Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Masalah

Dalam beberapa tahun belakangan ini, dimana persoalan-persoalan yang

dihadapi pemerintah sedemikiankompleks akibat krisis multidimensional, maka

bagaimanapun keadaan ini sudah barang tentu membutuhkan perhatian yang besar

dan penanganan pemerintah yang cepat namun juga akurat agar persoalan-persoalan

yang begitu kompleks dan berat yang dihadapi oleh pemerintah segera dapat diatasi.

Kondisi seperti ini pada akhirnya menempatkan pemerintah dan lembaga tinggi

Negara lainnya berada pada pilihan-pilihan kebijakan yang sulit.Kebijakan yang

diambil tersebut terkadang membantu pemerintah dan rakyat Indonesia keluar dari

krisis, tetapi dapat juga terjadi sebaliknya, yakni malah mendelegitimasi pemerintah

itu sendiri.

Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul diperlukan

pengambilan kebijakan yang tepat, sehingga kebijakan tersebut tidak menimbulkan

permasalahan baru.  Pengambilan suatu kebijakan tentunya memerlukan analisis

yang cukup jeli, dengan menggunakan berbagai model serta pendekatan yang sesuai

dengan permasalahan yang akan dipecahkan.

Untuk bisa mengambil kebijakan yang sesuai dengan permasalahan yang ada,

dipandang sangat perlu bagi pengambil kebijakan untuk mengerti serta memahami

berbagai model dan pendekatan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan suatu kebijakan. 

11
Kebijakanpublikdilihat sebagaisebuahprosestindakanpemerintah untuk

mengatur dan mengelola sistem yang berlaku, kemudian kebijakan publik

diartikandengansuatu hukumyangmengaturdanmengikatmasyarakatdalam

berjalannyasuatusistem.

Pengembangandanstudikebijakanpublik yang bermaksuduntuk

menggambarkan,menganalisis dan menjelaskan secaradetailberbagai

permasalahan,sebabakibatdaritindakanpemerintahmenurutThomas RDye sebagai

yang dikutip SholichinAbdul Wahabmenyatakan sebagai berikut:1

“Studikebijakan publik mencangkup menggambarkan upaya


kebijakan publik,penilaian mengenai dampak dari kekuatan lingkungan
terhadapisikebijakan analisismengenai akibatberbagaipernyataan
kelembagaan dan proses proses politik terhadap kebijakan publik,peneliti
mendalamimengenai akibat-akibat dariberbagai kebijakan publikpada
masyarakat.baikberupadampakkebijakan publikpadamasyarakat,dan berupa
dampak yangdiharapkan (direncanakan)maupun dampak yang tidak
diharapkan”

Kebijakandalamsistem politikIndonesiayang berupaundang-undang (UU)

merupakanperaturantertinggisetelahUUD untukituUU memilikiperan strategis

dalam rangkamerawat demokrasi yang tengahtumbuh.

Pelaksanaankebijakan publikdalam sistempemerintahan demokrasiyang

berlaku pada negara Indonesia bersifat mengikat, namun tidak permanen dan

dapatdiperbaharui,kebijakan dapatbergantisesuaidengan kebutuhan/keadaan

masyarakatdanmasajabatankepemerintahan.Kebijakanpublikyang ditetapkan

1
Suharno. (2010). Dasar-dasar Kebijakan Publik (kajian proses dan analisis kebijakan). Yogyakarta: UNY
Press. hal. 14
22
olehpihakberwenang harusbersifatdemokratisdenganmengikutsertakan masyarakat

dalam pengambilan keputusannya.

Studi kebijakan publik berusaha untuk meninjau berbagi teori dan proses

yang terjadi dalam kebijakan publik. Dapat dikatakan bahwa kebijakan publik tidak

lepas dari proses pembentukan kebijakan itu sendiri. Dengan demikian, salah satu

tujuan studi kebijakan publik adalah untuk menganalisis bagaimana tahapan demi

tahapan proses pembentukan kebijakan publik tersebut sehingga terwujudlah suatu

kebijakan publik tertentu.

