Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILOSOFI PENDIDIKAN

OLEH :
Sri Riska Ade Permana Sari

PPG PRAJABATAN GELOMBANG II


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
PETUNJUK:
1. BUAT DALAM BENTUK LAPORAN/ PAPER (INDIVIDU)
2. DISKUSIKAN DALAM BENTUK KELOMPOK KECIL YANG SUDAH
DITENTUKAN, VIDEO DI DOKUMENTASIKAN, SIMPAN DALAM DRIVE,
KIRIM LINK DRIVE PADA LMS
3. MASING-MASING ANGGOTA MEMPRESENTASIKAN HASIL UAS, DAN
MENYIMPAN DALAM DRIVE, CANTUMKAN LINK DRIVE YANG BISA DI
AKSES PADA LMS

SOAL :
1. Tuliskan komitmen diri dengan menggunakan Model Lingkaran Emas (Golden
Circle) tentang ‘Mengapa, Bagaimana, Apa’ dari MK Filosofi Pendidikan
Nasional.
Jawab:
Beriikut adalah gambar model Lingkaran Emas (Golden Circle) tentang ‘Mengapa,
Bagaimana, Apa’ dari MK Filosofi Pendidikan Nasional.

a. Why (Mengapa), terdiri dari (tujuan: alasan, keyakinan, motivasi)


Tujuan saya mengikuti Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Nasional yaitu agar
kedepannya bisa merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan berpedoman
pada filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Selai itu, dengan mempelajari mata
kuliah ini, dengan mempelajarinyasaya akan mengetahui terkait dengan pekerjaan
saya sebagai seorang guru dan mengetahui apa yang harus saya lakukan ketika
di kelas. Peranan filosofi pendidikan menjadi menjadikan rambu-rambu
bagaimana pendidikan dilaksanakan. Filosofi pendidikan mengajarkan
setiap guru untuk berfikir kritis dan mendalam tentang sesuatu. Hasil dari
pemikiran tersebut akan mengarahkan guru untuk berperilaku dan bersikap sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dengan mempelajari filosofi
pendidikan, saya akan mengetahui apa yang harus saya lakukan, mengapa saya
melakukan hal tersebut, dan bagaimana saya melakukannya.Saya yakin dengan
mempelajari filosofi pendidikan akan mengarahkan saya menjadi seorang guru
yang dapat menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa dapat
tumbuh danberkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. Selain itu,
saya percaya bahwa saya mampu menjadi seorang guru yang profesional dan
mampu memahami kebutuhan pesertadidik dengan baik.
Saya yakin bahwa saya mampu menjadi guru profesional yang dapat
memberikan kemerdekaan belajar pada peserta didik. Adapun hal yang
memotivasi saya Motivasi pertama saya ingin menjadi guru yaitu karena memiliki
keluarga seorang guru, sehingga sejak kecil telah melihat perjalanan dan
didikannya kepada saya. Saya juga melihat guru sebagai profesi yang teramat
mulia. Seorang guru dapat memberikan ilmu, pelajaran, contoh yang baik, serta
semangat bagi anak didiknya. Saya senang bertemu dengan peserta didik yang
memiliki karakter yang beragam. Dari mereka saya belajar sesuatu yang baru
sekaligus menjadi tantangan agar dapat menciptakan suasana kelas yang
kondusif, menarik, dan menyenangkan bagi peserta didik.

b. How (bagaimana) terdiri dari (strategi dan kebutuhan)


Strategi yang akan Saya terapkan untuk mencapai tujuan adalah mengikuti
program PPG Prajabatan dan mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan
cara mendidik siswa yang baik. Selain itu, strategi yang saya terapkan adalah
berlatih mengajar dan juga melakukan refleksi diri. Selai itu, trategi yang saya
lakukan, di antaranya adalah:
1) Berpartisipasi dalam pelatihan/ workshop untuk meningkatkan
kompetensi diri
2) Membaca dan menulis jurnal atau makalah ilmiah lainnya
3) Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah sehingga mendapatkan berbagai
informasi dan inovasi terbaru di dalam bidang ilmu tertentu
4) Melakukan penelitian
5) Bekerja sama dengan tenaga profesional lainnya baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan kampus.

Menurut saya, saya memiliki tekad kuat dari hati saya, sikap tulus dan
pengabdian, serta keinginan untuk ikut membangun peradaban melalui
pendidikan, dimana hal itu menjadi modal dasar untuk bisa menjadi guru yang
baik. Adapun kebutuhan yang harus saya penuhi diantaranya yaitu:
1) Memahami dan mempraktikkan 4 kompetensi guru mulai dari kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial;
2) Meningkatkan kemampuan dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi/ Internet of things dalam proses pembelajaran dan pengembangan
diri
3) Mengembangkan materi pelajaran dengan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif;
4) Memaksimalkan fasilitas dan media pembelajaran, serta senantiasa bertindak
reflektif agar tercipta perbaikan yang berkelanjutan Saya juga perlu
mengembangkan kemampuan saya dalam mengelola pembelajaran maupun
kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki
keterampilan belajar, mencakup;
 Keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know),
 Keterampilan dalam pengembangan jati diri (learning to be),
 Keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu (learning to do), dan
 Keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara
harmonis
 (learning to live together).
c. What (apa) terdiri dari (langkah-langkah konkrit yang akan Saya jalankan kapan
saya menjalankan langkah-langkah terrsebut)

Sadar akan pentingnya peran seorang guru bagi masa depan bangsa, membuat
saya selalu ingin belajar dan meningkatkan wawasan. Oleh karena itu, yang saya
lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut ialah:
1. Menempuh kuliah Program pendidikan pofesi guru di program studi
Pendidikan Luar Biasa di Universitas Negeri Padang
2. Mengikuti mata kuliah yang saya perlukan untuk memperkaya wawasan dan
meningkatkan kemampuan dengan baik
3. Mengikuti berbagai conference, pelatihan/workshop, dan kegiatan di bidang
pendidikan baik online maupun offline yang diselenggarakan secara nasional
dan internasional yang mendukung saya menjadi guru yang profesional serta
meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.
4. Mengembangkan soft skill dengan aktif berorganisasi.
5. Selain itu, saya juga sangat senang berdiskusi dengan teman yang berprofesi
sebagai guru atau orang yang lebih berpengalaman mneganai cara mengajar,
media pembelajaran, dan lain-lain.
Langkah konkrit yang saya jalankan adalah menentukan strategi, model, dan
metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik dan juga
kurikulum yang diterapkan. Saya akan mulai menerapkan Langkah ini saat Praktik
Pengalaman apangan (PPL) sebagai langkah awal. Selanjutnya, saya akan melakukan
evaluasi, refleksi, dan tindak lanjut saya setelah selesai memberikan pengajaran
kepada siswa.

2. Tuliskan sosok Ki Hadjar Dewantara bagi bapak Ibu Guru dalam pembentukan
jati diri seorang pendidik.
Jawab:
Semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat bengitu melekat di benak kita
adalah “Ing ngarsa sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani”.
Apabila hakikat dari semboyan ini benar-benar di implementasikan dengan baik dan
benar oleh diri kita, maka akan membentuk jati diri sebagi seorang pendididk.
Ing ngarso Sung Tulodo, ketika di depan memberi teladan. Hakikat dari
semboyan yang pertama ini mengajak kepada guru, bahwa guru harus mampu
memberikan contoh yang baik dan benar bagi siswanya, baik sikap, perbuatan
maupun pola pikirnya. Apalagi seorang guru dalam kurikulum 2013 juga dituntut
untuk membentuk siswa yang salah satu kompetensi intinya dapat Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Oleh karena itu, apabila guru
memberikan teladan yang baik dan benar, maka perilaku siswa akan menjadi baik
juga, bahkan mereka bisa jadi lebih baik dari pada kita. Dengan kata lain, seorang
guru merupakan public figure yang akan dijadikan panutan siswanya, maka guru
harus memiliki akhlak yang luhur.
Ing Madyo Mangun Karso, ketika di tengah memberikan semangat. Hakikat
dari semboyan yang kedua ini mengajak kepada para guru, bahwa para guru haruslah
berada di antara siswanya, dengan kata lain guru juga sebagai teman bagi siswanya.
Dengan demikian, para guru dengan leluasa membimbing dan memberikan inspirasi
kepada anak didiknya. Sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan nyaman
bagi mereka.
Tut Wuri Handayani, ketika di belakang memberikan daya kekuatan. Hakikat
dari semboyan yang ketiga ini mengajak kepada para guru untuk selalu memberikan
arahan yang baik dan benar dalam kemajuan belajar siswanya. Oleh karena itu para
guru dapat memotivasi anak didiknya untuk lebih giat dalam belajar. Dengan
demikian, mereka merasa selalu diperhatikan dan selalu mendapat pikiran-pikiran
positif dari diri gurunya. Sehingga mereka selalu memandang ke depan dan tidak
terpaku pada kondisinya saat ini.
Ketiga semboyan ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Sebagai
contoh, seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai pada
siswanya. Dalam hal ini guru tidak hanya begitu saja mendorong dan mengarahkan
siswanya untuk mengikuti nilai-nilai tersebut, tetapi guru juga harus memberikan
contoh bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam di dalam dirinya. Selain memberi
contoh, guru juga harus mengarahkan nilai-nilai tersebut di tengah-tengah siswa dan
memberi motivasi mereka untuk bertindak agar sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Selain itu, Ada satu semboyan lagi yang sangat melekat pada diri kita, yaitu
Asih, Asah dan Asuh. Asih adalah mengasihi anak secara psikis agar terbentuk
karakter atau jiwa yang saling menyayangi terhadap sesama. Asah adalah
menajamkan intelektual atau pola pikir anak agar menjadi manusia yang cerdas dan
pintar secara intelektual. Asuh adalah pemeliharaan anak secara fisik agar sehat dan
kuat jasmaninya.

3. Tuliskan Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam


wujud aksi nyata di lingkungan sekolah.
Jawab:
Wujud aksi nyata yang dilakukan yaitu mulai dari perencanaan sampai dengan
kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang
menerapkan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara berdampak pada kebermaknaan
dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat diketahui dari antusias anak-anak saat
proses pembelajaran yang dilakukan dengan menitik beratkan pada kondisi anak dan
kebutuhannya. Dalam mengalirkan pilar-piar karakter didalamnya dapat
menumbuhkan kodrat sebagai siswa dan dunia anak pada umumnya.
Pembelajaran yang berpusat pada anak didik memberikan ruang dan
memartabatkan siswa sebagai subyek pendidikan yang perlu dimanusiakan dan
dibermaknakan. Selain itu juga Menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat
menumbuhkan karakter baik pada siswa seperti
a. Mandiri
b. Tanggung jawab
c. Percaya diri
d. Saling menghargai.

4. Jabarkan Profil Pelajar Pancasila dan perwujudannya pada Pendidikan yang


Berpihak pada Murid dalam Pendidikan Abad ke-21.
Jawab:

Sebagai guru yang profesional hal yang dapat dilakukan dalam aktivitas
pembelajaran guna menumbuhkan budaya profil pelajar Pancasila, yang dalam
perwujudannya yaitu sebagai berikut:
 Pembelajaran Berbasis Proyek dan studi kasuskan
 Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa
 Menggunakan media pembelajaran yang berbasis teknologi dan menarik bagi
siswa,seperti game edukatif
 Menggunakan metode pembelajaran yang membust siswa terlibat aktif pada saat
proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

Profil pelajar Pancasila merupakan salah satu tujuan akhir yang ingin dicapai
dalam proses pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan & kebudayaan.
Dalam rencana tersebut tertuang bahwa Profil Pelajar Pancasila merupakan
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi dan wawasan global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak
mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Gambar 6 dimensi profil pelajar pancasila

a. Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Artinya, Profil Pelajar Pancasila harus memiliki akhlak yang baik dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini berarti, bisa memahami dan
menjalankan perintah agama dengan baik serta dapat tercermin dalam kehidupan
sehari-hari. Adapun 5 (lima) elemen kunci yang merepresentasikan hal tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
 akhlak beragama
 akhlak pribadi
 akhlak kepada manusia
 akhlak kepada alam
 akhlak bernegara

b. Berkebinekaan Global
Dalam hal ini berarti pelajar Pancasila harus mampu mempertahankan nilai-nilai
luhur, kearifan lokal dan identitas bangsa. Namun disisi lain tetap memiliki wawasan
dan keterampilan global dan mampu terbuka untuk berinteraksi dengan budaya lain.
Sehingga diharapkan akan muncul rasa kebanggan dan cinta tanah air dan secara
bersamaan memupuk rasa saling menghargai budaya lain secara positif. Sementara
itu, elemen kunci dari karakter ini yaitu sebagai berikut:
 Setiap individu mampu mengenal dan menghargai adanya budaya yang beragam,
 kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dan terbuka dengan
orang yang berbeda-beda,
 serta mampu merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap pengamalan
kebhinekaan

c. Bergotong Royong
Budaya kolaborasi dan secara sukarela menyelesaikan suatu pekerjaan secara
bersama-sama agar bisa tuntas dengan cepat dan lancar merupakan cerminan dari
identitas masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan kepada generasi muda. Hal ini
karena kedepannya teamwork adalah salah satu softskill yang paling dibutuhkan.
Elemen kunci dari kemampuan Bergotong royong yaitu sebagai berikut:
 kolaborasi
 kepedulian
 berbagi

d. Mandiri
Kemandirian berarti setiap peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap proses
pembelajaran yang dijalaninya. Elemen kunci dari karakter mandiri yaitu mencakup
kesadaran diri dalam menghadapi suatu tugas dan pekerjaan yang dihadapi dan
timbulnya regulasi diri.
Artinya, peserta didik secara independen diharapkan mampu memotivasi diri dan
meningkatkan kemampuannya tanpa ada paksaan dari orang lain.
e. Bernalar kritis
Bernalar kritis menunjukan kemampuan siswa secara objektif dalam memproses
informasi dan bisa memberikan alternatif pemecahan masalah, mengelaborasi
berbagai informasi, menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen
kunci dari bernalar kritis yaitu sebagai berikut:
 memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
 menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
 refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan
 mengambil Keputusan
f. Kreatif
Peserta didik yang kreatif, berarti mampu menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan memiliki dampak positif. Elemen kunci dari kreatif yaitu:
 Menghasilkan gagasan yang orisinal
 Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

5. Menurut Bapak Ibu Guru, bagaimana Strategi mewujudkan “Pendidikan yang


Berpihak pada Anak” yang sebaiknya diterapkan di lingkungan sekolah
Jawab:
Setelah memahami konsep pemikiran pendidikan KHD sebagai landasan filosofis
pendidikan, faktor penting dalam mewujudkan pembelajaran berpihak pada murid
adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dan nakhoda yang memegang
peran penting bagaimana membawa para muridnya dalam sebuah kapal besar
bernama pembelajaran. Untuk bisa melaksanakan peran pentingnya tersebut,
seorang guru perlu mengasah dirinya untuk memiliki nilai-nilai sebagai penggerak
pembelajaran, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada
murid. Kelima nilai tersebut bisa jadi sudah dimiliki oleh semua guru. Tinggal
bagaimana menajamkannya dengan terus meningkatkan kompetensi dirinya. Misalnya
dengan mengikuti pelatihan, bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang positif,
aktif bekerja sama dengan rekan sejawat dalam mengatasi permasalahan
pembelajaran, kreatif dalam memilih metode, media, dan membuat bahan
pembelajaran, serta mendesain pembelajaran yang lebih mengaktifkan para murid.
Selain itu, memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat.
Kemudian memberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu
mengikuti keinginan gurunya. Siswa diberi kebebasan untuk memahami pelajaran
sesuai dengan caranya. Kemudian Menciptakan lingkungan tanpa stres (rileks).
Materi yang diberikan relevan
tingkat perkembangan anak. Belajar secara emosional, seperti adanya humor
dan dukungan semangat.

Anda mungkin juga menyukai