Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS KEBIJAKAN

(Mata Kuliah : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan)

OLEH :

Lanjutin namanya aku tak tahu

Putu Sri Padma Saraswati (19120706024)


Kadek Ayu Dwi Juliasri (19120706030)
Gusti Ayu Putu Miarti (19120706032)
Luh Putu Riska Megayanti (19120706033)
I Kadek Bagus Adi Mahayana (19120706046)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan kesehatan itu sangat penting, hal itu disebabkan antara lain sektor kesehatan
merupakan bagian dari ekonomi. Jelasnya sektor kesehatan ibarat suatu sponge yang
mengabsorpsi banyak anggaran belanja negara untuk membayar sumber daya kesehatan. Ada
yang mengatakan bahwa kebijakan kesehatan merupakan driver dari ekonomi, itu disebabkan
karena adanya inovasi dan investasi dalam bidang teknologi kesehatan, baik itu bio-medical
maupun produksi, termasuk usaha dagang yang ada pada bidang farmasi. Namun yang lebih
penting lagi adalah keputusan kebijakan kesehatan melibatkan persoalan hidup dan mati
manusia (Buse, Mays & Walt, 2005). Kebijakan kesehatan itu adalah tujuan dan sasaran,
sebagai instrumen, proses dan gaya dari suatu keputusan oleh pengambil keputusan, termasuk
implementasi serta penilaian (Lee, Buse & Fustukian, 2002). Kebijakan kesehatan adalah
bagian dari institusi, kekuatan dari aspek politik yang memengaruhi masyarakat pada tingkat
lokal, nasional dan dunia (Leppo, 1997).
Kebijakan kesehatan merupakan kebijakan publik. Konsep dari kebijakan publik dapat
diartikan sebagai adanya suatu negara yang kokoh dan memiliki kewenangan serta legitimasi,
dimana mewakili suatu masyarakat dengan menggunakan administrasi dan teknik yang
berkompeten terhadap keuangan dan implementasi dalam mengatur kebijakan. Kebijakan
adalah suatu konsensus atau kesepakatan terhadap suatu persoalan, dimana sasaran dan
tujuannya diarahkan pada suatu prioritas yang bertujuan, dan memiliki petunjuk utama untuk
mencapainya. Tanpa ada kesepakatan dan tidak ada koordinasi akan mengakibatkan hasil
yang diharapkan sia-sia belaka.
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yang peduli terhadap pengguna pelayanan
kesehatan termasuk manajer dan pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat
sebagai suatu jaringan keputusan yang saling berhubungan, yang pada prakteknya peduli
kepada pelayanan kesehatan masyarakat (Green & Thorogood, 1998). Kebijakan merupakan
produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta,
dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah dimana
keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005).
Pengembangan kebijakan biasanya top-down dimana Departemen Kesehatan memiliki
kewenangan dalam penyiapan kebijakan. Implementasi dan strateginya adalah bottom-up.
Kebijakan seharusnya dikembangkan dengan partisipasi oleh mereka yang terlibat dalam
kebijakan itu. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut realistik dan dapat
mencapai sasaran. Untuk itu perlu komitmen dari para pemegang dan pelaksana kebijakan.
Kebijakan kesehatan harus berdasarkan pembuktian yang menggunakan pendekatan problem
solving secara linear.
Tujuan dari kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan
yang terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan terhadap
kaum rentan (Gormley, 1999). Kebijakan kesehatan berpihak pada hal-hal yang dianggap
penting dalam suatu institusi dan masyarakat, bertujuan jangka panjang untuk mencapai
sasaran, menyediakan rekomendasi yang praktis untuk keputusan-keputusan penting (WHO,
2000). Kebijakan kesehatan dapat bermanifestasi dalam berbagai hal dan tidak selalu dalam
bentuk dokumendokumen (Ritsatakis, 1987). Kebijakan kesehatan diexpresikan dalam bentuk
suatu konstitusi, undangundang dan peraturan-peraturan termasuk juga platform dari partai-
partai politik atau kertas-kertas kebijakan (Ritsatakis, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan dari konsep dasar analysis of policy (analisis terhadap
kebijakan) dan analysis for policy (analisis bagi penyusun kebijakan) ?
2. Bagaimana penjelasan langkah-langkah dalam penyusunan analisis kebijakan ?
3. Bagaimana penjelasan tentang teknik dan kriteria dalam analisis kebijakan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu untuk menjelaskan konsep dasar analysis of police dan
analysis for policy
2. Agar mahasiswa dapat menjabarkan langkah-langkah penyusunan analisis kebijakan
3. Agar Mahasiswa mampu untuk menjelaskan teknik dan kriteria dalam analisis
kebijakan

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat memahami dan mampu dalam menjelaskan dan menjabarkan
mengenai analisis kebijakan yang meliputi konsep dasar dari analysis of police dan
analysis for policy, membuat langkah-langkah dalam penyusunan analisis kesehatan
serta dapat menjelaskan bagaimana teknik dan kriteria dalam analisis kebijakan
tersebut.
2. Bagi Pembaca
Penulis berharap dari penulisan ini, pembaca dapat dengan mudah untuk memahami
lebih lanjut mengenai analisis kebijakan yang ada, baik analisis kebijakan yang dibuat
oleh Pemerintah maupun oleh Swasta. Pembaca lebih memahami konsep dasar dari
analysis of police dan analysis for policy, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penyusunan analisis kesehatan serta memahami teknik dan kriteria dalam analisis
kebijakan yang nantinya dapat diterapkan dalam suatu organisasi dan memberikan
dampak yang positive terhadap organisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis Kebijakan


Analisis kebijakan adalah suatu proses yang memerlukan pendekatan multidisiplin ilmu
yang terkait dengan situasi dan masalah kebijakan yang muncul. Analisis kebijakan juga
merupakan suatu aktivitas intelektual dan praktisi yang ditujukan untuk menciptakan secara
kritis, menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan di dalam proses kebijakan
(Dunn, 2000). Analisa kebijakan dapat pula dipandang sebagai ilmu yang menggunakan
berbagai metode pengkajian multiple dalam konteks argumentasi dan debat politik untuk
menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan.
Dalam arti luas, analisis kebijakan adalah satu bentuk penelitian terapan yang dilakukan
untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai masalah-masalah sosial teknis
dan untuk mencari solusi-solusi yang lebih baik. Karena berusaha menggunakan ilmu
modern dan teknologi modern dalam menyelesaikan masalah-masalah masyarakat,
analisis kebijakan mencari langkah-langkah yang mudah diamati, menyusun informasi
dan bukti-bukti serta pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh penerapan suatu
kebijakan yang dilakukan untuk membantu para pembuat kebijakan didalam memilih
tindakan yang paling menguntungkan. Operation riset, analisis sistem, sistem biaya dan
manfaat dan analisis efektifitas biaya ada dalam kategori yang sama dan sering dipakai
dalam studi analisis kebijakan. Namun analisis kebijakan memperhitungkan kesulitan-
kesulitan politik dan organisasi yang berhubungan dengan keputusan publik dan
implementasinya.
Pembentukan analisis kebijakan sebagai sebuah jabatan funsional sudah merupakan suatu
hal yang mendesak dalam rangka memberikan support kepada pemerintah. Berikut
merupakan kegiatan yang termasuk dalam analisis terhadap kebijakan menurut Wayne
Parsons (2001):
1. Batasan sebuah kebijakan yaitu analisis yang difokuskan pada bagaimana, mengapa dan
kapan serta diperuntukkan bagi siapa sebuah kebijakan dibuat.
2. Isi dari kebijakan yaitu analisis yang melibatkan deskripsi dari suatu kebijakan tertentu
dan bagaimana kebijakan tersebut dibuat serta keterkaitannya dengan kebijakan yang
telah ada sebelumnya. Dan dalam menganalisisnya dapat pula menggunakan kerangka
teoritikal/ nilai yang ditujukan untuk memberikan masukan (kritik) terhadap sebuah
kebijakan.
3. Monitoring dan evaluasi kebijakan, yaitu analisis yang dimaksud untuk menguji apakah
sebuah kebijakan telah menunjukkan kinerja sesuai tujuannya dan seberapa besardampak
kebijakan bagi masalah yang ada.

B. Langkah Langkah Penyusunan Analisis Kebijakan


Analisis kebijakan yang sistematis merupakan suatu proses berkesinambungan mengikuti
suatu siklus. Proses analisis kebijakan dapat dibagi menjadi delapan tahapan:
1. Perumusan isu kebijakan
Perumusan isu kebijakan merupakan salah satu kunci keberhasilan analisis
kebijakan secara keseluruhan karena sangat menentukan derajad urgensi
kebutuhan, akseptabilitas usulan opsi kebijakan serta efisiensi dan efektivitas
implementasi kebijakan yang dilaksanakan. Tahapan perumusan isu kebijakan
dapat dibagi menjadi tiga kegiatan sekuensial:
a. Identifikasi isu (isue identification)
b. Penetapan prioritas (priority setting)
c. Penginderaan masalah (problem sensing)
2. Prakiraan masa depan
Prakiraan masa depan adalah tahapan proses analisis kebijakan yang dimaksudkan
untuk kondisi isu problematik dimasa depan sehingga dapat diketahui apa yang akan
terjadi tanpa tindakan kebijakan dan apabila dilakukan beberapa skenario opsi
kebijakan. Tahapan ini sangatlah penting agar analisis kebijakan sesuai dengan kondisi
dinamis menurut perubahan waktu. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
mempergunakan berbagai metode prakiraan atau simulasi skenario kebijakan.
3. Analisis opsi kebijakan
Tahapan analisis opsi kebijakan adalah tahapan untuk merumuskan dan mengevaluasi
kelayakan opsi kebijakan. Langkah kunci pada tahapan ini ialah menetapkan tujuan,
kendala dan kriteria keragaan yang menjadi acuan utama evalusi opsi kebijakan.
4. Komunikasi opsi kebijakan
Komunikasi adalah penyampaian analisis opsi kebijakan kepada klien. Tingkat
sofistikasi analisis dan format presentasi analisis opsi kebijakan sangat menentukan
efektivitas komunikasi. Analisis opsi kebijakan hendaklah disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan klien tentang isu kebijakan. Tingkat pengetahuan klien jelas bervariasi

menurut orangnya. Namun, secara umum klien memiliki tiga kesamaan ciri9 : (1) Ingin
berperan dalam perumusan kebijakan namun tidak ingin terlibat dalam analisis; (2)
Mereka sibuk dan menghadapi jadwal ketat; dan (3) Hati-hati terhadap usulan analis.
5. Advokasi kebijakan
Advokasi kebijakan adalah tahapan untuk memperoleh dukungan semua pihak
terkait baik dalam institusi internal, antar departemen, masyarakat umum dan lembaga
legislatif. Advokasi kebijakan merupakan kunci untuk mendapatkan legitimasi
birokratis, sosial dan politik agar suatu usulan paket kebijakan dapat
diimplementasikan. Dalam kaitan ini, analisis kebijakan memiliki tugas memberikan
strategi advokasi yang tepat kepada klien. Analisis kebijakan dapat pula berperan aktif
dalam pelaksanaan proses advokasi.
6. Monitoring implementasi kebijakan
Monitoring kebijakan ialah kegiatan untuk mengamati pelaksanaan operasional paket
kebijakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah paket kebijakan sungguh-
sungguh dilaksanakan sesuai dengan rancangan hambatan yang dihadapi dan usulan
untuk mengatasi hambatan tersebut. Monitoring implementasi berfungsi untuk
mengatasi masalah manajemen dalam pelaksanaan paket kebijakan.
7. Evaluasi dampak kebijakan
Evaluasi dampak pelaksanaan kebijakan termasuk bagian tugas dari Tim Analisis
Kebijakan. Evaluasi dampak berguna dalam rangka memperbaiki paket kebijakan
sehingga lebih berhasil-guna dan berdaya-guna. Dengan demikian, keseluruhan tahapan
analisis kebijakan mulai dari perolehan masalah hingga evaluasi pelaksanaan
merupakan suatu kesatuan siklus tertutup yang dinamis.
Disamping untuk perbaikan paket kebijakan, kegiatan evaluasi dampak juga berfungsi
untuk menciptakan mekanisme pertanggungjawaban (accountability).
8. Analisis kelanjutan kebijakan
Analisis kelanjutan kebijakan adalah analisis tentang apakah suatu kebijakan yang
sudah diimplementasikan sebaiknya dilanjutkan atau dihentikan saja. Analisis
kelanjutan merupakan tahapan akhir dari satu siklus proses analisis kebijakan.
Bahan utama kegiatan ini adalah hasil prakiraan tentang isu kebijakan setelah kebijakan
diimplementasikan.

Banyak pakar yang telah mengemukakan pandangan mengenai proses dan atau model-
model dalam analisis kebijakan. Menurut Patton and Sawicki analisis kebijakan dibagi
menjadi 6 langkah sebagai berikut:
1. Menentukan atau mengidentifikasi masalah kebijakan
Langkah ini dilakukana dengan cara menganalisis data dan informasi yang relevan
dengan masalah tersebut.
2. Mengidentifikasi atau mengembangkan kriteria-kriteria untuk pemecahan masalah
Dalam hal ini, seorang pengambil kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor
terkait sebelum memutuskan sesuatu.
3. Membuat daftar alternatif yang akan dipiluh
Membuat alternatif sebagai kebijakan terbaik dalam menyelesaikan masalah
kebijakan.
4. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap kriteria yang dikembangkan
Proses ini dilakukan dengan memberikan bobot terhadap setiap kriteria.
5. Melakukan evaluasi terhadap setiap alternatif.
Proses ini dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yang kemudia dipilih
alternative terbaiknya sebagai kebijakan terpilih.
6. Menjalankan kebijakan yang telah dipilih.

Serupa dengan model tersebut, model analisis kebijakan yang dikembangan University
of Oregon terdiri dari 6 langkah yaitu:
1. Verify, define and detail problem
2. Establish evaluation criteria
3. Identify alternative policies
4. Evaluate alternative policies
5. Display and distinguish among alternative policies
6. Monitor the implemented policy

C. Kriteria dan Teknik Analisis Kebijakan


1. Kriteria Analisis Kebijakan
Dalam menentukan evaluasi kebijakan ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam pengambilan
keputusan merupakan kegiatan yang krusial dalam proses analisis kebijakan.
Keberadaan kriteria yang akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan
(memilih alternatif kebijakan ‘terbaik’) akan menghindarkan adanya favoritism atau
keberpihakan terhadap salah satu alternatif yang telah dikembangkan. Adapun kriteria
merujuk pada pernyataan spesifik tentang dimensi dari tujuan-tujuan yang ada yang
akan digunakan untuk mengevaluasi alternative kebijakan atau program. Beberapa
dimensi tersebut termasuk didalamnya adalah kriteria biaya, kemanfaatan, efektivitas,
resiko, keberlangsungan secara politis, kemudahan administratif, legalitas,
ketidakpastian, keadilan dan dimensi waktu.
Bardach (2012) membagi kriteria tersebut menjadi 4 kriteria yaitu technical
feasibility, Economic and financial possibility. Political viability, dan Administrative
operatibility.
a. Technical feasibility: mengukur apakah alternatif kebijakan yang diajukan secara
teknis dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Economic and financial possibility: berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh
setiap alternatif kebijakan dan apakah yang nantinya dihasilkan dapat disebut
dengan kemanfaatan.
c. Political viability: mengukur apakah setiap alternatif kebijakan akan memberikan
dampak kekuatan secara politis bagi kelompok-kelompok tertentu.
d. Administrative operatibility: mengukur kemungkinan diterapkannya alternatif
kebijakan tersebut dari persepektif administratif (ketersediaan
Sedangkan, Dunn membaginya dalam 6 kriteria yaitu:
a. Efektivitas, Apakah alternatif yang direkomendasikan memberikan hasil (akibat)
yang maksimal
b. Efisiensi, Apakah alternatif yang direkomendasikan membuahkan hasil yang rasio
efektivitas biayanya lebih tinggi dari batas tertentu (efisiensi marginal)
c. Kecukupan (adequacy), Seberapa jauh alternatif tersebut dapat memenuhi tingkat
kebutuhan yang dipermasalahkan
d. Kesamaan (equity), Apakah alternatif yang direkomendasikan menghasilkan lebih
banyak distribusi yang adil terhadap sumber yang ada dalam masyarakat
e. Responsivitas (responsiveness), Seberapa jauh alternatit tersebut dapat
memuaskan kebutuhan , preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat
tertentu
f. Kelayakan (appropriateness) Apakah alternatif yang direkomendasikan
merupakan pilihan yang layak

2. Teknik Analisis Kebijakan


Ada beberapa metode dan teknik untuk evaluasi yang dapat digunakan dalam
melakukan analisis kebijakan. Metode dan teknik ini dapat disesuaikan dengan 3
pendekatan dalam evaluasi menurut Dunn (2003) yaitu evaluasi semu, evaluasi
formal dan evaluasi keputusan teoritis. Berikut penjelasan teknik analisis
kebijakan dengan pendekatan menurut Dunn:
Tabel Teknik Analisis Kebijakan Menurut Pendekatan Dunn
Bentuk-
Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk Teknik
Utama
Evaluasi Menggunakan Ukuran Eksperimentas - Sajian Grafik
Semu metode manfaat atau i social, - Tampilan tabel
deskriptif nilai terbukti akuntansi - Angka Indeks
untuk dengan sistem social, - Analisis seri
menghasilkan sendirinya pemeriksaan waktu terinterupsi
informasi atau tidak social, dan - Analisis seri
yang valid kontroversial. sintesis riset waktu terkontrol
tentang hasil dan praktik - Analisis
kebijakan diskontinyu-
regresi

Evaluasi Menggunakan Tujuan dan Evaluasi - Pemerataan


formal metode sasaran dari pengembanga sasaran
deskriptif pengambil n, Evaluasi - Klarifikasi nilai
untuk kebijakan eksperimental, - Kritik nilai
menghasilkan dan Evaluasi - Pemetaan
informasi administrator proses hambatan
yang yang secara restropektif, - Analisis dampak-
terpercaya resmi dan evaluasi silang
dan valid diumumkan hasil - Diskonting
mengenai merupakan restrospektif
hasil ukuran yang
kebijakan tepat dari
secara formal manfaat atau
diumumkan nilai
sebagai
tujuan
program
kebijakan

Evaluasi Menggunakan Tujuan dan Penilaian - Brainstorming


keputusan metode sasaran dari tentang dapat - Analisis
teoritis deskriptif berbagai tidaknya argumentasi
untuk pelaku yang dievaluasi, - Delphi kebijakan
menghasilkan diumumkan analisis - Analisis survey-
informasi secara formal utilitas multi pemakai
yang ataupun atribut
terpercaya diam-diam
danvalid merupakan
mengenai ukuran yang
hasil tepat dari
kebijakan manfat atau
yang secara nilai
eksplisit
diinginkan
oleh berbagai
pelaku
kebijakan
:

DAFTAR PUSTAKA

Roy G.A. Massie. “Kebijakan Kesehatan:Proses, Implementasi,Analisis dan Penelitian”.


Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 12 No. 4 Oktober 2009: 409–417
(https://media.neliti.com/media/publications/21293-ID-kebijakan-kesehatan-proses-
implementasi-analisis-dan-penelitian.pdf diakses 18 Desember 2019)

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Modul Pelatihan Analisis


Kebijakan. Jakarta: Pusat Pembinaan Analisis Kebijakan kementerian PPN/Bappenas.

Kumorotomo, 2015. Pemahaman Kriteria dan Teknik dalam Analisis Kebijakan.


https://www.kebijakankesehatanindonesia.net/3909-modul-4-pemahaman-kriteria-dan-
teknik-dalam-analisis-kebijakan. Diakses pada 20 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai