DAN KESEHATAN
MATA KULIAH : Filosofi Pendidikan Indonesia
NAMA : Muhammad Alfaraby Rasnal
KELAS : 001
TUGAS : Koneksi Antar Materi
GELOMBANG : 2 (DUA)
2. Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini
dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan
kelas Anda.
Sebelum belajar lebih dalam mengenai pemahaman tentang pengetahuan yang
disajikan oleh Ki Hajar Dewantara Menurut saya , pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menjadi penentu utama keberhasilan belajar
murid di kelas. Saya yakin bahwa ketika murid-murid mendengarkan semua penjelasan guru
dengan saksama, ketika murid-murid melaksanakan semua aturan yang dibuat oleh guru
tanpa melibatkan kesepakatan mereka, maka hasil belajar mereka pasti baik, dan
pembelajaran akan berjalan dengan aman, tenang, dan tertib. Pembelajaran yang seperti ini
menjadi contoh bagi kelas-kelas lainnya, karena dianggap sebagai guru yang hebat, yang
mampu menguasai kelas dengan sempurna. Pembelajaran yang mewajibkan semua murid
saya mampu menyelesaikan satu tugas dengan kecepatan yang sama, dengan demikian saya
melakukan beberapa hal yang saya percaya dapat membantu pemahaman keliru saya ini.
Namun sekarang, setelah saya mempelajari materi tentang pemikiran-pemikiran Ki
Hajar Dewantara, saya sangat menyadari bahwa apa yang saya anggap dulu benar, ternyata
sangat keliru. Saya sudah melakukan banyak kesalahan dalam berpikir dan berprilaku dalam
konteks pembelajaran. Saya mulai mengubah cara pandang saya terhadap murid dan
pembelajaran. Saya menyadari pembelajaran yang saya laksanakan selama ini sangat
bertentangan dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Di mana Ki Hajar
Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kata kunci yang dapat
diambil dari tujuan pendidikan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara adalah menuntun.
Dengan demikian, sekarang saya memahami, guru hanya mampu menuntun, guru tidak bisa
memaksakan kehendaknya agar murid-murid tersebut menjadi seperti yang kita inginkan.
Perubahan paradigma berpikir paling mendasar yang saya alami setelah mempelajari
pemikiran Ki Hajar Dewantara ini adalah cara pandang terhadap murid. Saya menyadari
sekarang bahwa murid itu memiliki kelebihannya masing-masing dengan segala ragam
keunikannya.
Merancang pembelajaran yang berpusat pada murid. Melakukan pendekatan-
pendekatan persuasif, membimbing, menuntun anak didik akan saya terapkan sebagai
pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Semoga perubahan
paradigma berpikir ini mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan
semua orang tua wali murid.