saling menukar informasi untuk mencari jalan
keluar dari sebuah permasalahan yang sedang dianalisis.
2. Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki prosedur yang jelas dalam
melibatkan siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. Menurut Mohammad Nur
(Rusmono, 2014:81) langkah-langkah atau tahapan pembelajaran model Problem Based
Learning adalah sebagai berikut :
1) Tahap 1 : Mengorganisasikan siswa kepada masalah.
2) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran
7
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Berdasarkan langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Mohammad Nur, penulis
menyimpulkan langkah-langkah atau sintaks dalam menggunakan model PBL yaitu:
1) Pengenalan masalah kepada siswa berdasarkan materi yang diajarkan kepada siswa.
2) Siswa diorgaisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dalam
penyelesaian masalah.
3) Hasil analisis kelompok siswa dipresentasikan kepada kelompok siswa yang lain.
4) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi mengenai hasil penyelidikan yang
dilakukan oleh siswa.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Secara umum terdapat kelebihan serta kekurangan dalam setiap model pembelajaran, begitu
pula dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Sanjaya (2006:220) akan penulis jabarkan
sebagai berikut:
1) Kelebihan Model Pembelajaran PBL
a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi pembelajaran.
b) Pemecahan masalah dapat merangsang kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan
baru bagi mereka.
c) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuannya serta dapat
digunakan sebagai evaluasi diri terhadap hasil maupun proses belajar.
e) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk berlatih berfikir dalam menghadapi
sesuatu.
f) Pemecahan masalah dianggap menyenangkan dan lebih digemari siswa.
g) Pemecahan masalah memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
mereka dalam kehidupan nyata.
2) Kelemahan dari Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
adalah sebagai berikut :
a) Persiapan pembelajaran yaitu mengenai alat dan konsep yang kompleks.
b) Sulitnya Mencari Problem yang Relevan.
c) Konsumsi Waktu.
3.Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode
pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik merumuskan tugas-
8
tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari
buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya

C. Media Audiovisual

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
perantara’ atau ‘pengantar’. dalam bahasa arab, media adalah perantara (wasaa ila)
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat peserta didikmampu memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan linhgkungan
sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, potografi, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual
atau verbal ( Azhar Arsyad, 2013 : 3 ).
Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media
penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.
Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran ( Angkowo, 2007 :
214 ).
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menstranfer (menyalurkan) pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang stimulus pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian peserta didikuntuk proses komunikasi (proses
belajar), serta alat bantu bagi guru untuk menstranferkan ilmu kepada peserta didik
agar mereka dapat mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
2. Pengertian Audio visual

Menurut Syaifudin ( 2010 : 124 ), Media Audiovisual adalah media yang


mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Sedangkan menurut Suprijanto ( 2009:
171 ), Alat bantu audiovisual dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu
tulisan dan kata yang diucapkan menularkankan pengetahuan, sikap, dan ide.
Media audiovisual adalah media yang dapat

9
didengar dan dapat pula dilihat dengan panca indera atau secara lebih spesifik media
audiovisual adalah media intruksional yang sesuai dengan perkembangan zaman. Jenis
media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan
gambar, seperti film, ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.
Penyebutan audiovisual sebenarnya mengacu pada indera yang menjadi sasaran dari
media tersebut. Media audiovisual menyandarkan pendengaran dan penglihatan dari
khalayak sasaran (penonton) untuk menyampaikan pesan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Meskipun media audiovisual dapat menggantikan peran dan tugas guru
tetapi guru masih merupakan faktor utama untuk menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didikdan tidak ada alat yang dapat menggantikan
peran guru. Contoh dari media audiovisual diantaranya program Compact Disk
(CD) interaktif pendidikan, televisi, power point, dan komputer.
3. Macam-Macam Media Audio visual

Mukhtar ( 2003 ) menjelaskan bahwa ada beberapa macam audiovisual yang


digunakan dalam pembelajaran, yaitu media auidiovisual film gerak, video, televisi,
media televisi terbuka, media televisi siaran terbatas, komputer, multimedia. Media
Audiovisual tersebut tentu memiliki fungsi tersendiri dan digunakan oleh
bermacam bentuk kepentingan, baik itu kepentingan individu maupun kelompok,
dan salah satu fungsinya bisa digunakan untuk pendidikan.
4. Kelebihan Audio visual

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalau bersifat verbalistik (dalam


bentuk kata atau tulisan).
b. Mengatasasi keterbatasan ruang dan, dan daya indera; Objek yang terlalu
besar, bisa diganti dengan realia, gambar, film bingkai dan model. Objek
yang kecil, biasa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau
gambar. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu, biasa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film

10
bingkai, foto maupun secara verbal. Objek yang terlalu kompleks dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
c. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat
dibatasi sikap pasif peserta didik( Djamarah, 2010 : 19 ).
Dalam hal ini media audiovisual bisa dimanfaatkan hampir untuk semua
topik, tipe pembelajaran, dan setiap ranah kognitif pembelajaran bisa
mengobservasikan reaksi dramatis dan kejadian sejarah dimasa lalu dan rekaman
aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak disini mampu
membuat karakter terasa lebih hidup. Pada ranah afektif, media audiovisual dapat
memperkuat peserta didik dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari
pembelajaran yang efektif. Pada ranah psikomotorik, audiovisual memiliki
keunggulan dalam memperhatikan bagaimana sesuatu bekerja.
Manfaat dan karakteristik lain dari media dari media audiovisual dalam
meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didikpada proses pembelajaran,
diantaranya adalah Mengatasi jarak dan waktu, mampu meningkatkan peristiwa-
peristiwa masa lalu secara realistas dalam waktu yang singkat, dapat diulang-ulang
bila untuk menambah kejelasan, pesan yang disampakan cepat dan mudah di ingat,
mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa, mengembangkan imajinasi,
memperjelaskan hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih
realistis, mampu berperan sebagai story taller yang dapat memancing kreativitas
peserta didikdalam mengekpresikanya. Peneliti menyimpulkan manfaat media
audiovisual dapat mempermudah proses pembelajaran dan meningkatkan
pemahaman peserta didik.

11
BAB III METODE PENELITIAN

12
A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah


penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimpelimentasikan dengan baik dan benar. Penelitian
tindakan (Action Research) memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari PTK
karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di dalam kelas ( Kunandar:
2011).
Menurut Zainal Aqib ( 2009 ), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat diri penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan
3. Kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Berdasarkan ketiga batasan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.

13
B. Setting Penelitian

1. Subyek dan Tempat Penelitian


Lokasi penelitian ini mempunyai pengertian tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution,
1992). Lokasi penelitian dari aspek "tempat" adalah lokasi dimana proses pembelajaran
berlangsung yaitu di SD Negeri 5 Ngenep kecamatan karangploso.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah. Seluruh siswa kelas IV di SD
Negeri 5 Ngenep Karangploso Kabupaten Malang. Dengan jumlah keseluruhan adalah 22
orang siswa.
Peneliti mengambil sampel tersebut karena peneliti ingin membandingkan tingkat
prestasi Belajar siswa IV yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis Problem Based
Learning ( PBL). dengan siswa kelas IV yang tidak menggunakan strategi Problem Based
Learning ( PBL).

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Mei 2022 sampai 15 juni 2022 di kels IV SD
Negeri 5 Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.

14
C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah


penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apabila diimpelimentasikan dengan baik dan benar. Penelitian
tindakan (Action Research) memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari PTK
karena objek penelitian tindakan tidak hanya terbatas di dalam kelas ( Kunandar:
2011).
Menurut Zainal Aqib ( 2009 ), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat diri penting bagi
peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan
3. Kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Berdasarkan ketiga batasan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama.

D. Metode Pengumpulan Data


1) Dokumentasi
Yakni digunakan untuk mengetahui dan mendaftarkan daftar nama peserta didik yang
menjadi sampel penelitian.
2) Observasi
Peneliti dalam mencari data dengan terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.
3) Lembar Kerja
Dengan memberikan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik pada tiap siklus yang
bertujuan untuk mengetahui keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
4) Angket
15
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
6) Tes
Tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan perbandingan (komparatif) hasil prestasi
Belajar siswa kelas IV yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis Problem Based
Learning ( PBL).) dengan siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi Problem Based
Learning ( PBL). sebagai evaluasi setelah pembelajaran berlangsung.
7) Teknik Komparatif/Studi Perbandingan
Peneliti juga manggunakan teknik pengumpulan data dengan studi komparatif (studi
perbandingan), yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan membandingkan tingkat tingkat
pemahaman siswa.

E. Instrumen Penelitian (Pengumpulan Data)


Instrumen yang digunakan dalam Penelitian adalah:
a. Tes
Tes oleh peneliti digunakan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan
dalam PBM di kelas. Dan menguji sejauh mana efektifitas strategi Problem Based Learning
( PBL).serta digunakan peneliti untuk mendapatkan perbandingan (komparatif) hasil prestasi
Belajar siswa kelas IV yang menggunakan strategi Problem Based Learning ( PBL).dengan
siswa kelas IV yang tidak menggunakan strategi pembelajaran berbasis Problem Based
Learning (PBL).sebagai evaluasi setelah pembelajaran berlangsung.
b. Angket pemahaman materi (Mengukur Prestasi Belajar)
Angket ini berupa petanyaan yang diajukan kepada siswa mengenai pendapat siswa tentang
materi pembelajaran pai yang telah diajarkan di kelas yang dapat mengukur paham tidaknya
siswa tersebut terhadap materi tersebut. Angket pemahaman materi ini digunakan untuk
mengetahui prestasi belajar siswa sesudah diterapkannya strategi Problem Based Learning
( PBL).) oleh sampel siswa. Dan sebagai studi perbandingan prestasi belajar dari populasi
siswa kelas IV SD Negeri 5 Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.yang
menggunakan strategi Problem Based Learning ( PBL) dengan yang tidak menggunakannya.
c. Lembar Observasi Prestasi Belajar siswa.
Lembar Observasi ini digunakan peneliti untuk mengevaluasi penelitiannya nantinya. Lembar
ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana sikap sosial, sikap spiritual, keaktifan,
serta pemahaman siswa yang berlangsung di kelas ketika guru menggunakan strategi Problem
Based Learning ( PBL) selama proses pembelajaran berlangsung.

16
d. Wawancara
Wawancara disusun untuk menerangkan hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi. Selain
itu juga mempermudah tanya jawab dengan siswa dan guru tentang bagaimana tanggapan
pembelajaran yng di laksanakan.
e. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil prestasi belajar PAI,
yang diperoleh melalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi kelas IV di SD Negeri 5
Ngenep Karangploso Kabupaten Malang.. Dan juga dokumentasi digunakan untuk
mengetahui suasana kelas selama PBM berlangsung. Alat yang digunakan berupa kamera
digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar serta
alat tulis untuk merekap hasil angket, wawancara, observasi, dan tes hasil belajar.

F. Rencana Penelitian

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM dalam Mukhlis (2003: 3)., PTK adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang
dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut
dilakukan.
Sedangkan menurut Mukhlis (2003: 3), PTK adalah bentuk kajian yang
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran
yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara
berkesinambungan. Sedangkan tujuan penyertanya adalah menumbuhkan budaya
meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiati, 1997: 6) yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah

17
pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada Siklus I, dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi masalah.
Setelah peneliti menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan
merumuskan masalah, kemudia merencanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam
bentuk tindakan perbaikan, melakukan tindakan, mengamati pembelajaran dan
merefleksi proses dari hasil pembelajaran tersebut. Keempat langkah tersebut
merupakan satu rangkaian atau siklus yang berulang. Setelah melakukan satu siklus
masih menemukan masalah baru, maka peneliti melakukan kembali langkah
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan pada siklus kedua. Siklus berakhir
apabila masalah pembelajaran sudah tuntas diatasi. Apabila dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur Penelitian Tindakan Kelas

18
Untuk menyelesaikan masalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) seperti yang diuraikan di atas, peneliti merasa dengan melakukan 3 siklus
kegiatan perbaikan pembelajaran sudah cukup. Rencana ini dibagi menjadi tiga
tahapan/siklus, setiap tahapan mempunyai karakteristik yang berbeda antara
satu dengan yang lain

Adapun Alur Rencana Tindakan PTK ini adalah sebagai berikut;

SIKLUS 1

1. Planing
Menyiapkan RPP dan Instrumen Identifikasi Pra Siklus

2. Action
Pelaksanaan Kegiatan Sesuai RPP dengan sintaks pembelajaran poblem based learning dengan
media Media Audio Visual

3. Observation
Pengamatan Selama Proses Evaluasi Hasil Belajar pada
Pengisian Lembar Observasi
Belajar Siklus 1

4. Refleksi
Analisa hasil Observasi Aktivitas Guru, Aktivitas Peserta Didik dan Evaluasi Hasil Belajar

Siklus I :
*Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini peneliti yang sekaligus guru PAI mencari data pada siswa yang
dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan materi pembelajaran pai kelas IV. Setelah itu
peneliti mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa.
Peneliti menyiapkan angket, tes, dan lembar observasi untuk digunakan sebagai data
hasil belajar siswa agar peneliti mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

19
*Pelaksanaan (Acting)
Melaksanakan program pembelajaran berbasis masalah.
Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir agar siswa dapat menemukan masalah.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20
Mei 2022 di Kelas IV jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes siklus I 75,05
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 14
3 Persentase ketuntasan belajar 70%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model
Gabungan Ceramah dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,05
dan ketuntasan belajar mencapai 70% atau ada 14 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 70% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran Problem based learning(PBL)
*Refleksi
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil
20
pengamatan sebagai berikut:
4. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
6. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
*Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,
sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-
informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa
bisa lebih antusias.
kegietan refisi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai pelaksanaaan dan
pengamatan. Pada tahap ini peneliti dan guru menganalisis, mensintesis, menjelaskan, dan
menyipulkan pelakanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil
pengamatan, semua data yang diperoleh di reflesikan dan di diskusikan oleh peneliti untuk
dijadikan evaluasi bahan pertimbangan pada siklus selanjutnya.

21
SIKLUS 2

1. Planing
Menyiapkan RPP dan Instrumen Siklus 2

2. Action
Pelaksanaan Kegiatan Sesuai RPP dengan sintaks pembelajaran Problem based Learning Media
Audio Visual

3. Observation
Pengamatan Selama Evaluasi Hasil Belajar pada Proses Belajar Pengisian Lembar
Siklus 2 dengan model soal yang lebih Observasi
HOTS

4. Refleksi
Analisa hasil Observasi aktivitas guru, Aktivitas siwa, dan Evaluasi Hasil Belajar

Siklus II
Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus 2 dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan
waktu 4 x 35 menit atau 4 jam pelajaran. Siklus kedua terdiri dari empat tahap, yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut ini:
a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran PAI;
3) Membuat lembar observasi kegiatan peserta didik;
4) Menyusun LKPD
5) Menyusun Instrumen Penilaian RPP Siklus 2;
6) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa Video.

b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan
Penanaman Akhlaq Pagi

22
• Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin
salah satu peserta didik. Religius
• Guru memeriksa kehadiran dan kedaan emosional peserta didik melalui tepuk - tepuk
• Guru menyapa peserta didik ( Warming Up) Aperpepsi
• Recalling : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
• Memberikan gambaran tentang syarat wajib sholat dan syah sholat
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
• Mengajukan pertanyaan kesiapan belajar peserta didik.
• Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi : syarat wajib sholat dan syarat sah sholat
Pemberian Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat ini.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan inti
Materi : mari kita sholat
Sintak Pendekatan Pembelajaran Problem Based Learning
 Mengamati
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati Video yang disajikan
Guru..
 menyimpulkan
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencatat hal – hal peting yang ada
dalam video dan menuliskannya di LKPD
dengan merangkum yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
kemampuan berfikir kritis
Masing-masing Kelompok mempresentasikan hasil Kerja Kelompoknya dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik/kelompok yang lainnya.
 Menalar
23
Peserta didik mempresentasikan hasil rangkumannya dengan maju satu persatu secara acak
dengan menggunakan pesawat terbang
 Mongkomunikasikan
• Tanya Jawab materi kepada teman yang melakukan presentasi.
• Masing masing anak mengerjakan rangkuman
• Diskusi bersama terkait kesimpulan
• Guru memberikan umpan balik dan penguatan

 Tindak Lanjut
Membuktikan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
Penugasan mengerjakan soal.

3) Penutup
• Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung
;
 Bagaimana pemahaman pembelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dalam Pesan Singkat.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
• Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
• Salam

c. Observasi
1. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II
Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan metode based learning dapat
dilihat dari tabel berikut :

24
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes siklus I 77
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 75%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model
problem based learning dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
77dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 15 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 75% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran Problem based learning(PBL). Dan
perlu dilakukan dengan siklus ketiga.

25
SIKLUS 3

1. Planing
Menyiapkan RPP dan Instrumen Siklus 3

2. Action
Pelaksanaan Kegiatan Sesuai RPP dengan sintaks pembelajaran Problem based learning Media
Audio Visual dengan soal yang lebih HOTS dan dengan improvisasi model pelaksanaan
pembelajaran

3. Observation
Pengamatan Selama Proses Evaluasi Hasil Belajar
Pengisian Lembar Observasi
Belajar

4. Refleksi
Analisa hasil Observasi Aktivitas Siswa, Aktivitas Guru, dan Evaluasi Hasil Belajar

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perbaikan dari Siklus II terkait


perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
Instrumen Penilaian, Lembar Observasi, Media Audio Visual yang lebih
menarik dan simulasi dari yang ada di video dan. Adapun LKPD dalam siklus
3 ini diperbaiki dan ditingkatkan lagi dari aspek tampilan, jumlah soal HOTS,
dan Dikerjakan secara Interaktif dengan bentuk kuis dan durasi waktu.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada


tanggal 15 Juni 2022 pada jam pertama pukul 07.30 WIB di SDN 5 Ngenep
secara luring. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah

26
disiapkan dan diperbaiki dari pelaksanaan siklus II.

3. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan


pelaksanaan belajar mengajar.

Awal proses belajar mengajar yang meliputi tiga kategori yaitu: bagi guru,
bagi peserta didik, dan target.

 Peran guru

a. Guru mengucapkan salam pembukaan dan berdo’a.

b. Guru melaksanakan absensi dan mengamati peserta didik sampai benar-


benar peserta didik siap belajar.

c. Guru melaksanakan apersepsi

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

e. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran karena


hari ini akan belajar melalui Audio Visual yang lebih menarik dan
langsung simulasi dari video yang disajikan.

f. Guru memberikan LKPD

g. Guru memberikan intruksi cara mengerjakan pada lkpd


h. Melaksanakan Rekap Penilaian

 Peran peserta didik

a. Peserta didik membaca do`a.

b. Peserta didik menjawab salam.

c. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.

d. Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan keterangan dari guru.

27
e. Peserta didik aktif dalam diskusi dan tanya jawab

f. Peserta didik mengerjakan LKPD yang diberikan guru

g. Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran PAI;
3) Membuat lembar observasi kegiatan peserta didik;
4) Menyusun LKPD
5) Menyusun Instrumen Penilaian RPP Siklus 3;
6) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa Video.

b. Pelaksanaan Tindakan
2) Pendahuluan
Penanaman Akhlaq Pagi
• Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin
salah satu peserta didik. Religius
• Guru memeriksa kehadiran dan kedaan emosional peserta didik melalui tepuk - tepuk
• Guru menyapa peserta didik ( Warming Up) Aperpepsi
• Recalling : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
• Memberikan gambaran tentang sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman
makna ibadah shalat
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
• Mengajukan pertanyaan kesiapan belajar peserta didik.
• Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi
Pemberian Acuan

28
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat ini.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan inti
Materi : mari kita sholat
Sintak Pendekatan Pembelajaran Problem based learning
 Mengamati
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati Video yang disajikan
Guru..
 menyimpulkan
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencatat hal – hal peting yang ada
dalam video dan menuliskannya di LKPD
dengan merangkum yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
kemampuan berfikir kritis
Masing-masing Kelompok mempresentasikan hasil Kerja Kelompoknya dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik/kelompok yang lainnya.
 Menalar
Peserta didik mempresentasikan hasil rangkumannya dengan maju satu persatu secara acak
dengan menggunakan pesawat terbang
 Mongkomunikasikan
• Tanya Jawab materi kepada teman yang melakukan presentasi.
• Masing masing anak mengerjakan rangkuman
• Diskusi bersama terkait kesimpulan
• Guru memberikan umpan balik dan penguatan

 Tindak Lanjut
Membuktikan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
Penugasan mengerjakan soal.

4) Penutup

29
• Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung
;
 Bagaimana pemahaman pembelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dalam Pesan Singkat.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
• Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
• Salam

d. Observasi
1. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus III
Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus III dengan menerapkan Problem metode based
learning dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1 Nilai rata-rata tes siklus III 86
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17
3 Persentase ketuntasan belajar 85%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model
problem based learning dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 86
dan ketuntasan belajar mencapai 85% atau ada 17 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 sebesar 85% sudah sesuai prosentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Maka di anggap bahwa penerapan metode
problem besed learning dengan metode audio isual dapat meningkatkan prestasi anak di SD
Negeri 5 Ngenep khususnya kelas 4.

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

SDN 5 Ngenep merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat Sekolah


Dasar yang berada di Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang. SDN 5 Ngenep terletak di Dusun Baba’an Dea
Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Berikut akan di jelaskan
profil dari SDN Ngenep.

Tabel 2.1 Identitas Sekolah

1 Nama Sekolah : SD Negeri 5 Ngenep


2 NPSN : 20517097
3 Email : sdn05ngenep@gmail.com
4 Bentuk Pendidikan : SD
5 Status Sekolah : Negeri
6 Akreditasi : B
7 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
8 Tahun berdiri : 1989
9 Kurikulum : Kurikulum 2013
: Dusun Baba’an , Desa Ngenep
10 Alamat Kec.Karangploso
Kab.Malang
11 Desa : Ngenep
14 Kecamatan : Karangploso
15 Kabupaten : Malang
16 Provinsi : Jawa Timur
17 Kode Pos : 65152
18 Waktu Belajar : Sekolah Pagi

31
Gambar 4.1 Foto SDN 5 Ngenep Kecamatan Karangploso

32
2.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah
"Terwujudnya peserta didik yang bertaqwa, berprestasi,
terampil, berkarakter dan berwawasan lingkungan"

C. Misi Sekolah
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut :

1. Melaksanakan pendidikan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.


2. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama.
3. Melaksanakan pembelajaran PAIKEM.
4. Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan dan
pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan.
5. Membina dan mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler.
6. Melestarikan dan mengembangkan kearifan budaya lokal. (bisa dkembangkan
menjadi beberapa tujuan)
7. Melestarikan lingkungan sekolah.

D. Tujuan Sekolah
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak, serta ketrampilan untuk hidup

mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin
dicapai oleh SD Negeri 5 Ngenep adalah sebagai berikut :

33
1. Mengantarkan siswa melaksankan ibadah wajib untuk membentuk insan yang
berakhlak mulia.
2. Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan keagamaan.
3. Semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif pada semua mata
pelajaran.
4. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis
pendidikan karakter bangsa.
5. Memberikan pelayanan untuk menggali potensi siswa dalam mencapi prestasi.
6. Memperoleh keunggulan ujian ditingkat gusla dan kecamatan.
7. Lulusan masuk sekolah lanjutan yang berkualitas.
8. Mengembangkan minat, bakat seni dan budaya.
9. Melestarikan seni budaya daerah dilingkungan sekitar.
10. Terciptanya siswa yang memiliki kepedulian terhadap keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
11. Terciptanya siswa yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan disekolah dan
sekitarnya.
Terbinanya hubungan Kerja sama dan kesetiakawanan antara sekolah, orang tua dan
masyarakat.

34
c. Sarana dan Prasarana Sekolah

Data ruang pada SDN 5 Ngenep adalah sebagai berikut : ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang kelas 6 unit, perpustakaan, , ruang UKS, musholla, ,
ruang dapur, kamar mandi guru 1 unit, kamar mandi peserta didik 3 unit, , ruang
parkir, dan halaman sekolah.

2.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja

Unit Kerja yang penulis tempati hal ini adalah satuan pendidikan, yakni
Sekolah Dasar (SD), Satuan Pendidikan diartikan sebagai kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan, sedangkan Sekolah Dasar yang
selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
1. Kedudukan Unit Kerja

Pasal 2 ayat 1 Permendikbud Nomor 6 Tahun 2019 menjelaskan bahwa


satuan pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar berada di bawah
kewenangan dan bertanggung jawab kepada dinas daerah kabupaten atau kota
yang menyelenggarakan urusan pendidikan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Sekolah Dasar


menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pendidikan;

b. Pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua, peserta didik, komite
sekolah, dan/atau masyarakat; dan
c. Pelaksanaan Administrasi.

Sedangkan Tugas Pokok dan Fungsi Guru sesuai dengan


Permendikbud 15 Tahun 2018 adalah:
a. Membuat perangkat program pengajaran (Prota, Promes, Silabus, RPP dan
KKM ).
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

35
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses pelajaran, ulangan harian,
ulangan umum, ujian akhir.
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.

e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

f. Mengisi daftar nilai peserta didik.

g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada


guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar.
h. Membuat alat pelajaran / alat peraga.

i. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni.

j. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.

l. Mengadakan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar peserta didik.

n. Mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik sebelum memulai


pengajaran.
o. Mengatur kebersihan kelas dan ruang praktikum.

p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan


pangkatnya.
q. Mengadakan penelitian tindakan kelas.

2.3 Struktur / Susunan Organisasi Unit Kerja

Berikut adalah struktur organisasi dan rincian data pendidik dan tenaga
kependidikan serta jumlah peserta didik di SDN 5 Ngenep di Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang:

36
STUKTUR ORGANISASI SDN 5 NGENEP

37
DATA GURU DAN PENJAGA SEKOLAH DASAR NEGERI 5 NGENEP

Tanggal
Nama Ijaszah Jabata
L Status Tanggal mulai
No. Tempat Tgl. Lahir Tering n di
/ Kepegawa mulai bekerja
Urut Nip gi Sekola
P ian diangkat disekola
Pangkat Golongan Jur/Th h
h ini
1 2 3 4 5 6 7 8
Ninik Listari,S.Pd
Surabya,15-01- Kepala
S-1 01/10/20 01/11/20
1 1964 19640115 P Sekola Inp
2003 00 19
200010 2 001 h
Penata Tk. I IIId
Dra. Mu’ini
Srimulyati
Malang, 21-08-
S-1 Guru Inp. 01/08/19 01/12/19
2 1964 P
1988 Kelas 92/93 93 93
19640821 199308
2 001
Penata Muda III/b
Kartini, S.Pd Guru
Malang, 29-04- S-1 Sukwa 19/07/20
3 P - -
1983 2013 n 06
Kelas
Kurniawan eko
S-1 Guru 01/05/20
5 sasmito, S.Pd P - -
2010 PJOK 22
Uswatul Hidayati Guru
Malang, 20- 1 - D-2 Sukwa 01/
6 P - -
1978 2009 n 01/2012
Kelas
Kusmawan, Guru
Ama.Pd S-1 Sukwa 01/10/20
7 L - -
Malang, 21-07- 2014 n 05
1983 PAI
Guru
Falahi S-1 Sukwa 05/04/20
8. P - -
Nurmaulina, S.Pd 2021 n 22
Kelas
Siswanto
Malang, 15-01- Penjag 01/06/20
8 L SMA - -
1972 a 07

38
39
Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam III siklus, setiap siklus dilaksanakan pada satu pertemuan
dengan alokasi waktu 4 x 35 menit secara tatap muka terbatas. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan yang dilanjutkan dengan observasi, dan yang terakhir
refleksi. Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan tiap siklus yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar di kelas. Beberapa data juga diambil dari luar kegiatan dari setiap siklus
misal pengisian kuesinoer oleh peserta didik. Uraiannya adalah sebagai berikut:
Pra Siklus

Pada tahap ini, peneliti belum melakukan tindakan apapun atau dalam artian belum
mempraktikkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Penelitian ini
dilakukan dengan pre test (tahap awal) pada tanggal 18 Mei 2022, siklus I pada tanggal 20
Mei 2022, siklus II pada tanggal 27 Mei 2022 dan siklus III pada tanggal 15 Juni 2022.
Berdasarkan hasil dari nilai pre test peserta didikmaka nilai persentasenya dapat dilihat secara
rinci pada Tabel 4.5:

Hasil PreTest Peserta Didik Pra Siklus

NO NAMA NILAI KETERANGAN


1 AHILLA VILASUFA AROFAH 75 T
2 AL FATTIRMIDZY SAMSUDIN 40 BT
3 ALVINA RAHMA FADHILA 55 BT
4 ANDIRA DWI NAYLA 50 BT
5 AZIZ BAHIYUDINILLAH 50 BT
6 CHERIL ANJANI AURELIA 70 T
7 DENIS KHAERUL AZAM 75 T
8 FERONIKA NUR RAHMADANI 75 T
9 HELENA PUTRI APRILIA 50 BT
WARDANI
10 JEZZY ANGELIN CLAUDYA 60 BT
11 KIRANA DWI ARIYANTI 75 T
12 MELVIANA MARTHA DEWI 50 BT
13 MOCHAMMAD HABIL IBRA ADH 70 T
DHUHA
14 MUHAMAD SURYA ADI 50 BT
15 MUHAMMAD KENZO ARLIANZ 50 BT
YUSUF
48
16 PERMATA EKA AULIYA 70 T
17 PUTRA HABIBI 50 BT
18 TABITA MAERANI 55 BT
19 YOFI YOVANDA VERNANDO 55 BT
20 ZAHRA PUTRI SALSABILLA 70 T

Keterangan:

BT = Belum Tuntas
T = Tuntas
Berdasarkan Tabel di atas didapatkan bahwa hasil belajar peserta didikpada soal Pre
test dengan ketuntasan individual terdapat 12 peserta didikyang berada pada kategori ≥ 60 dan
15 peserta didikberada pada kategori ≤ 60. Dan Nilai tertinggi masih di angka 75. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa nilai rata- rata peserta didikadalah 44,4%. Jadi sesuai dengan daftar
nilai pada Tabel 4.5, maka nilai yang diperoleh peserta didiksebelum adanya perlakuan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan media audio
visual sangat rendah. Hal ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan suatu perlakuan
pembelajaran pada siklus- siklus selanjutnya. Setelah peneliti melakukan tes awal (pre test)
dan peserta didikmengerjakannya. kemudian tahap selanjutnya yaitu siklus I, peneliti
menerapkan pembelajaran Problem Based Learning media audiovisual sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Siklus 1 dilakukan dengan melakukan proses belajar
mengajar sesuai perencanaan yang telah disediakan. Penelitian dengan menggunakan proses
pembelajaran sesuai dengan perencanaan yaitu adanya pendekatan Problem Based Learning
dan media audiovisual. proses pembelelajaran ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil
belajar peserta didikdan aktivitas guru dan peserta didikdalam proses pembelajaran
beerlangsung. Adapun uraian pelaksanaan setiap siklusnya adalah sebagai berikut:

49
50
1. Siklus I
Siklus I :
*Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini peneliti yang sekaligus guru PAI mencari data pada siswa yang
dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan materi pembelajaran pai kelas IV. Setelah itu
peneliti mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa.
Peneliti menyiapkan angket, tes, dan lembar observasi untuk digunakan sebagai data hasil
belajar siswa agar peneliti mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.
*Pelaksanaan (Acting)
Melaksanakan program pembelajaran berbasis masalah.
Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir agar siswa dapat menemukan masalah.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan
reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Mei
2022 di Kelas IV jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Selain
peserta didik juga di lakukan pengamatan terhadap guru hasilnya sebagai berikut:
Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Menggunakan Audio Visual.
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian
Kegiatan Pendahuluan
Kemampuan guru menyampaikan
1. 3
tujuan materi pembelajaran.
Kemampuan guru dalam
menghubungkan materi saat ini dengan
2. kehidupan sehari-hari pada 2
kegiatan apersepsi.
3. Kemampuan guru memotivasi siswa. 2
Kegiatan Inti

51
Kemampuan guru dalam
menyampaikan tujuanpembelajaran dan
4. menyampaikan materi 4
pembelajaran secara demonstrasi.
Kemampuan menyampaikan materi
5 dengan pendekatan Scientific dengan 3
menggunakan media audio visual
Kemampuan dalam menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran dengan pendekatan
6 Scientific dengan 3
menggunakan media audio visual
Mengkoordinasikan presentasi hasil
7 2
Final

Kegiatan Penutup
Kemampuan menegaskan hal-hal penting
8 berkaitan dengan pelajaran. 3

Kemampuan mengarahkan siswa


9 3
untuk menarik kesimpulan.

Skor Total 25
Skor Maksimal 45
Skor = 25 X 100 % = 55,55 %
Sangat Kurang
45

52
Berdasarkan di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Problem based Learning dengan media audio visual pada siklus I nilai rata-rata
secara keseluruhan aktivitas Guru pada siklus I adalah 55,55% pada kategori Sangat Kurang.
Berdasarkan pengamatan yang disampaikan teman sejawat, hal ini dikarenakan ketika guru
mengajar kurangnya kemampuan guru untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari dan kurangnya motivasi guru terhadap peserta didiksaat proses belajar
mengajar berlangsung. Sehingga untuk melihat peningkatan aktivitas guru yang lebih baik
lagi, maka peneliti akan melakukan proses pembelajaran dengan menerapakan pendekatan
Problem Based Learning dengan media audio visual pada tahap selanjutnya yaitu siklus II.

1. Pengamatan Aktivitas peserta didikpada Siklus I

Hasil pengamatan aktivitas peserta didikselama proses pembelajaran berlangsung pada


siklus I dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel :

Tabel 4.7

Pengamatan Aktivitas Peserta didikdalam Kegiatan Belajar dengan Menerapkan Problem


Based Learning dan Media Audio Visual
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian
Kegiatan Pendahuluan
Peserta didik mendengarkan tujuan
1. 3
pembelajaran yang disampaikan guru
Menjawab pertanyaan guru pada
2. 3
kegiatan apersepsi.
Peserta didik memberikan
3. pertanyaan/menjawab pertanyaan guru 2
pada kegiatan motivasi.
Kegiatan Inti
Peserta didikmendengarkan
4. 5
pengarahan dari guru

53
Peserta didikaktif dalam mengamati
5 materi yang ditampilkan oleh guru 3
melalui media audiovisual
Peserta didikaktif dalam menanyakan materi
6 yang telah ditampilkan oleh guru 3

Peserta didikaktif dalam


7 mengasosiasikan materi yang 2
diberikan guru
Peserta didikmampu
8 mengkomunikasikan informasi yang 2
telah diperoleh
Kegiatan Penutup
Peserta didikmenanyakan hal-hal yang
9 belum 4
dipahami kepada guru

54
Peserta didikmenyimpulkan hasil
10 2
Pelajaran
Peserta didikmendengarkan
11 3
penegasan dari guru
Skor Total 30
Skor Maksimal 55
Skor = 30 X 100 % = 54,54 %
Sangat Kurang
45

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didikdengan


menerapkan pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual memperoleh nilai
persentase secara keseluruhan adalah 54,54%. Sesuai dengan kategori yang telah ditentukan,
maka nilai rata-rata aktivitas peserta didiktermasuk kategori Sangat Kurang. Hal ini belum
menunjukkan secara keseluruhan bahwa peserta didikaktif dalam pembelajaran, maka sesuai
dengan kategori tersebut hanya sebagian peserta didikyang aktif. Oleh karena itu hasil
aktivitas peserta didikyang menyatakan cukup baik, maka pada tahap selanjutkan kinerja
peserta didikharus dilibatkan secara langsung pada saat proses belajar mengajar. Jadi untuk
memperoleh nilai aktivitas peserta didikyang lebih baik, guru harus mampu menguasai RPP
yang telah disediakan. Peristiwa ini memerlukan hubungan timbal balik antara peserta
didikdan guru, kemudian interaksi peserta didikharus muncul pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Sehingga dapat dilakukan penelitian pada siklus II untuk melihat aktivitas
belajar peserta didik yang lebih baik.

2. Hasil Belajar peserta didik pada Siklus I

Hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan soal tes pada peserta
didik setelah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP I pada siklus I. Soal tes
diberikan oleh peneliti kepada peserta didik di setiap akhir proses pembelajaran. Tes yang
diberikan terdiri dari soal berbentuk essay. Hasil tes belajar peserta didik yang diperoleh pada
siklus I dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel

55
Tabel hasil belajar pada siklus I
NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 AHILLA VILASUFA AROFAH T
70
2 AL FATTIRMIDZY SAMSUDIN T
88
3 ALVINA RAHMA FADHILA T
75
4 ANDIRA DWI NAYLA T
80
5 AZIZ BAHIYUDINILLAH BT
65
6 CHERIL ANJANI AURELIA T
78
7 DENIS KHAERUL AZAM BT
66
8 FERONIKA NUR RAHMADANI T
80
9 HELENA PUTRI APRILIA T
WARDANI 89
10 JEZZY ANGELIN CLAUDYA T
90
11 KIRANA DWI ARIYANTI T
78
12 MELVIANA MARTHA DEWI T
89
13 MOCHAMMAD HABIL IBRA ADH BT
DHUHA 67
14 MUHAMAD SURYA ADI T
78
15 MUHAMMAD KENZO ARLIANZ T
YUSUF 89
16 PERMATA EKA AULIYA T
70
17 PUTRA HABIBI BT
56
18 TABITA MAERANI T
70
19 YOFI YOVANDA VERNANDO BT
67
20 ZAHRA PUTRI SALSABILLA BT
56
NILAI RATA – RATA
75,05

Keterangan:

BT = Belum Tuntas
T = Tuntas

56
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes siklus I 75,05
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 14
3 Persentase ketuntasan belajar 70%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model
Gabungan Ceramah dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75,05
dan ketuntasan belajar mencapai 70% atau ada 14 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 70% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran Problem based learning(PBL)
*Refleksi
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu
3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
*Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,
sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
4. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
5. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-
informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.
6. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa
bisa lebih antusias.
kegietan refisi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai pelaksanaaan dan
pengamatan. Pada tahap ini peneliti dan guru menganalisis, mensintesis, menjelaskan, dan
menyipulkan pelakanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil
57
pengamatan, semua data yang diperoleh di reflesikan dan di diskusikan oleh peneliti untuk
dijadikan evaluasi bahan pertimbangan pada siklus selanjutnya.

58
2.Siklus II
Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus 2 dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan
waktu 4 x 35 menit atau 4 jam pelajaran. Siklus kedua terdiri dari empat tahap, yakni
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, seperti berikut ini:
a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran PAI;
3) Membuat lembar observasi kegiatan peserta didik;
4) Menyusun LKPD
5) Menyusun Instrumen Penilaian RPP Siklus 2;
6) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa Video.

b. Pelaksanaan Tindakan
3) Pendahuluan
Penanaman Akhlaq Pagi
• Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin
salah satu peserta didik. Religius
• Guru memeriksa kehadiran dan kedaan emosional peserta didik melalui tepuk - tepuk
• Guru menyapa peserta didik ( Warming Up) Aperpepsi
• Recalling : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
• Memberikan gambaran tentang syarat wajib sholat dan syah sholat
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
• Mengajukan pertanyaan kesiapan belajar peserta didik.
• Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik
materi : syarat wajib sholat dan syarat sah sholat
Pemberian Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat ini.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan inti
59
Materi : mari kita sholat
Sintak Pendekatan Pembelajaran Problem Based Learning
 Mengamati
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati Video yang disajikan
Guru..
 menyimpulkan
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencatat hal – hal peting yang ada
dalam video dan menuliskannya di LKPD
dengan merangkum yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
kemampuan berfikir kritis
Masing-masing Kelompok mempresentasikan hasil Kerja Kelompoknya dengan ditanggapi
aktif oleh peserta didik/kelompok yang lainnya.
 Menalar
Peserta didik mempresentasikan hasil rangkumannya dengan maju satu persatu secara acak
dengan menggunakan pesawat terbang
 Mongkomunikasikan
• Tanya Jawab materi kepada teman yang melakukan presentasi.
• Masing masing anak mengerjakan rangkuman
• Diskusi bersama terkait kesimpulan
• Guru memberikan umpan balik dan penguatan

 Tindak Lanjut
Membuktikan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa
Penugasan mengerjakan soal.

5) Penutup
• Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung
;
 Bagaimana pemahaman pembelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dalam Pesan Singkat.

60
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
• Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
• Salam

e. Observasi
1. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II
Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan metode based learning dapat
dilihat dari tabel berikut :

Tabel Akatifitas Guru

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian


Kegiatan Pendahuluan
Kemampuan guru menyampaikan
1. 4
tujuan materi pembelajaran.
Kemampuan guru dalam
menghubungkan materi saat ini dengan

2. kehidupan sehari-hari pada 3


kegiatan apersepsi.
3. Kemampuan guru memotivasi siswa. 3
Kegiatan Inti
Kemampuan guru dalam
menyampaikan tujuanpembelajaran dan

4. menyampaikan materi 4
pembelajaran secara demonstrasi.
Kemampuan menyampaikan materi
dengan pendekatan Scientific dengan
5 4
menggunakan media audio visual

61
Kemampuan dalam menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran dengan pendekatan

6 Scientific dengan 5
menggunakan media audio visual
Mengkoordinasikan presentasi hasil
7 4
Final
Kegiatan Penutup
Kemampuan menegaskan hal-hal penting
berkaitan dengan pelajaran.
8 4

Kemampuan mengarahkan siswa


9 4
untuk menarik kesimpulan.
Skor Total 35
Skor Maksimal 45
Skor = 35 X 100 % = 77,78
Cukup
45

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan


menerapkan pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual pada siklus II
nilai rata-rata secara keseluruhan aktivitas Guru pada siklus II adalah 77,78 % pada
kategori Cukup. Sehingga untuk melihat peningkatan aktivitas guru yang lebih baik lagi,
maka peneliti akan melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
Problem based learning dengan media audio visual pada tahap selanjutnya yaitu siklus III

62
63
64
1. Pengamatan Aktivitas peserta didik pada Siklus II

Hasil pengamatan aktivitas peserta didikselama proses pembelajaran berlangsung pada


siklus I dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel

Pengamatan Aktivitas Peserta didikdalam Kegiatan Belajar Siklus II

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian


Kegiatan Pendahuluan
Peserta didikmendengarkan tujuan
1. 4
pembelajaran yang disampaikan guru
Menjawab pertanyaan guru pada
2. 4
kegiatan apersepsi.
Peserta didikmemberikan
pertanyaan/menjawab pertanyaan guru
3. 3
pada kegiatan motivasi.
Kegiatan Inti
Peserta didikmendengarkan
4. 5
pengarahan dari guru
Peserta didikaktif dalam mengamati
materi yang ditampilkan oleh guru
5 4
melalui media audiovisual
Peserta didikaktif dalam menanyakan materi
yang telah ditampilkan oleh guru
6 3

Peserta didikaktif dalam


7 4
mengasosiasikan materi yang

65
diberikan guru
Peserta didikmampu
mengkomunikasikan informasi yang
8 4
telah diperoleh
Kegiatan Penutup
Peserta didikmenanyakan hal-hal yang
belum
9 4
dipahami kepada guru
Peserta didikmenyimpulkan hasil
10 3
Pelajaran
Peserta didikmendengarkan
11 4
penegasan dari guru
Skor Total 43
Skor Maksimal 55
Skor = 41 X 100 % = 78,22 %
Cukup
55
Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didikdengan
menerapkan pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual memperoleh nilai
rata-rata secara keseluruhan adalah 78,22%. Sesuai dengan kategori yang telah ditentukan,
maka nilai rata-rata aktivitas peserta didiktermasuk kategori Cukup. Berdasarkan kategori
yang diperoleh peserta didikmenunjukkan secara keseluruhan bahwa hanya beberapa peserta
didikyang masih belum aktif pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu hasil aktivitas
peserta didikyang menyatakan baik, maka pada tahap selanjutkan untuk memperoleh dengan
nilai secara maksimal yaitu sangat baik, dimana secara keseluruhan peserta didikaktif, jadi
kinerja peserta didikharus dilibatkan secara langsung pada saat proses belajar mengajar.
pentingnya keterlibatan peserta didiksecara langsung untuk memperoleh nilai aktivitas peserta
didikyang lebih baik. Bahkan guru juga harus mampu menguasai RPP yang telah disediakan.
Peristiwa ini memerlukan hubungan timbal balik antara peserta didikdan guru, kemudian
interaksi peserta didikharus muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga
untuk lebih baik lagi dapat dilakukan pada siklus III.

66
2. Hasil Belajar peserta didik pada Siklus II

Hasil belajar peserta didikdapat dilakukan dengan memberikan soal tes pada peserta
didiksetelah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP 2 pada siklus II. Soal tes
diberikan oleh peneliti kepada peserta didikdi setiap akhir proses pembelajaran. Tes yang
diberikan terdiri dari soal berbentuk pilihan ganda dan uraian. Hasil tes belajar peserta
didikyang diperoleh pada siklus II dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel berikut ini:

Tabel hasil belajar pada siklus II


NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 AHILLA VILASUFA AROFAH T
76
2 AL FATTIRMIDZY SAMSUDIN T
88
3 ALVINA RAHMA FADHILA T
75
4 ANDIRA DWI NAYLA T
80
5 AZIZ BAHIYUDINILLAH BT
65
6 CHERIL ANJANI AURELIA T
78
7 DENIS KHAERUL AZAM BT
66
8 FERONIKA NUR RAHMADANI T
89
9 HELENA PUTRI APRILIA T
WARDANI 89
10 JEZZY ANGELIN CLAUDYA T
90
11 KIRANA DWI ARIYANTI T
79
12 MELVIANA MARTHA DEWI T
89
13 MOCHAMMAD HABIL IBRA ADH BT
DHUHA 67
14 MUHAMAD SURYA ADI T
78
15 MUHAMMAD KENZO ARLIANZ T
YUSUF 86
16 PERMATA EKA AULIYA T
77
17 PUTRA HABIBI T
75
18 TABITA MAERANI T
70
19 YOFI YOVANDA VERNANDO BT
67
20 ZAHRA PUTRI SALSABILLA BT
56
NILAI RATA – RATA 77
Keterangan:

BT = Belum Tuntas
T = Tuntas
67
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes siklus I 77
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 75%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model problem based
learning dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 77dan ketuntasan belajar
mencapai 75% atau ada 15 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70
hanya sebesar 75% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan
guru dengan menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran Problem based learning(PBL). Dan
perlu dilakukan dengan siklus ketiga.

68
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa jumlah peserta didikyang mencapai
ketuntasan rata-rata peserta didikadalah 70,03%. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai
rata- rata peserta didikdapat memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan yaitu
>70. Nilai yang diperoleh peserta didikpada siklus II sudah mengalami peningkatan
namun nilai tertinggi masih di angka 85. Sehingga untuk melihat peningkatan hasil belajar
peserta didikyang lebih meningkat dan memperoleh nilai ketuntasan di atas nilai rata-rata
maka guru harus mampu menerapkan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaanya.
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru harus sesuai dengan pendekatan Problem Based
Learning dengan menggunakan media audio visual. Jadi untuk lebih baik lagi, dapat
dilakukan pada siklus III.

3. Siklus III

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perbaikan dari Siklus II terkait


perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
Instrumen Penilaian, Lembar Observasi, Media Audio Visual yang lebih
menarik dan simulasi dari yang ada di video dan. Adapun LKPD dalam siklus
3 ini diperbaiki dan ditingkatkan lagi dari aspek tampilan, jumlah soal HOTS,
dan Dikerjakan secara Interaktif dengan bentuk kuis dan durasi waktu.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada


tanggal 15 Juni 2022 pada jam pertama pukul 07.30 WIB di SDN 5 Ngenep
secara luring. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah
disiapkan dan diperbaiki dari pelaksanaan siklus II.

3. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan


pelaksanaan belajar mengajar.

Awal proses belajar mengajar yang meliputi tiga kategori yaitu: bagi guru,
bagi peserta didik, dan target.
69
 Peran guru

a. Guru mengucapkan salam pembukaan dan berdo’a.

b. Guru melaksanakan absensi dan mengamati peserta didik sampai benar-


benar peserta didik siap belajar.

c. Guru melaksanakan apersepsi

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

e. Guru memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran karena


hari ini akan belajar melalui Audio Visual yang lebih menarik dan
langsung simulasi dari video yang disajikan.

f. Guru memberikan LKPD

g. Guru memberikan intruksi cara mengerjakan pada lkpd


h. Melaksanakan Rekap Penilaian

 Peran peserta didik

a. Peserta didik membaca do`a.

b. Peserta didik menjawab salam.

c. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.

d. Peserta didik mendengarkan dan memperhatikan keterangan dari guru.

70
e. Peserta didik aktif dalam diskusi dan tanya jawab

f. Peserta didik mengerjakan LKPD yang diberikan guru

g. Peserta didik membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran PAI;
3) Membuat lembar observasi kegiatan peserta didik;
4) Menyusun LKPD
5) Menyusun Instrumen Penilaian RPP Siklus 3;
6) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa Video.

b. Pelaksanaan Tindakan
4) Pendahuluan
Penanaman Akhlaq Pagi
• Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama dipimpin salah satu
peserta didik. Religius
• Guru memeriksa kehadiran dan kedaan emosional peserta didik melalui tepuk - tepuk
• Guru menyapa peserta didik ( Warming Up) Aperpepsi
• Recalling : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
• Memberikan gambaran tentang sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman makna
ibadah shalat
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
• Mengajukan pertanyaan kesiapan belajar peserta didik.
• Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi
Pemberian Acuan
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat ini.
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
Kegiatan inti
Materi : mari kita sholat
Sintak Pendekatan Pembelajaran Problem based learning
71
 Mengamati
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati Video yang disajikan Guru..
 menyimpulkan
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencatat hal – hal peting yang ada dalam video
dan menuliskannya di LKPD
dengan merangkum yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk kemampuan berfikir kritis
Masing-masing Kelompok mempresentasikan hasil Kerja Kelompoknya dengan ditanggapi aktif oleh
peserta didik/kelompok yang lainnya.
 Menalar
Peserta didik mempresentasikan hasil rangkumannya dengan maju satu persatu secara acak dengan
menggunakan pesawat terbang
 Mongkomunikasikan
• Tanya Jawab materi kepada teman yang melakukan presentasi.
• Masing masing anak mengerjakan rangkuman
• Diskusi bersama terkait kesimpulan
• Guru memberikan umpan balik dan penguatan

 Tindak Lanjut
Membuktikan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa Penugasan
mengerjakan soal.

6) Penutup
• Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung ;
 Bagaimana pemahaman pembelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dalam Pesan Singkat.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
• Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
• Salam

f. Observasi
1. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus III
Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus III dengan menerapkan Problem metode based learning dapat
dilihat dari tabel berikut :

72
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dalam Pendekatan Problem Based Learning dengan
Menggunakan Audio Visual.
No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian
Kegiatan Pendahuluan
Kemampuan guru menyampaikan
1. 5
tujuan materi pembelajaran.
Kemampuan guru dalam
menghubungkan materi saat ini dengan

2. kehidupan sehari-hari pada 4


kegiatan apersepsi.
3. Kemampuan guru memotivasi siswa. 4

Kegiatan Inti
Kemampuan guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran dan

4. menyampaikan materi 5
pembelajaran secara demonstrasi.
Kemampuan menyampaikan materi
dengan pendekatan Scientific dengan
5 5
menggunakan media audio visual

Kemampuan dalam menjelaskan langkah-


langkah pembelajaran dengan pendekatan

6 Scientific dengan 4
menggunakan media audio visual
Mengkoordinasikan presentasi hasil
7 4
Final

Kegiatan Penutup

73
Kemampuan menegaskan hal-hal penting
berkaitan dengan pelajaran.
8 5

Kemampuan mengarahkan siswa


9 4
untuk menarik kesimpulan.

Skor Total 40
Skor Maksimal 45
Skor = 40 X 100 % = 88,89 %
Baik
45

Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menera pkan


pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual pada siklus III nilai rata- rata
secara keseluruhan aktivitas Guru pada siklus III adalah 88,89% pada kategori Baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus III bahwa aktivitas guru sudah memiliki nilai
maksimal secara keseluruhan, walaupun hanya sebagian kecil yang belum sempurna, akan
tetapi dapat dinyatakan bahwa guru sudah dianggap mampu dalam melakukan proses
pembelajaran dengan baik.

74
75
1. Pengamatan Aktivitas peserta didikpada Siklus III

Hasil pengamatan aktivitas peserta didikselama proses pembelajaran


berlangsung pada siklus I dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel

Pengamatan Aktivitas Peserta didikdalam Kegiatan Belajar Siklus III

No. Aspek yang Diamati Skor Penilaian


Kegiatan Pendahuluan
Peserta didikmendengarkan tujuan
1. 4
pembelajaran yang disampaikan guru
Menjawab pertanyaan guru pada
2. 5
kegiatan apersepsi.
Peserta didikmemberikan
pertanyaan/menjawab pertanyaan guru
3. 4
pada kegiatan motivasi.
Kegiatan Inti
Peserta didikmendengarkan
4. 5
pengarahan dari guru
Peserta didikaktif dalam mengamati
materi yang ditampilkan oleh guru
5 4
melalui media audiovisual
Peserta didikaktif dalam menanyakan materi
yang telah ditampilkan oleh guru
6 4

Peserta didikaktif dalam


mengasosiasikan materi yang
7 5
diberikan guru
Peserta didikmampu
mengkomunikasikan informasi yang
8 5
telah diperoleh
Kegiatan Penutup
Peserta didikmenanyakan hal-hal yang
9 4

76
Belum

77
dipahami kepada guru
Peserta didikmenyimpulkan hasil
10 4
Pelajaran
Peserta didikmendengarkan
11 4
penegasan dari guru
Skor Total 49
Skor Maksimal 55
Skor = 49 X 100 % = 89,09 %
Baik
55
Berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik dengan
menerapkan pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual memperoleh nilai
rata-rata secara keseluruhan adalah 89,09 %. Sesuai dengan kategori yang telah ditentukan,
maka nilai rata-rata aktivitas peserta didik termasuk kategori Baik. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa guru secara keseluruhan sudah mampu melibatkan peserta didik secara langsung, maka
aktivitas peserta didik yang diperoleh sudah dalam kategori yang sangat baik.
2. Hasil Belajar peserta didik pada Siklus III

Hasil belajar peserta didikdapat dilakukan dengan memberikan soal tes pada peserta didik
setelah melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP III pada siklus III. Soal tes
diberikan oleh peneliti kepada peserta didik di setiap akhir proses pembelajaran. Tes yang
diberikan terdiri dari soal berbentuk LKPD Individu Pilihan ganda dan uraian. Hasil tes
belajar peserta didikyang diperoleh pada siklus III dapat dilihat secara lebih rinci pada Tabel
berikut ini:
Tabel hasil belajar pada siklus III
NO NAMA NILAI KETERANGAN
1 AHILLA VILASUFA AROFAH T
100
2 AL FATTIRMIDZY SAMSUDIN T
88
3 ALVINA RAHMA FADHILA T
90
4 ANDIRA DWI NAYLA T
89
5 AZIZ BAHIYUDINILLAH BT
68
6 CHERIL ANJANI AURELIA T
78
7 DENIS KHAERUL AZAM T
78
8 FERONIKA NUR RAHMADANI T
100
9 HELENA PUTRI APRILIA 89 T
78
WARDANI
10 JEZZY ANGELIN CLAUDYA T
90
11 KIRANA DWI ARIYANTI T
97
12 MELVIANA MARTHA DEWI T
100
13 MOCHAMMAD HABIL IBRA ADH BT
DHUHA 67
14 MUHAMAD SURYA ADI T
95
15 MUHAMMAD KENZO ARLIANZ T
YUSUF 86
16 PERMATA EKA AULIYA T
90
17 PUTRA HABIBI T
80
18 TABITA MAERANI T
89
19 YOFI YOVANDA VERNANDO BT
67
20 ZAHRA PUTRI SALSABILLA T
79
NILAI RATA – RATA 86
Keterangan:

BT = Belum Tuntas
T = Tuntas

Dari tabel di atas dapat dibuat tabel rekapitulasi sebagai berikut :


Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1 Nilai rata-rata tes siklus III 86
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17
3 Persentase ketuntasan belajar 85%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model problem based
learning dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 86 dan ketuntasan belajar
mencapai 85% atau ada 17 siswa dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70
sebesar 85% sudah sesuai prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Maka di anggap
bahwa penerapan metode problem besed learning dengan metode audio isual dapat meningkatkan prestasi
anak di SD Negeri 5 Ngenep khususnya kelas 4 pada materi mari kita sholat..

79
C. PEMBAHASAN

Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SDN

5 Ngenep Karangploso yang berjumlah 20 siswa. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil
belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa. Proses pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan scientifik dan media audio visual.
Pembelajaran pendekatan Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang
dirancang demikian rupa agar peserta didiksecara aktif mengkonstruksi konsep, hukun atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan ( Daryanto, 2014:51 ). Pendekatan scientifik
Sehingga dapat dilihat setiap penilaian berupa pada hasil belajar siswa, aktivitas guru dan
aktivitas siswa.

80
Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa pada tahap pertama yaitu pre test
peserta didikyang tuntas adalah 8orang sedangkan 12 orang tidak tuntas. Jadi tes awal peserta
didiksebelum adanya penerapan pendekatan Problem Based Learning dengan media audio
visual sangat rendah.
a. Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I pada RPP 1 peran guru dalam menerapkan proses
pembelajaran masih kurang. Aktivitas guru rendah saat mengelola kelas dan memotivasi
peserta didikuntuk belajar. Sehingga sesuai dengan hasil obeservasi (pengamatan) nilai rata-
rata aktivitas guru secara keseluruhan adalah 55,55 % pada kategori Sangat Kurang. Proses
pembelajaran pada siklus II pada RPP II didapatkan bahwa aktivitas guru pada saat
pembelajaran sebagian kecil guru sudah mampu mengelola kelas, akan tetapi tidak secara
keseluruhan. Guru sudah mampu mengendalikan sebagian peserta didikuntuk memahami
secara perlahan-lahan tentang materi yang dipelajarinya. Jadi nilai rata-rata secara
keseluruhan diperoleh 78,22 % yaitu pada kategori Cukup. Proses pembelajaran siklus III
pada RPP III didapatkan bahwa aktivitas guru sudah maksimal, dimana guru sudah mampu
mengelola kelas secara keseluruhan. Kemampuan guru untuk memotivasi peserta didiksudah
terlihat secara langsung. Sehingga nilai rata-rata secara keseluruhan aktivitas guru adalah
88,89 % pada kategori Baik. Adapun lebih jelasnya akan disajikan dalam diagram 4.1;
Diagram 4.1

Aktivitas Guru dalam pengelolaan pembelajaran pembelajaran Problem Based Learning


media audio visual

100,00%
88,89%
90,00%
77,78%
80,00%
70,00%
60,00% 55,55%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%

Aktivitas

81
Guru
Siklus I 55,55%
Siklus II 77,78%
Siklus 88,89%
III

82
b. Aktivitas Peserta didik pada Proses Pembelajaran

Aktivitas peserta didik pada siklus I juga masih rendah, dimana peserta didikbelum aktif
terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya. Jadi nilai rata-rata peserta didiksecara
keseluruhan adalah 54,54%. Aktivitas peserta didikpada siklus II saat proses pembelajaran
berlangsung, peserta didiksudah mulai aktif terhadap materi yang dipelajarinya dengan
menerapkan pendekatan Problem Based Learning dan media audio visual. Sehingga
pemahaman konsep peserta didiksudah ada peningkatan, walaupun masih ada peserta didik
yang belum ada interaksi yang baik ketika proses pembelajaran berlangsung, maka nilai rata-
rata secara keseluruhan aktivitas peserta didikadalah 78,22% pada kategori Cukup. Sedangkan
aktivitas peserta didikpada siklus III sudah terlihat kreatifitasnya, dimana peserta didiksudah
peka terhadap materi yang diajarkan oleh guru, peserta didiksudah tremotivasi untuk belajar,
maka nilai rata-rata secara keseluruhan aktivitas peserta didikadalah 89,09% pada kategori
Baik. Berikut adalah diagram penyajian 4.2;
Diagram 4.2

Aktivitas Peserta didikdalam Proses Pembelajaran Pendekatan Problem Based Learning


Media Audio Visual

100,00% 89,09%
90,00%
78,22%
80,00%
70,00%
60,00% 54,54%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Aktivitas Peserta
Didik
Siklus I 54,54%
Siklus II 78,22%
Siklus III 89,09%

c. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil belajar peserta didikpada siklus I mencapai ketuntasan rata-rata peserta didikadalah
52,22%. Berdasarkan hasil yang didapat maka hasil belajar peserta didiktidak memenuhi nilai
KKM, yaitu > 70. Hasil belajar peserta didikpada siklus II

83
sudah ada peningkatan, dimana peserta didikyang mencapai ketuntasan rata-rata peserta
didikadalah 70,03%. Sedangkan hasil belajar peserta didikpada siklus III secara keseluruhan
dengan nilai rata-rata adalah 81,48%. Sehingga terlihat perbedaan peningkatan hasil belajar
peserta didik persiklusnya.
Diagram 4.3

Hasil Belajar Peserta Didik Pembelajaran Problem Based Learning Media Audio Visual
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Hasil Belajar
Peserta Didik
Siklus I 70%
Siklus II 75%
Siklus III 85%

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat secara keseluruhan dapat dinyatakan
bahwa pendekatan Problem Based Learning dengan media audio visual dapat meningkatkan
ketuntasan belajar peserta didik yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kusmawan yang menyatakan bahwa prestasi belajar PAI meningkat setelah
diberikan tindakan melalui penerapan pendekatan Problem Based Learning dengan media
audio visual. Begitu pula sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh kusmawan,
bahwa pendekatan Problem Based Learning berbantu media audio visual dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik dengan baik.
Peningkatan aktivitas guru, aktivitas peserta didik, dan hasil belajar berdasarkan hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa pendekatan Problem Based Learning dapat
meningkatkan pembelajaran lebih baik lagi khususnya dalam pembelajaran PAI. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hosnan (2014:34 ), Pendekatan Problem Based Learning adalah
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberi pemahaman dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi
bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta
84
diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Berdasarkan hasil penelitian pada peningkatan aktivitas belajar peserta didik dan hasil
belajar peserta didik di atas, media audio visual sangat membantu guru dalam mencapai
tujuan belajar sehingga akan tercapai hasil belajar peserta didik yang lebih baik karena peserta
didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Hal ini sesuai pendapat yang disampaikan
Djamarah ( 2010 : 19 ), bahwa dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat dibatasi sikap pasif peserta didikDalam hal ini media audiovisual bisa
dimanfaatkan hampir untuk semua topik, tipe pembelajaran, dan setiap ranah kognitif
pembelajaran bisa mengobservasikan reaksi dramatis dan kejadian sejarah dimasa lalu dan
rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak disini mampu
membuat karakter terasa lebih hidup. Pada ranah afektif, media audiovisual dapat
memperkuat peserta didikdalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran
yang efektif. Pada ranah psikomotorik, audiovisual memiliki keunggulan dalam
memperhatikan bagaimana sesuatu bekerja.

85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Aktivitas Guru pada siklus I dengan menerapkan pendekatan Problem Based Learning
dengan media audio visual diperoleh prosentase secara keseluruhan adalah Siklus I 55,55%
dengan kategori Sangat Kurang, Proses pembelajaran pada siklus II aktivitas guru adalah
77,78% yaitu pada kategori Cukup dan Proses pembelajaran siklus III aktivitas guru
diperoleh prosentase secara keseluruhan adalah 88,89% pada kategori Baik.
2. Aktivitas Peserta Didik pada siklus I diperoleh prosentase rata-rata secara keseluruhan
adalah 54,54% pada kategori Sangat Kurang. Siklus II diperoleh prosentase rata-rata secara
keseluruhan aktivitas peserta didik adalah 78,22% pada kategori Cukup. Sedangkan siklus III
aktivitas peserta didik sudah terlihat kreatifitasnya, dimana peserta didik sudah memahami
materi yang diajarkan oleh guru, peserta didik sudah tremotivasi untuk belajar, maka nilai
rata-rata secara keseluruhan aktivitas peserta didik adalah 89,09% pada kategori Baik.
3. Hasil belajar peserta didik pada siklus I didapatkan dengan prosentase rata- rata
ketuntasan belajar secara keseluruhan 70%. Hasil belajar peserta didik pada siklus II sudah
ada peningkatan, dimana peserta didik yang mencapai ketuntasan secara keseluruhan adalah
75%. Sedangkan hasil belajar peserta didik pada sikus IIImengalamipeningkatan yang baik
prosentasenya adalah 85%. Sehingga terlihat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
persiklusnya menjadi lebih baik.

B. Saran

Berdasarkan dengan kegiatan penelitian yang dapat dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Guru sebaiknya menerapkan pendekatan Problem Based Learning dengan media audio
visual dalam pembelajaran PAI di kelas untuk memperoleh kompetensi pengetahuan
peserta didik yang optimal serta menjadikan pembelajaran PAI lebih menyenangkan.

86
2. Sekolah sebaiknya mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas media yang dapat
menunjang pemahaman konsep peserta didik terhadap materi pelajaran dan sekaligus
dapat meningkatkan kinerja guru.
3. Peneliti lain hendaknya mampu melaksanakan penelitian sejenis dengan mengambil
wilayah generalisasi penelitian yang lebih luas guna mengembangkan ilmu pendidikan
khususnya penerapan pendekatan Problem Based Learning serta pengembangan media
audio visual dalam pembelajaran PAI di sekolah dasar.

87
DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Ambar Sari, Implementasi Pendekatan Problem Based Learning untuk Meningkatkan


Keterampilan Mengkomunikasikan dan Prestasi Belajar IPA peserta didikkelas IV SD, Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-5 2016, diakses 27 Novemnber 2017.

Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Pers, 2009.

Arif S. Sadiman (dkk) Media Pendidikan, Jakarta:Anugerah Cetak,2007.

Asep Kusnadi, Implementasi Pendekatan Problem Based Learning dalam Langkah-langkah


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, volume 01, nomor 1 tahun 2015.

Asnawir, Basyirudin Usman. M. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Gravindo 2002 Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013

Darianto, Pendekatan Pembelajaran Problem Based Learning Kurikulum 2013, Jakarata: PT.
Barusa, 2013

Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Problem Based Learning Kurikulum 2013, Yogyakarta:


Gava Media, 2014

Djamarah Syaifudin Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikilum 2013, Jakarta: Remaja Rosda Karya,
2013

Kemdikbud, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta:Kemdikbud, 2014

88
Kemendikbut 2013 c,pedoman pemberian bantuan implementasi kurikulum,
(jakarta:2013) di akses melalui situs:http://akhmadsudarajat
wordpress.com.kemdikbut,pdf, 22 Agustus 2021

M. Hosnan, Pendekatan Problem Based Learning dan kontektual dalam pembelajaran Abab 21,
cet 2, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Mei Fita Asri Untari, implementasi pendekatan Problem Based Learning (scientific approach)
dalam pembelajaran di sekolah dasar, PGSD IKIP PGRI Semarang, diakses tanggal 23
November 2016

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2009.

89
DAFTAR LAMPIRAN

1. PROFIL SEKOLAH

90
91
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 5 NGENEP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pelajaran : 9
Tema : Mari Melaksanakan Shalat
Subtema : Keutamaan Shalat
Kelas/Semester : IV/2
AlokasiWaktu : 2 JP x 35 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar (KD)


1.15 Menjalankan shalat dengan tertib.
2.15 Menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah
shalat
3.15 Memahami makna ibadah shalat.
4.15.1 Menunjukkan contoh makna ibadah shalat.
4.15.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan shalat di rumah dan masjid lingkungan
sekitar rumah.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Siswa menunaikan shalat secara tertib.
2. Siswa mampu menujukan sikap displin sebagai implemenetasi dari pemahaman makna
ibadah shalat.
3. Siswa mampu memahami makna shalat.
4. Siswa mampu memberikan contoh makna shalat.
5. Siswa mampu menceritakan pengalaman melakukan ibadah shalat.

D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
a. Memahami keutamaan shalat.
b. Memahami makna ibadah shalat.
c. Memberikan contoh-contoh makna ibadah shalat.
d. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan pemahaman ibadah shalat.
e. Menceritakan pengalaman shalat di rumah dan masjid.

E. Materi Pembelajaran
Melaksanakan shalat, keutamaan shalat, makna bacaan shalat, perilaku yang mencerminkan
93
pemahaman ibadah shalat dan pengalaman ibadah shalat dimasjid dan dirumah.

F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Prblem based learning
2. Metode :
a) Observasi
b) Diskusi
c) Presentasi
d) Demontrasi

G. Media Pembelajaran
Video PAI SD yang berisi materi Melaksanakan shalat, keutamaan shalat,

H. Sumber Belajar
1. Juz ‘Amma dan terjemahan.
2. Buku PAI dan Budi Pekerti SD Kelas IV.
3. Buku Tambahan Al-Hikmah Kelas 4 Semester 2
4. Lingkungan sekitar.

I. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
1. Guru Membuka pembelajaran dengan membaca Basmallah dilanjutkan 10
salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik menit
dengan penuh khidmat do’a mecari ilmu:
“Robbizidnii ‘ilman Warzuqnii Fahmaa”.
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pengertian
yang baik.
2. Guru Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek
pilihan surah Al Fatihah.
3. Guru mengarahkan kesiapan diri peserta didik dan kehadiran peserta
didik dengan mengisi lembar kehadiran.
4. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan
tema mari melaksanakan shalat-keutamaan shalat.
5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
6. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mengamati, menyimak,menanya, berdialog, mengkomunikasikan
dengan menyampaian, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil
pembelajaran

2. Kegiatan Inti
• Mengamati 120
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang ada menit
pada slide
2. Setelah melakukan pengamatan, guru memberikan waktu minimal 5
s.d. 7 menit kepada peserta didik untuk mendiskusikan secara
berkelompok pesan yang terdapat dalam gambar tersebut.
3. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanyakan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
atau pernyataan yang relevan.
94
4. Guru memberikan penguatan berupa penjelasan singkat pesan yang
terdapat dalam gambar tersebut dan mengaitkannya dengan topik
yang akan dipelajari.

• Menanya
1. Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang keutamaan shalat.
2. Peserta didik menanyakan mengapa diwajibkan shalat?.

• Mengekplorasi/menalar.
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang ada di
dalam buku teks.
2. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan pesan yang ada pada
gambar tersebut secara berkelompok, kemudian menyampaiakan
hasil diskusinya di depan kelompok lain.
3. Setiap kelompok diminta untuk mencermati paparan hasil diskusi
kelompok lain dan menanyakan beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang relevan.
4. Guru memberikan penguatan melalui penjelasan singkat tentang
gambar tersebut dan keterkaitannya dengan materi pembelajaran.

 Mengasosiasi/mencoba.
1. Peserta didik diminta kembali untuk untuk mencermati keutamaan
shalat yang terdapat dalam buku teks.
2. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan masalah keutamaan shalat dan membuat beberapa
pertanyaan terkait dengan keutamaan shalat .
3. Guru meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya dan kelompok lain ikut mencermati serta
mempertanyakan beberapa hal sekitar keutamaan shalat.
4. Guru meminta laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis dari
masing-masing kelompok.
5. Guru memberikan simpulan dan penguatan sebagaimana yang
terdapat pada buku teks.
• Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” guru meminta peserta
didik menjelaskan alasan mengapa mereka diwajibkan shalat.

• Komunikasi/demonstrasi/Networking
1. Peserta didik menyimpulkan video yang dilihat
2. Peserta didik menjelaskan/menceritakan kembali tentang
keutamaan shalat. Dengan di tunjuk secara acak
3. Peserta didik melakukan tanya jawab

3. Penutup
1. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan 10
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah Menit
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah
95
selanjutnya;
2. Tugas, guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “insya
Allah aku bisa” dalam buku teks kepada orang tuanya dengan
memberikan komentar dan paraf.
3. Kegiatan ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku
penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan
orang tua untuk mengamati kedisiplinan anak dalam melakukan
ibadah shalat, kemampuan anak dalam membaca dan memahami
makna bacaan shalat, dan perilaku terpuji anak sebagai implementasi
dari pemahaman makna ibadah dan bacaan shalat, yang
diperlihatkan oleh anak.
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
5. Membaca do’a penutupan majelis taklim
“Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha
illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik”
Artinya :
Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Mu, aku bersaksi
bahwa tiada Illah kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat
kepadaMu

Mengetahui Malang, 10 Mei 2022


Kepala SDN 5 NGENEP Guru PAI

NINIK LISTARI, S.Pd. KUSMAWAN, S.Pd.I


NIP. 19640115 200010 2 002

96
97
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
MENYIMPULKAN KEUTAMAAN SHOLAT

KEUTAMAAN
SHOLAT

98
2 RPP II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SDN 5 NGENEP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pelajaran : 9
Tema : Mari Melaksanakan Shalat
Subtema : Keutamaan Shalat
Kelas/Semester : IV/2
AlokasiWaktu : 2 JP x 35 Menit

J. Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

K. Kompetensi Dasar (KD)


1.15 Menjalankan shalat dengan tertib.
2.15 Menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah
shalat
3.15 Memahami makna ibadah shalat.
4.15.1 Menunjukkan contoh makna ibadah shalat.
4.15.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan shalat di rumah dan masjid lingkungan
sekitar rumah.

L. Indikator Pencapaian Kompetensi


6. Siswa menunaikan shalat secara tertib.
7. Siswa mampu menujukan sikap displin sebagai implemenetasi dari pemahaman makna
ibadah shalat.
8. Siswa mampu memahami syarat wajib sholat
9. Siswa mampu memahami syarat sah sholat

M. Materi pembelajaran
Assalāmu’alaikum
Teman, tahukah kamu bahwa salat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?
Hikmah apa yang kita peroleh jika kita salat? Pada bab ini kamu akan mempelajari syarat wajib
sholat dan syarat sah sholat.

Syarat wajib sholat adalah :


1. Beragama islam
2. Suci dari haid dan nifas bagi perempuan
99
3. Baligh
4. Telah sampai dakwah

Syarat sah sholat adalah


1. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
2. Suci dari hadast besar dan hadast kecil
3. Menutup aurat
4. Menghadap kiblat
5. Sudah masuk waktu sholat.

N. Tujuan Pembelajaran
a. Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami syarat wajib
sholat dan sah sholat dengan benar
b. Setelah melihat video pembelajaran peserta didik mampu menganalisa dan
merangkum materi dengan benar
c. Setelah melihat video peserta didik berani mempreentasikan hasil rangkumannya
dengan penuh percaya diri.

O. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan :PBL
2. Metode :
e) Observasi
f) Diskusi
g) Presentasi
h) Demontrasi

P. Media Pembelajaran
Video PAI SD yang berisi materi Melaksanakan shalat, syarat wajib dan syarat sah sholat.

Q. Sumber Belajar
5. Buku PAI dan Budi Pekerti SD Kelas IV.
6. Buku Tambahan Al-Hikmah Kelas 4 Semester 2
7. Lingkungan sekitar.

R. Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
7. Peserta didik melaksanakan 10
8. Guru Membuka pembelajaran dengan membaca Basmallah dilanjutkan menit
salam
9. Guru Memulai pembelajaran dengan di awali memberi semangat
kepada peserta didik.
10. Guru mengarahkan kesiapan diri peserta didik dan kehadiran peserta
didik dengan mengisi lembar kehadiran.
11. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan
tema mari melaksanakan shalat-keutamaan shalat.
100
12. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
13. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mengamati, menyimak,menanya, berdialog, mengkomunikasikan
dengan menyampaian, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil
pembelajaran

2. Kegiatan Inti
• Mengamati 120
5. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang ada menit
pada slide
6. Setelah melakukan pengamatan, guru memberikan waktu minimal 5
s.d. 7 menit kepada peserta didik untuk mendiskusikan secara
berkelompok pesan yang terdapat dalam video tersebut.
7. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanyakan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
atau pernyataan yang relevan.
8. Guru memberikan penguatan berupa penjelasan singkat pesan yang
terdapat dalam gambar tersebut dan mengaitkannya dengan topik
yang akan dipelajari.

• Menanya
3. Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang syarat wajib sholat.
4. Peserta didik menanyakan mengapa diwajibkan shalat?.

• Mengekplorasi/menalar.
5. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang ada di
dalam buku teks.
6. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan pesan yang ada pada
gambar tersebut secara berkelompok, kemudian menyampaiakan
hasil diskusinya di depan kelompok lain.
7. Setiap kelompok diminta untuk mencermati paparan hasil diskusi
kelompok lain dan menanyakan beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang relevan.
8. Guru memberikan penguatan melalui penjelasan singkat tentang
gambar tersebut dan keterkaitannya dengan materi pembelajaran.

 Mengasosiasi/mencoba.
6. Peserta didik diminta kembali untuk untuk mencermati keutamaan
shalat yang terdapat dalam buku teks.
7. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan masalah keutamaan shalat dan membuat beberapa
pertanyaan terkait dengan keutamaan shalat .
8. Guru meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya dan kelompok lain ikut mencermati serta
mempertanyakan beberapa hal sekitar keutamaan shalat.
9. Guru meminta laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis dari
masing-masing kelompok.
10. Guru memberikan simpulan dan penguatan sebagaimana yang
101
terdapat pada buku teks.
• Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” guru meminta peserta
didik menjelaskan alasan mengapa mereka diwajibkan shalat.

• Komunikasi/demonstrasi/Networking
4. Peserta didik menyimpulkan video yang dilihat
5. Peserta didik menjelaskan/menceritakan kembali tentang syarat
wajib sholat dan syarat sah sholat. Dengan di tunjuk secara acak
6. Peserta didik melakukan tanya jawab

3. Penutup
6. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan 10
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah Menit
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah
selanjutnya;
7. Tugas, guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “insya
Allah aku bisa” dalam buku teks kepada orang tuanya dengan
memberikan komentar dan paraf.
8. Kegiatan ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku
penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan
orang tua untuk mengamati kedisiplinan anak dalam melakukan
ibadah shalat, kemampuan anak dalam membaca dan memahami
makna bacaan shalat, dan perilaku terpuji anak sebagai implementasi
dari pemahaman makna ibadah dan bacaan shalat, yang
diperlihatkan oleh anak.
9. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
10. Membaca do’a penutupan majelis taklim
“Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha
illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik”
Artinya :
Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Mu, aku bersaksi
bahwa tiada Illah kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat
kepadaMu

Penilaian Hasil Belajar


1. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
N Jumla Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
102
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
103
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

Tida Jumlah Skor Kode


No Pernyataan Ya
k Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2. Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda (lihat buku Al-Hikmah)
- Tertulis Uraian(lihat buku Al-Hikmah)

3. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian Hafalan


Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
104
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
Kemampuan menyelesaikan
4
masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik

- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

S. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi, diminta
mengerjakan materi pengayaan yang sudah disiapkan berupa gambar yang menceritakan
Melaksanakan shalat, keutamaan shalat, makna bacaan shalat, perilaku yang mencerminkan
pemahaman ibadah shalat dan pengalaman ibadah shalat dimasjid dan dirumah. Beberapa
pilihan dapat dilakukan misalnya menggunting dan menempelkan beberapa gambar yang
menceritakan perilaku-perilaku tersebut dalam lembaran kertas. (Guru mencatat dan
memberikan tambahan nilai atau pujian bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan).

T. Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru menjelaskan kembali materi
Melaksanakan shalat, keutamaan shalat, makna bacaan shalat, perilaku yang mencerminkan
pemahaman ibadah shalat dan pengalaman ibadah shalat dimasjid dan dirumah.dan
melakukan penilaian kembali (lihat poin 5). Pelaksanaan remedial dilakukan pada hari dan
waktu tertentu yang disesuaikan, misalnya 30 menit setelah jam belajar selesai.

105
Interaksi Guru dan Orang tua
Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo berlatih” dalam buku teks kepada orang
tuanya dengan memberikan komentar dan paraf. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan
buku penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan orang tua untuk
mengamati kedisiplinan anak dalam melakukan ibadah Shalat, kemampuan anak dalam
membaca dan memahami makna bacaan Shalat, dan perilaku terpuji anak sebagai
implementasi dari pemahaman makna ibadah dan bacaan Shalat, yang diperlihatkan oleh anak.

Mengetahui Malang, 12 Mei 2022


Kepala SDN 5 NGENEP Guru PAI

NINIK LISTARI, S.Pd. KUSMAWAN, S.Pd.I


NIP. 19640115 200010 2 002

106
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
SYARAT WAJIB SHOLAT

107
108
SYARAT SAH
SHOLAT

109
3 RPP III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SDN 5 NGENEP


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pelajaran : 9
Tema : Mari Melaksanakan Shalat
Subtema : Keutamaan Shalat
Kelas/Semester : IV/2
AlokasiWaktu : 2 JP x 35 Menit

Kompetensi Inti (KI)


KI-1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar (KD)


1.15 Menjalankan shalat dengan tertib.
2.15 Menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah
shalat
3.15 Memahami makna ibadah shalat.
4.15.1 Menunjukkan contoh makna ibadah shalat.
4.15.2 Menceritakan pengalaman melaksanakan shalat di rumah dan masjid lingkungan
sekitar rumah.

Indikator Pencapaian Kompetensi


1.Siswa menunaikan shalat secara tertib.
2.Siswa mampu menujukan sikap displin sebagai implemenetasi dari pemahaman makna ibadah
shalat.
3.Siswa mampu memahami contoh contoh sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman
makna ibadah salat
3.Menyampaikan hasil diskusi tentang sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman
makna ibadah salat

Materi pembelajaran
Assalāmu’alaikum
Teman, tahukah kamu bahwa salat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?
Hikmah apa yang kita peroleh jika kita salat? Pada bab ini kamu akan mempelajari sikap disiplin
sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah salat

Perilaku yang Mencerminkan Pemahaman Ibadah salat


1. Kebajikan terhadap Sesama
110
a) Melatih kekompakan
salat fardu lebih baik dikerjakan secara berjamaah karena lebih utama dan pahalanya
lebih banyak. Pada saat salat berjamaah akan terlihat kompak. Seorang imam sebelum
memulai salat selalu memperhatikan kesiapan makmumnya. shaf-shaf harus disusun
secara rapi, lurus, dan rapat di antara para makmum. Selanjutnya, imam memulai salat dan
diikuti oleh makmumnya hingga selesai. Gerakan salat iman dan makmum selalu kompak.
Kekompakan salat tersebut dapat dijadikan teladan. Misalnya, kekompakan dalam
kerja bakti membersihkan sekolah. Ketika waktu kerja bakti tiba, maka tak seorang pun
yang dudu santai, mengobrol, dan berdiam diri. Tidak boleh ada sebagian anak bekerja
(bakti) tetapi sebagian lainnya malas-malasan. Semua harus saling bahu-membahu agar tugas
kerja bakti selesai dengan baik.

b) Mematuhi perintah ketua kelompok


Dalam salat berjamaah, imam selalu diikuti oleh makmumnya. Takbir, rukuk, sujud,
tasyahud dan gerakan imam lainnya selalu dipatuhi makmumnya. Sepanjang salat imam
benar maka harus diikuti makmumnya. Makmum tidak boleh mendahului gerakan
imamnya.

Pelaksanaan salat berjamaah dapat dijadikan teladan. Imam salat, sama dengan ketua
kelompok. Perilaku ketua kelompok harus benar dan baik agar dapat diikuti oleh anggotanya.
Anggota kelompok harus patuh kepada ketuanya.
c) Tidak marah bila dinasihati
I mam salat harus mau diberitahu kesalahannya. Makmum salat juga harus mau dan
berani memberitahu kesalahan imamnya. Ketika gerakan imam salah, makmum
berucap“subhā nallah!” Ketika bacaan imam salah atau lupa, makmum harus
membetulkannya. Semua tindakan (imam dan makmum) tersebut hanya untuk kebenaran dan
diikhlaskan karena Allah semata.
Begitu pula, ketika bekerja atau bermain bersama, kita tidak boleh gampang marah, dan
harus saling menasihati. Semua itu dilakukan untuk kebenaran dan karena Allah semata.
Subhānallāh . . .

d) Suka mengirimkan salam dan mendoakan teman.


Setiap salat selalu diakhiri dengan ucapan salam. Salam adalah ucapan untuk keselamatan,
kerahmatan, dan keberkahan bagi orang lain. Dengan demikian, salat mengajarkan kita untuk
saling memberikan salam sesama teman. Apalagi, salam juga bisa bermanfaat untuk
mendoakan teman. Dengan saling memberikan salam (mendoakan), kamu akan
bertambah akrab dengan teman-teman.
e) Menepati janji
Orang yang terbiasa salat di awal waktu akan pandai mengatur waktu. Ia tidak suka
menunda-nunda waktu salat-nya. Sepertinya, ia sudah punya janji kepada Allah untuk
menjumpai-Nya pada awal waktu salat. Dengan demikian, orang yang terbiasa salat
tepat waktu akan selalu menepati janji kepada sesamanya.
f) Memupuk rasa solidaritas
salat diwajibkan bagi setiap muslim tanpa adanya pembedaan kaya, miskin, laki-laki,
wanita, pejabat, rakyat jelata, pintar, bodoh, mukim, safar, sehat, atau yang sakit
sekalipun. Bahkan, tidak ada pembedaan atau pengkhususan shaf-shaf salat di dalam masjid.
bagi yang datang duluan, boleh menempati shaf-shaf terdepan.
Ajaran salat yang demikian itu dapat memupuk rasa solidaritas. Semua jamaah menyatu
dalam perasaan (hati) dan pikiran yang sama. Mereka saling bertemu dan menyapa.
Akhirnya, mereka dapat saling membantu dalam kebaikan.

111
2. Menghindari Perilaku Tercela
Beberapa perilaku tercela akan dapat dihindari jika kita memahami makna ibadah salat
secara benar. Beberapa perilaku tercela tersebut adalah seperti di bawah ini.

a) Suka mengungkit-ungkit pemberian


salat yang khusyµ' senantiasa mengajarkan keikhlasan, yaitu, semua amal hanya untuk
Allah. Apabila niat sudah ikhlas, maka tidak peduli dengan penilaian orang lain, tidak
mengharapkan pujian atau imbalan, tidak bersedih karena dicaci atau berkurang harta,serta
tidak menyebut-nyebut sesuatu yang sudah diberikan karena dilakukan dengan ikhlas hanya
karena Allah semata.
b) Suka meremehkan teman
salat mengajarkan kita mengagungkan Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya.
salat yang khusyµ' akan menyadarkan betapa kecilnya diri kita. Segenap pujian keagungan
dan kemuliaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, tidak pantaslah kita meremehkan
ciptaan Allah lainnya, termasuk meremehkan teman.
c) Ingin menang sendiri
Siapa yang datang lebih dahulu di masjid, maka ia berhak menempati ¡af salat terdepan
atau yang ia inginkan. Untuk yang datang belakangan, hanya berhak menempati ¡af
salat yang tersisa. Ia tidak bisa bersikap ingin menang sendiri. Ia tidak boleh menggeser
atau meminta jamaah lain pindah ke tempat lain karena akan ditempatinya. Sikap ingin
menang sendiri seharusnya dapat dihindari.
d) Suka mencuri
Tatkala membaca doa iftitah di dalam salat, kita sebenarnya telah berikrar bahwa
“salat-ku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Swt.” Selain itu, salat
sebenarnya akan mencegah kita dari niat berbuat jahat, termasuk mencuri atau mengambil
sesuatu milik orang lain tanpa izin.
e) Suka meminta-minta
Selama salat, kita sebenarnya telah banyak meminta kepada Allah, baik meminta
ampunan, petunjuk, pertolongan, belas kasih, derajat, rezeki, kesehatan, kesejahteraan,
rahmat dan keberkahan-Nya. Maka, tidak patut kita meminta-minta kepada selain-Nya.
Sikap suka meminta-minta itu tidak terpuji apalagi sampai mengemis.
f) Suka berbohong
Orang dapat saja berbohong kepada orang lain, tetapi sebenarnya ia tidak bisa
berbohong kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Seorang yang beriman tentu
menyadarinya dan tidak akan berbohong ketika ia ingat kepada Allah. Maka, setiap salat
kita selalu diingatkan. Ketika akan berbohong, kita akan teringat terhadap pengawasan Allah,
dan kita akan mengurungkannya.
g) Suka mengganggu teman.
Kita tidak boleh mengganggu teman yang sedang salat. Apalagi sampai membatalkan
salat-nya. Kita harus saling menjaga kondisi agar salat dapat dijalankan secara khusuk.
Apabila kita sudah terbiasa menjaga kondisi yang baik, atau tidak suka mengganggu salat
teman, maka kita terbiasa untuk tidak saling mengganggu.

Tujuan Pembelajaran
a. Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan siswa mampu memahami sikap disiplin
sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah salat
dengan benar

112
b. Setelah melihat video pembelajaran peserta didik mampu menganalisa dan
merangkum materi dengan benar
c. Setelah melihat video peserta didik berani mempreentasikan hasil rangkumannya
dengan penuh percaya diri.

Metode Pembelajaran
1. Pendekatan :Problem based Learning
2. Metode :
i) Observasi
j) Diskusi
k) Presentasi

Media Pembelajaran
Video PAI SD yang berisi materi Melaksanakan shalat, syarat wajib dan syarat sah sholat.

Sumber Belajar
8. Buku PAI dan Budi Pekerti SD Kelas IV.
9. Buku Tambahan Al-Hikmah Kelas 4 Semester 2
10. Lingkungan sekitar.

Langkah-langkah Pembelajaran
No. Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan
14. Peserta didik melaksanakan 10
15. Guru Membuka pembelajaran dengan membaca Basmallah dilanjutkan menit
salam
16. Guru Memulai pembelajaran dengan di awali memberi semangat
kepada peserta didik.
17. Guru mengarahkan kesiapan diri peserta didik dan kehadiran peserta
didik dengan mengisi lembar kehadiran.
18. Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan
tema mari melaksanakan shalat-keutamaan shalat.
19. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai.
20. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan
mengamati, menyimak,menanya, berdialog, mengkomunikasikan
dengan menyampaian, menanggapi dan membuat kesimpulan hasil
pembelajaran

2. Kegiatan Inti
• Mengamati 120
9. Guru meminta peserta didik untuk mengamati video pembelajaran. menit
10. Setelah melakukan pengamatan, guru memberikan waktu minimal 5
s.d. 7 menit kepada peserta didik untuk mendiskusikan secara
berkelompok pesan yang terdapat dalam gambar tersebut.
11. Setiap kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanyakan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
atau pernyataan yang relevan.
12. Guru memberikan penguatan berupa penjelasan singkat pesan yang
113
terdapat dalam gambar tersebut dan mengaitkannya dengan topik
yang akan dipelajari.

• Menanya
5. Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang keutamaan shalat.
6. Peserta didik menanyakan mengapa diwajibkan shalat?.

• Mengekplorasi/menalar.
9. Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar yang ada di
dalam buku teks.
10. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan pesan yang ada pada
gambar tersebut secara berkelompok, kemudian menyampaiakan
hasil diskusinya di depan kelompok lain.
11. Setiap kelompok diminta untuk mencermati paparan hasil diskusi
kelompok lain dan menanyakan beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang relevan.
12. Guru memberikan penguatan melalui penjelasan singkat tentang
gambar tersebut dan keterkaitannya dengan materi pembelajaran.

 Mengasosiasi/mencoba.
11. Peserta didik diminta kembali untuk untuk mencermati
Menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi dari
pemahaman makna ibadah salat
12. Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan masalah Menunjukkan sikap disiplin sebagai
implementasi dari pemahaman makna ibadah salat dan membuat
beberapa pertanyaan terkait.
13. Guru meminta setiap kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusinya dan kelompok lain ikut mencermati serta
mempertanyakan beberapa hal sekitar Menunjukkan sikap disiplin
sebagai implementasi dari pemahaman makna ibadah salat.
14. Guru meminta laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis dari
masing-masing kelompok.
15. Guru memberikan simpulan dan penguatan sebagaimana yang
terdapat pada buku teks.
• Pada kolom kegiatan “Insya Allah, kamu bisa,” guru meminta peserta
didik menjelaskan alasan mengapa mereka diwajibkan disiplin.

• Komunikasi/demonstrasi/Networking
7. Peserta didik menyimpulkan video yang dilihat
8. Peserta didik menjelaskan/menceritakan kembali tentang
Menunjukkan sikap disiplin sebagai implementasi dari pemahaman
makna ibadah salat dengan di tunjuk secara acak
9. Peserta didik melakukan tanya jawab

3. Penutup
114
11. Guru melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan 10
pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah Menit
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah
selanjutnya;
12. Tugas, guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “insya
Allah aku bisa” dalam buku teks kepada orang tuanya dengan
memberikan komentar dan paraf.
13. Kegiatan ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan buku
penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan
orang tua untuk mengamati kedisiplinan anak dalam melakukan
ibadah shalat, kemampuan anak dalam membaca dan memahami
makna bacaan shalat, dan perilaku terpuji anak sebagai implementasi
dari pemahaman makna ibadah dan bacaan shalat, yang
diperlihatkan oleh anak.
14. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
15. Membaca do’a penutupan majelis taklim
“Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha
illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik”
Artinya :
Maha suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Mu, aku bersaksi
bahwa tiada Illah kecuali Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat
kepadaMu

Penilaian Hasil Belajar


4. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
N Jumla Skor Kode
Nama Siswa Dinilai
o h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 … 75 75 50 75 275 68,75 C
2 … ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
115
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan
format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih
dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Jumla Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
h Skor Sikap Nilai
Selama diskusi, saya ikut
1 serta mengusulkan 50
ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan 50
kesempatan untuk berbicara. 250 62,50 C
Saya ikut serta dalam
3 membuat kesimpulan hasil 50
diskusi kelompok.
4 ... 100

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...

No Pernyataan Ya Tida Jumlah Skor Kode


116
k Skor Sikap Nilai
Mau menerima pendapat
1 100
teman.
Memberikan solusi terhadap
2 100
permasalahan.
450 90,00 SB
Memaksakan pendapat sendiri
3 100
kepada anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50

Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Pengetahuan
- Tertulis Pilihan Ganda (lihat buku Al-Hikmah)
- Tertulis Uraian(lihat buku Al-Hikmah)

6. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian Hafalan


Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
117
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
Kemampuan menyelesaikan
4
masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik 50 = Kurang Baik
75 = Baik 25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek(lihat lampiran)


Membuat jadwal sholat 5 waktu,
- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4

Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi, diminta
mengerjakan materi pengayaan yang sudah disiapkan berupa gambar yang menceritakan
Melaksanakan shalat, keutamaan shalat, makna bacaan shalat, perilaku yang mencerminkan
pemahaman ibadah shalat dan pengalaman ibadah shalat dimasjid dan dirumah. Beberapa
pilihan dapat dilakukan misalnya menggunting dan menempelkan beberapa gambar yang
menceritakan perilaku-perilaku tersebut dalam lembaran kertas. (Guru mencatat dan
memberikan tambahan nilai atau pujian bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan).
Remedial
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru menjelaskan kembali materi
Melaksanakan shalat, keutamaan shalat, makna bacaan shalat, perilaku yang mencerminkan
pemahaman ibadah shalat dan pengalaman ibadah shalat dimasjid dan dirumah.dan
melakukan penilaian kembali (lihat poin 5). Pelaksanaan remedial dilakukan pada hari dan
waktu tertentu yang disesuaikan, misalnya 30 menit setelah jam belajar selesai.

Interaksi Guru dan Orang tua


Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Ayo berlatih” dalam buku teks kepada orang
tuanya dengan memberikan komentar dan paraf. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan
buku penghubung guru dan orang tua atau komunikasi langsung dengan orang tua untuk
mengamati kedisiplinan anak dalam melakukan ibadah Shalat, kemampuan anak dalam
membaca dan memahami makna bacaan Shalat, dan perilaku terpuji anak sebagai
implementasi dari pemahaman makna ibadah dan bacaan Shalat, yang diperlihatkan oleh anak.

118
Mengetahui Malang, 19 Mei 2022
Kepala SDN 5 NGENEP Guru PAI

NINIK LISTARI, S.Pd. KUSMAWAN, S.Pd.I


NIP. 19640115 200010 2 002

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


PERILAKU YANG MENCERMINKAN IBADAH SHOLAT

KEBAJIKAN TERHADAP SESAMA

119
120
FOTO DOKUMENTASI PPL
Menyambut peserta didik memasuki kelas

Mengajak peserta didik berdoa sebelum pelajaran

Menyimak video pembelajaran

121
Pelaksanaan diskusi dan presentasi

Memberi penguatan

122

Anda mungkin juga menyukai