Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS VII SMP NEGRI SATU ATAP MATA
PELAJARAN TIK

Di susun oleh:
1. putri ramadhana (2104020192)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) AL-MAKSUM
LANGKAT 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat –Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGRI SATU ATAP” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan prposal penelitian ini adalah untuk mempelajari
cara pembuatan skripsi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (
STKIP ) Al Maksum Langkat dan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP NEGRI SATU ATAP.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang memberikan kritik dan saran sehingga proposal penelitian ini
dapat diselesaikan. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penilitian ini
sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pembaca untuk menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusun
proposal penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Stabat, 14 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 5
A.Latar Belakang Masalah...............................................................................................................5
B.Identifikasi Masalah .....................................................................................................................7
C.Pembatasan Masalah ....................................................................................................................7
D.Rumusan Masalah ........................................................................................................................8
E.Tujuan Masalah ............................................................................................................................8
F.Manfaat Masalah ..........................................................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORITIS .............................................................................. 9


A.Kerangka Teoritis .........................................................................................................................9
1.Hasil Belajar.............................................................................................................................9
a.Defenisi Hasil Belajar ..........................................................................................................9
b.Karakteristik Hasil Belajar .................................................................................................10
c.Indikator Hasil Belajar ........................................................................................................12
2.Video Pembelajaran ................................................................................................................12
a.Defenisi Video Pembelajaran .............................................................................................12
b.Tujuan Video Pembelajaran ...............................................................................................14
c.Karakteristik Video Pembelajaran ......................................................................................14
B.Kerangka Konseptual .................................................................................................................15
C.Hipotesis ............................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 17


A.Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................................................17

3
B.Populasi dan Sampel ..................................................................................................................17
C.Variabel Penelitian .....................................................................................................................17

4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan zaman menuntut berbagai bidang untuk terus


beradaptasi. Tak terkecuali pada bidang pendidikan. Dizaman dimana
teknologi semakin canggih ini, pendidikan juga dituntut untuk menyesuaikan
diri agar pembelajaran dapat maksimal. Pendidikan dapat diwujudkan salah
satunya dengan adanya lembaga yang bernama sekolah.
Menurut, Guswiani, et.al (2018) (Wijaya dan Rusyan mengemukakan,
1991: 2) Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang
mempunyai tanggung jawab untuk terus mendidik siswanya. Untuk itu
sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagai realisasi dari
tujuan pendidikan yang telah ditetapkanSekolah yang merupakan lembaga
formal yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan hak belajar dan
kewajiban sekolah adalah menyediakan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tuntutan zaman, seperti yang dikemukakan Sanjaya
(2008: 15) variabel yang berpengaruh terhadap sistem keberhasilan
pembelajaran adalah : (1) Faktor Guru, (2) Faktor Siswa, (3) Faktor sarana
dan prasarana dan (4) Faktor lingkungan.
Dari keempat variabel diatas faktor yang paling penting dalam
keberhasilan sistem pembelajaran karena guru yang secara langsung
berhadapan dengan siswa baik berperang sebagai perencana (planner) atau
desainer (designer) pembelajaran sebagai implementator sehingga
dibutuhkan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan visioner, selalu
memperbaharui informasi serta pengetahuan yang dimilikinya. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirimke penerima pesan.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education
and Comunication Technologi/AETC) di amerika, membatasi media sebagai
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi.

5
Sadiman (2012: 6), menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sementara itu, Briggs (1970), berpendapat bahwa “media adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Buku bukan lagi satu-satunya media pembelaran pada saat ini, seperti yang
dikemukakan oleh Hamdani (2011:243), menyatakan bahwa “meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang
terdiri atas buku, tape recorder, flim, slide (gambar), foto, gambar, grafik,
televisi dan komputer”.
SMP ( Sekolah Menengah Pertama) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SD(Sekolah Dasar)atau bentuk
lain yang sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan. SMP memiliki banyak
keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini dilakukan
peneliti, untuk mengetahui pengaruh video pembelajaran terhadap hasil
belajar siswa kelas VII SMP NEGRI SATU ATAP pada mata pelajaran TIK
Menurut, M.K Nasution (2017) (Tarmudji, 1994) menunjukkan
keunggukan metode ceramah, menurut Tarmudji dengan metode
ceramah keterlibatan kelas mudah di jaga dan mudah menguasai kelas,
melatih peserta untuk menggunakan pendengarannya dengan baik serta
menangkap dan menyimpulkan ceramah dengan cepat dan tepat, materi
jelas sampai kepada seluruh siswa dengan merata. Namun metode
ini,memiliki kekurangan sehingga kurang efektif digunakan untuk pada
zaman yang serba canggih ini. Menurut Abuddin Nata dalam bukunya
Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, menyatakan bahwa:
Kekurangan metode ceramah antara lain cenderung membuat peserta didik
kurang kreatif, materi yang disampaikan hannya mengandalkan ingatan guru,
kemungkinan adannya materi pelajaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya
oleh peserta didik, kesulitan dalam mengetahui tentang seberapa banyak
materi yang dapat diterima oleh anak didik, cenderung verbalisme dan kurang
merangsang.

6
Ketidak ketuntasan hasil belajar, dan kurangnya kreativitas guru dalam
memberikan pembelajaran, menjadi masalah saat ini. Seharusnya guru dapat
lebih kreatif lagi dalam menyampaikan meterinya, guru dapat menggunakan
video pembelajaran sebagai media pembelajaran intraktif dengan
menggunakan sarana yang sediakan sekolah seperti proyektor atau infocus
dan melakukan praktik jaringan secara berskala, guru juga dapat memanfaat
android yang dimiiki setiap siswa dengan cara guru mengarahkan siswa untuk
mengunjungi chanel youtube guru untuk melihat video yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas dan melakukan praktik langsung dengan diawasi
dan bimbingan guru, karena tidak semua siswa mampu memahami materi
tanpa adanya praktik.merangsang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang akan diteliti, yaitu :
1. Belum adanya pengembangan media video pembelajaran agar pembelajaran lebih
menarik dan inovatif.
2. Di masa sekarang siswa memerlukan media pembelajaran yang berbentuk digita
agar lebih mudah dimengerti.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di identifikasi batasan masalah.
1. Pengembangan video pembelajaran ini di fokuskan atau di batasi pada
pengembangan video pembelajaran berbasis Tri Hita Karana pada muatan pelajaran
TIK kelas VII SMP.

7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Apakah media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII SMP NEGRI SATU ATAP ?
2. Apa ada pengaruh saat diterapkannya media video pembelajaran pada siswa kelas
VII SMP NEGRI SATU ATAP ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui, sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP NEGRI SATU ATAP
setelah penerapan media video pembelajaran.
2. Mengetahui pengaruh media video pembelajaran pada siswa siswa kelas VII
SMP NEGRI SATU ATAP.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai peneliti,sebagai berikut :
1.Agar mudahnya siswa siswi SMP NEGRI SATU ATAP KELAS VII memahami
pembelajaran melalui media video.
2.Terciptanya pembelajaran yang menarik bagi siswa siswi SMP NEGRI SATU
ATAP KELAS VII.

8
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku
dan kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah
belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan hanya salah
satu aspek potensi saja. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka
siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar digunakan
untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti
materi tersebut
Menurut, Nurrita (2018) Hasil belajar adalah hasil pembelajaran
dari suatu individu tersebut berinteraksi secara aktif dan positif dengan
lingkungannya. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila
seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut. Selanjutnya Winkel menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu kemampuan internal yang telah menjadi milik pribadi
seseorang dan kemungkinan orang itu melakukan sesuatu sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan menurut Gagne dan
Briggs, hasil belajar adalah kemampuan seseorang setelah mengikuti
proses pembelajaran tertentu.16 Berdasarkan teori Taksonomi Bloom,
hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek yaitu
ranah ingatan (C1), ranah pemahaman (C2), ranah penerapan (C3),
ranah analisis (C4), Sintesis (C5) dan ranah penilaian (C6).17 Maka
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti
proses belajar yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.

9
Berbeda dengan pendapat Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa
“Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,
perubahan itu
12

tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur”.


Sedang, Jihad dan Haris (2010:15) mendefinisikan, “Hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan
proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran”. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, ketrampilan pada
diri siswa dengan adanya perubahan tingkah laku.

b. Karakteristik Hasil Belajar

Menurut, S.A Suharini Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh


ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini
dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain Psikologi Pendidikan oleh
Surya (1982), dalam Psikologi Belajar oleh Muhibbin Syah (2003),
disebut juga sebagai prinsipprinsip belajar. Diantara ciri-ciri perubahan
khas yang menjadi karakteristik perilaku balajar yang terpenting
adalah:

1. Perubahan itu intensional


Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini
mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan
adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan
seterusnya. Sehubungan dengan itu, perubahan yang diakibatkan
mabuk, gila, dan lelah tidak termasuk dalam
karakteristik belajar, karena individu yang bersangkutan tidak
menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya

10
Di samping perilaku belajar itu menghendaki perubahan yang
disadari, ia juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut.
Jadi, jika seorang siswa belajar bahasa inggris umpamanya, maka
sebelumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan
dengan tujuan pemakaiannya. Penetapan ini misalnya, apakah
bahasa asing tersebut akan ia gunakan untuk keperluan studi
ke luar negeri ataukah untuk sekedar bisa membaca teks-teks atau
literatur berbahasa inggris.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar
itu, menurut Anderson tidak penting, yang penting cara mengelola
informasi yang diterima siswa pada waktu pembelajaran terjadi. Di
samping itu, kenyataan sehari-hari juga menunjukan bahwa tidak
semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan
belajar yang kita sadari

2. Perubahan itu positif dan aktif


Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan
aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan.
Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa
merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru
(seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik
daripada apa yang telah ada sebelumnya. Adapun perubahan aktif
artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses
kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa
duduk), tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3. Perubahan itu efektif dan fungsional


Perubahan itu efektif dan fungsional Perubahan yang timbul
karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya,
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat
tetentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar
bersifat fungsional dalam arti bahwa perubahan tersebut relatif
menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut
dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat
diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa

11
menempuh ujian dan enyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Selain itu,perubahan yang efektif dan fungsional bisanya
bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan
positif lainnya.
Sebagai contoh, jika seorang siswa belajar menulis, maka
disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam
bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti
membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya
sastra atau karya ilmiah

c. Indikator Hasil Belajar

Menurut Moore (dalam Ricardo & Meilani, 2017) indikator hasil


belajar ada tiga ranah, yaitu:

1. Ranah kognitif, diantaranya pengetahuan, pemahaman,


pengaplikasian, pengkajian, pembuatan, serta evaluasi.

2. Ranah efektif, meliputi penerimaan, menjawab, dan menentukan


nilai.

3 .Ranah psikomotorik, meliputi fundamental movement, generic


movement, ordinative movement, creative movement.

2. Video Pembelajaran

a. Definisi Video Pembelajaran


Video merupakan media elektronik yang mampu
menggabungkan teknologi audio dan visual secara bersama
sehingga menghasilkan suatu tayangan yang dinamis dan
menarik. Video dapat dikemas dalam bentuk VCD dan DVD
sehingga mudah dibawa kemana-mana, mudah digunakan,
dapat menjangkau audiens yang luas dan menarik untuk

12
ditayangkan. Media video memiliki fungsi sebagai media
pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif
dan fungsi kompensatoris (Arsyad 2003). Fungsi atensi yaitu
media video dapat menarik perhatian dan mengarahkan
konsentrasi audiens pada materi video.
Media video pembelajaran adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu
materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran
tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesanpesan/materi pelajaran. Dikatakan
tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur
visual/video (tampak) dapat disajikan secara bersamaan. Video
merupakan bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita
video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang
dihubungkan ke monitor televisi. Menurut Sukiman
menyatakan media video pembelajaran adalah seperangkat
komponen atau media yang mampu menampilkan gambar
sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Sedangkan menurut
Cecep Kustandi mengungkapkan bahwa video adalah alat yang
dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan
konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi
sikap.

13
Arief S. Sadiman menyatakan video adalah media audio
visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang
disajikan bisa berupa fakta (kejadian, peristiwa penting, berita)
maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat informatif,
edukatif maupun instruksional. Daryanto mengungkapkan
media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal
audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara
sekuensal.

b. Tujuan Video Pembelajaran

Penggunaan video sebagai media pembelajaran memiliki


beberapa tujuan, antara lain :

1. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar


tidak terlalu verbalistis

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera


peserta didik maupun instruktur 3. Dapat digunakan secara
tepat dan bervariasi

c. Karakteristik Video Pembelajaran

Guna menghasilkan video pembelajaran yang mampu


meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan
beberapa karakteristik dan criteria yaitu, antara lain :

1. Clarity of Massage (kejalasan pesan) Dengan media video


siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga
dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory
jangka panjang dan bersifat retensi.

14
2. Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan
tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif,
misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya
materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi
media video.
5. Visualisasi dengan media Materi dikemas secara multimedia
terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai
tuntutan materi. Materimateri yang digunakan bersifat aplikatif,
berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung
dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi
. 6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi. Tampilan
berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech
system computer.

B. Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual akan dianalisis tentang


kecendrungan dugaan kemana penelitian akan berlangsung.
Berdasarkan kajian teori dan masalah penelitian yang telah
dibahas sebelumnya. Dalam proses pembelajaran yang
berlangsung ada banyak persoalan yang dihadapi siswa dan
guru, diantaranya siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang diberikan guru, guru masih menggukan
metode ceramah sehingga menimbulkan rasa bosan, sekolah
tidak memfasilitasi buku sebagai media pembelajaran utama,
hanya mengandalkan modul dari guru, dan kurangnya
kreativitas guru dalam memberi belajaran, media pembelajaran
yang digunakan hanya powerpoint,media ini kurang efektif

15
karena hanya terdapat gambar dan tulisan saja, tidak ada gerak,
yang menjelaskan praktik sistem jaringan .
Sedangkan dalam kurikulum 2013 siswa diharapkan dapat
menumbuhkan dan membangun pengetahuan sendiri melalui
investigasi. Menurut, M.K, Nasution (2017) Metode
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam sekolah, khususnya
bagi pembelajaran di dalam kelas. Trianto (2010),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial. Pupuh dan Sobry S (2010) berpendapat makin tepat
metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan
makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran

16
BAB III METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP NEGRI SATU ATAP tepatnya di Jalan besar
Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Langkat Indonesia. Dikelas VII pada
mata pelajaran TIK Peneliti memilih lokasi tersebut, dikarenakan lokasi tersebut
dekat dengan rumah si peneliti.

B.Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto, (2014: 173) “ populasi adalah keseluruhan dari subjek


penelitian. “ Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP
NEGRI SATU ATAP yang berjumlah 30 orang.

C.Variabel Penelitian
Menurut Sutama, ( 2016 ) variabel penelitian merupakan suatu konsep kata
benda yang bervariasi dalam suatu kelas, seperti misalnya gender, warna,
prestasi, motivasi, sampai kecepatan. Selain itu, menurutnya variabel
penelitian adalah atribut yang memiliki nilai berbeda untuk diterapkan di
dalam suatu kajian khusus.
Tujuan penelitian ini, untuk mencari tahu pengaruh video pembelajaran
dalam hasil belajar siswa VII SMP NEGRI SATU ATAP. Berdasarkan judul
penelitian ini “ video pembelajaran” berperan sebagai pengaruhnya. Yang
artinya kata video pembelajaran adalah variabel bebas. Sedangkan “ hasil
belajar ” adalah hasil pengaruh dari video pembelajaran,sehingga hasil belajar
menjadi variabel terikat.Sedangkan siswa kelas VII SMP NEGRI SATU
ATAP adalah populasi penelitian.

17

Anda mungkin juga menyukai