ANALISIS KEBIJAKAN
OLEH :
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan kesehatan itu sangat penting, hal itu disebabkan antara lain sektor kesehatan
merupakan bagian dari ekonomi. Jelasnya sektor kesehatan ibarat suatu sponge yang
mengabsorpsi banyak anggaran belanja negara untuk membayar sumber daya kesehatan. Ada
yang mengatakan bahwa kebijakan kesehatan merupakan driver dari ekonomi, itu disebabkan
karena adanya inovasi dan investasi dalam bidang teknologi kesehatan, baik itu bio-medical
maupun produksi, termasuk usaha dagang yang ada pada bidang farmasi. Namun yang lebih
penting lagi adalah keputusan kebijakan kesehatan melibatkan persoalan hidup dan mati
manusia (Buse, Mays & Walt, 2005). Kebijakan kesehatan itu adalah tujuan dan sasaran,
sebagai instrumen, proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan, termasuk
implementasi serta penilaian (Lee, Buse & Fustukian, 2002). Kebijakan kesehatan adalah
bagian dari institusi, kekuatan dari aspek politik yang memengaruhi masyarakat pada tingkat
lokal, nasional dan dunia (Leppo, 1997).
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan publik dapat
diartikan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan memiliki kewenangan serta legitimasi,
dimana mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan administrasi dan teknik yang
berkompeten terhadap keuangan dan implementasi dalam mengatur kebijakan. Kebijakan
adalah suatu konsensus atau kesepakatan terhadap suatu persoalan, dimana sasaran dan
tujuannya diarahkan pada suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk
mencapainya. Tanpa ada kesepakatan dan tidak ada koordinasi akan mengakibatkan hasil
yang diharapkan sia-sia belaka.
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan
kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat
sebagai suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli
kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998). Kebijakan merupakan
produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta,
dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah dimana
keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005).
Pengembangan kebijakan biasanya top-down dimana Departemen Kesehatan memiliki
kewenangan dalam penyiapan kebijakan. Implementasi dan strateginya adalah bottom-up.
Kebijakan seharusnya dikembangkan dengan partisipasi oleh mereka yang terlibat dalam
kebijakan itu. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut realistik dan dapat
mencapai sasaran. Untuk itu perlu komitmen dari para pemegang dan pelaksana kebijakan.
Kebijakan kesehatan harus berdasarkan pembuktian yang menggunakan pendekatan problem
solving secara linear.
Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan
yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan terhadap
kaum rentan (Gormley, 1999). Kebijakan kesehatan berpihak pada hal-hal yang dianggap
penting dalam suatu institusi dan masyarakat, bertujuan jangka panjang untuk mencapai
sasaran, menyediakan rekomendasi yang praktis untuk keputusan-keputusan penting (WHO,
2000). Kebijakan kesehatan dapat bermanifestasi dalam berbagai hal dan tidak selalu dalam
bentuk dokumendokumen (Ritsatakis, 1987). Kebijakan kesehatan diexpresikan dalam bentuk
suatu konstitusi, undangundang dan peraturan-peraturan termasuk juga platform dari partai-
partai politik atau kertas-kertas kebijakan (Ritsatakis, 2000).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dari konsep dasar analysis of policy (analisis terhadap
kebijakan) dan analysis for policy (analisis bagi penyusun kebijakan) ?
2. Bagaimana penjelasan langkah-langkah dalam penyusunan analisis kebijakan ?
3. Bagaimana penjelasan tentang teknik dan kriteria dalam analisis kebijakan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar analysis of police dan
analysis for policy
2. Agar mahasiswa dapat menjabarkan langkah-langkah penyusunan analisis kebijakan
3. Agar Mahasiswa mampu untuk menjelaskan teknik dan kriteria dalam analisis
kebijakan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat memahami dan mampu dalam menjelaskan dan menjabarkan
mengenai analisis kebijakan yang meliputi konsep dasar dari analysis of police dan
analysis for policy, membuat langkah-langkah dalam penyusunan analisis kesehatan
serta dapat menjelaskan bagaimana teknik dan kriteria dalam analisis kebijakan
tersebut.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap dari penulisan ini, pembaca dapat dengan mudah untuk memahami
lebih lanjut mengenai analisis kebijakan yang ada, baik analisis kebijakan yang dibuat
oleh Pemerintah maupun oleh Swasta. Pembaca lebih memahami konsep dasar dari
analysis of police dan analysis for policy, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penyusunan analisis kesehatan serta memahami teknik dan kriteria dalam analisis
kebijakan yang nantinya dapat diterapkan dalam suatu organisasi dan memberikan
dampak yang positive terhadap organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
menurut orangnya. Namun, secara umum klien memiliki tiga kesamaan ciri9 : (1) Ingin
berperan dalam perumusan kebijakan namun tidak ingin terlibat dalam analisis; (2)
Mereka sibuk dan menghadapi jadwal ketat; dan (3) Hati-hati terhadap usulan analis.
5. Advokasi kebijakan
Advokasi kebijakan adalah tahapan untuk memperoleh dukungan semua pihak
terkait baik dalam institusi internal, antar departemen, masyarakat umum dan lembaga
legislatif. Advokasi kebijakan merupakan kunci untuk mendapatkan legitimasi
birokratis, sosial dan politik agar suatu usulan paket kebijakan dapat
diimplementasikan. Dalam kaitan ini, analisis kebijakan memiliki tugas memberikan
strategi advokasi yang tepat kepada klien. Analisis kebijakan dapat pula berperan aktif
dalam pelaksanaan proses advokasi.
6. Monitoring implementasi kebijakan
Monitoring kebijakan ialah kegiatan untuk mengamati pelaksanaan operasional paket
kebijakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah paket kebijakan sungguh-
sungguh dilaksanakan sesuai dengan rancangan hambatan yang dihadapi dan usulan
untuk mengatasi hambatan tersebut. Monitoring implementasi berfungsi untuk
mengatasi masalah manajemen dalam pelaksanaan paket kebijakan.
7. Evaluasi dampak kebijakan
Evaluasi dampak pelaksanaan kebijakan termasuk bagian tugas dari Tim Analisis
Kebijakan. Evaluasi dampak berguna dalam rangka memperbaiki paket kebijakan
sehingga lebih berhasil-guna dan berdaya-guna. Dengan demikian, keseluruhan tahapan
analisis kebijakan mulai dari perolehan masalah hingga evaluasi pelaksanaan
merupakan suatu kesatuan siklus tertutup yang dinamis.
Disamping untuk perbaikan paket kebijakan, kegiatan evaluasi dampak juga berfungsi
untuk menciptakan mekanisme pertanggungjawaban (accountability).
8. Analisis kelanjutan kebijakan
Analisis kelanjutan kebijakan adalah analisis tentang apakah suatu kebijakan yang
sudah diimplementasikan sebaiknya dilanjutkan atau dihentikan saja. Analisis
kelanjutan merupakan tahapan akhir dari satu siklus proses analisis kebijakan.
Bahan utama kegiatan ini adalah hasil prakiraan tentang isu kebijakan setelah kebijakan
diimplementasikan.
Banyak pakar yang telah mengemukakan pandangan mengenai proses dan atau model-
model dalam analisis kebijakan. Menurut Patton and Sawicki analisis kebijakan dibagi
menjadi 6 langkah sebagai berikut:
1. Menentukan atau mengidentifikasi masalah kebijakan
Langkah ini dilakukana dengan cara menganalisis data dan informasi yang relevan
dengan masalah tersebut.
2. Mengidentifikasi atau mengembangkan kriteria-kriteria untuk pemecahan masalah
Dalam hal ini, seorang pengambil kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor
terkait sebelum memutuskan sesuatu.
3. Membuat daftar alternatif yang akan dipiluh
Membuat alternatif sebagai kebijakan terbaik dalam menyelesaikan masalah
kebijakan.
4. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap kriteria yang dikembangkan
Proses ini dilakukan dengan memberikan bobot terhadap setiap kriteria.
5. Melakukan evaluasi terhadap setiap alternatif.
Proses ini dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yang kemudia dipilih
alternative terbaiknya sebagai kebijakan terpilih.
6. Menjalankan kebijakan yang telah dipilih.
Serupa dengan model tersebut, model analisis kebijakan yang dikembangan University
of Oregon terdiri dari 6 langkah yaitu:
1. Verify, define and detail problem
2. Establish evaluation criteria
3. Identify alternative policies
4. Evaluate alternative policies
5. Display and distinguish among alternative policies
6. Monitor the implemented policy
DAFTAR PUSTAKA