Anda di halaman 1dari 2

Nama : Musrifatul Indriani

NIM : 230103911100025
Kelas : IPS D
TOPIK 5 KONEKSI ANTAR MATERI
PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN DARI PERSPEKTIF LAIN
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pengajaran dan pendidikan berguna untuk
perikehidupan bersama dengan memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).
Lantas, pendidikan dan pengajaran seperti apa yang dapat memerdekakan manusia? Melalui
filosofi dan metafora “menumbuhkan padi” yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara,
mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pendidikan dan pengajaran yang berpusat
kepada peserta didik, kita harus secara sadar dan terencana dalam membangun ekosistem yang
mendukung pembelajaran sehingga mampu memekarkan atau menumbuhkan jati diri dan
kemampuan peserta didik sesuai dengan kodrat alamiahnya. Ki Hajar Dewantara menekankan
pentingnya pendidikan yang berpusat kepada peserta didik dimana dalam melakukan
pembelajaran sangat penting dalam memperhatikan kebutuhan, minat, dan kemampuan peserta
didik serta memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar dengan cara yang sesuai
dengan gaya belajar mereka.
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik membuat peserta didik dapat belajar
sesuai dengan kemampuannya tanpa ada paksaan dari siapapun, mereka belajar dari apa yang
mereka mau dan mereka sukai. Pembelajaran yang dilakukan di kelas oleh guru seyogyanya
dapat mengantarkan pemikiran yang dimiliki peserta didik sesuai dengan fakta yang terdapat
di lingkungan mereka berada. Sehingga, secara sadar mereka memanfaatkan kesadaran kritis
mereka dalam menyikapi fenomena yang terjadi di sekitar mereka sehingga dapat menemukan
solusi maupun ide-ide rasional yang sesuai dengan permasalahan yang ada. Hal inilah sejatinya
sejatinya pendidikan dan pengajaran yang memerdekakan manusia, menjadikan peserta didik
sebagai subjek pembelajaran bukan objek pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan bahwa
sejatiya peserta didik memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peran
dalam proses belajar mereka sendiri.
Sebagai calon pendidik, kita dapat tumbuhkan peserta didik untuk menjadi pemimpin
dalam proses belajarnya. Peran guru disini ialah menjadi pembimbimbing peserta didik agar
mengembangkan potensi kepemimpinan yang mereka miliki sesuai dengan kodrat, konteks,
dan kebutuhannya serta mengurangi control kita terhadap peserta didik. Dengan demikian
peserta didik akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Menurut Bandura, ada empat
sifat inti dari human agency yaitu intens, visi, aksi, dan refleksi. Dari sinilah kepemimpinan
peserta didik dapat diwujudkan dalam kemampuan peserta didik mengungkapkan gagasan-
gagasan yang mengarahkan proses pembelajarannya sendiri, mengkomunikasikan gagasan dan
membuat pilihan dalam proses pembelajaran. Dengan tumbuhnya kepemimpinan peserta didik
maka visi pendidikan Indonesia untuk menciptakan profil pelajar Pancasila dalam diri peserta
didik pun akan tercapai.
Pesan kunci yang dapat kita ambil dari pembelajaran ini adalah : 1) Peserta didik adalah
subjek utama dalam pendidikan dan pengajaran, 2) Pembelajaran yang dilakukan harus
berpusat pada peserta didik, 3) Peserta didik harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
dalam proses pembelajaran, 4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam
menentukan proses pembelajaran seperti apa yang mereka sukai agar dapat menumbuhkan jiwa
kepemimpinan dalam diri mereka, 5) Pendidik menjadi pembimbing dan fasilitator dalam
menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik, 6) Lingkungan belajar harus kondusif
untuk mendukung proses pembelajaran peserta didik.
Implementasi pendidikan dan pengajaran yang memerdekakan peserta didik pada
pendidikan nasional dan sekolah mitra mahasiswa diantaranya :
1. Implementasi pendidikan nasional yang mendukung terjadinya proses pendidikan dan
pengajaran yang memerdekakan peserta didik ialah diterapkannya kurikulum merdeka
dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah. Dalam penerapannya sekolah diberikan
kesempatan untuk menentukan dalam implementasi kurikulum merdeka yakni Mandiri
Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.
2. Dalam pelaksanaannya di sekolah mitra mahasiswa : dalam hal ini sekolah mitra
mahasiswa adalah sekolah tempat mahasiswa PPL yakni di SMPN 4 Surabaya. Dalam
implementasinya di sekolah, SMPN 4 Surabaya menerapkan kurikulum merdeka “Mandiri
Berubah” dimana sekolah menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan oleh
kemdikbud.
3. Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa di kelas, proses pembelajaran yang dilakukan
guru di kelas sudah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, dan
lingkungan belajar sudah cukup mendukung seperti fasilitas computer, LCD, dan proyektor
yang sudah terdsedia di setiap ruang kelas sehingga memudahkan guru dan peserta didik
dalam menyampaikan dan mengeksplor pengetahuan baru.
Dengan mengimplementasikan konsep pendidikan yang berpihak kepada peserta didik dan
memerdekan peserta didik, diharapkan pendidikan nasional dan sekolah mitra mahasiswa dapat
menghasilkan lulusan yang berkualkitas dan siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Anda mungkin juga menyukai