Anda di halaman 1dari 16

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

TOPIK 2

RUANG KOLABORASI

BACKWARD DESIGN – TAHAP 3 RENCANA PEMBELAJARAN

LUTFI ANWAR ASRORI (2253A121173)


AGUS TRI ATMOJO (2253A121054)
RENA ARIYANTI (2253A121222)
ROSITA TIRTASARI (2253A121236)
ELMA RESTYANA (2253A121117)
NOER CAHYANI HIDAYAH (2253A121201)
MEIFIDA ROSA ANINDYA (2253A121047)
ACHMAD BAGUS BASKORO (2253A121047)
CONY HONEY NOVIA PUTRI (2253A121096)
DIYAH KUSUMOWARDANI (2253A121110)
SISKAWATI (2253A121243)

KELAS B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


PPG PRAJABATAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2022
Nama : Lutfi Anwar Asrori
NIM : 2253A121173

Judul : PENGGUNAAN BACKWARD DESIGN DALAM MERANCANG


Artikel PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG BERNUANSA
OBSERVATION BASED LEARNING
Penulis : ABDUR RAHMAN AS’ARI
Ringkasan : Penggunaan Backward Design dalam merancang pembelajaran dapat
Artikel diintegrasikan dengan pendekatan saintifik. Tetapi dengan rancangan yang
terbalik. Yaitu menganalisis apa yang harus dikomunikasikan siswa, apa
yang harus diasosiasi, apa yang harus dikumpulkan, apa yang harus ditanya,
dan apa yang harus diamati. Proses perencanaannya guru dapat
mengelompokkan siswa, kemudian guru dapat memberikan sebuah contoh
mengenai materi yang akan dipelajari kepada siswa dan siswa dapat
mengkomunikasikannya dalam kelompok kecil. Kemudian guru dapat
memberikan contoh lain guna untuk menyatukan pemikiran siswa dalam
menyelesaikan soal yang ada, kegiatan tersebut dinamakan asosiasi. Guru
harus memberikan stimulus kepada siswa agar mereka memiliki rasa
penasaran dalam menyelesaikan suatu permasalahan, mereka dapat
mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kemudian guru dapat bertanya kepada siswa apakah mereka sudah bisa
dalam menyelesaikannya, guru dapat meminta siswa untuk menulis apa yang
diketahuinya, dalam hal ini doronglah siswa untuk membuat pertanyaan
investigatif. Kemudian guru dapat berkeliling untuk mengamati hasil dari
pekerjaan siswa.
Nama : Agus Tri Atmojo
NIM : 2253A121054

