Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KELOMPOK

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN (MEDIA DAN BAHAN


AJAR IPA)”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Dosen Pengampu : Deni Apriyani Juhri, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 7 (Kelas VI A)

Aqilah Salamah 2020406405048


Bunga Amelia Citra 2020406405045
Elita Nur Wulan 2020406405046
Popy Nadila Putri 2020406405142
Tamam Fikri Khoiruz Zad 2020406405007
Winsi AB 2020406405052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran (Media dan Bahan Ajar IPA” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Deni Apriyani Juhri, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran IPA SD.
2. Rekan-rekan kelompok 7 yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik isi
maupun bentuknya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang sifatnya membangun guna memperbaiki di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Pringsewu, 22 Mei 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengembangan Media Pembelajaran ..................................................................... 3


B. Perangkat Pembelajaran dan Macam-Macam Perangkat Pembelajaran ................ 5
C. Pengembangan Bahan Ajar ................................................................................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 20
B. Saran...................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran yang menggabungkan bidang
kajian (konten) dengan konteks dan keterampilan-keterampilan dalam IPA. Pembelajaran
IPA terpadu dapat memberikan pengalaman langsung untuk membekali peserta didik
dengan keterampilan, sikap, dan pengetahuan, kreativitas, dan aplikasi.
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar adalah perangkat pembelajaran. Tersedianya perangkat
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menunjang proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Perangkat pembelajaran merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi
dasar (Poppy Kamalia Devi dkk, 2009: 1). Dalam pembelajaran, keberadaan suatu
perangkat merupakan hal yang sangat penting guna mendukung tercapainya tujuan yang
diharapkan. Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan oleh guru di antaranya
meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku ajar, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD), dan lembar penilaian.
Mendengar kata media, Anda sebagai calon guru mungkin tertarik untuk mengkajinya
lebih jauh, media secara konseptual banyak pendapat yang muncul memberikan definisi
tentang media. Atwisuparman (1977) mendefinisikan media sebagai alat yang digunakan
untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.
Dalam aktivitas pembelajaran umumnya, media dapat didefinisikan sebagai suatu yang
dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara guru
dengan siswa. Demikian pula dalam pembelajaran IPA media merupakan alat yang
membantu dalam memperjelas konsep dan pemahaman konsep IPA yang sedang
dipelajari oleh siswa SD.
Semula media menjadi penting dalam proses pembelajaran IPA dilatarbelakangi oleh
ketertarikan siswa untuk melakukan eksplorasi lingkungan belajarnya. Sehingga banyak
media yang dapat digunakan oleh guru dan siswa ketika terlibat dalam proses belajar

1
mengajar IPA, namun pemilihan media yang digunakan sangat tergantung kepada konsep
yang akan dipelajarinya, kondisi sekolah, kemampuan serta keterampilan guru dalam
memfasilitasi keberadaan media yang dibutuhkan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka terlahir beberapa rumusan masalah yang
dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
1. Apa pengertian pengembangan media pembelajaran?
2. Apa pengertian perangkat pembelajaran dan macam-macam perangkat pembelajaran?
3. Apa pengertian pengembangan bahan ajar?

C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah maka dapat diekstraksi tujuan penulisan yakni
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pengembangan media pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian perangkat pembelajaran dan macam-macam perangkat
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pengertian pengembangan bahan ajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Media Pembelajaran


1. Hakekat Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan Media Pembelajaran merupakan proses merancang , membuat
dan menyempurnakan serta mengembangkan suatu produk yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran) dari pengirim (guru) kepada
penerima (siswa) sehingga dapat merangsang perhatian siswa. Keterbatasan media
pembelajaran yang melatarbelakangi upaya pengembangan media pembelajaran.
Kebanyakan sekolah belum mampu menghadirkan beragam media pembelajaran
alternatif, ditambah guru yang hanya mengandalkan media pembelajaran berbasis teks
dari media cetak seperti buku, modul, poster dan surat kabar. Mengabaikan
pemanfaatan media pembelajaran berbasis audio visual, media elektronik, multimedia
dan lainnya.
Maka guru sebagai pendidik mesti menganggap penting asa kebermanfaatan
media pembelajaran yang memberikan jalan kreativitas dan inovasi bagi guru dalam
mengemas dan mengembangkan media pembelajaran yang bermuara pada terciptanya
proses pembelajaran yang berkualitas.Pengembangan media pembelajaran dirancang
untuk memberikan situasi pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan menciptakan
interaksi interpersonal antara guru dan siswa. Pengembangan media pembelajaran
dilaksanakan secara sistematik berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta di
arahkan kepada perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari
sini kemudian berkembang suatu konsep pengembangan media pembelajaran yang
dewasa ini mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut (Gustafson, 1991) mengatakan bahwa pengembangan merupakan
aktivitas yang terdiri dari lima kategori yaitu (1) menganalisis kebutuhan
pembelajaran dan kondisi yang terjadi, (2) mendesain seperangkat spesifikasi
lingkungan belajar yang efektif dan efisien, (3) mengembangkan aspek-aspek yang
sesuai dengan peserta didik dan pengelolaan materi, (4) implementasi materi yang
dikembangkan, (5) mengevaluasi formatif dan sumatif terhadap hasil pengembangan.
Dari penjelasan tersebut dipahami bahwa pengembangan sebagai konsep pelaksanaan

3
aktivitas yang dilakukan secara sistematis sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Asumsi tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Bahri, 2017) yang
mengatakan bahwa pengembangan merupakan aktivitas atau proses mendesain
pembelajaran secara sistematis dan logis dengan memperhatikan potensi dan
kemampuan peserta didik sehingga mencapai hasil yang maksimal. Asumsi tersebut
menekankan pada kreativitas berlandaskan sisteamtika kerja dengan melihat kondisi
peserta didik dalam belajar. Oleh karena itu, konsep pengembangan pembelajaran
memberikan kontribusi pengembangan potensi dan kemampuan peserta didik.
Sedangkan menurut (Suyitno, 2014) mengatakan bahwa pengembangan
sebagai aspek bahan ajar yang dikondisikan dengan pengetahuan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Konsep tersebut memberikan penekanan terhadap
pengembangan strategi pembelajaran sehingga sesuai dengan perkembangan
pengetahuan yang ada. Telah banyak disajikan pengertian tentang media
pembelajaran. Menurut Hasan (2021:4) Media pembelajaran dapat dideskripsikan
sebagai media yang memuat informasi atau pesan instruksional dan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan media yang
menyampaikan pesan atau informasi yang memuat maksud atau tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran sangat penting untuk membantu peserta didik memperoleh
konsep baru, keterampilan dan kompetensi.
Dari berbagai pendefenisian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengembangan media pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan suatu media pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada. Media yang dimaksud adalah media pembelajaran
sehingga teori pengembangan yang digunakan adalah teori pengembangan
pembelajaran.

2. Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran


Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
media pembelajaran, yaitu:
a. Prinsip Efektifitas dan Efisiensi
Efektivitas yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah keberhasilan
pembelajaran yang dapat diukur berdasarkan tingkat ketercapaian tujuan yang
dapat dilihat setelah pembelajaran telah selesai dilakukan. Sementara itu efisiensi
merupakan pencapaian tujuan pembelajaran dengan sumber daya seminimal
4
mungkin. Materi yang disampaikan melalui media ini akan lebih mudah dipahami
oleh siswa (Arsyad, 2013:75-76).
b. Prinsip Taraf Berpikir Siswa
Seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya media hanyalah berfungsi sebagai
sebagai alat bantu di dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini media hanya
sebagai sarana yang bisa memberikan pengalaman visual pada siswa dalam upaya
memotivasi dalam belajar, memperjelas materi yang disampaikan, mempermudah
konsep yang masih abstrak atau kompleks menjadi suatu hal yang lebih sederhana,
nyata (konkrit) dan juga nantinya dengan mudah dipahami oleh siswa (Baharun,
2015). Media pembelajaran yang dipilih oleh guru hendaknya berdasarkan prinsip
taraf berfikir dari masing-masing siswa secara menyeluruh. Media pembelajaran
yang sifatnya nyata lebih baik digunakan dalam pembelajaran dibandingkan
dengan media yang sifatnya abstrak. Sama halnya dengan media pembelajaran
kompleks yang dapat dilihat dari struktur atau tampilan, maka akan sangat sulit
dipahami siswa dibandingkan dengan media pembelajaran sederhana yang mampu
membuat siswa paham materi yang disampaikan.
c. Prinsip Interaktivitas Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dikembangkan hendaknya mempertimbangkan
kemungkinan besar terciptanya interaksi, komunikasi dan partisipasi siswa
sebagai subjek pembelajar.
d. Ketersediaan Media Pembelajaran
Guru hendaknya juga bisa melihat tersedia atau tidaknya media pembelajaran
yang nantinya akan digunakan. Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai manakala
media pembelajaran yang akan dipakai tidak tersedia di sekolah. Dengan
demikian guru juga bisa meminjam atau juga membuat sendiri media
pembelajaran yang dimaksud. Apabila kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara
berkelompok, maka media pembelajaran yang tersedia pun juga harus tercukupi.
e. Kemampuan Guru menggunakan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran diharapkan bisa merangsang siswa untuk
belajar. Adapun media pembelajaaran tersebut juga bisa menjadi suatu stimulus
guna meningkatkan kemauan siswa, sehingga mereka bisa mengikuti kegiatan
belajar mengajar sebaik mungkin (Baharun, 2015). Media yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan kemampuan dari guru yang bersangkutan, baik dari segi
pengayaan ataupun pengoperasian medianya.
5
f. Alokasi Waktu
Guru seringkali dikejar dengan waktu untuk bisa menyelesaikan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tuntuntan kurikulum yang berlaku. Oleh sebab itu,
pemakaian media pembelajaran yang sebenarnya sangat efektif guna mencapai
tujuan pembelajaran dan juga kelebihan lain kadang kala dengan sangat terpaksa
dikesampingkan oleh guru apabila alokasi waktu tidak sesuai. Bagi seorang guru
seringkali ketersediaan waktu tersebut dapat mereka siasati dengan berbagai cara
berdasarkan pengalaman mereka.
g. Fleksibiltas Media Pembelajaran
Suatu media pembelajaran dapat dikatakan fleksibel manakala media tersebut
bisa dipakai diberbagai situasi. Pada saat tertentu proses pembelajaran yang
berlangsung terjadi perubahan situasi dan berdampak pada media pembelajaran
tidak bisa digunakan. Oleh karena itulah perlunya media pembelajaran yang
fleksibel di segala situasi kondisi.
h. Keamanan Penggunaan
Penggunaan media pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip
keamanan dari si pengguna. Apabila tidak hati-hati dalam penggunaan media
tersebut, maka bisa menyebabkan kecelakaan tertentu contohnya siswa menjadi
terluka. Dengan demikian media pembelajaran yang dipakai haruslah media yang
aman, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan selama kegiatan belajar-
mengajar berlangsung.

3. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran


Pengembangan media pembelajaran memiliki tahapan prosedur yang mesti
dilakukan oleh guru. Adapun prosedur pengembangan yang dimaksud dipaparkan
dalam uraian berikut.
a. Perencanaan Media Pembelajaran
Sadiman, dkk. (2006:100) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran yaitu
menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa; merumuskan kompetensi dan
indikator hasil belajar; merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang
mendukung tercapainya kompetensi; mengembangkan alat pengukur keberhasilan;
menulis naskah media; dan mengadakan tes dan revisi.
b. Produksi Media Pembelajaran
6
Produksi media pembelajaran menempatkan naskah sebagai kebutuhan utama
yang mesti dihadirkan. Naskah adalah rancangan produksi. Dengan naskah itu kita
dipandu dalam mengambil gambar, merekam suara, memadukan gambar dan
suara, memasukkan musik dan lainnya, serta menyunting gambar dan suara itu
supaya penyajiannya sesuai dengan naskah, menarik dan mudah diterima oleh
sasaran. Semua kegiatan itu disebut kegiatan produksi (Sadiman, dkk., 2006:
165).
Kegiatan produksi ini memiliki tiga kelompok personil yang terlibat, yaitu
sutradara atau pemimpin produksi, kerabat kerja, dan pemain. Ketiga kelompok
personil itu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda namun semuanya
menuju satu tujuan yaitu menghasilkan program media yang mempunyai mutu
teknis yang baik. Program produksi memiliki tingkat kerumitan yang berbeda
antara media yang satu dengan media yang lainnya. Produksi audio dapat
dilakukan oleh seorang sutradara dengan dibantu dua orang teknisi dan beberapa
orang pemain. Dalam produksi fi lm bingkai jumlah kerabat kerja yang diperlukan
sudah lebih banyak, kecuali kerabat kerja untuk merekam audionya sutradara
perlu dibantu pula oleh juru kamera, dan grafi k artis. Pada produksi TV/Video
dan fi lm jumlah kerabat kerja tersebut sudah menjadi lebih kompleks. Selain itu,
juru audio dan grafi k artis diperlukan juga juru kamera lebih dari seorang, juru
lampu, juru rias, pengatur setting, juru perlengkapan dan juru catat. Karena
kompleksnya pekerjaan, sutradara perlu dibantu oleh pembantu sutradara.
c. Evaluasi Media Pembelajaran
Menurut Stufflebeam yang dikutip oleh Widoyoko (2009: 3), evaluasi pada
dasarnya merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the word and merit) dari
tujuan yang ingin dicapai, desain, implementasi, dampak untuk membantu
membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena. Menurut pengertian ini dapat dipahami bahwa
pada intinya evaluasi itu merupakan suatu proses yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan dan
penyempurnaan program/kegiatan selanjutnya. Ada dua macam bentuk evaluasi
media yang dikenal, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (Arief S.
Sadiman, dkk., 2006: 185). Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan
7
untuk mengumpulkan data tentang efektivitas dan efisiensi media pembelajaran.
Tujuannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Data-data tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
media yang bersangkutan agar lebih efektif dan efisien. Evaluasi sumatif adalah
kegiatan untuk mengumpulkan data dalam rangka untuk menentukan apakah
media yang dibuat patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Di samping itu,
tujuan evaluasi sumatif adalah untuk menentukan apakah media tersebut benar-
benar efektif seperti yang dilaporkan.

B. Pengertian Perangkat Pembelajaran dan Macam-Macam Perangkat Pembelajaran


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Purwodarminto (2007), perangkat
adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara
menjadikan orang belajar. Dengan demikian, perangkat pembelajaran adalah alat atau
perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta
didik melakukan kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan pegangan
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau
lapangan untuk setiap kompetensi dasar (Poppy Kamalia Devi dkk, 2009: 1). Dalam
pembelajaran, keberadaan suatu perangkat merupakan hal yang sangat penting guna
mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan. Perangkat pembelajaran yang harus
disiapkan oleh guru di antaranya meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), buku ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan lembar penilaian.
1. Silabus
Menurut lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013, tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, silabus merupakan acuan penyusunan
kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling
sedikit memuat: a) identitas mata pelajaran; b) identitas sekolah meliputi nama satuan
pendidikan dan kelas; c) kompetensi inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran; d)
kompetensi dasar (KD), merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e) tema
(khusus SD/MI/SDLB/Paket A); f) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi; g) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan
8
oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; h)
penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; i) alokasi waktu sesuai dengan
jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun;
serta j) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola
pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Menurut E. Mulyasa(2010:
191-195) dalam kegiatan atau langkah pengembangkan silabus perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan silabus, yaitu:
a. Ilmiah, bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan, mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran,
dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik; yakni: tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional dan
spiritual peserta didik.
c. Fleksibel, bahwa fleksibel dalam silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang
berbeda yaitu fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan yang berkaitan dengan
dimensi peserta didik dan lulusan, dan yang kedua adalah fleksibel sebagai kaidah
dalam penerapan kurikulum yang berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
d. Kontinuitas, mengandung arti bahwa setiap program pembelajaran yang dikemas
dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi
dan pribadi peserta didik.
e. Konsisten, artinya antara standar kompetensi, standar dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki
hubungan yang konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.
f. Memadai, artinya ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian dilaksanakan dapat mencapai kompetensi
dasar yang telah ditetapkan.
g. Aktual dan Kontekstual, mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
9
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan
berlangsung di masyarakat.
h. Efektif, yakni memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses
pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
i. Efisien, yakni berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi
standar yang ditetapkan.
Untuk memudahkan guru dalam menyusun silabus, Trianto (2010: 99-102)
memberikan langkah-langkah pengembangan yang dapat diikuti sebagai berikut:
a. Mengkaji Standar Kompetensi yang dalam kurikulum 2013 sekarang menjadi
Kompetensi Inti (KI) dan KD dengan memperhatikan urutan tingkat kesulitan,
keterkaitan KI dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran dan antar mata
pelajaran.
b. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang KD dengan
mempertimbangkan potensi peserta didik, relevansi dengan karakterikstik daerah,
perkembangan peserta didik, dan relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi peserta didik, guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
d. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
e. Menentukan jenis penilaian pencapaian kompetensi peserta didik berdasarkan
indikator.
f. Menentukan alokasi waktu pada setiap KD.
g. Menentukan sumber belajar yang didasarkan pada Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Menurut lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013, tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
10
mencapai KD. Lebih lanjut Permendikbud menjelaskan bahwa setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. RPP berfungsi
sebagai rambu-rambu bagi guru dalam mengajar, sehingga dalam RPP akan
tergambar sebuah desain awal proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang
meliputi interaksi guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik
lainnya.
Masih dalam Permendikbud tersebut, komponen RPP terdiri atas: a) identitas
sekolah yaitu nama satuan pendidikan; b) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) kelas/semester; d) materi pokok; e) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan
keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f)
tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan; g) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; h)
materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi; i) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai; j) media
pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran; k) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l) langkah-langkah pembelajaran
dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; serta m) penilaian hasil
pembelajaran.
Salah satu bagian terpenting dalam RPP adalah langkah-langkah
pembelajaran. Bagian ini menjadi petunjuk bagi guru untuk menjalankan kegiatan
pembelajaran agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Langkah-langkah
pembelajaran memiliki tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Sesuai
dengan lampiran per Mendikbud di atas, pada kegiatan pendahuluan seorang guru
11
harus melakukan orientasi guna menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran dan memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-
hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional.
Guru juga harus menyampaikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Selain
itu guru juga harus menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
Pada kegiatan inti guru dapat menggunakan berbagai macam model
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (projectbasedlearning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
Selama ini, sebagian besar tujuan pembelajaran sains hanya didasarkan pada
tiga domain Taksonomi Bloom saja, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik dan
berorientasi padacontentsmaupun process. Saat ini telah dikembangkan lima domain
dalam taksonomi pendidikan sains yang lebih luas dan mendalam daripada
contentsandprocess yaitu knowledge, processofscience, creativity, attitudinal,
andapplicationsandconnectionsdomain (lima domain pendidikan sains). Lima domain
pendidikan sains ini dapat dipandang merupakan perluasan, pengembangan dan
pendalaman tiga domain Bloom yang mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran
sains di kelas. Untuk mencapai kelima domain tersebut dapat dilakukan dengan
menjalankan pembelajaran berbasis penyingkapan atau penelitian (discovery/inquiry
learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
Kegiatan penutup merupakan tahapan yang tidak kalah penting dalam
pembelajaran. Penutup tidak sekedar mengakhiri proses pembelajaran, tapi juga
menjadi acuan bagi proses pembelajaran berikutnya. Dalam penutup, guru bersama
peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
12
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok,
danmenginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Agar diperoleh RPP yang sesuai, penyusunan RPP hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduanantara KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran,
lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD)


Menurut Depdiknas (2005: 4) lembar kegiatan peserta didik (LKPD) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
untuk menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik. Tugas-tugas dalam
LKPD dapat berupa teoretis atau tugas-tugas praktis (kerja laboratorium atau kerja
lapangan). LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan
peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Pelajaran akan
13
lebih menarik dan berhasil, apabila anak dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat,
mencoba dan berfikir melalui panduan LKPD ini. Depdiknas (2005: 7), menyatakan
LKPD memuat setidaknya unsur judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan
dicapai, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan dapat juga ditambah
dengan penilaian. Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Depdiknas
mencakup:
a. Melakukan analisis kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan materi-materi yang
memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan materi,
langkah analisis dilakukan dengan melihat materi pokok, pengalaman belajar,
materi yang akan diajarkan, dan mencermati kompetensi yang harus dimiliki
peserta didik.
b. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD
yang akan ditulis serta memperhatikan sekuensi atau urutan LKPD. Sekuensi
LKPD sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan.
c. Menentukan judul-judul LKPD
Judul LKPD ditentukan berdasarkan kompetensi-kompetensi dasar, materi-
materi pokok, dan pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu
Kompetensi Dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila Kompetensi Dasar
tersebut tidak terlalu besar. Besarnya Kompetensi Dasar dapat dideteksi, antara
lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal
empat materi pokok.
d. Penulisan LKPD
Pada penulisan LKPD dilakukan langkah-langkah meliputi perumusan
kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan
memperhatikan struktur/komponen LKPD.

4. Buku
Buku salah satu perangkat yang sangat penting dalam pembelajaran. Buku
merupakan salah satu sumber informasi yang menjadi panduan guru dan peserta didik
dalam kegiatan belajarnya. Depdiknas (2008a:12) menjelaskan bahwa buku adalah
bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.
Masih dalam Depdiknas (2008a:12), menjelaskan bahwa buku sebagai bahan tertulis
14
merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum
dalam bentuk tertulis. Selain penjelasan tersebut, dalam bagian yang sama, dijelaskan
bahwa buku pelajaran berisi ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta
didik untuk belajar
….” (Depdiknas, 2008a:12). Sumber lain tentang buku adalah Permendiknas RI No. 2
tahun 2008. Tentang buku panduan pendidik dijelaskan dalam bab I, pasal 1, butir 4,
bahwa “Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur,
deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para
pendidik.” (Depdiknas, 2008b:2).
Penyusunan bahan ajar cetak, khususnya buku, dijelaskan dalam Depdiknas
(2008a:19) bahwa sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/
pengertian dari judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam
buku, hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil
penelitian, data dan interpetasinya, berbagai argumen yang sesuai disajikan. Lebih
lanjut diuraikan langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menulis buku
sebagai pelengkap perangkat pembelajaran adalah: a) menganalisis kurikulum, b)
menentukan judul buku yang akan ditulis, c) merancang outline buku agar memenuhi
aspek kecukupan, d) mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, e) menulis
buku dengan memperhatikan kebahasaan yang sesuai dengan pembacanya, f)
mengedit dan merevisi hasil tulisan, g) memperbaiki tulisan, h) menggunakan
berbagai sumber belajar yang relevan (Depdiknas, 2008a:20).

C. Pengembangan Bahan Ajar


1. Bahan Ajar
Dalam memahami bahan ajar, yang perlu kita ketahui adalah subtansi dari
bahan ajar itu sendiri. Ini perlu dipahami diawal pembahsan dengan tujuan agar kita
tidak bingung mana yang disebut bahan ajar berikut ini beberapa pendapat para ahli
pengertian bahan ajar secara umum dan khusus.
Secara umum, buku bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah
pikiran dari pengarangnya. Buku didapat oleh pengarangnya dari berbagai cara
contohnya dari hasil penelitian, hasil aktualisasi pengalaman atau hasil imajinasi
seseorang yang disebut sebagai fiksi. Adapula memandang bahwa buku adalah salah
satu sumber bacaan berfungsi sebagai bahan ajar dalam bentuk materi cetak.
(Prastowo, 2014). Dalam jenis bahan cetak, selain handout dan modul ada pula yang
15
berbentuk buku ajar nasution (1987) dalam prasetio (2014) mengatakan bahwa bahan
ajar adalah bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan
ajar lainya.
Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai sumber atau rujukan
standar pada mata pelajaran tertentu. Ada beberapa Karakteristik bahan ajar yang
perlu diperhatikan adalah: a) sumber materi ajar; b) menjadi refrensi baku untuk mata
pelajaran tertentu; c) disusun sistematis; d) sederhana; e) penjelasan istilah istilah
(glosary) atau kamus kecil; dan f) disertai petunjuk pembelajaran. Prastowo (2014)
mengungkapkan bahwa salah satu jenis bahan ajar cetak, memiliki karakteristikyang
membedakanya dengan bahan ajar cetak lainya ada empat karakteristik yaitu;
pertama, secara formal buku ajar diterbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki
ISBN. Kedua, penyusunan bahan ajar juga memiliki dua tujuan yaitu, optimalisasi
pengembangan pengetahuan dan pengetahuan procedural dan pengetahuan tersebut
harus menjadi target utama darik bahan ajar yang diunakan di sekolah. Ketiga, bahan
ajar dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengacu pada
apa yang sedang diprogramkan olek kementerian yang terkait. Ada tiga ketentuan
penting yang harus diperhatikan dalam menyususn bahan ajar, yaitu;
a. Kurikulum pendidikan nasional yang berlaku.
b. Berorientasi pada kerampilan proses dengan menggunakan pendekatan
kontekstual, teknologi dan masyarakat serta demonstrasi dan eksperimen.
c. Memberi gamabaran secara jelas tentang keterpaduan atau keterkaitan dengan
disiplin ilmu lainya.
Karakteristik terakhir, keempat, yaitu bahan ajar memilki tujuh keuntungan
sebagai berikut:
a. Bahan ajar membantu guru dalam melaksanakan kurikulum;
b. bahan ajar merupakan pengangan dalam menentukan metode pengajaran;
c. bahan ajar member kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru;
d. bahan ajar dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan jika direvisi dapat
bertahan dalam jangka waktu lama;
e. bahan ajar memberikan kontiunitas pelajaran dikelas yang berurutan sekalipun
pendidik berganti;
f. bahan ajar member pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika
guru menggunakanya dari tahun-ketahun.
16
2. Bahan Ajar Yang Baik
Akbar (2013) mengungkapkan terdapat delapan syarat bahan ajar yang baik
adalah akurat, sesuai, komunikaif, lengkap dan sistematis, berorientasi pada siswa,
berpihak pada idiologi bagsa dan Negara, kaidah bahasa yang benar dan terbaca.
a. Akurat, dalam membuat bahan ajar yang baik perlu diperhatikan kekaruasian.
Darmiati Zuchdi (2013) mengungkapkan akurat adalah dapat dilihat dari aspek
kecermatan penyajian, bener memaparka hasil penelitian dan tidak salah mengutip
pendapat pakar. Akbar (2013) mengugkapkan akurasi dapat dilihat dari dan teori
denganb perkembangan muktahir, dan pendekatan keilmuan yang bersangkutan.
b. Sesuai, bahan ajar yang baik memilki kesesuaian antara kompetensi yang harus
dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi
pembaca.Relevansi hendaknya juga menggambarkan adanya relevansi materi,
tugas, contoh penjelasan, latihan dan soal, kelengkapan uraian, dan ilustrasi
dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh pembaca sesuai tingkat
perkembangan pembacanya.
c. Komunikatif, Darmiyati Zuchdi (2013) menjelaskan komunikatif berarti isi buku
mudah dicerna pembaca, sistematis, jelas, dan tidak mengandung kesalahan
bahasa. Agar komunikatif, menurut Degeng (2003) anggaplah anda sedang
mengajar melalui tulisan. Bahasa yang anda gunakan tidak sangat
formal,melainkan setengah lisan.
d. Lengkap dan sistematis, bahan ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang
harus dikuasai pembaca, memberikan manfaat pentingnya penguasaan kompetensi
bagi kehidupan pembaca, menyajikan daftar isi dan menyajikan daftar pustaka.
Uraian materinya sistematis, mengikuti alur piker dari sederhana kekompleks, dari
local ke global.
e. Berorientasi pada siswa, pendidikan kurikulum yang cendrung konstruktivis
seperti KTSP membutuhkan bahan ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu
siswa, terjadinya interaksi antar siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa
membangun pengetahuan sendiri, menyemangati siswabelajar secara
berkelompok, dan menggiatkan siswa mengamalkan isi bacaan.
f. Berpihak pada ideologi bangsa dan negara, untuk keperluan pendidikan Indonesia,
bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang harus mendukung ketakwaanpada
tuhan yang maha esa, mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan, mendukung
17
akan kesadaran kemajemukan masyarakat, mendukung tumbuhnya rasa
nasionalisme, mendukung tumbuhnya kesadaran hokum, dan mendukung cara
berfikir kritis.
g. Kaidah bahasa yang benar, bahan ajar ditulis menggunakan ejaan, istilah, dan
struktur kalimat yang tepat.
h. Terbaca, bahan ajar yang keterbacaannya tinggi mengandung panjang kalimat dan
struktur kalimat sesuai pemahaman pembaca, panjang alineanya sesuai
pemahaman pembaca.

3. Validasi Bahan Ajar


Validasi bahan ajar merupakan upaya menghasilkan bahan ajar dengan
validasi tinggi melalui uji coba validasi. Uji validasi dapat dilakukan oleh ahli dan
audience.
a. Validasi ahli isi
Validasi ahli isi dilakukan oleh pakar atau ahli dibidangnya minimal bergelar
doktor, kenapa harus doktor karena pengalaman secara akademik lebih baik.
b. Validasi ahli desain
Validasi desain dilakukan oleh pakar atau doktor teknologi pembelajaran.
c. Validasi ahli bahasa
Validasi oleh bahasa adalah tujuannya untuk melihat tatabahsa bahan ajar yang
digunakan sehingga bahasa yang digunakan baik dan benar sesuai dengan
kebutuhan bahan ajar yang dikembagkan.
d. Validasi pengguna
Bahan ajar yang akan diujicoba dalam peraktek pembelajaran di kelas berarti
digunakan oleh penyusunya atau pengguna dari sini pengguna dapat mengetahui
dan merasakan tingkat keterterapan.
Pengguna dapat mengetahuikehebatan atau kekuranganya dari sisi relevansi,
akurasi, keterbacaan, kebahsaaan juga kesesuainya dengan pembelajaran yang
terpusat pada siswa. Oleh karena itu pengguna dapat memberikan masukan atau
perbaikan bahan ajar yang dikembangkan.
e. Validasi Audience
Audience yang dimaksud disini adalah peserta didik yang belajar dengan bahan
ajar yang dikembagkan. Validasi audience ini untuk mengetahui keefektifanbahan

18
ajar yang akan dikembagkan apakah mencapai tujuan pembelajaran atau tidak
dengan cara uji kompetensi.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk
memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang. Sebelum mengajar
(tahap persiapan), seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang akan diajarkan,
mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan
pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa,
mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa, ke
semuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang lengkap akan memudahkan guru dalam menjalankan
proses pembelajaran. Berdasar kajian-kajian tentang beberapa hal terkait dengan
pengembangan perangkat pembelajaran IPA terpadu dan kaitan dengan implementasi
kurikulum 2013, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Perangkat pembelajaran IPA terpadu adalah alat atau perlengkapan untuk
melaksanakan proses pembelajaran IPA terpadu yang memungkinkan pendidik dan
peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Perangkat pembelajaran IPA terpadu yang dapat disusun oleh guru di antaranya dapat
berupa silabus, RPP, LKPD, dan buku.
3. Setiap perangkat pembelajaran dapat disusun melalui langkah-langkah sistematis yang
telah ditetapkan ahli yang dapat diacu oleh para guru.
4. Setiap perangkat yang dikembangkan harus memenuhi komponen dan standar kualitas
tertentu yang telah ditetapkan.
Media pembelajaran merupakan alat yang sangat membantu dalam proses
pembelajaran IPA, kaitannya dengan memperjelas konsep dan pemahaman konsep yang
sedang dipelajari oleh siswa SD. Tingkatkeefektifan penggunaan media sangat
tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu
sendiri. Media menjadi penting dalam proses pembelajaran IPA dilatarbelakangi oleh
ketertarikan siswa untuk melakukan eksplorasi lingkungan belajarnya. Sehingga banyak
media yang dapat digunakan oleh guru dan siswa ketika terlibat dalam proses belajar
mengajar IPA, namun pemilihan media yang digunakan sangat tergantung kepada konsep

20
yang akan dipelajarinya, kondisi sekolah, kemampuan serta keterampilan guru dalam
memfasilitasi keberadaan media yang dibutuhkan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang penulis sajikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad , Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Indriana, Dina. (2011). Ragam Alat Bantu Pengajaran, Mengenal, Merancang dan
Mempraktikannya . Yogyakarta: DIVA Press.

Niken dan Dany Haryanto Ariani, Pembelajaran Multimedia di Sekolah ( Jakarta: Prestasi
Pustakarya, 2010), h. 11.

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran . Surakarta: Yuma Pustaka.

Purnasiwi, Rona Guines., dan Kurniawan, Mei P. (2013). Perancangan dan Pembuatan
Animasi 2D “Kerusakan Lingkungan” Dengan Teknik Masking. (Ilmiah DASI 14,
2013). h. 4:54 – 57.

Anda mungkin juga menyukai