Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mergi Dina Pangestu

NIM : 2501022587
Seni Budaya-01
FILOSOFI PENIDIKAN INDONESIA
TOPIK 3

Koneksi Antar Materi


Pada Topik 1 belajar tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana
pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah awal mula sejarah pendidikan Indonesia dimulai dan
dengan adanya Kurikulum paradigma baru adalah suatu bentuk ingin merealisasikan
pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara yang belum diimplementasikan pada kurikulum
sebelumnya. Pada topik 1 juga belajar mengenai pendidikan, pendidikan adalah tempat
persemaian benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan
maksud agar segaa unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh sebaik-baiknya.
Indonesia dari zaman kolonial hingga sekarang dimana disitu kami dapat mengetahui bahwa
pendidikan di Indonesia tidak berdiri dengan sendiri dan instan, didalamnya terdapat
perjuangan-perjuangan luar biasa dari beberapa pihak terutama Ki Hajar Dewantara sehingga
kami sebagai manyarakat Indonesia menjadi lebih menghormati adanya pendidikan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga menyajarkan pentingnya sistem Tri Pusat pendidikan yang satu sama
lain saling berkaitan yaitu pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pada topik 2 belajar lebih dalam mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara


dengan makna yang lebih dalam dari pada apa yang sudah dijealaskan pada Topik 1. Disini
belajar mengenai buah dari pemikiran Ki Hajar Dewantara berupa: budi pekerti, penjelasan
sistem among, pendidikan keindonesiaan dan kodrat alam & zaman.

1. Budi pekerti
Jika kita meninjau kembali pendidikan di Indonesia tidak hanya mengedepankan aspek
kecerdasaan peserta didik namun juga aspek karakter dan social. Berdasarkan hal
tersebut budi pekerti merupakan perpaduan antara cipta (cognitive), karsa (afeksi)
sehingga menciptakan sebuah karya (prsikomotor). Hal tersebut erat kaitannya dengan
konsep Trilogi KHD.
2. System among Kita lihat dari kata “among” yang berarti menuntun. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa seorang pendidik harus mampu membimbing peserta didik agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia sesuai dengan kodratnya.
Dalam sistem among, anak-anak harus dibiasakan untuk mendisiplin diri untuk mencari
dan belajar sendiri. Ki Hadjar Dewantara di samping ilmu yang umum, kesenian
merupakan bagian yang penting dalam kurikulum pendidikan (Marisyah, Firman &
Rusdinal, 2019).
3. Pendidikan keindonesiaan
Pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada daya intelektualitas peserta didik
saja, namun juga nilai budaya. Nilai-nilai pada diri mereka dan menciptakan sikap
profil pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara.
4. Kodrat alam dan zaman
Implementasi pendidikan di Indonesia sering mengalami dinamika perubahan yang
berkelanjutan. Jadi, seoramh pendidik baiknya memberikan pengajaran kepada peserta
didik disesuaikan dengan perkembangan lingkungan dan zamannya.

Pada topik 3 mempelajari manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati
niali-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Kemnusiaan Indonesia yang dimaksudkan untuk
menyampaikan pengertian luas dan mendalam tentang pengalaman Indonesia yang terbentuk
secara relasional-dialogal-historis sejak sebelum adanya Negara Republik Indonesia sampai
dengan masa kini dan masa depan. Kemanusiaan Indonesia meliputi nilai, jiwa, hasrat,
martabat, sosialitas, relasionalitas, genitas, dialogalitas, tradisi. Tiga hal hakiki nilai
kemanusiaan khas Indonesia yaitu kebhinekaan, pancasila, dan religiositas. Bhineka Tunggal
Ika adalah payung untuk hidup berdampingan bersama-sama memperkokoh nasionalisme
Indonesia (Hartoyo, 2010).

Dalam kebhinekaan ada tiga wujud budaya menurut Koentjaraningrat yaitu ide,
gagasan, nilai atau norma. Kedua yaitu aktivitas atau pola tindakan sebagai sistem sosial.
Terakhir yaitu benda bernilai atau artifact. Ini juga memiliki tujuh unsur penting budaya yaitu
: bahasa, kesenian, organisasi sosial, sistem religi, teknologi, mata pencaharian, ilmu
pengetahuan. Hal hakiki yang kedua yaitu pancasila sebagai identitas bangsa dan manusia
Indonesia. Pancasila juga sebagai djiwa bangsa Indonesia atau bisa juga intisari nilai-nilai jiwa
dan semangat menjunjung nilai gotong royong. Hal ketiga yaitu religiositas. Religiositas
diartikan sebagi inti dan daya agama. Karakteristik peserta didik meliputi etnik, kultural, status
social, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, serta perkembangan motoric.

Hubungan pada topik 1, 2 dan 3 yaitu pada topik satu membahas tentang perjalanan
pendidikan Indonesia yang mengawali untuk pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait
pendidikan. Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pendidikan Indonesia yang mengedepankan
sistem among, kodrat alam dan zaman, budi pekerti. Dalam hal ini mengidentifikasi bahwa
kurikulum merdeka mengimplementasi pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pembelajaran
haruslah student center. Dengan hal itu pendidik harus mengetahui karakteristik peserta didik
tiap individu.

Anda mungkin juga menyukai