TINJAUAN PUSTAKA
dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu. Adapun kerangka teori dalam
Secara etimologi, kebijakan publik terdiri atas dua kata, yaitu kebijakan
dan publik. Dari kedua kata yang saling berkaitan tersebut, oleh Graycar dalam
(Kaban 2008:59) kebijakan dapat dipandang dari empat perspektif, yaitu filosofis,
produk, proses, dan kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan
cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya
Thomas R. Dye dalam Dunn terdapat tiga elemen kebijakan yang membentuk
kebijakan dan kebijakan publik itu sendiri. Sedangkan jika dilihat dari proses
kebijakan, teori proses kebijakan paling klasik dikemukakan oleh David Easton.
kebijakan publik dalam sistem politik dengan mengandalkan input yang berupa
Seperti yang dinyatakan oleh Dye (Parsons, 2008), kebijakan publik adalah
dalam suatu lingkungan tertentu dengan ancaman dan peluang yang ada. Harold
publik sebagai setiap keputusan yang dibuat oleh Negara, sebagai strategi untuk
mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi,
Namun kebijakan publik juga bisa berupa dampak dari tindakan atau
dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas
Tahap penetapan agenda kebijakan ini, yang harus dilakukan pertama kali
masalah publik, dimana pada tahap para analis kebijakan publik mulai
kebijakan merupakan pilihan yang terbaik dari kebijakan yang lain. Dalam
biaya manfaat dan analisis keputusan, dimana keputusan yang harus diambil
3) Adopsi Kebijakan
melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang terlibat. Tahap ini
berikut:
4) Implementasi Kebijakan
Pada tahap ini suatu kebijakan telah dilaksanakan oleh unit-unit eksekutor
sumber daya lainya (teknologi dan manajemen), dan pada tahap ini monitoring
otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat
kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penilaian ini semua proses
implementasi dinilai apakah telah sesuai dengan yang telah ditentukan atau
C. Implementasi Kebijakan
sesungguhnya arti dari kebijakan public, maka kebijakan public harus diuraikan
siklus tersebut terlihat secara jelas bahwa implementasi hanyalah bagian atau
salah satu tahap dari proses besar bagaimana suatu kebijakan public dirumuskan.
Sementara itu, van meter dan van horn dalam winarmo (2002: 102)
kebijakan.
paling berat, karena dalam tahapan ini dijumpai masalah-masalah yang tidak
sebagai berikut:
Menurut Van Meter dan Van Horn, ada lima variabel yang mempengaruhi
kinerja implementasi, yakni; (a) standart dan sasaran kebijakan; (b) sumberdaya;
(c) komunikasi antar organisasi dan dan kegiatan pelaksana; (d) karakteristik agen
pelaksana; (e) kondisi social, ekonomi dan politik; dan (f) disposisi implementor.
terealisir, karena implementasi tidak akan berhasil jika tujuan dan sasaran
Gambar II.3. Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
dengan instansi lain. untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama bagi
suatu program.
bagaimana sifat opini public yang ada di lingkungan; dan apakah elite
kebijakan tersebut.
f) Disposisi implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal penting, yakni: (a) respon
empat faktor atau variabel krusial dalam implentasi kebijakan public. Faktor-
birokrasi.
a) Komunikasi
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan
dan sasaran kebijakan tidak jelasatau bahkan tidak diketahui sama sekali
kelompok sasaran.
b) Sumberdaya (resources)
c) Disposisi (kecenderungan-kecenderungan)
efektif.
d) Struktur birokrasi
tidak fleksibel.
komuikasi
Sumber daya
Implementasi
Disposisi
Struktur
dalam (Sumarsono, 2009: 99) dipengaruhi dua variabel besar, yakni: isi kebijakan
kebijakan,
rinci, dan
memadai.
Program yang
dilaksanakan Mengukur keberhasilan
sesuai rencana
variabel yang mencakup: (1) Kejelasan isi kebijakan ; (2) Seberapa jauh kebijakan
terhadap kebijakan tersebut; (4) Seberapa besar adanya keterpautan dan dukungan
antar instansi pelaksana; (5) Kejelasan dan konsistensi aturan yang ada pada
badan pelaksana; (6) Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan; (7)
implementasi kebijakan.
II.3 Desa
A. Pengertian Desa
temurun hidup dalam suatu kelompok masyarakat yang disebut dengan desa.
tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran.Dari perspektif geografis, desa atau
than a town’. Desa atau udik, menurut definisi universal adalah sebuah aglomerasi
Desa.
dipimpin oleh kepala desa. Dengan demikian, kepala desa langsung dibawah
pembinaan bupati atau wali kota. Perlu diketahui bahwa sesuai dengan UU No.
32/ 2004 kecamatan bukan sebagai wilayah administrasi yang membawahi desa-
B. Pembangunan Desa
entire economic and social system. In addition to improvement income and output
structures as well as in popular attitudes and, in many case, event customs belief.
yang bertujuan untuk menciptakan suasana dan system baru . system itulah yang
C. Keuangan Desa
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
desa tersebut. Keuangan desa berasal dari pendapatan asli desa, APBD, dan
yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) yang tidak perlu dibayar kembali oleh
6. Hibah; dan
Alokasi dana desa adalah dana desa yang berasal dari APBD kabupaten/
kota yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh kabupaten/ kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh
peningkatan sosial;
1) Asas merata, yaitu besarnya bagian alokasi dana desa yang sama untuk setiap
2) Asas adil, yaitu besarnya bagian alokasi dana desa berdasarkan nilai bobot
desa (BDx) yag dihitung dalam rumus dan variabel tertentu (misalnya
perbandingan antara asas merata dan adil adalah besarnya ADDM adalah 60%
(enam puluh persen) dari jumlah ADD dan besarnya ADDP adalah 40%
penyaluran alokasi dana desa kepada kepala bupati dan kepala bagian
badan pengelola keuangan daerah (BPKD) atau kepala badan pengelola keuangan
dan kekayaan asset daerah (BPKKAD). Kepala bagian keuangan setda atau kepala
BPKD atau kepala BPKKAD akan menyalurkan alokasi dana desa langsung dari
kas daerah ke rekening desa. Mekanisme pencairan alokasi dana desa dalam
desa adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) untuk belanja aparatur dan