Tahapan demi tahapan tersebut terangkum sebagai suatu proses siklus

pembuatan kebijakan publik. Setiap tahapan dalam proses pembentukan kebijakan

publik mengandung berbagai langkah dan metode yang lebih rinci lagi. Tahapan

yang terdapat dalam pembuatan suatu kebijakan publik memiliki berbagai manfaat

serta konsekuensi dari adanya proses tersebut, khususnya bagi para aktor pembuat

kebijakan publik.

Makalah ini mencoba menguraikan berbagi tahapan yang terjadi dalam

proses siklus perumusan kebijakan publik. Tujuannya adalah untuk memahami

definidsi, syarat dan tujuan kebijakan publik sehingga mempermudah untuk

menganalisis masalah-masalah yang kompleks sehingga dapat dirumuskan ke dalam

suatu kebijakan publik tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi kebijakan Publik.?

2. Syarat kebijakan Publik.?

33
3. Tujuan Kebijakan Publik ?

4. Perbandingan kebijakan publik tentang pendidikan Indonesia – Amerika

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi kebijakan Publik.?

2. Memahami Syarat kebijakan Publik.?

3. Memahami Tujuan Kebijakan Publik ?

4. Mengetahui perbedaan kebijakan publik tentang pendidikan Indonesia –

Amerika

44
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Kebijakan Publik

William N. Dunn merumuskan kebijakan publik sebagai berikut :

Kebijaksanaan Publik (Public Policy) adalah pedoman yang berisi nilai-nilai dan

norma-norma yang mempunyai kewenangan untuk mendukung tindakan-tindakan

pemerintah dalam wilayah yurisdiksinya.2

Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik dalam

kepustakaan Internasional disebut sebagai public policy, yaitu suatu aturan yang

mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh

warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya

2
Wiliiam N. Dunn,Kebijakan Publik dan Pengambilan Keputusan (Yogyakarta : tp,1993), hal 5.
55
yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang

mempunyai tugas menjatuhkan sanksi.3

Aturanatauperaturantersebutsecarasederhanakitapahamisebagaikebijakanpubli

k,jadikebijakanpublikinidapatkita artikansuatuhukum. Akantetapitidakhanyasekedar

hukumnamunkita harus memahaminya secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang

menyangkut

kepentinganbersamadipandangperluuntukdiaturmakaformulasiisutersebutmenjadikebij

akanpublikyangharusdilakukandandisusunsertadisepakatioleh parapejabatyang

berwenang. Ketikakebijakanpubliktersebutditetapkan

menjadisuatukebijakanpublik;apakah menjadiUndang-Undang,apakah

menjadiPeraturanPemerintahatauPeraturanPresidentermasukPeraturan

Daerahmakakebijakanpubliktersebutberubahmenjadihukumyang harus ditaati.

Kebijakanpublikadalahsegalasesuatuyang dikerjakanatautidak

dikerjakanolehpemerintah,mengapa suatukebijakanharusdilakukandan

apakahmanfaatbagikehidupan bersama harus menjadipertimbanganyang

holistikagarkebijakantersebutmengandung manfaatyang besarbagi warganya

danberdampakkecildansebaiknyatidakmenimbulkanpersoalan yang

merugikan,walaupundemikianpastiadayang diuntungkandanada yang

dirugikan,disinilahletaknyapemerintahharusbijaksanadalam menetapkan suatu

kebijakan.4

Demikian pulayangpernahdisodorkanoleh Wilsonyang merumuskan kebijakn

publik sebagai berikut: “tindakan-tindakan, tujuan- tujuan, dan pernyataan-pernyataan


3
Dwijowijoto, Riant Nugroho, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi(Jakarta : PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), hal 7.
4
Thomas R. Dye, Understanding Public Policy(NewJersey:Englewood,1992), hal 2-4
66
pemerintahmengenaipermasalahan tertentu,langkah-langkahyang telah/sedang

diambil(ataugagaldiambil) untukdiimplementasikan,danpenjelasan-penjelasan

yangdiberikanoleh merekamengenai apayangtelah terjadi atau tidakterjadi”.5

Kebikanpubliksebagaiberikut:serangkaiankeputusanyang saling berkaitanyang

diambilolehseorang aktor,berkenaandengantujuanyang telah dipilih besertacara-

carauntukmencapainyadalam suatusituasi. Keputusan-

keputusanitupadaprinsipnyamasihberadaadalambatas-bataskewenangan kekuasaan dari

para aktor tersebut.

ChiefJ.O.Udoji,seorang pakardariNigeria,telahmendefinisikan

kebijkanpubliksebagaisuatutindakanbersansiyangmengarahpada suatu tujuan tertentu

yang saling berkaitan dan memengaruhi sebagian besar wargamasyarakat.6

Pakar Prancis, Lemieux merumuskan kebikan publik sebagai produkaktivis-

aktivisyang dimaksudnkanuntukmemecahkanmasalah- masalahpublik

yangterjadidilingkungantertentu yangdilakukanoleh aktor-aktorpolitikyang

hubungannyatersetruktur.Keseluruhanproses aktivis itu berlangsungsepanjangwaktu.7

B. Syarat-Syarat Kebijakan Publik

Adapun beberapa syarat kebijakan publik yang baik. Kebijakann publik yang

baik omatisharus sesuai dengan namanya yaitu kebijakan yang benar-benar pro-publik

atau melayani public. Berdasarkan pengamatan dan rangkuman beberapa bacaan, syarat

kebijan publik yang pro-publik tersebut adalah


5
SolichinAbdulWahhab, AnalisisKebijakanDariFormulasiKePenyusunanModel-
modelImplementasiKebijakan Publik (Jakarta:PTBumi Aksara 13220)hlm:11
6
Solichin Abdul Wahhab, M.A. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Penyusunan
Model-modelImplementasi Kebijakan Publik (Jakarta:PTBumiAksara 13220),hal, 15
7
Ibid.,15

77
1. Melibatkan publik dalam segala tahap.

Pelibatan publik dalam kebijakan publik dalam segala tahap

(perencanaan,implementasi, dan evaluasi) dibutuhkan agar kebijakan tersebut

benar-benar sesuai dengan kebutuhan publik#seringkali hanya ada perencanaannya

saja publik dilibatkan. Hasilnya memang kebijakan tersebut ditujukan untuk publik

tetapi karena dalam implementasi dan evaluasi publik tidak dilibatkan maka bisa

saja. implementasi tersebut tidak sesuai kalau sesuaipun tidak diikuti partisipasi

public yang memadai bahkan dalam evaluasi pun publik perlu dilibatkan supaya

bias memberi masukan-masukan pada kebijakan berikutnya agar lebih sempurna

untuk kedepanya. Undang-undang tentang pemerintah daerah memberikan peluang

bagi partisipasi publik dalam kebijan publik yaitu di mungkinkan dibentuk. rum

pemangku kepentingan (stake holders) kota atau kabupaten yang anggota-

anggotanyaterdiri dari berbagai pihak dan unsur masyarakat, meskipun ada forum

yang sepertiitu, Partisipasi langsung masyarakat misalnya lewat kotak pengaduan

seharusnya harus bisa dibuka.

2. Realistik.

Kebijakan publik yang baik juga harus realistik,realistik dalam arti kebijakan

tersebut harus benar-benar bisa diterapakan dan dengan mempertimbangkan

kemampuan dari pihak pemerintah baik hal organisasi, personalia maupun

keuangan.

3. Transparan

Transparansi kebijakan yang dimaksud adalah publik harus bisa mengakses

informasi yang terkait dengan kebijakan publik yang menuntut tranparansi adalah

88
masalah keuangan dalam ketentuan undang-undang sekarang ini sudah diharuskan

APBD baik propinsi maupun kota dan kabupaten untuk memakai format yang

transparan dan dapat dipertanggung jawabkan antara lain karena jelas tujuan

penggunaanya,jelas dasar perhitungannya dan jelas tolok ukur dampak dan alokasi

anggaran tersebut.

4. Jelas tolok ukur keberhasilanya

Kebijan yang baik juga harus jelas tolak ukur keberhasilannya hal ini berguna

untukdigunakan sebagai alat atau instrumen untuk melakukan evaluasi

5. Jelas target dan sasarannya.

Kebijakan yang baik juga harus tepat sasaranya misalnya kebijakan

pengantasiankemiskinan harus jelas kriteria siapa yang dimaksud sebagai orang

orang miskinitu jangan sampai karena definisi operasional targer yang tidak jelas

maka kebijakanyang dilaksanakan menjadi tidak tepat sasaran atau tidak tepat

targetnya.

6. Jelas dasar hukumnya

Kebijakan pulik yang dilaksakan oleh pemerintah juga harus jelas dasar

hukumnyakarena kebijakan tersebut tidak dilaksakan diruamg hampa udara pemilih

landasanhukum yang tepat untuk suatu kebijakan memang bukan hal yang mudah

contohkasus dari tidak berjalanya pilihan dasar hukum yang tepat ini adalah

berbagai peraturan daerah (PERDA) yang bermasalah pada akhir-akhir ini perda-

perdatersebut bermasalah karena tidak jelas peraturanya diatasnya yang menjadi

payung,tidak ada peraturan diatasnya yang memanyungi,bertentangan dengan

peraturan yang di atasnya, dan lain-lain.

99
7. Antar kebijakan tidak tumpah tindih dan bertentangan

Seringkali terjadi dalam praktek kebijakan terjadi tumpah tindih antar kebijakan

dan juga terjadi pertentangan antar kebijakan publik tumpah tindih maksudnya

adalahapa yang sudah di jangkau oleh suatu kebijakan diatur lagi oleh kebijan yang

lain misalnya saja kasus pembinaan pengusaha kecil, hampir semua dinas dan

lembagamempunyai program pembinaan untuk pengusaha kecil. akibatnya pada

pengusaha kecil yang berkali-kali harus ikut pembinaan yang dilaksanakan oleh

berbagailembaga dengan materi yang sama. Sedangkan contoh kebijakan yang

bertentangansatu sama lain misalnya dulu pernah terjadi kebijakan umum PERDA

yang nantinyaakan menjadi dasar PERDA di peraturan yang satu cukup ditetapkan

dengan surat keputusan bupati atau walikota, tetapi di peraturan yang lain harus

dengan peraturandaerah berarti harus disetujui oleh DRD.8

C. Tujuan Kebijakan Publik.

Tujuan kebijakan publik dikeluarkan atau dibuat sebenarnya berbeda-beda,

sesuai dengan kebijakan apa yang dikeluarkan. Namun, secara garis besar dapat

dituliskan sebagai berikut:

1. Ketertiban

Tujuan kebijakan publik adalah menjamin ketertiban dalam negara atau dalam

daerah sesuai dengan di tingkat mana kebijakan dibuat. karena ada beberapa hal di

mana ketertiban tidak berjalan tanpa adanya kebijakan publik,

Contoh kebijakan publik yang dilakukan untuk menjaga ketertiban umum dalam

masyarakat adalah kebijakan dalam mengatur jalur bus dalam kota dan antar kota.
8
https://www.academia.edu/19528232/MAKALAH_KEBIJAKAN_PUBLIK , Senin 21 October 2019
10
10
Jika tidak diatur demikian, maka di jalan bus atau angkutan umum lain bebas

melalui jalan mana saja. Penumpang bingung dan tidak jelas harus menunggu di

bagian mana. Belum lagi antar sesama bis dan angkutan kota yang bentrok karena

rebutan trayek, meskipun rejeki sudah ada yang mengatur. Di lapangan banyak hal

yang dapat terjadi dan tak terduga. Pengaturan ini juga dilakukan untuk

menghindari kemacetan yang mungkin saja terjadi jika banyak bus dan angkutan

kota berkumpul pada satu titik.

2. Melindungi Hak-Hak Masyarakat

Beberapa kebijakan dibuat untuk melindungi hak-hak masyarakat. Khususnya hak

asasi manusia. Mengapa di atur? Karena setiap masyarakat mempunyai hak yang

sama. Jika tidak ada pengaturan dan setiap orang ingin bebas melaksanakan haknya

tanpa batasan, maka kekacauan akan terjadi. Tujuan pertama, yaitu ketertiban tidak

terlaksana.

Contoh kebijakan yang dibuat untuk melindungi hak-hak masyarakat adalah

kebijakan mengatur pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar jalan. Trotoar

adalah sisi yang dipergunakan untuk pejalan kaki. Dibuat untuk melindungi

masyarakat dari keramaian lalu lintas yang dapat membuat terjadinya kecelakaan.

Adanya pelarangan berjualan di trotoar, maka hak pejalan kaki sebagai bagian dari

masyarakat terlindungi. Sementara para pedagang kaki lima diberi tempat khusus,

sehingga haknya untuk mencari penghidupan yang layak tidak terabaikan.

3. Ketentraman dan Perdamaian

11
11
Tujuan semua kebijakan publik dibuat adalah untuk ketentraman dan perdamaian

masyarakat dan semua warga negara yang ada. Kebijakan publik tidak memihak

satu golongan manapun. Semua contoh kebijakan publik yang telah dikemukakan

di atas adalah demi ketentraman dan perdamaian. Meskpun terkadang berbeda yang

dipahami masyarakt.

Contoh, kebijakan menaikkan harga BBM dan mengurangi subsidi BBM. Ini

sebenarnya dilakukan untuk menyelamatkan masyarakat dari kelangkaan BBM.

Dengan menaikkan harga, masyarakat diharapkan berhemat dalam pemakaiannya.

Masyarakat yang terbiasa naik mobil pribadi dapat naik angkutan umum yang lebih

layak. Kenaikan harga juga berarti pemerataan. Artinya, masyarakat yang lebih

mampu harus membayar lebih pada BBM jenis tertentu. Selama pengunaan dan

hasil dana kebijakan publik ini jelas dan sesuai dengan kesepakatan, maka

tujuannya adalah ketentraman dan perdamaian masyarakat.

4. Tujuan Bidang Tertentu

Kebijakan politik dalam hal tertentu, dibuat untuk tujuan tertentu misalnya ideologi,

politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Contoh kebijakan yang setahun ini adalah

dibentuknya badan Pembina pendidikan Pancasila. Tujuan kebijakan ini adalah

menyelamatkan ideologi pancasila, yang dirasakan pemerintah telah mulai

berkurang dipahami oleh masyarakat dan generasi muda.

5. Kesejahteraan Masyarakat

Tujuan akhir dari seluruh kebijakan yang dibuat adalah sesuai tujuan pembangunan

nasional, yaitu kesejahteraan masyarakat. Tujuan yang tercantum di pokok pikiran

12
12
dalampembukaan UUD 1945. Sebuah tujuan yang sepertinya menjadi tujuan semua

negara berdiri. Kebijakan publik adalah alat mencapai tujuan tersebut.9

9
https://guruppkn.com/tujuan-kebijakan-publik. Senin 21, October 2019

13
13
BAB III

PEMBAHASAN

1 Deskripsi Kebijakan Pendidikan Amerika Serikat Politik Pendidikan AS


A. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, terutama lembaga
pendidikan formal yang diselenggarakan atau diakreditasi oleh negara.
Campur tangan dan intervensi negara pada pendidikan sekolah formal
tampaknya sering diabaikan oleh para orang tua. Karena itu perlu
adanya mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang dewasa
(masyarakat) setempat terhadap penyelengaraan pendidikan sekolah-
sekolah formal agar intervensi (kebijakan) negara dalam sector pendidikan
bermakna positif bagi generasi berikut

Selanjutnya tanggung jawab dan inisiatif kebijakan pendidikan diserahkan kepada


Negara Bagian (setingkat Propinsi) dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat
Kabupaten/Kota). Di Amerika Serikat terdapat
50 Negara Bagian dan 15.358 Distrik. Jadi sebanyak itu lembaga yang diberi
kewenangan dan otonomi untuk mengelola pendidikan.
B. Tujuan Pendidikan AS
Karakteristik utama politik sistem pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya
DESENTRALISASI. Yang memberi otonomi seluas-luasnya kepada Pemerintah di
bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik). Meskipun
Amerika Serikat tidak mempunyai system pendidikan yang terpusat atau
yang bersifat nasional. Tujuan system pendidikan Amerika secara umum dirumuskan
dalam 5 poin sebagai berikut:
a. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
c. Untuk membantu pengembangan individu;
d. Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat;
e. Untuk mempercepat kemajuan nasional.

C. Manajemen Pendidikan AS

Manajemen pendidikan di Amerika Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan


masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Di tingkat
nasiona (federal/pusat) dibentu satu departemen, yaitu DEPARTEMEN PENDIDIKAN
FEDERAL. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama
BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat

kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-


masing wilayah (Negara Bagian).
14
14
D. .Pendanaan Pendidikan AS
Sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pemerintah Pusat (Federal), Anggaran
Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.

E. Isu-isu Pendidikan AS
Menurut Agustiar Syah Nur (2001), ada beberapa isu dan masalah
pendidikan yang dialami pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat, antara lain:
a) Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua mereka.
b) Tingginya tingkat perceraian, sehingga banyak anak-anak usia sekolah yang
hanya diasuh oleh ibunya.
c) Tingginya tingkat imigrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak
mampu.
d) Ternyata kualitas pendidikan dan lulusan sekolah di AS masih
kalah dibandingkan dengan negara-negara lain dalam standar internasional.

F. Reformasi Pendidikan AS
Karena adanya berbagai permasalahan tersebut, pemerintah AS sejak tahun 1990
mencanangkan reformasi pendidikan. Pada tahun tersebut Presiden AS George H.

B. Bush beserta seluruh Gubernur Negara Bagian (saat itu Bill Clinton
termasuk menjadi salah satu Gubernur Negara Bagian) menyetujui reformasi
pendidikan dengan mencanangkan 6 tujuan nasional pendidikan AS yang baru. Yaitu:

a. Pada tahun 2000, seluruh anak di AS di waktu mulai masuk sekolah


dasar sudah siap untuk belajar.
b. Pada tahun 2000, tamatan sekolah menengah naik sekurangkurangnya 90%.
c. Pada tahun 2000, murid-murid di AS yang menyelesaikan
pendidikannya pada “grade 4, 8 dan 12” mampu menunjukkan
kemampuannya dalam mata pelajaran yang menantang, yaitu bahasa
inggris, matematika, sains, sejarah, dan geografi.
d. Pada tahun 2000, siswa-siswa AS adalah yang terbaik di dunia
dalam bidang sains dan matematika.
e. Pada tahun 2000, setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis,
memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pada tahun 2000, setiap
sekolah di AS harus bebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan.
Pokok-pokok reformasi tersebut dimaksudkan sebagai pegangan dalam
membuat kebijakan-kebijakan pendidikan yang sudah harus segera
diimplementasikan dan hasilnya sudah harus kelihatan pada tahun 2000. Gerakan
reformasi pendidikan yang juga dilakukan:
a. Meningkatkan persyaratan untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan
b. Melaksanakan test standar untuk mengukur keberhasilan siswa,
c. Menjalankan sistem penilaian yang ketat terhadap guru,

15
15
d) Memperbesar tambahan dana dari negara bagian bagi sekolah-sekolah.
Akhirnya AS benar-benar memperoleh kemajuan di bidang pendidikan.

2. Deskripsi Kebijakan Pendidikan Indonesia

a.Politik Pendidikan Indonesia

Politik pendidikan di Indonesia agaknya mengalami pergeseran dari


sentralistik (terpusat) ke desentralisasi. Keadaan mencapai puncaknya saat
kementerian pendidikan dipegang oleh Daoed Joesop. Saat itu tidak ada satupun
kebebasan dalam sekolah dan kampus. Bahkan berbeda pendapat pun tidak
dimungkinkan.
Dalam bukunya yang berjudul ‘Membenahi Pendidikan Nasional’, Prof. H.A.R. Tilaar
(2002), menyatakan bahwa kebijakan desentralisasi pendidikan di Indonesia bukan
saja sekedar keinginan dan kemauan, tetapi sudah merupakan suatu
keharusan. Ada 3 hal yang dapat menjelaskan urgensi desentralisasi
pendidikan di Indonesia, yaitu :
a) Untuk pembangunan masyarakat demokrasi;

b) Untuk pembangunan social capital; dan c) Untuk peningkatan daya saing bangsa;
Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan
besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah
dicapai. Kedua, untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Ketiga, sejalan dengan
diberlakukannya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian
sistem
pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih
demokratis.

Visi Pendidikan Nasional.

Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,


demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia
yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah
air, berdasarkan hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Misi Pendidikan Nasional.

Misi pendidikan nasional, pemuda, dan olahraga, yaitu sebagai berikut:


1) Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis
dan berkualitas.
2) Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis,dan
kreatif.
3) Meningkatkan pengamalan ajaran agama untuk mewujudkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya
saing, berwawasan lingkungan.
b.Arah Kebijkan Pendidikan Indonesia

Kebijakan pembangunan pendidikan di Indonesia diarahkan untuk mencapai


hal-hal sebagai berikut:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional tenaga
kependidikan.
3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan
kurikulum.
4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan;
5. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan masyarakat
maupun pemerintah.
7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia secara terarah, terpadu
dan menyeluruh.
8. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

C’ Program Pembangunan Pendidikan Indonesia


75
75
1) Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah

Program pembinaan pendidikan dasar dan prasekolah bertujuan untuk


(1) memperluas jangkauan dan daya tampung SD dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI), SLTP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan lembaga pendidikan
prasekolah sehingga menjangkau anak-anak dari seluruh masyarakat; dan (2)
meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan bagi kelompok yang kurang beruntung;
(3) meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan prasekolah; dan (4) terselenggaranya
manajemen pendidikan dasar dan prasekolah.
2) Program Pendidikan Menengah

Program pembinaan pendidikan menengah yang mencakup Sekolah Menengah


Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
(MA) ditujuka

untuk (1) memperluas jangkauan dan daya tampung SMU, SMK, dan MA
bagi seluruh masyarakat; dan (2) meningkatkan kesamaan kesempatan
untuk memperoleh pendidik, (3) meningkatkan kualitas pendidikan menengah;
(4) meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan, (5)
meningkatkan keadilan dalam pembiayaan dengan dana publik, (6)
meningkatkan efektivitas pendidikan, (7) meningkatkan kinerja personel
dan lembaga pendidikan, (8) meningkatkan partisipasi masyarakat, dan
(9) meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan.
3) Program Pendidikan Tinggi

Program pembangunan nasional pendidikan tinggi bertujuan untuk (1)


melakukan penataan sistem pendidikan tinggi; (2) meningkatkan kualitas
dan relevansi pendidikan tinggi dengan dunia kerja; dan (3) meningkatkan
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.
4) Program Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah

Program pembinaan pendidikan luar sekolah (PLS) ini bertujuan untuk


menyediakan pelayanan kepada masyarakat yang tidak atau belum sempat
memperoleh pendidikan formal. Program sinkronisasi dan koordinasi bertujuan untuk
meningkatkan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan
program-program pendidikan.
5) Program Penelitian dan Pengembangan
Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan mutu hasil penelitian; (2)
meningkatkan kualitas peneliti; (3) meningkatkan kompetensi lembaga-lembaga
penelitian

76
76
dan pengembangan (litbang) publik; dan (4) membentuk iklim yang kondusif bagi
sumber daya litbang.
d.Manajemen Pendidikan Di Indonesia

Administrasi dan menejemen (birokrasi) pendidikan di Indonesia tidak berbeda


dengan administrasi dan manajemen sektor-sektor lain yang berbentuk departemen. Di
tingkat pusat urusan pendididkan dikoordinasi oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL yang dipimpin oleh seorang menteri.
Ditingkat regional (propinsi), koordinasi urusan- urusan pendidikan ditangani oleh
sebuah badan yang diberi nama DINAS PENDIDIKAN PROPINSI, yang
dipimpin oleh seorang kepala. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi ditunjuk oleh
Gubernur dengan persetujuan DPRD Propinsi.
Sedangkan di tingkat daerah Kabupaten/Kota, koordinasi urusan pendidikan
ditangani oleh sebuah lembaga yang diberi nama DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN/KOTA.
e. Pendanaan Pendidikan di Indonesia

Jika dibandingkan dengan di AS, sumber pendanaan pendidikan di Indonesia berasal


dari beberapa sumber anggaran. Yaitu berasal dari APBN, APBD Propinsi, dan
APBD Kabupaten/Kota.

Program ini bertujuan untuk (1) meningkatkan mutu hasil penelitian; (2)
meningkatkan kualitas peneliti; (3) meningkatkan kompetensi lembaga-lembaga
penelitia

70
70
BABIV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aturanatauperaturantersebutsecarasederhanakitapahamisebagaikebijakanpubli

k,jadikebijakanpublikinidapatkita artikansuatuhukum. Akantetapitidakhanyasekedar

hukumnamunkita harus memahaminya secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang

menyangkutkepentinganbersamadipandangperluuntukdiaturmakaformulasiisutersebut

menjadikebijakanpublikyangharusdilakukandandisusunsertadisepakatioleh

parapejabatyang berwenanKetikakebijakanpubliktersebutditetapkan

menjadisuatukebijakanpublik;apakahmenjadiUndang-Undang,apakah

menjadiPeraturanPemerintahatauPeraturanPresidentermasukPeraturan

Daerahmakakebijakanpubliktersebutberubahmenjadihukumyang harus ditaati.

B. Saran

Dari uraian makalah ini apabila terdapat kekurangan dan kekeliruan, kepada para

pembaca mohon kiranya memberikan masukan yang bersifat membangun demi kebaikan

makalah kami di lain waktu. Trimakasih

71
71
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-

natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik

itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan makalah dengan judul “tentang kebijakan publik’’

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik

serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah

yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Kendari 05 semptember 2019

Penulis

73
73
Makalah pengganti mid

Ttentang kebijakan publik di daerah dan dibandingkan dengan negara lain

OLEH
WA ODE ALENA
H1A116867

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019

74
74
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................
Daftar isi.................................................................................................
BABI PENDAHULUAN
1. Latar belakang..............................................................................
2. Rumusan masalah...........................................................................
3. Tujuan.............................................................................................

BAB11 PEMBAHASAN
1. Apa definisi kebijakan Publik……………………….?

2. Syarat kebijakan Publik……………………………...?

3. Tujuan Kebijakan Publik………………………………. ?

4. Perbandingan kebijakan publik tentang pendidikan Indonesia – Amerika

BAB111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................

75
75
DAFTAR PUSTAKA

Wiliiam N. Dunn,Kebijakan Publik dan Pengambilan Keputusan (Yogyakarta : tp,1993), hal 5.


Dwijowijoto, Riant Nugroho, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi(Jakarta :
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2004), hal 7.
https://guruppkn.com/tujuan-kebijakan-publik. Senin 21, October 2019
Thomas R. Dye, Understanding Public Policy(NewJersey:Englewood,1992), hal 2-4
SolichinAbdulWahhab, AnalisisKebijakanDariFormulasiKePenyusunanModel-
modelImplementasiKebijakan Publik (Jakarta:PTBumi Aksara 13220)hlm:11
Solichin Abdul Wahhab, M.A. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Penyusunan
Model-modelImplementasi Kebijakan Publik (Jakarta:PTBumiAksara 13220),hal, 15

76
76

Anda mungkin juga menyukai