Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun oleh :
Elok Soraya (18842031005)

Dosen Pengampu:
Agung Suci Dian Sari, S.Si,. M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA
PASURUAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
“DASAR-DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN” ini dapat
memberikan pembelajaran dan wacana yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulisan makalah ini.Yang terutama saya ucapkan banyak
terimakasih kepada dosen kami yang tercinta “Agung Suci Dian Sari, S.Si.,
M.Pd.”yang telah membimbing dan memberikan arahan yang baik sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena
itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Pasuruan, 05 Oktober 2020

Elok Soraya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran.......................................................................... 3
B. Pedoman Umum Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran.................... 4
C. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran.......................................................... 5
D. Pengembangan Media Pembelajaran.................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan
pekembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan
mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar,
audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang
salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan
perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik
kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki
unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana
penyedian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri
(Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan
media teknolgi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning
(Utomo, 2001).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan
penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu
sumber belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai
bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi
sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu
pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah
sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari

1
perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi
penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari
beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain
itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi,
serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media
pendidikan yang bervariasi secara luas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud media pembelajaran?
2. Apa pedoman umum penggunaan media dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimanakah prinsip penggunaan media pembelajaran?
4. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disusun tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk memahami pedoman umum penggunaan media dalam proses
pembelajaran
3. Untuk memahami prinsip penggunaan media pembelajaran
4. Untuk memahami pengembangan media pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau
pengantar. Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Adapun secara terminologi (istilah),beberapa tokoh mengemukakan
pengertian media pembelajaran sebagai berikut :
1. Martin dan Briggs (1986), mengatakan bahwa media pembelajaran
mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukankomunikasi
dengan si belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras atau perangkat lunak
yang digunakan pada perangkat keras.
2. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika ( National Education
Association/NEA) seperti yang dikutif AECT (1979) mendefinisikan media
dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanifulasikan,
dilihat, didengar, dibaca, aau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
3. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan, media adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
4. Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan,
dan sejenisnya adalah media.
5. Hamalik (1994), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, fikiran, dan perasaan si pembelajar dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pemebelajaran tertentu.
Berdasarkan uraian para ahli di tersebut di atas, maka dapat di simpulkan
bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat yang dapat

3
membantu proses belajar mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau
pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
B. Pedoman Umum Penggunaan Media Dalam Proses Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memilik kemampuan masing-masing, maka
setiap guru diharapkan menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada
saat suatu pertemuan. Hal ini dimaksudkan, jangan sampai penggunaan media
menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan dilakukan guru di dalam
kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat abntu yang dapat
mempercepat atau mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam usaha menggunakan media dalam proses belajar mengajar,
menurut Yusufhadi Miarso (2004:461), perlu diberikan sejumlah pedoman
umum sebagai berikut :
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media
akan lebih mampu membantu ercapainyaa tujuan pembelajaran.
2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral
dari penyajian pelajaran.
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan
karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan seperti belajar secara klasikal, belajar
dalam kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar mandiri.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti preview media
yang dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang
kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini
pemanfaatan media diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses
belajar mengajar dan mengurangi waktu belajar.

4
C. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media
pembelajaran, antara lain :
1. Landasan filosofis
Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media
hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang
kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam
pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut?
Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat
mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan
karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara
maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,
penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan
pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan
guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa
sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik
menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran
yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
2. Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga
sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan
kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara
efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat
sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang
diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan

5
pengalaman siswa. Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan
kontinuum konkrit-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media
pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, Jerome Bruner, mengemukakan
bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakanurutan dari belajar
dengan gambaran atau film (iconic representation of experiment) kemudian ke
belajar dengan simbul, yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation).
Menurut Bruner, hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga
untuk orang dewasa. Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa
sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses
penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling
nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-
abstrak dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata,
kemudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siwa
sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir
siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan simbul.
3. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di
mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi
pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan
komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi
disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga
menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini
termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
4. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam

6
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan
yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai
dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe
belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran
menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film.
Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar
dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan
lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media
itu sendiri.
D. Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan media pembelajaran merupakan hal sangat penting
dilakukan oleh para guru karena disamping anak-anak memulai belajarnya dari
hal-hal yang kongkrit, tersedianya media pendidikan tersebut memungkinkan
dapat ditumbuhkannya budaya belajar mandiri, budaya demokrasi, dasar
pembiasaan untuk kehidupan di kemudian hari, serta menciptakan komunikasi
antara anak dengan orang dewasa dan teman sebaya. Pengembangan media yang
dimaksud dalam makalah ini ada suatu cara yang sistematis dalam
mengidentifikasi, desain, produksi, evaluasi serta pemanfaatan media
pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri
atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi
dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan
langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media
menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional
dan khas

7
3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5. Menulis naskah media
6. Mengadakan tes dan revisi
Disamping itu, sampai saat ini masih banyak lembaga pendidikan yang
belum mampu mengadakan berbagai jenis media pendidikan yang lengkap dan
bervariasi karena keterbatasan dana, terutama yang ada di daerah-daerah
pedesaan. Dengan demikian alternatif yang paling memungkinkan untuk
diterapkan secara lebih meluas yaitu mengembangkan media pendidikan yang
sifatnya sederhana namun tetap relevan dengan pencapaian kemampuan-
kemampuan yang diharapkan dikuasai anak.
Media pendidikan sederhana maksudnya adalah jenis media yang
memiliki ciri mudah dibuat, bahan-bahannya mudah diperoleh, mudah
digunakan, serta harganya relatif murah. Jenis media yang dapat diklasifikasikan
ke dalam media pendidikan yang sederhana yaitu meliputi jenis media visual
yang terdiri atas media gambar diam (still picture), kelompok media grafis,
media model, alat permainan dan media realia.
Pada dasarnya pemberian status media pendidikan sederhana ini sifatnya
relatif, yaitu tergantung kepada kondisi lembaga pendidikan itu sendiri. Pada
satu lembaga pendidikan ada media pendidikan yang dianggap sederhana,
mungkin pada lembaga lain yang sejenis media tersebut dianggap terlalu mahal
dan rumit, atau sebaliknya. Pembuatan media pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang memadai. Bekal
kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan keterampilan
bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu
sehingga media pembelajaran yang dibuat betul-betul efektif dalam
mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak.
Sebelum membuat media pembelajaran, guru harus memperhatikan dulu
beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat
edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. Penjabaran mengenai syarat-syarat
tersebut adalah sebagai berikut :

8
1) Syarat edukatif
Syarat edukatif maksudnya bahwa pembuatan media pembelajaran harus
disesuaikan dengan program pendidikan yang berlaku sehingga
pembuatannya akan sangat membantu pencapaian tujuan-tujuan yang
terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara lebih khusus lagi
syarat edukatif ini maksudnya bahwa:
a. Media pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan memperhatikan
program kegiatan pendidikan (program pendidikan/ kurikulum yang
berlaku).
b. Media pembelajaran yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik
artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan, mendorong
aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap
perkembangan anak)
2) Syarat teknis
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam pembuatan media
pembelajaran berkaitan dengan hal-hal teknis seperti pemilihan bahan,
kualitas bahan, pemilihan warna, kekuatan bahan dalam suhu-suhu tertentu
dan lain sebagainya. Secara lebih rinci syarat-syarat teknis dalam pembuatan
media pembelajaran adalah:
a. Media pembelajaran dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak
menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok bangunan,
ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak dipenuhi karena jika
ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep.
b. Media pembelajaran hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk
tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan
pengembangan yang lain.
c. Media pembelajaran dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah
didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.
d. Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya
tajam, beracun dan lain-lain).
e. Media pembelajaran hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif
walau cahaya berubah).

9
3) Syarat estetika
Persyaratan estetika ini menyangkut unsur keindahan media
pembelajaran yang dibuat. Unsur keindahan/ estetika ini sangat penting
diperhatikan karena akan memotivasi dan menarik perhatian anak untuk
menggunakannya. Hal-hal yang lebih rinci yang berkaitan dengan syarat
estetis ini menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak).
b. Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil).
c. Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik.
Jika guru telah memahami berbagai persyaratan pembuatan media
pembelajaran, selanjutnya guru harus memahami bagaimana prosedur
pengembangan media pembelajaran. Prosedur pembuatan media pembelajaran
itu sendiri dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Guru mengkaji dan memahami karakteristik anak . Jika guru akan membuat
media pembelajaran maka guru perlu terlebih dahulu memahami
karakteristik anak yang menjadi sasaran pembuatan media pembelajaran yang
dilakukan guru. Setiap anak pada hakekatnya mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, maka guru perlu menentukan secara khas siapa sesungguhnya
anak yang akan kita layani dengan media pembelajaran tersebut.
 Guru menelaaah program kegiatan dan tujuan belajar anak. Langkah
selanjutnya yang harus diperhatikan guru dalam pembuatan alat permainan
adalah menelaah program kegiatan dan tujuan belajar anak. Program kegiatan
dan tujuan belajar anak yang dimaksud adalah kurikulum yang digunakandi
lembaga tersebut. Di dalam kurikulum telah secara jelas dan gamblang
disajikan mengenai rumusan kemampuan atau kompetensi dan penjabarannya
berupa indikator-indikator kemampuan yang harus dicapai atau diperoleh
oleh anak.
 Rumuskan kompetensi dan indikator-indikator yang terdapat didalam
kurikulum harus ditelaah dan difahami oleh guru sehingga guru memperoleh
pemahaman yang utuh mengenai apa saja yang harus dicapai oleh anak
melalui kegiatan belajar/ bermainnya. Dengan pemahaman yang memadai
mengenai isi program kegiatan dan tujuan belajar anak akan memudahkan

10
guru dalam membuat media pembelajaran dan disisi lain media pembelajaran
yang dibuat menjadi efektif untuk mengembangkan kemampuan anak.
 Memilih isi/ tema dan tujuan belajar dari tema tersebut. Langkah berikutnya
yang dilakukan guru dalam pembuatan media adalah memilih tema yang
terdapat di dalam kurikulum atau tema/ matri yang dirancang sendiri. Tema
adalah alat yang digunakan untuk mencapai berbagai aspek perkembangan
anak. Sebenarnya penentuan tema tersebut tidak harus selalu terpaku pada
tema-tema yang terdapat di dalam kurikulum, guru dapat membuat dan
mengembangkan tema sendiri.
 Menginventarisasi media yang sudah ada dan menelaah apakah media
pembelajaran tersebut telah sesuai dengan kurikulum atau belum. Proses ini
penting dilakukan guru sehingga guru dapat mengetahui media apa saja yang
sebenarnya sangat penting diadakan dan dibuat oleh guru. Seringkali guru
membuat media yang sudah ada dan sebenarnya tidak diperlukan lagi
sementara yang belum ada terabaikan
 Menentukan jenis media yang akan dibuat dan dikembangkan. Setelah
dilakukan inventarisasi terhadap berbagai media yang telah ada, guru akan
mengetahui secara pasti apa saja media yang dibutuhkan untuk kegiatan
belajar anak. Dalam kenyataannya berdasarkan daftar kebutuhan yang dibuat
seringkali media yang harus dibuat sangat banyak jumlahnya dan semuanya
ingin kita buat. Hal tersebut tentunya kurang realistis sehingga harus
ditentukan prioritas pembuatan media pembelajaran yang benar-benar
penting atau krusial untuk dipenuhi.
 Membuat rancangan untuk pembuatan media pembelajaran Jika media
pembelajaran yang akan dibuat telah ditentukan maka selanjutnya guru
membuat rancangan atau desain alat permainan tersebut untuk memudahkan
dalam pembuatannya. Dalam rancangan pembuatan media pembelajaran
tersebut biasanya dikemukakan aspek perkembangan anak yang dapat
dikembangkan melalui media pembelajaran tersebut, Alat dan bahan
pembuatan yang dibutuhkan, teknik pembuatan dan bagaimana cara
menggunakannya.

11
 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pada tahap berikutnya
berdasarkan rancangan yang telah ada, guru mempersiapkan alat dan bahan-
bahan yang diperlukan sehingga pada saat proses pembuatan tidak
mengahadapi kendala dan dapat dilakukan sesuai rencana. Ketersediaan alat
dan bahan ini akan sangat menunjang pembuatan media pembelajaran yang
dibutuhkan oleh lembaga dan siswa.
 Membuat media pembelajaran sesuai dengan rencana atau sesuai dengan
kondisi alat dan bahan yang ada. Pada tahap ini apa yang telah menjadi
rencana dilaksanakan dengan mengikuti prosedur pembuatan yang telah
ditentukan. Pada tahap ini ide dan rencana dilaksanakan dengan
memanfaatkan alat dan bahan yang telah dipilih. Kejelian dan kreativitas guru
akan sangat mendukung dihasilkannya alat permainan yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Memerika hasil pembuatan media pembelajaran, apakah sesuai atau benar
telah menghasilkan media pembelajaran. Setelah guru membuat media
pembelajaran tertentu, guru masih perlu mengecek apakah media
pembelajaran yang dibuat telah sesuai dengan media pembelajaran yang
diharapkan dalam arti telah memenuhi syarat edukatif, teknis dan estetis. Hal
tersebut perlu diperhatikan sebab tidak jarang guru yang membuat media
pembelajaran, setelah ditelaah belum menghasilkan media pembelajaran
yang sesuai dengan persyaratan yang ada (standar). Bila langkah-langkah
tersebut di atas digambarkan dalam bentuk bagan maka akan diperoleh model
pengembangan media pembelajaran sebagai berikut:

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan
efektif dan efisien.
2. Dalam usaha menggunakan media dalam proses belajar mengajar, menurut
Yusufhadi Miarso (2004:461), perlu diberikan sejumlah pedoman umum
sebagai berikut :
Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media
akan lebih mampu membantu ercapainyaa tujuan pembelajaran.
3. Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran,
antara lain : a) Landasan filosofis b) Landasan teknologis
c) Landasan psikologis d) Landasan empiris
4. Pengembangan media pembelajaran merupakan hal sangat penting dilakukan
oleh para guru karena disamping anak-anak memulai belajarnya dari hal-hal
yang kongkrit, tersedianya media pendidikan tersebut memungkinkan dapat
ditumbuhkannya budaya belajar mandiri, budaya demokrasi, dasar
pembiasaan untuk kehidupan di kemudian hari, serta menciptakan
komunikasi antara anak dengan orang dewasa dan teman sebaya.
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kami sangatmengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang
akan datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat
bagikita semua serta menambah pengetahuan kita.

13
DAFTAR PUSTAKA
Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for Learning.
New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan.(2002) Strategi Belajar mengajar. Jakarta.
Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar (1986). Media Pendidikan. Bandung. Alumni.
Oetomo, B.S.D. dan Priyogutomo, Jarot. Kajian Terhadap Model e-Media dalam
Pengembangan Sisstem e-Education, Makalah Seminar Nasional Informaika 2004
di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Pebruari 2004.
Utomo, Junaedi, 2001. Dampak Internet Terhadap pendidikan: Transparansi dan
Evolusi, Seminar Nasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001.
Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta.
Kencana Media Group.
Kustandi dan Sutjipto (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital.Bogor,
Ghalia Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai