Anda di halaman 1dari 3

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA

DAN KESEHATAN
MATA KULIAH : Filosofi Pendidikan Indonesia
NAMA : Muhammad Alfaraby Rasnal
KELAS : 001
TUGAS : Koneksi Antar Materi
GELOMBANG : 2 (DUA)

1. Kesimpulan dan penjelasan untuk menguatkan pemahaman Anda tentang materi


Perjalanan Pendidikan Nasional.
Bapak Ki Hajar Dewantara meletakkan beberapa konsepsi sebagai Dasar Pendidikan
Nasional. Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para seniman pendidikan (guru,
pemangku kebijakan, orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan
pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dasar-dasar pendidikan inilah yang
harus dijadikan pedoman dalam pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan
kodratnya.
Pendidikan merupakan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam
masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang
beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama. Pendidikan dapat menjadi ruang
berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan.
Menurut KHD Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat
alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa
dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa misanya bersikap sopan dan ramah
terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sedangkan
kodrat zaman yaitu, pada pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk
memiliki Keterampilan Abad 21 apalagi ditengah situasi pandemi ini anak dituntut untuk
bisa menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.
Oleh karean itu, kita sebagai guru harus memberika dampingan dan pengawasan serta
memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan pengetahuannya seluas luasnya
seiring perkembangan zaman dan tidak terlepas dari fungsi kontrol kita sebagai guru dan
orang tua yaitu memberikan motivasi dan memberikan pengertian kepada anak atau siswa
agar tetap memegang teguh nilai-nilai atau norma-norma kemanusiaan yang ada sehingga
tujun mendeka belajar dapat terwujud sesuai dengan semboyan Bapak Ki Hajar Dewantara
yaitu di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi
dorongan.
Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter.
Menurut KHD, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan
kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Hal ini menjadi salah satu
aspek penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Budi pekerti juga
merupakan modal dasar kebahagiaan yang berperi-kemanusiaan. Budi pekerti merupakan
kunci untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup.
Pendidikan harus memerdekakan berdasarkan Pelajar Pancasila. Kita sebagai Pendidik
atau guru, harus melaksanakan dasar kerja pendidik seperti yang diungkapkan Ki Hajar,
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di
tengah membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi
dorongan). Dalam pelaksanaanya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik
pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).
Disini peran kita sebagai pendidik harus menuntun kebebasan anak tersebut untuk
mencapai kebahagiaan lahir batin serta keselamatan anak sesuai dengan kodratnya masing-
masing, karena anak dilahirkan sudah mempunyai talenta yang tersendiri, kita hanyalah
sebagai penuntun menuju jalan keselamatan. Dalam konteks merdeka belajar, “setiap guru
adalah murid dan setiap murid adalah guru”. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja,
kapan saja dan dengan siapa saja. Sekolah bukan satu-satunya sebagai tempat untuk
memperoleh pendidikan tetapi sebagai tempat transformasi pendidikan dalam ekosistem
belajar.

2. Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh dalam materi ini
dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di sekolah dan
kelas Anda.
Sebelum belajar lebih dalam mengenai pemahaman tentang pengetahuan yang
disajikan oleh Ki Hajar Dewantara Menurut saya , pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru menjadi penentu utama keberhasilan belajar
murid di kelas. Saya yakin bahwa ketika murid-murid mendengarkan semua penjelasan guru
dengan saksama, ketika murid-murid melaksanakan semua aturan yang dibuat oleh guru
tanpa melibatkan kesepakatan mereka, maka hasil belajar mereka pasti baik, dan
pembelajaran akan berjalan dengan aman, tenang, dan tertib. Pembelajaran yang seperti ini
menjadi contoh bagi kelas-kelas lainnya, karena dianggap sebagai guru yang hebat, yang
mampu menguasai kelas dengan sempurna. Pembelajaran yang mewajibkan semua murid
saya mampu menyelesaikan satu tugas dengan kecepatan yang sama, dengan demikian saya
melakukan beberapa hal yang saya percaya dapat membantu pemahaman keliru saya ini.
Namun sekarang, setelah saya mempelajari materi tentang pemikiran-pemikiran Ki
Hajar Dewantara, saya sangat menyadari bahwa apa yang saya anggap dulu benar, ternyata
sangat keliru. Saya sudah melakukan banyak kesalahan dalam berpikir dan berprilaku dalam
konteks pembelajaran. Saya mulai mengubah cara pandang saya terhadap murid dan
pembelajaran. Saya menyadari pembelajaran yang saya laksanakan selama ini sangat
bertentangan dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara. Di mana Ki Hajar
Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada
pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kata kunci yang dapat
diambil dari tujuan pendidikan yang disampaikan Ki Hajar Dewantara adalah menuntun.
Dengan demikian, sekarang saya memahami, guru hanya mampu menuntun, guru tidak bisa
memaksakan kehendaknya agar murid-murid tersebut menjadi seperti yang kita inginkan.
Perubahan paradigma berpikir paling mendasar yang saya alami setelah mempelajari
pemikiran Ki Hajar Dewantara ini adalah cara pandang terhadap murid. Saya menyadari
sekarang bahwa murid itu memiliki kelebihannya masing-masing dengan segala ragam
keunikannya.
Merancang pembelajaran yang berpusat pada murid. Melakukan pendekatan-
pendekatan persuasif, membimbing, menuntun anak didik akan saya terapkan sebagai
pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Semoga perubahan
paradigma berpikir ini mendapat dukungan penuh dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan
semua orang tua wali murid.

Anda mungkin juga menyukai