Anda di halaman 1dari 3

SOAL UTS FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Nama : Siti Herawati, S.Pd


NIM :23081000674

1. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantoro, pendidikan bukanlah hanya


tentang pemberian pengetahuan akademis semata, tetapi juga tentang
pembentukan karakter. Dengan mempertimbangkan hal ini, jelaskan
bagaimana Anda akan merancang sebuah kurikulum yang memadukan
pembelajaran akademis dengan pengembangan karakter yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dan semangat gotong royong. Sertakan contoh
konkret dari strategi pembelajaran dan aktivitas ekstrakurikuler yang Anda
rencanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Jawaban:

Saya akan mengembangkan pendidikan karakter, selama pembelajaran saya


akan mencoba menghadirkan kegiatan kerjasama, memperkuat toleransi
dengan sesama teman maupun semua warga sekolah, sopan santun kepada
sesama manusia dan melatih mereka untuk bisa bertanggungjawab dengan apa
yang mereka hadapi
Mendorong kreativitas peserta didik, saya mencoba mengarahkan peserta didik
untuk mengenal potensi yang dimiliki dirinya masing-masing dengan
memberikan waktu untuk mereka bereksplorasi dan membuat inovasi
Menerapakan pembelajaran yang menjunjung tinggi kodrat alam dan zaman,
yaitu dengan memberikan pembelajaran yang menghormati setiap potensi
peserta didik dengan tidak membedakan namun kita selaku guru dapat
memberikan tuntunan atau arahan agar mereka bisa berkembang lagi dan
selama pembelajaran saya akan berusaha mengenalkan hal-hal yang sesuai
dengan zamannya agar peserta didik tidak tertinggalan zaman dan dapat
memanfaatkannya dengan baik, mulai dengan pembelajaran yang
menggunakan teknologi seperti peserta didik diminta membuat PPT, membuat
sebuah produk dari hasil editan mereka dengan menggunakan aplikasi editor
dan sebagainya.
Hal-hal tersebut yang nantinya akan saya terapkan pada pembelajaran mandiri,
banyak sekali PR dan tantangan bagi saya sendiri karena hal ini merupakan hal
baru juga untuk saya oleh karena itu saya sebagai guru pun tidak menutup
kemungkinan untuk selalu mengembangkan pengetahua maupun menggali
kemampuan dengan selalu belajar karena memahami peserta didik dengan
berbagai macam karakteristik yang berbeda bukanlah hal mudah selain itu,
perubahan dalam Pendidikan juga selalu berkala berubah sehingga kita selaku
guru harus selalu bisa beradaptasi dengan perubahan itu
2. Jelaskan secara rinci konsep Tahapan Perkembangan Anak (Wiraga, Wiraga-
Wirama, Wirama) menurut Ki Hajar Dewantoro. Dalam konteks pendidikan
modern, bagaimana Anda melihat relevansi dan aplikasi dari konsep ini dalam
mendesain strategi pembelajaran yang memungkinkan perkembangan holistik
anak?

Jawaban:

Wiraga (periode usia 0-8 tahun) pada periode ini jasmani (raga) dan indrera
anak tumbuh sangat pesat. Dimana mereka banyak bergerak (melatih otot besar
dan melatih otot halus) mengeksplorasi indera mereka (pendengaran, perasa,
pengecap penciuman dll) dan mengenali simbol-simbol. Para guru dipriode ini
berfokus pada pemberian akses dan penyediaan pengalaman belajaragar anak
semakin merdeka dan mengeksplorasi dunianya.
Wiraga-wirama (Periode usia 9-16 tahun) pada periode ini anak mulai
berkembang pemikirannya. Selain melanjutkan pendidikan untuk
mengakomodasi perkembangan jasmani dan indra mereka yang belum usai.
Guru mulai fokus dalam proses berfikir anak agar mereka semakin selaras
dengan sesamanya dan lingkungan.
Wirama (Periode usia 17-24 tahun) guru pada rentang usia ini, menuntun dan
menantang anak dalam hal pengelolaan diri dan pengenalan potensi dirinya.
Anak dalam periode ini mulai menata bagaimana agar masa depan senantiasa
seirama dengan sesama dan semesta. Guru memaparkan bagaimana
keputusan-keputusan mengenai bagaimana menebalkan jati diri ditengah
masyarakat dan lingkungan.

3. Dalam pandangan Ki Hajar Dewantoro, tahapan perkembangan anak yang disebut


Wiraga, Wiraga-Wirama, dan Wirama menyoroti aspek-aspek penting dalam
pertumbuhan manusia. Dengan mengacu pada konsep ini, gambarkan bagaimana
seorang guru dapat merancang kurikulum yang memperhatikan kebutuhan
perkembangan fisik, emosional, dan spiritual siswa di setiap tahapannya. Sertakan
contoh konkret dari metode pengajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi
sosial yang mendukung perkembangan holistik siswa sesuai dengan konsep ini.

Jawaban:
Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta
didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik
berperilaku sebagai insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui
pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
standar kompetensi lulusan. Adapun nilai-nilai yang perlu dihayati dan
diamalkan oleh guru saat mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah:
religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial,
peduli lingkungan, dan tanggung jawab.
Penanaman nilai-nilai karakter juga dapat dilakukan melalui ekstra kurikuler.
Penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan ekstra kurikuler meliputi:
pembiasaan akhlak mulia, kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS), kegiatan
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tata krama dan tata tertib kehidupan sosial
sekolah, kepramukaan, upacara bendera, pendidikan pendahuluan bela negara,
pendidikan berwawasan kebangsaan, UKS, PMR, serta pencegahan
penyalahgunaaan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai