Anda di halaman 1dari 4

1.

Carilah referensi, tuliskan tentang model siklus kebijakan publik yang dikemukakan
para ahli sebanyak 3 pendapat ahli?
A. Thomas R. Dye mengemukakan siklus kebijakan publik sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah kebijakan (Identification of Policy Problem)
2. Pra penentuan agenda (Agenda Setting)
3. Formulasi kebijakan (Policy Formulation)
4. Penentuan kebijakan (Policy Legimitation)
5. Implementasi kebijakan (Policy Implementation)
6. Evaluasi kebijakan (Policy Evaluation)

Sumber: Thomas R. Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008: 189)

B. William N. Dunn (2003) mengemukakan siklus kebijakan publik sebagai berikut:


1. Penyusunan agenda
2. Formulasi kebijakan
3. Adopsi kebijakan
4. Implementasi kebijakan
5. Penilaian kebijakan.

C. Michael Howlet dan M. Ramesh (1995:11) mengemukakan siklus kebijakan


publik sebagai berikut:
1. Penyusunan agenda (Agenda Setting)
2. Formulasi kebijakan (Policy Formulation)
3. Pembuatan kebijakan (Decision Making)
4. Implementasi kebijakan (Policy Implementation)
5. Evaluasi kebijakan (Policy Evaluation)

2. Jelaskan maksud dari model tersebut!


A. Thomas R. Dye mengemukakan siklus kebijakan publik sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah kebijakan (Identification of Policy Problem)
Dalam tahap ini, membahas mengenai suatu masalah yang ada (masyarakat)
yang mana dilakukannya suatu tindakan dalam meneliti, mencari,
menemukan, mencatat informasi dan data mengenai sesuatu, fakta, atau
seseorang untuk mendalami yang berkaitan dengan masalah yang ingin di
masukkan dalam tahap berikutnya.
2. Pra penentuan agenda (Agenda Setting)
Dalam tahap ini, membahas mengenai cara suatu masalah yang ada
(masyarakat) dapat menjadi suatu perhatian bagi pemerintah agar masalah
tersebut dapat dituntaskan dengan masuk kedalam tahap berikutnya.
3. Formulasi kebijakan (Policy Formulation)
Dalam tahap ini, membahas mengenai proses perumusan pilihan-pilihan
kebijakan oleh pemerintah. Disini akan dikembangkan beberapa pilihan untuk
memecahkan masalah dan memutuskan siapa saja yang berpartisipasi dalam
formulasi kebijakan. Yang mana pemecahan masalahnya menggunakan proses
perumusan yang tepat dan komprehensif.
4. Penentuan kebijakan (Policy Legimitation)
Dalam tahap ini, membahas mengenai proses dimana pemerintah membuat
pilihan untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan. Disini
dibahas juga bagaimana alternatif ditetapkan, persyaratan yang harus dipenuhi,
siapa yang akan melaksanakan kebijakan, bagaimana prosesnya, dan isi dari
kebijakan yang telah ditetapkan. Yang mana dari sekian banyak alternatif
kebijakan, akan dipilih atau diadopsi satu alternatif kebijakan dengan
dukungan para aktor atau konsensus antaraktor.
5. Implementasi kebijakan (Policy Implementation)
Dalam tahap ini, membahas mengenai aktor yang terlibat dalam implementasi
kebijakan, yang harus dikerjakan, dan dampak dari isi kebijakan. Yang mana
proses pelaksanaan kebijakan oleh unit-unit administrasi yang
memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia agar mencapai hasil yang
diputuskan sebelumnya.
6. Evaluasi kebijakan (Policy Evaluation)
Dalam tahap ini, membahas mengenai tingkat keberhasilan atau dampak
kebijakan, aktor yang mengevaluasi kebijakan, dan konsekuensi dari adanya
evaluasi kebijakan. Yang mana proses penilaian hasil atau kinerja kebijakan
yang telah dibuat untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak
yang diinginkan atau belum.

Dalam model Dye terlihat bahwa proses kebijakan yang dikemukakan


Anderson mendapatkan satu tambahan tahap sebelum agenda setting, yaitu
identifikasi masalah kebijakan. Dalam hal ini Dye melihat tahapan pra
penentuan agenda (agenda setting) yang terlewatkan oleh Anderson. Selain itu
Dye juga menggantikan tahap policy adoption dengan policy legitimation.
Namun dalam hal ini pergantian ini tidak memiliki perbedaan mendasar
karena baik Anderson dan Dye sama-sama menekankan pada proses legitimasi
dari kebijakan itu menjadi suatu keputusan pemerintah yang sah.

B. William N. Dunn (2003) mengemukakan siklus kebijakan publik sebagai berikut:


1. Penyusunan agenda
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memfilter setiap masalah yang ada.
Para policy maker membahas setiap masalah masyarakat dan diteruskan
apakah masalah tersebut ditangani atau tidak ditangani (memfilter).
Dilakukannya hal tersebut karena setiap masalah masyarakat tidak semuanya
dapat mencapai status agenda (proses masalah mendapatkan perhatian dari
pemerintah) dan banyak aktor yang terlibat dan bervariasinya kepentingan
yang mereka wakili. Dalam tahap ini banyak ahli yang mengakui bahwa
penyusunan agenda merupakan tahap yang sulit dalam kebijakan publik.
2. Formulasi kebijakan
Tahap ini merupakan langkah awal proses kebijakan, yakni proses perumusan
pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah. Pada tahap ini, masalah akan
dibahas oleh para pembuat kebijakan dan akan dicari pemecahan masalahnya
menggunakan proses perumusan yang tepat dan komprehensif. Hal tersebut
dilakukan karena pembuatan kebijakan tidak pernah value free sehingga
berbagai kepentingan akan selalu mempengaruhi terhadap proses pembuatan
kebijakan. Berdasarkan pemecahan masalahnya akan ada berbagai alternatif
yang kemudian dipilih untuk memecahkan masalah tersebut.
3. Adopsi kebijakan
Dalam tahap ini terjadi proses dimana pemerintah membuat pilihan untuk
melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan. Dari sekian banyak
alternatif kebijakan, akan dipilih atau diadopsi satu alternatif kebijakan dengan
dukungan para aktor atau konsensus antaraktor.
4. Implementasi kebijakan
Dalam tahap ini terjadi proses pelaksanaan kebijakan oleh unit-unit
administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia agar
mencapai hasil yang diputuskan sebelumnya. Yang mana Tindakan ini
berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola
operasional serta berusaha mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil
seperti yang diputuskan sebelumnya.
5. Penilaian kebijakan.
Dalam tahap ini terjadi proses penilaian hasil atau kinerja kebijakan yang telah
dibuat untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang
diinginkan atau belum. Penilaian kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap
akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Penilaian
kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah kebijakan,
program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan,
implementasi, maupun tahap dampak kebijakan.

C. Michael Howlet dan M. Ramesh (1995:11) mengemukakan siklus kebijakan


publik sebagai berikut:
1. Penyusunan agenda (Agenda Setting)
Tahap ini merupakan proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian dari
pemerintah.
2. Formulasi kebijakan (Policy Formulation)
Setelah tahap penyusunan agenda maka tahap selanjutnya yakni, proses
perumusan pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah.
3. Pembuatan Kebijakan (Decision Making)
Tahap ini merupakan proses ketika pemerintah memilih untuk melakukan
suatu tindakan atau tidak melakukan sesuatu tindakan terhadap kebijakan yang
sudah difokuskan sebelumnya dalam tahap formulasi kebijakan.
4. Implementasi kebijakan (Policy Implementation)
Tahap ini merupakan proses untuk melaksanakan kebijakan supaya mencapai
hasil yang sudah diputuskan sebelumnya di tahap pembuatan kebijakan.
5. Evaluasi kebijakan (Policy Evaluation)
Tahap ini merupakan proses untuk memonitor dan menilai hasil atau kinerja
kebijakan. Dalam hal ini unit-unit administrator dibutuhkan dalam tugas ini.

Anda mungkin juga menyukai