Anda di halaman 1dari 12

TOPIK 3 - KONEKSI ANTAR MATERI

MANUSIA INDONESIA DARI


PERSPEKTIF YANG BERAGAM
Winda Dwi Putri, S.Pd

105561242323
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan
pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas
manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses
belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah
Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar
belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.
TOPIK 1

Identitas manusia indonesia

TOPIK 2

Relevensi Perjalanan pendidikan Indonesia

TOPIK 3
Relevensi ilmu psikologi perkembangan dan
sosiolkultural
TOPIK 1 Identitas manusia indonesia

Pada Topik 1 kami belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar


Dewantara dimana pemikiran beliau tenyata adalah awal mula
sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan dengan danya Kurikulum
paradigma baru adalah suatu bentuk ingin merealisasikan
pemikiranpemikiran Ki Hajar Dewantara yang belum
diimplementasikan pada kurikulum sebelumnya. Pada topik 1 kami
juga belajar mengenai pendidikan. Indonesia dari zaman kolonial
hingga sekarang dimana disitu kami dapat mengetahui bahwa
pendidikan di Indonesia tidak berdiri dengan sendiri dan instan,
didalamnya terdapat perjuangan-perjuangan luar biasa dari
beberapa pihak terutama Ki Hajar Dewantara sehingga kami sebagai
manyarakat Indonesia menjadi lebih menghormati adanya
pendidikan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan pentingnya sistem Tri Pusat
pendidikan yang satu sama lain saling berkaitan yaitu :

Pendidikan dalam keluarga

Sekolah

Masyarakat

Ketiga hal ini sangat berpengaruh dalam membentuk watak


dan kepribadian anak. Dalam mendidik anak harus diberi
tuntunan dan dorongan agar tumbuh dan berkembang atas
dasar kodratnya sendiri
TOPIK 2 Relevensi Perjalanan pendidikan Indonesia

Pada topik 2 kami belajar lebih dalam mengenai


pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan makna
yang lebih dalam daripada apa yang sudah dijealaskan
pada Topik 1. Disini kami belajar mengenai buah dari
pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa : budi pekerti,
penjelasan sistem among, pendidikan keindonesiaan
dan kodrat alam & zaman.
Budi pekerti

Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya


mengedepankan aspek kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter
dan social. Berdasarkan hal tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara
cipta (kognisi), karsa (afeksi) sehingga menciptakan sebuah karya
(prsikomotor). Hal tersebut erat kaitannya dengan konsep Trilogi KHD.

System among

Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang menjad i manusia sesuai dengan
kodratnya. Dalam sistem among, anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin
diri untuk mencari dan belajar sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang
umum, kesenian merupakan bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan
Pendidikan keindonesiaan Kodrat alam dan zaman

Pendidikan di Indonesia tidak hanya Kodrat alam dan zaman’ Implementasi


berfokus pada daya intelektualitas pendidikandi Indonesia seringmengalami
peserta didik saja,namun juga dinamika perubahan yang berkelanjutan.
nilaibudaya. Nilai-nilai padadiri Jadi, seoramh pendidik baiknya
mereka danmenciptakan sikap profil memberikan pengajaran kepada peserta
pelajar Pancasila sesuai dengan didik disesuaikan dengan perkembangan
filosofi pendidikan dari Ki Hadjar lingkungan dan zamannya.
Dewantara
Relevensi ilmu psikologi perkembangan dan
TOPIK 3
sosiolkultural
Pada topik3 kami mempelajari manusia Indonesia berartiidentitas manusia yang menghayati niali-nilaikemanusiaan
khas Indonesia. Kemanusiaan Indonesiameliputi nilai, jiwa, hasrat, martabat, sosialitas,relasionalitas, genitas,
dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki nilaikemanusiaan khas Indonesiayaitu kebhinekaan, pancasila,dan religiositas.

Bhineka Tunggal Ika adalahpayung untuk Pancasila sendiri merupakan nilai-nilai Religiusitas dan agama merupakan bentuk
hidupberdampingan bersama-sama luhur yang digali dari budaya bangsa di perwujudan dari sisi jasmaniah dan rohaniah
memperkokoh nasionalisme Indonesia (Hartoyo, nusantara dan memiliki nilai dasar kehidupan dari suatu insan. Ketika agama tidak disadari
2010). Dalam kebhinekaan ada tiga wujud manusia yang diakui secara universal dan oleh kualitas batin atau religiusitas. ia
budaya menurut Koentjaraningrat yaitu ide, berlaku sepanjang zaman. pancasila sebagai kehilangan daya dan akan menjadi sekedar
gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas identitas bangsa dan manusia Indonesia. kegiatan sosial politik tanpa visi kemanusiaan
atau pola tindakan sebagai sistem sosial. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia yang utuh.Indonesia merupakan negara yang
Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini atau bisa juga intisari nilai-nilai jiwa dan memiliki keberagaman agama. Pada
juga memiliki tujuh unsur penting budaya semangat menjunjung nilai gotong royong. masyarakat juga terdapat perbedaan
yaitu;bahasa, kesenian, organisasisosial, sistem kepercayaan atau agama yang dianut namun
religi,teknologi, mata pencaharian, ilmu tetap terjaga keharmonisan dan kebersamaan
pengetahuan dalam masyarakat.
Koneksi Antar Materi
Topik I, topik II, dan TopikIII
Ketiga topik tersebut saling terkait dalam konteks pembentukan karakter dan identitas bangsa Indonesia
melalui pendidikan. Topik I membahas sejarah pendidikan Indonesia dan peran tokoh seperti Ki Hajar
Dewantara dalam membentuknya, sementara Topik II menggali pemikiran Ki Hajar Dewantara yang
memengaruhi pendidikan, termasuk nilai-nilai dasar pendidikan yang menuntun anak sesuai dengan kodratnya.
Topik III kemudian melengkapi pemahaman tentang identitas manusia Indonesia yang tercermin dalam
penghayatan nilai-nilai kemanusiaan, kebhinekaan, Pancasila, dan religiositas, yang semuanya memainkan
peran penting dalam pendidikan dan pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian, ketiganya bersinergi
dalam membentuk landasan pendidikan yang kokoh dan menciptakan generasi yang memiliki kesadaran
identitas dan kemanusiaan yang kuat
Sekian dan Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai