Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS ARTIKEL MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN

JUDUL                       : GURU HONOR SD KELUHKAN GAJI DI BAWAH UMK


KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : SATELITE NEWS
TANGGAL TERBIT : 24 NOVEMBER 2015
ANALISIS
Profesi guru adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia, tugas guru ialah mentransfer ilmu
pengetahuan, pengalaman, penanaman nilai-nilai budaya, moral dan agama. Selain itu guru juga
berfungsi sebagai motivator, konsoler dan pemimpin didalam kelas. Kehadiran guru ditengah-tengah
masyarakat merupakan unsur utama dan terpenting. Bisa dibayangkan jika ditengah-tengah kehidupan
manusia tidak ada seorang guru, kita akan hidup dalam lingkaran tradisi-tradisi kuno serta peradaban
kuno, sangat mustahil sebuah bangsa bisa maju tanpa pendidikan dan guru. Upaya guru mendidik,
membimbing, mengajar dan melatih anak didik bukanlah hal yang mudah dan gampang ini
membutuhkan keseriusan, pengalaman serta profesionalisme dalam mengorganisasikan pembelajaran
sehingga mampu menjadi materi pelajaran yang dapat dipahami anak didik dengan baik. Guru
mempunyai tugas yang Komplex dan sangat berat karena membawa misi pembelajaran, pencerdasan
dan pembaharuan serta mempunyai peran sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Ketika bom
atom melulu lantakkan Hirosima, yang pertama yang ditanyakan kaisar jepang pada waktu itu ialah,
berapa banyak guru yang selamat, ini menunjukkan betapa pentingnya peran dan posisi guru dalam
pembangunan suatu bangsa. Dalam undang-undang guru dan dosen No. 14 tahun2005 pasal 1 ayat 1 :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Selanjutnya penyelenggaraan
pendidikan pada pasal 1 ayat 5 : Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, pemerintah daerah,
atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal.
Mencermati hal tersebut, betapa penting dan perlunya perhatian khusus menyangkut, profesi,
kesejahteraan, karier dan nasib seorang guru khususnya guru honor, yang dibutuhkan guru bukan hanya
gelar ” PAHLAWAN TANPA TANDA JASA “. Kita tentu bertanya ” APAKAH ADA PAHLAWAN TIDAK PAKAI
TANDA JASA”. Guru honorer merupakan profesi yang diharapkan profesional, artinya guru honor
penyedia jasa tetapi jasa guru honor masih sangat jauh dari harapan bahkan dibawa upah UMR sungguh
sangat memprihatinkan dan menyedihkan, apakah mungkin seorang dapat berbuat maksimal tanpa
pernah mengetahui kebutuhan hidupnya, rasanya tidak mungkin diera globalisasi dan ditengah-tengah
krisis multi dimensional dimana harga barang melambung tinggi mempengaruhi biaya hidup ikut tinggi.
Guru honorer boleh saja ikhlas mengabdi dalam mengembang tugas mengajar tetapi, guru honor juga
manusia butuh dan perlu memikirkan penghidupan, ekonomi, kesejahteraan keluarganya dan dirinya
sendiri dalam hidup keseharianya. Kalau kita melihat nasib dan kesejahteraan guru honorer, sungguh
memprihatinkan ada saja diantara mereka berprofesi sebagai tukang ojek, mengajar ditempat lain dan
kerja serabutan untuk menutupi keperluan ekonomi keluarga, belum lagi profesi-profesi yang lain
memberikan dampak sikologis dimata anak didiknya dan masyarakat, ini dapat menurunkan wibawa dan
martabat seorang guru.Rata rata dari guru honorer masih mengeluhkan gajinya yang sebulan hanya
Rp300.000,00. Gaji ini tidak setara dengan pengabdian mereka yang sudah lama menjadi guru honorer
seperti contohnya Iseu Sujayanti yang sudah mengabdi selama 10 tahun tetapi gajinya hanya
Rp300.000,00 dalam sebulan. Walaupun guru honorer masih mendapatkan lagi tambahan dari tunjangan
daerah sebesar Rp650.000,00 tetapi guru honorer harus menunggu anggaran tersebut cair selama tiga
bulan. Pengabdian guru honorer lebih besar daripada buruh tetapi pemerintah hanya mendengarkan
keluhan keluhan buruh yang mengeluh melalui demo. Dan pemerintah lebih sering mensejahterahkan
buruh. Sebenarnya semua itu ada peraturannya, seperti gaji guru honorer yang sudah diatur dalam
undang-undang dan itu yang menjadi kendala pemerintah daerah menentukan kebijakan.
SOLUSI MASALAH
Menurut saya seorang guru harus selalu di muliakan karena pekerjaannya mulia apapun
statusnya, PNS maupun honorer. Sekarang ini memang susah mengubah peraturan pemerintah
tentang gaji honorer tetapi masih ada jalan keluarnya yaitu dengan cara menambahkan tunjangan
tunjangan dari dana BOS yang dialoksikan ke sekolah. Setelah itu meningkatkan kualitasnya
untuk dapat mengikuti tes CPNS.
JUDUL                                               : BUTA HURUF INDONESIA TINGGI
KOLOM                                            : PENDIDIKAN
PENERBIT                                         : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT                        : 6 OKTOBER 2015
ANALISIS
Indonesia masih belum terbebas dari buta huruf. Direktur Pendidikan keaksaraan dan
kesejahteraan kemendikbud Erman Syamsudin mengungkapan, masi ada sekitar 25 kaupaten di
Indonesia dengan angka buta aksara tunggi. Berikut ini adalah penyebab meningkatnya buta
aksara di Indonesia menurut Erman Syamsudin :
1.      BanYak orang di daerah tersebut hanya bisa berbahasa daerah dan tidak mengerti bahasa
Indonesia. Hal ini bia terjadi karena pendidikan yang sngat minim.
2.      Perkembangan zaman terknologi. Kebanyakan orng buta huruf merupakan generasi lansia yang
tidak mengenal teknologi, misalnya buku digital. Padahal penggunaan buku digital menjadi salah
satu alternatif mengurangi angka buta huruf.
3.      Indonesia menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup. Masarakat indonesia hanya
membaca nol hingga satu buku pertahun. Sementara negara lain, Jepang msalnya yang uda
sangat terbiasa dengan kegiatan tersebut, masyarakat membaca 10-15 buku perthun.
Guna meningkatkan minat baca kemendikbud menempuh berbagai langkah khusus:
1.      Menggunakan pendekatn konvensional untuk meningkatkan minat baca.
2.      Membentuk kelompok-kelompok kecil untuk bia memahami teknologi. Pemanfaatan teknologi
untuk meningkatkan minat baca engan cara meniadakan wujud buku konvensional dan
menggantinya dengan buku-buku digital.
SOLUSI MASALAH
Pemberantasan buta huruf di Indonesia tidak dapat dilakukan dengan cara instan oleh karena itu
Kemendikbud perlu membentuk Taman Baca Masyrakat (TBM) dan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) di daerah-daerh yang masih tinggi angka buta aksaranya. Dengan adanya
TBM di derah tersebuat masyarakat akan lebih berminat membaca karena TBM merupakan
wadah bagi masyarakat untuk belajar membaca tanpa mengeluarkan biaya serta disna juga sudah
tersedia pembimbing untuk mengajari masyarakat baca tulis. PKBM memiliki beberapa program
yaitu Kesetaraan Fungsional (KF) pada pogram tersebut memberi kesempatan bagi masyarakat
yang belum memiliki ijazah dengan program paket A setara dengan ijazah SD, paket B setara
dengan ijazah SMP, paket C setara dengan ijazah SMA. Tidak hanya itu melainkan masih ada
program kegitan usaha masyarakat. Pada program ini mengajak masyarakat berwirausaha.
Sebenarnya di Indonesia sudah ada beberapa TBM dan PKBM  namun karena pemerataannya
sert sosialisasinya masih kurang jadi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui TBM
dan PKBM. Oleh karen itu peran aktif Kemendikbud sangat diperlukan demi memberantas but
aksara di Indonesia.

                        : JANGAN MENILAI PEKERJAAN GURU DENGAN RUPIAH


KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : KOTA TANGERANG
TANGGAL TERBIT : 25 NOVEMBER 2015

ANALISIS
Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa, jadi tidak sepantasnya menilai kinerja guru dengan
rupiah/uang karena belum sebanding dengan apa yang di lakukan oleh guru yaitu
mendidiksiswanya. Ada cara, syarat, tujuan dan fungsi dalam menilai kinerja guru.
Dalam konteks Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., penilaian kinerja guru memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk: 

1.         menilai unjuk kerja (kinerja) guru dalam menerapkan semua kompetensi yang
diwujudkan dalam pelaksanaan tugas utamanya pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian,
hasil penilaian kinerja menjadi profil kinerja guru yang dapat memberikan gambaran kekuatan
dan kelemahan guru. Profil kinerja guru juga dapat dimaknai sebagai suatu analisis kebutuhan
atau audit keterampilan untuk setiap guru yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru.
2.         menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan,
atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah pada tahun
penilaian kinerja guru dilaksanakan. Kegiatan penilaian kinerja dilakukan setiap tahun sebagai
bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan
fungsionalnya. 

Hasil penilaian kinerja guru diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan
yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan
berdaya saing tinggi. Penilaian kinerja guru merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk
menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, penilaian kinerja guru
merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang dinilai dan sebagai sarana
untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas
kinerjanya. Penilaian mempunyai banyak manfaat karena dapat dipergunakan sebagai alat dalam
pengambilan keputusan. Adapun secara terperinci manfaat penilain kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Perbaikan kinerja
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan
4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja
5. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian
6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

Informasi penilaian kinerja tersebut oleh pimpinan, dalam hal ini kepala madrasah dapat dipakai
dalam mengelola kinerja pegawai/guru, dan dapat mengungkapkan kelemahan kinerja
pegawai/guru, sehingga kepala madarasah dapat menentukan tujuan maupun target yang harus
diperbaiki.
Syarat Sistem Penilaian Kinerja
Untuk memperoleh hasil penilaian yang benar dan tepat, Penilaian kinerja guru harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1.         Valid
Sistem penilaian kinerja guru dikatakan valid bila aspek yang dinilai benar-benar mengukur
komponen-komponen tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran, pembimbingan, dan/atau
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
2.         Reliabel
Sistem  penilaian kinerja  guru dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat kepercayaan tinggi
bila proses yang dilakukan memberikan hasil yang sama untuk seorang guru yang dinilai
kinerjanya oleh siapapun dan kapan pun.
3.         Praktis
Sistem penilaian kinerja  guru dikatakan praktis bila dapat dilakukan oleh siapapun dengan
relatif mudah, dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang sama dalam semua kondisi tanpa
memerlukan persyaratan tambahan.
Prinsip Pelaksanaan Penilaian kinerja guru
Agar hasil pelaksanaan dan penilaian kinerja  guru  dapat dipertanggungjawabkan, penilaian
kinerja guru harus memenuhi prinsip-prinsip  sebagai berikut:
a.         Berdasarkan ketentuan
 Penilaian kinerja  guru harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan mengacu pada peraturan
yang berlaku.
b.         Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam  penilaian kinerja  guru adalah kinerja yang dapat diamati dan dipantau
sesuai dengan tugas guru sehari-hari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
c.         Berlandaskan dokumen 
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur lain yang terlibat dalam proses  penilaian kinerja  guru harus
memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem  penilaian  kinerja guru, terutama yang
berkaitan dengan pernyataan kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga  penilai,
guru dan unsur lain yang terlibat dalam proses penilaian kinerja guru mengetahui dan memahami
tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang digunakan dalam penilaian.
d.         Dilaksanakan secara konsisten
Penilaian kinerja  guru dilaksanakan secara teratur setiap tahun yang diawali dengan evaluasi
diri, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
1)         Obyektif
Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan kondisi nyata guru dalam
melaksanakan tugas sehari hari.
2)         Adil
Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur standar kepada semua guru
yang dinilai.
3)         Akuntabel
Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat dipertanggungjawabkan.
4)         Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerjanya
secara berkelanjutan, dan sekaligus pengembangan karir profesinya.
5)         Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang dinilai, dan pihak lain yang
berkepentingan, untuk memperoleh akses informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.
6)         Berorientasi pada tujuan
Penilaian berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan.
7)         Berorientasi pada proses
Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada hasil, tetapi juga perlu memperhatikan proses,
yakni bagaimana guru dapat mencapai hasil tersebut.
8)         Berkelanjutan
Penilaian penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur, dan berlangsung secara
terus menerus (ongoing) selama seseorang menjadi guru.
9)         Rahasia
Hasil  penilaian kinerja  guru hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait yang
berkepentingan.
Aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru
Guru sebagai pendidik profesional  mempunyai  tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain tugas utama
tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Penilaian kinerja  guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor dilakukan dengan mengacu
kepada dimensi tugas utama guru yang  meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian. Dimensi tugas utama ini kemudian diturunkan
menjadi indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk unjuk kerja guru dalam
melaksanakan tugas utamanya tersebut akibat dari kompetensi yang dimiliki guru
Jadi tidak sepantasnya kita menilai pekerjaan guru dengan rupiah karena pemerintah sendiri pun
menghargai guru yaitu dengan cara danya sistem dala penilaian pekerjaan guru.

SOLUSI MASALAH
Dalam dunia pendidikan, jangn memndang pekerjaan guru sebelah mata. Karena pekerjaannya
sangat mulia yaitu mendidik anak Indonesia gar mutu anak Indoneia menjadi lebih baik. Dengan
dekian tenaga pendidik pasti memiliki prestasi yang baik. Dari prestasinyalah kita dapat meilai
pekerjaan guru, karena menurut Anies Baswedan kemuliaan ketika dirupiahkan akan mengalami
devaluasi penurunan nilai.

JUDUL                       : MASALAH UTAMA KURIKULUM 2013


KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : OKEZONE
TANGGAL TERBIT : 11 DESEMBER 2014
ANALISIS
Dalam penerapan kurikulum 2013 yang paling penting adalah implementasi kurikulum.
Implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan konsep dan kebijakan kurikulum dalam
suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat komponen tertentu,
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan secara nyata dalam kehidupan. Model pengembangan
kurikulum di Indonesia dapat menggunakan gabungan dari 4 model pengembangan kurikulum,
yaitu model subjek akademik, humanistis, rekonstruksi sosial dan teknologis. hal ini sesuai
dengan keadaan negara Indonesia dimana masyarakatnya majemuk yang membutuhkan suatu
pendidikan yang lebih mengacu kepada siswa secara subjektif sesuai dengan karakteristik dan
latar belakang sosial budaya siswa tersebut sehingga pendidikan yang diterapkan mampu
memberikan proses pembelajaran yang humanistik sebagai proses mendidik manusia sebagai
manusia yang berlandaskan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia dan sesuai nilai-moral
Pancasila yang mampu mencetak output peserta didik yang berbudi pekerti luhur serta mampu
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Selain hal tersebut, kurikulum di Indonesia juga
sesuai dengan model rekonstruksi sosial dan teknologis, dimana setiap proses pendidikan yang
dilaksanakan di Indonesia selalu mengkaitkan dengan sejarah kehidupan di masa lalu dengan
kehidupan padan saat ini yang meliputi semua aspek kehidupan serta berbagai macam teknologi
yang telah dikembangkan oleh manusia dalam menjalani proses kehidupan.

Namun dalam penerapannya, kurikulum 2013 juga memiliki kendala dan hambatan yang cukup
serius. Hambatan-hambatan dalam penerapan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1.      Rendahnya Kesadaran Guru sebagai Pendidik


Rendahnya kesadaran guru meliputi rendahnya kualitas guru, kurangnya kesiapan guru
mengajar, kepekaan guru dalam menanggapi hal-hal baru termasuk implementasi proses
pembelajaran yang sering terabaikan oleh guru, karena pada realitanya banyak guru yang
mengajar hanya sekedar mengajar tidak ada timbal balik apa-apa antara pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku serta kreativitas peserta didik terkait pelajaran yang sedang dipelajari. Pada
dasarnya guru belum siap melaksanakan kurikulum 2013. Seorang guru seharusnya menjadi
promotor untuk mengembangkan pemikiran, kreativitas, keterampilan dan yang paling penting
adalah potensi dari peserta didik. Persoalan guru dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap
mengimplementasikan kurikulum baru, maka kurikulum sebaik apa pun tidak akan membawa
perubahan apa pun pada dunia pendidikan nasional

2.      Pengadaan buku mata pelajaran yang masih kurang


Buku itu vital karena menjadi pegangan murid untuk belajar. Bagaimana mungkin murid dapat
mempelajari apa yang dimaui oleh kurikulum baru bila tidak tersedia buku pelajaran? Apalagi
para pejabat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri selalu menyatakan bahwa dalam
rangka pelaksanaan kurikulum baru, Pemerintah menyiapkan buku babon sehingga masyarakat
tidak perlu dibebani biaya pembelian buku baru, seperti yang dikeluhkan selama ini bahwa ganti
kurikulum ganti buku baru. Pengadaan buku memerlukan proses panjang: dari penulisan draf
naskah, pembacaan oleh reviewer, koreksi oleh editor bahasa, finalisasi naskah, layout, cetak,
hingga distribusi. Semuanya itu memerlukan waktu minimal dua bulan.
           
3.      Banyaknya Pro Dan Kontra Di Masyarakat
Sampai saat ini masih sangat banyak pendapat pro dan kontra terkait penerapan kurikulum 2013.
Hal ini harus mampu dimanfaatkan dengan baik untuk terus mengevaluasi kurkulum 2013, mana
yang perlu direvisi dan mana yang sudah padu, sehingga pelaksnaannya tidak terkesan dadakan
dan dipaksakan.
Pro dan kontra adalah salah satu hambatan yang perlu menjadi perhatian, karena dari sinilah
tergerak pemikiran solusi untuk memecahkan permasalahan terkait penerapan kurikulum 2013.
4.      Penambahan Jam Pembelajaran
penambahan jam pelajaran ini dikhawatirkan akan mengesampingkan kebutuhan siswa untuk
mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga dan sosial sekitarnya. Pertimbangan ini
mengingat siswa harus didorong mengembangkan banyak ragam kecerdasan, mulai dari
kecerdasan kognitif, emosional, sosial, hingga spiritual.

5.      Belum Adanya Evaluasi dari Kurikulum Sebelumnya


Perubahan Kurikulum 2013 juga tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan kurikulum
sebelumnya (KTSP) 2006 sehingga dapat membingungkan guru dan pemangku pendidikan
dalam pelaksanaannya.

6.      Guru Dipandang Memiliki Kemampuan Sama


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak pernah secara langsung
melibatkan guru dalam merumuskan kurikulum 2013. Kemendikbud seolah melihat semua guru
dan peserta didik memiliki kemampuan yang sama.

SOLUSI MASALAH

Dalam pelaksanaannya, kurikulum mempunyai banyak kendala. Salah satu faktornya ialah bisa
dari guru, masyarakat, biaya, kepala sekolah dan birokrasi. Dan daripada itu maka langkah
solusinya ialah ; mengetahui tujuan perbaikan, mengenal situasi sekolah, mengetahui kebutuhan
siswa dan guru, mengenal masalah yang dihadapi sekolah, mengenal kompetensi guru,
mengetahui gejala sosial dan mengetahui perkembangan/ aliran dalam kurikulum.

L                       : GURU ABAD 20 HARUS MAMPU DIDIK ANAK ABAD 21


KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT : 24 NOVEMBER 2015
ANALISIS
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan
tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikandi Indonesia. Perasan ini
disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globslisasi dirasakan kuat dan
terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa
Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia
terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Dan
hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain. Pendidikan memang
telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karana itu, kiata seharusnya dapat meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di Negara-negara
lain.
Setelah kita amati, Nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu
pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan
keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.Penyebab rendahnya
mutu pendidikan kali ini adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran.
Dalam hal ini gurulah yang di tuntut untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
Dengan sistem pengajarannya yang lebih berwawasan luas dapat memperbaiki mutu pendidikan.
Namun kebanyakan dari guru masih belum mengetahui teknik pengajaran yang biak. Untuk itu
pemerintah sedang melakukan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang merupakan salah satu cara
untuk dapat mengubah sesuatu kebiasaan secara mendasar baik pada uji personal maupun
pedagogi. UKG ini mempunyai tujuan yang baik.

SOLUSI MASALAH
Seperti yang sudah dikatakan Anies Bahwedan, pemerintah perlu melakukan Uji Kopetensi
Guru, yaitu pemerintah memberikan latihan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami guru.
Selain itu juga perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai teknologi sekarang ini,
dengan itu guru dapat mencari informasi tanpa batas untuk menambah wawasan guru dan
mengenali dunia globalissi. Dengan cara seperti itu guru dapat memperbaiki teknik pengajaran
dan memperbaiki mutu pendidikan.
                        : PENGAWAS MINTA PEMERINTAH JELI LAKUKAN PENGAWASAN
KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT : 4 OKTOBER 2014
ANALISIS
Beredarnya buku LKS siswa SD di Klaten yang berisi tentang wine (minuman keras) menuai
reaksi keras dari sejumlah kalangan.Pengamat Pendidikan Arief Rachman Hakiem menyatakan
pihak pemerintahan harus lebih jeli dalam memonitor buku SD.  Menurutnya, konteks kesalahan
pertama ada di editor karena editor lalai dan meloloskan soal tersebut. Namun yang lebih fatal,
ketika buku sudah terbit dinas dan dewan pendidikan setempat tidak melakukan monitoring.
Padahal jika hal itu dibiarkan, artinya sama dengan mengajarkan minuman keras pada siswa SD.
Dan akan berdampak buruk pada mereka, yaitu mereka akan menganggap minuman keras adalah
hal biasa. Hal tersebut juga tidak sesuai dengan falsafah hidup bangsa karena tak sesuai dengan
nilai – nilai luhur Pancasila.

SOLUSI MASALAH:
Menurut saya, pihak penerbit khususnya editor lebih jeli dalam hal menyeleksi dan mengedit
soal – soal dalam buku tersebut tidak hanya itu penyusun buku LKS harusnya lebih cermat
dalam pemilihan kata yang tepat untuk penyusunan buku tersebut.  Penyusun seharusnya
memilih kata “milk, orangejuice, atau tea” untuk mengganti kata “wine”  Karena kata “wine”
yang berarti minuman keras tidak pantas diterapkan pada buku pelajaran siswa karena minuman
keras termasuk minuman haram. Dalam hal ini dinas pendidikan harus lebih jeli pengawasi
setiap buku yang beredar  dan bertidak cepat untuk menarik peredaran buku – buku yang tak
sesuai dengan kode etik pendidikan.

JUDUL                       : ANGKA PRTISIPASI BERSEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN


KHUSUS RENDAH
KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT : 4 NOVEMBER 2015
ANALISIS
Dalam sambutan pembukaan Gebyar Pendidikan Khusus 2015 Dirjen Pendidikan Dasar
Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan  angka partisipasi bersekolah anak
berkebutuhan khusus  (ABK) masih rendah hanya sebesar 10-11 persen atau 164 ribu anak dari
jumlah total 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Tahun ini telah diterapkan wajib
belajar 12 tahun dan berlaku untuk semua anak usia sekolah tidak terkecuali anak difabel.
Pemerintah menargetkan 97 persen anak – anak Indonesia harus lulus SMA atau SMK. Beliau
juga menuturkan bahwa momen ini merupakan ajang untuk mempromosikan layanan pendidikan
khusus dan kebutuhan khusus. Kementrian sudah menjamin melalui progam afirmasi semua anak
usia sekolah dibiayai pemerintah . Melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS)yang diberikan
dua kali lipat dari BOS biasa, tidak ada istilah malu untuk menyekolahkan anak difabel.

