Anda di halaman 1dari 5

Nama: Erin Amelia

NIM: 220441089

Resume Profesi Keguruan

Judul Buku : Dari Guru Konvensional Menuju Guru Profesional


Pengarang : Ahmad Rizali, Indra Djati Sidi, Satria Dharma
Penerbit : PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) Jakarta
Tahun Terbit : 2009
Tebal Buku : 246 Hlm

Guru merupakan agen perubahan bangsa. Karena kualitas pendidikan sebuah bangsa
bergantung pada kualitas guru dan kualitas guru ditentukan oleh keinginan para guru itu
sendiri. Musuh terbesar guru adalah KEBODOHAN, KEMALASAN, KETIDAKJUJURAN
DAN KEBERGANTUNGAN. Menurut Ahmad Rizali “Apapun kurikulumnya, mutu guru
adalah kuncinya”. Dunia pendidikan kita memang menghadapi masalah besar dengan
kompetensi para gurunya. Seorang pengamat pendidikan mengatakan bahwa dunia
pendidikan Indonesia mayoritas dilaksanakan oleh orang-orang yang tidak berkompeten.
Ironisnya, kesadaran para guru akan hal tersebut sangatlah minim. Bahkan kita tidak punya
daya untuk mengubah keadaan tersebut. Berbagai upaya untuk memperbaiki kompetensi dan
professional guru tampaknya selalu terganjal oleh fakta bahwa banyak guru yang tidak
mampu dan tidak mau untuk ditingkatkan kualitasnya.

Fakta menunjukkan bahwa mutu guru Indonesia masih jauh dari memadai untuk
melakukan perubahan yang sifatnya mendasar, seperti mengenal dan menggunakan internet
sebagai media pembelajaran. Ketidakmampuan memahami pendekatan yang mendasari
kurikulum ini membuat para guru tidak berusaha untuk mengubah pola pengajaran lama
mereka secara mendasar. Sebagian besar guru bahkan pada sekolah-sekolah yang dianggap
unggulan, bahkan belum paham dengan prinsip “Student Centered” dan kegiatan belajar-
mengajar masih berpusat pada gurunya. Seorang guru harus dilatih terus menerus dalam
pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, discovery,
contextual teaching and learning, menggunakan alat bantunya, menyusun evaluasinya,
perubahan filosofi dan lain-lain.

Jika guru telah memiliki kualitas sebagai guru profesional, tuntutan kurikulum
bagaimanapun tentu akan dapat dipenuhinya. Syarat utama bagi guru untuk dapat mengajar
dengan baik adalah guru yang memiliki kapasitas penguasaan materi yang telah memadai.
Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak
berkompeten tentu tidak akan menghasilkan siswa yang kompeten. Guru profesional bukan
hanya harus benar-benar menguasai materi yang harus disampaikannya kepada siswa dan
kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional secara filosofis maupun praktis. Dia juga harus
paham hal-hal mendasar seperti prinsip belajar otak kiri dan kanan, serta mengakses dan
memanfaatkan internet sebagai wahana belajar.

Ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu dapat dimulai dari kondisi fisik sekolah dan kelayakan guru dalam
mengajar. Karena masih banyak sekolah di Indonesia terutama di daerah pedalaman,
terpencil, tertinggal dan daerah konflik yang kekurangan guru dan kelas untuk belajar.
Bahkan mereka pun tidak punya laboratorium dan kelas yang memadai. Hal ini akibat dari
tidak meratanya pendanaan yang diberikan untuk sekolah-sekolah terpencil. Tak jarang
uang-uang tersebut dikorupsi dan diambil oleh pengurus-pengurus yang rakus akan uang.
Dana pendidikan berasal dari APBN dan Non-APBN. Selain memperbaiki kondisi fisik
sekolah. Langkah lain yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
adalah dengan “Revolusi Pendidikan Melalui Teknologi Informasi” di dalam buku ini,
penulis mengambil satu contoh yaitu dengan menggunakan OLPT (One Laptop One
Teacher) atau satu laptop untuk satu guru. Karena menurut penulis, guru perlu melakukan
emigrasi dari system pembelajaran “Chalk and Talk” yang tradisional ke sistem
pembelajaran yang berbasis IT. Perangkat laptop OLPT haruslah menjadi jendela bagi guru
untuk melihat dunia luar, alat yang bisa diprogram untuk menjelajah dunia maya dan
membuat pemecahan masalah menggunakan potensi kreatif dan imajinatif para guru sendiri.
Di dalam buku ini, penulis menggambarkan secara jelas dan detail tentang bagaimana
keadaan guru di Indonesia saat ini dengan berbagai permasalahannya. Tetapi dalam buku
Dari Guru Konvensional Menuju Guru penulis tidak hanya membahas tentang guru saja.
Tetapi tentang isu-isu penting yang sedang dihadapi guru, para pendidik generasi mendatang
dan anak-anak di era globaisasi yang penuh tantangan ini. Buku ini sangat bagus dan wajib
dimilili para guru terutama calon guru SD sebagai bekal pengetahuan dalam menjadi guru
yang profesional dan berkompeten.

Pengertian guru yang dijabarkan oleh penulis berkaitan dengan pengertian profesi.
Dimana di dalam buku ini dibahas bahwa guru adalah setiap orang yang mendedikasikan
seluruh hidupnya untuk mendidik siswa dan orang-orang disekitarnya agar dapat menjadi
tunas-tunas bangsa yang akan tumbuh dan menjadi pembangun bangsa. Hal ini sesuai
dengan pengertian profesi menurut Ornstein dan Levine ( 1984) bahwa profesi itu adalah
jabatan yang melayani masyarakat, dan merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat. Salah satu ciri dari profesi ialah adanya suatu organisasi yang berkaitan dengan
profesi tersebut. Di dalam buku ini terdapat salah satu contoh organisasi yang berkaitan
dengan ciri profesi yaitu organisasi “Klub Guru”. Untuk melangkah kepada jabatan
profesional, guru harus mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membuat keputusan
tentang jabatannya sendiri. Organisasi guru harus mempunyai kekuasaan dan kepemimpinan
yang potensial untuk bekerja sama.

Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional,
karena hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profesional. Dalam
mencetak guru yang professional, sangat diperlukan berbagai pelatihan-pelatihan yang dapat
meningkatkan profesionalisme guru. Salah satunya dengan mengadakan “Revolusi
Pendidikan Melalui Teknologi Informasi” dalam upaya meningkatkan mutu guru di
Indonesia. Di dalam buku ini telah dibahas bahwa IT haruslah menjadi jendela bagi guru
untuk melihat dunia luar, alat yang bisa diprogram untuk menjelajah dunia maya dan
membuat pemecahan masalah menggunakan potensi kreatif dan imajinatif para guru sendiri.
Sehingga guru dapat meningkatkan profesionalismenya.
Konsep administrasi pendidikan dibahas dalam buku ini, yaitu dengan mengkaji
anggaran pendidikan dan menggali sumber dana-dana pendidikan berasal. Di dalam
administrasi pendidikan, seorang guru berperan dalam menetapkan kebijaksanaan dan
melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia
kegiatan kurikulum, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat. Maka seorang guru
dituntut secara aktif memberikan perannya baik pikiran maupun tenaganya di dalam
administrasi pendidikan.

Pengaturan ruang belajar adalah salah satu komponen terpenting dalam administrasi
sarana dan prasarana. Sekolah harus menyediakan sarana-prasarana yang dapat menunjang
proses pembelajaran serta membuat siswa merasa nyaman saat belajar di sekolah. Di dalam
buku ini, dibahas beberapa permasalahan yang muncul akibat pengaturan ruang belajar yang
kurang efektif. Karena masih banyak sekolah di Indonesia terutama di daerah pedalaman,
terpencil, tertinggal dan daerah konflik yang kekurangan kelas untuk belajar dan keadaan
sekolah mereka yang jauh dari kata layak. Bahkan mereka pun tidak punya laboratorium dan
kelas yang memadai. Hal ini akibat dari tidak meratanya pendanaan yang diberikan untuk
sekolah-sekolah terpencil

Seorang guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Guru harus mampu membimbing dan menjadi fasilitator
bagi siswanya agar berhasil di dalam pembelajaran. Dalam hal ini membimbing
mengandung arti bersikap menentukan ke arah pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila, dan bukanlah mendikte peserta didik, apalagi memaksanya menurut
kehendak sang pendidik

Cara meningkatkan mutu profesi guru dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
formal dan informal. Di dalam buku ini, penulis mengemukakan bahwa salah satu cara
meningkatkan mutu profesi guru adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan utnuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui teknologi yang disebut OLPT
(One Laptop One Teacher) atau satu laptop untuk satu guru. Selain dalam bidang teknologi,
peningkatan mutu guru dapat melalui pembetukan sikap yang baik yang dibina sejak calon
guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Supervisi merupakan salah satu
langkah yang dapat digunakan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan
petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Dalam hal ini, guru dapat
melakukan supervisi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dengan bantuan seorang
supervisor untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa
proses belajar-mengajar dapat dan harus diperbaiki

Anda mungkin juga menyukai