Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW PERTEMUAN 6 ( KEBIJAKAN

SOSIAL DAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA )

Nama Anggota Kelompok :


1. Ricco Habil 180902018
2. Yuni Simanulang 180902036
3. Novriani Tambunan 180902054
4. Ruth I. T. Aruan 180902056
5. Kirye Elisye 180902084

PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
A. KEBIJAKAN SOSIAL

KEBIJAKAN PUBLIK
Definisi kebijakan publik
Kebijakan pada intinya merupakan keputusan - keputusan atau pilihan-pilihan
tindakan kan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya
alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik yakni rakyat banyak, penduduk,
masyarakat atau warga negara. Kebijakan juga merupakan hasil dari adanya sinergi
kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi dan kepentingan-
kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara. Sebagian besar ahli memberikan
pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah
untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik bagi kehidupan
keluarganya.
Buku ini menjelaskan bahwa setiap perundang-undangan adalah kebijakan, namun
tidak setiap kebijakan diwujudkan dalam perundang-undangan. Hogwood dan Gunn (1990)
menyatakan kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didesain untuk
menciptakan hasil-hasil tertentu. Tidak berarti kebijakan hanya milik pemerintah saja, tetapi
organisasi non pemerintah juga memiliki kebijakan, namun kebijakan mereka tidak dapat
diartikan sebagai kebijakan publik. Karena kebijakan mereka tidak memakai sumber daya
publik atau tidak memiliki legalitas hukum sebagai kebijakan lembaga pemerintah.
Mengacu pada Hogwood dan Gunn (1990), kebijakan publik sedikitnya mencakup hal-hal
berikut yaitu bidang kegiatan sebagai ekspresi dari tujuan umum, proposal yang
mencerminkan keputusan pemerintah yang dipilih, adanya kewenangan formal (UU dan
peraturan pemerintah), adanya program, keluaran ( output), adanya teori yang menjelaskan
jika - maka, dan proses yang berlangsung dalam periode waktu tertentu.
Dimensi Kebijakan Publik
Bridgeman dan David (200:4-7) menjelaskan ada tiga dimensi kebijakan publik
yang saling bertautan yaitu sebagai tujuan, sebagai pilihan tindakan yang legal atau sah
secara hukum, dan sebagai hipotesis.
a. Kebijakan publik sebagai tujuan
Artinya, kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang di desain
untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik sebagai konstituen
pemerintah. sebuah kebijakan tanpa tujuan tidak memiliki arti bahkan akan menimbulkan
masalah baru. dalam proses perumusan kebijakan publik perlu memperhatikan keselarasan
antara usulan kebijakan dan agenda dan strategi besar pemerintah. Kebijakan publik dibuat
banyak orang dalam suatu rantai pilihan-pilihan yang meliputi analisis, implementasi
evaluasi dan rekonsiderasi (pertimbangan kembali). Namun dalam kenyataannya, pembuat
kebijakan sering kehilangan arah dalam menetapkan tujuan kebijakan, di mana mereka lebih
fokus pada solusi ditimbang akar masalah yang belum mereka ketahui. maka sangat perlu
diperhatikan dalam membuat kebijakan yaitu identifikasi masalah dan kebutuhan.
Tujuan kebijakan yang dibuat juga kadang melenceng, hal ini terjadi diluar perkiraan
yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan. Contoh seperti pembentukan skema
asuransi sosial atau pemberian kredit mikro bagi rakyat miskin, biasanya mengancam elit
tertentu atau kelompok status quo yang terganggu oleh kebijakan baru itu. secara politik
mereka akan berupaya menghambat atau merubah kebijakan baru itu, karena mengganggu
kepentingan mereka. oleh sebab itu pembuatan kebijakan harus dilandasi oleh lingkaran tahap
kebijakan yang meliputi perencanaan dan evaluasi.
b. Kebijakan publik sebagai pilihan tindakan legal
Hal ini karena pembuat kebijakan adalah lembaga yang memiliki legitimasi dalam
sistem pemerintahan. kebijakan sebagai keputusan legal juga tidak berarti bahwa pemerintah
selalu memiliki kewenangan dalam menangani berbagai isu. Pemerintah sering bekerja
berdasarkan kebiasaan yang terdahulu. Hal ini perlu dirubah oleh pemerintah dengan
mengembangkan proses kebijakan yang partisipatif dan dapat diterima secara luas sehingga
dapat menjamin bahwa usulan dan aspirasi masyarakat dapat diputuskan secara teratur dan
