Anda di halaman 1dari 4

NAMA: Devison

NPM: D2D021006

1. Apa yang dimaksud analisis kebijakan publik? Apa yang diperlukan oleh
seorang analis kebijakan? Apa saja kecakapan seorang analis
kebijakan? Dunn (2000: 117) membedakan ada tiga bentuk analisis
kebijakan publik. Sebutkan dan jelaskan! William Dunn membagi siklus
pembuatan kebijakan dalam 5 tahapan. Sebutkan dan jelaskan!

Apa yang dimaksud analisis kebijakan publik yaitu kebijakan publik


merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang cara atau
bagaimana mengelola pemerintah demi kepentingan masyarakat. Cakupan
kebijakan publik sangat besar dan mencakup segala sesuatu mulai dari pajak
hingga pendidikan, regulasi industri, perawatan kesehatan, hiburan, dan lain
sebagainya. Di sini pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam
menjalankan negara karena mereka menetapkan kebijakan yang mengatur
bagaimana masyarakat harus dijalankan.

Seorang analisis kebijakan harus memiliki kemampuan mengidentifikasi


masalah dan harus dapat fokus mencarikan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi dimasyarakat dan dapat mengevaluasi kebijakan
yang telah dilaksanakan tersebut.

Seorang seorang analis kebijakan tentunya harus memiliki kecakapan


kecakapan, adapun kecakapan analisis kebijakan public yang harus dimiliki
adalah: Mampu cepat ambil fokus pada kriteria keputusan yang paling
sentral, Mempunyai kemampuan analisis multi-disiplin, Mampu memikirkan
jenis-jenis tindakan kebijakan yang dapat diambil, Mampu gunakan metode
paling sederhana yang tepat dan gunakan logika desain metode, Mampu
mengatasi ketidak pastian, Mampu mengemukakan dengan angka secara
kuantitatif & asumsi kualitaitf, Mampu buat rumusan analisa sederhana
namun jelas, Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan, Mampu
meletakkan diri dlm posisi orang lain (empati) sbg pengambil kebijakan
public, Mampu menahan diri hanya utk memberikan analisis kebijakan, bukan
keputusan, Mampu mengatakan”Ya” atau “Tidak” pada usulan yang masuk,
namun juga mampu memberikan definisi dan analisa dri usulan, Mampu
menyadari bahwa tdk ada kebijakan yang sama sekali benar, rasional dan
komplet dan Mampu memahami bahwa ada batas-batas intervensi kebijakan
public serta Mempunyai etika profesi yang tinggi 
Tiga bentuk analisis kebijakan publik, yaitu:
1. Analisis prospektif merupakan analisis membuat kebijakan publik dan
menyampaikannya sebelum kebijakan yang dibuat tersebut dilaksanakan
sehingga dapat dijadikana dasar sebelum kebijakan yang dibuat
diputuskan untuk dilakukan.
2. Analisis retrospektif. Pembuatan dan penyampaian informasi kebijakan
yang berorientasi pada disiplin, masalah dan pada aplikasi, sehingga
analisis ini dapat menjelaskan sebab dan akibat dan konsekuensi dari
kebijakan yang telah dibuat dengan memperhatikan tujuan dan sasaran
sebelumnya.
3. Analisis terintegrasi merupakan gabungan antara analisis prospektif dan
retrospektif. Analisis ini cenderung kepada penciptaan transformasi
kebijakan sebelum dan sesudah tindakan kebijakan dilakukan. Analisis ini
berusaha terus-menerus untuk menghasilkan informasi setiap saat.
Analisis ini akan terus dilakukan berulangkali sebelum akhirnya
pemecahan masalah ditemukan.
Siklus pembuatan kebijakan public terdiri dari tahapan.
1. Isu apa yang menarik perhatian pemerintah merupakan hasil dari proses
dinamis dan sangat kompleks yang dikenal sebagai agenda setting
(pengenalan masalah). Agenda setting adalah “proses pembuatan prioritas
atas informasi untuk membuat tindakan, dan perhatian dialokasikan
kepada sekelompok masalah tertentu ketimbang kepada sekelompok
masalah yang lain”. Seringkali diasumsikan bahwa proses ini logis dan
rasional; dalam realitanya, proses tersebut lebih bersifat politis ketimbang
logis, dan beberapa ahli menyatakan bahwa proses tersebut adalah
dirasionalkan ketimbang benar-benar rasional. Tahap agenda setting
berkaitan dengan pertimbangan oleh beberapa aktor kunci dari sistem
administrasi-politik atas berbagai permohonan bagi diambilnya tindakan
yang dibuat oleh kelompok sosial atau bahkan pegawai pemerintah itu
sendiri. Agenda setting dapat dipandang sebagai suatu mekanisme bagi
penyaringan masalah oleh aktor publik.
2. Formulasi kebijakan (usulan tentang solusi). Tahap formulasi kebijakan
mengandaikan, terutama, definisi model kausalitas oleh aktor publik
(definisi yang dipengaruhi sedikit banyak oleh aktor sosial) dan
perumusan program politik-administratif, yaitu, pemilihan tujuan,
instrumen dan prosedur yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah
yang sedang dipertimbangkan. Di sini sekali lagi, keberadaan mekanisme
penyaringan dan penyesuaian dapat dipertimbangkan.
3. Adopsi kebijakan (pilihan solusi). Perumusan dan adopsi kebijakan
meliputi definisi tujuan – apa yang harus dicapai dengan kebijakan – dan
pertimbangan alternatif tindakan yang berbeda. Beberapa penulis
membedakan antara formulasi (alternatif tindakan) dan adopsi akhir
(keputusan resmi untuk mengambil kebijakan). Karena kebijakan tidak
selalu diformalkan menjadi program terpisah dan pemisahan yang jelas
antara perumusan dan pengambilan keputusan sangat sering tidak
mungkin, maka perumusan kebijakan dan adopsi kebijakan sering
diperlakukan sebagai substages dalam satu panggung dari siklus kebijakan.
4. Implementasi kebijakan (membuat solusi menjadi berlaku). Tahap
implementasi terdiri dari adaptasi dari program kebijakan kepada situasi
konkret yang dihadapi (produksi output). Fase ini umumnya jauh lebih
kompleks daripada tampaknya. Di sini sekali lagi, beberapa mekanisme
penyaringan akan ikut bermain (misalnya, non-eksekusi, aplikasi selektif).
5. Evaluasi kebijakan (hasil pemantauan). Akhirnya, tahap evaluasi, yang
dianggap sebagai elemen penyusun kebijakan, bertujuan untuk
mengetahui hasil dan dampak kebijakan dalam hal perubahan perilaku
kelompok sasaran (dampak) dan penyelesaian masalah (outcome).
Evaluasi kebijakan melibatkan pengujian empiris validitas dari model
kausalitas yang kebijakan didasarkan. Dengan demikian, analisis
menyangkut baik relevansi ini ‘teori tindakan ’dan ruang lingkup aplikasi
praktis. Evaluasi kebijakan dimaksudkan untuk mempersiapkan fondasi
keputusan masa depan dan / atau tindakan melegitimasi sudah diadopsi.
Tujuan atau konsekuensi dari evaluasi kebijakan dapat melibatkan
reformulasi atau modifikasi kebijakan yang ada, perbaikan implementasi
atau pertimbangan mereka

2. Menurut William Dunn (1995) kebijakan publik merupakan pedoman


yang berisi nilai-nilai dan norma-norma yang mempunyai kewenangan
untuk mendukung tindakan-tindakan pemerintah dalam wilayah
yurisdiksinya. Kebijakan publik muncul dari adanya permasalahan
publik dan kebijakan yang dihasilkan merupakan upaya penyelesaian
masalah tersebut. Namun tidak semua permasalahan menjadi
permasalahan publik yang dianggap membutuhkan suatu kebijakan.
Apa maksud pernyataan ini. Bagaimana dengan pilihan pemerintah
membangun Ibukota Negara Baru(IKN)? Coba operasionalkan dan
berikan contoh pengertian kebijakan public menurut Thomas R. Day
bahwa public policy is whatever government choose to do or not to do.

Jawaban

Permasalahan kebijakan tidak membutuhkan suatu kebijakan secara cepat,


dikarenakan permasalahan kebijakan publik itu memerlukan waktu yang
lama, proses dan tahapan yang panjang untuk mengatasinya dan juga
memerlukan pembiayaan yang sangat besar. Contoh permasalahan banjir
yang terjadi di daerah daerah perkotaan, ini tidak membutuhkan suatu
kebijakan tetapi dibutuh perencanaan dan pelaksanaan yang matang untuk
mengatasinya. Kondisi pemerintah saat ini membangun Ibu Kota Negara jika
dikaji dari konsep kebijakan public, kebijakan tersebut belum tepat
dikarenakan kindisi perekonomian Indonesia yang mendukung dan
perekonomian rakyat masih rendah, sehingga lebih baik memperhatikan
masyarakat. Kebijakan publik dibuat untuk mensejahterakan masyarakat,
seharusnya pemerintah perlu memperhatikan masyarakat dengan tetap
memberiakn subsisdi terkait kebutuhan pokok, BBM dan meningkatkan
infrastrukr jalan agar perekonomian masyarakat dapat lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai