TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Publik
pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai. Pengambilan keputusan
umum atau kebijakan pemerintah adalah hasil dari suatu proses pengambilan
penyusunannya :
keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam
usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya,
1
Prof.Miriam Budiarjo “Dasar-Dasar Ilmu Politik”, Jakarta, hlm 20-21
22
pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk
dicapai melalui usaha bersama, dan untuk itu perlu ditentukan rencana-rencana
yang mengikat, yang dituangkan dalam kebijakan (policies) oleh pihak yang
Kebijakan Publik
Proyek
Kegiatan
Pemanfaatan
(Beneficiaries)
Sumber: Riant Nugroho. (2014). Public Policy. Jakarta. Gramedia. Hal: 657
mengarah pada tujuan tertentu, daripada sekedar sebagai bentuk perilaku atau
dan berpola, mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh pajabat-
pejabat pemerintah, bukan keputusan yang berdiri sendiri. Ketiga, kebijakan itu
2
Ibid, at. hlm 15
23
ialah apa yang nyatanya dilakukan pemerintah dalam bidang-bidang tertentu.
tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun dalam masalah dimana
karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh
karena itu, beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan
beberapa tahap. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita
Menurut Lester dan Stewart, studi kebijakan publik kini telah meliputi
berbagai tahapseperti terangkum dalam lingkarankebijakan publik (public
cycle)5 atau tahap-tahap kebijakan publik.6 Dengan demikian, wilayah
yang dapat dikaji oleh kebijakan publik meliputi wilayah yang luas tidak
lagi terpaku pada lembaga-lembaga formal pemerintahan.
3
Prof.Dr.H.Solichin Abdul Wahab, M.A, “Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik”, Jakarta, hlm: 23
4
Charles Lindblom (1986). Proses penetapan kebijakan public. Edisi kedua
5
Lister dan Stewarr,Op.Cit.,hlm.5
6
Jones,Op.Cit.,hlm.29
24
Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap ini
berikut:
masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini
suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang
lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena alas
Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda
7
William Dunn(1999). Analisis kebijakan publik. Yogyakarta: Gadjah Mada Press, hlm.24-25
8
Roger W.Cobb dan Charles D. Elder (1972). Participation in American Politics: The Dynamics of
Agenda-Building. Baltimore: John Hopkins Universit Press
25
masalah. Pada tahap ini, masig-masing aktor akan bermain untuk mengusulkan
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawar oleh para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi
finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu
dampak yang diinginkan. Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi
26
yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih
kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk
pada sisi yang lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat
9
Jones, Op.Cit.,hlm.209-210
10
Lester dan Stewart, Op. Cit., hal. 104
27
dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran (output) maupun sebagai suatu
dampak (outcome)11.
seorang ahli studi kebijakan Van Meter dan Van Horn yaitu:
mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu
atau sasaran kebijakan, adanya aktifitas atau kegiatan pencapaian tujuan, dan
11
Ibid., hlm. 105.
Wordpress.Com, http:/Implementasikebijakan.wordpress.com,diakses pada tgl 28 juli 2017
12
28
merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
berksinambungan.
luar dan dalam. Hambatan dari dalam dapat dilihat dari ketersediaan dan
kualitas input yang digunakan seperti sumber daya manusia, system dan
kebijakan, yakni pendekatan top down dan bottom up. Dalam bahasa Lester
dan Stewart istilah itu dinamakan dengan the command and control approach
29
( pendekatan control dan komando, yang mirip dengan top down aproach )
dan the market approach (pendekatan pasar, yang mirip dengan bottom up
tersentralisir dan dimulai dari actor tingkat pusat, dan keputusannya pun
diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down bertitik tolak dari perspektif
birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah
dengan prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat
pencapian tujuan formal kebijakan yang telah ditentukan. Hal ini sangat
30
dalam formulasi kebijakan. Salah satu scholar yang menganut aliran top down
Pencipta. Segala sesuatu adalah buruk di tangan manusia”. Model rasional ini
apa yang diperintahkan dan mengontrol urutan tahapan dalam sebuah sistem.
Metter dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of policy implementation.
dalam hubungan berbagai variabel16 . Ada enam variable yang menurut Van
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur
Nugroho, Riant. 2011. Public Policy (Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen
15
Kebijakan). Edisi Ketiga, Revisi 2011. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Karsidi, Ravik. 2001.Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
16
Masyarakat. Dalam Pambudy dan A.K.Adhy (ed.): Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju
Terwujudnya Masyarakat Madani, Bogor: Penerbit Pustaka Wirausaha Muda
31
agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang
2. Sumber daya
dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat
publik. Hal ini sangat penting karena kinerja Implementasi kebijakan akan
sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan
Sikap penerima atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat banyak
32
adalah kebijakan “dari atas” (top down) yang sangat mungkin para
selesaikan.
sebaliknya.
Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi
Nugroho, Riant. 2011. Public Policy (Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen
17
Kebijakan). Edisi Ketiga, Revisi 2011. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
33
menekankan pada fakta bahwa implementasi di lapangan memberikan
variable20 , yaitu:
2. Target groups : yaitu bagian dari policy stake holders yang diharapkan
34
4. Environmental factors : unsur-unsur di dalam lingkungan yang
dari proses pencapaian hasil akhir (outcomes), yaitu tercapai atau tidaknya
tujuan yang ingin diraih. Hal ini dikemukakan oleh Grindle21 , dimana
aksi kebijakannya.
dua faktor, yaitu dampak atau efeknya pada masyarakat secara individu
implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn. Karena model teori
kebijakan Van Meter dan Van Horn ini memandang proses implementasi
Prijono, O.S. dan Pranarka, A.M.W., 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan
21
35
politik, dimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk
kelompok sasaran.
(administrator dan birokrat) sesuai dengan prosedur serta tujuan yang telah
Grindle atau yang biasa disebut dengan Grindle. Model Grindle ditentukan
36
e. (Siapa) pelaksana program
f. Sumberdaya yang dikerahkan
3. Isi Kebijakan
23
Ibid. at.Dr. Sahya Anggara, hal: 255
37
c. Jangkauan Perubahan yang Diinginkan
kebijakan.
e. Pelaksana Program
38
4. Konteks Implementasi
24
Ibid. at. Dr. Sahya Anggara, hal: 256
39
b. Karakterisik Lembaga dan Penguasa
Implementasi suatu program dapat menimbulkan konflik bagi yang
penguasa.
dipertimbangkan.
25
Budi Winarno, 2012. Kebijakan Publik. Yogyakarta. CAPS. Hal. 159 - 168
40
b) Sumber-sumber Kebijakan Sumber-sumber yang dimaksud adalah
kebijakan.
implementasi kebijakan.
26
Bambang Sunggono, 1994. Hukum dan Kebijakan Publik. Jakarta : Sinar Grafika. Hal 144 145.
41
atau bertentangan dengaan peraturan hukum dan keinginan
pemerintah;
yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang dapat menjadi
42
a. Peraturan hukum ataupun kebijakan itu sendiri, di mana terdapat
petugas hukum (secara formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi, dan
kebijakan/peraturan hukum.
perundangundangan
43
keputusan, baik secara langsung, maupun melalui lembaga perwakilan,
aliran informasi.
(stakeholders).
pemerintah.
44
(akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya
sebagai berikut:
mengenai
45
3. Keamanan, dalam arti proses serta hasil pelayanan dapat membrikan
kepastian hukum.
diketahui masyarakat.
a) Nilai barang atau jasa pelayanan umum dan tidak menuntut biaya
umum,
46
8. Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat
F. Kebijakan Perizinan
penting bagi kehidupan kita. Tanpanya, banyak yang tidak dapat kita lakukan
karena izin adalah bukti penting secara hukum. Tidak ada bagian lain dalam
jelas dan langsung selain pada bagian pelayanan perizinan. Sebagai garda
perizinan. Demikian juga perizinan yang terkait dengan dunia usaha terkait
investasi. Proses perizinan usaha yang tidak efisien tidak tepat waktu dan
kegiatan wiraswasta. Hal ini tentu saja berdampak serius terhadap upaya
kerja, serta bahan beracun dan berbahaya semua yang berdampak pada dunia
47
Pemerintah sebagai provider memiliki otoritas penuh sesuai undang-
undang yang ada untuk menentukan apakah sebuah izin usaha diperkenankan
untuk masuk atau tidak dalam sebuah lingkungan ekonomi. Bila pemerintah
Logika relasi investasi dan dominan perizinan yang dikelola Negara dapat
48
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. bagi pimpinan instansi
tingkat kepuasan pada tiap tahap proses perizinan yang mereka jalani dan
berbeda untuk setiap pelanggan, tetapi secara umum tingkat kepuasan ini
dapat diukur.
aspek penting lain dalam proses perizinan. Transparansi sangat penting dalam
perizinan yang mereka ajukan. Aspek penting dalam proses yang transparan
49