Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEBIJAKAN PUBLIK MERUPAKAN PROSES

NAMA : Aryo Eko Saputro


NIM : 8121201434
MATA KULIAH : Kebijakan Publik, Teori Dan Analisis
DOSEN PEMBINA : Prof. Josy Adiwisastra, Drs., MS

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
2.1 KEBIJAKAN PUBLIK....................................................................................................3
2.2 PROSES PROSES KEBIJAKAN PUBLIK.....................................................................4
2.3 HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DARI PROSES KEBIJAKAN PUBLIK......6
BAB III.......................................................................................................................................7
3.1KESIMPULAN.................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Kebijakan Publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak


padatataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas
publik.Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat
oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak,
umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak.
Selanjutnya, kebijakan publikakan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di
jalankan oleh birokrasi pemerintah.
Kebijakan publik dibuat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh suatu
masyarakat, dan perumusan masalah  merupakan   langkah   awal   dalam pembuatan  
suatu   kebijakan publik.Tahapan berikutnya adalah penyusunan masalah untuk
pembahsan masalah dan percarian solusinya.Masalah yang sudah masuk dalam agenda
kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan dalam proses formulasi
kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan
masalah yang terbaik. Misalnya adalah pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU)
di Dewan Perwakilan Rakyat 
Setelah formulasi kebijakan dibuat, dilakukan legitimasi atau pengesahan kebijakan.
Misalnya adalah pengesahan Undang-undang.Kebijakan yang dibuat kemudian
dilakukan implemenasi atau penerapan kebijakan publik. Hasil penerapan ini kemudian
harus dievaluasi untuk melihat apakah kebijakan ini tepat atau tidak, atau sudah efektif
atau tidak. Dari hasil evaluasi akan dapat dilakukan revisi terhadap kebijakan
publik tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat menyimpulkan rumusan masalah dari makalah
ini yaitu :
1. Apa pengertian kebijakan publik
2. Proses seperti apa kebijakan publik itu
3. Apa saja hal yang harus di perhatikan dari proses kebijakan publik

1
1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas kita dapat menyimpulkan tujuan dari makalah ini
yaitu :
1. Mengetahui pengertian kebijakaan publik
2. Memahami proses yang di ambil kebijakan publik
3. Memahami dan mengetahui hal yang harus di perhatikan proses kebijakan publik

BAB II
PENDAHULUAN

2.1 KEBIJAKAN PUBLIK

Kebijakan publik merupakan segala hal yang diputuskan oleh pemerintah. Definisi ini
menunjukkan bagaimana pemerintah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang
bersifat mengikat. Dalam proses pembuatan Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari
dialog antara masyarakat dengan pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah.
Kebijakan bisa dibilang merupakan sebuah aturan dari pemerintah yang harus di ikuti oleh
siapapun tanpa terkecuali, kebijakan tersebut diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan
yang dapat membuat masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat.
Di dalam menyusun perencanaan kota pada umumnya di Indonesia seringkali hanya
melihat pada kegiatan – kegiatan formal saja. Pengambil kebijakan, dalam hal ini Pemerintah
menyusun rencana tata lahan, bangunan dan lingkungan hanya untuk kegiatan formal, seperti
kawasan perumahan, perdagangan, industri dan sebagainya. Sehubungan dengan adanya
sebuah kebijakan pasti tidak terlepas dari adanya sebuah pro dan kontra yang terjadi, apalagi
yang kita ketahui kebijakan pemerintah mengenai para pedagang kaki lima yang semakin
lama semakin banyak. Di setiap daerahpun pasti mempunyai persolannya tersendiri terkait
para pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah merupakan pihak yang paling
merasakan dampak dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terutama
kebijakan tentang ketertiban dan keindahan kota. Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL
adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu
sering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua

2
kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda
dan satu kaki).
Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.
Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan
pemerintahan Belanda pada waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun
hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar luas untuk pejalan adalah lima kaki
atau sekitar satu setengah meter. Keberadaan PKL merupakan suatu realita saat ini,
bersamaaan dengan tumbuh dan berkembangnya geliat perekonomian di suatu kota. Hak-hak
mereka untuk mendapatkan rejeki yang halal di tengah sulitnya mereka untuk mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan harapan tentunya tidak bisa dikesampingkan. Kehadiran
mereka bermanfaat bagi masyarakat luas terutama bagi yang sering memanfaatkan jasanya.
Namun keberadaan pedagang kaki lima memunculkan permasalahan sosial dan lingkungan
berkaitan dengan masalah kebersihan, keindahan dan ketertiban suatu kota. Ruang-ruang
publik yang seharusnya merupakan hak bagi masyarakat umum untuk mendapatkan
kenyamanan baik untuk berolah raga, jalan kaki maupun berkendara menjadi terganggu.
Tidak dapat dipungkiri bila saat ini banyak kualitas ruang kota kita semakin menurun dan
masih jauh dari standar minimum sebuah kota yang nyaman, terutama pada penciptaan
maupun pemanfaatan ruang terbuka yang kurang memadai.

2.2 PROSES PROSES KEBIJAKAN PUBLIK

Proses dilaluinya tahapan dalam menentukan kebijakan publik dapat disebut bahwa
pemerintah telah memenuhi syarat dari ciri-ciri sistem politik demokrasi di Indonesia dimana
pemerintah melibatkan elemen masyarakat dalam menentukan kebijakan publik tersebut.
Adapun tahapan yang dilakukan oleh pemerintah dalam menentukan dan menetapkan suatu
kebijakan publik adalah sebagai berikut:

1. Agenda Setting
Agenda setting atau penyusunan agenda adalah tahap-tahap kebijakan publik pertama yang
dilakukan oleh pemerintah dalam menentukan dan menetapkan suatu kebijakan publik yang
berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Penyusunan agenda merupakan suatu proses yang
sangat baik untuk memaknai apa sebetulnya yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat.
Kebutuhan masyarakat yang dipilih dan ditentukan adalah kebutuhan masyarakat yang sesuai
dengan prioritas masyarakat secara keseluruhan, bukan prioritas masyarakat secara kelompok

3
ataupun golongan tertentu.Dalam menentukan prioritas kebijakan, pemerintah dapat
menimbang dan melilih aspirasi rakyat yang disalurkan melalui DPR maupun DPRD sesuai
dengan tingkatan wilayahnya agar kedua lembaga tersebut dapat menjalankan tugas dan
fungsinya secara maksimal.  Namun perlu kita ketahui, selain kebijakan publik dirumuskan
dan ditetapkan berdasarkan prioritas, penetapan kebijakan publik juga didasarkan pada
urgensi atau tingkat kepentingan kebijakan tersbut. Bisa saja beberapa kebijakan publik yang
dirumuskan masuk dalam prioritas tetapi tidak masuk ke dalam urgensi atau tingkat
kepentingan yang mendesak.

2. Policy Formulating
Tahapan kedua yang dilakukan pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik adalah
policy formulating atau melakuka formulasi kebijakan. Pokok-pokok permasalahan yang
sudah ditentukan dan diramu sedemikian rupa oleh pemerintah kemudian dibahas secara
lebih lanjut di dalam forum khusus untuk menetapkan kebijakan yang akan berlangsung di
dalam negara atau daerah.Di dalam peramuan atau formulasi kebijakan publik, tentunya akan
terjadi dialog atau diskusi diantara pemangku kebijakan. Oleh karena itu, setiap peserta
dialog atau diskusi perlu memperatikan cara mengemukakan pendapat di muka umum agar
proses peramuan yang dilakukan tidak menimbulkan koonflik antara anggota forum

3. Policy Adoption
Policy adoption atau pengadopsian kebijakan merupakan tahapan ketiga yang dilakukan
pemerintah dalam menentukan kebijakan publik yang akan diberlakukan secara umum bagi
masyarakat. Adopsi kebijakan ini mempunyai tujuan secara legimitasi untuk memberikan
otorisasi atau kuasa pada jalannya proses dasar pemerintahan dalam menentapkan kebijakan
publik.Otorisasi atau kuasa yang diberikan kepada pemerintah dimaksudkan agar hanya
pemerintahlah yang dapat melakukan perubahan atau perbaikan di dalam kebijakan publik.
Selain itu, dalam tahapan ini, pemerintah juga dimungkinkan untuk melakukan adopsi
kebijakan dari negara lain maupun daerah lain yang dirasa cocok untuk diterapkan di wilayah
negaranya semata-mata sebagai salah satu tindakan

4. Policy Implementation
Tahapan keempat yang dilakukan oleh pemerintah dalam menentukan atau menetapkan
kebijakan publik adalah policy implementation. Policy implementation atau implementasi
kebijakan adalah suatu langkah yang dapat disebut sebagai langkah penerapan sekaligus

4
langkah uji coba yang dilakukan pemerintah dalam penerapan kebijakan publik yang perlaku
di masyarakat secara luas. Dalam tahapan ini, pemerintah melakukan perannya sebagai
pengawas untuk mengawasi jalannya kebijakan publik yang berlaku di lingkungan
masyarakat.
Sebagai negara yang memegang teguh  pemerintah juga melibatkan peran serta masyarakat
untuk mengawasi penerapan kebijakan publik yang berlaku di dalam masyarakat. Masyarakat
dipersilahkan untuk memberikan kritik dan saran terhadap kebijakan publik yang ditetapkan.
Kritik dan saran dapat disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah sesuai dengan
prosedur yang sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku

5. Policy Evaluation
Setelah keempat tahapan dalam menentukan dan memberlakukan kebijakan publik dilakukan,
pemerintah juga masih memiliki langkah terakhir yaitu policy evaluation atau evaluasi
kebijakan yang sudah diberlakukan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi kebijakan publik
yang dilakukan oleh pemerintah dapat disebut sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menilai kebijakan publik yang telah dilaksanakan yang menyangkut pada subtansi,
penerapan, dan dampak yang ditimbulkan dari penerapan kebijakan publik itu sendiri.
Melalui tahapan evaluasi inilah pemerintah dapat melakukan perbaikan terhadap kebijakan
publik yang berlaku berdasarkan pengalaman yang telah dilalui selama kebijakan publik
tersebut terlaksana.
Demikianlah penjelasan mengenai tahapan-tahapan kebijakan publik yang dilakukan oleh
pemerintah dalam rangka untuk menentukan dan menerapkan kebijakan publik yang berlaku
di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kiranya melalui artikel ini, pengetahuan para
pembaca terhadap tahapan-tahapan kebijakan publik dapat bertambah luas. Semoga
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

2.3 HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DARI PROSES KEBIJAKAN PUBLIK


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kebijakan publik, antara lain :  
 Kebijakan publik yang dibuat harus dapat memecahkan permasalahan yang ada serta
menunjang kepentingan publik.
 Berbagai kebijakan yang dibuat harus memperhatikan nilai-nilai kehidupan serta nilai dasar
kemanusiaan.
 Kebijakan publik yang dibuat harus memperhatikan nilai-nilai rasional, arif, serta menjunjung
tinggi nilai Hak Asasi Manusia.

5
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN

Kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk


masyarakatsecara keseluruhan”. Evaluasi berkenan dengan produksi informasi mengenai nilai
ataumanfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat
dipercayamengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan
telah dapatdicapai melalui tindakan publik; evaluasi member sumbangan pada aplikasi
metode-metodeanalisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi kebijakan lebih
berkenaan padakinerja dari kebijakan, khususnya pada implementasi kebijakan publik.
Evaluasi pada“perumusan” dilakukan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih pada “proses”
perumusandaripada muatan kebijakan yang biasanya “hanya” menilai apakah proesnya sudah
sesuaidengan prosedur yang sudah disepakati

6
DAFTAR PUSTAKA

B. Winarno, “Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus),”


Caps, 2012.
R. Nugroho,Public Policy: Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, dan Manajemen Politik
Kebijakan Publik . 2017.
Dunn, William. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: GadjahMada
University Press.
Dye, Thomas R. (1995). Understanding Public Policy. New Jersey: Prentice-Hall
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta : Salemba Humanika Islamy, Irfan.
2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara:Jakarta.
Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai