Anda di halaman 1dari 4

Kritik dan kendala dalam penerapan STM

a. Kritik dalam penerapan STM


Pembelajaran menggunakan model Sains Tekonologi Masyarakat apa bila dirancang
dengan baik, memakan watu bila dibandingkan dengan model-model lain. Bagi guru tidak
mudah untuk mencari isu atau masalah pada tahap pendahuluan yang terkait degan topik yang
dibahas, karena hal ini memerlukan adanya wawasan luas dari guru dan melatih tanggap
terhadap masalah lingkungan[ CITATION Ayu14 \l 1033 ].
Guru perlu menguasai materi yang terkait dengan konsep da proses sains yang dikaji
selama pembelajaran. Penyusunan perangkat penilaian memerlukan usaha untuk mempelajari
secara khusus, misalnya untuk menilai kreatifitas seseorang [ CITATION Ayu14 \l 1033 ].
b. Kendala dalam STM
Pendekatan pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat (STM) juga memiliki
kendala. Kendala-kendala tersebut terletak pada beberapa hambatan pembelajaran dengan
pendekatan.
Aisyah (2007) megemukakan empat hambatan pembelajaran dengan STM, yaitu waktu,
biaya, kompetensi guru, serta komunikasi dengan stakeholder (orang tua, masyarakat, dan
birokrat). Hambatan lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa belum terbia berpikir
kritis dn belajar mengambil pengalaman di lapangaan , sehingga dibutuhkan kesabaran dan
ketekunan guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran [ CITATION
Ayu14 \l 1033 ].
Untuk menerapkan penekatakan, ini guru dimula dari perncanaan pengajran, pengelolaan,
penilaian hasil belajar, motivator dan pembimbing. Pendeatan STM menuntut kompetensi
pedagogik, professional, sosial , dan kepribadian yang baik [ CITATION Ayu14 \l 1033 ],

Pendekatan STM di SD

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang inovatif masih tetap berlangsung dan pelru
dikembangkan pada sekolah dasar (SD). Salah satunya yang diterapkan pada beberapa mata
pelajaran yang sampai saat ini masih diasumsikan sebagai pelajaran yang membosakan dan
menuntut hafala, serta materi yang kurang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Adapun
solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan pendekatan sains teknologi
masyarakat (STM). Pendekatan STM yang hakikatnya mempelajari manudia dengan
lingkungannya, pada SD akan memberikan makna bahwa mata pelajaran tersebut berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai manusia. Melalui pendekatan ini peserta
didik dapat melatih agar selalui peka terhadap perkembangan lmu pengetahuan alam (sains) dan
teknologi yang sesuai dengan reliata kehidupan mereka. Peserta diidk pelru dilatih sedini
mungkin sebagai persiapan di masa mendatang supaya mampu mengambil keputusan yang tepat
dalam menghadapi masalah di masyarakat.

Menurut Yager (1996), pendekatan STM sejalan dengan pandangan kontruktivisme.


Menerapkan kontruktivisme dasalam pembelajaran berarti menempatkan siswa pada posisi
sentral dalam keseluruhan program pengajaran. Pertanyaan yang muncul digunakan sebagai
dasar diskusi, investiga, dan kegiatna kelas/laboratorium [ CITATION Ast201 \l 1033 ]. Dalam
pendekatan STM memacu murid-murid untuk diikutsertakan dalam penentuan tujuan, prosedur,
perencanaan, dan dalam usaha mendapatakan informasi, serta dalam mengevaluasi. Tujuan
utama di dalam pendekatan STM adalah murid-murid setelah lulus sekolaha menjadi anggota
masyarakat atau warga-warga negara yang mampu untu mengambil keputusan-keputusan tentang
masalah-masalah di dalam masyarakat dan mengambil tindakan sebagai menekankan pentingnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, sebab dalam masyarakat modern keterkaitan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi masyarakat sangat erat.

Untuk lebih mengaktualisasikan penggunaan pendekatan STM dalam pembelajaran IPA,


Poejadi (2010) menyarankan sebagai berikut [ CITATION Ast201 \l 1033 ]:

1. Mula-mula guru mengemukakan isu-isu atau masalah actual yang ada di masyarakat dan
dapat diamati peserta didik. Juga bisa digali dari pendapat siswa dan dikaitkan dengan konsep
yang akan dibahas, tahap ini inisiasi, apersepsi, invitas, atau eksplorasi
2. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi tertentu yang sesuai dengan pedagogi (ilmu dan
seni mengajar), tahap ini disebut pembentukan konsep dan menurut konstruktivisme
diharapkan siswa membangun atau mengkonstruk sendiri melalui observasi, eksperimen, dan
lain-lain.
3. Konsep yang sudah dipahami digunakan untuk menyelesaikan masalah atau menganalisa isu
yang telah dilontarkan diawal pembelajaran, tahap ini disebut aplikasi kosep
4. Guru memantapkan konsep diharapkan dapat merenkonstruksi atau merekonstruksi konsep
siswa yang salah, tahap ini disebut pemantapan konsep.
5. Tahap pelaksaan evaluasi yang hendaknya secara berkelanjutan dan mencakup berbagai aspek
(dalam hal ini termasuk sikap)

Khususnya dalam pendidikan IPA, siswa perlu memperoleh pengalama secara fisik
dalam IPA. Pada pendekatan ini, pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan
keragaman siswa. langkah dasar yang dapat diterapkan adalah [ CITATION His181 \l 1033 ]:

a. Curah pendapat tentag suatu isu/ topik


b. Mendefinisikan pertanyaan/ fenomode tertentu
c. Curah pendapat tentang sumber informasi
d. Menggunakan sumber untuk informasi
e. Melakukan analisis sintesis, evaluasi dan menciptakan sesuatu
f. Melakukan tindakan nyata

Peluang Penerapan Pendekatan STM di Indonesia

Menurut Firdaus M Yunus pendidikan di Indonesia selama ini hanya berfungsi


membatasi kreativitas peserta didik, karena lebih banyak yang mengedepankan aspek
verbalisme. Verbalisme merupakan asas pedidikan yang menekankan hapalan bukannya
pemahaman, dan mengedepankan formulasi daripada substansi. Seringkali dalam proses
pendidikan IPA materi tidak sejalan dengan kenyataan yang dihadapi oleh peserta didik, minimal
di tingkat lokal. Padahal proses pendidikan sesungguhnya dijalankan dalam rangka memenuhi
kebuuthan akan sumber daya yang (minimal ) sanggup menyelesaikan persoalan lokal yang
melingkupinya. Artinya, setiap proses pendidikan seharusnya mengandung berbagai bentuk
pelajaran dengan muatan lokal yang signifikan dengan kebutuhan masyarakat[ CITATION Nur06 \l
1033 ].

Untuk itu para pemerhati maupun praktisi dunia pendidikan di Indonesia dituntut untuk
segera melakukan upaya perbaikan, salah satunya dengan pendekatan Sains Teknologi
Masyarkat (STM). Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara
pembelajaran IPA di dalam kelas dengan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat
yang ada di sekitar peserta didik. Melalui pendekatan ini peserta diidk juga dilatih untuk
membiasakan diri bersikap peduli akan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaitan
dengan ilmu pngetahuan dan teknologi.
Peluang penerapan pendekatan Sain Teknologi dan Masyarakat di Indonesia sudah
banyak implementasikan. Salah satunya diterapkan untuk meningkatkan aktivitas siswa, literasi
sains, dan teknologi siswa. Peningkatan aktivitas, literasi sains dan teknologi terjasi karena
pembelajaran sains dengan pendekatan STM dapat meciptakan iklim yang kondusif dalam
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif untuk terlibat dalam
pembelajaran hal tersebut menjadikan model pembelajaran STM idela untuk diterapkan. Dengan
diterapkannya STM jauh lebih efektif karena dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas
sehingga hasil belajar siswa meningkat, yang meliputi kemmapuan kognitig, afektif, dan
psikomotorik yang secara utuh dibentuk dalam diri individu sebagai peserta didik dengan
harapan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari [ CITATION Wat14 \l 1033 ].

Bibliography
Astawan, I. G., & Agustina, I. G. (2020). Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Era Revolusi Industri 4.0.
Badung: NILACAKRA.

A'yun, N. Q. (2014). Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada
Komepetendi Dasar Memelihara Leingkungan Alam dan Buatan Di Sekitar Rumah untuk
Meningkakan Hasil Belajar Siswa Kelas III-A SDN Dadaprejo 1 Batu. Univerisitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, 45.

Hisbullah, & Selvi, N. (2018). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Makassar:
Penerbit Aksara Timur.

Nurohman, S. (2006). Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran


IPA Sebagai Upaya Peningkatan Life Skills Peserta didik. Majalah Ilmiah Pembelajaran, No. 1,
Vol. 2.

Wati, I. K., Karyanto, P., & Santosa, S. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012-2013.
BIOEDUKASI, 22.

Anda mungkin juga menyukai