Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA PROFESI KEGURUAN


“PROFIL GURU DAN TANTANGAN DI MASA DEPAN”

Oleh:
Anisa Rahmawati
NIM 22804241054

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu peradaban suatu bangsa, baik
buruknya peradaban dan maju mundurnya peradaban, semua itu ditentukan salah
satunya melalui pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh semua manusia di
dunia ini. Pendidikan dapat didapatkan di manapun dan dari siapapun, bahkan
pendidikan dapat didapatkan, baik melalui lembaga formal, informal, ataupun
nonformal. Namun, dalam tulisan ini akan diulas mengenai pendidikan melalui
lembaga formal.
Dalam pendidikan formal, guru merupakan elemen yang memegang peranan
penting dalam terselenggaranya kegiatan kependidikan. Baik buruknya karakter
guru, berkualitas tidaknya guru dalam mengajar, cara mengajar yang diterapkan
guru, menjadi elemen yang perlu diperhatikan dan dicermati dengan saksama. Hal
tersebut karena guru merupakan bagian penting dalam menentukan berhasil
tidaknya pendidikan.
Profesi guru telah ada sejak zaman dahulu. Dalam prosesnya, guru di masa
lalu sudah sangat berbeda dengan guru zaman sekarang. Hal tersebut dikarenakan
profesi guru merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang dari waktu ke
waktu. Tuntutan zaman juga turut menjadi penentu dalam model pembelajaran
yang akan diterapkan oleh guru.
Guru zaman dahulu memiliki kewibawaan yang sangat tinggi. Oleh karena
itu, guru sangat dihormati oleh semua kalangan, bahkan penguasa di wilayah yang
bersangkutan. Guru menjadi satu-satunya sumber dari segala ilmu pengetahuan
dan setiap tindak-tanduknya menjadi panutan oleh semua orang.
Dalam perkembangannya, profesi guru telah memiliki banyak perubahan.
Pada zaman sekarang, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
Pemanfaatan media digital, seperti alat komunikasi dan internet telah membantu
banyak orang untuk dapat mempelari apapun yang terdapat di dalam situs

1
tersebut. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat menyesuaikan, dinamis, dan
mampu mencoba dan menguasai hal baru.
Seiring berjalannya waktu, tantangan dan tuntutan yang dihadapi guru
sangatlah banyak dan beragam, seperti penguasan guru terhadap teknologi baru,
model pembelajaran yang efektif dan interaktif, dan persyaratan administrasi yang
perlu dipenuhi. Guru juga diharapkan dapat membimbing siswanya dengan efektif
melalui penguasaan teknologi yang ada. Kedinamisan dan kefleksibelan guru
diperlukan di era sekarang ini untuk dapat terus maju dan mampu menghadapi
tantantang berikutnya, yakni tantangan guru di masa mendatang.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, ditemukan beberapa masalah yang perlu dirumuskan.
Rumusan-rumusan masalah tersebut, di antaranya:
1. Bagaimana profil guru itu?
2. Bagaimana tantangan yang dihadapi guru di masa depan?

C. Tujuan
Dari beberapa masalah yang telah dirumuskan, maka dapat diperoleh tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui profil guru
2. Mengetahui tantangan yang dihadapi guru di masa depan.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Guru
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pengertian guru ialah “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Selain itu, dalam bahasa Jawa guru memiliki arti “Digugu lan Ditiru”.
Hal itu mempunyai arti bahwa guru ialah orang yang tidak hanya pandai
dalam akademis saja, namun juga mempunyai moral dan etika yang baik dan
pantas untuk dicontoh maupun diteladani, terutama oleh peserta didik
(Suriansyah et al., 2015: 1-4).

B. Status Guru
Status berkenaan dengan martabat atau kedudukan guru. Status guru
dibedakan menjadi 3, yaitu status akademik, ekonomi, dan organisasi.
1. Status akademik, yaitu mencakup pendidikan yang ditempuh guru
tersebut, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.
2. Status ekonomi, yaitu mencakup penghasilan dan fasilitas yang diterima
guru, baik dari pemerintah maupun lembaga pendidikan.
3. Status organisasi, yaitu mencakup organisasi guru yang ada, baik intern
maupun ekstern.

C. Peran Guru
Menurut Imron Fauzi (2018: 80-92), guru memiliki peran yang sangat
strategis dalam menentukan berhasil tidaknya lembaga pendidikan. Peran-
peran tersebut, di antaranya:
1. Guru sebagai pendidik, artinya guru menjadi contoh, panutan, dan teladan
bagi peserta didik;

3
2. Guru sebagai pengajar, artinya guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
berupa mentransformasikan ilmunya kepada murid-murid;
3. Guru sebagai pembimbing, artinya guru harus mampu membimbing
muridnya ketika murid mengikuti suatu kegiatan ataupun membimbing
dalam hal akademik selama murid tersebut bersekolah di lembaga
pendidikan yang bersangkutan;
4. Guru sebagai pelatih, artinya selain menjalankan kegiatan akademik, guru
harus mampu melatih siswanya untuk mengasah keterampilan.
5. Guru sebagai penasehat, artinya guru merupakan orang tua kedua siswa
setelah orang tua aslinya. Guru harus mampu menasehati siswa ketika
siswa melakukan kekeliruan.
6. Guru sebagai pendorong kreativitas, artinya guru harus mampu
mengembangkan pembelajaran yang dapat mendorong kreativitas siswa.
7. Guru sebagai aktor, artinya guru harus mampu memainkan perannya
dengan profesional dan maksimal agar penonton dapat menikmati dan
mengikuti setiap tindakan maupun arahan yang dilakukan oleh guru.
8. Guru sebagai emansipator, artinya guru harus mampu mengangkat harga
diri peserta didik yang dianggap sebelah mata oleh kebanyakan oleh. Guru
harus menyadari bahwa semua siswa memiliki potensi dan tidak boleh ada
orang yang menganggap sebelah mata terhadap peserta didik. Dengan
dorongan, motivasi, dan menganggap bahwa peserta didiknya ialah siswa
unik dan berharga, maka siswa tersebut akan terdorong untuk benar-benar
menjadi siswa yang unggul dan berharga.
9. Guru sebagai evaluator, artinya guru harus mampu mengevaluasi sejauh
mana siswanya berkembang, apa kekurangannya, apa hambatannya selama
mengikuti pembelajaran, bagaimana proges yang telah dicapai, dll.
Dengan evaluasi tersebut, diharapkan siswa dapat terus berkembang dari
waktu ke waktu.

4
D. Kompetensi Guru
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dikuasai, dan dihayati oleh
guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Adapun kompetensi yang
harus dimiliki guru, di antaranya:
1. Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
3. Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
standar nasional pendidikan.
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dari sebagian masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.

E. Tantangan Pendidikan dan Pengajaran di Era Milenial


Di era milenial ini, pendidikan mengalami perubahan yang begitu
signifikan. Hal itu tidak terlepas dari peran teknologi informasi dan
komunikasi yang berkembang begitu pesat. Oleh karena itu, lembaga
pendidikan harus mampu menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi.
Tak terkecuali guru, guru juga harus mampu mengembangkan potensi dan
menyesuaikan proses pembelajaran agar relevan dan mampu diterima oleh
peserta didik sekarang ini. Guru diharapkan dapat mengikuti perkembangan

5
teknologi dengan memanfaatkan sarana teknologi untuk menjalankan proses
pembelajaran. Dalam hal ini, guru tidak boleh gagap teknologi.
Di zaman sekarang ini, teknologi berkembang sangat cepat.
Pembelajaran yang dahulu hanya dapat dilakukan di dalam kelas, sekarang
dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Tak terbatas ruang dan waktu.
Dengan kata lain, pembelajaran model daring (dalam jaringan) mulai dapat
diterapkan. Untuk menunjang pembelajaran daring, sekarang ini sudah ada
beberapa inovasi platform yang dapat digunakan, seperti Google Classroom,
Zoom Cloud Meeting, Google Meet, Edmodo, dll.
Di era milenial sekarang ini, juga tersedia berbagai macam buku yang
disediakan secara online. Buku-buku tersebut dinamakan e-book. Dengan
adanya e-book ini, diharapkan siswa dapat membaca buku di manapun dan
kapanpun, serta tidak perlu membawa buku ke mana-mana, namun cukup
menggunakan perangkat elektronik.
Perubahan-perubahan yang telah dijabarkan tersebut belumlah seberapa,
masih banyak inovasi dan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan di
era milenial sekarang ini, sehingga guru diharapkan adaptif, tidak gagap
teknologi, dan mampu menggunakan fasilitas yang ada dengan optimal.

F. Motivasi Belajar
Halim Purnomo (2019: 87) memaparkan bahwa hakikat motivasi
belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
4. Adanya penghargaan dalam belajar;
5. Adanya kegiatan yang menaik dalam belajar;

6
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran, antara lain dalam:
1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar;
2) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai;
3) Menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar;
4) Menentukan ketekunan belajar.

G. Kemampuan yang Dimiliki Guru


Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, guru harus
mempunyai setidaknya tiga kemampuan, yaitu kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
1. Kemampuan kognitif, kemampuan ini lebih condong ke bidang akademik,
meliputi pengetahuan kependidikan/keguruan dan pengetahuan bidang
studi.
2. Kemampuan afektif, kemampuan ini meliputi seluruh fenomena perasaan
dan emosi seperti: cinta, benci, senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu
terhadap diri sendiri dan orang lain. Sehingga bisa dikatakan kompetensi
ini bersifat abstrak dan amat sukar untuk diidentifikasi.
3. Kemampuan psikomotor, kemampuan ini meliputi segala keterampilan
atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya
berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Guru yang profesional
memerlukan penguasaan yang prima atas sejumlah keterampilan ranah
karsa yang langsung berkaitan dengan bidang studi garapannya.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Guru
Guru adalah seseorang yang dianggap cakap dalam suatu bidang
ilmu pengetahuan dan memiliki moral dan etika yang unggul, sehingga
dapat dicontoh ataupun diteladani orang peserta didik maupun masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu, dalam bahawa Jawa, guru memiliki
kepanjangan “Digugu lan Ditiru”.
Dalam menjalankan perannya, guru harus mematuhi aturan maupun
etika yang berlaku agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
baik dan lancar. Aturan maupun etika tersebut sudah biasanya telah
dijelaskan dalam suatu undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah
maupun peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Dalam kehidupannya, guru memiliki beberapa status, seperti status
akademik, ekonomi, dan organisasi. Ketiga status tersebut harus dipenuhi,
dijalankan, dan berhak diterima oleh guru. Dengan status yang ada
tersebut, diharapkan guru dapat amanah dalam menjalankan status-status
tersebut.
Dalam proses pembelajaran, guru juga harus memberikan perannya
secara optimal, meliputi guru berperan sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih, penasehat, pendorong kreativitas, aktor,
emansipator, dan evaluator. Apabila peran-peran ini dilaksanakan secara
maksimal, proses pembelajaranpun akan dapat berkualitas dan
memberikan output yang maksimal.
Dalam proses pembelajaran, guru juga memiliki beberapa
kompetensi. Kompetensi-kompetensi tersebut, di antaranya kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut akan mendukung
terselenggaranya proses pembelajaran yang kondusif dan profesional.

8
B. Tantangan Guru di Masa Depan
Di era sekarang ini, proses pembelajaran yang dilakukan lembaga
pendidikan sudah mendapatkan pengaruh banyak dari majunya teknologi
informasi dan komunikasi. Berbagai fasilitas mulai diubah dari yang
konvensional menjadi serba digital. Oleh karena itu, seorang guru harus
menyadari itu dan melakukan pembaharuan di bidang pengajaran yang
dilakukan.
Teknologi berkembang begitu masif, hal tersebut juga akan berlaku
di masa depan sehingga guru harus terus menyesuaikan tuntutan zaman
dan mampu memberikan proses pembelajaran yang adaptif dan fleksibel.
Guru harus mampu membuka mata dan memahami setiap perubahan yang
ada, serta dapat mengikuti setiap perkembangan dengan baik. Dengan kata
lain, guru tidak boleh gaptek (gagap teknologi).
Dengan adanya perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam dunia
pendidikan ini, guru maupun lembaga pendidikan harus bisa
merencanakan kebijakan-kebijakan pembelajaran yang tepat. Selain itu,
juga diperlukan adanya inovasi-inovasi yang dapat diterapkan di dunia
pendidikan. Guru dan lembaga pendidikan juga harus mempersiapkan
sedini mungkin, perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi
beberapa tahun ke depan.
Penguasan terhadap tantangan teknologi saat ini maupun
perencanaan untuk menghadapi perubahan di masa depan harus
dipersiapkan sedini mungkin. Dengan adanya upaya-upaya tersebut,
eksistensi dan kedinamisan dalam lingkup akademik dapat terus
dipertahankan dan keberlangsungan pembelajaran dapat terus terlaksana.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Guru merupakan tonggak tegaknya pendidikan. Oleh karena itu, guru
harus memiliki kompetensi, kualifikasi, serta etika yang dapat mencerminkan
profesionalitas di lingkungan sekitarnya maupun di lingkungan akademik
pada khususnya.
Dalam menjalankan kewajibannya, guru benar-benar harus memiliki
karakter yang unggul, ilmu dan wawasan yang luas, serta kecakapan yang
memadai dalam menjalankan proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan guru
merupakan seseorang yang menjadi perantara transfer of knowledge bagi
peserta didik. Selain itu, guru diharapkan juga dapat menjadi teladan moral
bagi lingkungan sekitarnya maupun bagi peserta didik.
Tantangan yang ada di zaman sekarang, menuntut guru
mengembangkan lebih perannya selain menjadi transfer of knowledge
maupun teladan moral. Guru harus mampu mempertahankan eksistensinya
dengan terus melakukan inovasi pembelajaran, mampu menyesuaikan setiap
perubahan yang ada. Semua itu guna menciptakan nuansa pembelajaran yang
kondusif dan adaptif.

B. Saran
Dengan kenyataan yang ada, masih ada beberapa guru yang tidak dapat
menjalankan peran sebagaimana mestinya. Guru yang seharusnya menjadi
teladan dan transfer of knowledge masih saja melakukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan etika, bahkan jauh dari kata teladan dan pengetahuan yang luas.
Oleh karena itu, dalam perekrutan guru, harus dilakukan secara cermat dan
benar-benar kompeten, sehingga terdapat output profesi guru yang benar-
benar kompeten di bidang akademiknya, serta unggul dalam moral etika.
Guru juga diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman yang
ada, terutama di bidang teknologi. Dalam kenyataannya, masih ada beberapa

10
guru yang belum bisa menggunakan fasilitas teknologi yang ada. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran masih seperti model konvensional dan
akhirnya produktivitas dan efektifitas dalam proses pembelajaran belum
tercapai dengan optimal.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, I. (2018). Profesi keguruan (K. Umam (ed.); 2nd ed.). IAIN Jember Press.
Pemerintah RI. (2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Produk Hukum.
Purnomo, H. (2019). Psikologi pendidikan (T. Wahyono (ed.)). Lembaga
Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Suriansyah, A., Ahmad, A., & Sulistiyana. (2015). Profesi kependidikan
“Perspektif guru profesional” (1st ed.). Rajawali Pers.

12

Anda mungkin juga menyukai