Ahli
Adapun pengertian kebijakan publik menurut para ahli yang
diantaranya yaitu:
Penyusunan Agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang
sangat strategis dalam realitas kebijakan publik. Dalam proses
inilah memiliki ruang untuk memaknai apa yang disebut
sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik
dipertarungkan. Isu kebijakan “policy issues” sering disebut
juga sebagai masalah kebijakan “policy problem”, penyusunan
agenda kebijakan harus dilakukan berdasarkan tingkat urgensi
dan esensi kebijakan, juga keterlibatan stakeholder.
Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi
didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang
terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Adopsi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada
proses dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam
suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara
akan mengikuti arahan pemerintah.
Implementasi Kebijakan
Dalam tahap implementasi kebijakan akan menemukan
dampak dan kinerja dari kebijakan tersebut. Disini akan
ditemukan apakah kebijakan yang dibuat mencapai tujuan
yang diharapkan atau tidak.
Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak. Dalam hal ini evaluasi
dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya evaluasi
kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja,
melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan
demikian evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan
masalah-masalah kebijakan, program-program yang diusulkan
untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi,
maupun tahap dampak kebijakan.
Tujuan kebijakan
Kebijakan yang baik harus mempunyai tujuan yang baik.
Tujuan yang baik tersebut sekurang-kurangnya harus
memenuhi 4 kriteria sebagai berikut :
Masalah
Masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam
kebijakan. Kesalahan dalam menentukan masalah secara
tepat dapat menimbulkan kegagalan total dalam seluruh
proses kebijakan. Jadi kalau suatu masalah telah dapat
diidentifikasi secara tepat, maka ini berarti sebagian
pekerjaan dapat dianggap dikuasai.
Dampak (Impact)
Dalam ekonomi, dampak ganda disebut multiplier effect.
Misalnya kebijakan dalam investasi, perpajakan, atau
pengeluaran pemerintah untuk membiayai program rutin atau
pembangunan dan sebagainya. Tindakan kebijakan itu
membawa pengaruh pada pertambahan atau pengurangan
yang berlipat ganda atas pertambahan pendapatan masyarakat
secara menyeluruh. Multiplier effect juga dapat terjadi pada
bidang social dan politik baik positif maupun negative. Setiap
kebijakan yang bersifat positif ataupun negative dapat
berdampak positif atau negative pula.
Kebijakan umum
Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman atau
petunjuk pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun
bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau
instansi yang bersangkutan. Suatu hal yang perlu diingat
adalah pengertian umum di sini bersifat relatif. Maksudnya,
untuk wilayah negara, kebijakan umum mengambil bentuk
undang-undang atau keputusan presiden dan sebagainya.
Sementara untuk suatu provinsi, selain dari peraturan dan
kebijakan yang di ambil pada tingkat pusat juga ada keputusan
gubernur atau peraturan daerah yang diputuskan oleh DPRD.
Kebijakan pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan
kebijakan umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah
tentang pelaksanaan suatu undang-undang, atau keputusan
menteri yang menjabarkan pelaksanaan keputusan presiden
adalah contoh dari kebijakan pelaksanaan. Untuk tingkat
provinsi, keputusan bupati atau keputusan seorang kepala
dinas yang menjabarkan keputusan gubernur atau peraturan
daerah bisa jadi suatu kebijakan pelaksanaan.
Kebijakan teknis
kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di
bawah kebijakan pelaksanaan itu. Secara umum dapat
disebutkan bahwa kebijakan umum adalah kebijakan tingkat
pertama, kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan tingkat ke
dua, dan kebijakan teknis adalah kebijakan tingkat ke tiga
atau yang terbawah. Lembaga Administrasi Negara (1997),
mengemukakan tingkatan dalam kebijakan publik sebagai
berikut:
Lingkup nasional
Kebijakan nasional
1. Kebijakan Nasional adalah adalah kebijakan negara yang
bersifat fundamental dan strategis dalam pencapaian
tujuan nasional/negara sebagaimana tertera dalam
Pembukaan UUD 1945.
2. Yang berwenang menetapkan kebijakan nasional adalah
MPR, Presiden, dan DPR.
3. Kebijakan nasional yang dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan dapat berbentuk: UUD, Ketetapan
MPR, Undang-undang (UU), Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (PERPU).
Kebijakan umum
Kebijakan pelaksanaan
Kebijakan pelaksanaan
Tingkat Makro
Kebijakan Makro melibatkan masyarakat secara keseluruhan
dan para pemimpin pemerintah umumnya dalam pembentukan
kebijakan publik. Kebijakan Makro merupakan kebijakan yang
dapat mempengaruhi seluruh negeri (nasional). Misalnya
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan
Menteri Kesehatan, dan lainnya. Kebijakan Makro melibatkan
komunitas secara keseluruhan dan para pemimpin pemerintah
daerah pada umumnya dalam lingkup untuk kebijakan publik.
Tingkat messo
Kebijakan Meso biasanya berfokus pada kebijakan tertentu
atau area fungsional, seperti angkutan udara niaga, kegiatan
perluasan pertanian, pembangunan dermaga dan sungai, atau
pemberian hak paten. Biasanya mencakup sarana oleh swasta
maupun pemerintah pada tingkat setempat. Target
pelaksanaan dari kebijakan meso dapat digunakan oleh umum
atau perseorangan, misalnya : untuk memperkuat dukungan
dalam lingkungan bisnis dan untuk mengubah bentuk
struktural suatu otonomi daerah.
Tingkat mikro
Kebijakan mikro lebih melibatkan upaya yang dilakukan oleh
individu tertentu, suatu perusahaan, atau komunitas tertentu
yang hanya bertujuan untuk medapatkan keuntungan bagi
pihak mereka sendiri. Kebijakan mikro yang menjadi
kompetensi pada umumnya pelaku bisnis swasta, biasanya
mencakup strategi untuk peningkatan produktivitas
manajerial, pengembangan mutu Sumber Daya Manusia (SDM),
dan jejaringan kerja (networking).
Agenda Setting
Implementasi Kebijakan
Kritik