Anda di halaman 1dari 27

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI MELALUI MEDIA VIDEO UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Oleh :

1. AZIZAH
NIM : 7201141008
2. DIAN MAULIDA SUDIRMAN
NIM : 7201141003
3. NISHA ANGELIA PUTRI
NIM : 720141001
4. SASTI PRAMITA
NIM : 7203141006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran problem based learning melalui media video. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori Gestal, belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya
bahwa secara kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan. Berdasarkan teori ini, hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama,
siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode, serta dukungan
lingkungan keluarga. Teori model pembelajaran Problem Based Learning Shoimin
(2017:129) bahwa problem based learning artinya menciptakan suasana belajar yang
mengarah terhadap permasalahan sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang berjumlah 33 siswa.

Kata Kunci : Problem Based Learning; Media Video; Hasil Belajar;

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan menjadikannya kedalam
bentuk proposal penelitian. Proposal Penelitian ini berjudul “Model pembelajaran problem
based learning dalam pembelajaran ekonomi melalui media video untuk meningkatkan hasil
belajar di sma negeri 1 lubuk pakam”.
Dalam pembuatan Proposal Penelitian ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak baik moral maupun materil. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati
penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada:
1. Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Prof. indra Maipita, M.Si.,Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
3. Dr. H. Dede Ruslan, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri
Medan.
4. Dr. Khairuddin Effendi Tambunan, S.Sos., M.Si, Ketua Program studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Negeri Medan.
5. Terimakasih kepada Keluarga Besar SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang turut membantu
memberikan kemudahan selama proses penelitian berlangsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Penelitian ini masih belum
sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini. Penulis berharap
penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak terkait.

Medan, April 2023


Penulis,

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identitas Masalah ................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 3
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 5


A. Landasan Teori ...................................................................................... 5
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 11
C. Kerangka Konseptual............................................................................. 12
D. Hipotesis ............................................................................................... 13

BAB III METODOOGI PENELITIAN .................................................... 14


A. Lokasi Penelitian ................................................................................... 14
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 14
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 14
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 15
E. Teknik Analisis Data.............................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................. 17


Tabel 3.1 Tabel Uji Normalitas Data ............................................................. 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. Pendidikan dan
pembelajaran SMA ditempuh selama 3 tahun mulai dari kelas X sampai kelas XII. Pada
jenjang tersebut siswa dibekali oleh banyak bidang studi yang dianggap mampu mendorong
siswa untuk bisa menciptakan pola pikir yang rasional. Salah satunya adalah bidang studi
ekonomi yang di dalamnya terdapat berbagai pembelajaran.
Sebagai sumber belajar, teknologi merupakan alat untuk memperlancar pembelajaran
yang lebih menarik bagi siswa, sehingga dimungkinkan pula dapat memperoleh hasil belajar
yang sesuai dengan harapannya. Media memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran terutama dalam pembelajaran ekonomi, dengan adanya media dapat membantu
guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran
sekarang bergerak maju seiring kemajuan teknologi, sehingga membawa dampak baik bagi
kemajuan dalam proses pembelajaran dan dalam penyampaian materi pelajaran (Akmaliah,
2014). Di antara banyak teknologi pembelajaran salah satunya adalah dengan media video,
yang memiliki kelebihan cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran (Anshor:2015).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan sebelumnya di SMA Negeri 1 Lubuk
Pakam diketahui bahwa, masih terdapat beberapa masalah pelaksanaan pembelajaran
ekonomi. Pada proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam guru dikelas
cenderung menggunakan metode konvensional (ceramah) di mana guru berperan aktif dalam
pembelajaran tersebut sedangkan siswa hanya dituntut untuk mengingat apa yang telah
disampaikan oleh guru. Dampak dari penggunaan metode pembelajaran tersebut siswa
kurang termotivasi dan kurang aktif dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar. Dari penjelasan di atas guru harus membuat dan menggunakan model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan pada saat proses pembelajaran di kelas, sehingga siswa
lebih aktif dan tidak cepat merasa bosan serta mempermudah siswa mengingat materi yang
disampaikan oleh guru.

1
Dalam hal ini model pembelajaran yang menarik sangat diperlukan. Karena untuk
membuat siswa yang aktif, kreatif dan terampil diperlukan model pembelajaran yang
bervariasi. Hal ini juga Kepedulian guru sangat diperlukan untuk mengembangkan hasil
belajar siswa. Sehingga siswa tidak menganggap sepele dan menganggap tidak begitu penting
pembelajaran yang diberikan guru, karena siswa hanya dituntut untuk mempunyai catatan
yang lengkap saja, inilah yang menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, cenderung pasif dan
tidak aktif pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini sejalan dengan Harjali (2016:14) dalam E-Journal pendidikan dan
pembelajaran,
“Penataan atau Pengorganisasian kelas merupakan hal utama dalam menunjang
terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Namun sayangnya proses pembelajaran yang
terjadi selama ini masih cenderung satu arah, kurang memperhatikan partisipasi aktif siswa
dalam proses pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang
bermakna bagi siswa, sehingga belum mampu mengembangkan kompetensi dan potensi
kemampuan siswa secara lebih optimal”.
Sesuai dengan hasil diskusi antara guru bidang studi dan peneliti maka diterapkannya
model pembelajaran problem based learning ini sebagai model pembelajaran yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar karena dapat mengajarkan cara berpikir dan
membantu mengambil keputusan serta menjadikan siswa lebih peka akan masalah sekitar.
Menurut I Wayan Dasna dan Sutrisno dalam Yuliastutik (2010), Problem Based
Learning (PBL) merupakan metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerja sama dengan kelompok untuk mencari penyelesaian pada permasalahan
dunia nyata, simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum
memulai mempelajari suatu subyek. Sedangkan menurut Menurut Kamdi (2007:77), model
Problem Based Learning (PBL) diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang
didalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui beberapa
tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari pengetahuan yang
berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan akan memiliki
keterampilan dalam memecahkan masalah.
Pemanfaatan media video sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik
untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Video juga merupakan bahan
ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa secara
langsung. menurut Rusman (2012) video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar
(audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.

2
Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat
disajikan serentak.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Model Pembelajaran Problem Based
Learning Dalam Pembelajaran Ekonomi Melalui Media Video Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam”.

B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi
masalah yang bertujuan untuk mempermudah penulis dalam mencari masalah yang akan
diamati.
Adapun identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi, sehingga membuat siswa kurang
aktif dan kreatif pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Pembelajaran yang digunakan selama ini masih belum meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran ekonomi.
3. Belum di terapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pembelajaran ekonomi melalui media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa di
SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan-keterbatasan yag ada maka masalah yag telah diidentifikasi
dibatasi sebagai berikut:
“Belum diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pembelajaran ekonomi melalui media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa di
SMA Negeri 1 Lubuk Pakam”.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning melalui media
video dalam upaya meningkatkan hasil belajar di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam?”.

3
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai arah penelitian
yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut:
“Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
melalui media video dalam upaya meningkatkan hasil belajar di SMA Negeri 1 Lubuk
Pakam”.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-teori yang telah banyak
dikemukakan oleh para ahli. Oleh karena itu secara praktis manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai penunjang pembelajaran siswa untuk meningkatkan hasil belajar
siswa melalui media video. Sehingga siswa dapat mudah memahami materi
yang di ajarkan oleh guru dan dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan
berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
2. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi guru untuk melakukan
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
Dalam suatu penelitian, teori sangatlah diperlukan. Hal ini akan sangat membantu
penulis untuk memecahkan masalah yang menjadi topik dalam kegiatan penelitian. Selain
teori, penulis juga menyertakan beberapa pengertian yang bertujuan membantu penulis untuk
lebih fokus menjawab tujuan penelitian.
1. Model Pembelajaran
Model diartikan sebagai panduan dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan
pembelajaran merupakan suatu proses yang disengaja di mana siswa dapat belajar di suatu
lingkungan belajar guna melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam keadaan tertentu. Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan oleh guru.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003) bahwa “Model pembelajaran adalah sebuah
rencana atau pola yang mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara
penggunaan materi pembelajaran”. Menurut Joyce dan Weil (1980:1) dalam buku Rusman
bahwa “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”. Sedangkan menurut
Trianto (2010:51) menyatakan bahwa “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial”.
Maka berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran adalah suatu rencana
pembelajaran yang bertujuan untuk tercapainya suatu pembelajaran yang optimal dan
berfungsi sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning


Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem Based
Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu
masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru
untuk dapat menyelesaikannya. Dengan demikian strategi pembelajaran Problem Based
Learning adalah strategi yang dimulai dengan: 1) Kegiatan kelompok, yaitu membaca kasus;
menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat

5
rumusan masalah; membuat hipotesis mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan
pembagian tugas; dan melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin,
melaporkan kemajuan yang akan dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi di kelas;
2) Kegiatan perorangan, yaitu siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber,
meneliti, dan menyampaikan temuan; dan 3) kegiatan di kelas, yaitu mempresentasikan
laporan, dan diskusi antar kelompok di bawah bimbingan guru. Dari tiga kegiatan kelompok,
perorangan maupun kelas yang merupakan faktor utama dalam strategi pembelajaran dengan
Problem Based Learning adalah pada rumusan masalah yang ada.
Menurut Tan (dalam Rusman, 2011:232) “pembelajaran problem based learning
adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan
konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu
yang baru dan kompleksitas yang ada”.
Menurut Hammruni (dalam Suyadi, 2013:129) “pembelajaran problem based learning
(PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan masalah,
tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk
dapat menyelesaikannya. Menurut Trianto, (2009:92) model pembelajaran problem based
learning (PBL) adalah pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat
tinggi.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan model pembelajaran problem based
learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat
menemukan permasalahan dan dapat memecahkan masalah tersebut dengan melalui proses
berpikir yang memerlukan pengetahuan baru.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Persoalan yang dikaji hendaknya
merupakan persoalan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang
secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Sebuah permasalahan pada umumnya diselesaikan dalam beberapa kali
pertemuan karena merupakan permasalahan multi konsepsi, bahkan dapat merupakan
masalah multi disiplin ilmu.

6
a) Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah/ Problem Based Learning
Skenario pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah hendaknya
memenuhi karakteristik berikut: (i) terkait dengan dunia nyata; (ii) memotivasi pembelajar;
(iii) membutuhkan pengambilan keputusan; (iv) multi-tahap; (v) dirancang untuk kelompok;
(vi) menyajikan pertanyaan terbuka memicu diskusi; (vii) mencakup tujuan pembelajaran,
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), dan keterampilan lainnya (Ridwan, 2015:131).
Pannen (2001:86) memberikan arahan petunjuk langkah-langkah dalam penerapan
pembelajaran berbasis masalah yaitu: (i) mengidentifikasi masalah, (ii) mengumpulkan data,
(iii) menganalisis data, (iv) memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan
analisisnya, (iv) memilih cara untuk memecahkan masalah, (v) merencanakan penerapan
pemecahan masalah, (vi) melakukan uji coba terhadap rencana yang ditetapkan, dan (vii)
melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.
Arends (2004) membagi tahap-tahap administrasi pembelajaran berbasis masalah
yang dilaksanakan oleh fasilitator (dosen) meliputi:
 Tahap 1: Mengorientasikan mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan
pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
 Tahap 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar. Membantu mahasiswa membatasi
dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
 Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong
mahasiswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan
mencari untuk penjelasan dan pemecahan.
 Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model,
dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
 Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu
mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang
digunakan selama berlangsungnya pemecahan masalah.

b) Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Based Learning


Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai
berikut.
a. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif

7
b. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
c. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
d. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
e. Mendorong mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri
f. Mendorong kreativitas dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang dilakukan
g. PBL dapat membuat pembelajaran bermakna.
h. PBL melatih mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
i. PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.

Sedangkan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya


adalah sebagai berikut.
a. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan
pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi
secara satu arah (teacher centered learning).

b. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBL terkadang membutuhkan waktu yang


lebih banyak. Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi
persoalan yang diberikan. Sementara, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan
dengan beban kurikulum.

c. PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada kurikulum yang sama
melalui metode pengajaran yang berbeda.

d. Mahasiswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka
untuk belajar, terutama di domain yang mereka tidak memiliki pengalaman
sebelumnya.

e. Seorang dosen mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup
sebagai bahan sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat
menantang untuk melaksanakan, karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja
keras bagi dosen. Ini bisa sulit pada awalnya bagi dosen untuk “melepaskan kontrol”

8
dan menjadi fasilitator, mendorong mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan yang
tepat daripada menyerahkan mereka solusi.

3. Media Video
Menurut Wanti Ega Risma (2016:134) mengatakan media video merupakan
penyampain materi pembelajaran dengan menggunakan video rekaman dalam kendali
komputer, Siswa dapat mengamati dan memahami materi pembelajaran tidak hanya dengan
mendengar dan melihat saja, namun juga aktif memberikan respon aktif mengenai materi
pembelajaran tersebut.
Menurut Arsyad dalam Rusman (2011:218) mengemukakan video merupakan
serangkain gambaran gerak yang disertai suara yang membentuk suatu kesatuan yang
dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapain tujuan
pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk.
Kelebihan dengan adanya media video ini, yaitu;
1) Efektif dan Efisien
Belajar menggunakan video lebih efektif dalam menjelaskan suatu informasi yang
bersifat abstrak dalam waktu yang singkat. Semakin sedikit durasi dari video tersebut, maka
pembelajaran dapat lebih bermakna, karena peserta justru bisa lebih mudah memahami
dengan video yang singkat namun mencakup seluruh informasi , dibandingkan dengan video
durasi panjang yang cenderung membosankan. Saat ini produksi video bisa dilakukan sendiri
dengan biaya yang terjangkau , anda dapat menggunakan kamera bahkan ponsel anda sendiri
serta hasilnya pun dapat digunakan berkali-kali.

2) Pengalaman Belajar yang Baru


Belajar menggunakan video akan memberikan pengalaman belajar yang baru bagi
peserta. Hal tersebut karena video dapat menghadirkan sentuhan hiburan saat belajar
sehingga proses belajar tidak harus selalu menegangkan dan membosankan. Pengalaman baru
akan lebih dirasakan lagi bila peserta tersebut disajikan video interaktif. Keterlibatan peserta
akan sangat dibutuhkan saat video tersebut dijalankan, sehingga akan tertanam suatu
pengalaman baru bagi peserta tersebut.

9
3) Mudah Dimengerti
Video untuk belajar dibuat dengan gambar yang bersifat realistis, didukung dengan
desain grafis dan minim teks sehingga memudahkan peserta memahami informasi yang
disampaikan. Pelajar mengamati gambar yang diperlihatkan, mengasimilasi nilai pengetahuan
dan menyerap keterampilan yang disajikan dengan lebih mudah.

4) Mendukung Pembelajaran Aktif


Video interaktif memberikan kesempatan bagi pelajar untuk berperan aktif saat
belajar. Video interaktif baru bisa berjalan apabila ada respon atau interaksi dari peserta yang
menggunakannya. Tentunya dengan aktif memberikan pengalaman langsung yang tentunya
akan diingat oleh peserta tersebut.

4. Hasil Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami
pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu
sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu
titik persamaan.
Sehubungan dengan hasil belajar, Poerwanto (2010:28) memberikan pengertian hasil
belajar yaitu “Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar yang dinyatakan dalam
raport”. Dari pendapat di atas, maka dapat dijelaskan hasil belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa
dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
Hasil belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi hasil belajar
adalah pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode
tertentu. Hasil belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi proses

10
pembelajaran yang di ukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Hasil belajar
dapat diukur melalui tes yang sering dikenal tes hasil belajar. Sehubungan dengan hal itu
Susanto (2013:5) menyatakan “Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa baik yang menyangkut afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan
belajar”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan pengertian hasil
belajar adalah perubahan kemampuan dalam segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil kegiatan atau proses belajar mengajar.

