Anda di halaman 1dari 108

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI

MAKE A MACTH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI


HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI 8
PANGKALANBARU

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Pengalaman Lapangan


(PPL) Program Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan 2022

LPTK UIN SYARIF HIDAYATULLAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh:

NAMA : INDAH FITRIYANI, S.Pd.I

NUPTK : 3533769670130113

MAPEL : PAI

KELAS : 20

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN LPTK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW

yang telah membimbing umat manusia melalui lembaga pendidikan terbaik.

Alhamdulillah, Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: “Penerapan

Model Problem Based Learning Pada Materi PAI Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar

Peserta Didik Kelas II Materi Hidup Bersih Dan Sehat Di SDN 8 Pangkalanbaru” dapat

diselesaikan sesuai yang diharapkan.

Teriring ucapan do’a penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
2. Ibu Dr. Sururin, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA.
3. Bapak Dr. Fauzan, M.A , selaku dosen pembimbing PPL
4. Ibu Idawati, S.Ag, M.M, selaku guru pamong pada kelas PAI 4
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak dan ibu panitia pelaksanaan program PPG Dalam Jabatan Tahun 2022.
7. Rekan- rekan seperjuangan, yang telah membantu dalam penyelesaian
penelitian dan penulisan PTK ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih belum
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan Laporan kami. Penulis
berharap mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Bangka Tengah, 23 September
2022
Penulis

INDAH FITRIYANI
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASEDD
LEARNING DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI
MATERI HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA
PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI 8
PANGKALANBARU

INDAH FITRIYANI, S.Pd.I


Kelas PAI 20
Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar PAI dan BP
pada materi Hidup Bersih dan Sehat di kelas II SD Negeri 8 Pangkalanbaru
dari 12 peserta didik. Tujuannya untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik mata pelajaran PAI dan BP materi Hidup Bersih Dan Sehat pada
peserta didik kelas II melalui penerapan Model problem based learning.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
dengan 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan tes hasil belajar pada setiap akhir siklusnya,
alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar panduan
observasi dan soal-soal tes. Hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa pada
siklus I ranah kognitif nilai rata-ratates ahir belajar yaitu 68,33% yang artinya
dari 12 peserta didik baru 8 yang mampu mencapai nilai KKM dan 67 %
ketuntasan belajarnya. Sedangkan pada siklus II tes akhir belajar mampu
mencapai 75,83% dan nilai ketuntasan mencapai 83%. Pada siklus III nilai
rata tes ahir belajar mencapai 90,83% dengan ketuntasan 100%, Artinya
terjadi peningakatan hasil belajar pada setiap siklus.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Make A Match, Hasil Belajar, PAI dan
BP
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i
Halaman Pengesahan...........................................................................................ii
Kata Pengantar.....................................................................................................iii
Abstrak................................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Permasalahan..................................................................................5
1. Identifikasi Masalah................................................................5
2. Rumusan Masalah...................................................................5
C. Cara Pemecahan Masalah..............................................................6
D. Tujuan Penelitian...........................................................................6
E. Manfaat Penelitian.........................................................................6
F. Definisi Istilah................................................................................7
G. Hipotesis Tindakan.........................................................................9
H. Sistematika Penulisan.....................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A Kajian Terdahulu............................................................................10
B Kajian Teori...................................................................................11
1. Hakikat Problem Based Learning.............................................11
2. Make a match............................................................................11
3. Hasil belajar...............................................................................11
4. Tinjauan tentang PAI dan BP....................................................11
5. Problem Based Learning dengan strategi make a match dalam
Pembelajaran PAI DAN BP.............................................................. 11
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................13
A Pendekatan dan Jenis Penelitian.....................................................13
B Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian..........................................14
C Prosedur Penelitian.........................................................................15
D Pelaksanaan Siklus Penelitian........................................................16
E Teknik Pengumpulan Data.............................................................16
F Instrumen Penelitian.......................................................................17
G Teknik Analisis Data......................................................................17
H Keabsahan Data..............................................................................18
I Indikator Keberhasilan...................................................................18
J Tim Peneliti....................................................................................19
BAB IV Hasil dan Pembahasan..........................................................................20
A. Gambaran Obyek Penelitian....................................................................20
B. Hasil Penelitian........................................................................................22
1. Pelaksanaan Siklus 1.........................................................................22
2. Pelaksanaan Siklus 2.........................................................................28
3. Pelaksanaan Siklus 3.........................................................................35
C. Pembahasan.............................................................................................42
BAB V PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................47
B. Saran-saran..............................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP Siklus 1,2,3
Lampiran 2. Instrumen Observasi
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Hasil Belajar/test setiap siklus
Lampiran 4. Dokumentasi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1
Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan
proses yang terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu
yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan
pembelajaran. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar yang kondusif serta proses belajar yang
menyenangkan. Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan
hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Suasana belajar dan
pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya, sehingga pendidikan itu harus berorientasi pada siswa
(student active learning) dan peserta didik harus dipandang sebagai
seorang yang sedang berkembang dan memiliki potensi.
Dalam proses pembelajaran tentunya akan memiliki tujuan-tujuan
pembelajaran, seiring perkembangan jaman tujuan pembelajaran akan
menyesuaikan dengan kebutuhan. Kurikulum 2013 merupakan salah satu bukti
bahwa tujuan pembelajaran sekarang berbeda dengan tujuan pembelajaran
sebelumnya. Sekarang kemampuan peserta didik yang diharapkan bukan hanya
penekanan pada aspek pengetahuannya saja, tetapi dari aspek spiritual aspek
sosial, aspek pengetahuan dan aspek ketrampilan.
Peran guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan sangat besar untuk
mengolah potensi peserta didik tidak hanya kemampuan pengetahuan dan
ketrampilan saja tetapi agar memiliki kemampuan yang seimbang antara nilai
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Bidang DIKBUD KBRI
Tokyo. h.1
spiritual dan sosial. Sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SD Negeri 8 Pangkalanbaru. Penulis menemukan permasalahan di
kelas II hasil belajar peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada materi perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Hal ini terlihat jelas
pada hasil ulangan akhir pembelajaran PAI dan BP hidup bersih itu sehat.
Dari hasil observasi awal perhatian anak terhadap pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kurang antusias yang menyebabkan
hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Model dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dilaksanakan adalah konsep
menghafal dan pemberian tugas. Hal ini kurang tepat bagi Peserta didik karena
kurangnya melibatkan peran aktif peserta didik, sehingga peserta didik tidak
memiliki pengalaman belajar secara langsung terutama pada pokok pembahasan
Hidup Bersih Dan Sehat.
Di kelas II standar ketuntasan adalah 70, masih banyak yang dibawah
standar ketuntasan dari 12 peserta didik hanya 5 anak yang sudah memenuhi
standar ketuntasan. Artinya baru sekitar 4 5 % yang sudah memenuhi standar
ketuntasan. Selain dari hasil Penilaian Harian, hasil belajar bisa juga kita nilai
dari perilaku sehari-hari pada Peserta didik terutama di sekolah.
Fenomena dampak dari perilaku peserta didik tidak menjalankan hidup bersih
dan sehat, terutama di lingkungan sekolah dengan bukti di sekolah anak tidak
menjalankan peraturan kebersihan di sekolah sesuai jadwal piket yang sudah
berlaku, yang namanya sampah baik itu sampah jajan, potongan kertas, asahan
pensil, mainan dan yang lainnya dapat di temukan berserakan baik di kelas atau
diluar kelas. Bahkan tanaman yang ada dihalaman sekolah dijadikan sebagai
tempat sampah. Tanaman yang ada di sekolah tidak lagi terawat karena
kesadaran Peserta didik yang kurang terhadap tanaman disekeliling sekolah.
Selokan juga masih banyak sampah yang membuat air menggenang. Meja
belajar dan bangku di kelas di corat-coret dengan alat tulis seperti spidol atau
alat tulis lainnya.
Berdasarkan Fenomena di atas, maka dapat diambil kesimpulan masalah
utama yang dapat ditemukan yaitu hasil belajar peserta didik yang masih rendah.
Dapat di identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan hasil peserta didik masih
rendah diantaranya:
1. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, karena masih
menggunakan pembelajaran yang bercorak menghafal dan pemberian tugas
semata.
2. Guru kurang melibatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik tidak mendapatkan pengalaman belajar secara utuh,
tidak ada pengalaman belajar secara nyata dari suatu pembelajaran.
3. Guru tidak melakukan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, artinya guru
belum menjalankan perannya sebagai:
a. Guru sebagai desainer pembelajaran, guru merancang kegiatan
pembelajaran dengan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Guru sebagai seniman pembelajaran yang membuat senang dan nyaman
peserta didik
c. Guru sebagai motivator pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran
d. Guru sebagai mediator pembelajaran, guru menyajikan pokok
permasalahan pembelajaran kepada peserta didik dan peserta didik
menerima, menelaah dan membahas materi itu sehingga menjadi lebih
mengena pada peserta didik
e. Inspirator pembelajaran, guru menjadi inspirasi peserta didik dalam
pembelajaran. Apa yang disajikan guru menjadi penggerak peserta didik
untuk mandiri, kreatif dan aktif.
Setiap pembelajaran, terutama pembelajaran agama hendaknya berupaya
menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dan
mengkorelasikannya dengan kenyataan yang ada di sekitar anak didik.5 Maka
dari itu dalam pembelajaran PAI harus kita maksimalkan sebagai salah satu
dasar karakter peserta didik yang mampu memiliki kemampuan spiritual, sosial,
pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan
mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia,
serta bertujuan untuk menghasilkan manusia jujur, adil, berbudi pekerti, etis,
saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
sosial.

Hubungan model mengajar dengan prinsip-prinsip belajar atau asas-asas


belajar sangat erat. Kerelevasian model mengajar dengan prinsip-prinsip belajar
akan dapat membangkitkan gairah belajar anak didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Maka seorang guru perlu melakukan berbagai cara agar proses
pembelajaran pendidikan agama slam bisa maksimal. Dan salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh guru agar anak bisa maksimal menerima pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti salah satunya yaitu dengan
penggunaan model pembelajaran yang tepat.
Hal ini dikarenakan model pembelajaran ialah pola yang dipergunakan
sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas yang biasanya
menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh guru untuk
menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Di antara model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning (PBL).
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran, yang mana Peserta didik mengerjakan permasalahan
yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi.
Adapun alasan pemilihan model problem based learning sebagai
langkah pemecahan masalah hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
masih rendah pada materi perilaku hidup bersih dan sehat di kelas II SD Negeri
8 Pangkalanbaru yaitu:
1. Problem based learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
saintifik.

Sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu


kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikannya.
Artinya, pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman pada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari manasaja,
kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan
untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber
melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran melibatkan ketrampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan.
Dalam pembelajaran diharapkan peran Peserta didik dalam proses
pembelajaran akan semakin aktif dan memperoleh pengalaman belajar.
2. Make a match adalah sebuah strategi pada satu pembelajaran yang dapat
membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Artinya siswa mencari
solusi atas permasalahan dalam pembelajaran itu sendiri dengan menyocokkan
antara pertanyaan dan jawaban pada kartu.

Demikianlah alasan secara teoritik dalam pemilihan model problem


based learning dengan strategi make a match untuk pemecahan masalah
terhadap nilai hasil pembelajaran PAI dan BP yang masih rendah pada materi
perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di kelas II SD Negeri 8 Pangkalanbaru. Jadi
ada kesinambungan antara model serta strategi yang digunakan dengan
permasalahan dan penyebab permasalahan tersebut. Bagaimana problem based
learning merupakan model yang tepat digunakan agar peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga memiliki pengalaman utuh dalam
pembelajaran yang secara teori peserta didik akan lebih antusias sehingga nilai
dan sikap hasil pembelajaran akan lebih maksimal.
Problem based learning merupakan pendekatan saintifik yang sesuai
dengan kurikukulum 2013 sehingga peserta didik mampu untuk
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan pembelajaran yang nyata
dalam kehidupan. Strategi make a match juga mampu membuat peserta didik
aktif dalam pembelajaran dalam kelas sehingga diharapkan mampu mencapai
prestasi belajar dalam aspek spiritual, sosial pengetahuan dan ketrampilan.
Dalam hal ini penulis meneliti tentang “Penerapan Model Problem Based
Learning Dengan Strategi Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PAI dan BP Materi Hidup Bersih Dan Sehat Pada Peserta Didik Kelas II SD
Negeri Bence 02 Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang Tahun
Pelajaran 2022-2023.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Para guru seringkali menyampaikan materi Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti apa adanya (konvensional) Hal yang menjadi hambatan
selama ini dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
adalah disebabkan oleh kurang dikemasnya pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dengan sehingga pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti cenderung membosankan dan kurang menarik minat
para peserta didik yang pada gilirannya hasil belajar Peserta didik kurang
memuaskan.

Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta didik, maka guru


menggunakan model Problem Based Learning dengan strategi Make a match
dalam Pembelajaran PAI dan BP pada materi Hidup Bersih dan Sehat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana telah dikemukakan di


atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu:

a. Bagaimana penerapan model Problem Based Learning dengan strategi make


a match dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
materi Hidup Bersih dan Sehat pada peserta didik Kelas II SD Negeri 8
Pangkalanbaru.

b. Apakah Penerapan Model Problem Based Learning dengan strategi Make a


match dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti materi Hidup Bersih dan Sehat pada peserta didik Kelas II SD Negeri
8 Pangkalanbaru

C. Cara Pemecahan Masalah


Penelitian ini berusaha untuk memecahkan masalah meningkatkan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di SDN 8 Pangkalanbaru dengan menerapkan model Problem
Based Learning. Karena dengan memanfaatkan metode diskusi dengan strategi
make a match maka kondisi pembelajaran di kelas menjadi aktif karena terjadi
pembelajaran aktif oleh peserta didik, sedangkan dengan memanfaatkan model
Pembelajaran Based Learning, pemahaman peserta didik tentang suatu
konsep/materi dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pembahasan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat bisa bertahan lebih
lama, karena mereka mampu untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki
dengan pembelajaran yang nyata dalam kehidupan.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning dengan


strategi make match dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti materi Hidup Bersih dan Sehat pada peserta didik Kelas II SD Negeri
8 Pangkalanbaru.

2. Untuk membuktikan penerapan model Problem Based Learning dengan


strategi make a match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti materi Hidup Bersih dan Sehat pada peserta didik
Kelas II SD Negeri 8 Pangkalanbaru.
E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini hasil yang diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun praktis. Secara rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis ;
Untuk menambah wawasan keilmuan pendidikan khususnya tentang
penerapan model problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar
PAI dan BP.
2. Manfaat Praktis ;

a. Bagi Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan


peserta didik dalam pembelajaran PAI dan BP terutama pada materi
perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta sebagai motivasi dalam proses
belajar Peserta didik.
b. Bagi Guru sekaligus peneliti, sebagai bahan tambahan untuk
pengembangan kualitas pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme
guru.
c. Bagi lembaga sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
meningkatkan mutu belajar Peserta didik dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SD Negeri 8 Pangkalanbaru.

F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman tentang judul penelitian diatas,
maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi.

a. Model Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran


yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi Peserta
didik untuk belajar berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana Peserta didik
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan
berpikir tingkat lebih tinggi.

Jadi model problem based learning dapat disimpulkan bahwa proses


pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistematik untuk memecahkan
masalah atau menghadapi tantangan yang akan diperlukan dalam kehidupan
nyata. Proses pembelajaran diarahkan agar Peserta didik mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis. Perkembangan Peserta didik tidak
hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor
melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi ini sesuai
dengan tuntutan pembelajaran yang mengacu kurikulum 2013. Dengan
demikian, pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang berangkat dari pemahaman Peserta didik tentang suatu masalah,
menemukan alternatif solusi atas masalah, kemudian memilih solusi yang
tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah tersebut sesuai dengan
kemampuan Peserta didik dari hasil pembelajaran dan pengalaman yang
dimiliki.

b. Pengertian Model Make a Match

Make a match merupakan salah satu strategi pembelajaran yang


mengorganisasikan kelas secara berpasangan kemudian berbagi menjadi
empat siswa untuk berdiskusi dengan strategi make a match (sharing). Di
dalam pelaksanaan pembelajaran make a match guru menyiapkan kartu berisi
persoalan, permasalahan dan berisis jawaban
c. Hasil Belajar PAI dan BP
Abdurrahman (2012:29) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh
faktor yang berasal dari dalam diri anak dan faktor yang berasal dari lingkungan.Sejalan
dengan itu, Murshell dalam (Devi Anita Sari, 2011: 191) mengatakan bahwa hasil belajar
yang tahan lama dan siswa dapat menggunakannya dalam hidupnya merupakan indikator
pembelajaran efektif.

Semua akibat yang dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan suatu model di bawah kondisi yang berbeda
menurut Reigeluth sebagaimana dikutip Keller adalah merupakan hasil
belajar. Akibat ini dapat berupa akibat yang sengaja dirancang, karena itu ia
merupakan akibat yang diinginkan dan bisa juga berupa akibat nyata sebagai
hasil penggunaan model pengajaran tertentu
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-
hasil belajar yang dicapai Peserta didik dengan kriteria tertentu. Hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar Peserta didik.
Hasil belajar Peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Penulis berpendapat bahwa hasil belajar adalah nilai yang dapat
diperoleh dengan cara melihat indikator dari hasil penerapan suatu
pelaksanaan kegiatan baik yang direncanakan atau tidak direncanakan.
Hasil belajar PAI dan BP yang dimaksud dalam laporan ini yaitu semua
akibat yang dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai
1
dari penggunaan suatu model dalam pembelajaran PAI dan BP di bawah
kondisi yang berbeda merupakan akibat yang diinginkan dan bisa juga berupa
akibat nyata sebagai hasil penggunaan model pengajaran tertentu dan

2
3
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI dan BP.

d. Hidup Bersih Dan Sehat


Hidup bersih dan sehat merupakan merupakan ajaran dalam Islam,
karena bila hidup bersih sudah di laksanakan maka hidup kita akan sehat, serta
jauh dari penyakit. Hidup bersih dapat dilakukan dengan menjaga keberihan
badan, pakaian, lingkungan dll. Kebersihan pangkal kesehatan.
Bersih artinya tidak kotor, sehat artinya tanpa gangguan masalah
jasmani dan rohani. Hidup bersih dengan cara membersihkan badan, pakaian
dan lingkungan. Menjaga kesehatan dengan cara berolahraga makan dan
minum secara teratur, istirahat yang cukup dan beribadah.

G. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka teori di atas maka dapat dapat dibuat kerangka teori
sebagai berikut:
1. Melalui model problem based learning dengan strategi make a match dapat
mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar PAI dan BP materi Hidup Bersih
dan Sehat pada peserta didik Kelas II SD negeri Bence 02 tahun pelajaran 2022-
2023.
2. Melalui model problem based learning dengan strategi make a match dapat
membuktikan peningkatkan hasil belajar PAI dan materi Hidup Bersih dan
Sehat pada peserta didik Kelas II SD negeri Bence 02 tahun pelajaran 2022-2023.
H. Sistematika Penulisan
Penulisan dalam laporan penelitian tindakan kelas ini tersusun melalui
sistematika berikut. BAB I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, permasalaha berupa identifikasi masalah dan rumusan masalah, cara
pemecahan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,
hipotesis tindakan, dan sistematika penulisan. Kenudian di BAB II Kajian
Pustaka berisi tentang kajian terdahulu dan kajian teori.
Pada BAB III Metode Penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi, waktu, dan subyek penelitian, prosedur penelitian, pelaksanaan
siklus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis
data, keabsahan data, indikator keberhasilan, dan tim peneliti .
Kemudian BAB IV Hasil dan Pembehasan berisi tentang gambaran obyek
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Selanjutnya BAB V Penutup yang
berisi tentang kesimpulan dan saran.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu
Adapun sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang
terdahulu tentang Penerapan model Problem Based Learning atau
pembelajaran berbasiskan masalah yakni yang pertama, skripsi yang ditulis
oleh Limbar Novaztiar Jurusan PGMI, IAIN Purwokerto tahun 2016, yang
berjudul “Penerapan Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas IV di MI Ma’arif NU Kaliwangi
Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2015/2016”.
menyimpulkan bahwa semua rangkaian penerapan model pemecahan
masalah (Problem Solving) pada mata pelajaran matematika sudah berjalan
dengan efektif. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan pembelajaran yang
maksimal, Peserta didik terlihat lebih aktif dan memotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran matematika.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Fitri Etikasari jurusan PAI DAN BP,
IAIN Purwokerto tahun 2015. Dengan judul skripsi “Penerapan Pendekatan
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah DalamPembelajaran PAI DAN BP Materi Zakat MAL Di Kelas VII
SMP Muhammadiyah 10 Belik Pemalang” hasil penelitiannya
menyimpulkan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan Problem Based Learning mampu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI DAN BP materi zakat mal di
kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Belik. Peningkatan dapat dibuktikan
dengan meningkatnya kemampuan Peserta didik dalam 6 langkah- langkah
Problem Based Learning . Selain itu dari data kuantitatif yakni dengan
meningkatnya nilai ujian dari pre test ke siklus I, II dan II.

Dari berbagai penulisan tersebut diatas, penulis tidak menemukan


penelitian serupa dengan penelitian yang hendak dilakukan penulis yaitu
penelitian dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning dengan
strategi make a match untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI DAN BP
Materi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehatpada siswa Kelas II SD Negeri
Bence 02 Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang”.

5
B. Kajian Teori
1. Hakikat Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
model yang dapat menjadikan siswa aktif, mandiri,
menyenangkan dan mampu membentuk kerja sama yang baik
antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
dalam menemukan dan memahami konsep tersebut.
Menurut I wayan Dasna Problem Based Learning
merupakan pelaksanaan pembelajaran berangkat dari
sebuah kasus tertentu dan kemudian di analisis lebih lanjut
guna untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan salah
satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan
kondisi belajar aktif kepada siswa”.2
Menurut Wiantinaisyah “Problem Based Learning
adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru-baru”.2
Model pembelajaran berbasis masalah adalah “suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
faktual sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar berpikir kritis dan terampil dalam pemecahan
masalah, sehingga mereka memperoleh pengetahuan dan
konsep-konsep yang esensial dari materi pembelajaran”.3
Menurut Ibrahim dan Nur (2002) “pembelajaran
berdasarkan masalah merupakan salah satu bentuk
pengajaran yang memberikan penekanan untuk membantu
siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.
Melalui bimbingan yang diberikan secara berulang akan
mendorong mereka mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah konkrit oleh mereka sendiri
serta menyelesaikan tugas – tugas tersebut secara mandiri”.3
2
3
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah (problem based learning). Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya. h.98.
Menurut Muhibbin Syah “Belajar pemecahan masalah
pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, rasional, lugas,
dan teratur, dan teliti”.5
Menurut Nurhayati Abbas “PBL merupakan suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi
dari materi pelajaran”.6
Menurut Stepien, dkk, yang dikutip I wayan bahwa
“PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-
tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
masalah”.
Dalam model Problem Based Learning (PBL), fokus
pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa
tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga
metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh
sebab itu siswa tidak saja harus memahami konsep yang
relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi
juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan
dengan keterampilan menggunakan metode ilmiah dalam
pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran berdasarkan
masalah (problem based learning) merupakan salah satu
model yang dikembangkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan,
pemecahan masalah dan keterampilan intelektual (belajar
berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka
dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi
pembelajar yang otonom atau mandiri) serta bertanggung
jawab. Model pengajaran ini sangat efektif untuk
mengajarkan proses-proses berpikir tingkat tinggi,
membantu peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di
sekelilingnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berdasarkan masalah adalah pembelajaran yang berpusat
pada siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut.

Problem based learning (PBL) atau


pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah
model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berpikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan sedangkan PBM
merupakan pengembangan kurikulum dan sistem
pengajaran yang mengembangkan secara
simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-
dasar pengetahuan dan keterampilan dengan
menempatkan para peserta didik dalam peran
aktif sebagai pemecahan masalah sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik, sebagaimana
dikutip oleh Aris dari Duch, Finkle dan Torp.
2. Model Pembelajaran Make A Match
a. Pengertian Metode Make a Match

Sssssss Model pembelajaran tipe make a-match artinya model


pembelajaran Mencari Pasangan. Setiap peserta didik mendapat sebuah
kartu (bisa soal atau jawaban),lalu secepatnya mencari pasangan yang
sesuai dengan kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam
model pembelajaran make a- match akan riuh, tetapi sangat asik dan
menyenangkan.
Salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif yaitu penggunaan model  pembelajaran make a-
match. Hal ini merupakan  salah satu ciri dari pembelajaran kooperatif
seperti yang dikemukakan oleh Lie (2202:30) bahwa pembelajran
kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan yaitu: saling
ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok.
Model pembelajaran make a-match pertama kali dikembangkan oleh
Lurna Curran (1994), salah satu keunggulan dari model pembelajran ini
adalah siswa mencari pasangan sambil belajarmengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Menurut Rusman dalam Riske Susanti (2011: 14) mengatakan
bahwa salah satu keunggulan model pembelajaran ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam suasanan yang menyenangkan,
Guna meningkatkan hasil belajar peseta didik dikelas, guru
menerapkan Model pembelajaran tipe make a-match. Model
pembelajaran tipe make a-match atau mencari pasangan merupakan
salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik.
Penerapan model pembelajaran ini dimulai dari tekhnik yaitu mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya.peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Make a
Match

Adapun langkah-langkah yang perlu dipersiapkan guru sebelum

menggunakan metode Make a Match adalah:

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu
soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.

c. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang

dipegang.

d. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya. Artinya peserta didik yang kebetulan


mendapat kartu ‘soal’ maka harus mencari pasangan yang
memegang kartu ‘ jawaban soal’ secepat mungkin. demikian juga
sebaliknya.

e. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum

batas waktu diberi poin.

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta


didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya.

g. Demikian seterusnya sampai semua kartu soal dan jawaban jatuh ke

semua peserta didik.
h. Kesimpulan/penutup. 

1. Ccccc Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match

Kelebihan metode Make a Match adalah sebagai berikut:

a. Siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

b. Tehnik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan bisa

digunakan untuk semua usia.

c. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran


d.  Kerjasama siswa akan terwujud dengan dinamis

e. Munculnya dinamika gotong royong seluruh siswa yang merata.

Kelemahan metode Make a Match :

a. Memerlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu

banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.

c. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai

d. Akan tercipta kegaduhan dan keramaian yang tidak terkendali


c.

Make a match adalah sebuah strategi pada satu


pembelajaran yang mengorganisasikan kelas
secara berpasangan, kemudian berbagi menjadi
empat siswa untuk berdiskusi dengan strategi
make a match (sharing). Didalam pelaksanaan
make a match,guru menyiapkan kartu berisi
persoalan, permasalahn dan berisi jawabannya.
3. Pengertian Hasil Belajar
H Abdurrahman (2012:29) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.Hasil

belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri anak

dan faktor yang berasal dari lingkungan.Sejalan dengan itu, Murshell dalam

(Devi Anita Sari, 2011: 191) mengatakan bahwa hasil belajar yang tahan

lama dan siswa dapat menggunakannya dalam hidupnya merupakan

indikator pembelajaran efektif.

Sedangkan Bloom dalam (Agus suprijono,2013:6), mengemukakan

bahwa:

Hasil belajar mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif

adalah knowledge (pengetahuan,ingatan), comprehension (pemahaman,

menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),

dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap

menerima), responding (memberikan

respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakteri

sasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, danroutinized.

Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, social,

manajerial dan intelektual.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan

kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajaritu nerupakan indicator

adanya derajat perubahan tingkah laku peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah terjadinya


proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh

guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok

bahasan.

Hasil belajar adalah kemampuan-


kemampuan yang dimiliki Peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar merupakan prestasi belajar
peserta didik secara keseluruhan yang
menjadi kompetensi dasar dan derajat
perubahan perilaku yang bersangkutan. Hasil
belajar bukan hanya diukur dari hasil
kognitif akan tetapi membawa ke aspek yang
lain pula diantaranya aspek afektif yang
mana aspek ini melihatkan perubahan sikap
dan nilai, dan juga membawa kepada aspek
psikomotor berkaitan pada keterampilan dan
kemampuan baik secara bertingkah laku,
fisik dan psikologis.
4. Materi Pendidikan Agama Islam
ff Agama memiliki peran amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi

nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah

keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual

dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,

dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai

potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan,penghayatan dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

dd Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga


mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa

(kurikulum PAI, 3: 2002).

Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2

menyebutkan Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik

dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-

kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan.

Menurut Muhaimin (2003:6), bahwa pendidikan Agama Islam

merupakan salah satu bagian dari pendidikan Islam. Artinya pendidikan

Islam merupakan sistem pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan

dengan niat menyatukan ajaran Islam dengan nilai-nilai Islam dalam

kegiatan Pendidikannya.

Sedangkan Ramayulis (2012: 21) mengemukakan bahwa Pendidikan

Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta

didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa,

berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya

kitab suci al-Qur’an dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

latihan, serta penggunaan pengalaman.

Adapun Zakiah Daradjat menyimpulkannya sebagaimana dikutip oleh

Risnawati (2010: 9 ), yaitu:

a.      Pendidikan agama islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran islam serta menjadikannya


sebagai pandangan hidup (way of life).

b.      Pendidikan agam islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar

ajaran Islam.

c.       Pendidikan agama islam adalah pendidikan mealui ajaran-ajaran

agama islam, yaitu berupa berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

memahami, menghayati, dan mengamlkan ajaran-ajaran agama islam

yng telah diaykininya secara menteluruh, serta menjadikan ajaran

agama islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan

dan kesejahteraan hidup di dunia maupun diakherat kelak.

2.      Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 Bab I pasal 2

menyebutkan Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta

didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-

kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan.

Menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang


apada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai

pandangan hidup.

Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab

pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan

untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah

Drajat bahwa: “pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh

pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.

3.      Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi

keserasian,keselarasan dan keseimbangan antara :

a. Hubungan manusia dengan Allah swt

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

meliputi lima unsur pokok, yaitu:

a.       Al-Qur’an

b.      Aqidah

c.       Syari’ah

d.      Akhlak

e.       Tarikh

Pada tingkat SD penekanan diberikan kepada 4 unsur pokok yaitu:

keimanan, ibadah, al-Qur’an. Sedangkan pada sekolah lanjutan tingkat

pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) disamping keempat

unsur pokok diatas maka unsur pokok Syariah semakin

dikembangkan.Unsur pokok Tarikh diberikan secara seimbang pada setiap


satuan pendidikan
1.

Ruang lingkup dan urutan materi Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti kelas II tingkat SD salah satunya pada bidang
akhlak yaitu perilaku terpuji, terdapat pada materi tentang Hidup
Bersih Dan Sehat. Dalam materi hidup bersih dan sehat ini terdiri
dari 2 sub materi yaitu bersih dan sehat serta peduli lingkungan.

5. Problem Based Learning dengan strategi make a match dalam

19
Pembelajaran PAI DAN BP
Jenjang SD adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk
memberikan bekal dasar atau awal kepada Peserta didik untuk menjadi
sumber daya manusia (SDM) yang siap berada dilingkungan masyarakat.
Dimana akan menjadi bekal untuk jenjang sekolah berikutnya dan
lingkungannya kelak. Dengan ini pembelajaran model problem based
learning dengan strategi make a match sangat cocok dilaksanakan di SD
terlebih ini adalah mata pelajaran PAI dan BP.

Melalui penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar


Peserta didik, maka Peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran
dengan mengaitkan masalah kehidupan sehari-hari Peserta didik dengan
keadaan nyata Peserta didik yang kontekstual, selain itu dengan strategi
make a match nantinya peserta didik akan memacu kreatifitas dan
ketelitiannya dalam menyocokkan pertanyaan dan jawabannya, peserta
didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Sehingga materi yang diberikan
guru pada mata pelajaran PAI dan BP mudah diterima oleh Peserta didik
dan memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi Peserta didik.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif, sebab
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Active Research. PTK
sangat cocok untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan dalam kelas
dan lebih fokus pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau
pada proses belajar mengajar.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian
tindakan, yaitu : 1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, 2) penelitian
tindakan kolaboratif, 3) penelitian tindakan simultran terintegrasi, dan 4)
penelitian tindakan sosial eksperimental.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
dimana guru sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas.
Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas, dalam kegiatan ini guru terlibat langsung secara
penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan
sangat kecil.
Dalam penelitian ini, rancangan atau desain penelitian tindakan
kelas merupakan suatu rencana penelitian yang amat berbeda dari
rancangan jenis penelitian yang lain. Dapat dikatakan bahwa rancangan
penelitian tindakan kelas merupakan pengembangan dan atau
penggabungan dari unsur-unsur tertentu dari berbagai jenis rancangan
penelitian. Sedangkan secara sederhana, prinsip pelaksanaan penelitian
tindakan kelas menurut model Kemmis & McTaggart1 dapat digambarkan

1
Depdikbud. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah edisi keempat. (Malang: Universitas Negeri
Malang, 1999) hal. 21.

21
sebagai berikut

Gambar (1) Model Kemmis dan McTaggart


Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart
pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai
satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu
putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
evaluasi/refleksi. Tahap-tahap ini terjadi secara berulang-ulang yang akhirnya
menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian. Tahapan pelaksanaan penelitian
ini terkait dengan alur kerja penelitian tindakan kelas di atas secara sederhana dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar (2) Siklus Penelitian Tindakan Kelas


Berdasarkan gambar di atas, maka sebelum melakukan penelitian, peneliti
terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah penelitian untuk menetapkan masalah
yang perlu mendapatkan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas. Setelah itu baru
melakukan kegiatan siklus penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas II SD Negeri Bence 02

22
Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang. Sekolah Dasar ini terletak di
Dusun Krajan Desa Bence. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
Juni semester I Tahun Pelajaran 2022/2023. Subyek penelitian dalam PTK ini
adalah peserta didik kelas II SD Negeri Bence 02 tahun pelajaran 2022-2023
C. Prosedur penelitian
Karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka pelaksanaanya
dilakukan secara bersiklus. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus. Setiap
siklus terdiri dari :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Pembuatan perangkat pembelajaran yang diperlukan (pemetaan, silabus,
RPP) yang berpedoman pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses
b. Membuat lembar observasi peserta didik
c. Membuat kisi-kisi soal siklus 1,2, dan 3
d. Membuat soal tes untuk siklus 1,2, dan 3
e. Membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
f. Menyiapkan media audio visual tentang materi Hidup bersih dan sehat
g. Diskusi dengan strategi make a match dengan rekan guru dan kepala
sekolah.
h. Menyusun proposal penelitian.
2. Pelaksanaan
Semua tindakan yang sudah direncanakan dilaksanakan dalam bentuk
langkah nyata diantaranya sebagai berikut :
a. Menyiapkan media pembelajaran berupa media audio visual
b. Guru melaksanakan semua kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
RPP yang dibuat yakni terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup.
3. Observasi
Peneliti sebagai pengajar melakukan pengamatan:
a. Guru mengamati pada setiap kegiatan, terutama yang berkaitan dengan
sikap peserta didik.
b. Guru mengamati aktivitas peserta didik di kelas.
c. Guru mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami saat
proses pembelajaran.
4. Refleksi

23
Refleksi dilakukan dengan menganalisis data siklus 1 yang digunakan
sebagai acuan penyusunan siklus 2 dan berlanjut pada siklus 3. dari refleksi
ini akan diketahui hasil belajar peserta didik pada materi hidup bersih dan
sehat apakah mengalami peningkatan atau tidak.

D. Pelaksanaan Siklus Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan 3 siklus. Masing-masing siklus


terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang
digambarkan dalam bagan berikut :

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam hal ini tes diberikan
kepada peserta didik kelas II Sd Negeri Bence 02
2. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti (PAI & BP) khususunya dalam materi Hidup Bersih dan
Sehat model PBL dengan strategi make a match.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, pemilihan dan

24
penyimpanan. Dalam hal ini beripa foto kegiatan pembelajaran
peserta didik kelas II.
F. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data seperti tes,
quisioner, observasi, skala sikap, sosiometri, wawancara dan lain-lain.
Instrumen yang digunaan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran
2. Tes pada di akhir pembelajaran. Tes ini dirancang berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil tes ini akan digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam materi hidup bersih
dan sehat. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal
yang diberikan adalah pilihan ganda dan uraian berjumlah 6 soal.
3. Dokumentasi
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
data secara kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut.
1. Data yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan kemudian
dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.
Teknik analisisa data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif, sehingga data tersebut akan dianalisa secara deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan
dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian
disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan
dan kegiatan penelitian.
2. Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti setelah menggunakan model problem
based learning dengan menggunakan pendekatan kuantitatif prosentase
untuk membuktikan ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah
pembelajaran berlangsung dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

P = prosentase ketuntasan belajar peserta didik

n = jumlah peserta didik yang tuntas belajar.

N = jumlah seluruh peserta didik

25
Kategori Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik: (1) Ketuntasan
perorangan, seorang peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai
skor ≥ 70 dari skor maksimal 100; (2) Ketuntasan klasikal, suatu kelas diyatakan
tuntas apabila terdapat minimal 80% telah mencapai ketuntasan individual ≥ 70 dari
skor maksimal 100.
H. Keabsahan Data
Berdasarkan teknis analisis data di atas dapat dipastikan bahwa data yang
diperoleh benar benar terbukti keabsahannya. Untuk pengecekan keabsahan data
dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Moleong2 bahwa teknik triangulasi adalah pemeriksanaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Peneliti menggunakan trianggulasi data ini untuk mencari informasi baru guna
membuktikan bahwa data yang telah diperoleh adalah terpercaya. Pencarian
informasi tentang data yang sama, digali dari berbagai informasi yang berbeda dan
pada tempat yang berbeda. Data yang sama juga dicarikan informasi dan informan
yang sama tetapi pada suasana yang berbeda. Selanjutnya data-data yang ada dapat
ditarik simpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya.
Untuk itu, trianggulasi data ini dilakukan peneliti melalui wawancara, observasi
langsung dan observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini dimaksudkan
dalam bentuk pengamatan atas beberapa kegiatan dan kejadian, yang kemudian dari
hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan di antara
keduannya.

I. Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan)

Keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari beberapa
indikator, antara lain:
2
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 178.

26
1. Jumlah Peserta didik yang mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal
dengan nilaiKKM 70 pada setiap siklusnya
2. Peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya.
J. Tim Peneliti
1. Guru mata pelajaran sebagai peneliti
2. Kepala sekolah sebagai pihak yang menyetujui proses pembuatan PTK

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian


1. Sejarah singkat SD Negeri Bence 02
SD Negeri Bence 02 adalah salah satu satuan pendidikan dengan
jenjang SD yang beralamat di Dusun Krajan Desa Bence, Kecamatan
Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. SD Negeri Bence 02 di
dirikan pada 6 Januari 1954, dan mempunyai ijin operasional pada 1 Januari
1910. Dalam menjalankan kegiatannya, SD Negeri Bence 02 berada di bawah
naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berstatus Negeri, dengan
NPSN 20521384, terakreditasi B dan menyelengarakan pembelajaran pada pagi
hari.

2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Bence 02


VISI SEKOLAH
Terwujudnya Sekolah Yang Unggul Dalam Prestasi Inovasi Berdasarkan Imtaq
Dan Imtek, Dan Berperan Aktif Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup.
MISI SEKOLAH
1) Mengembangkan kurikulum sekolah sesuai dengan standar nasional.
2) Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif.
3) Mengembangkan sistem penilaian autentik melalui pendekatan saintifik.
4) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
5) Meningkatkan pelayanan sekolah melalui kemitraan dengan komite,
paguyuban dan insentif terkait dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
6) Meningkatkan upaya warga sekolah dalam melestarikan lingkungan hidup.
TUJUAN SEKOLAH
1) Terlaksananya kurikulum sesuai dengan standar nasional.
2) Terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif
3) Sekolah menggunakan penilaian saintifik yang berlaku
4) Sekolah memiliki pendidik yang berijazah linier sesuai dengan yang
diampu.
5) Menjalin kemitraan dengan komite, paguyuban dan instansi terkait dalam
upaya terwujudnya pelestarian lingkungan hidup.
6) Tercapainya warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

28
3. Struktur organisasi

4. Kondisi SDM, Sarana dan prasarana


a. Kondisi SDM
SD Negeri Bence 02 memiliki 1 Kepala Sekolah, 6 orang Guru kelas terdiri
dari 3 Guru PNS dan 3 Guru Non PNS (Honorer). 1 GPAI dan BP (Honorer)
dan 1 Penjaga sekolah (Honorer). Sedangkan untuk peserta didik berjumlah
total 145 terdiri dari 75 peserta didik berjenis kelamin laki-laki dan 80
perempuan.
b. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pada SD Negeri Bence 02 adalah sebagai berikut :
1) SD Negeri Bence 02 memiliki luas tanah 1,382 m2
2) Memiliki sumber listrik 900W dari PLN
3) Mempunyai akses internet dengan jaringan wifi
4) Memiliki 6 Ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat peserta didik
belajar.
5) 1 Ruang Guru yang berfungsi sebagai tempat para tenaga
kependidikan menjalankan menjalankan administrasi sekolah
6) 1 Ruang Kepala Sekolah
7) 1 Ruang UKS
8) 1 Kamar mandi dan toilet guru

29
9) 2 Kamar mandi dan toilet Peserta didik laki-laki dan perempuan
10) 1 Lapangan upacara
11) 1 Gudang
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I dilaksanakan
pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2022, siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 18 Juli 2022, dan siklus III dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 30 Juni
2022. Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan adalah dengan menggunakan
metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning, yakni pembelajaran yang menekankan kolaborasi antar peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran ini peserta didik dikelompokkan, setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Setiap kelompok dipilih oleh secara heterogen, baik jenis
kelamin maupun kemampuan atau prestasi, supaya peserta didik yang ada dalam
setiap kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di kelas.
1. Paparan Data Siklus I
a. Rencana tindakan siklus I
Pada rencana tindakan siklus pertama ini peneliti melaksanakan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP)
dengan penerapan metode diskusi dengan strategi make a match melalui
model Problem Based Learning. Dengan metode dan model pembelajaran
tersebut, peneliti berusaha membantu peserta didik untuk belajar bersama
dalam sebuah kelompok belajar yang aktif dan menyenangkan. Siklus I ini
dilaksanakan selama 4 X 35 menit (satu pertemuan).
Sebelum siklus pertama dilaksanakan peneliti melakukan beberapa
tahap persiapaan, antara lain:
1) Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan Lembar tugas pada LKPD yang berupa tugas kelompok dan
tugas individu
3) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengobservasipelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI & BP di kelas II.
4) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi:
a) Pendahuluan (15 menit)
b) Kegiatan Inti (110 menit)
c) Penutup Pembelajaran/Refleksi Pengalaman Belajar (15 menit)

30
b. Pelaksanaan tindakan siklus I
Pada pelaksanaan tindakan siklus pertama ini dilaksanakan selama 4 X 35
menit (satu pertemuan), yaitu pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2022.
Adapun langkah-langkah pembelajaraan meliputi sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulaipembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan
“tepuk anak sehat”. (comunication)
Apersepsi
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi Bersih dan sehat.
(comunication)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu. .(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi dengan strategi make
a match kelompok dengan strategi make a match atau mencari
pasangan kartu. .(comunication)
2) Kegiatan Inti
 Orientasi peserta didikkepada masalah
Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab,
percaya diri dan pantang menyerah
 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian untuk mengamati gambar tentang masalah yang berkaitan
dengan hidup bersih dan sehat.
Mengamati
 Peserta didik mengamati untuk mengamati gambar tentang masalah
yang berkaitan dengan hidup bersih dan sehat pada tayangan slide
PPT(TPACK)
Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang
arti dari bersih dan sehat, hadits yang berkaitan tentang bersih dan
sehat, perilaku yang mencerminkan cara menjaga kebersihan dan
kesehatan, serta hikmah menjaga kebersihan, melalui PPT. (TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
Sesekali guru meminta salah satu peserta didik membaca tulisan pada
tayangan slide PPT. (Comunication,Critical Thinking,Colaboration )

31
 Mengorganisasikan peserta didik
Ayo Berdiskusi dengan strategi make a match
 Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-masing
kelompok beranggota 4 orang peserta didik. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok untuk berdiskusi
dengan strategi make a match dengan strategi make a match.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a match dengan
strategi make a match. (Comunication, Colaboration )
 Membimbing penyelesaian masalah individu dankelompok
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik pada masing-masing kelompok menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan cara menjaga kebersihan badan,
pakaian, lingkungan, dan cara menjaga kesehatan badan berdasarkan
strategi make a match dengan saling menghargai pendapat sesama teman.
(Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and problem
solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama mencocokkan antara kartu tentang contoh
lingkungan biotik dan abiotik pada LKPD yang telah di sediakan (Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan pemecahan masalah
mengenai contoh lingkungan biotik dan abiotik. (Comunication, problem
solving)
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengkomunikasikan
 Perwakilan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
didepan kelas (Creative Thinking, Percaya Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban yang
disampaikan. (Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD dengan strategi
make a match pada kertas karton yang telah disediakan.
(Comunication,Creative Thinking ,Colaboration)
Guru memberikan reward pada kelompok terbaik (Stimulus)
 Menganalisa &mengevaluasi proses pemecahanmasalah
Mengasosiasikan
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksidari guru
terkait pembelajaran tentang Bersih dan Sehat.
 Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau gurumelemparkan
beberapa pertanyaan atau jawaban kepada siswa tentang materi Bersih dan
Sehat (Generalization, Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD yang telah di
sediakan
Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD
3) Kegiatan penutup
Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)

32
 Menyampaikan minggu akan mempelajari sub materi peduli lingkungan.
(Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar
(Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)
c. Observasi siklus I

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan


pelaksanaan siklus. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati
proses pembelajaran PAI& BP di Kelas II dan mengamati aktivitas peserta
didik dalam melaksanakan diskusi dengan strategi make a match dengan
model Problem Based Learning dengan tertib yang dibimbing oleh guru.
Semua aktivitas pembelajaran melalui diskusi dengan strategi make a
match tersebut terdapat pada lembar observasi aktivitas belajar peserta
didik yang telah disediakan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus I,
diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP melalui penarapan metode
diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning sebagaimana yang ada pada tabel di bawah ini:

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik sudah bisa beradaptasi

33
dengan pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning yang diterapkan di dalam kelas, meskipun masih belum
maksimal karena belum terbiasa dengan skenario pembelajaran tersebut. Dari hasil
observasi saat berlangsungnya pembelajaran terlihat adanya nilai rata-rata kelas
sebesar 62,50% dengan rincian antara lain: aspek keterlibatan 2,83, aspek bertanya
2,50, aspek menjawab 2,42, aspek gagasan 2,25, aspek kerjasama 2,50, dan aspek
tertib 2,50.

Meskipun proses pembelajaran di kelas sudah tidak lagi terlihat “Pasif” seperti
sebelum diterapkannya metode diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning. Namun masih terdapat beberapa peserta didik yang belum
mampu melaksanakan aspek pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning yang diterapkan oleh guru, sehingga
perlu adanya bimbingan lebih mendalam dalam pelaksanaan siklus II nanti. Hal ini
terlihat dari hasil skor rata-rata peserta didik yang masih belum mencapai nilai 3
(Baik) atau masih berkisar nilai 2 (Cukup), sehingga dalam pembelajaran siklus I ini
predikat pembelajaran masuk kategori “Kurang Aktif” (KA).

d. Refleksi siklus I

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan peneliti bersama dengan peserta


didik Kelas II SDN Bence 02 setelah pembelajaran siklus I selesai untuk
mengevaluasi kegiatan pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning ang telah dilakukan bersama
secara berkelompok. Guru mengajak peserta didik untuk berdialog tentang
kekurangan dan kelebihan penerapan metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning pada pembelajaran PAI & BP.
Selain itu, peneliti juga menganalisa kesulitan apa saja yang dialami oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh
peserta didik selama proses pembelajaran melalui penerapan metode diskusi
dengan strategi make a match dengan model Problem Based Learning
berlangsung.
Kendatipun penerapan pembelajaran PAI & BP pada siklus I sudah
menerapkan metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem
Based Learning pada materi “Hidup Bersih Dan Sehat”, namun hasilnya belum
optimal. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor:
a. Peserta didik belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran melalui metode

34
diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning, sehingga masih ada sebagian peserta didik yangkurang serius.
b. Kegiatan presentasi hasil pengamatan diskusi dengan strategi make a match
belum berjalan dengan lancar, hal ini berimplikasi pada saat presentasi
peserta didik belum lancar dalam membaca hasil diskusi dengan strategi
make a match karena kurang percaya diri.
c. Kemampuan peserta didik dalam tanya jawab dan mempresentasikan hasil
pengamatan kurang sistematis.
d. Kerjasama kelompok kurang maksimal, karena masih ada beberapa peserta
didik yang pasif di dalam kelompoknya.
e. Penguasaan peserta didik terhadap materi kurang komprehensif dan kurang
mendalam.

Berdasarkan hasil analisa dan refleksi tersebut di atas maka peneliti perlu
melakukan langkah-langkah remedial untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
PAI & BP tentang materi “Hidup Bersih Dan Sehat” dengan lebih maksimal.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyiapkan diskusi dengan strategi
make a match dengan lebih matang saat itu juga (hari itu), dengan mengubah
komposisi setiap kelompok dan direncanakan skenario pembelajaran diskusi
dengan strategi make a match kelompok yang baru untuk diterapkan pada
pertemuan pembelajaran PAI & BP satu minggu kemudian (Siklus II).
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus I diketahui pemahaman
peserta didik tentang materi PAI & BP Kelas II. Hal ini terlihat dari hasil belajar
peserta didik yaitu nilai rata-rata kelas 68,33% dengan ketuntasan 67% .
Untuk mengetahui hasil tes belajar peserta didik pada hasil tes siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

35
Gambar 2 : Bagan laporan Kegiatan siklus 1

B. Paparan Data Tindakan Siklus II

1. Rencana Tindakan Siklus II


Pada tahapan ini peneliti melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) dengan penerapan metode diskusi dengan
strategi make a match melalui model Problem Based Learning. Dengan metode
dan model pembelajaran tersebut, peneliti berusaha membantu Peserta didik
untuk belajar bersama dalam sebuah kelompok belajar yang aktif dan
menyenangkan. Siklus II ini dilaksanakan selama 4 X 35 menit (satu
pertemuan).

36
Sebelum siklus kedua dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap
persiapaan, antara lain:
1) Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Membagi Peserta didik yang berjumlah 12 anak menjadi tiga kelompok,
yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang.
3) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengobservasipelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI & BP di kelas II.
4) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II meliputi:

a) Pendahuluan (15 menit)


b) Kegiatan Inti (110 menit)
c) Penutup Pembelajaran/Refleksi Pengalaman Belajar (15 menit)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilaksanakan selama 4 X 35


menit (satu pertemuan), yaitu pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022. Adapun
langkah-langkah pembelajaraan meliputi sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulaipembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan “tepuk
anak sehat”. (comunication)
Apersepsi
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi Peduli Lingkungan. (comunication)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat
itu. .(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi dengan strategi make a
match kelompok dengan strategi make a match atau mencari pasangan kartu.
.(comunication)
2) Kegiatan Inti

37
 Orientasi peserta didikkepada masalah
Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri
dan pantang menyerah
 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
untuk mengamati gambar tentang berbagai permasalahan tentang peduli
lingkungan dengan beberapa pertanyaan.
Mengamati
 Peserta didik mengamati gambar tentang berbagai bencana yang timbul akibat
tidak peduli pada lingkungan (TPACK)
Menulis
 Peserta didik menuliskan masalah, penyebab masalah, dan solusi atas
permasalahan atas gambar tentang peduli lingkungan.
Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang
pengertian lingkungan, hadits Nabi dan firman Allah terkait peduli lingkungan,
cara menyayangi lingkungan dan hikmah menyayangi lingkungan melalui PPT.
(TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
 Sesekali guru meminta salah satu peserta didik membaca tulisan pada
tayangan slide PPT. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )Mengorganisasikan peserta didik
 Mengorganisasikan peserta didik pada masalah
Ayo Berdiskusi dengan strategi make a match
 Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
beranggota 4 orang peserta didik. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok untuk berdiskusi
dengan strategi make a match dengan strategi make a match.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a match dengan
strategi make a match. (Comunication, Colaboration )
 Membimbing penyelesaian masalah individu dankelompok
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik pada masing-masing kelompok menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan “ cara menjaga dan memelihara selokan air,
menanggulangi sampah, cara memelihara sungai, cara menjaga dan
memelihara pohon sekitar rumah, cara menjaga kebersihan kamar mandi
berdasarkan strategi make a match dengan saling menghargai pendapat
sesama teman. (Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama antar peserta didik dalam kelompok 1
menyocokkan antara kartu soal dan mencari jawaban pada kelompok 2
(Critical Thinking,Colaboration, Problem solving, communication )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan pemecahan masalah make
a macth (Comunication, problem solving)
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengkomunikasikan
 Perwakilan Peserta didik pada kelompok 1 dan 2 mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya didepan kelas kelompok 3 memberi penilaian apakah sudah

38
benar atau tidak(Creative Thinking, Percaya Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban yang disampaikan.
(Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD dengan strategi make a
match pada kertas karton yang telah disediakan. (Comunication,Creative
Thinking ,Colaboration)
 Guru memberikan reward pada kelompok terbaik (Stimulus)
 Menganalisa &mengevaluasi proses pemecahanmasalah
Mengasosiasikan
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksidari guru terkait
pembelajaran tentang Peduli Lingkungan.
 Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi peduli lingkungan
(Generalization, Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD yang telah di
sediakan Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD
3) Kegiatan penutup
Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)
 Menyampaikan minggu depan akan melanjutkan materi tentang peduli
lingkungan (macam-macam lingkungan dll.). (Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar (Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)

3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
pelaksanaansiklus. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran PAI & BP di Kelas II dan mengamati aktivitas Peserta didik
dalam melaksanakan diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning dengan tertib yang dibimbing oleh guru. Semua
aktivitas pembelajaran melalui diskusi dengan strategi make a match tersebut
terdapat pada lembar observasi aktivitas belajar Peserta didik yang telah
disediakan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus II RPP 2 ,
diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP melalui penarapan metode diskusi
dengan strategi make a match kelompok dengan model Problem Based
Learning sebagaimana yang ada pada tabel di bawah ini:

39
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Peserta didik sudah bisa beradaptasi
dengan pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning yang diterapkan di dalam kelas, meskipun masih belum
maksimal karena belum terbiasa dengan skenario pembelajaran tersebut. Dari hasil
observasi saat berlangsungnya pembelajaran terlihat adanya nilai rata-rata kelas
sebesar 83,33 % dari sebelumnya hanya sebesar 62,50% dengan rincian antara lain:
aspek keterlibatan 3,33, aspek bertanya 3,08, aspek menjawab 3,08, aspek gagasan
3,25, aspek kerjasama 3,58, dan aspek tertib 3,67.

Meskipun proses pembelajaran di kelas sudah tidak lagi terlihat “Pasif”


seperti sebelum diterapkannya metode diskusi dengan strategi make a match
dengan model Problem Based Learning. Peserta didik sudah mulai terbiasa dengan
model Problem Based Learning sehingga terlihat lebih termotivasi dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Hasil dari pembelajaran di kelas sudah mencapai
kategori Aktif dan mengalami peningkatan dari siklus I yang masih Kurang Aktif
(KA).

4. Tahap Refleksi / Evaluasi


Kegitan refleksi ini dilaksanakan peneliti bersama dengan Peserta

40
didik Kelas II SDN Bence 02 setelah pembelajaran siklus II Rpp 2 selesai untuk
mengevaluasi kegiatan pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning ang telah dilakukan bersama
secara berkelompok. Guru mengajak Peserta didik untuk berdialog tentang
kekurangan dan kelebihan penerapan metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning pada pembelajaran PAI & BP.
Selain itu, peneliti juga menganalisa kesulitan apa saja yang dialami oleh Peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh
Peserta didik selama proses pembelajaran melalui penerapan metode diskusi
dengan strategi make a match dengan model Problem Based Learning
berlangsung.
Kendatipun penerapan pembelajaran PAI & BP pada siklus II sudah
menerapkan metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem
Based Learning pada materi “Hidup Bersih Dan Sehat” sub tema Peduli
lingkungan, namun hasilnya belum optimal. Hal ini disebabkan karena beberapa
faktor:
a. Peserta didik belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran melalui metode
diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning, sehingga masih ada sebagian Peserta didik yangkurang serius.
b. Pada saat kegiatan penyampaian materi Peduli Lingkungan terlihat 3-4
peserta didik merasa bosan dan tidak serius mendengarkan penjelasan guru.
c. Kemampuan Peserta didik dalam menanggapi pertanyaan dari peserta didik
yang lain masih kurang maksimal dan ragu dalam menyampaikan
pendapatnya.
d. Kerjasama kelompok kurang maksimal, karena masih ada beberapa Peserta
didik yang pasif di dalam kelompoknya.

Berdasarkan hasil analisa dan refleksi tersebut di atas maka peneliti


perlu melakukan langkah-langkah remedial untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran PAI & BP tentang materi “Hidup Bersih Dan Sehat” dengan lebih
maksimal. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyiapkan diskusi
dengan strategi make a match dengan lebih matang saat itu juga (hari itu), dengan
mengubah komposisi setiap kelompok dan direncanakan skenario pembelajaran
diskusi dengan strategi make a match kelompok yang baru untuk diterapkan pada
pertemuan pembelajaran PAI & BP satu minggu kemudian (Siklus III).
Selain itu berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II diketahui ada
peningkatan pemahaman Peserta didik tentang materi PAI & BP Kelas II. Hal ini

41
terlihat dari hasil belajar Peserta didik yang sebelumnya ketika tes ahir
pembelajaran nilai rata-rata kelas 68,33 meningkat pada siklus II RPP 2 dengan
nilai rata-rata kelas menjadi 75,83 dengan nilai ketuntasan mencapai 83%.

Dari hasil tes terlihat adanya peningkatan yang signifikan setelah penerapan
metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning. Hal ini bisa dilihatdari tingkat ketuntasan belajar Peserta didik yang
sudah mencapai 83% berbeda jauh dengan sebelum adanya tindakan siklus I yang
hanya mencapai 67%. Meskipun ada peningkatan, namun masih terdapat dua
Peserta didik yang masih dalam kategori tidak tuntas yaitu sejumlah 17%.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Peserta didik pada hasil tes
siklus II Rpp 2 dapat dilihat pada tebel berikut ini.

Sedangkan peningkatan prestasi belajar peserta didik pada siklus II ini,


perbandingan dengan nilai posttes siklus I dapat dilihat dari diagram berikut :

42
C. Paparan data Siklus 3
1. Rencana Tindakan Siklus III

Sebagaimana dalam siklus pertama dan kedua, pada rencana


tindakan siklus ketiga ini peneliti masih tetap melaksanakan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) dengan penerapan
metode diskusi dengan strategi make a match melalui model Problem based
learning. Dengan metode dan model pembelajaran tersebut, peneliti berusaha
membantu peserta didik untuk belajar bersama dalam sebuah kelompok
belajar yang aktif dan menyenangkan. Dengan strategi Make a Match. Siklus
III ini dilaksanakan selama 4 X 35 menit (satu pertemuan).
Sebelum siklus III dilaksanakan peneliti melakukan
beberapa tahap persiapaan, antara lain:

1) Membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP)


2) Menyiapkan Lembar tugas pada LKPD yang berupa tugas
kelompok dan tugas individu.
3) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengobservasipelaksanaan kegiatan pembelajaran PAI & BP di
kelas II.
4) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus III meliputi:
a) Pendahuluan (15 menit)
b) Kegiatan Inti (110 menit)

43
c) Penutup Pembelajaran/Refleksi Pengalaman Belajar (15 menit)
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan siklus kedua ini dilaksanakan selama 4 X 35
menit (satu pertemuan), yaitu pada hari Kamis tanggal 30 Juni 2022. Adapun
langkah-langkah pembelajaraan meliputi sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulaipembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan
“tepuk semangat”. (comunication)
Apersepsi
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi Peduli Lingkungan.
(comunication)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
saat itu. .(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi dengan strategi make a
match kelompok dengan strategi make a match atau mencari pasangan
kartu. .(comunication)
2) Kegiatan Inti
 Orientasi peserta didik kepada masalah
Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya
diri dan pantang menyerah
 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian
untuk mengamati video tentang lingkungan biotik dan abiotik dengan beberapa
pertanyaan.
Mengamati
 Peserta didik mengamati video tentang lingkungan biotik dan abiotik
(TPACK) Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang cara
menyayangi lingkungan biotik dan abiotik dan manfaat menyayangi lingkungan
melalui PPT. (TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
Sesekali guru meminta salah satu peserta didik membaca tulisan pada tayangan
slide PPT. (Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Mengorganisasikan peserta didik pada masalah
Ayo Berdiskusi dengan strategi make a match

44
 Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
beranggota 4 orang peserta didik. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok untuk berdiskusi
dengan strategi make a match dengan strategi make a match.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a match dengan
strategi make a match. (Comunication, Colaboration )
 Membimbing penyelesaian masalah individu dankelompok
Mengumpulkan informasi
 Peserta didik pada masing-masing kelompok menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan “ contoh lingkungan biotik dan abiotik berdasarkan
strategi make a match dengan saling menghargai pendapat sesama teman.
(Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and problem
solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama mencocokkan antara kartu tentang contoh
lingkungan biotik dan abiotik pada LKPD yang telah di sediakan (Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan pemecahan masalah
mengenai contoh lingkungan biotik dan abiotik. (Comunication, problem
solving)
 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengkomunikasikan
 Perwakilan Peserta didik pada kelompok 1 dan 2 mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya didepan kelas kelompok 3 memberi penilaian apakah sudah
benar atau tidak(Creative Thinking, Percaya Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban yang disampaikan.
(Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD dengan strategi make a
match pada kertas karton yang telah disediakan. (Comunication,Creative
Thinking ,Colaboration)
 Guru memberikan reward pada kelompok terbaik (Stimulus)
 Menganalisa &mengevaluasi proses pemecahanmasalah
Mengasosiasikan
Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksidari guru terkait
pembelajaran tentang Peduli Lingkungan.
 Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi peduli lingkungan
(Generalization, Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD yang telah di
sediakan Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD
3) Kegiatan penutup
Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)
 Menyampaikan minggu depan akan mengadakan Penilaian Harian tentang
materi hidup bersih dan sehat. (Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar (Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)

45
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan pelaksanaan siklus. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk
mengamati proses pembelajaran PAI& BP di Kelas II dan mengamati
aktivitas peserta didik dalam melaksanakan diskusi dengan strategi
make a match dengan model Problem Based Learning dengan tertib
yang dibimbing oleh guru. Semua aktivitas pembelajaran melalui
diskusi dengan strategi make a match tersebut terdapat pada lembar
observasi aktivitas belajar peserta didik yang telah disediakan oleh
peneliti.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus III RPP
3 , diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP melalui penarapan
metode diskusi dengan strategi make a match kelompok dengan
model Problem Based Learning sebagaimana yang ada pada tabel di
bawah ini:

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik sudah bisa


beradaptasi dengan pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a match

46
dengan model Problem Based Learning yang diterapkan di dalam kelas,
meskipun masih belum maksimal karena belum terbiasa dengan skenario
pembelajaran tersebut. Dari hasil observasi saat berlangsungnya pembelajaran
terlihat adanya nilai rata-rata kelas sebesar 90,28% dari sebelumnya hanya
sebesar 78,13% dengan rincian antara lain: aspek keterlibatan 3,67, aspek
bertanya 3,75, aspek menjawab 3,67, aspek gagasan 3,25, aspek kerjasama
4,00, dan aspek tertib 3,33.

Dalam proses pembelajaran di kelas sudah tidak lagi terlihat “Pasif”


seperti sebelum diterapkannya metode diskusi dengan strategi make a match
dengan model Problem Based Learning. Sudah terdapat peningkatan signifikan
terhadap peserta didik setelah melaksanakan aspek pembelajaran metode
diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based Learning
yang diterapkan oleh guru. Hal ini terlihat dari hasil skor rata-rata peserta didik
sudah mencapai nilai 3 (Baik) atau sudah ada yang mencapai nilai 4 (sangat
baik), sehingga dalam pembelajaran siklus III ini predikat pembelajaran masuk
kategori “Sangat Aktif” (SA).

4. Tahap Refleksi / Evaluasi


Kegitan refleksi ini dilaksanakan peneliti bersama dengan peserta
didik Kelas II SDN Bence 02 setelah pembelajaran siklus III Rpp 3 selesai
untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran metode diskusi dengan strategi
make a match dengan model Problem Based Learning yang telah dilakukan
bersama secara berkelompok. Guru mengajak peserta didik untuk berdialog
tentang kekurangan dan kelebihan penerapan metode diskusi dengan strategi
make a match dengan model Problem Based Learning pada pembelajaran PAI
& BP. Selain itu, peneliti juga menganalisa kesulitan apa saja yang dialami
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dan hal-hal apa saja yang
dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran melalui penerapan
metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem Based
Learning berlangsung.
Setelah penerapan pembelajaran PAI & BP pada siklus III dengan
menerapkan metode diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning pada materi “Hidup Bersih Dan Sehat” sub tema
Peduli lingkungan hasilnya sudah optimal. Hal ini disebabkan karena beberapa
faktor:
a. Peserta didik sudah terbiasa dengan penerapan pembelajaran melalui

47
metode diskusi dengan strategi make a match dengan model Problem
Based Learning, sehingga peserta didik sudah menunjukkan antuasisme
dan termotivasi mengikuti pembelajaran.
b. Kemampuan peserta didik dalam menanggapi permasalahan dalam
pembelajaran dan pertanyaan dari peserta didik yang lain sudah maksimal
dan sehingga tanya jawab berjalan aktif dan kondusif.
c. Kerjasama kelompok sudah maksimal, karena beberapa peserta didik yang
sebelumnya masih pasif di dalam kelompoknya sekarang sudah aktif
belajar di dalam kelompoknya.
Berdasarkan hasil analisa dan refleksi tersebut di atas maka
peneliti sudah merasa cukup untuk mengakhiri penelitian pada siklus ini.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus III diketahui ada
peningkatan pemahaman peserta didik tentang materi PAI & BP Kelas II.
Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang sebelumnya ketika tes
di akhir pembelajaran nilai rata-rata kelas 75,83 meningkat pada siklus III
RPP 3 dengan nilai rata-rata kelas menjadi 90,83.

Dari hasil Tes di akhir pembelajaran terlihat adanya peningkatan


yang signifikan setelah penerapan metode diskusi dengan strategi make a
match dengan model Problem Based Learning. Hal ini bisa dilihat dari
tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang sudah mencapai 100 %
berbeda jauh dengan sebelum adanya tindakan siklus II yang hanya
mencapai 83%. Dengan nilai rata-rata 90,83% dan menunjukkan tingat
keberhasilan sangat berhasil.
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik
pada hasil tes siklus III Rpp 3 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

48
Sedangkan peningkatan prestasi belajar peserta didik pada siklus III di
bandingkan dengan siklus I, II dan III nilai tes ahir pembelajaran dapat dilihat dari
diagram berikut :

49
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus, yaitu siklus I
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2022, siklus II dilaksanakan pada
hari Sabtu tanggal 18 Juli 2022, dan siklus III dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 30 Juni 2022. Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan adalah dengan
menggunakan metode diskusi dengan strategi make a match dengan model
Problem Based Learning, yakni pembelajaran yang menekankan kolaborasi antar
peserta didik.
Pada pelaksanaan siklus I, materi diberikan selama 4 X 35 menit yaitu
materi pokok “Hidup bersih dan sehat” berkaitan dengan sub materi tentang
“Bersih dan sehat”. Pada siklus I ini sebelum peserta didik diberikan tugas
kelompok, peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi : arti hidup bersih dan sehat, perilaku yang
mencerminkan menjaga kebersihan, hadits yang berkaitan dengan kebersihan,
kebersihan berpengaruh pada kesehatan, hikmah berperilaku bersih dalam
kehidupan sehari-hari dengan cara mengamati permasalahan pada gambar dengan
menayangkan materi pembelajaran melalui slide LCD proyektor, kemudian
membaca buku paket atau buku penunjang lain yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, dan selanjutnya mendengar dan menyimak penjelasan dari guru
berkaitan dengan materi pelajaran melalui media PPT.
Pada siklus ini peserta didik antusias mengikuti proses pembelajaran,
karena sebelumnya mereka tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran diskusi
dengan strategi make a match dengan model Problem Based Learning mata
pelajaran PAI & BP di kelas. Meskipun antusias, tetapi masih ada beberapa
peserta didik yang tidak kondusif selama proses pembelajaran berlangsung,
mereka bergurau atau berbicara sendiri dengan teman kelompoknya, namun hal
ini bisa dikondisikan oleh guru agar bisa konsentrasi mengikuti kegiatan diskusi
dengan strategi make a match.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I ini, guru membimbing
peserta didik yang sudah dikelompokkan menjadi tiga untuk melakukan kegiatan
diskusi dengan strategi make a match, yaitu berkaitan dengan materi “cara
menjaga kebersihan dan kesehatan.” Berdasarkan hasil observasi pada
pelaksanaan siklus I, diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP menunjukkan
bahwa peserta didik sudah bisa beradaptasi dengan pembelajaran metode diskusi
dengan strategi make a match kelompok melalui model Problem Based Learning
yang diterapkan di dalam kelas, meskipun masih belum maksimal karena belum

50
terbiasa dengan skenario pembelajaran tersebut. Dari hasil observasi saat
berlangsungnya pembelajaran terlihat adanya nilai rata-rata kelas sebesar 62,50%
dengan rincian antara lain: aspek keterlibatan 2,83, aspek bertanya 2,50, aspek
menjawab 2,42, aspek gagasan 2,25, aspek kerjasama 2,50, dan aspek tertib 2,50.
Meskipun proses pembelajaran di kelas sudah tidak lagi terlihat
“Pasif” seperti sebelum diterapkannya metode diskusi dengan strategi make a
match kelompok dengan model Problem Based Learning. Namun masih terdapat
beberapa peserta didik yang belum mampu melaksanakan aspek pembelajaran
metode diskusi dengan strategi make a match kelompok dengan model Problem
Based Learning yang diterapkan oleh guru, sehingga perlu adanya bimbingan
lebih mendalam dalam pelaksanaan siklus II nanti. Hal ini terlihat dari hasil skor
rata-rata peserta didik yang masih belum mencapai nilai 3 (Baik) atau masih
berkisar nilai 2 (Cukup), sehingga dalam pembelajaran siklus I ini predikat
pembelajaran masuk kategori “Kurang Aktif” (KA).
Pada siklus II, materi diberikan selama 4 X 35 menit yaitu pada hari
hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022. Pada pelaksanaan siklus II, masih materi pokok
tentang “Hidup Bersih dan Sehat” namun dalam hal ini berkaitan dengan sub
materi “Peduli Lingkungan.” Menindaklanjuti hasil analisa dan refleksi siklus I,
maka peneliti perlu melakukan langkah-langkah remedial untuk mengoptimalkan
proses pembelajaran PAI & BP tentang materi “Hidup Bersih dan sehat” dengan
lebih maksimal di siklus II. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
menyiapkan diskusi dengan strategi make a match dengan lebih matang saat itu,
dengan mengubah komposisi setiap kelompok dan direncanakan skenario
pembelajaran diskusi dengan strategi make a match kelompok yang baru untuk
diterapkan pada siklus II.

Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II ini, guru membimbing


peserta didik yang sudah dikelompokkan menjadi tiga untuk melakukan kegiatan
diskusi dengan strategi make a match, yaitu berkaitan dengan materi “cara
menjaga dan memelihara lingkungan” Berdasarkan hasil observasi pada
pelaksanaan siklus II, diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP menunjukkan
bahwa peserta didik sudah bisa beradaptasi lebih baik dengan pembelajaran
metode diskusi dengan strategi make a match kelompok yang diterapkan di dalam
kelas, meskipun masih ada beberapa peserta didik yang belum maksimal karena
belum mampu mengikuti dengan aktif skenario pembelajaran tersebut. Dari hasil
observasi saat berlangsungnya pembelajaran terlihat adanya nilai rata-rata kelas
sebesar 83,33% dengan rincian antara lain: aspek keterlibatan 3,33, aspek

51
bertanya 3,08, aspek menjawab 3,08, aspek gagasan 3,25, aspek kerjasama 3,58,
dan aspek tertib 3,67.

Proses pembelajaran di kelas sudah tidak lagi terlihat “Pasif” seperti


sebelum diterapkannya metode diskusi dengan strategi make a match dengan
model Problem Based Learning.Peserta didik sudah mulai terbiasa dengan model
Problem Based Learning sehingga terlihat lebih termotivasi dan bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran. Hasil dari pembelajaran di kelas sudah mencapai
kategori Aktif dan mengalami peningkatan dari siklus I yang masih Kurang Aktif
(KA)
Selain itu berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II diketahui ada
peningkatan pemahaman Peserta didik tentang materi PAI & BP Kelas II. Hal ini
terlihat dari hasil belajar Peserta didik yang sebelumnya ketika tes ahir
pembelajaran nilai rata-rata kelas 68,33 meningkat pada siklus II RPP 2 dengan
nilai rata-rata kelas menjadi 75,83 . Dari hasil tes tersebut terlihat adanya
peningkatan yang signifikan setelah menggunakan metode diskusi dengan strategi
make a match dengan model Problem Based Learning dengan nilai ketuntasan
mencapai 83% berbeda dengan siklus I yang hanya mencapai 67%. Walaupun
pada Siklus II ini masih ada 2 peserta didik yang tidak tuntas yaitu sejumlah 17%.
Menindak lanjuti hasil analisis dan refleksi pada siklus II, maka
peneliti berupaya untuk melakukan improvisasi pada proses pembelajaran, yaitu
dengan: (1) membiasakan metode diskusi dengan strategi make a match dan
model Problem Based Learning dengan memaksimalkan kerja sama kelompok
sehingga diharapkan dapat mengambil kesimpulan yang tepat dalam mengamati
proses diskusi dengan strategi make a match melalui sintak Problem Based
Learning yang direncanakan berkaitan dengan materi “Hidup bersih dan sehat”
pada pembelajaran PAI & BP, dan (2) menyiapkan skenario diskusi dengan
strategi make a match yang sudah dipersiapkan pada pertemuan sebelumnya atau
satu minggu yang lalu untuk memberikan kemudahan bagi setiap peserta didik
untuk mengamati proses mendiskusi dengan strategi make a matchkan tentang
materi “Hidup bersih dan sehat” sub materi “Peduli lingkungan” berkaitan
dengan materi pembelajaran tentang “cara menjaga dan memelihara lingkungan.”
Pada kegiatan pembelajaran pada siklus III ini, guru membimbing
peserta didik yang sudah dikelompokkan menjadi tiga untuk melakukan kegiatan
diskusi dengan strategi make a match, yaitu berkaitan dengan materi “Hidup
bersih dan sehat” sub materi “peduli Lingkungan” Berdasarkan hasil observasi
pada pelaksanaan siklus III, diketahui aktivitas pembelajaran PAI & BP

52
menunjukkan bahwa peserta didik sudah bisa beradaptasi lebih baik dengan
pembelajaran metode diskusi dengan strategi make a match melalui Model
Problem Based Learning yang diterapkan di dalam kelas, meskipun masih ada
sedikit peserta didik yang belum maksimal karena belum mampu mengikuti
dengan aktif skenario pembelajaran tersebut. Dari hasil observasi saat
berlangsungnya pembelajaran terlihat adanya nilai rata-rata kelas sebesar 90,28

dari sebelumnya hanya sebesar 78,13% dengan rincian antara lain: aspek
keterlibatan 3,67, aspek bertanya 3,75, aspek menjawab 3,67, aspek gagasan 3,25,
aspek kerjasama 4,00, dan aspek tertib 3,33.
Secara garis besar bisa dikatakan bahwa siswa sudah terbiasa dengan
pembelajaran melalui model problem Based learning dengan strategi make and
match sehingga berpengaruh positif terdapat pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari.
Peningkatan prestasi belajar siswa yang siginifikan mulai dari siklus I sampai
padasiklus III tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

53
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut:

54
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah


sebuah model pembelajaran yang melibatkan dunia nyata, mengaitkan
dengan kejadian atau permasalahan-permasalahan yang nyata untuk
menjadikan pembelajaran dengan tujuan mempersiapkan dan membiasakan
Peserta didik menghadapi masalah yangakan dihadapi dalam kehidupannya
sehingga mempunyai solusi atau jalan keluar dari sebuah permasalahan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
dapat disimpulkan penerapan model problem based learning pada mata
pelajaran PAI dan BP pada materi Hidup bersih dan sehat dapat
meningkatkan hasil belajar Peserta didik kelas II SD Negeri Bence 02
Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran 2022-
2023. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes ahir pembelajaran
siklus I yaitu dengan nilai ketuntasan mencapai 68,33% dengan nilai
ketuntatasan 67%. Sedangkan nilai rata-rata tes ahir pembelajaran siklus II
yaitu 75,83 dengan nilai ketuntasan mencapai 83%. Pada siklus III nilai tes
ahir pembelajaran berhasil mencapai 90,83 % yang berarti nilai ketuntasan
mencapai 100%. Dengan demikian penerapan model problem based
learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar Peserta didik
dalam materi Hidup Bersih dan Sehat karena telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah mencapai ketuntasan 100%. Sehingga penelitian ini
tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Selain itu beberapa hal yang bisa disimpulkan berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut:
1. Penerapan model problem based learning dengan metode make a match
dapat menjadikan pembelajaran PAI dan BP pada kelas II SD Negeri Bence
02 berjalan aktif dan menyenangkan. Hal initerbukti dengan kegiatan
pembelajaran yang tidak monoton (student oriented), yang bisa dilihat dari
keterlibatan aktif, kerjasama peserta didik,baik dalam memberikan gagasan
atau ide dalam kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan aktif peserta
didik tentunya dapat meningkatkan pemahaman yang juga berdampak pada
hasil belajar PAI dan BP materi hidup bersih dan sehat
2. Penerapan model problem based learning dengan strategi make a

55
match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II PAI &
BP materi pokok hidup bersih dan sehat .

B. Saran-saran

Agar pelaksanaan model problem based learning dapat


mencapai hasil yang optimal maka terdapat beberapa hal penting yang
harus diperhatikan, diantaranya:
1. Guru menyiapkan segala keperluan dan fasilitas yang mendukung
dalam pembelajaran model problem based learning.
2. Guru terus mengontrol hasil belajar yang diperoleh Peserta didik agar
senantiasa bisa meningkatkan kembali kemampuan Peserta didik.
3. Memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki rasa
percaya diri dalam pembelajaran.
4. Membantu peserta didik agar mampu mengambil kesimpulan atas
permasalahan terkait materi pembelajaran sehingga setelah
pembelajaran peserta didik memiliki karakter diri.
5. Sekolah senantiasa ikut terlibat langsung dengan cara
mengkoordinasikan semua guru kelas dengan guru maple PAI untuk
membantu menciptakan rasa peduli terhadap lingkungan pada diri
peserta didik.
6. Pihak sekolah membuat program kebersihan yang dapat dilaksanakan
dan melibatkan semua warga sekolah seperti halnya jumat bersih.
.

56
DAFTAR PUSTAKA

Abas, Nurhayati. 2004. “Penerapan Model Pembelajaran


berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) dalam
pembelajaran Matematika di SMU”. Dalam jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan. No.051. Th. Ke-10. hlm. 833.

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based


Learning.

Jakarta: Kencana.

Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based


Learning.

Jakarta: Kencana.

Arifin, M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara.Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.

Darajat, Zakiyah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara.

Depdiknas Jendral Direktorat Pendidika Dasar, Lanjutan Pertama Dan


Menengah. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus
Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama. Jakarta.

DINDIKBUD, Buku Pendamping Materi Buku Peserta didik

Sekolah Dasar. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariyanto, dan Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan


Asesmen. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

https://tafsirweb.com/1234-surat-ali-imran-ayat-102.html jumat 30
agustus 2019

57
Jamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan. 1998. Kamus Besar Bahasa


Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.


Kementerian Pendidikan Nasional.2012. PUSAT KURIKULUM PERBUKUAN.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2009. Model Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Muliawan,Jasa Ungguh. Penelitian Tindakan Kelas: Classroom Action


Reseach.

Yogyakarta: Gava Media.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Nasib, Ahmad Munjin dan Kholida, Lilik Nur. 2009. Model Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika
Aditama,

Nurdyansyah. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:


Nizamia Learning Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto,Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi


Pengajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

58
Rahman, Nazarudin. 2013. Manajemen Pembelajaran (Implementasi
Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti di Sekolah Umum.Yogyakarta: Pustaka Felicha.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan


Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Rusmono.2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based


Learning itu Perlu untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar


Proses Pendidikan. Jakarta: KENCANA.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


PT RajaGrafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam


Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

59
Lampiran – lampiran

Lampiran 1 (RPP Siklus 1,2,3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP 1)

Nama Guru : Endang Misiati,


S.Pd.I Satuan Pendidikan : SDN Bence 02
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Kelas /Semester : II /Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : 5. Hidup Bersih dan Sehat
Pembelajaran ke : 11. Bersih dan Sehat
Alokasi Waktu : 4 JPL (4 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti:
KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3 Memahami, pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca]dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 Memahami menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anasehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami hadis yang terkait 3.4.1 Menganalisis arti hidup bersih dan sehat C4
dengan perilaku hidup bersih dan sehat. 3.4.2 Memerinci perilaku yang mencerminkan C4
menjaga kebersihan
3.4.3 Menafsirkan arti hadits yang berkaitan C5
dengan kebersihan.
3.4.4 Membuktikan kebersihan C5
berpengaruh pada kesehatan
3.4.5 Menyimpulkan hikmah berperilaku C5
bersih dalam kehidupan sehari-hari
4.4 Menunjukkan contoh perilakuhidup 4.4.1 Melaksanakan perilaku hidup P5
bersih dan sehat sebagai implementasi yang bersih dan sehat dalam
dari pemahaman kehidupan sehari.
makna hadis tentang kebersihan dan 4.4.2 Melaksanakan perilaku menjaga P5
kesehatan. kebersihan dan kesehatan badan

Nilai Karakter
 Kedisiplinan
 Tanggungjawab

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak penjelasan dari guru, Peserta didik mampu menganalisis arti hidup bersih dan
sehat dengan baik dan benar.
2. Setelah melihat dan mengamati permasalahan pada gambar tentang hidup bersih dan sehat,
Peserta didik mampu memerinci perilaku yang mencerminkan menjaga kebersihan dengan baik dan benar.
3. Setelah menyimak penjelasan singkat dari Guru, Peserta didik mampu menafsirkan arti hadits
yang berkaitan dengan kebersihan dengan baik dan benar.
4. Setelah mengamati, membaca, dan menyimak materi, Peserta didik mampu membuktikan
60
kebersihan berpengaruh pada kesehatan dengan baik dan benar.
5. Setelah mengamati, memecahkahkan masalah pada gambar, Peserta didik mampu menyimpulkan
hikmah berperilaku bersih dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.
6. Setelah mengamati, memecahkan masalah pada gambar, Peserta didik mampu melaksanakan
perilaku hidup yang bersih dan sehat dalam kehidupan sehari dengan baik dan benar.
7. Setelah mengamati, memecahkan masalah pada gambar, Peserta didik mampu melaksanakan
perilaku menjaga kebersihan dan kesehatan badan dengan baik dan benar.

Fokus nilai-nilai sikap:

 Kedisiplinan
 Tanggung jawab

D. Materi Pembelajaran
Hidup Bersih dan Sehat
Faktual (C1)
Yuk kita simak beberapa masalah pada gambar di bawah ini yang erat kaitannya dengan hidup bersih dan
sehat!

Konseptual (C2)
Allah mencintai orang beriman, yang bersih dan yang menyucikan diri. Rasul pun mencintai
orang yang kuat dan sehat.
Bersih artinya bebas dari kotoran.
Sehat artinya bebas dari gangguan jasmani dan rohani.
Hidup bersih diperintahkan oleh agama. Hidup bersih termasuk akhlak terpuji.
Kebersihan itu pangkal kesehatan. Hidup bersih harus dibiasakan

Nabi Muhammad saw. bersabda :


Artinya : Kebersihan itu sebagian dari iman
Allah juga berfirman Dalam Q.S. Albaqarah ayat 222.

Yang artinya : “ sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri”.

Prosedural (C3)

Orang beriman senantiasa menjaga kebersihan. Bersih badan, pakaian, dan tempat tinggal.
Menjaga Kebersihan Badan
Menjaga kebersihan badan dengan cara :
1. Mandi menggunakan air yang bersih dan sabun mandi. Sedikitnya mandi sehari dua kali, pagi dan
sore, keringkan badan dengan handuk.
2. Menggosok gigi, dengan sikat gigi dan pasta gigi/odol.
3. Kuku panjang dan kotor harus di potong
4. Mencuci rambut dengan shampo.
Setelah mandi badan terasa segar dan sehat. Bila badan kita bersih akan disenangi teman.

61
Menjaga Kebersihan Pakaian
Pakaian berguna untuk melindungi badan, pakaian yang baik harus menutup aurot. Pakaian kita harus
selalu bersih supaya badan menjadi sehat. Menjaga kebersihan pakaian dengan cara :
1. Pakaian yang kotor harus segera dicuci
2. Pakaian perlu disetrika agar rapi.

Menjaga Kebersihan Lingkungan


Dengan cara :
1. Membuang sampah pada tempatnya
2. Melancarkan saluran air yang tersumbat.
3. Menyapu rumah dan halaman
Selain bersih , Kita juga harus hidup sehat
Sehat artinya tanpa gangguan masalah jasmani dan rohani
Hidup sehat dengan cara :
1. Makan dan minum secara teratur
2. Istirahat yang cukup
3. Berolahraga
4. Beribadah (Dengan puasa menyembuhkan penyakit maag, dengan sholat akan melancarkan peredaran
darah dan dapat mencerdaskan otak kita)

Metakognitif
Dengan menganalisis tentang hidup bersih dan sehat, maka dapat ditemukan beberapa hikmah dari
perilaku tersebut, antara lain :
1. Badan kita menjadi sehat dan kuat;
2. Bila kita sehat, hidup kita menjadi tenang dan bahagia karena terhindar dari penyakit dan
dapat beraktivitas dengan baik;
3. Anak yang tubuhnya sehat memiliki jiwa yang kuat dan akal yang sehat pula.
4. Disayang oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya

ADVANCE MATERIAL
Fenomena Covid 19

Virus Corona merupakan wabah yang saat ini melanda Indonesia, hal ini dapat dicegah
penularannya dengan membiasakan perilaku hidup bersih, diantaranya :

 Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas / kekebalan
tubuh meningkat.
 Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand- rub berbasis
alkohol.
 Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain.
 Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas bagian dalam (bukan
dengan telapak tangan).
 Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal yang dapat
terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi,
maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
 Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat sedang
keluar rumah

62
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi dengan strategi make a match kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Problem Based Learning

F. Media Pembelajaran
1. Media LCD projector
2. Laptop
3. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar
1. Al-Qur’an
2. Standar Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
3. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum 2013 Revisi
2018
4. Buku Petunjuk Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum 2013
Revisi 2018
5. Internet
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kebersihan-lingkungan-87
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/bagaimana-cara-mencegah-penularan-virus-corona

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Waktu

Kegiatan
PendahuluanGuru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan “tepuk
anak sehat”. (comunication)
Apersepsi 15
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman menit
peserta didik dengan materi Peduli Lingkungan. (comunication)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
.(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi kelompok dengan strategi
make a match atau mencari pasangan kartu. .(comunication)

63
Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur,
didik kepada tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah
masalah  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian untuk mengamati gambar tentang
masalah yang berkaitan dengan hidup bersih dan sehat.
Mengamati
 Peserta didik mengamati untuk mengamati gambar tentang
masalah yang berkaitan dengan hidup bersih dan sehat pada
tayangan slide PPT(TPACK) 110
Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical menit
Thinking and problem solving,Colaboration )
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh
guru tentang arti dari bersih dan sehat, hadits yang
berkaitan tentang bersih dan sehat, perilaku yang
mencerminkan cara menjaga kebersihan dan kesehatan,
serta hikmah menjaga kebersihan, melalui PPT. (TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
 Sesekali guru meminta salah satu peserta didik
membaca tulisan pada tayangan slide PPT.
(Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )
Mengorganisasika Ayo Berdiskusi
n peserta didik  Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-
masing kelompok beranggota 4 orang peserta didik.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok
untuk berdiskusi dengan strategi make a match.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a
match. (Comunication, Colaboration )

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelesaian  Peserta didik pada masing-masing kelompok
masalah individu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan cara
dankelompok menjaga kebersihan badan, pakaian, lingkungan, dan cara
menjaga kesehatan badan berdasarkan strategi make a
match dengan saling menghargai pendapat sesama teman.
(Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama mencocokkan antara kartu
tentang contoh lingkungan biotik dan abiotik pada LKPD
yang telah di sediakan (Critical Thinking,Colaboration )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan
pemecahan masalah mengenai contoh lingkungan biotik
dan abiotik. (Comunication, problem solving)

64
Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan  Perwakilan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
hasil karya kelompoknya didepan kelas (Creative Thinking, Percaya
Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban
yang disampaikan. (Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD
dengan strategi make a match pada kertas karton yang
telah disediakan.
(Comunication,Creative Thinking ,Colaboration)
 Guru memberikan reward pada kelompok terbaik
(Stimulus)

Deskripsi Kegiatan Waktu

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
proses pemecahan dari guru terkait pembelajaran tentang Bersih dan Sehat.
masalah  Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan atau jawaban
kepada siswa tentang materi Bersih dan Sehat
(Generalization, Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD
yang telah di sediakan
 Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur)

Kegiatan Penutup 15
menit
Deskripsi Kegiatan Waktu

Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)
 Menyampaikan minggu akan mempelajari sub materi peduli lingkungan.
(Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar (Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)

I. I. Penilaian Hasil Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Penilaian Sikap
Tekhnik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Penilaian Guru, Penilaian diri dan Penilaian antar teman

2. Penilaian Pengetahuan
Tekhnik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Kisi Kisi, Naskah Soal, Kunci Jawaban dan Penskoran

65
3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : rubrik penialaian sikap
4. Remedial dan pengayaan
a. Remedial
 Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
 Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
1. pembelajaran ulang
2. bimbingan perorangan
3. belajar kelompok
4. pemanfaatan tutor sebaya
b. Pengayaan
 Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Siswa yang mencapai nilai n (ketuntasan)< n (minimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
 Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan materi melebhi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Lumajang, 2022
Mengetahui
Kepala SDN Bence 02 Guru PAI dan BP

SUPANDI, S.Pd.SD ENDANG MISIATI, S.Pd.I


NIP. 19730815 199605 1 001 NIP. -

66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 2)

Nama Mahasiswi : Endang Misiati,


S.Pd.I Satuan Pendidikan : SDN Bence 02
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Kelas /Semester : II /Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : 5. Hidup Bersih dan Sehat
Pembelajaran ke : 11. Peduli Lingkungan
Alokasi Waktu : 4 JPL ( 4 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti:
KI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3. Memahami, pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca]dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4. Memahami menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan nasehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami hadis yang terkait 3.4.6 Menganalisis arti lingkungan C4
dengan perilaku hidup bersih dan 3.4.7 Menelaah pesan bahwa orang islam C4
sehat. mempunyai sikap kasih sayang terhadap
semua makhluk Allah sesuai dengan dalil
Quran dan hadits.
3.4.8 Memerinci bentuk perilaku menyayangi C4
lingkungan
3.4.9 Membuktikan kerusakan lingkungan
C5
karena ulah manusia berdasarkan firman
Allah
3.4.10 Menyimpulkan hikmah berperilaku
penyayang terhadap lingkungan C5
dalam perilaku sehari-hari dengan
baik dan benar.
4.4 Menunjukkan contoh perilaku 4.4.2 Melaksanakan perilaku penyayang P5
hidup bersih dan sehat sebagai terhadap lingkungan.
implementasi dari pemahaman
makna hadis tentang kebersihan
dan kesehatan.
Nilai Karakter
 Disiplin
 Jujur

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan model Problem Based Learning peserta didik diharapkan:
a. Setelah menyimak penjelasan materi dari Guru, Peserta didik mampu menganalisis
arti lingkungan dengan benar.
b. Setelah menyimak penjelasan materi dari Guru , Peserta didik mampu menelaah pesan bahwa
orang islam mempunyai sikap kasih sayang terhadap semua makhluk Allah sesuai dengan dalil
Quran dan hadits dengan benar.
c. Setelah mengamati gambar, Peserta didik mampu memerinci bentuk perilaku menyayangi lingkungan
dengan benar.

67
d. Setelah berdiskusi, Peserta didik mampu membuktikan kerusakan lingkungan karena
ulah manusia berdasarkan firman Allah dengan benar.
e. Setelah berdiskusi, Peserta didik mampu menyimpulkan hikmah berperilaku penyayang terhadap
lingkungan dalam perilaku sehari-hari dengan benar.
f. Setelah mendengarkan penjelasan Guru, peserta didik dapat melaksanakan perilaku
penyayang terhadap lingkungan dengan benar.

Fokus nilai-nilai sikap:


 Kejujuran,
 Kedisiplinan

D. Materi Pembelajaran

FAKTUAL (C1)
Perhatikan gambar di bawah ini !

Gambar diatas adalah beberapa permasalahan yang berkaitan dengan peduli lingkungan.

KONSEPTUAL (C2)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar kita.
Agama Islam memerintahkan kepada manusia agar menyayangi lingkungan sekitarnya, baik berupa
gunung, sungai lautan maupun pepohonan.
Karena lingkungan alam memberikan manfaat yang besar bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Untuk itu kita harus menjaga dan menyayangi lingkungan serta tidak boleh membuat kerusakan. Sebab
bila lingkungan alam sekitar rusak akan dapat menimbulkan bencana seperti banjir, erosi, tanah longsor
yang pada akhirnya menyengsarakan hidup kita semua. Setiap mukmin diperintahkan untuk menyayangi
kepada sesama makhluk Allah, baik kepada manusia maupun binatang dan tumbuhan. Nabi bersabda :
“Orang-orang yang mempunyai sifat kasih sayang akan dikasihani oleh Allah SWT”. Oleh karena itu
hendaknya berkasih sayang kepada semua makhluk Allah, agar kita di sayangi Allah.
Allah berfirman Q.S. al-Qaṣas : 77.

Kerusakan lingkungan adalah karena ulah manusia.


Firman Allah :
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar kembali (ke jalan yang
benar) (Q.S. Ar Rum: 41)

PROSEDURAL (C3)
Perilaku penyayang terhadap lingkungan antara lain :
1. Menjaga kebersihan lingkungan
2. Merawat dan menjaga keindahan taman
3. Tidak menebang hutan sembarangan
4. Menjaga lingkungan tetap hijau dengan pepohonan

Sikap peduli pada lingkungan dengan cara :


1. Tidak menebang hutan secara liar.
68
2. Tidak mencoret-coret tembok.
3. Membuang sampah ditempatnya.
4. Tidak membuang limbah/ kotoran disembarang tempat.
5. Merawat tanaman di lingkungan rumah atau sekolah dengan baik.

METAKOGNITIF
Manfaat / hikmah menyayangi lingkungan antara lain :
1. Lingkungan sekitar menjadi indah
2. Udara menjadi sejuk
3. Hidup lebih sehat
4. Terpeliharanya sumber mata air
5. Terhindar dari bencana alam
6. Kehidupan masyarakat menjadi damai
Lingkungan tempat tinggal kita harus bersih dan bebas dari kotoran dan sampah supaya terhindar dan
berbagai penyakit.

ADVANCE MATERIAL

KISAH INSPIRATIF

Melati & Isabel Wijsen, Pendiri Gerakan Bye Bye Plastic Bags Bali
Kita tahu kalau masalah sampah plastik di dunia sudah semakin parah, apalagi di Indonesia. Kurang
dari 5% kantong plastik didaur ulang dan hal ini menyebabkan semakin banyaknya sampah plastik yang
menumpuk selama bertahun-tahun. Setiap tahunnya, ratusan ton sampah plastik terdampar di pesisir
pantai dan banyak dari sampah tersebut berakhir tergenang di lautan. Bali membutuhkan pertolongan,
regulasi baru dari pemerintah untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai, dan disinilah awal cerita
dari gerakan Bye Bye Plastic Bags Bali.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Problem Based Learning

F. Media Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
c. Bahan Tayang

G. Sumber Belajar
a. Al-Qur’an
b. Standar Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
c. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum 2013 Revisi
2018
d. Buku Petunjuk Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum
2013 Revisi 2018
e. Internet,
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/07/121200126/bye-bye-plastic-kisah-2-gadis-muda-
mewujudkan-bali-bebas-sampah-plastik?page=all
http://dinaslh.pesawarankab.go.id/2020/07/29/5-manfaat-penting-menjaga-lingkungan/

69
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Waktu

Kegiatan
PendahuluanGuru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan “tepuk
semangat”. (comunication)
Apersepsi 15
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman menit
peserta didik dengan materi Peduli Lingkungan. (comunication)
Motivasi
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran tentang peduli
lingkungan. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
.(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi kelompok dengan
strategi make a match atau mencari pasangan kartu. .(comunication)

Kegiatan Inti 110


Menit
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur, tanggung
didik kepada jawab, percaya diri dan pantang menyerah
masalah  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian untuk mengamati gambar tentang
berbagai permasalahan tentang peduli lingkungan dengan
beberapa pertanyaan.
Mengamati
 Peserta didik mengamati gambar tentang berbagai bencana
yang timbul akibat tidak peduli pada lingkungan (TPACK)
Menulis
 Peserta didik menuliskan masalah, penyebab masalah, dan
solusi atas permasalahan atas gambar tentang peduli
lingkungan.
Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical
Thinking and problem solving,Colaboration )
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh
guru tentang pengertian lingkungan, hadits Nabi dan firman
Allah terkait peduli lingkungan, cara menyayangi
lingkungan dan hikmah menyayangi lingkungan melalui
PPT. (TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
 Sesekali guru meminta salah satu peserta didik membaca
tulisan pada tayangan slide PPT. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )

70
Mengorganisasika Ayo Berdiskusi
n peserta didik  Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-
masing kelompok beranggota 4 orang peserta didik.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok
untuk berdiskusi dengan strategi make a match.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a
match. (Comunication, Colaboration )

Membimbing Mengumpulkan informasi


penyelesaian  Peserta didik pada masing-masing kelompok
masalah individu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan “
dankelompok cara menjaga dan memelihara selokan air, menanggulangi
sampah, cara memelihara sungai, cara menjaga dan
memelihara pohon sekitar rumah, cara menjaga
kebersihan kamar mandi berdasarkan strategi make a
match dengan saling menghargai pendapat sesama teman.
(Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking and
problem solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama antar peserta didik dalam
kelompok 1 menyocokkan antara kartu soal dan mencari
jawaban pada kelompok 2 (Critical
Thinking,Colaboration, Problem
solving, communication )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan
pemecahan masalah make a macth (Comunication,
problem solving)

Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan  Perwakilan Peserta didik pada kelompok 1 dan 2
hasil karya mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas
kelompok 3 memberi penilaian apakah sudah benar atau
tidak(Creative Thinking, Percaya Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban
yang disampaikan. (Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD
dengan strategi make a match pada kertas karton yang
telah disediakan. (Comunication,Creative
Thinking ,Colaboration)
 Guru memberikan reward pada kelompok terbaik
(Stimulus)

Deskripsi Kegiatan Waktu

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
proses pemecahan dari guru terkait pembelajaran tentang Peduli Lingkungan.
masalah  Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa
tentang materi peduli lingkungan (Generalization,
Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD
yang telah di sediakan
 Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD

71
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur)
Kegiatan Penutup 15
menit
Deskripsi Kegiatan Waktu

Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)
 Menyampaikan minggu depan akan melanjutkan materi tentang peduli
lingkungan (macam-macam lingkungan dll.). (Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar (Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)

I. Penilaian Hasil Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


5. Penilaian Sikap
Tekhnik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Penilaian Guru, Penilaian diri dan Penilaian antar teman

6. Penilaian Pengetahuan
Tekhnik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Kisi Kisi, Naskah Soal, Kunci Jawaban dan Penskoran

7. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik Penilaian
8. Remedial dan pengayaan
c. Remedial
 Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya belum tuntas
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
 Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
1. pembelajaran ulang
2. bimbingan perorangan
3. belajar kelompok
4. pemanfaatan tutor sebaya

d. Pengayaan
 Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Siswa yang mencapai nilai n (ketuntasan)< n (minimum) diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
 Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan materi melebhi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

72
Lumajang, 2022
Mengetahui
Kepala SDN Bence 02 Guru PAI dan BP

SUPANDI, S.Pd.SD ENDANG MISIATI, S.Pd.I


NIP. 19730815 199605 1 001 NIP. -

73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 3)

Nama Mahasiswi : Endang Misiati, S.Pd.I


Satuan Pendidikan : SDN Bence 02
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti
Kelas /Semester : II /Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Tema : Hidup Bersih dan Sehat
Sub Tema : Peduli Lingkungan
Alokasi Waktu : 4 JPL ( 4 x 35
menit)

A. Kompetensi Inti:
KI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3. Memahami, pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca]dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI 4. Memahami menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan nasehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami hadis yang terkait 3.4.1 Menganalisis macam-macam C4
dengan perilaku hidup bersih dan lingkungan
sehat. 3.4.2 Menelaah arti lingkungan biotik C4
dan abiotik
3.4.3 Memerinci contoh lingkungan biotik dan C4
abiotik
3.4.4 Menyimpulkan cara melestarikan C5
lingkungan biotik dan abiotik

4.4 Menunjukkan contoh perilaku 4.4.1 Melaksanakan perilaku menjaga P5


hidup bersih dan sehat sebagai lingkungan yang bersih dan sehat.
implementasi dari pemahaman
makna hadis tentang kebersihan
dan kesehatan.
Nilai Karakter
 Disiplin
 Jujur

C. Tujuan Pembelajaran
a. Setelah mengamati tayangan video tentang lingkungan biotik dan abiotik, Peserta didik
mampu menganalisis macam-macam lingkungan dengan benar.
b. Setelah mengamati tayangan video tentang lingkungan biotik dan abiotik, Peserta didik
mampu menelaah arti lingkungan biotik dan abiotik dengan benar.
c. Setelah melakukan diskusi dengan strategi make a match make and macth, Peserta didik mampu
memerinci contoh lingkungan biotik dan abiotik dengan benar.
d. Setelah mendengar penjelasan materi dari Guru tentang peduli lingkungan, Peserta didik
mampu menyimpulkan cara melestarikan lingkungan biotik dan abiotik dengan benar.
e. Setelah mendengar penjelas materi dari Guru tentang peduli lingkungan, Peserta didik
mampu melaksanakan perilaku menjaga lingkungan yang bersih dan sehat dengan benar.

74
Fokus nilai-nilai sikap:
 Kejujuran,
 Kedisiplinan

D. Materi Pembelajaran

FAKTUAL (C1)
Mengamati gambar dibawah ini melalui tayangan video !

Gambar diatas adalah beberapa macam lingkungan, yaitu lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Berdasarkan Video https://youtu.be/gZ4BcNBdCzU

KONSEPTUAL (C2)
Lingkungan ada 2 macam yaitu : lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
1. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang terdiri dari makhluk hidup. Makhluk hidup berarti segala
sesuatu yang bernyawa. Contoh : manusia, hewan, dan tumbuhan
2. Lingkungan abiotik adalah lingkungan yang terdiri dari benda mati. Benda mati berarti segala
sesuatu yang tidak bernyawa. Contoh : tanah, air, udara, dan sinar matahari

PROSEDURAL (C3)
Cara melestarikan lingkungan biotik antara lain :
1. Melakukan sistem tebang pilih
2. Tanah tandus dimanfaatkan untuk bertani
3. Halaman rumah ditanami bunga
4. Memelihara hewan
Cara melestarikan lingkungan abiotik antara lain :
1. Mengurangi kegiatan yang menghasilkan banyak pencemaran udara.
2. Membuang sampah pada tempatnya.
3. Mengurangi penggunaan bahan kimia yang biasa di gunakan untuk membunuh serangga.
4. Jangan membuang limbah pabrik, pertanian dan perumahan sembarangan.

METAKOGNITIF
Manfaat menyayangi lingkungan antara lain :
1. Dapat hidup nyaman karena lingkungan baik
2. Terhindar dari bencana
3. Hidup lebih sehat
ADVANCE MATERIAL

Ciri-ciri makhluk hidup antara lain :


1. Bernafas
2. Bergerak
3. Memerlukan makan dan minum
4. Tumbuh dan berkembang
75
5. Beradaptasi
6. Berkembang biak
7. Mengeluarkan zat sisa

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab dan diskusi dengan strategi make a match kelompok dengan strategi
make a match
Model : Problem Based Learning

F. Media Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
c. Bahan Tayang
d. Kertas manila

G. Sumber Belajar
a. Al-Qur’an
b. Standar Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
c. Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum 2013 Revisi
2018
d. Buku Petunjuk Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II kurikulum
2013 Revisi 2018
e. Internet,
https://youtu.be/gZ4BcNBdCzU
http://dinaslh.pesawarankab.go.id/2020/07/29/5-manfaat-penting-menjaga-lingkungan/
https://www.google.com/search?q=cara+melestarikan+lingkungan++abiotik+antara+lain&sxsrf=
ALiCzsab_mIUf1M4Mr5-6ddjHQmBQRqyxw%3A1656426417855&ei=sQ-
7YvPxM4KhseMPmfO24Ag&ved
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Waktu

Kegiatan
PendahuluanGuru :
Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (Religius)
 Guru bersama siswa membaca pancasila (Nasionalisme)
 Guru memberikan penguatan tentang Moderasi Beragama
 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian.(comunication)
 Guru menyapa peserta didik dengan ramah. .(comunication)
 Sebelum memulai pelajaran, guru mengajak peserta didik melakukan “tepuk
semangat”. (comunication)
Apersepsi
 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
15
peserta didik dengan materi Peduli Lingkungan. (comunication)
Motivasi menit
 Memberikan gambaran tentang tujuan mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari. (comunication)
Pemberian Acuan
 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
.(comunication)
 Memberitahukan KKM harus mencapai 70. (comunication)
 Guru menyampaikan akan mengadakan diskusi dengan strategi make a
match kelompok dengan strategi make a match atau mencari pasangan kartu.
.(comunication)

76
Kegiatan Inti
Sintak
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi peserta Menanya Nilai Karakter: rasa ingin tahu, jujur,
didik kepada tanggung jawab, percaya diri dan pantang menyerah
masalah  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian untuk mengamati video tentang
lingkungan biotik dan abiotik dengan beberapa
pertanyaan.
Mengamati
 Peserta didik mengamati video tentang lingkungan biotik
dan abiotik (TPACK)
Menyimak (Comunication,Creative Thinking,Critical Thinking
and problem solving,Colaboration ) 110
 Peserta didik mendengarkan materi yang disampaikan oleh menit
guru tentang cara menyayangi lingkungan biotik dan
abiotik dan manfaat menyayangi lingkungan melalui PPT.
(TPACK)
Membaca (Literasi, Comunication )
 Sesekali guru meminta salah satu peserta didik
membaca tulisan pada tayangan slide PPT.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
Mengorganisasika Ayo Berdiskusi dengan strategi make a match
n peserta didik  Guru membagi peserta didik menjadi 3 kelompok, masing-
masing kelompok beranggota 4 orang peserta didik.
(Comunication,Critical Thinking,Colaboration )
 Guru memberikan kartu pada masing-masing kelompok
untuk berdiskusi dengan strategi make a match dengan
strategi make a match. (Comunication,Critical
Thinking,Colaboration )
 Guru memberitahukan cara diskusi dengan strategi make a
match dengan strategi make a match. (Comunication,
Colaboration )

77
Membimbing Mengumpulkan informasi
penyelesaian  Peserta didik pada masing-masing kelompok
masalah individu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan “
dankelompok contoh lingkungan biotik dan abiotik berdasarkan strategi
make a match dengan saling menghargai pendapat sesama
teman. (Comunication,Creative Thinking,Critical
Thinking and problem solving,Colaboration )
 Peserta didik bekerjasama mencocokkan antara kartu
tentang contoh lingkungan biotik dan abiotik pada LKPD
yang telah di sediakan (Critical Thinking,Colaboration )
 Guru membimbing peserta didik untuk melakukan
pemecahan masalah mengenai contoh lingkungan biotik
dan abiotik. (Comunication, problem solving)

Mengembangkan Mengkomunikasikan
dan menyajikan  Perwakilan Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
hasil karya kelompoknya didepan kelas (Creative Thinking, Percaya
Diri)
 Guru memberikan penguatan kepada siswa atas jawaban
yang disampaikan. (Comunication)
 Guru meminta siswa untuk menempelkan hasil LKPD
dengan strategi make a match pada kertas karton yang
telah disediakan. (Comunication,Creative
Thinking ,Colaboration)
 Guru memberikan reward pada kelompok terbaik
(Stimulus)

Deskripsi Kegiatan Waktu

Menganalisa & Mengasosiasikan


mengevaluasi Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi
proses pemecahan dari guru terkait pembelajaran tentang Peduli Lingkungan.
 Guru Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
masalah
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa
tentang materi peduli lingkungan (Generalization,
Comunication)
 Peserta didik mengerjakan tugas individu pada LKPD
yang telah di sediakan
 Guru memberikan penilaian tugas Individu pada LKPD

78
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam
pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur)

Kegiatan Penutup 15
menit
Deskripsi Kegiatan Waktu

Guru :
 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran
yang baru dilakukan. (Comunication)
 Bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. (Comunication)
 Menyampaikan minggu depan akan mengadakan Penilaian Harian tentang materi
hidup bersih dan sehat. (Comunication)
 Menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa sesudah belajar (Religius)
 Memberi salam. (Sikap disiplin dan religius)

I. Penilaian Hasil Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Penilaian Sikap
Tekhnik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Penilaian Guru, Penilaian diri dan Penilaian
antar teman

2. Penilaian Pengetahuan
Tekhnik Penilaian : Tes Tulis
Bentuk Instrumen : Kisi Kisi, Kartu Soal, Naskah Soal,
Kunci Jawaban dan Penskoran

3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Rubrik
Penilaian

79
4. Remedial dan
pengayaan
a. Remedial
 Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang capaian KD nya
belum tuntas
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan
dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
 Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk:
1. pembelajaran ulang
2. bimbingan perorangan
3. belajar kelompok
4. pemanfaatan tutor sebaya

b. Pengayaan
 Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan
diberikan pembelajaranpengayaan sebagai berikut:
 Siswa yang mencapai nilai n (ketuntasan)< n (minimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
 Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan
materi melebhi cakupan KD dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.

Lumajang, 2022
Mengetahui
Kepala SDN Bence 02 Guru PAI dan BP

SUPANDI, S.Pd.SD ENDANG MISIATI, S.Pd.


NIP. 19730815 199605 1 001 NIP. -

80
Lampiran 2. Instrumen Observasi

81
Lampiran 3. Instrumen Penilaian Hasil Belajar/test setiap siklus
Siklus 1
KD 3.6
Berilah tanda silang ( x ) pada huruf A, B, C atau D di
depan jawaban yang benar !
1. Ahmad bermain lumpur di dekat sawah bersama adiknya,
sehingga baju mereka berdua sangat kotor. Sepulang dari
bermain mereka berdua segera mandi dan mencuci pakaian.
Ahmad dan adiknya mencerminkan hidup bersih.
Berdasarkan cerita tersebut bersih artinya ....
A. tidak mau ikut bermain lumpur
B. tidak mau mencuci pakaian
C. tidak mandi
D. tidak kotor
2. Nabi Muhammad S.a.w. bersabda :
Arti dari Hadist di atas adalah ...
A. kebersihan itu sebagian dari ibadah
B. kebersihan itu sebagian dari ihsan
C. kebersihan itu sebagian dari islam
D. kebersihan itu sebagian dari iman
3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini!
1) memotong kuku yang panjang
2) memotong rambut yang panjang
3) mandi dengan sabun wangi
4) mandi lumpur di sawah
5) menggosok gigi
Pernyataan diatas yang mencerminkan perilaku menjaga
kebersihan badan adalah ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2 dan 4
B. 1, 3 dan 5
C. 2, 3 dan 5
D. 3, 4 dan 5
4. Hari ini Haikal tidak masuk sekolah, guru menanyakan
penyebab Haikal tidak masuk kepada Aisyah. Ternyata
Haikal tidak masuk karena sakit perut,

82
kemarian Aisyah melihat haikal makan kue dengan tangan
yang kotor. Dari cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa
Haikal sakit perut karena ....
A. tidak keramas dengan shampo
B. tidak menggosok gigi dengan odol
C. tidak mencuci baju sepulang sekolah
D. tidak mencuci tangan sebelum makan
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !
5. Perhatikan gambar di samping!
Pada gambar tersebut warga bekerjasama membersihkan
saluran air got, agar tidak tersumbat. Hal ini di lakukan
menjaga ....
6. Humaira selalu mencuci tangan sebelum masuk dan
sepulang sekolah. Izam tidak mau mencuci tangan sebelum
dan sepulang sekolah karena tadi pagi sudah mandi dan
mencuci tangan. Berdasarkan cerita tersebut, siapakah yang
mencerminkan hidup bersih dan sehat? ....
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1

1. D
2. D
3. B
4. D
5. Kebersihan lingkungan
6. Humaira

83
Tes siklus II

Berilah Tanda Silang (X) huruf a, b, c atau d yang merupakan jawaban


paling benar!

1. Berikut ini adalah pernyataan yang benar tentang definisi lingkungan adalah
….
A. lingkungan adalah segala sesuatu yang berada sekitar kita
B. lingkungan adalah segala sesuatu yang berada luar negeri
C. lingkungan adalah segala sesuatu yang berada dalam negeri
D. lingkungan adalah segala sesuatu yang berada seberang laut
2. Setiap mukmin diperintahkan untuk menyayangi kepada sesama makhluk
Allah, baik kepada manusia maupun binatang dan tumbuhan. Nabi bersabda
:“Orang-orang yang mempunyai sifat kasih sayang akan.....”
Lanjutan arti hadits di atas adalah ....
A. dikasihani oleh orang lain
B. dikasihani oleh orang tua
C. dikasihani oleh malaikat
D. dikasihani oleh Allah
3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini!
1) membuang sampah di tempat sampah
2) menebang hutan dengan tebang pilih
3) membuang sampah di sungai
4) menjaga lingkungan tetap hijau dengan pepohonan
5) mencoret-coret tembok sekolah
Pernyataan diatas yang mencerminkan perilaku menjaga lingkungan adalah
ditunjukkan pada nomor ….
A. 1, 2 dan 4
B. 1, 3 dan 5
C. 2, 3 dan 5
D. 3, 4 dan 5
4. Kebiasaan warga Desa Bence yang membuang semua sampah di sungai,
baik sampah plastik maupun pampers dll. Bencana yang dapat terjadi akibat
perbuatan tersebut adalah ....
A. banjir
B. abrasi
C. tanah longsor
D. gunung meletus
Isilah titik titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
5. Dengan menyayangi lingkungan, kita akan mendapatkan berbagai manfaat.
Salah satu manfaat menanam pohon di sekitar rumah adalah ....

84
6. Perhatikan gambar disamping!
Apa yang kamu lakukan bila melihat yang dilakukan oleh anak
Tersebut?

Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban Skor Skor Maksimal
1 A 1
2 D 1
3 A 1 4
4 C 1
5 Menjadikan udara terasa sejuk 3
6 Menegur, dan menasehati agar 3 6
membuang sampah pada
tempatnya
Jumlah 10 10

85
Tes siklus III
Berilah Tanda Silang (X) huruf a, b, c atau d yang merupakan jawaban
paling benar!
1. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar kita. Lingkungan terbagi
menjadi dua yaitu ….
A lingkungan biotik dan abiotic
B lingkungan biotik dan lingkungan sekolah
C lingkungan sekolah dan lingkungan teman
D lingkungan rumah dan lingkungan keluarga
2. Manusia setiap hari bernafas agar dapat hidup. Hal ini membuktikan bahwa
manusia adalah makhluk hidup, begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.
Sehingga manusia, hewan dan tumbuhan termasuk lingkungan biotik.
Berbeda dengan batu yang tidak dapat bernafas, karena termasuk benda
mati. Berdasarkan cerita tersebut, apa yang kamu ketahui tentang
lingkungan biotik? ….
A lingkungan yang terdiri dari makhluk hidup
B lingkungan yang terdiri dari benda mati
C lingkungan yang berada di sekolah
D lingkungan yang berada di rumah
3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini!
6) manusia
7) batu
8) kerbau
9) bunga mawar
10) sinar matahari
Contoh lingkungan biotik ditunjukkan nomor ….
A. 1, 2 dan 4
B. 1, 3 dan 5
C. 1, 3 dan 4
D. 3, 4 dan 5
4. Pak hasbi adalah seorang petani yang rajin, kebunnya berada di lereng
gurung. Untuk mencegah tanah longsor Pak hasbi menanam banyak
pohon disekitar lereng gunung. Pada hari ini Pak Hasbi memerlukan
pohon jati untuk membuat meja. Pak hasbi segera memilih pohon jati
yang tua untuk bahan membuat meja dan menebangnya.
Berdasarkan cerita di atas, apa yang dilakukan Pak Hasbi untuk
melestarikan lingkungan biotik? ....
A menebang pohon di lereng gunung
B melakukan sistem tebang pilih
C menebang pohon sesuka hati
D menebang pohon sebanyak mungkin
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
5. Perhatikan pernyataan berikut!

86
1. Batu, bunga, kursi dan meja
2. Sinar matahari, pohon, gunting dan kertas
3. Tanah, air, udara dan sinar matahari
4. Kelinci, tanah, air dan buku.
Berdasarkan pernyataan diatas manakah yang termasuk lingkungan
abiotik? Jelaskan pendapatmu!
6. Perhatikan gambar disamping ini!
Lingkungan a biotik juga harus kita
lestarikan.
Salah satu cara melestarikan lingkungan a biotik adalah
membuang sampah pada tempatnya.
Apa yang akan terjadi bila sampah di buang ke sungai setiap hari? ….

Kunci Jawaban
No Kunci Jawaban Skor Skor Maksimal
1 A 1
2 A 1
3 C 1 4
4 B 1
5 3.Tanah, air, udara, sinar matahari 3
Karena termasuk benda mati 6
6 Sungai akan kumuh, air sungai 3
tercemar dan bias terjadi banjir
Jumlah 10 10

87
Lampiran 4. Dokumentasi

Foto SD Negeri Bence 02 tampak depan

Foto papan nama SD Negeri Bence 02

88
Foto Kegiatan Pembelajaran

FOTO KEGIATAN PENDAHULUAN

FOTO KEGIATAN MENYAPA PESERTA DIDIK

89
FOTO KEGIATAN PENYAMPAIAN MATERI

FOTO KEGIATAN MEMBERI ARAHAN UNTUK PENGERJAAN MAKE A MATCH

90
FOTO KEGIATAN MEMBIMBING PESERTA DIDIK TUGAS MAKE A MATCH

FOTO KEGIATAN MEMBERI PENILAIAN SIKAP

91
FOTO KEGIATAN PRESENTASI HASIL MAKE A MATCH

FOTO KEGIATAN MENEMPEL HASIL TUGAS MAKE A MATCH

92
FOTO KEGIATAN MEMBERI REWARD KELOMPOK TERBAIK

FOTO KEGIATAN MEMBERI TUGAS INDIVIDU

93
FOTO KEGIATAN MEMBERIKAN PENILAIAN TUGAS INDIVIDU

FOTO KEGIATAN BERSAMA PESERTA DIDIK MENARIK KESIMPULAN

94
FOTO KEGIATAN BERDOA

95

Anda mungkin juga menyukai