mencapai hasil yang baik.
kebijakan publik lahir dari dunia politik yang melibatkan proses pembuatan
kebijakannya berasal dari beberapa sumber yaitu dari partai politik, lembaga-lembaga
pemerintah, interpretasi para birokrat serta intervensi kelompok-kelompok kepentingan,
media dan warga negara.hal ini memperlihatkan dengan jelas bahwa dunia politik menjadi
pilihan pilihan tindakan yang sah dan legal untuk mencapai tujuan tertentu. Kebijakan publik
juga mencakup : tujuan, keputusan (pembuatnya), struktur (para pemain dan langkah-
langkah yang jelas dan terukur), dan tindakan (bersifat politis yang mengekspresikan
pemilihan program prioritas lembaga eksekutif).
c. Kebijakan publik sebagai hipotesis
Memahami kebijakan publik hipotesis memerlukan kalkulasi kalkulasi ekonomi dan
sosial dari para penasihat dan pembuat kebijakan. memahami kebijakan sebagai hipotesis
juga menunjukkan pentingnya informasi dan temuan temuan hasil implementasi dan evaluasi
titik pembuatan kebijakan yang baik didasarkan kemampuan dalam memahami pelajaran dari
pengalaman kebijakan, serta kemampuan menerapkan pelajaran itu dalam langkah perumusan
kebijakan berikutnya. teori-teori yang baik yang didukung hasil-hasil evaluasi merupakan
dasar yang dapat dipakai untuk memperbaiki kebijakan kebijakan publik.
2. Kebijakan Sosial
2 masalah sosial serius yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu kemiskinan dan
pengangguran. Tahun 2002 BPS menemukan bahwa 35,7 juta penduduk Indonesia masih
tergolong miskin dan jumlah pengangguran 40.9 juta orang (10,84 %). Hal ini menjelaskan
bahwa praktik pembangunan nasional selama ini, selain belum bisa meningkatkan kondisi
kehidupan masyarakat juga menunjukkan masih adanya problema ketidakadilan sosial yang
cukup parah.
Kebijakan sosial dan kebijakan publik
Kebijakan sosial merupakan salah satu bentuk kebijakan publik. kebijakan sosial
merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik
yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. Kebijakan
sosial juga merupakan ketetapan yang didesain secara kolektif untuk mencegah masalah
sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial ( fungsi kuratif) dan mempromosikan
kesejahteraan ( fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara dalam memenuhi
hak-hak sosial warganya ( Suharto, 2006a).
Dalam garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam 3 kategori yaitu:
- perundang-undangan, (pemerintah memiliki kebijakan publik mengatur pengusaha lembaga
pendidikan, perusahaan swasta agar mengadopsi ketetapan-ketetapan yang berdampak
langsung pada kesejahteraan).
- program pelayanan sosial (kebijakan diwujudkan dalam bentuk pelayanan sosial seperti
bantuan barang, tunjangan uang, perluasan kesempatan, perlindungan sosial dan bimbingan
sosial seperti konseling, advokasi dan pendamping).
- sistem perpajakan (di mana pajak sebagai instrumen kebijakan untuk mencapai distribusi
pendapatan yang adil).
perbedaan kebijakan publik dan kebijakan sosial yaitu kebijakan publik lebih luas dari
kebijakan sosial contohnya: kebijakan transportasi, jalan raya, air bersih, pertahanan dan
keamanan. sedangkan kebijakan sosial mengenai jaminan sosial seperti bantuan sosial dan
asuransi sosial yang umumnya diberikan bagi kelompok miskin atau rentan. (Suharto, 2006a)
kebijakan sosial sejati merupakan kebijakan kesejahteraan yakni kebijakan pemerintah yang
secara khusus melibatkan program-program pelayanan sosial bagi kelompok yang kurang
beruntung yakni para pemerlu pelayanan kesejahteraan Sosial (PPKS),seperti keluarga
miskin, anak terlantar, bekerja anak, korban HIV, AIDS, penyalahgunaan narkoba dan
kelompok rentan lainnya baik secara ekonomi maupun sosial.Setiap negara memiliki
perbedaan dalam pengkategorian kebijakan publik dan sosial sesuai dengan kesepakatan yang
dibuat oleh pemerintah dari masing-masing negara.
Hukum, kebijakan sosial dan kebijakan lembaga
Tidak semua kebijakan berbentuk hukum. Akan tetapi hukum merupakan salah-satu bentuk
kebijakan. Hukum dipandang sebagai fondasi bagi sebuah kebijakan (kebijakan sosial). Hal
ini dapat diperhatikan pada UUD 1945 pasal 34 dan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN
(Sistem Jaminan Sosial Nasional). Kemudian kebijakan sosial tersebut menjadi rujukan
dalam membuat kebijakan lembaga

B. JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA


Undang-Undang Dasar 1945 menganut dan mengamalkan untuk melindungi dan
mendorong masyarakatnya, meningkatkan kesejahteraan sosial, melepaskan masyarakat dari
kemiskinan melalui lembaga-lembaga yang khusus mengelola berbagai skema perlindungan
sosial. dalam melaksanakan amanah UUD 1945 pemerintah menerbitkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang menjelaskan
bahwa pilar jaminan sosial terdiri dari bantuan sosial, tabungan wajib dan asuransi sosial.
untuk memperkuat sistem jaminan sosial nasional maka seluruh program jaminan sosial
termasuk kesehatan diintegrasikan dalam satu sistem yang diselenggarakan oleh sebuah
badan yang dibentuk oleh pemerintah yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
untuk mendukung keberadaan dan peran BPJS pemerintah menerbitkan undang-undang
nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS. Undang-Undang BPJS telah mengatur per 1 Januari
2014, program jaminan kesehatan diserahkan kepada BPJS kesehatan dan program jaminan
ketenagakerjaan diserahkan kepada BPJS ketenagakerjaan yang menjamin jaminan
kecelakaan kerja jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

Jaminan Sosial
Berdasarkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional, jaminan sosial adalah salah satu
bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidupnya yang layak. Dari pendekatan asuransi sosial, maka berarti jaminan sosial
sebagai teknik atau metodis penanganan risiko yang terkait dengan hubungan kerja yang
berbasis pada hukum bilangan besar (law of large numbers). Dari sisi bantuan sosial, maka
jaminan sosial berarti sebagai dukungan pendapatan bagi komunitas kurang beruntung untuk
keperluan konsumsi. Pengertian jaminan sosial secara spesifik adalah sebagai sistem
perlindungan dalam bentuk dukungan pendapatan bagi setiap orang yang memerlukannya
melalui seperangkat uji kebutuhan oleh lembaga yang berwenang. Aplikasi uji kebutuhan
diperlukan untuk keadilan agar penerima manfaat jaminan sosial adalah memang benar-benar
orang yang berhak dan membutuhkan dukungan pendapatan. Dapat disimpulkan bahwa
sistem jaminan sosial adalah upaya mewujudkan kesejahteraan, memberikan rasa aman
sepanjang hidup manusia, melalui pendekatan sistem.
Ada beberapa prinsip yang menjadi ciri sistem jaminan sosial, yaitu:
1. Program jaminan sosial itu tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi sebuah negara.
2. Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui mekanisme
asuransi, baik sosial/komersial atau tabungan.
3. Kepesertaan yang bersifat wajib sehingga hukum the law of large numbers cepat
terpenuhi.
4. Peran negara yang besar, baik dalam regulasi, kebijakan maupun penyelenggaraan
program jaminan sosial
5. Pengelolaan dana tidak dimaksudkan untuk mencari laba (nirlaba) sehingga sesuai
dengan tujuan utama penyelenggaraan jaminan sosial yaitu untuk memenuhi
kepentingan peserta.
6. Penyelenggaraan program jaminan sosial harus dapat diselenggarakan dengan penuh
kehati-hatian, transparan, akuntabel, mengingat terkait kebutuhan masyarakat yang
jumlahnya besar dan sifat program jaminan sosial yang harus berkelanjutan.

Sehubungan dengan makna jaminan sosial, karena itu, manfaat jaminan sosial
mencakup santunan tunai untuk dukungan pendapatan pencari nafkah utama (cash benefit for
the income support of the breadwinner), kompensasi finansial untuk kasus kecelakaan kerja
dan kematian dini serta pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu (benefits in kind).
Fungsi jaminan sosial secara ekonomi pada mulanya ditujukan untuk meminimalisasi
ketidakamanan ekonomi, kemudian ditujukan untuk keamanan ekonomi. Keamanan ekonomi
tidak akan tercapai 100% akan tetapi solusinya diperlukan penyelenggaraan sistem jaminan
sosial yang inklusif dalam arti penyelenggaraan sistem jaminan sosial secara komprehensif
yaitu dengan program yang lengkap dan perluasan kepesertaan universal.
Ada empat koneksitas dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang komprehensif,
yaitu mencakup :
1. Program yang terkait dengan pemberian kompensasi finansial;
2. Program yang terkait dengan rehabilitasi dan pemberian alat bantu;
3. Program yang terkait dengan penangguhan konsumsi atau penghasilan;
4. Program yang terkait dengan pelayanan kesehatan dan perawatan medis serta
imunisasi.

Penjelasan lebih rinci ada di dalam Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, bahwa
jenis program jaminan sosial yang hendak diselenggarakan oleh negara meliputi:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Jaminan hari tua; dan
e. Jaminan pension
JENIS PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Program jaminan sosial adalah cabang, manfaat dan skema jaminan sosial yang
diperuntukkan bagi peserta beserta keluarganya bilamana peserta dan anggota keluarganya
mengalami sakit, persalinan, kecelakaan kerja, terkena PHK, menghadapi hari tua dan
meninggal sebelum usia pensiun terutama untuk mencari nafkah utama. lingkup proteksi
jaminan sosial mencakup seluruh penduduk yaitu mulai dari usia 0 sampai 14 tahun 15-64
tahun dan penduduk usia senja di atas 65 tahun.
ada 4 koneksitas dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang komprehensif yaitu
mencakup
1. program yang terkait dengan pemberian kompensasi finansial (uang) biasa berlaku
untuk asuransi kecelakaan kerja (case benefits).
2. program yang terkait dengan rehabilitasi dan pemberian alat bantu pada asuransi
kecelakaan kerja.
3. Program yang terkait dengan penanggungan konsumsi atau penghasilan berlaku pada
iuran jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
4. program yang terkait dengan pelayanan kesehatan dan perawatan medis serta
imunisasi.

Dalam undang-undang sistem jaminan sosial nasional, jenis program jaminan sosial
yang diselenggarakan negara meliputi jaminan kesehatan jaminan kecelakaan kerja jaminan
kematian jaminan hari tua dan jaminan pensiun berikut penjelasannya:
a. jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
ekuitas. tujuannya adalah memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. prinsip asuransi sosial meliputi kepesertaan
yang bersifat wajib dan nondiskriminatif bagi kelompok formal, iuran berdasarkan kan
persentase pendapatan menjadi beban bersama antara pemberi kerja dan penerima kerja,
sampai batas tertentu sehingga ada kegotongroyongan antara yang kaya miskin, resiko sakit
tinggi rendah, tua muda dengan manfaat pelayanan medis yang sama, bersifat komprehensif
meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative termasuk obat
dan bahan medis habis pakai.
b. jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial. tujuannya adalah agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan
uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit
akibat bekerja. besar iuran ditetapkan berdasarkan presentasi upah dan seluruhnya menjadi
beban pemberi kerja. bagi peserta yang tidak menerima upah, iuran ditetapkan berdasarkan
jumlah nominal yang besarnya ditetapkan secara berkala oleh pemerintah.
c. jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan sistem asuransi sosial atau
tabungan wajib. tujuannya adalah untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila
memasuki masa pensiun mengalami cacat total tetap, meninggal dunia. manfaat diberikan
sekaligus pada saat memasuki masa pensiun meninggal dunia atau menderita kecacatan total
titik besar manfaat sesuai dengan akumulasi iuran yang disetor ditambah hasil
pengembangannya.
d. jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau
tabungan wajib. Tujuan jaminan pensiun adalah untuk mempertahankan derajat kehidupan
yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki
usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. oleh karena itu, merupakan manfaat pasti agar
dapat memenuhi tujuan mempertahankan kehidupan yang layak disebabkan oleh menurunnya
upah/ pendapatan atau hilangnya pendapatan. Manfaat jaminan pensiun diberikan setiap
bulan kepada para peserta yang telah memenuhi bayar iuran selama 15 tahun, sesuai dengan
formula yang ditetapkan. apabila peserta meninggal sebelum masa iuran 15 tahun, ahli
warisnya tetap menerima manfaat jaminan pensiun.
e. Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
tujuannya adalah untuk memberi santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris
peserta yang meninggal dunia. iuran program jaminan kematian, berdasarkan persentase gaji,
menjadi beban pemberi kerja, sedangkan bagi peserta bukan penerima upah, besarnya iuran
ditetapkan berdasarkan angka nominal. sementara itu manfaat jaminan kematian ditetapkan
berdasarkan angka nominal dan diberikan 3 hari setelah peserta meninggal.
Dapat disimpulkan untuk mewujudkan program jaminan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia diperlukan kesamaan persepsi dan pemahaman para pembuat kebijakan dalam
mengembangkan sistem jaminan sosial 1 negara terhadap penyelenggaraan program jaminan
sosial.

Program jaminan sosial adalah cabang, manfaat dan skema jaminan sosial yang
diperuntukkan bagi peserta beserta keluarganya bilamana peserta dan anggota keluarganya
mengalami sakit, persalinan, kecelakaan kerja, terkena PHK, menghadapi hari tua dan
meninggal sebelum usia pensiun terutama untuk mencari nafkah utama. lingkup proteksi
jaminan sosial mencakup seluruh penduduk yaitu mulai dari usia 0 sampai 14 tahun 15-64
tahun dan penduduk usia senja di atas 65 tahun.
ada 4 koneksitas dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang komprehensif yaitu
mencakup
1. program yang terkait dengan pemberian kompensasi finansial (uang) biasa berlaku
untuk asuransi kecelakaan kerja (case benefits).
2. program yang terkait dengan rehabilitasi dan pemberian alat bantu pada asuransi
kecelakaan kerja.
3. Program yang terkait dengan penanggungan konsumsi atau penghasilan berlaku pada
iuran jaminan hari tua dan jaminan pensiun.
4. program yang terkait dengan pelayanan kesehatan dan perawatan medis serta
imunisasi.
dalam undang-undang sistem jaminan sosial nasional, jenis program jaminan sosial yang
diselenggarakan negara meliputi jaminan kesehatan jaminan kecelakaan kerja jaminan
kematian jaminan hari tua dan jaminan pensiun berikut penjelasannya:
a. jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
ekuitas. tujuannya adalah memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. prinsip asuransi sosial meliputi kepesertaan
yang bersifat wajib dan nondiskriminatif bagi kelompok formal, iuran berdasarkan kan
persentase pendapatan menjadi beban bersama antara pemberi kerja dan penerima kerja,
sampai batas tertentu sehingga ada kegotongroyongan antara yang kaya miskin, resiko
sakit tinggi rendah, tua muda dengan manfaat pelayanan medis yang sama, bersifat
komprehensif meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
termasuk obat dan bahan medis habis pakai.
b. jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi
sosial. tujuannya adalah agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita
penyakit akibat bekerja. besar iuran ditetapkan berdasarkan presentasi upah dan
seluruhnya menjadi beban pemberi kerja. bagi peserta yang tidak menerima upah, iuran
ditetapkan berdasarkan jumlah nominal yang besarnya ditetapkan secara berkala oleh
pemerintah.
c. jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan sistem asuransi sosial atau
tabungan wajib. tujuannya adalah untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai
apabila memasuki masa pensiun mengalami cacat total tetap, meninggal dunia. manfaat
diberikan sekaligus pada saat memasuki masa pensiun meninggal dunia atau menderita
kecacatan total titik besar manfaat sesuai dengan akumulasi iuran yang disetor ditambah
hasil pengembangannya.
d. jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau
tabungan wajib. Tujuan jaminan pensiun adalah untuk mempertahankan derajat kehidupan
yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki
usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. oleh karena itu, merupakan manfaat pasti
agar dapat memenuhi tujuan mempertahankan kehidupan yang layak disebabkan oleh
menurunnya upah/ pendapatan atau hilangnya pendapatan. Manfaat jaminan pensiun
diberikan setiap bulan kepada para peserta yang telah memenuhi bayar iuran selama 15
tahun, sesuai dengan formula yang ditetapkan. apabila peserta meninggal sebelum masa
iuran 15 tahun, ahli warisnya tetap menerima manfaat jaminan pensiun.
e. Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial.
tujuannya adalah untuk memberi santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris
peserta yang meninggal dunia. iuran program jaminan kematian, berdasarkan persentase
gaji, menjadi beban pemberi kerja, sedangkan bagi peserta bukan penerima upah, besarnya
iuran ditetapkan berdasarkan angka nominal. sementara itu manfaat jaminan kematian
ditetapkan berdasarkan angka nominal dan diberikan 3 hari setelah peserta meninggal.
Dapat disimpulkan untuk mewujudkan program jaminan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia diperlukan kesamaan persepsi dan pemahaman para pembuat kebijakan dalam
mengembangkan sistem jaminan sosial 1 negara terhadap penyelenggaraan program jaminan
sosial.

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


1. BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bertanggung jawab
kepada presiden untuk memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja Indonesia baik
sector formal maupun informal dan orang asing yang bekerja di Indonesia sekurang-
kurangnya 6 bulan. BPJS Ketenagakerjaan yang sebelumnya merupakan PT Jamsostek
(Persero) terbentuk dalam proses yang panjang. Hingga pada tahun 2011, ditetapkanlah UU
No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat
undang- undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum
Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial tenaga kerja, yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja , Jaminan kematian , Jaminan
Hari Tua dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Fungsi Pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan


Setiap pekerjaan memiliki resiko baik resiko kecelakaan maupun kematian. Selain
itu, para pekerja juga butuh jaminan untuk kesejahteraannya. BPJS Kesejahteraan yang
merupakan jaminan bagi para pekerja, memiliki fungsi yang antara lain:
1. Meningkatkan etos kerja pekerja yang merasa telah terjamin kesejahteraannya.
2. Mempermudah pelayanan kesehatan bagi pekerja
3. Mudah dalam pengklaiman apabila terjadi sesuatu pada anggota
Sejak diberlakukannya undang- undang nomor 24 tahun 2011, perusahaan-perusahaan
di Indonesia telah melaksanakan program BPJS Ketenagakerjaan. Secara bertahap,
perusahaan- perusahaan ini telah mengalihkan pekerjanya yang semula sebagai peserta
Jamsostek menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan ini memberikan menyediakan
peruntukan untuk membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan dari gaji yang diberikan. Metode
yang digunakan yakni perusahaan menambahkan jumlah gaji sebesar nilai iuran yang harus
dibayarkan kepada BPJS Ketenagakerjaan. Nilai iuran tersebut dimasukkan ke dalam slip gaji
peruntukannya untuk membayar BPJS Ketenagakerjaan.
Program-program BPJS Ketenagakerjaan yang diikuti oleh perusahaan antara lain:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
Salah satu resiko di dalam bekerja adalah kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja sangat
mungkin untuk terjadi dalam bidang pekerjaan apapun. Oleh karena itu, untuk
mengadakan rasa aman bagi pekerja dari resiko ini, diadakan program Jaminan
Kecelakaan Kerja. Program ini mengalihkan resiko tersebut kepada BPJS
Ketenagakerjaan. Perusahaan atau pemberi kerja membayar iuran JKK bagi pekerjanya
yang berkisar antara 0,24% - 1,74% dari upah sebulan. Jaminan yang diberikan antara
lain: 1) Biaya pengangkutan 2) Biaya pengobatan dan perawatan 3) Sementara tidak
mampu bekerja 4) Penggantian gigi tiruan 5) Santunan cacat 6) Santunan kematian 7)
Biaya rehabilitasi 8) Bantuan Beasiswa
b. Jaminan Kematian
Jaminan kematian diperuntukkan bagi ahli waris peserta BPJS Ketenagakerjaan yang
meninggal bukan karena kecelakaan.
c. Jaminan Hari Tua
Program ini menghimpun dana yang ditujukan sebagai simpanan yang dapat
dipergunakan oleh peserta, terutama bila pernghasilan yang bersangkutan berhenti.
Alasan berhentinya penghasilan tersebut bisa karena berbagai alasan, antara lain cacat
total tetap, telah mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia, atau berhenti bekerja (PHK,
mengundurkan diri, atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
d. Jaminan Pensiun
Jaminan pensiun merupakan program yang diperuntukkan bagi peserta/ ahli waris
pada saat memasuki usia pension, mengalami cacat total tetap dan meninggal dunia.
Program ini diadakan berdasarkan manfaat pasti. Secara umum, perusahaan ini telah
menerapkan pembayaran iuran dari gaji.

Dalam pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan, harus diawasi pelaksanaannya


agar program ini bisa berjalan dengan baik. Untuk mengisi peran tersebut, BPJS
Ketenagakerjaan memiliki petugas pengawas pemeriksaan sendiri, yang bertanggung jawab
untuk memeriksa data perusahaan yang berkaitan dengan BPJS Ketenagakerjaan seperti data
tenaga kerja. Bagi perusahaan yang sudah wajib namun tidak juga mendaftarkan pekerjanya
dalam program BPJS Ketenagakerjaan akan mendapat sanksi yang tegas. Sanksi yang akan
diberikan selain berupa denda juga penghentian layanan publik, termasuk layanan penerbitan
SIM, IMB, STNK, izin usaha dagang, juga pembuatan paspor. Sanksi lain berupa pencabutan
ijin usaha. Instansi lain yang berperan terhadap BPJS Ketenagakerjaan adalah dinas tenaga
kerja. Dinas Tenaga Kerja memiliki peran sebagai pelaku kepentingan di dalam pelaksanaan
BPJS Ketenagakerjaan yakni antara lain: Penyuluhan, menyarankan perusahaan untuk
mengikuti BPJS, serta turut melayani klain- klaim baik kecelakaan kerja, JHT, ataupun
kematian akibat hubungan kerja.
2. BPJS Kesehatan
BPJS-Kesehatan merupakan salah-satu program pemerintah di bidang kesehatan yang
titik fokusnya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya wajib ke semua
penduduk Indonesia. Semua masyarakat sipil, PNS, TNI/POLRI, pensiunan PNS atau perintis
kemerdekaan dijamin oleh Lembaga kesehatan yang satu ini. Asal mula jaminan sosial ini
bukanlah hal yang baru, pemerintah sudah mencanangkan jaminan kesehatan sejak 1968.
Dulunya bernama Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK).
Kemudian pemerintah mengeluarkan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan akhirnyanberlanjut ke 2011 menetapkan PT.Askes (Persero) sebagai
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang kemudian diperkuat melalui UU No 24 tahun
2011. Tidak lama setelah itu, berubah nama menjadi BPJS-Kesehatan yang sekarang ini.
Lembaga ini resmi beroperasi pada 1 Januari 2014.

Kepesertaannya ada 2 kelompok. Pertama, Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan
peserta Non-PBI. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS, diantaranya:

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (bersifat perorangan), berupa rawat jalan atau
rawat inap. Difasilitasi oleh unit kesehatan berupa Puskesmas atau praktik-praktik
dokter.
2. Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (perorangan), berupa rawat jalan dan rawat inap
yang difasilitasi oleh Rumah sakit umum atau swasta.

Sementara, manfaat umum dari jaminan kesehatan, diantaranya yakni berupa pelayanan
kesehatan dan tenaga non-medis berupa akomodasi dan ambulans. Diharapkan melalui
program ini, memudahkan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai