Anda di halaman 1dari 13

PERAN GURU BIOLOGI DALAM MEMBENTUK

KARAKTER SISWA PADA ERA 4.0

Oleh :

Ainun Husnah (081252680358)


Yuyun Winarsih (085749746353)
Vega Octavia A. (081231096033)
Windi Vhio Ariska (085733286720)

Abstrak

Jurnal ini merupakan jurnal yang di fokuskan pada peran guru dalam membentuk
karakter siswa pada era rovolusi industri 4.0 karena peran guru adalah sebagai
perencana pebelajaran, guru sebagai paranormal, guru sebagai pemimpin dan guru
sebagai petunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat belajar. adapaun
tujuan dari jurnal ini untuk membangun karakter siswa dalam menghadapi era
revolusi industry 4.0 yang ditanamkan oleh guru biologi dalam proses
pembelajarannya . untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya pembangunan
karakter yang ditanamkan oleh seorang guru dalam menghadapi pengaruh
pengaruh yang dapat merusak dirinya ataupun bangsa.
Kata Kunci

Peran pendidikan karakter, Revolusi Industri.

A. PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu interaksi yang


terjadi antara guru dan pesertadidik dimana hubungan tersebut bias dilihat
dalam proses pembelajaran dalam bentuk mengajar dan belajar. Semakin
besar keterlibatan peserta didik pada kegiatan pembelajaran maka semakin
besar pula keterlibatan seorang pendidik dan peserta didik dalam memahami
materi yang disajikan. Adapun peranan seorang pendidik yaitu menentukan
keberhasilan proses pembelajaran yang efektif. Pendidik dituntut untuk
menciptakan suasana yang kondusif agar peserta didik tersedia, terlibat
sepenuhnya pada kegiatan pembelajaran.1

Era Revolusi 4.0 akan berdampak pada peran pendidikan khususnya


peran pendidiknya. Jika peran pendidik masih mempertahankan sebagai
penyampai pegetahuan, maka mereka akan kehilangan peran seiring dengan
perkembangan teknologi dan perubahan metode pembelajaran. Akibatnya,
interaksi anak didik terbatasi, daya kreasinya terbelenggu, dan daya tumbuh
budi pekerti luhurnya bantet2.

Guru dizaman sekarang harus mengikuti perkembangan zaman yang


semua bergantung pada kemajuan teknologi yang pesat. Semua informasi bisa
didapat dengan mudah dengan mengoperasikan ponsel saja. Pendidikan saat
ini yang mulai memanfaatkan pesatnya teknologi, semua serba digital
sehingga kelas bukan salah satunya tempat belajar siswa. Karena perubahan
yang sangat pesat ini, peran guru harus lebih bukan hanya sebagai mengajar
saja tetapi juga harus memgelola belajar siswa. Guru harus lebih fleksibel,
kreatif, menarik, dan lebih menyenangkan dalam mengajar siswa. Guru
hendaknya tidak sekadar menyalahkan dahsyatnya perkembangan teknologi
informasi, melainkan mampu mengarahkan potensi positif kemajuan tersebut.

Keterampilan adalah potensi yang dapat menjadi masa depan


seseorang. Guru yang memiliki keterampilan tertentu dan mampu ditularkan
pada siswanya akan menjadi bagian dari bekal hidup siswanya pada masa
yang akan datang. Keterampilan guru terutama dalam menguasai teknologi
sangat diutamakan karena anak anak dimasa sekarang sangat menguasai
gadget. Misalnya, jika siswa diberi tugas rumah mereka cukup mengakses
melalui gadget yang mereka miliki dapat memperoleh tugas-tugas yang

1
Imron Fauzi, Etika Profesi Keguruan,(Jember: IAIN Jember Press,2018), 80-81.
2
Sukartono, Revolusi Industri 4.0 dan dampaknya terhadap pendidikan Indonesia, (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah, 2014), 09-10.
diminta guru. Maka dari itu, dalam hal ini guru harus lebih terampil dari
siswa3.

Seorang guru akan tetap menjadi daya pendorong untuk melahirkan


pribadi yang unggul dan berkarakter serta berkepribadian indonesia dengan
kehebatannya. Era industri 4.0 seorang guru tidak akan pernah tergantikan
tetapi perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak bisa dihindari lagi.
Oleh karena itu, banyak para guru indonesia memanfaatkan perkembangan
teknologi ini untuk tidak memikirkan kebingungan untuk mempersiapkan
tatap muka saat pembelajaran sebab bisa dilakukan secara online.

B. PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

Peran guru semakin penting dan strategis sekarang, hal ini dikarenakan
saat ini terjadi pergeseran prioritas pembangunan oleh pemerintah. Setelah
fokus pada pembangunan infrastruktur, pemerintah sedang mengupayakan
untuk peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM). Pembangunan mutu
SDM berarti bertumpu pada guru, sehingga guru diharapkan mampu menjadi
agen transformasi penguatan SDM dalam membangun talenta peserta didik,
mengelola pembelajaran secara lebih kreatif, dan membentuk karakter anak
bangsa4.

Memasuki era yang akan pesatnya teknologi, maka dari itu guru dituntut
untuk memiliki kompetensi yang tinggi untuk menghadapi perkembangan
teknologi. Peningkatan kompetensi guru dimulai dengan rekrutment guru.
Kemudian guru mata pelajaran perlu memaksimalkan dan upaya
pemberdayaannya terus dilakukan sehingga tercipta suatu kolaborasi yang
berorientasi pada perkembangan diri guru. Guru dapat memanfaatkan e-
literasi untuk mencari semua informasi yang dibutuhkan5.

3
Kemendikbud, “Pena belajar”,2018, https://pena.belajar.kemdikbud.co.id/2018/05/guru-sakti-
di-era-revolusi-industri-4-0/
4
Susilo setyo utomo, “Guru di era revolusi industry 4.0”, (Vol 2 No.3, 2017), 6.
5
Dinar, Wahyuni, “Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industry 4.0”, Jurnal
bidang kesehatan social, (Vol. 10 No. 4,2018), 9.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan
peserta didik. Kualitas hubungan antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi pendidik dalam
mengajar (teaching) dan peserta didik dalam belajar (Learning). Peranan guru
adalah sebagai pengorganisasian lingkungan belajar dan sekaligus sebagai
fasilisatot belajara. Adapun peranan guru dapat diidentifikasikan menjadi 9
peran guru yaitu sebagai berikut :

a) Guru sebagai pendidik,


b) Guru sebagai pengajar,
c) Guru sebagai pembimbing,
d) Guru sebagai pelatih,
e) Guru sebagai penasehat,
f) Guru sebagai pendorong kreativitas,
g) Guru sebagai actor,
h) Guru sebagai emancipator,
i) Guru sebagai evaluator.
Dengan kata lain implementasi dari implementasi kesembilan peranan
guru tersebut bersifat situasional dan kondisional serta fungsional yang
disesuaikan dengan materi, tujuan, pendidik, peserta didik dan seterunsnya.6

Kemampuan dan kreatifitas guru cerdas dalam era globalisasi dunia


pendidikan saat ini sangat dibutuhkan dan tidak bias tergantikan oleh
computer maupun internet. Selain itu, guru cerdas juga harus mampu memilih
strategi pembelajaran yang sesuai. Penggunaan strategi pembelajaran yang
sesuai antara materi, metode dan media pembelajaran dapat mewujudkan
tercapainya tolak ukur keberhasilan proses belajar mengajar. Sehingga dapat
mencetak generasi cerdas dari rahim dunia pendidikan. Untuk mencetak guru-
guru yang cerdas inilah pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam bentuk
sertifikasi guru. Dengan sertifikasi guru inilah pemerintah berharap agar guru

6
Ibid, 92.
menuntaskan kewajibannya dengan mengasah kemampuan dan kreatifitas
dalam mengajar.

Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat


kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain, akhlak, watak misalnya seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya,
dan hormat kepada orang lain7.

Pendidikan karakter ada tiga komponen karakter baik yang harus


dikembangkan dan merupakan cirri khas dari pendidikan karakter, yaitu
pertama, moral knowing atau pengetahuan tentang moral, yaitu merupakan
kesadaran tentang moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai
moral (knowing moral value), penentuan sudut pandang (perspective taking),
logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil dan menentukan
sikap (decision making), dan pengenalan diri (self knowledge)8.

Jadi dapat dikatakan bahwa karakter adalah sifat ataupun kepribadian


seseorang yang dimiliki setiap orang dimana antara satu individu dengan
individu lainnya memiliki kepribadian yang tidak sama maka karakter lebih
identik dengan akhlak, nilai-nilai prilaku manusia yang dimulai dari semua
aktivitas yang dimiliki oleh manusia misalnya hubungan manusia dengan
tuhan, dengan sesame manusia maupun dengan masyarakat yang terwujud
dalam bentuk pikiran, sifat, perasaan, perbuatan, norma agama maupun
istiadat.

C. KARAKTERISTIK SISWA DI ERA REVOLUSI 4.0

Industri 4.0 memiliki potensi manfaat yang besar namun juga memiliki
tantangan yang besar jika tidak bijak dalam menghadapi era industry 4.0,
maka dari itu industri 4.0 akan menjadi ancaman untuk kehidupan manusia
selanjutnya. Diera yang serba canggih ini manusia akan semakin dimanjakan
7
Agung Harapan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru ,(Surabaya: CV Agung Harapan,
2003),300.
8
Seto Mulyadi, Character Building: Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter, Cet. I, (Yogyakarta
: Tiara Wacana, 2008), 30-31.
dengan teknologi yang setiap tahunnya akan berkembang lebih kompleks
lagi, hal ini akan membuat manusia semakin berfikir lebih instan yang dapat
menyebabkan karakter manusia semakin tergerus oleh zaman. Sehingga era
industry 4.0 menjadi problem yang dimiliki manusia apabila manusia tidak
bija dalam menggunakan segala teknologi yang berada pada era 4.09.

Dalam hal ini pada masa globalisasi era 4.0 dapa dikatakan adalah era
yang sangat maju dan memiliki kemajuan yang menguntungkan apabila
seseorang baik itu mahasiswa, siswa ataupun masyarakat umum dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik yang tidak mengakibatkan
masyarakat itu sendiri yang dibuat bodoh oleh kemajuan tenologi yang ada,
karena pada era 4.0 ini akses internet akan mudah digunakan atau diserap
oleh khalayak umum dan juga tidak memungkinkan anak-anak yang berada
dibawah umur juga melihat tontonan yang tidak seharusnya menjadi tontonan
public yang dapat diakses dengan mudah melalui akses internet khususnya
bagi siswa yang masih mencari jati diri sendiri. Pada masa ini semua akan
sibuk memegang handphone yang mengakibatkan seseorang yang akan lebih
mengutamakan handphone lebih diutamakan dari atas segalanya Hal itu
menyebabkan guru yang awalnya dihormati serta menjadi contoh dalam pusat
pendidikan akhirnya mulai tidak adanya budaya sopan santun yang tertanam
pada diri siswa itu sendiri, hal ini disebabkan oleh hilangnya karakter, budi
pekerti dari diri siswa. Dari fenomena yang terjadi di era 4.0 ini seharusnya
nilai karakter dari siswa harus lebih ditanamkan kembali.

Pembentukan karakter pada dasarnya usaha yang melibatkan berbagai


pihak, baik orang tua, sekolah, lingkungan sekolah, maupun masyarakat luas.
Tetapi orang tua memiliki peran sentral, karena orang tua sesungguhnya
merupakan Madrasatulula10.

9
Dian Arif Noor Pratama,”Tantangan karakter di era revolusi industri 4.0 dalam membentuk
kepribadian muslim”,Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, (Vol. 03 No. 01,2010),hal
212.

10
Ibid,2
Dalam kutipan yang terdapat pada jurnal, orang tua sebagai
madrasatulula karena disini orang tua merupakan pendidikan pertama bagi
anak-anaknya mulai dari dalam kandungan sampai lahir kedunia bagaimana
seseorang ibu memberikan dia pendidikannya dengan memberitahu siapa
ayahnya, siapa ibunya, memberikan asi, mengajarinya berbicara, berjalan,
merangkak dll, sampai bayi tersebut menjadi seorang anak yang tumbuh besar
dan siap untuk menerima pendidikan formal seperti yang diajarkan disekolah
ataupun saat mengaji.

Adapun karakter-karakter yang ditanamkan untuk siswanya dalam


menghadapi revolusi industry 4.0 diantaranya yaitu sebagai berikut :

a) Religius,
b) Jujur,
c) Toleransi,
d) Disiplin,
e) Kerja keras,
f) Kreatif,
g) Mandiri,
h) Demokratis,
i) Rasa ingin tahu,
j) Semangat kebangsaan,
k) Cinta tanah air,
l) Menghargai prestasi,
m) Bersahabat atau komunikatif,
n) Cinta damai,
o) Gemar membaca,
p) Peduli lingkungan,
q) Peduli sosial dan
r) Tanggung jawab.
Adapun peran guru dalam membangun karakter siswa melalui
pembelajaran misalnya dengan membangun metode pembelajaran bermain
dengan mengangkat materi organ pada manusia pada system pencernaan yang
dimulai dari mulut, faring, lambung, usus halus dan usus besar pada metode
pembelajran ini siswa belajar dengan membentuk kelompok dan masing-
masing individu dalam kelompok berperan sesuai dengan organ yang terlibat
pada system pencernaan melalui pembelajaran ini maka akan muncul nilai-
nilai karakter yang ada di dalam metode pembelajaran yang digunakan mulai
dari nilai tanggung jawab, berani, percayadiri, kreatif dan kerjasama, guru
juga dapat menambahkan nilai religious dalam proses pembelajarannya
seperti halnya melakukan segala sesuatu dengan membaca do’a dan sholawat
sebelum pembelajaran dimulai11.

D. PROBLEMATIKA DAN SOLUSI GURU BIOLOGI DALAM


MEMBENTUK KARAKTER SISWA

Pemebentukan karakter dalam diri siswa sangat diperlukan dalam era


revolusi 4.0 ini karena dari berbagai perkembangan zaman yang semakin hari
semakin maju dengan perkembangan dari berbagai teknologi begitu juga
pengaruh budaya yang datang dari luar Indonesia karena tidak semua budaya
asing yang datang ke Indonesia baik disinilah letak peran guru dalam
pembentukan karakter siswa. Guru seharusnya menjadi sosok yang dihormati
sebagai contoh untuk siswa. Guru tidak hanya sebagai ladang dalam
penguasaan pengetahuan tetapi seorang guru merupakan sosok yang yang
disegani bukan malah ditakuti sebagai sosok orang tua kedua yang memberi
nasihat dan bimbingan baik dalam pengetahuan maupun dalam hal lainnya

Salah satu kasus yang ada di Indonesia saat ini mengenai maraknya
penggunaan narkoba dikalangan siswa Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa penyalahgunaan itu beberapa tahun lalu, milenial atau generasi
muda hanya sebesar 20 persen dan sekarang meningkat 24 -28 persen itu

11
Agil Lepiyanto,’’Membangun karakter siswa dalam pembelajaran biologi”,Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
adalah kebanyakan pengguna anak-anak dan remaja," kata Heru di The
Opus Grand Ballroom At The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (26/6)
Heru menerangkan, kalangan remaja yang terpapar narkotika lebih
rentan sebagai pengguna jangka panjang. Sebab, mereka memiliki waktu
yang cukup panjang dalam mengkonsumsi narkoba .

Dari kasus di atas diharapkan guru dapat melakasanankan


tugasnya bukan sebagai seorang yang hanya memeberi pengetahuan
tetapi juga sebagai penddik yang menuntun siswa agar tidak
terpengarauh mengenai hal hal tersebut memang tidak di pungkiri
bahwa marak nya pengguanaan narkoba sangat meninggkat disini
seorang guru harus mampu menanamkan pendidikan karakter dalam
siswa yang akan membantu siswa mengetahui bahwa perbutan seperti itu
tidak patas dilakukan bahkan tidak anjurkan karena obat-obatan seperti
itu berdampak buruk untuk kesehatan

Seorang pendidik atau guru harus memiliki nilai moral yang baik
sebagai contoh teladan dalam mendidik anak didik. Setiap perkataan
harus dibarengi dengan perbuatan sesuai dengan apa yang telah
dikatakan sehingga siswa atau peserta didik akan secara ikhlas dan pasti
menirukan apa yang dikerjakan oleh pendidik atau guru. Salah satu
contoh nya guru dapat menanamkan pendidikan karakter melalui
akhlaknya bagaimana cara mengambil sikap, cara bertanggung jawab
atas apa yang dia lakukan dan sebaginya misalnya dalam kasus tersebut
guru biologi memberi pengetahun mengenai dampak dapak yang akan
akaan terjadi apabila menggunaan obat obatan terlarang (narkotika)
dengan begiti siswa akan mengetahui mengenai pengaruh apabila
mengkonsumsi narkoti di dalam pelajaran biologi narkoti merupakan
obat-obat atau zat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi,

serta daya rangsang.


Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika

pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah

sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.

Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk mengetahui

apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak ulasannya

berikut ini. Dari pengetahun ini lah siswa dapat menilai bagaimna

narkotika itu bagaimana sifat dan dampaknya secra tidak lagsung

siswa itu akan mengetahui dampak dampak dari penggunaan

narkotika.

Selain dari pemberian pengetahuan mengenai psikotropika

disisni letak pendifikan karakter dimulai baik dari pelajran biologi

ataupun bisa dari mata pelajran yang lainya karena dalam agama juga

dijelaskan bahwa apapun yang merusak kesehtan seharusnya di

tinggalkan karna hal tersebut akan berdampak buruk pada kesehatan.

Oleh sebab itu pendidikan karakter sangat di harapkan dalam

pembemtukan jati diri siswa untuk memasuki dunia yang

sesungguhnya guna membentengi dirinya dari pengaruh pengaruh

yang datang dari bangsa luar yang akan merusak karakter dan mental

siswa itu sendiri

Peran guru adalah sebagai pengorganisasian lingkungan belajar


sekaligus sebagai fasilitator belajar. Peranan tersebut meliputi guru sebagai
model, guru sebagai perencana, guru sebagai paranormal, guru sebagai
pemimpin dan guru sebagai petunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-
pusat belajar Begitu juga dengan pendidikan karakter yang harus ditanamkan
kepada masyarakat dimulai sejak dia lahir karena pendidikan karakter
merupakan pendidikan yang mnyangkut sifat dan kepribadian seseorang yang
dimiliki setiap individu Dalam hal ini pendidikan karakter perlu ditanamkan
pada diri seorang siswa yang mana guru harus mampu memberikan
pendidikan karakter dalam proses pembelajaraannya.

Ada tiga hal yang perlu diubah Indonesia dari sisi edukasi, pertama
dan yang paling fundamental adalah mengubah sifat dan pola piker anak-anak
muda Indonesia saat ini. Kemudian yang kedua yaitu pentingnya peran
sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat penerus bangsa. Dan
yang terakhir yaitu yang ketiga adalah pengembangan kemampuan institusi
pendidikan tinggi untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan zaman yang saat ini12.

E. KESIMPULAN

Peran guru dalam membentuk karakter siswa untuk memasuki era


globalisasi 4.0 sangat di perlukan mengingatnya pengaruh pengaruh negative
dari bangsa asing disini letak peran guru di perlukan untuk membangun
karakter siswa agar terbentuk kepribadian yang mampu melawan dan
membentengi dirinya sendiri dalam meninggalkan pengaruh pengaruh yang
dapat merugikan dirinya sendiri dan bangsa tanpa meniggalkan ilmu agama
yang sudah ada

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi,Imron.2018. Etika Profesi Keguruan. Jember: IAIN Jember Press.


Imam syahid, “Peran Guru Terhadap Pendidikan Karakter Siswa Di Kelas V SDN
1 Siluman”, (2015),176-177.

12
Prasetya Mulya,2019 “Metode Pembelajaran Pendidikan Dalam Menghadapi Revolusi Industri
4.0,http://pmbs.ac.id/news/Metode_Pembelajaran_Pendidikan_Dalam_Menghadapi_Revolusi_I
ndustri_4.0.
Sukartono, Revolusi Industri 4.0 dan dampaknya terhadap pendidikan Indonesia,
(Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 2014), 09-10.
Warsono, Guru: “Antara penddidik, profesi, dan actor social”, (Vol 01 No.1,
2017) ,277.
Susilo setyo utomo, “Guru di era revolusi industry 4.0”, (Vol 2 No.3, 2017), 6.
Dinar, Wahyuni, “Peningkatan kompetensi guru menuju era revolusi industry
4.0”, Jurnal bidang kesehatan social, (Vol. 10 No. 4,2018), 9.
Muh. Zain, “Peranan guru dalam pengembangan pembelajaran”, (Vol. 2 No.1,
2017), 9-10.
Agung Harapan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru ,(Surabaya: CV
Agung Harapan, 2003),300.
Seto Mulyadi, Character Building: Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter, Cet. 
I, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), 30-31.
Dian Arif Noor Pratama,”Tantangan karakter di era revolusi industri 4.0 dalam
membentuk kepribadian muslim”,Al-Tanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, (Vol. 03 No. 01,2010),212.
SMK Muhammadiyah wonosari, ”Implementasi pendidikan karakter dalam
menghadapi revolusi industri 4.0” dalam https://smkmuhi-wno.sch.id/
Agil Lepiyanto,’’Membangun karakter siswa dalam pembelajaran
biologi”,Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Soziduhu Gulo, “Tantangan Pendidikan di Era Revolusi 4.0”, diakses dari
https://www.kompasiana.com/amp/sozi/5cf4846995760e765c2937e9/tantang
an-pendidikan-di-era-revolusi-4-0 pada tanggal 20 September 2019 pukul
15.17.
Musriadi.2018. Profesi Pendidikan secara Teoritis dan Aplikatif. Yogyakarta:
Deepublish.
Prasetya Mulya,2019 “Metode Pembelajaran Pendidikan Dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0,
http://pmbs.ac.id/news/
Metode_Pembelajaran_Pendidikan_Dalam_Menghadapi_Revolusi_Industri_
4.0.

Anda mungkin juga menyukai