PENDAHULUAN
1
Perumusan kebijakan public membicarakan bagaimana kebijakan
public di rumuskan. Tahap ini merupakan salah satu tahap paling
penting dalam pembentukan kebijakan publik.
Salah satu dari kebijakan publik yaitu parkir. Di Indonesia
perparkiran menadi fenomena yang mempengaruhi pergerakan
kendaraan disaat kendaraan-kendaraan yang mempunyai intensitas
pergerakan yang begitu tinggi akan terhambat oleh kendaraan yang
parkir di bahu jalan sehingga menyebabkan kemacetan. Pada
umumnya kendaraan yang parkir di pinggir jalan berada di sekitar
tempat atau pusat kegiatan seperti : sekolah, kantor, pasar
swalayan,pasar tradisional, rumah makan, dan lain-lain.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kebijakan Publik
Kata kebijakan seringkali dikaitkan dengan kebijaksanaan. Padahal
kebijakan dan kebijaksanaan memiliki arti dan makna yang berbeda baik
dalam arti konteks maupun kontennya. Kebijakan merupakan keputusan-
keputusab yang diambil untuk kepentingan masyarakat luas, sedangkan
kebijaksanaan adalah alternative keputusan sebagai bentuk
penghormatan atau faktor lainnya untuk memberikan rasa keadilan dan
kebaikan bagi seseorang atau sekelompok orang terhadap proses
kebijaksanaan yang dilakukan. Keduanya mempunyai pola tersendiri
dalam proses, pelaksanaan dan evaluasinya sehingga harus dibedakan
penggunaannya.
3
kelembagaan ataupun personal kebijakan itu berbentuk korelasi antar
unsur dan lembaga.
4
akibat-akibat dapat dipergunakan sebagai uji coba yang tepat. Secara
sederhana menurut Dewey kebijakan yang baik diukur dari ketersediaan
alternative dan akan digunakan sebagai apa hasil dari implementasi
kebijakan tersebut.
5
Keluaran yang dihasilkan dari program kerja menjadi bagian dari
kebijakan publik.
8) Kebijakan sebagai hasil akhir ; begitu juga dengan outcome
sebagai bagian dari kebijakan yang merupakan hasil akhir dari
program-program kerja yang sudah dilakukan. Hasil akhir dari
program atau pekerjaan dari pemerintah itu adalah bagian dari
kebijakan.
9) Kebijakan sebagai teori atau model; dalam suatu pemerintahan,
berbagai kajian dan analisis terhadap berbagai persoalan yang
dihadapi oleh pemerintahan yang menghasilkan output atau
outcome untuk dijadikan sebagai suatu kebijakan bagi pemerintah.
disamping itu, dalam penelitian, pengkajian, maupun analisis yang
menghasilkan teori baru atau model baru dapat dijadikan sebagai
kebijakan untuk diterapkan dan dilaksanakan.
10)Kebijakan sebagai proses ; sebagai proses, kebijakan akan
mempunyai keterkaitan antara kebijakan yang satu dengan
kebijakan yang lainnya. Karena sebuah kebijakan muncul
berdasarkan kejadian atau peristiwa dan kebijakan yang telah
diambil sebelumnya.
6
pemerintah, implementasi, monitoring, evaluasi, dan reformulasi atau
terminasi. Dalam kebijakan publik terdapat ‘pengaturan’ dan sistem yang
sedemikian rupa baik dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi
kebijakan terdapat ‘proses’ yang berjalan didalamnya.
7
kebijakan privtisasi, kebijakan pengapusan tariff, dan kebijakan
pencabutan daftar negative investasi (Nugroho, 2006)
8
dan implikasi dari perencanaan yang dihasilkan akan melahirkan apa dan
lain sebagainya yang dapat dijadikan sebagai perbandingan sebelum
perencanaan itu dilaksanakan.
9
implementasinya. Menurut Makmur dan Rohana Thahier (2016 : 31-34)
ada beberapa cara dan metode yang dapat digunakan dalam melakukan
formulasi kebijakan, yakni :
10
datang ke Malang setiap tahunnya membuat Malang menjadi lebih ramai
lagi. tingginya angka penduduk diikuti juga dengan tingginya angka
kepemilikan kendaraan bermotor. Ratusan ribu kendaraan lalu lalang tiap
harinya. Dengan angka tersebut keamanan kendaraan menjadi
permasalahan tersendiri bagi masyarakat. yang artinya keamaan perlu
ditingkatkan lagi, mengingat banyaknya kasus pencurian kendaraan
khususnya sepeda motor. Oleh karena itu, saat ini banyak toko atau
swalayan yang menyediakan tempat parkir yang aman beserta
petugasnya.
Belum lagi sikap tukang parkir yang tidak membantu. Banyak sekali
tukang parkir yang tidak mengeluarkan motor atau membantu
menyebrang tetapi tetap meminta uang parkir. Bahkan ada tukang parkir
yang hanya duduk-duduk saja, dan muncul dibelakang ketika hendak
pulang. Meski tidak semua tukang parkir seperti itu, tetapi hal tersebut
cukup membuat geram.
Saat ini banyak warung kecil kaki lima tetapi ada tukang parkir yang
menjaga halamannya. Warung makan kaki lima yang menjadi andalan
11
bagi mahasiswa kini harus sedikit mengurangi porsinya untuk biaya parkir.
Saat ini dimana ada tempat ramai maka tukang parkir akan sigap
menghampiri. Meski sedikit menganggu beberapa pelanggan para pemilik
toko atau rumah makan tidak keberatan apabila ada tukang parkir di area
warung mereka. Ada beberapa alasan untuk ini pertama, pemiliki warung
tidak keberatan selama tidak menganggu kegiatan transaksi warung
dengan pelanggan. Kedua, pemilik toko/warung menganggap kalau sama-
sama bekerja mencari nafkah, maka diizinkanlah ada tukang parkir di
depan warungnya. Ketiga, pemilik malah senang karena kendaraan
pelanggaan lebih aman karena ada yang mengawasi tanpa perlu
memasang cctv. Keempat, tukang parkir merupakan ‘penguasa’ atau
‘preman’ daerah tersebut sehingga pemilik warung tidak berani untuk
mengusir mereka.
Tanpa ada seragam khusus, taka da rompi yang terpasang dan hanya
bermodalkan peluit mereka sudah mampu menjadi penjaga parkir daerah
tersebut. Atau ada pula yang membeli rompi di pasar tanpa mendaftarkan
diri ke dinas perhubungan Malang sebagai juru parkir yang sah, membuat
siapa saja bisa menjadi tukang parkir. Dengan pendapatan yang lumayan
besar, maka siapa saja bisa jadi tukang parkir. Oleh karena itu pemerintah
12
harus mengawasi dengan ketat agar tidak ada parkir liar lagi, terutama
para pemuda yang memutuskan menjadi tukang parkir.
Keluhan-keluhan seperti itu sudah bukan menjadi hal yang aneh bagi
warga Kota Malang. Salah satu keluhan yang disampaikan warga Malang
adalah melalui petisi online yang diunggah pada 11 September 2016 lalu
oleh pemilik akun Helmy. Responnya pun ternyata cukup banyak dan
sudah ditandatangani oleh lebih dari 1.000 akun dengan alamat Internet
Protocol (IP) yang berbeda. Pada petisi itu disebutkan bahwa mulai dari
13
ATM, warung makan kecil, bahkan tempat fotocopy; setiap ada transaksi
jual beli di Kota Malang, tak luput dari parkir. Meski sudah ada banyak
keluhan yang telah disampaikan saat ini masih belum ada tindakan tegas
yang berarti dalam penumpasan parkir liar.
1) Penafsiran fenomena
Dari permasalahan yang telah dijabarkan sebelumnya yakni
permasalahan parkir liar,dimana saat ini parkir liar banyak mengisi
sisi kota. Petugas parkir tidak terdaftar secara resmi ke dinas
perhubungan dan banyaknya warung/toko kecil yang
dihalamannya terdapat tukang parkir. Banyak petugas parkir yang
tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
2) Penyusunan agenda kegiatan
Agenda dari permasalahan adalah mengatasi banyaknya parkir liar
yang ada di kota Malang. Agenda dimulai dari :
a. Apa bentuk permasalahan yang terjadi ?
Banyaknya parkir liar di toko/swalayan/rumah makan yang
berada dikawasan Malang
b. Siapa sasaran atas kebijakan ini ?
Tukang parkir illegal, tukang parkir yang berada di toko-toko
kecil, dan tukang parkir ayng tidak menjalankan tugasnya
dengan baik
c. Dimana kebijakan akan dilakukan ?
Di seluruh kota Malang, terutama di daerah tinggi transaksi
seperti suhat, ruko dekat kampus, pasar-pasar dsb.
d. Kapan kebijakan mulai dilakukan ?
14
Setelah adanya hasil pengamatan dan analisa dari dinas
perhubungan dan adanya pengesahan dari walikota Malang
e. Mengapa kebijakan ini perlu dilaksanakan ?
Karena banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai parkir
liar, baik pelayanan parkir, tempat yang tidak perlu dijaga
parkir, serta menganggu perekonomian beberapa warga
f. Bagaimana kebijakan akan diambil dan diterapkan ?
Kebijakan diambil berdasarkan penilaian lapangan yang telah
dilakukan dan akan diterapkan apabila sudah ada persetujuan
dari pihak yang berwenang
g. Apa tujuan yang ingin dicapai ?
Tidak ada lagi juru parkir illegal dan juru parkir yang berada di
toko/ rumah makan sederhana/ atm/ tempat yang kurang
membutuhkan juru parkir
3) Perumusan masalah
Dari penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan rumusan
masalah, yakni :
a. Juru Parkir illegal yang tidak mendaftarkan diri ke dishub
b. Juru Parkir yang tidak menjalankan tugasnya
c. Juru Parkir yang menjaga tempat/toko sederhana
4) Alternative yang ditawarkan
a. Penertiban juru parkir dengan tegas dan reformasi UU
sebelumnya
Alasan yang mendukung alternative : seperti yang dijelasakan
sebelumnya regulasi parkir Kota Malang selama ini mengacu
pada Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015
tentang Retribusi Jasa Umum. Pada perda tersebut hanya
disebutkan objek, masa berlaku parkir, dan tarif retribusi yang
dikenakan. Sedangkan untuk mekanisme dan aturan tentang
penunjukan tukang parkir, komposisi pembagian hasil parkir,
serta beberapa hal lain masih belum disebutkan. Dengan
regulasi yang jelas maka jukir liar bisa ditindak dengan tegas.
15
b. Edukasi masyarakat
Perlunya edukasi masyarakat baik jukir atau pemilik warung.
Untuk pemilik warung diedukasi supaya apabila ada jukir illegal
tetapi tidak bernai untuk mengusir, pemilik warung tau kemana
dan kepada siapa pembuat laporan sehingga tidak ada lagi
jukir illegal yang menganggu bisnis.
Edukasi untuk jukir juga diperlukan agar jukir memiliki semagat
untuk mengasah kemampuannya dan memiliki pekerjaan yang
lebih baik. Kalau perlu disediakan pelatihan kerja untuk para
juru parkir illegal.
Edukasi untuk masyarakat umum. Baik untuk pelaporan jukir
illegal maupun edukasi sebagai tindakan preventif agar para
pemuda memiliki semangat yang lebih untuk belajar dan
menekan keinginan para jiwa muda untuk menjadi tukang
parkir.
c. Memberikan tawaran pekerjaan lain
Beberapa alasan para tukang parkir illegal ini adalah tuntutan
hidup, untuk mecari nafkah. Oleh karena itu, pemerintah kota
Malang hendaknya ‘mengadopsi’ para jukir illegal ini untuk
dijadikan petugas kebersihan kota. Atau pemerintah kota
menyalurkan ke perkerjaan yang sesuai dengan minat dan
kemampuan.
16
b. Masyarakat perlu akan adanya edukasi, sebagai bentuk dari
wawasan terhadap pelayanan pemerintah. Masyarakat juga akan
lebih paham mengenai program dan kebijakan sehingga
masyarakat bisa leih partisipatif dalam kebijakan yang sedang
digalakkan.
c. Pemberian tawaran pekerjaan menjadi langkah yang saling
menguntungkan bagi masyarakat, jukir dan pemerintah.
Masyarakat menjadi lebih nyaman tanpa adanya jukir illegal
terutama pelaku usaha. Kedua, pemerintah memiliki banyak
anggota kebersihan sehingga kebersihan kota lebih terjaga,
pengangguran dapat diserap dengan baik, dan mengubah pola
hidup masyarakat. para jukir illegal juga memiliki pekerjaan yang
lebih baik.
17
tidak mau melaporkannya berarti masyarakat dianggap sudah
menerima keadaan lapangan.
c. Masyarakat menjadi kebergantungan terhadap pemerintah. Solusi
seperti ini memang ditakutkan akan membuat masyarakat
bergantung pada pemerintah tanpa adanya usaha dan perbaikan
skill. Para jukir yang diangkat menjadi petugas kebersihan akan
digantikan dengan jukir baru, mati satu tumbuh seribu. Apabila
pemerintah terus-terusan mengangkat jukir sebagai petugas
kebersihan maka organisasi bidang kebersihan kota akan terlalu
gemuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
pemerintah). Dilakukan atau tidak dilakukannya sebuah kebijakan
merupakan bentuk dari kebijakan publik.
19
1) Kota Malang memiliki regulasi yang jelas dan tegas
2) Masyarakat perlu akan adanya edukasi, sebagai bentuk dari
wawasan terhadap pelayanan pemerintah
3) Pemberian tawaran pekerjaan menjadi langkah yang saling
menguntungkan bagi masyarakat, jukir dan pemerintah
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20