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No Peneliti (tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Puput Apriyani, Pengaruh Model PBL Penggunaan model pembelajaran


Kristiani, Leny Berbantuan Media PBL berbantuan media animaker
Noviani (2022) Animaker Terhadap berpengaruh pada kemampuan
Keterampilan Berpikir berpikir kritis ekonomi siswa.
Kritis Ekonomi Dibuktikan dengan nilai t-hitung >
t-tabel, yakni 6,214 > 2,030 dengan
nilai probabilitas 0,00 < 0,05.
Siswa yang dibelajarkan
menggunakan paradigma PBL
dengan penggunaan media animaker
dan siswa yang menggunakan
metode pembelajaran tradisional
memiliki kemampuan berpikir kritis
ekonomi yang berbeda. Dibuktikan
dengan nilai F-hitung > F-tabel,
yaitu 13,622 > 2,670 dengan nilai
probabilitas 0,00 < 0,05.

2 Muhammad Andi Penerapan Model Proses pembelajaran dengan Hal


Auliya Hakim, Pembelajaran Problem ini terbukti dengan meningkatnya
Sunarto, Salman Based Learning (PBL) hasil belajar peserta didik

11
Alfarisy Totalia Untuk Meningkatkan Hasil berdasarkan hasil tiap siklus. Pada
(2016) Belajar Peserta Didik Kelas pra siklus nilai rata- rata peserta
XI IIS Dalam Mata didik sebesar 72,90 dengan
Pelajaran Ekonomi Di SMA persentase ketuntasan sebesar
N 5 Surakarta Tahun Ajaran 61,29%, siklus I nilai rata-rata
2015/2016 peserta didik meningkat menjadi
76,97 dengan persentase ketuntasan
sebesar 70,96% dan siklus II nilai
rata-rata peserta didik meningkat
menjadi 83,65 dengan persentase
ketuntasan sebesar 87,09%.

Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang


Perbedaan penelitian dahulu dngan penelitian sekarang yaitu pada penelitian
terdahulu problem based learning menggunakan video belum di gunakan di tempat penelitian,
sedangkan pada penelitian sekarang model pembelajaran problem based learning
menggunakan video di gunakan detempat penelitian, kemudian populasi, sampel, tempat dan
waktu penelitian dilaksanakan berbeda dengan penelitian terdahulu.

C. Kerangka Konseptual
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam
memecahkan masalahnya. Untuk itu, perlu disusun sebuah kerangka teori yang memuat
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:39).
Menurut pengamatan yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam, dalam
proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan tidak aktif. Hal ini disebebkan karena guru
masih kurang mengutamakan model-model pembelajaran yang bervariasi untuk menunjang
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Untuk mengatasi hal tersebut salah satu strategi
yang digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi
bahan ajar.

Salah satu yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning. Model pembelajaran problem based learning (PBL) yang
digunakan media video merangsang siswa untuk berpikir kritis, cermat dalam mencari

12
masalah dan memecahkan masalah tersebut. Setiap siswa dipastikan mencari masalah yang
telah ditampilkan dalam media video tersebut dan dapat memecahkan masalah tersebut.

Melalui media video akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan hasil
belajarnya. Penggunaan media video dihubungkan dengan tema permasalahan ekonomi yang
ada di Indonesia. Hasilnya siswa mampu meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan
media video sesuai dengan tema yang sudah diberikan. Dalam penelitian ini penulis memilih
tema APBN untuk siswa memecahkan suatu permasalahan dengan berpikir kritis, dan cermat.

D. Hipotesis

Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137) “Hipotesis
adalah pernyataan atau tuduhan bahwa sementara masalah penelitian yang kebenarannya
masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris”. Berdasarkan hipotesis
yang telah dikemukakan, maka bentuk pengujian hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Adanya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi yang sudah


diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning melalui media video di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.

Ho : Tidak adanya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi di SMA


Negeri 1 Lubuk Pakam antara sebelum dan sesudah diterapkannya model
pembelajaran Problem Based Learning melalui media video.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang beralamat di Jalan
Imam Bonjol, Tj. Garbus Satu, Kec Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
20518.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.

2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian karakteristik atau ciri yang dimiliki oleh suatu populasi.
Menurut pendapat Hidayat (2007:13), sampel adalah bagian atau wakil populasi yang
diteliti. Sampel yang dipilih pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri
1 Lubuk Pakam yang berjumlah 33 siswa.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Dalam penelitian ini dapat ditentukan variabel nya sebagai berikut:
1. Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi penyebab timbulnya perubahan atau variabel dependen (terikat).
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah aplikasi model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dimana pembelajaran ini dipusatkan
pada siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan
menggunakan media video.

2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

14
adalah hasil belajar siswa melalui pemanfaatan media video dalam pembelajaran
ekonomi, yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan mengembangkan
keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam. Dalam hal ini penulis akan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran ekonomi
melalui media video untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2.

Model pembelajaran Problem Based Learning : Model pembelajaran yang menuntut


siswa lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dengan berpikir
ilmiah tingkat tinggi/kritis dengan menggunakan pemanfaatan media video.

Hasil belajar : Hasil belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi proses pembelajaran yang di ukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data dari penulis yang
dilakukan penulis. Sugiyono (2009:308) mengatakan bahwa “Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penulisan, karena tujuan penulisan adalah
mendapatkan data.” Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penulis tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam kegiatan ini, alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu tes objektif
yang diambil dari pretest dan posttest. Pengumpulan data dapat dilihat dari observasi secara
langsung ke lapangan, dokumentasi serta studi kepustakaan. Dapat dilihat melalui penjelasan
di bawah ini:

1. Observasi
Esti Ismawati (2012:81) mengatakan bahwa “Observasi adalah kegiatan pengamatan
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera manusia, yakni melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap, ini yang dinamakan observasi
langsung”. Observasi digunakan agar data yang didapat sesuai dengan apa yang dimaksud
oleh peneliti. Dalam observasi ini, penulis terlibat langsung dalam kegiatan siswa yang
sedang diamati yang digunakan sebagai sumber data peneliti. Dengan observasi maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap dan dapat memahami setiap perilaku siswa.

15
Selain peneliti ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga berperan sebagai
fasilitator. Sehingga siswa dapat mengerti dan memahami model pembelajaran problem
based learning yang digunakan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
media video dan peneliti juga mendapatkan data siswa yang diinginkan.

2. Dokumentasi
Menurut Arikuanto (2006:158) “ Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan
data mengenai hal hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen,
raport, agenda, dan sebagainya”. Penulisan seluruh data yang dilakukan di lapangan, baik
berupa wawancara, pemotretan, dan analisis untuk mendapatkan hasil yang dituangkan pada
penulisan penelitian ini. Model pembelajaran problem based learning pada pembelajaran
ekonomi, penulis mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kamera.
Di mana dokumentasi yang digunakan dapat berupa foto kegiatan berlangsung di dalam
kelas.

3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang selalu dijadikan
dukungan guna memperkuat data yang ada. Studi kepustakaan menggunakan sumber-sumber
dari tulisan mengenai langkah-langkah yang berkaitan dengan topik yang dikaji. Untuk
mengerjakan tulisan ini, penulis terlebih dahulu mencari data data yang berkaitan dengan
judul atau topik penulisan yang akan ditulis dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan
pembahasan untuk mendapatkan data pendukung, konsep, dan informasi yang dapat dijadikan
acuan atau perbandingan dalam tulisan.
Untuk menambah bahan informasi penulis, maka penulis menghadirkan studi pustaka
sebagai berikut:

1) Muhammad Andi Auliya Hakim, Sunarto, Salman Alfarisy Totalia. 2016.


“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IIS Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi Di SMA N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam Mata Pelajaran Ekonomi
di SMA N 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian ini menyimpulkan
proses pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dapat

16
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil
belajar peserta didik berdasarkan hasil tiap siklus. Pada pra siklus nilai rata- rata
peserta didik sebesar 72,90 dengan persentase ketuntasan sebesar 61,29%, siklus I
nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 76,97 dengan persentase ketuntasan
sebesar 70,96% dan siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 83,65
dengan persentase ketuntasan sebesar 87,09%. Tulisan ini berbeda dengan peneliti
dalam mengkaji hanya saja terdapat persamaan dalam menggunakan model
pembelajaran problem based learning. Tulisan ini juga sudah menyumbangkan
tentang bagaimana penerapan model pembelajaran problem based learning dalam
belajar mengajar sehingga dapat dijadikan bahan referensi penulis dalam meneliti
tentang bagaimana cara menerapkan model pembelajaran problem based learning
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Puput Apriyani, Kristiani, Leny Noviani. 2022. “Pengaruh Model PBL Berbantuan
Media Animaker Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Ekonomi”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran PBL
berbantuan media animaker terhadap keterampilan berpikir kritis ekonomi siswa dan
adanya perbedaan rata-rata keterampilan berpikir kritis ekonomi siswa yang
menerapkan model pembelajaran PBL berbantuan media animaker dan yang
menerapkan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menyimpulkan
penggunaan model pembelajaran PBL berbantuan media animaker berpengaruh
pada kemampuan berpikir kritis ekonomi siswa. Dibuktikan dengan nilai t-hitung > t-
tabel, yakni 6,214 > 2,030 dengan nilai probabilitas 0,00 < 0,05. (2) Siswa yang
dibelajarkan menggunakan paradigma PBL dengan penggunaan media animaker dan
siswa yang menggunakan metode pembelajaran tradisional memiliki kemampuan
berpikir kritis ekonomi yang berbeda. Dibuktikan dengan nilai F-hitung > F-tabel,
yaitu 13,622 > 2,670 dengan nilai probabilitas 0,00 < 0,05.
3) Uswatun Hasanah. 2019. Skripsi berjudul “Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Berbantuan Media Video (Studi Pengembangan Model PBL Untuk
Meningkatkan Penguasaan Siswa Pada Kompetensi Dasar Jenis-Jenis Usaha Dan
Kegiatan Ekonomi Di Indonesia)”. Tujuan penelitian ini adalah menguji kelayakan
dan efektivitas model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media video dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada kompetensi dasar jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah PBL model berbantuan
media video layak dan efektif untuk meningkatkan pencapaian siswa dalam

17
mempelajari kompetensi dasar jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia di
kelas V Sekolah Dasar. Tulisan ini sama dengan penulis dalam mengkaji hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Tulisan ini
juga sudah menyumbangkan tentang bagaimana model pembelajaran Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat membantu
pemecahan masalah dengan berpikir secara kritis.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif
yang terkumpul melalui observasi, penilaian dan dokumentasi. Semua data yang diperoleh di
lapangan selanjutnya dianalisis secermat mungkin untuk dirumuskan dan dijadikan bahan
tulisan sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan.
Analisis data dapat diartikan sebagai suatu bentuk pola pikir untuk melaksanakan,
mengelola data dengan tujuan menjadikan data tersebut sebagai informasi. Hasil analisis
disusun untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran ekonomi pada siswa kelas
XI IPS 2 SMA Negeri 1 Lubuk Pakam melalui pemanfaatan media video dengan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning. Dari analisis data dapat diketahui bagaimana
perkembangan dari sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran tersebut.

Langkah-langkah pengelolahan teknik analisis data dalam penelitian ini adalah


menggunakan Uji T. Di mana seperti yang diketahui bahwa Uji T itu untuk menguji pengaruh
dua variabel. Sebelum menggunakan teknik ini, terlebih dahulu ditentukan persyaratan
analisis data yakni persyaratan Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis.

1. Uji Normalitas Data


Uji normalitas data berguna untuk membuktikan data dari sampel yang dimiliki
berasal dari populasi Berdistribusi normal atau data populasi yang dimiliki berdistribusi
normal (Arnita, 2013:101).
Tabel 3.1 Tabel Uji Normalitas Data

No Xᵢ 𝒁=
𝑿ᵢ−𝑿 F(x) S(x) |F(x) – S(x)|
𝑺𝑫

18
Dst

Keterangan :

a) Xᵢ = Angka pada data


b) Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal

𝒁=
𝑿ᵢ−𝑿 ∑𝑋 S=
𝑛.∑ 𝑥²−(∑ 𝑥)²
𝑺𝑫 𝑋̅ = 𝑛 (𝑛−1)
𝑁

c) F (x) = Probolitas kumulatif normal


F (x) = Kumulatif proporsi luasan kurva normal berdasarkan notasi Zᵢ, dihitung dari
luasan kurva normal mulai dari ujung kiri kurva sampai dengan titik Zᵢ.
d) S (x) = Probolitas komulatif empiris
e) Menghitung harga mutlak dari selisih F(x) dengan S(x)
f) Ambil harga mutlak yang paling besar di antaranya harga mutlak tersebut dan
nyatakan dengan L₀ memakai taraf nyata.
-L₀ < Llabel maka sampel berdistribusi normal
-L₀ > Llabel maka sampel tidak berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut
homogeny atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variansnya (Arnita, 2013:112).
Kriteria Pengujian :

Jika Fhitung > Ftabel maka kedua sampel mempunyai varians yang sama

Jika Fhitung < Ftabel maka kedua sampel tidak mempunyai varians yang sama

3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut memiliki kontribusi yang
signifikan atau tidak, maka dapat dilakukan dengan Uji-T. Rumus Uji-T adalah sebagai
berikut :
𝑋̅ 1 − 𝑋₂
T= 5 1 1
√ +
𝑛1 𝑛2

19
Keterangan :

T = Luas daerah yang akan dicapai

n₁ = Jumlah data kelas pretest

n₂ = Jumlah data kelas posttest

s = Simpangan baku kelas

x₁ = Rata-rata skor siswa kelas pretest

x₂ = Rata-rata skor siswa kelas posttest

Data yang dianalisis dilakukan sesuai dengan fokus masalah tujuan penelitian. Sesuai
dengan aspek hasil belajar yang telah dikemukakan, maka cara menganalisis data dengan
menggunakan analisis kuantitatif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto, Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif,
Untuk Administrasi Publik, Dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gaya Media.

Ahmadi dan Supriyoni. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya:
Bandung.

Akmaliah Siti, 2014. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pljaran Ekonomi Kelas X MA At-Taqwa.

Anshor Sokhibul. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Terhadap


Aktivitas Dan Hasil Belajar Geografi.

Arikuanto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Arnita. (2013). Pengantar Statistika. Bandung: Ciptapustaka Medi Perintis.

Asyhar Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung


Persada.

Harjali. (2016). Strategi Guru dalam Membangun Lingkungan Belajar yang Kondusif: Studi
Fenomenologi pada Kelas-kelas Sekolah Menengah Pertama di Ponorog. dalam Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 23 No 1.

Hidayat, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Empat.

Ismawati, Esti. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Ombak.

21
Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Press.

Rusman. 2011. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada

Rusman. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi


(Mengembangkan Profesionalitas Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Jakarta:
Ghalia Indonesia.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuntitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya

Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana

Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustaka

Wanti, Risma Ega. 2016. Ragam Media Pembelajran, Kata Pena.penerbit@gmail.com

Yuliastutik Asis (2010). Penerapan Model Pembelajaran PBL Dengan Media VCD Dalam
Upaya Meninigkatkan Haasil Belajar Dan Kemampuan Brpikir Kritis Mahasiswa
(Studi Kasus Di Akper Rustida Banyuwangi).

22

Anda mungkin juga menyukai