Judul : Implementasi Metode Pembelajaran Understanding By Design di Sekolah


Artikel Alam Depok Terhadap Kesadaran Mentadabburi Ayat-Ayat Al-Qur’an
Penulis : Alfiyah
Ringkasan : Implementasi Metode Pembelajaran Understanding By Design di Sekolah
Artikel Alam Depok Terhadap Kesadaran Mentadabburi Ayat-Ayat Al-Qur’an dapat
dilihat dari kesinambungan sistem belajar, pengajar dan semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran cukup memberikan hasil yang efektif. Hal ini
dibuktikan dari beberapa indikator seperti penilaian kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dispesifikasikan ke dalam beberapa poin hasil belajar
para siswa. Contohnya misal dalam pembelajarannya akan membahas asal-
usul manusia, maka kita harus faham ayat yang menjelaskan hal itu.
Memakai metode UBD pada saat penyusunan silabus dan kurikulum, itu
sangat membantu para guru selaku fasilitator dalam mengarahkan anak
didiknya untuk tujuan apa mereka belajar suatu materi tertentu. Memakai
sistem fun learning dan student centre sehingga peserta didik merasa senang
saat belajar dan pembelajaran tidak terpaku hanya mendengar materi dari
guru. Semua proses berpijak pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Setiap pembelajaran selalu dikaitkan dengan intisari makna ayat suci Al-
Qur’an maupun hadist. Kurikulum SADe bersumber pada tiga prinsip pokok
yaitukurikulum akhlak, leadership, dan logika-sains yang dari ketiga hal
tersebut diharapkan para peserta didik dapat menjadi insan yang tunduk,
pemikir kritis dan pemecah masalah, pelajar mandiri, pekerja kelompok,
serta menjadi komunikator efektif.
SADe memiliki konsep sesuai visi SADe yaitu “menjadi institusi pendidikan
berbasis alam dan budaya untuk mempersiapkan generasi tangguh berakhlak
mulia”, tujuan utamanya adalah kembali kepada tujuan penciptaan manusia
itu sendiri, yakni khalifah fil ‘ardhi. Tentunya sebagai khalifah/pemimpin
atau pengatur harus memiliki keterampilan-keterampilan. Agar manusia
mampu memimpin bumi dan seisinya, mengelola bahwa manusia itu
mempunyai amanah besar dari Tuhan untuk mengatur alam ini. Tentu
dengan bijak supaya bumi ini bisa dipakai dan dimanfaatkan dengan
semestinya. Allah menciptakan segalanya dengan sempurna dan seimbang.
Konsep Sekolah Alam meyakini bahwa pendidikan berkualitas ditentukan
oleh kualitas guru, metode terapan, serta kurikulum yang visioner.
Nama : Rena Ariyanti
NIM : 2253A121222

Judul : Penerapan Backward Design Model Dalam Matakuliah Basic Science Untuk
Artikel Meningkatkan Literasi Guna Membangun Wawasan Kristen Alkitabiah
Penulis : Kurniawati Martha
Ringkasan : Dalam kasus minat baca atau literasi mahasiswa sangat rendah.
Artikel Menurut Kasali, beberapa elemen yang menjadi penyebab turunnya minat
baca, adalah:
- parenting, di mana anak tidak dibiasakan untuk memiliki budaya untuk
membaca. Hal ini menyebabkan kemampuan membaca anak menjadi sangat
rendah. Jika budaya membaca ini tidak segera ditindaklanjuti maka hal ini
akan mempengaruhi kemampuan literasi anak hingga dewasa, bahkan ketika
menjadi mahasiswa.
- teknologi, di mana saat ini tidak jarang ditemukan informasi yang salah
karena buku bacaan yang hadir dalam buku fisik digantikan oleh bacaan-
bacaan dengan framing yang cenderung menjadi datar dan tidak dalam.
Dengan memperhatikan pentingnya kemampuan pengembangan
literasi ini, maka penulis menerapkan Backward Design Model dalam
merancang penilaian dan kegiatan perkuliahan dalam mata kuliah Basic
Science yang diikuti oleh mahasiswa Teachers Colllege Program Studi PAK
(Pendidikan Agama Kristen) dan Program Studi IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial), di mana semua mahasiswa dipersiapkan menjadi guru-guru.
Sesuai dengan “Backward Design Model” 17 , maka langkah-
langkah yang dilakukan peneliti dalam mendesain pembelajaran di mata
kuliah Basic Science adalah:
1. Determine Learning Goals and
Objectives:
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah dengan menentukan tujuan
dari perkuliahan mata kuliah Basic Science.
2. Plan Assesments.
Untuk mencapai CPMK Basic Science dan meningkatkan kemampuan
literasi, maka peneliti memikirkan perencanaan penilaian:
- UTS: Mencari informasi di media cetak dan atau media elektronik
mengenai perkembangan sains melalui teknologi saat ini
UAS, yaitu dengan melakukan observasi dan menganalisis kondisi
lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam di tempat mahasiswa tinggal.
3. Plan Learning Activities
Perencanaan perkuliahan dalam mata kuliah Basic Science mengikuti tahap-
tahap pembelajaran Sains yang disampaikan oleh Maria Grant dan Diane
Lapp yaitu:
1. Mengidentifikasi topik sains yang menarik
2. Melibatkan mahasiswa dalam membaca penelitian
3. Mendorong mahasiswa untuk membaca seperti ilmuwan
4. Membimbing mahasiswa untuk mengevaluasi data
Jawaban mahasiswa tersebut menunjukkan adanya kesadaran mahasiswa
untuk mendapatkan informasi yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini juga nampak di sepanjang diskusi saat presentasi dan tanya jawab,
di mana mahasiswa juga menyertakan sumber pendukung saat menjawab dan
mengajukan pertanyaan. Hal ini membuat diskusi menjadi berbobot dan
memperkaya wawasan mahasiswa di mana hal ini nampak dalam paper yang
dituliskan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga mampu mengkritisi informasi
yang diperolehnya dengan wawasan Kristen Alkitabiah. Berdasarkan data-
data tersebut maka terbukti bahwa penerapan Backward Design Model
mampu meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa.
Nama : Rosita Tirtasari
NIM : 2253A121236

Judul : Metode Understanding By Design Sebagai Satu Metode Pembelajaran


Artikel Alternatif Dalam Upaya Meningkatkan Higher-Order Thinking Skills
(HOTS) Peserta Didik: Sebuah Kajian Teoretis
Penulis : Antonius Denny Cahyo Sulistiono
Ringkasan : Kemampuan berpikir level tinggi atau Higher-Order Thinking Skills
Artikel (HOTS) adalah salah satu indikator kualitas sumber daya manusia.
Kemampuan bernalar dan berpikir kritis sebagai wujud HOTS belum
sepenuhnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Rendahnya kualitas
peserta didik juga disebabkan oleh model pemahaman “understanding by
good fortune” yang sering dijumpai oleh para pengajar dalam proses
pembelajaran, karena mereka terlalu fokus pada isi atau materi pembelajaran
dan bukan pada hasil pembelajaran.
Dalam mewujudkan pembelajaran untuk pemahaman (learning for
understanding) melalui metode “Understanding by Design”, pengajar perlu
mengambil tiga langkah penting yaitu:
(1) merencanakan pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik
dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang diinginkan, (2)
mengembangkan strategi khusus dan pendekatan umum untuk memastikan
bahwa pemikiran peserta didik terlihat selama proses pembelajaran
berlangsung, dan juga memastikan bahwa peserta didik mengonstruksi
pengetahuan melalui tindakan berpikir aktif-kreatif, (3) membuat tugas dan
tes evaluasi untuk memastikan pengajaran berpikir level tinggi berhasil
terlaksana.
Nama : Elma Restyana
NIM : 2253A121117

Judul : Kontribusi Asesmen Formatif Dalam Tahapan Understanding By Design


Artikel Terhadap Pemahaman Mahasiswa Calon Guru Biologi.
Penulis : Ria Yulia Gloria dan Sudarmin
Ringkasan : Pembelajaran saat ini berpusat siswa sesuai dengan persyaratan kualifikasi
Artikel abad ke-21 karena membutuhkan pembelajaran yang melatih berpikir
horizontal setinggi pengertian. Saat ini masih ada pembelajaran yang belum
ada mendorong terbentuknya pemahaman siswa di samping proses
penilaiannya masih berdasarkan nilai akhir yang tidak autentik. Oleh karena
itu diperlukan penilaian formatif yaitu penilaian dengan tiga bagian yang
diperlukan adalah umpan balik, evaluasi rekan dan evaluasi diri, yang
merupakan tujuan membentuk pemahaman. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui korelasi dan kontribusi evaluasi pembangunan UbD
(Understanding by Design) pemahaman siswa tersebut. Partisipan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa calon guru biologi. Penelitian ini
menggunakan model korelasi kuantitatif menggambarkan dan mengukur
serta mengetahui tingkat keterkaitan antara keduanya Variabel. Uji statistik
yang dilakukan adalah uji korelasi dan uji regresi. Penilaian formatif melalui
fase pembelajaran UbD memiliki korelasi positif dengan nilai pemahaman
siswa tersebut. Tiga bagian penilaian berbentuk, yaitu umpan balik, penilaian
teman sebaya dan diri sendiri evaluasi pendidikan pemahaman siswa. Tiga
bagian dari penilaian gabungan proporsinya adalah 54,7%. Evaluasi
proposisi nilai yang signifikan pemahaman siswa tentang penilaian formatif
ini langkah-langkah pembelajaran UbD dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat digunakan membentuk pemahaman mahasiswa.
Nama : Noer Cahyani Hidayah
NIM : 2253A121201

Judul : Perancangan Pembelajaran Fisika tentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk
Artikel Resistor Menggunakan Understanding by Design (UbD)
Penulis : Sinta Pertiwi
Ringkasan : Dalam penelitian ini menggunakan model desain UbD, dimana model
Artikel tersebut dapat mensinkronkan tujuan pembelajaran, langkah, dan evaluasi
pembelajaran. Model UbD lebih foKus pada pembelajaran dan pemahaman
siswa. Perbedaan mendasar UbD dan desain pembelajaran lainnya adalah
pada urutan perancangan evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran.
Biasanya guru merancang pembelajaran mulai dari menentukan tujuan
pembelajaran, langkah pembelajaran, dan evaluasi, namun model UbD
berbeda dimulai dengan tujuan pembelajaran, evaluasi, kemudian langkah
pembelajaran. Dari penelitian tersebut desain UbD dapat digunakan menjadi
salah satu alternative desain pembelajaran untuk memperbaiki kualitas
Pendidikan, dari hasil penelitian tersebut siswa lebih mudah memahami
pembelajaran dengan menggunakan desain pembelajaran tersebut dan hasil
yang di peroleh lebih bagus
Nama : MEIFIDA ROSA ANINDYA
NIM : 2253A121180

Judul : Backward Design Implementation in English as a Foreign Language (EFL)


Artikel Context
Penulis : Ayu Utami
Ringkasan : Desain mundur dimulai dari hasil atau standar yang diinginkan dan
Artikel kemudian pindah ke bukti pembelajaran yang diperoleh dari penilaian (Tighe
& Wiggins, 1999). Terlepas dari tren konvensional; merancang kurikulum
dimulai dengan mempertimbangkan input, desain mundur mulai mendapat
perhatian karena banyak peneliti tertarik untuk mempelajarinya. Artikel ini
bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi desain mundur dalam konteks
sebagai bahasa asing. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan
menganalisis berbagai dokumen terkait penerapan desain mundur dalam
konteks EFL dengan metode tematik analisis. Beberapa studi ditinjau dan
dianalisis untuk mempermasalahkan dan memaknai penerapan BD di ruang
kelas EFL dan dampaknya. Desain mundur dapat diterapkan di berbagai
tingkatan mulai dari tingkat dasar hingga universitas. Model ini dapat
diintegrasikan ke dalam RPP, pengembangan materi, dan instruksi dan
kegiatan kelas. Selain itu, desain mundur juga memberikan dampak positif
terhadap motivasi siswa, pengembangan profesionalisme guru, dan
kemampuan kreatif dan berpikir siswa.
Nama : Achmad Bagus Baskoro
NIM : 2253A121047

Judul : Analisis Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan


Artikel Understanding by Design Pada Pembelajaran PAI SMP Negeri 11 Bengkulu
Tengah
Penulis : Windya Wati
Ringkasan : Tugas penting guru selain mendidik adalah merancang pengembangan
Artikel kurikulum dan pembelajaran. Cara yang dapat digunakan adalah dengan
pendekatan understanding by design (UbD). UbD merupakan salah satu
sudut pandang yang menganggap bahwa pembelajaran adalah sebuah kiat
dalam mendorong dan mencapai pemahaman peserta didik dengan
menggunakan metode backward design yaitu dengan menentukan dan
menetapkan hasil belajar yang ingin tercapai dan diperoleh terlebih dahulu.
Guru harus merancang atau membuat asesmen dengan melakukan diagnostic
guna mengobservasi kebutuhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Penelitian mengenai pengembangan rancangan pembelajaran dengan
pendekatan UbD banyak dilakukan dan menunjukkan hasil efektif digunakan
di kelas. Dalam artikel ini menunjukkan persepsi siswa terkait efektivitas,
sekitar 84.35% setuju penggunaan pendekatan UbD memberikan hasil
positif. Persepsi siswa terkait motivasi belajar cukup tinggi yaitu 83,69%.
Persepsi siswa terkait aktivitas belajar sangat tinggi yaitu 89,85%. Oleh
sebab itu pendekatan UbD direkomendasikan digunakan dalam
meningkatkan efektifitas, motivasi dan aktivitas siswa untuk meningkatkan
kualitas pendidikan peserta didik.
Nama : Cony Honey Novia Putri
NIM : 2253A121096

Judul : Implementasi Metode Pembelajaran Understanding by Design di Sekolah


Artikel Alam Depok Terhadap Kesadaran Mentadabburi Ayat-Ayat Al-Qur’an
Penulis : Alfiyah
Ringkasan : Implementasi Metode Pembelajaran Understanding By Design di Sekolah
Artikel Alam Depok Terhadap Kesadaran Mentadabburi Ayat-Ayat Al-Qur’an dapat
dilihat dari kesinambungan sistem belajar, pengajar dan semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran cukup memberikan hasil yang efektif. Hal ini
dibuktikan dari beberapa indikator seperti penilaian kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dispesifikasikan ke dalam beberapa poin hasil belajar
para siswa. Memakai metode UBD pada saat penyusunan silabus dan
kurikulum, itu sangat membantu para guru selaku fasilitator dalam
mengarahkan anak didiknya untuk tujuan apa mereka belajar suatu materi
tertentu. Memakai sistem fun learning dan student centre sehingga peserta
didik merasa senang saat belajar dan pembelajaran tidak terpaku hanya
mendengar materi dari guru. Semua proses berpijak pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Nama : Diyah Kusumowardani
NIM : 2253A121110

Judul : The Development of Lesson Plan Based on Backward Design to Improve


Artikel Students’ Critical Thinking at Elementary School
Penulis : Ambarita, Alben, Frida Destini, and Dodo Septiawan.
Ringkasan : Berdasarkan analisis jurnal dapat disimpulkan bahwa RPP untuk
Artikel Pembelajaran Tematik berdasarkan desain mundur cocok digunakan di
sekolah dasar kelas V. Hal ini dibuktikan melalui penilaian ahli yang bersifat
materi ahli, ahli media, ahli bahasa yang menyatakan bahwa pelajaran
Rencana yang dikembangkan dalam kategori sangat baik. Pengembangan
Bentuk RPP yang dikembangkan dalam penelitian ini serupa dengan model
desain mundur. Model desain mundur yaitu berpusat pada siswa dilakukan
dengan mengidentifikasi tujuan, melakukan penilaian sebelum proses
pembelajaran berlangsung (formatif), merencanakan pengalaman belajar dan
pembelajaran, dan terakhir, penilaian pembelajaran akhir (sumatif) bersifat
final. Desain mundur diharapkan dapat mengkonstruk siswa pengetahuan
dan dukungan siswa untuk mengaktualisasikan akademik mereka potensi,
kepribadian, dan kreativitas untuk menunjukkan bukti bahwa siswa
mengaktualisasikan potensinya, yaitu memunculkan kreativitas dan
kemampuan berpikir kritis menurut abad ke-21 kebutuhan pendidikan.
Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau yang
didasarkan pada logika yang berfokus pada penentuan apa yang harus
dipercaya dan dilakukan.
Nama : Siskawati
NIM : 2253A121243

Judul : EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY


Artikel DESIGN DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) DAN PELAKSANAANNYA DI SMP STELLA
DUCE 2 YOGYAKARTA DENGAN POKOK BAHASAN BUNYI
Penulis : Nadia Narulita
Ringkasan : Understanding by design merupakan sebuah pendekatan dalam
Artikel merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang
pembelajaran sebagai cara untuk membangun pemahaman siswa. Dalam
tahap penyusunannya pendekatan UbD (understanding by design)
menggunakan tahap backward design atau backward planning, yaitu berawal
dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran, dan
merencanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Pemahaman ini
dibangun melalui aktivitas konkrit sesuai dengan teori belajar
konstruktivisme dimana dalam proses pembelajarannya siswa diberikan
kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk
membangun sendiri pengetahuan siswa. Berdasarkan artikel tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran yang dirancang dengan
pendekatan Ubd lebih efektif dibangdingkan dengan pembelajaran
konvensional untuk membantu pemahaman siswa.
Rangkuman Berbagai Pendapat dari Anggota Kelompok

Backward Design terdapat tiga tahap dalam implementasinya. Tahap 3 adalah


perencanaan pembelajaran. Pada tahap 3 ini seorang guru harus bisa merencanakan
pembelajaran yang efektif yang dapat diterapkan dalam kelas. Dalam menggunakan Backward
Design menggunakan alur mundur dalam perencanaannya. Backward Design dalam proses
perencanaan pembelajaran ternyata dapat diintegrasikan dengan berbagai pendekatan salah
satunya adalah pendekatan saintifik yaitu menganalisis apa yang harus dikomunikasikan siswa,
apa yang harus diasosiasi, apa yang harus dikumpulkan, apa yang harus ditanya, dan apa yang
harus diamati. Kemudian dapat diintegrasikan dengan sistem Fun Learning dan Student Centre
sehingga peserta didik merasa senang saat belajar dan pembelajaran tidak terpaku hanya
mendengar materi dari guru. Semua proses berpijak pada tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Model ini juga dapat diintegrasikan ke dalam RPP, pengembangan materi, dan
instruksi dan kegiatan kelas. Selain itu, desain mundur juga memberikan dampak positif
terhadap motivasi siswa, pengembangan profesionalisme guru, dan kemampuan kreatif dan
berpikir siswa. Dalam proses perancangan guru juga harus membuat asesmen dengan
melakukan diagnostic guna mengobservasi kebutuhan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Proses perencanaan pembeajaran dibangun melalui aktivitas konkrit sesuai
dengan teori belajar konstruktivisme dimana dalam proses pembelajarannya siswa diberikan
kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan tujuan untuk membangun sendiri
pengetahuan siswa. Desain mundur diharapkan dapat mengkonstruk siswa pengetahuan dan
dukungan siswa untuk mengaktualisasikan akademik mereka potensi, kepribadian, dan
kreativitas untuk menunjukkan bukti bahwa siswa mengaktualisasikan potensinya, yaitu
memunculkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis menurut abad ke-21 kebutuhan
pendidikan. Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau yang didasarkan
pada logika yang berfokus pada penentuan apa yang harus dipercaya dan dilakukan sesuai
dengan pemahaman mereka. Dalam mewujudkan pembelajaran untuk pemahaman (learning
for understanding) melalui metode “Understanding by Design”, pengajar perlu mengambil
tiga langkah penting yaitu: (1) merencanakan pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta
didik dengan cara mengidentifikasi hasil belajar yang diinginkan, (2) mengembangkan strategi
khusus dan pendekatan umum untuk memastikan bahwa pemikiran peserta didik terlihat
selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga memastikan bahwa peserta didik
mengonstruksi pengetahuan melalui tindakan berpikir aktif-kreatif, (3) membuat tugas dan tes
evaluasi untuk memastikan pengajaran berpikir level tinggi berhasil terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai