Kegiatan Belajar-3
Prosedur Analisis Kebijakan
Uraian
A. Pengertian Analisis Kebijakan
Istilah analisis kebijakan menurut Patton dan Sawicki (1982) pertama kali digunakan
oleh s E. Linblom pada tahun 1958, dia merujuk istilah itu untuk jenis analisis kuantitatif
yang melibatkan perbandingan inkremental dimana metode nonkuantitatif termasuk
pengakuan interaksi nilai dan kebijakan.
Prosedur atau istilah lain langkah-langkah, tahapan dari proses analisis kebijakan
dapat diuraikan seperti berikut. Ada sejumlah ahli yang menjelaskan prosedur dalam analisis
kebijakan.
E.S Quade (dalam Patton dan Sawicki) menyebutkan lima unsur penting proses
analisis kebijakan : 1) Formulasi masalah, 2) Pencarian alternatif-alternatif , 3) Peramalan
lingkungan untuk masa mendatang, 4) Model-Model pengaruh alternatif, dan 5) Evaluasi
(membandingkan dan mengurutkan) alternatif.
Sementara MacRae dan Wilde berpendapat bahwa dalam setiap proses analisis dari
beberapa unsur pokok, yaitu:
1. Merumuskan masalah
2. Menentukan kriteria untuk membuat suatu pilihan atas alternatif-alternatif
3. Menghasilkan serangkaian alternatif kebijakan
4. Memutuskan suatu tindakan yang menghasilkan pilihan kebijakan untuk
diimplementasikan
5. Melakukan evaluasi atas pengaruh kebijakan yang telah diimplementasikan
Selain itu Stokey dan Zechauser merumuskan lima langkah proses yaitu: 1)
menentukan masalah dan tujuan yang akan dicapai, 2) membuat alternatif tindakan yang
mungkin, 3) prediksi dampak dari alternatif, 4) Tentukan kriteria untuk mengukur
pencapaian alternatif, dan 5) sebutkan pilihan tindakan yang disukai.
Urban Institute mengemukan proses analisis kebijakan pada tingkat lokal dan pusat,
sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah
b. Mengidentifikasi tujuann yang relevan
c. Memilih kriteria evaluasi
d. Spesialisasi layanan kelompok
198
e. Mengidentifikasi alternatif-alternatif
f. Memperkirakan biaya dari setiap alternatif yang ada
g. Menetapkan tingkat efektivitas dari setiap alternatif
h. Membuat kesimpulan dan menetapkan keputusan.
Dari sejumlah tahapan analisis kebijakan di atas oleh Patton dan Sawicki
menggabungkan menjadi seperti berikut:
Langkah pertama : Verifikasi, definisi dan Perician Masalah (Verify, define and detail the
problem)
Langkah kedua: Menentukan kriteria evaluasi (Establish, Evaluation Criteria)
Langkah Ketiga: Identifikasi alternatif kebijakan (Identify Alternatif Policies)
Langkah keempat: Evaluasi alternatif kebijakan (Evaluate alternative policies)
Langkah Kelima : Memunculkan dan memilih diantara alternatif-alternatif kebijakan
(Displays and Select among alternative Policies.)
Langkah Enam: Memantau dampak kebijakan (Monitor Policy Outcomes)
Hubungan keenam langkah tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
1. Verifikasi, Definisi
dan Perincian Masalah
3. Identifikasi
5. Memilih Alternatif kebijakan
alternatif kebijakan
4. Evaluasi Alternatif
kebijakan
Agar kita bisa membandingkan, mengukur dan memilih sejumlah alternatif, maka kita
harus menetapkan kriteria evaluasi yang relevan. Kriteria yang biasa digunakan, yaitu
analisis biaya-manfaat, keefektivan biaya, efisiensi, pemerataan, kemudahan administratif,
legalitas, akseptabilitas politisnya. Sebagai contoh, sebuah alternatif mungkin lebih murah
dibandingkan dengan yang lainnya atau karena hambatan biaya. Sebuah alternatif mungkin
menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Sebuah
alternatif sedikit lebih mahal dalam mencapai tujuan dibandingkan yang lain. Sebuah
alternatif mungkin menguntungkan dan merugikan individu tertentu, kelompok atau
organisasi dibandingkan dengan alternatif yang lainnya. Sejumlah alternatif mungkin lebih
sulit untuk diimplementasikan dibandingkan yang lain. Dimensi politis dari suatu masalah
yang akan mempengaruhi solusi perlu diketahui, sementara alternatif akan beragam dalam
akseptabilitias politisnya.
Bagaimana seorang analis memenuhi kriteria keputusannya? Kriteria kadang-kadang
ditentukan oleh klien, baik secara langsung sebagai ukuran, atau tidak secara langsung
melalui dinyataan dalam tujuan. Namun bisa juga analisis membuat kriteria tertentu
sehingga hasilnya bisa diukur. Dalam kesempatan tertentu pembuat keputusan tidak akan
atau tidak dapat menetapkan tujuan, atau kriteria. Konsekuensunya analisis harus
meyimpulkan tujuan. Namun demikian analisis harus menentukan kriteria yang sesuai untuk
kepentingan publik, untuk kelompok yang mungkin terkait dengan masalah atau berbeda
kepentingan.
Jarang ada kriteria yang sama, olehkarena itu analis harus menentukan kriterai-
kriteraia yang paling sesuai dengan pihak yang terlibat. Ketiak alternatif itu dievaluasi,
maka penting untuk dicatat bahwa kriteria itu penting bagi individu, dan kelompok yang
terlibat agar mereka puas dengan alternatif kebijakan.
atau menggunakan analisis biaya manfaat (B/C analysis) untuk menentukan apakah ada
manfaat ekonomi dari peningkatan usia minimum kepemilikan SIM, misalnya umur 18
tahun.
data evaluasi setelah program dilaksanakan. Tugas seperti itu menuntut analis untuk
menggunakan metoda analisis kebijakan pra program yang mendasar dan cepat.
Latihan
1. Coba Anda jelaskan model proses analisis kebijakan dari Patton
Rangkuman
Prosedur atau istilah lain langkah-langkah, tahapan dari proses analisis kebijakan
dapat diuraikan seperti berikut : Verifikasi, definisi dan perincian masalah, Menentukan
204
Kegiatan Belajar-4
Teknik Analisis Kebijakan
Uraian
A. Analisis Data Dasar
Kebanyakan informasi yang terkumpul tentang isu- kebijakan publik dalam bentuk
data empiris yang perlu diterjemahkan menjadi informasi sebelum digunakan. Alman (dalam
(Paton dan Sawicki) sering terjadi apa yang disebut dengan " kaya data tetapi miskin
informasi". Klien dan analis dibanjiri oleh data-data numerik tetapi tidak akan jadi informasi
sebelum data itu diolah, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan dengan efektif. Sejumlah
metode analisis data dasar memerlukan teknik yang cepat yang dapat digunakan untuk
menemukan arti dari sekumpulan data dan sama pentingnya teknik itu dapat mengantarkan
data kepada klien.
Dengan angka-angka memungkinkan kita untuk menggambarkan sekumpulan data
dan juga membuat pernyataan tentang populasi atau sampel. Dengan data statistik
menyediakan cara-cara untuk memasang, tabulasi, menyimpulkan data sehingga maknanya
dapat dipahami. Teknik untuk mengelompokkan data, mendeskripsikan karakteristiknya,
identifikasi hubungan diantara variabel. Dan menyajikan dan memperlihatkan data dengan
menggunakan grafik, tabel, peta yang ditemukan.
Sementara Statistik Inferensial digunakan untuk membuat generalisasi tentang
populasi dari d sampel data. Hal itu akan menjadi indikasi bahwa hubungan atau asosiasi
ditemukan di dalam sampel data dan menggambarkan karakteristik populasi tempat sampel
diambil. Dengan bahasa statistik apakah temuan itu penting (signifikan) atau tidak.
Meski tidak ada maksud untuk mengajarkan ilmu statistik, tetapi pengetahuan tentang
statistik membantu analis kebijakan dalam mengolah data. Oleh karena itu analis harus
terbiasa dengan kemampaun itu.
dalam benttuk grafik. Menurut Altman mengembangkan lima ciri dasar sebagai
perbandingan dari grafik, yaitu:
1) Komponen atau proporsi (ukuran) dari topik yang diteliti,
2) Nomor item atau selisihnya,
3) Distribusi frekuensi
4) Korelasi diantara variabel
5) Time-series atau tren data untuk item.
Agar efektivitasnya maksimum, maka persiapan grafik harus menjadi bagian baik dari
analisis maupun proses komunikasi. Persiapan grafik yang baik memerlukan empat langkah
utama, yaitu:
1) Permusan hipotesis atau teori tentang data apa yang harus dimunculkan,
2) Memilih pengukuran.
3) Mengembangkan tampilan (lay out).
4) Menggambar atau memasukkan data dan melengkapi grafik, dengan judul, skala,
tanggal, sumber dan catatan penjelasan.
TIPE-TIPE KATA-KATA KUNCI BENTUK GRAFIK
KOMPARASI
1. Komponen Kontribusi Pie- chart
Bagian Grafik Pie
Proporsi
Persentasi total
2. Item Item A lebih atau sedikit Bar chart
dari B Grafik Batang
Perbedaan
Urutan A lebih besar/kecil
dari B.
3. Distribusi Variasi Histogram
Frekuensi Distribusi Dot diagram
Konsentrasi
Frekuensi
4. Korelasi A berhubungan dengan B Diagram Pencar
A bertambah (berkurang)
seperti B.
A tidak menambah
(mengurangi) B.
5. Time-series Trend Time-series, kurva.
(longitudinal) Mulai
Dari – ke
Kata kerja seperti fluktuasi,
berubah
Kata benda, sperti nasi,
berkurang, pertumbuhan
207
2. Tabel
Teknik dasar dan penting dalam menganalisis data adalah menggunakan tabel. Meski
kedengaran kelihatan langsung pada masalah, tidak mudah untuk mengembangkan abel baik
memberikan wawasan bagi analisis dan meyakinkan klien bahwa kesimpulan yang
digambarkan dari data itu adalah benar. Empat langkah dalam membuat grafik tadi sama
dengan membuat tabel.
Tabel dapat berisi teks atau simbol seperti angka-angka. Jenis tabel ini sangat berguna
untuk menampilkan perbandingan untuk meringkas format. Berikut ini beberapa petunjuk
untuk membuat tabel:
a. Setiap tabel harus memiliki judul
b. Bagi data kedalam kategori yang terpisah dari yang lain dan mendalam
c. Gunakan pembagian secara lurus dan sejajar
d. Menyusun nilai variabel dari yang terrendah hingga yang tertinggi, dari kiri ke kanan,
dan dar bawah ke atas.
e. Laporkan nilai-nilai yang tak lengkap dan respon kekurangan karena tidak akan bisa
digunakan.
f. Tuliskan sumber-sumber.
3. P e t a (Map)
Peta memiliki potensi analisis yang besar ketika isu kebijakan memiliki dimensi
ruang/tempat. Seperti bentuk grafik, maka analis dapat mengikuti empat langkah menyusun
grafik. Mulai dari membuat hipotesis, jumlah waktu yang dapat dipakai, menciptakan peta
yang berwarna dan tidak relevan. Peta dapat dipinjam. Hindari kekurangan ini: lemahnya
potensi tiruan, larangan reproduksi, terlalu atau kurang rinci, skala yang tidak sesuai,
informasi atau dekorasi yang tidak berhubungan. Kekurangan judul yang lengkap, legenda
atau sumber. Menggunakan peta adalah untuk memotret karakteristik individu atau unit secara
global. Teknik ini sangat berguna khususnya ketika mengevaluasi kebijakan yang melibatkan
perubahan fisik, gangguan bangunan, potensi banjir dan lain sebagainya.
b. Untuk meyakinkan
c. Untuk mendidik
e. Untuk mendokumentasi
f. Untuk berpartisipasi
Latihan
1. Coba Anda jelaskan teknik analisis peta, ditinjau dari segi kekuatan dan kelemahannya?
Rangkuman
Agar data-data (kuantitatif dan kualitatif) yang tersedia yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data memiliki makna, maka data-data tersebut harus diolah, diinterpretasikan,
dan dikomunikasikan dengan efektif sehingga menjadi informasi yang penting dalam
menentukan kebijakan. Analis kebijakan dituntut untuk memiliki kemampuan untuk
mengolah data dan informasi sehingga mempunyai makna (signifikansi). Data yang telah
diolah disajikan dalam bentuk, Tabel, Grafik, atau peta. Tahapan-tahapan dari masing-masing
teknik tersebut : mengelompokkan data, mendeskripsikan karakteristiknya, identifikasi
hubungan diantara variabel dan menyajikan dan memperlihatkan data dengan menggunakan
teknik tersebut. Penyajian dan pelaporan (mengkomunikasikan) data hasil analisis kebijakan
sangat bermanfaat bagi klien dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tes Formatif-4
Pertanyaan
1. Apa yang anda ketuhui tentang data dasar (basic data) yang menjadi syarat penting dalam
pengolahan data?
209
2. Jelaskan tahapan-tahapan dalam mengolah data agar menjadi informasi yang bermakna?
3. Jelaskan perbedaan penyajian data dalam bentuk tabel dengan grafik?
4. Sebutkan paling tidak manfaat pelaporan dan pengkomunikasian data dan informasi bagi
klien?
Kegiatan Belajar-5
Teknik-Teknik Perencanaan
Uraian
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teknik yang dapat membantu perencana
dalam mengambil keputusan. Teknik yang dipilih dalam uraian ini adalah teknik yang dapat
digunakan oleh para perencana pada semua tingkat perencanaan. Teknik-teknik tersebut
antara lain yaitu:
Kegiatan A
Kegiatan B
Kegaitan C
Kegaitan D
Kegaitan E
.dst.
Beberapa hal yang dipandang sebagai kelemahan dari diagram ini antara lain:
1) Hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya tidak tergambarkan atau
hubungan tidak ditunjukkan.
2) Tidak dapat diidentifikasi, kegiatan mana yang merupakan kegiatan kritis. Kegitan kritis
yaitu kegiatan yang tidak boleh ditunda, apabila tertunda mengakibatkan gangguan
terhadap penyelesaian keseluruhan proyek.
3) Oleh karena itu proyek yang bear yang memerlukan kontrol waktu secara ketat,
koordinasi dan analisis biaya yang cermat, tidak menguntungkan apabila menggunakan
teknik ini. Meskipun demikian sampai sat ini diagram balok masih digunakan terutama
untuk kegiatan-kegiatan yang tidak kompleks.
B. Diagram Milestone
Diagram Milestone disebut juga diagram struktur perincian kerja. Diagram ini
menggambarkan unsur-unsur suatu proyek dengan keterkaitannya secara fungsional. Struktur
ini dibuat berdasarkan pemecahan struktur proyek yang disusun secara hierarkis. Apabila
proyek secara keseluruhan dianggap sebagai sistem, maka proyek itu dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian sistem (subsistem).
Untuk lebih jelas di bawah ini digambarkan contoh struktur perincian kerja, tentang penulisan
modul.
211
MODUL
MATERI
DASAR KEGIATAN
TIU TIK
kira-kira sama dengan perkiraan waktu yang paling mungkin dalam PERT. Sedangkan biaya
normal adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dalam waktu normal.
Sedangkan perkiraan waktu cepat dibutuhkan jika biaya diasumsikan tidak menjadi masalah
untuk mempersingkat waktu bagi proyek tersebut. Biaya mempercepat merupakan biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dipercepat waktu penyelesaiannya.
Dalam hal ini kegiatannya merupakan kegiatan yang kritis atau alur kritis. Dalam kegiatan ini
manajer melaksanakan prinsip manajemen berdasarkan pengecualian. Kegiatan jalur kritis ini
merupakan kegiatan yang paling banyak mendapatkan perhatian.
Sebagai suatu teknik perencanaan PERT dan CPM menggunakan prinsip
pembentukan jaringan kerja (network planning) yang merupakan sebuah alat manajemen yang
memungkinkandapat lebihluas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan proyek. Cara ini
penting digunakan bagi bidang teknik, produksi, administrasi dan penelitian terutama yang
tidak merupakan rangkaian kegiatan rutin.
PERT dan CPM sering disebut diagram network karena melukiskan hubungan
kebergantungan dan pengaturan kegiatan yang logis sekuensial yang membentuk jaringan
kerja dari suatu proyek. Hubungan kebergantungan kegiatan-kegiatan dilukiskan dengan
menggunakan simbol-simbol dari kegiatan (activity) dan kejadian (event). Pada taraf ini faktor
waktu dan hubungan satu sama lain. Pada fase ini perlu diidentifikasikan sebelum yang lain
dimulai, apa yang menjadi hambatan terhadap apa.
Diagran PERT/CPM merupakan sebuah pernyataan secara grafis dari kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Untuk membentuk diagram digunakan
simbol-simbol kegaitan dan kejadian, sebagai berikut:
Apabila beberapa kejadian dan kegaitan digabungkan, dan hasilnya digambarkan dalam
sebuah diagram, maka akan terbentuk jaringan. Jaringan dalam satu kejadian menjadi
kejadian akhir bagi suatu kejadian dan sekaligus menjadi kejadian permulaan bagi kegiatan
lainnya.
2 4 5
1
3
Penjelasan
Peristiwa 5 didahului oleh peristiwa 4
Peristiwa 4 didahului oleh peristiwa 3 dan 2
Peristiwa 3 didahului oleh peristiwa 1 dan 2
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan janringan kerja PERT
adlah untuk menentukan waktu dan membuat penjadwalan penyelesaian proyek. Untuk
menentukan jadwal ini terdapat empat macam waktu, yaitu:
1) waktu terpendek (tercepat), yaitu waktu yang paling optimis diperkirakan semua berjalan
bik sesuai dengan rencana (tanpa hambatan).
2) Waktu terpanjang (paling lambat), yaitu waktu yang paling pesimis, diperkirakan terdapat
kekeliruan (hambatan).
3) Waktu yang paling mungkin. Yaitu yang ada diantara kedua ekstrem di atas atau waktu
normal.
4) Waktu longggar (slacks), waktu penundaan suatu kegiatan.
.te = a + 4m + b
214
Bagaimana memasukan unsur waktu ke dalam diagram? Untuk keperluan ini kita
haarus memperlengkapi simbol, dengan cara membagi lingkaran menjadi 3 ruang seperti
berikut:
Perbedaan/selisih waktu antara saat paling pagi (b) dan saat aling lambat (c) ini disebut waktu
longgar, antara lain:
1) memungkinkan penundaan kegiatan, sehinga daat meningkatkan efesiensi (pengaturan
pinjaman, tenaga, dana, fasilitas atau mesin dan waktu)
2) dapat mengalokasikan kegiatan kembali sumber-aumber yang berlebih kepada kegiatan-
kegaitan yang sangat memerlukan atau kegiatan kritis.
Hal tersebut merupakan kelebihan sumber-sumber keunggulan dari PERT/CPM,
dibandingkan dengam teknik perencanaan lainnya. Bagaimana kita dapat menentukan
kegiatan-kegiatan yang kritis (jalur kritis) dalam suatu diagram jaringan kerja langkah-
langkah dapat ditempuh sebagai berikut:
1) Tentukan saat kejadian paling cepat, yang dilakukan perhitungan kedepan (dari kiri
kekanan), yaitu harga terbesar yang dimasukkan.
2) Tentukan saat kejadian paling lambat, dengan perhitungan ke belakang (dari kanan ke
kiri), yaitu harga terkecil yang dimasukkan.
3) Hitung dan tentukan perbedaan harga kedua waktu di atas apabila selisihnya nol,
kegiatan yang melalui peristiwa dengan waktu longgar nol (slacks) tersebut. Itulah
kegiatan kritis (lintas kritis).
Untuk lebih jelas, kita lihat contoh diagram di bawah ini yang menunjukkan adanya
lintasan kritis.
Gambar 5.1. Contoh diagram Jaringan Kerja dengan jalur Lintasan Kritis
215
19
4 D 5
2 33
18 H
A 15
3
36
4 9
0
B 8 20 36
1 F I
0 3 6
8 20
8 10 K
12
5
7 31
C
8
31
7 J
G 20
4
11 7
20 11
9
Jalur kritis : B, F, J, K
(Sumber: Nanang Fatah, 2000).
Kegiatan kritis yaitu, kegiatan yang tidak boleh terlambat atau ditunda. Penundaan
akan berakibat mempengaruhi waktu keseluruhan penyelesaian proyek. Oleh karena itu,
perhatian manajer harus terfokus pada kegiatan yang kritis. Dengan diketahui dimana yang
kritis dan dimana yang tidak kritis (boleh ditunda), memungkinkan kita untuk mengatur lebih
ekonomis dipandang dari peristiwa (event) biaya langsung (direct cost). Di samping itu,
kegunaan PERT/CPM terletak pada tingkat ketelitian analisis dari suatu kegiatan, urutan serta
hubungan logisnya.
Latihan
1. Anda telah banyak mengetahui berbagai teknik dalam perencanaan pendidikan, coba anda
jelaskan apa yang menjadi prinsip dalam teknik perencanaan PERT dan CPM ?
Rangkuman
Teknik-teknik yang bisa digunakan dalam perencaan pendidikan adalah: Diagram
batang (bar Chart), diagram Milestone (perincian kerja). Diagram batang dilakukan dengan
membuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, penentuan waktu kegiatan dan
digambarkan dalam tabel seperti dalam contoh di atas. Model milestone (perincian kerja)
perencana dapat menjabarkan kegiatan yang besar menjadi kegiatan yang lebih terperinci dan
dilukiskan dalam gambar.Model PERT/CPM nampaknya yang agak sedikit kompleks, karena
216
perencana selain mengidentifikasi berbagai kegiatan (activity), juga harus menentukan sumber
daya seperti waktu, biaya dan tenaga yang digunakan untuk pelaksanaan projek tersebut.
Tes Formatif-5
Pertanyaan
1. Identifikasikan jenis-jenis teknik perencanaan yang dapat digunakan untuk perencanaan
pendidikan!
2. Apa argumentasi anda terhadap pernyataan bahwa setiap teknik perencanaan tersebut
memiliki kekurangan dan kelemahan? Jelaskan masing-masing teknik.
3. Apakah yang Anda ketahui tentang jalur kritis (critical path) dari diagram network?
4. Mengapa projek dianggap bisa tidak efektif kalau pelaksanaan projek tidak sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan?
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin, (1994), Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen
Bisnis, (Edisi 3), BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Patton V. Carl dan Sawicki S. David (1986), Basic Methodes of Policy analysis and Planning,
Prentice-Hall,Engglewood Cliffs, New Jersey.
Satori, Djam'an, (2000), Perencanaan Pendidikan Makro dan Mikro, Depdiknas. Biro
Perencanaan, Jakarta.
Stokey Edith dan Zeckhauser Richard (1978), A Primer for Policy Analysis, W.W.Norton and
Company,New York.