Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu:
Kartasasmita, M. Pd.
Oleh:
M.Nursalam.D
60403070119049
I
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menghargai
Peninggalan Sejarah Menggunakan Strategi KWL Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan (action
Research) yang terdiri dari 2 (dua) siklus, dan setiap siklus terdiri dari: Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bahwa Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Materi Menghargai Peninggalan Sejarah
Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar.
Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)
i
LEMBAR PENGESAHAN
Kartasasmita, M.Pd
NIP:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayatnya
penulis dapat menyelesaikan proposal PTK dengan judul “Upaya Upaya metode
pembelajaran kooperatif model STAD terhadap motivasi belajar Matematika (Studi: PTK
Pada Siswa Kelas IV SDN Sindang sari).
Penulisan proposal PTK ini bertujuan untuk memenuhi sebagian pengumpulan tugas
mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Proposal PTK ini mengkaji tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD
terhadap motivasi belajar siswa guna meningkatkan belajarnya.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Proposal PTK ini masih jauh dari sifat
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan dan kemajuan penulisan Proposal PTK di masa yang akan datang. Terima
kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Kartasasmita, M.Pd yang telah membimbing
dalam penulisan Proposal PTK ini, dan semua pihak yang telah membantu secara moril dan
materiil dalam penyusunan Proposal PTK ini. Semoga Allah membalasnya dengan imbalan
yang tidak ternilai harganya.
Mohon maaf jika didalam proposal penelitian ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga proposal penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN.........................................................................................................i
KATAPENGANTAR......................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
iv
4.2 Pembahasan........................................................................................47
BAB V PENUTUP.................................................................................................65
5.1 Kesimpulan.........................................................................................65
5.2 Saran...................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................68
v
BAB I
PENDAHULUAN
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga
efektif dan efisien dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai
1
Kabupaten Barito Timur, diperoleh informasi bahwa hasil belajar Materi
membosankan,
yang telah diterima menjadi mudah dilupakan. Hal ini merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh seorang guru. Guru dituntut
positif bagi siswa diantaranya hasil belajar siswa akan lebih baik dan sesuai
dengan indikator yang ingin dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) karena siswa dapat terlibat aktif
2
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) merupakan suatu metode
mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai
SDN 4 Jaar“.
Jaar?”
menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) siswa Kelas IV SDN
4 Jaar.
berikut :
3
1. Bagi peneliti : penelitian ini dapat mempengaruhi pembelajaran, membantu
3. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Ranah Kognitif
2. Ranah Afektif
internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
5
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua factor utama
yaitu:
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan,
berikut.
intrinsic pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi rendah
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan
mengembangkan kreativitasnya.
6
4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif),
belajarnya.
apa saja yang mereka ketahui mengenai sebualh topik. Informasi tersebut
direkam dalam bentuk catatan kecil dalam kolom K pada tabel KWL. Siswa
pertanyaan tersebut di tuliskan dalam kolom W pada tabel. Selama atau setelah
7
Informasi baru yang siswa pelajari dituliskan dalam kolom L pada tabel KWL.
Fisk and Hurst (2003: 211), KIVL Strategy, for comprehending the reading,
works so well, because it integrates all of modes of communication. When
using this strategy, students will be reading, writing, livening, and ,speaking
about the text. Menurut Michael Susan dalam jurnalnya (2008) Strategi KWL
dapat digunakan pada tiap tingkatan kelas. Strategi tersebut bekerja dengan
baik dengan tiap jenis teks. Dia juga menemukan bahwa strategi ini paling
baik diterapkan pada wacana eksposisi. Berdasarkan teori yang ada, peneliti
ingin membantu siswa memahami apa yang dibaca, guru akan mengajar siswa
pelajaran untuk menemukan apa yang telala diketahui siswa Strategi KWL
sebuah kelas, yang dapat membimbing siswa membaca dan memahami sebuah
teks bacaan. Strategi ini dapat digunakan siswa untuk bekerja sendiri, tetapi
diskusi akan lebih membantu memahami teks bacaan lebih baik. Strategi KWL
8
3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi KWL.
memerlukan bimbingan dan pemaparan yang jelas. Setelah itu siswa dapat
topik yang disajikan guru atau peneliti di kolom K. Kemudaan siswa dapat
9
b. Kelemahan Strategi KWL
Strategi Kin merupakan hal baru balk bagi siswa m aupun guru. Siswa
dengan tepat.
a. Pre-Reading Activity
sebagai berikut:
bacan.
10
Peneliti akan memilih teks bacaan yang akan digunakan di dalam
K W L
menuliskannya dalam kolom K pada tabel KWL yang ada pada mereka.
b. While-Rending Activity.
apa yang ingin mereka ketahui banyak tentang topik bacaan berdasarkan
11
kalimat di atas selembar kertas. Kemudian, siswa mengubah kalimat
c. Post-Reading Activity
1. Pendahuluan
kita tahu kejadian masa lampau. Bangsa kita memiliki banyak sekali
Dalam bab ini kamu akan belajar bentuk-bentuk peninggalan sejarah. Setelah
12
ini.
masing-masing.
Apakah peninggalan seiarah itu? Mari kita ambil contoh dalam hidup
nenek atau orang tua meninggalkan warisan. Warisan itu bisa berupa rumah,
tanah, sawah, uang, emas, pusaka, foto, buku, dan lain-lain. Semua barang
nenekmu mewariskan rumah. Ketika kamu melihat rumah warisan itu, kamu
teringat kakek dan nenekmu. Kamu mungkin teringat akan wajah kakek dan
lampau.
13
Apa saja bentuk peninggalan sejarah? Ada bermacam-macam bentuk
masa lampau, prasasti, patung, bangunan, naskah/ tulisan, dan cerita atau
hikayat. Mari kita bahas lebih lanjut bentukbentuk peninggalan sejarah ini!
1. Fosil
sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui
penemuan ini, kita tahu bahwa di Jawa sudah ada manusia purba ribuan
dahulu. Peralatan itu dipakai untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani.
Ada peralatan yang terbuat dari tulang, batu, dan logam. Dari peninggalan
ini kita bisa tahu kehidupan dan jenis pekerjaan orang pada masa lampau.
3. Prasasti
14
Prasasti adalah tulisan-tulisan dari masa lampau. Tulisan ini ditulis pada
batu, emas, perak, perunggu, tembaga, tanah liat, alau tanduk binatang.
Prasasti umumnya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Dari prasasti kita
4. Patung (Arca)
Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Buddha.
Buddha, ada patung raja dan ratu, dan ada juga patung yang berupa
binatang. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.
5. Bangunan
macam. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain candi, gedung, tempat
15
a. Candi
Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi
b. Gedung
c. Tempat Ibadah
gereja, kuil, pura dan kelenteng. Ada tempat ibadah yang sudah
dibangun ratusan tahun yang lalu. Contoh tempat ibadah yang bernilai
d. Benteng
16
Misalnya, Benteng Duurstede di Maluku, Benteng Malbourough di
e. Istana
f. Tugu/ Monumen
g. Makam
6. Naskah
17
Naskah Proklamasi, Naskah Supersemar, dan naskah-naskah
perjanjian.
kita akan membahas peninggalan sejarah dalam bentuk cerita. Ada cerita lisan,
Setiap tempat memiliki sejarah. Coba tanyakan kepada orang tuamu tentang
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata.
Maksudnya, kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang
berupa dongeng yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau
daerah tidak seperti yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari
tempat secara tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin
18
a. Legenda
suci karena tidak ada tokoh dewa. Contoh legenda antara lain:
Kalau ada, coba ceritakan. Kalau kamu belum tahu, coba tanyakan
kepada guru atau orang tuamu. Mintalah guru atau orang tuamu
dengan teman-temanmu.
Sekarang, mari kita simak salah satu contoh legenda. Berikut ini
19
Sangkuriang tidak tahu kalau Si Tumang adalah ayahnya. Suatu hari
Kira-kira apa pesan dari cerita di atas? Pesan yang dapat kita petik
20
1. Jangan sembarangan mengucapkan Sumpah atau ujar.
b. Mitos
cantik.
Prabu Boko.
22
Bondowoso ingin memperistri Roro Jonggrang. Namun, Roro
ayahnya.
diperistri dengan satu syarat. Ia minta dibuatkan seribu candi dan dua
Pada tengah malam, tinggal satu candi yang belum berdiri. Roro
seribu candi.
23
Jonggrang. Dikutuklah Roro Jonggrang menjadi arca batu. Jadilah
c. Dongeng
menceritakan dua orang anak, Bawang Putih dan Bawang Merah. Sifat
kedua anak itu bertolak belakang. Bawang Merah jahat dan Bawang
Putih baik hati. Bawang Putih selalu disakiti oleh Bawang Merah,
d. Fabel
Kancil dan Buaya serta Kancil dan Siput, bukan. Dua cerita itu adalah
24
e. Sage
cerita rakyat yang menceritakan terjadinya suatu daerah. Kamu juga sudah
terjadi. Berikut ini contoh sejarah terjadinya dua kota atau tempat di
Indonesia.
25
Keramaian Sunda Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai
dari
ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing itu
26
Akhirnya, pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda
Surakarta. Pada zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan
27
pemberontakan. Sebenarnya Raden Mas Said adalah kemenakan raja
Belanda.
Paku
28
Untuk sementara Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambar
sinilah kemudian didirikan pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru ini
Karena itu, cocok jika kerajaan yang baru ini diberi nama
Yogyakarta.
Benda-benda itu menjadi milik negara. Benda-benda itu menjadi milik seluruh
rakyat Indonesia.
29
Benda-benda peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
ke-9 bangsa kita sudah mampu membuat bangunan semegah dan seindah
itu!
Apa saja bentuk penghargaan kita itu? Mari kita mulai dengan kegiatan
peninggalan sejarah.
tahun. Tak heran benda-benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan
sebagai berikut:
bendapeninggalan sejarah.
30
b. Menjaga dan merawat daerah-daerah cagar budaya. Di daerah cagar
tangan jahil.
peninggalan sejarah.
a. candi,
b. makam pahlawan,
c. monumen, dan
d. istana.
31
32
BAB III
METODE PENELITIAN
Timur Propinsi Kalimantan Tengah, yang berada di luar kota sekitar 14 km dari
yang kurang memadahi, Tidak ada Laboratorium IPA, Tidak ada Laboratorium
Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 8 orang Guru Tetap terdiri
Objek Penelitian ini adalah Siswa Kelas IV SDN 4 Jaar, Kabupaten Barito
Timur, Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa sebanyak 19, yang terdiri dari 11
pada bulan September sampai dengan Nopember 2015. Penelitian ini pada materi
33
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
observasi guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan membuat alat evaluasi
b. Tahap pelaksanaan
klasikal.
masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian LKS dan siswa
diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok
siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab
terhadap kelompoknya.
c. Tahap Observasi
yang diamati adalah keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
34
Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar
siswa.
d. Tahap Refleksi
2. Siklus II
Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I digunakan untuk acuan
kekurangan pada siklus I. Tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap
siklus I.
35
Instrumen yang digunakan pada Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri dari:
jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing
𝐹
𝑃= 𝑥 100%
𝑁
Dimana : P = Prosentase
36
F = frekuensi tiap aktifitas
37
BAB IV
1. Perencanaan
guru juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyusun lembar
observasi aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil
b. Pelaksanaan
2015 dari pukul 07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
38
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru merayakan keberhasilan
c. Observasi
39
model ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa
Dengan adanya masalah yang terjadi pada kondisi awal, maka kami bersama
mengajar Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada
kondisi awal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal menggunakan ceramah
dengan jumlah 15 terdapat 10 siswa atau 66,7 % yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 5 Siswa atau 33,3% yang tidak tuntas, dengan nilai ratarata
40
Rata-rata 71
Ketuntasan Klasikal 66,7%
d. Refleksi
Learner) ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 71 dan secara
klasikal sebesar 66,7%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu
ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak
fokus pada pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang
menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi
di akhir pelajaran.
41
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
atau tidak mampu dijawab oleh kelompok dalam diskusi. Disamping itu
1. Perencanaan
aktifitas guru dan siswa. Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar.
2.Pelaksanaan
42
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)
pertemuan yaitu:
1).Pertemuan ke-1, pada hari Senin 21 September 2015 dari pukul 08.10
s.d 09.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
43
Perwakilan setiap kelompok kemudian membacakan hasil diskusi
melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)
gembira.
2). Pertemuan ke-2, pada hari Rabu 23 September 2015 dari pukul
07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari
menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan
44
Melalui kegiatan inti mendesain kegiatan agar siswa dapat
KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas balik
tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
3). Pertemuan ke-3, pada hari Sabtu 26 September 2015 dari pukul
45
07.0 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari
tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
46
mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan
ulangan harian.
3. Observasi
know, Learner). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dan respons
mengajar Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar
47
siswa atau 80% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 3 Siswa atau
20% yang tidak tuntas. Data dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
48
1 Memperhatikan penjelasan Guru 3
2 Mempelajari LKS dengan 3
sungguhsungguh
3 Melakukan kegiatan sesuai LKS 4
4 Mencatat hasil kegiatan sesuai LKS 3
5 Diskusi kelompok tentang hasil 3
kegiatan
6 Menyusun hasil kegiatan 3
7 Mempresentasikan hasil kegiatan 3
kelompok
8 Menghargai gagasan teman 3
9 Menyampaikan gagasan pada 3
kelompok
10 Mengambil keputusan/ kesimpulan 3
kelompok
11 Memberi tanggapan pada kelompok 3
lain
12 Bertanggung jawab dan disiplin 3
kerja
13 Mencatat hasil kesimpulan 3
Jumlah 41
Rata-rata 3,08 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
2,5 - 3,49 = Baik
3,5 - 4,0 = Sangat Baik
49
rangkuman hasil angket tentang tanggapan 15 siswa terhadap model
senang, siswa juga merasa senang dengan LKS yang digunakan, suasana
kelas, maupun cara penyajian materi oleh guru, dan model pembelajaran
siswa juga merasa senang karena bisa mmenyatakan pendapat, dan siswa
Strategi KWL
50
Tidak
Bermanfaat
Bermanfaat
F % F %
4. Apakah pembelajaran ini bermanfaat bagi 15 100 0 0
kamu ?
Baru Tidak Baru
F % F %
5. Apakah pembelajran ini baru bagi kamu? 15 100 0 0
Ya Tidak
F % F %
6. Apakah kamu menginginkan pokok 14 93,3 1 6,7
bahasan yang lain menggunakan
Strategi KWL (Know, Want to know,
Learner)?
Learner)
N=Jumlah: 15 orang
51
Siklus I Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 2,5 Baik
3. Kegiatan Pokok 2,5 Baik
4. Penutup 3,0 Baik
Rata – Rata 2,75 Baik
Keterangan :
4. Refleksi
Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
Peninggalan Sejarah.
yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada
pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi
diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
52
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi
untuk menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
3. Deskripsi siklus II
1. Perencanaan
Siswa (LKS) dan menyusun lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
53
tindakan dilakukan di kelas, guru dan observer mendiskusikan lembar
observasi.
2. Pelaksanaan
pertemuan yaitu:
1).Pertemuan ke-1, pada hari Senin 28 September 2015 dari pukul 08.10
s.d 09.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
54
selama diskusi berlangsung guru berkeliling kelompok untuk mengawasi
melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3)
gembira.
2). Pertemuan ke-2, pada hari Rabu 30 September 2015 dari pukul
07.00 s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari
menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan
55
dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya. Kegiatan
KWL (Know, Want to know, Learner), (2) siswa melakukan kilas balik
tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
56
3). Pertemuan ke-3, pada hari Sabtu 3 Oktober 2015 dari pukul 07.00
s.d 08.10 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan inti adalah 40 menit dan alokasi
57
hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus
ulangan harian.
4. Observasi
kooperatif menggunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses
Pendidikan Bahasa Inggris. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II.
kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) dengan jumlah 15
siswa, terdapat 14 siswa atau 93% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 1 Siswa
atau 7% yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 81,7. Data dapat dilihat pada
58
Tabel 7. Hasil ulangan harian pada siklus II
Keterangan :
N = Jumlah: 15 orang
2) Aktifitas Guru
59
materi pelajaran Menghargai Peninggalan Sejarah pada siklus I sebesar
3,25 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati
Siklus II Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 3,0 Baik
3. Kegiatan Pokok 3,0 Baik
4. Penutup 4,0 Baik
Rata – Rata 3,25 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
3) Refleksi
Want to know, Learner). Oleh karena itu refleksi yang dikemukakan akan
60
yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada
pengisian LKS sehingga ada bagian tertentu dari isi LKS yang tidak terisi
Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan
baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
atas, selanjutnya akan diterapkan pada siklus II. Untuk masalah yang
pertama peneliti menugaskan tiga orang siswa pada setiap kelompok untuk
menulis hasil kegiatan agar semua LKS terisi semua. Dengan cara
demikian maka data yang terkumpul menjadi lengkap sehingga siswa lebih
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar
siswa Kelas IV SDN 4 Jaar untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan
61
model pembelajaran mengunakan Strategi KWL (Know, Want to know, Learner)
diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 71 dengan nilai tertinggi adalah 85
terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan
Jaar pada siklus 1 untuk Materi Menghargai Peninggalan Sejarah dengan model
pembelajaran, Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) diperoleh nilai rata –
rata siklus 1 sebesar 77,3 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan
nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketentusan belajar 80% dan yang
Sejarah sub (3) Kerja Sama di Lingkungan Kelurahan/Desa diperoleh nilai rata –
rata siklus II sebesar 81,7 dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan
nilai terendah adalah 65 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 93% dan yang
tidak tuntas 7%. Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II
siswa pada materi yang sama yaitu Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini
disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar siswa
pada materi yang sama yaitu Menghargai Peninggalan Sejarah. Hal ini disebabkan
pada siklus I dan siklus II Sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
62
2. Aktivitas Siswa
baik semua aspek aktivitas siswa. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh
penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, bekerja dengan menggunakan alat
paling dominan dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKS dan berdiskusi.
Hal ini menunjukan bahwa siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab
untuk mendapatkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat santoso
mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan
63
Peninggalan Sejarahl. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000), bahwa
guru berperan penting dalam mengelola kegiatan mengajar, yang berarti guru
kelas, sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar dapat ditingkatkan.
Pendapat lain yang mendukung adalah piter (dalam Nur dan Wikandari 1998).
kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want to know, Learner) yang diterapkan
pelajaran. LKS, suasana belajar dan cara penyajian materi oleh guru. Menurut
siswa, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Strategi KWL (Know, Want
antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa tercipta semakin baik
Strategi KWL (Know, Want to know, Learner). Siswa merasa senang apalagi
64
Learner), dan siswa merasa bahwa model pembelajaran kooperatif
mereka, karena mereka dapat saling bertukar pikiran dan materi pelajaraan
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
rata kondisi awal sebesar 71 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan
nilai terendah adalah 60 terdapat 4 orang dengan ketentusan belajar 66,7% dan
diperoleh nilai rata – rata siklus 1 sebesar 77,3 dengan nilai tertinggi adalah 100
terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65 terdapat 3 orang dengan ketentusan
Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata – rata siklus II sebesar 81,7
dengan nilai tertinggi adalah 100 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 65
terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 93% dan yang tidak tuntas 7%.
5.2 Saran
66
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran–
saran, yaitu:
67
68
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Depdiknas
Jakarta: Depdiknas
Jakarta: Depdiknas
Kemdiknas
69
Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT
70