SOLUSI MASALAH :
Langkah – langkah yang dilakukan  Kemendikbud dalam meningkatkan angka partisipasi
bersekolah anak berkebutuhan khusus itu sudah bagus akan tetapi dalam prosesnya
Kemendikbud perlu mensosialisasikan bahwa terdapat dana BOS bagi siswa berkebutuhan
khusus untuk meringankan biaya pendidikan mereka selain itu perlu juga didirikannya sekolah
luar biasa (SLB) di daerah – daerah tertentu yang terdapat banyak anak berkebutuhan khusus.
Selain terkendala biaya kebanyakan orang tua malu menyekolahkan anaknya yang berkebutuhan
khusus tersebut, bahkan ada pula anak berkebutuhan khusus tersebut yang malu untuk
bersekolah . Oleh karena itu Kemendikbud juga perlu menggandeng psikolog anak untuk
memberikan motivasi serta sosialisasi akan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus.

L                       : GURU BERSERTIFIKASI BELUM BERBNDING LURUS DENGAN MUTU


PENDIDIKAN
M                     : PENDIDIKAN
RBIT                : TANGERANG RAYA
AL TERBIT    : 11 NOVEMBER 2015
ANALISIS
Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat M.Pd., Rektor UNTIRTA di sela – sela pembukaan lokakarya
perencanaan strategi bisnis LPTK yang diselanggarakan oleh USAID PRIORITAS
mengunggkapkan guru bersertifikasi belum berbanding lurus dengan mutu pendidikan. Prof. Dr.
H. Mukhlas Samani selaku konsultan nasional USAID PRIORITAS dan pernah menjabat
sebagai Rektor UNNESA ini pun berpendapat kebutuhan guru sudah cukup namun yang
diperlukan saat ini adalah peningkatan kualitas sumber daya yang sudah ada saja melalui peran
LPTK. Dalam kesempatan tersebut, peserta diperlihatkan mengenai kebijakan nasional
pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang sejalan dengan rencana LPTK untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada akhirnya, LPTK sebagai lembaga pencetak
tenaga pendidik mampu mempersiapkan guru berkualiatas sesuai tantangan dan kebutuhan yang
terjadi di masa mendatang.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) pasal 16 disebutkan bahwa guru yang
memiliki sertifikat pendidik, berhak mendapatkan insentif yang berupa tunjangan profesi. Besar
insentif tunjangan profesi yang dijanjikan oleh UUGD adalah sebesar satu kali gaji pokok untuk
setiap bulannya.Dengan adanya peningkatan kesejahteraan guru diharapkan akan terjadi
peningkatan mutu pendidikan nasional dari segi proses yang berupa layanan dan hasil yang
berupa luaran pendidikan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan secara eksplisit mengisyaratkan adanya standarisasi isi, proses, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dengan adanya sertifikasi pendidik, diharapkan kompetensi guru sebagai pengajar akan
meningkat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi guru yang
memenuhi standar minimal dan kesejahteraan yang memadai diharapkan kinerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran dapat meningkat. Oleh karena itu,diharapkan akan terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Masnur Muslich manfaat uji sertifikasi antara lain
sebagaiberikut:
1.      Melindungi profesi guru dari pratik layanan pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat
merusak citra profesi guru itu sendiri.
2.      Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang
akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan dan penyiapan sumber daya manusia
di negeri ini.
3.      Menjadi wahana penjamin mutu bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang
bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi pengguna
lyanan pendidikan.
4.      Menjaga lembaga penyelenggaraan pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang
potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

SOLUSI MASALAH
Kinerja guru dinilai meningkat hanya saat guru-guru belum lolos sertifikasi dan setelah
mendapatkan sertifikasi kinerja guru menjadi menurun seperti para guru menjadi enggan untuk
mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan kualitas diri,padahal sebelum mendapat
sertifikasi para guru menjadi lebih sering mengikuti pelatihan untuk peningkatan
kualitas diri.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
mengenai dampak sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru menunjukan hasil yang kurang
memuaskan. Setelah mengolah data 16 dari 28 provinsi yang diteliti hasilnya menunjukan bahwa
peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi, seperti perubahan pola
kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri, dinilai masih tetap sama. Menurut
saya, para guru yang sudah bersertifikasi seharusnya lebih meningkatkan kinerjanya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Niat untuk mendidik anak bangsa harus tetap ada dalam jiwa
guru. Selain itu pemerintah juga  harus melihat secara keseluruhan apakah guru ini sudah pantas
mendapat sertifikasi tau belum. Guru harus tetap mengikuti pelatian untuk peningkatan kualitas
diri.
JUDUL                       : SISWA MTS TAK MELANJUTKAN MADRASAH
KOLOM                     : PENDIDIKAN
PENERBIT                 : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT : 25 OKTOBER 2015
ANALISIS
Hanya separuh dari jumlah siswa madrasah tsanawiyah (MTs setingkat SMP ) meneruskan studi
ke MA.  Direktur Pendidikan Madrasah, Kementrian Agama (Kemeneg), Prof. Dr. Phil. H. M.
Nurkholis Setiawan, MA, mengungkapkan salah satu alasan siswa lulusan MTs tidak
melanjutkan pendidikan nya di MA karena tidak tertarik. Kbanyakan siswa permpuan memilih
menjadi santri di pesantren dan fokus menghafal Al – Quran. Ada juga yang mungkin
melanjutkan ke SMA  atau SMK. Saat ini 4,4 juta anak Indonesia menempuh studi di pesantren
pada jenjang sekolah dasar. Banyaknya jumlah santri tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
berbasis Islam tidak bisa diabaikan, apalagi sektor ini juga berpengaruh pada terwujudnya wajib
belajar 12 tahun.

SOLUSI MASALAH
Menurut saya, perlu adanya sosialisasi mengenai sistem pendidikan MA kepada siswa MTs agar
mereka mengetahui sistem pendidikan yang berbasis agama Islam. Selain itu perlu adanya
perhatian dari dan nasehat dari orang tua.

                        : MARAKNYA KAMPUS BODONG


KOLOM                     : PENDIDIKAN & KAMPUS
PENERBIT                 : TANGERANG RAYA
TANGGAL TERBIT : 25 OKTOBER 2015
ANALISIS
Maraknya kampus bodong  membuat Menristek Dikti Muhammad Nasir memperketat
pengawasan terhadap semua perguruan tinggi di Indonesia. Menurutnya masih ada perguruan
tinggi yang memiliki rasio dosen dan mahasiswa 1 : 100 bahkan ada yang 1 : 750.
Berdasarkan  Peraturan Menteri, perbandingan jumlah ideal dosen dengan mahasiswanya di
perguruan tinggi swasta 1 : 30 untuk mata kuliah eksakta dan 1 : 45 untuk sosial dan untuk
perguruan tinggi negeri  1 : 20 untuk eksakta dan 1 : 30 untuk sosial. Beliau juga menghimbau
agar semua perguruan tinggi di Indonesia memberikan data yang lengkap jumlah dosen dan
mahasiswa yang dimilikinya. Terkait sanksi perguruan tinggi yang melanggar ketentuan
pihaknya tidak langsung menghentikan operasional kampus karena akan mengkarantina kampus
tersebut sebagai kesempatan perbaikan – perbaikan menyeimbangkan jumlah dosen dengan
mahasiswanya.
SOLUSI MASALAH
Pemerintah harus lebih jeli dalam mengawasi pembukaan kampus swasta.begitupun mahasiswanya
harus teliti dalam memilih kampus.  Untuk mencegah semakin maraknya perguruan tinggi bodong,
Hermawan mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang PDPT ke sejumlah sekolah untuk
mengedukasi masyarakat agar lebih cermat memilih Perguruan Tinggi.
"Kita sudah paparkan semua data mana perguruan tinggi yang aktif dan nonaktif yang dapat dilihat oleh
semua masyarakat di web kami forlap.dikti.go.id untuk mengedukasi masyarakat agar cermat memilih
perguruan tinggi,"pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai