Disusun oleh:
Ema Elviana, S.Pd.
PPG PRAJABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
A. JURNAL REFLEKSI YANG DIPILIH
Nama Mata Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 “Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar
kuliah Dewantara”
Kodrat yang dimasud disini ada dua yaitu kodrat alam dan kodrat zaman,
kodrat alam yaitu karakteristik peserta didik yang berhubungan dengan
pengaruh sosial-budaya lingkungannya misalnya karakteristik anak yang
tinggal kota akan berbeda dengan karakteristik anak yang tinggal di
pedesaan. Kodrat zaman yaitu tuntutan dari zaman peserta didik, misalnya
cara mendidik anak pada tahun 2000 akan berbeda dengan cara mendidik
anak pada saat ini. KHD juga menekankan pentingnya peran keluarga dalam
keberhasilan pendidikan sebab, di dalam keluarga karakter dan keterampilan
sosial itu dilatih sehingga mengalami perkembangan.
Pada topik ini juga disampaikan mengenai sistem among yaitu suatu langkah
pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk
bertumbuh dan berkembang dan guru ialah seorang pemberi teladan
sehingga harapannya peserta didik dapat mencontoh sang guru.
Refleksi Topik ini menurut saya penting dipelajari sebab dari topik tersebut kita akan
pengalaman tahu dasar sebagaimana mestinya pendidikan itu sendiri. Jika kita mengerti
belajar yang pendidikan secara filosofis maka kita akan tahu langkah yang mesti
dipilih dilakukan. Terlebih saya adalah seorang calon guru yang memegang
perananan penting dalam keberhasilan pendidikan. Dalam mempelajari
topik-topik pada mata kuliah ini saya mereview kembali dengan catatan
sendiri agar saya lebih mudah memahami dan mudah untuk diingat.
Kemudian dari penglaman baru yang saya dapatkan saya coba terapkan
disekolah mitra PPL yaitu di SMKN 4 Bandar Lampung. Di sekolah ini saya
belajar mengamati dan memahami karakteristik peserta didik dan memetakan
peserta didik berdasarkan minat belajar serta tingkat pemahaman mereka.
Dalam hal ini saya juga didampingi oleh guru pamong yang selalu diarahkan
dan diberi kesempatan seluas-luasnya dalam mencari tahu segala informasi
terkait pembelajaran yang berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang
mempertimbangkan kebutuhan setiap peserta didik. Adapun strategi yang
saya implementasikan dalam mempelajari topic tersebut menurut saya
penting, sebab saya tidak bisa berjalan sendiri dan saya membutuhkan
bimbingan dan arahan dari orang-orang yang berpengalaman dibidangnya.
Puisi ini juga menggambarkan sistem among yaitu suatu langkah pendidikan
yang memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk bertumbuh dan
berkembang dan guru ialah seorang pemberi teladan sehingga harapannya
peserta didik dapat mencontoh sang guru.
Analisis
artefak https://drive.google.com/file/d/1xc419BwiZa1LNg0CrTMrDjow38GNsLr4/
pembelajaran view?usp=sharing
Artefak diatas merupakan puisi yang memiliki makna tentang tugas seorang
guru yang berjuang untuk membangun dan menciptakan peserta didik yang
diharapkan mampu menjadi generasi emas suatu bangsa dengan keunikan
dan karakteristiknya masing-masing. Seorang guru tidak hanya bertugas
mengajar melainkan mendidik, mengarahkan, membimbing, dan menuntun
peserta didik dalam tumbuh kembangnya berdasarkan kodratnya masing-
masing.
Artefak diatas berisi poin penting materi filosofi pendidikan topik 2 tentang
Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Pembelajaran Dari topik ini saya belajar tentang dasar pendidikan di Indonesia yang
Bermakna digagas oleh bapak pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara dengan
(good memahami bagaimana filosofi atau dasar pendidikan di Indonesia maka saya
practices) memiliki pemahaman baru sehingga pemahaman tersebut akan saya
implementasikan dalam kelas yang saya ajar. Saya tidak akan memaksakan
semua siswa itu sama dan tidak akan membuat suatu standar baku untuk
siswa, siswa memiliki karakter dan kelebihannya masing-masing, boleh jadi
seorang siswa tidak ahli dalam suatu hal namun pasti dia memiliki sisi lain
yang ia kuasai, maka fokus saya adalah ikut serta mendukung siswa tersebut
untuk berkembang sesuai dengan keahliannya, minatnya dan bakatnya.
Minimal jika tidak bisa ikut mengembangkan tidak bertindak sebagai
penghalang perkembangan siswa tersebut.
Nama Mata Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 3 Teknologi dan
Kuliah media pembelajaran
Review Pada topik ini saya mempelajari materi tentang pengetahuan dan keterampilan
pengalaman masa kini yang menggunakan teknologi dan media secara cermat dan terarah
belajar dapat menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan komunikasi. Teknologi telah
memudahkan proses belajar mengajar baik bagi tenaga pendidik maupun
peserta didik. Dengan kemajuan teknologi ini dunia pendidikan menawarkan
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Untuk Pengajaran
yang efektif membutuhkan perencanaan yang cermat. Model ASSURE
memberikan langkah yang efektif untuk mengintegrasikan teknologi, media
dan metode dalam pembelajaran. Langkah-langkah tersebut adalah:
menganalisis peserta didik, merumuskan standar dan tujuan, memilih strategi
dan sumber daya, memanfaatkan sumber daya, partisipasi pembelajar yang
seimbang, serta menilai dan merevisi.Saat ini, untuk mendorong pembelajaran
pada peserta didik, perlu diciptakan lingkungan belajar yang sesuai dan
bermakna. Seorang pendidik harus mampu memanfaatkan teknologi yang
paling efektif untuk digunakan di sekolah. Seorang guru harus bisa berkreasi
menciptakan pembelajaran yang menarik sekalipun di tengah keterbatasan
fasilitas yang dimiliki sekolah untuk mendukung tumbuh kembangnya peserta
diidk berdasarkan kodratnya masing-masing.
peserta didik menunjukkan sebagai bagian dari warga dunia yang baik
Refleksi Pengalaman yang paling bermakna pada mata kuliah Teknologi baru dalam
pengalaman pengajaran dan pembelajaran ini yaitu pada topik 3 yang berisi tentang
belajar yang teknologi dan media pembelajaran. Menurut saya ini sangat penting untuk
dipilih dipelajari oleh para pendidik terlebih hari ini. Guru diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terlibat dalam penggunaan
teknologi untuk mendukung pembelajaran dan meningkatkan keterampilan
literasi teknologi mereka. Selain itu, Guru diharapkan untuk meningkatkan
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang
membutuhkan "Empat C" berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, serta
kreativitas dan inovasi. Hal ini penting sebab ada banyak manfaat yang bisa
didapat olehguru ketika dapat memanfaatkan perangkat digital dalam
pembelajaran, diantara manfaat tersebut yaitu:
Dengan manfaat tersebut, selain memberikan dampak positif pada peserta didik,
guru juga mendapatkan dampak positif berupa kemudahan-kemudahan dalam
menyampaikan materi guna mencapai tujuan pembelajaran. Terlebih pada
materi yang tidak bisa dijelaskan dengan lisan, misalnya jika pada mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, jika guru ingin
menyampaikan bagaimana suasana menjelang di proklamasikannya
kemerdekaan Indonesia maka guru dapat menggunakan perangkat digital
misalnya dengan menggunakan tayangan video sehingga apa yang diinginkan
oleh guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Penggunaan perangkat
pembelajaran digital mampu meningkatkan semangat, minat dan motivasi
belajar peserta didik dalam pembelajaran yang terbukti pada saat PPL saya
mendapati perbedaan yang snagat signifikan ketika mengajar dengan
menggunakan perangkat digital dengan hanya menggunakan buku saja. Peserta
didik lebih antusias dan bersemangat serta kreatif pada saat menyelesaikan
tugasnya sesuai minat mereka. Saya sebagai seorang guru yang mendampingi
pun semakin termotivasi untuk belaajar lebih banyak dalam pemanfaatan
perangkat pembelajaran melalui media-media digital yang interaktif.
Analisis Berdasarkan pengalaman langsung yang telah saya terapkan pada proses
artefak pembelajaran dengan menggunakan perangkat digital yaitu yang terakhir saya
pembelajaran lakukan yaitu dengan menggunakan web belajar berupa canva, google formulir
dan quiziz, dampak yang saya lihat langsung yang pertama yaitu siswa lebih
rileks atau lebih enjoy selama proses pembelajaran.
https://drive.google.com/drive/folders/10XK2t1bS-
aMfFKXwPY5xcAmyCoLbXtuB?usp=sharing
https://quizizz.com/join/game/U2FsdGVkX1869dze
%252FgpetbvewF9t5uFrgug8SQxCakN2bQzJ85GxQurmR5VL6Idm?
gameType=solo
https://www.canva.com/design/DAFaU41aJMQ/XbEbtaKUZ8Yn-1IutDccMg/
view?
utm_content=DAFaU41aJMQ&utm_campaign=designshare&utm_medium=lin
k&utm_source=publishsharelink
B. DESAIN INVENSI DAN RENCANA TINDAK LANJUT DALAM PENGAJARAN DAN
PEMBELAJARAN
Pengalaman yang paling Pengalaman yang paling bermakna selama saya mengikuti PPG
bermakna (best practise) parajabatan adalah pada mata kuliah filosofi pendidikan dan
Teknologi baru dalam pengajaran dan pembelajaran . pada mata
kuliah filosofi pendidikan saya mengetahui dasar filosofis pendidikan
bahwa Pendidikan sebagi tempat menyemai benih kebudayaan dalam
masyarakat. Sebagai tempat untuk berlatih dan menumbuhkan nilai-
nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Saya sagat
setuju kepada KHD yang percaya bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci
utama untuk mencapainya. Oleh sebab itu, seorang pendidik hanya
dapat menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, sehingga dapat memperbaiki perilakunya. Dalam hal ini
seorang pendidik lebih berperan sebagai pamong yang menuntun dan
memberikan arahan kepada anak, sehingga anak tidak salah jalan
atau tidak salah dalam melangkah dan membahayakan dirinya
terutama dalam pembelajaran di kelas, seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaan
dalam belajar. Membimbing dan mendidik anak hendaknya sesuai
dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, agar anak dapat memiliki
budi pekerti yang luhur dan mulia. Dalam menuntun perilaku anak
agar memiliki budi pekerti yang luhur dan mulia maka seorang
pendidik dapat membimbing anak melalui berbagai cara, baik dengan
menggunakan panca indera maupun dengan permainan anak-anak,
karena dengan permainan yang sesuai dapat memberikan
kegembiraan bagi anak, atau dengan kata lain mendidik sama artinya
dengan menuntun dengan pola pembelajaran yang menyenangkan
dan pendidikan yang berpihak pada anak.
Desain invensi atau inovasi Berikut integrasi teknologi dan media untuk pembelajaran dengan
model ASSURE yang pernah saya lakukan:
1. Analize learners
Karakteristik umum: 16 - 18 Tahun, Operasional Formal, Laki-laki
dan Perempuan Kemampuan Awal: Tes Diagnostik, Pre test
Audio, Visual dan Kinestetik
2. Selectec Methods, Media And Materials
Model: Problem Based Learning Metode: diskusi, tanya jawab,
penugasan dan presentasi Teknologi: Laptop, Lcd Bahan ajar dan media:
PPT Materi: Kedaulatan NKRI dan sengketa batas wilayah
3. Utilize Materials
a. Melakukan uji coba Menyiapkan kelas dan sarana pendukung
b. Mempersiapkan siswa Memeberikan pengalaman belajar.
4. Requires Leraner Participation
a. Siswa melakukan kegiatan kolaboratif (diskusi)
b. Siswa mempelajari dan memperkaya pengetahuan ( Penugasan
c. Siswa memproses informasi dan menyampaikan hasil tugas
(presentasi)
d. Siswa menyimpulkan dan menemukan maksalah (tanya jawab)
5. Evaluate & Revise
Evaluasi Pengajaran : Pendidik dan peserta iddik Evaluasi hasil belajar :
soal evaluasi dan kuis
https://drive.google.com/drive/folders/
1MyD7DO5zZv7hqZm_3g0txgt0iCV4xvkc
https://drive.google.com/drive/folders/1NXHrkNtRgJk-
irIcUuRkro87e8RQGjkl
https://drive.google.com/drive/folders/
1ICCKBNZjtH0Ojia8dDolBD4A0Ey_bNMd .
TEORI
1. Guru diharuskan mempunyai pengetahuan dan pemahaman
tentang media pembelajaran. Pengetahuan dan pemahaman
yang dimaksud meliputi media pembelajaran menjadi alat
komunikasi yang berguna untuk mengefektifkan proses
pembelajaran, media berfungsi untuk mencapai tujuan
pembelajaran, pembaruan media pembelajaran (Arsyad, 2014).
2. Teori Konstruktivisme Bruner
Teori Bruner (1960, 1966) mengusulkan bahwa anak-anak
mengembangkan pengetahuan melalui tiga tahap yang didasarkan
pada interaksi tiga model berbeda. Tiga model tersebut yakni,
Aktif/Enactive (berbasis tindakan), ikonik (berbasis gambar) dan
simbolis (berbasis bahasa). Setiap tahap perkembangan kognitif
dicirikan oleh cara yang berbeda dalam menginternalisasi
representasi lingkungan eksternal. Bruner memandang setiap
model sebagai dominan pada waktu yang berbeda selama
perkembangan anak, belajar pada dasarnya diwakili oleh
kombinasi mode ini, yaitu, anak tidak meninggalkan tahap saat
ini dan pindah ke tahap baru yang ditandai dengan cara baru
untuk belajar. Usia tidak boleh menjadi penghalang untuk belajar
selama pengajaran diatur dengan tepat sesuai dengan tahapan ini.
Bruner sering dikategorikan dengan mengkonseptualisasikan
gagasan tentang pembelajaran penemuan.
3. Teknologi digital dengan kemampuan multimodalnya berguna
untuk memperkuat tahapan ikonik dan simbolis dari kerangka
pembelajaran Bruner. Implikasinya adalah bahwa anak-anak
yang sangat kecil yang mengembangkan pembelajaran dalam
mode enactive mungkin tidak perlu banyak menggunakan
teknologi tetapi untuk memfokuskan pembelajaran pada tindakan
melalui manipulasi objek-objek konkret (ubaidah:2022)
4. Downes (2008) dalam penjelasannya tentang teori konektivisme
menyebutkan bahwa belajar akan menjadi efektif apabila
didukung empat jenis kegiatan, yaitu; Agregasi, Relasi, Kreasi,
Sharing.
a. Agregasi, mengakses dan pengumpulan sumber informasi
yang beragam dan luas untuk dibaca, dimainkan atau dilihat,
misalnya artikel dari website atau program video dari
YouTube.
b. Relasi, setelah membaca atau melihat suatu tayangan,
pembelajar melakukan refleksi terhadap informasi yang
diperoleh, dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki
atau pengalaman sebelumnya.
c. Kreasi, setelah proses refleksi dan analisis untuk menangkap
makna (sense-making) dilakukan, pembelajar melakukan
bookmarking (menandai) laman-laman internet tertentu yang
ditemukan dan digunakan, seperti di yahoo, YouTube,
Goggle, dan sebagainya.
d. Sharing (berbagi informasi), pembelajar dapat berbagi
informasi yang dimiliki dengan orang lain melalui jaringan.
Dalam hal ini siswa dapat menggunakan blog, media sosial
onlinedan sebagainya. Kemahiran berkomunikasi
menggunakan internet ini merupakan keterampilan dasar dan
penting, di samping kemampuan berpikir kritis dan analitis.