Sakit. Selain itu juga membahas mengenai klasifikasi dan berbagai macam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/ MENKES/ PER/ III/ 2010 tentang
1
Pengembangan Desa Siaga, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
NAKES).
Diharapkan dalam pengerjaan makalah ini, semua pihak terkait akan lebih
2
BAB I
KEBIJAKAN
Yunani, Sansekerta, dan Latin. Akar kata dalam bahasa Yunani dan
administrasi pemerintahan.
politik:
3
Kebijakan bersifat mengikat dan dapat dijadikan pedoman untuk membuat
kebijakan selanjutnya.
hidup masyarakat.
3. Siklus Kebijakan
siklis dan bersifat kontinum, serta terdiri atas tiga tahap yang disebut
4
4. Pendekatan dalam Kebijakan
5. Konsekuensi Kebijakan
dua jenis akibat, yaitu luaran (Output) dan dampak (Impact). Apapun
satu kebijakan dengan yang lain, juga dapat berbeda berdasar dimensi
5
1.3 Siklus Kebijakan
1. Pengaturan Agenda
Tahap ini terdiri dari 2 tahap lagi yaitu pengenalan suatu masalah
dan penyeleksian isu yang beredar. Pada tahap ini intinya adalah
6
akan ada suatu masalah di sungainya, yaitu sungai yang kotor di
mulyorejo. Jika kita meneliti lebih dalam maka itu semua disebabkan
oleh satu faktor yaitu PHBS yang kurang dari warga sekitarnya,
2. Perumusan Kebijakan
Pada tahap ini terdiri dari 2 tahap lagi yaitu membuat kebijakan dan
harus menentukan tujuan dari kebijakan yang akan kita buat nanti
dengan acuan masalah yang diangkat dari tahap Agenda setting, setelah
Pada tahap ini bersifat aksi politik dan administratif yang sangat
susah untuk dikontrol agar tetap berjalan lurus pada garis tujuan
ataupun peraturan yang telah ditetapkan sehingga tahap ini sering kali
7
biasa apabila suatu kebijakan sering diubah bahkan dihapuskan
sekaligus.
yaitu:
c. Keputusan
4. Evaluasi Kebijakan
kebijakan yang diterapkan sudah efektif atau belum?” selain itu hasil
baik dan buruknya, yang baik diteruskan dan yang buruk di rombak.
8
1. Kebijakan Publik
berikut :
9
bersama, serta aktivitas manusia secara luas dengan berbagai
2. Kebijakan Privat
10
Contoh dari kebijakan meso adalah Peraturan Daerah Kota Surabaya
sembarang tempat.
11
2. Distributif: Distribusi sumber daya baru.
12
Sebuah kebijakan tanpa tujuan tidak memiliki arti, bahkan tidak
hanya tujuanlah yang dapat memberikan arah dan alasan kepada pilihan
mendasar yaitu :
a. Regulasi (Regulation)
b. Deregulasi (Deregulation)
batasan tertentu.
c. Insentif (Reward)
13
f. Pengaruh (Influence)
hidupnya.
dapat dilihat sebagai respon atau tanggapan resmi terhadap isu atau
masalah publik.
14
Hal tersebut berarti bahwa kebijakan adalah : (a) intensional atau
serangkaian langkahnya yang jelas dan terukur; (d) bersifat politis yang
undang-undang.
15
masyarakat. Jenis kebijakan berdasarkan pengaruh atau dampak yang
kebijakan.
Prinsip kebijakan terbagi menjadi dua jenis yang lebih spesifik yaitu
16
langsung.Jadi diharapkan perusahaan swasta yang ada tetap dapat
sedang berjalan.
17
Kebijakan publik yang telah dilaksanakan oleh pemerintah harus
dengan cepat dan dapat mengatasi isu publik. Kebijakan harus dapat
efektif.
18
12. Kebijakan publik harus mendukung inovasi pemerintah
sumber daya publik dan swasta, sehingga manfaat dari sumber daya
publik dan swasta yang ada dapat dirasakan oleh seluruh elemen
masyarakat.
dewan
kriminal.
19
17. Kebijakan publik disertai waktu yang jelas
visi dan misinya agar kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan
sesuai dengan jenis layanan yang diambil. Hal ini dilakukan agar
20
5. Kebijakan praktis dan realistis
lingkup publik maupun privat. Tujuan dari suatu kebijakan adalah untuk
21
mengintegrasikan pengetahuan ke dalam suatu disiplin yang menyeluruh
2001).
Ternyata dalam kebijakan, dua kata ini dapat diartikan sebagai sesuatu
yang sama. Peran dan fungsi utama dari kebijakan adalah untuk mengatur
berbagai masalah yang ada. Hal ini berhubungan dengan peran dan fungsi
kebijakan yang pertama, bahwa kebijakan itu bersifat mengatur segala hal
dan dapat menjadi dasar aturan yang akan menjadi rujukan jika terjadi
Misalnya saja keinginan publik mengenai akses kesehatan yang murah, hal
22
itu dapat diwujudkan dengan adanya Keputusan Menteri Kesehatan
juga akan berbicara mengenai hajat hidup orang banyak. Kebijakan publik
berikut:
dan diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial. Segmen besar yang
23
intervensi di bidang kesehatan yang ditujukan pada sasaran bersegmen
24
masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu yang membutuhkan
pelayanannya.
cukup tinggi.
25
tersebut dan ada pula yang tidak setuju. Pemerintah bisa menganalisis
Peran dan fungsi kebijakan privat hampir sama dengan peran dan fungsi
26
BAB II
POLICY REVIEW
Siklus kebijakan terdiri dari tiga tahap yang disebut sebagai policy
kebijakan). Dalam bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai policy
review atau evaluasi kebijakan yang merupakan salah satu dari tahapan
analisis kebijakan.
1. Dye (2009)
organisasi yang memiliki tujuan, dan untuk diikuti oleh seorang atau
2. Scriven (1991)
Evaluasi adalah sebuah proses penentuan manfaat, harga dan nilai dari
3. Dye (2009)
27
Policy review merupakan suatu aktivitas yang dirancang untuk menilai
organisasi.
berikut:
28
5. Dokumen kebijakan adalah up-to-date, konsisten dengan delegasi,
lainnya
Pada intinya tujuan dari evaluasi adalah untuk mendeteksi kekuatan dan
landasan hukum tersebut sudah cukup kuat dan sesuai untuk digunakan
struktur yang benar sangat diperlukan. Hal itu penting karena dalam
29
benar. Contohnya kebijakan dilarang merokok di kawasan FKM, dalam
harus jelas mengatur tata cara pengguanaan dana itu, agar tidak terjadi
Bantuan Langsung Tunai (BLT), sangat jelas tujuan dari kebijakan ini
bersubsidi.
30
6. Me-review dampak kebijakan
1. Pendekatan Empiris
2. Pendekatan Valuatif
31
analis dapat mengevaluasi bermacam cara untuk mendistribusikan
3. Pendekatan Normatif
puskesmas.
sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Proses policy review
32
untuk di review ulang? Apakah tujuan kita me-review kebijakan
di kawasan FKM, terlebih dahulu kita harus melihat isi dari kebijakan
kita melihat dua langkah sebelumnya, langkah terakhir yang harus kita
33
BAB III
KEBIJAKAN KESEHATAN
Diawali dengan deklarasi Alma ata yang dilaksanakan oleh WHO dan
UNICEF tepatnya pada tahun 1978, dalam deklarasi ini WHO janji agar
kalinya di dunia.
mencapai:
di dalamnya.
34
3. Meningkatkan unsur pemerataan pada kesehatan agar tidak pilih kasih.
Public Policy pada tanggal 5-9 april 1988 yang merupakan konferensi
Adelaide, Australia selatan. Terdapat lima hal yang menjadi tombak pada
Ottawa Charter yang dilaksanakan di Ottawa tahun 1986. Lima aksi diatas
dunia terutama yang bekerja sama dengan WHO untuk membuat kebijakan
35
tersendiri dibidang kesehatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
Lima hal diatas merpakan salah satu kebijakan kesehatan WHO untuk
2. Meso adalah kebijakan yang fokus pada daerah tertentu, kabijakan ini
diatur dan berlaku oleh suatu daerah tertentu tetapi tidak hanya
36
daerah lain bisa berbeda. Kebijakan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan
3. Mikro adalah kebijakan yang diatur dan dibuat oleh suatu instansi atau
itu seperti : harga produk yang di atas rata-rata, contoh kebijakan ini
tertulis.
37
BAB IV
1.1.1 Pengertian
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan
1.1.2 Tugas
1.1.3 Fungsi
38
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
medis
kesehatan.
39
Sedangkan, menurut Pasal 23, jenis Rumah Sakit Khusus antara lain
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru,
40
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
setiap rumah sakit harus memiliki izin. Izin tersebut terdiri atas :
(dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Syarat yang
kepada Menteri.
41
Izin operasional tetap akan diberikan setelah rumah sakit
daerah provinsi.
42
Menurut Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
undangan
atau swasta.
undangan.
perumahsakitan.
43
BAB V
5.1.1 Pengertian
5.1.2 Tujuan
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
5.1.3 Fungsi
44
Puskesmas berupaya agar pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat perorangan :
termasuk pembiayaan.
program kesehatan.
45
5.2 Berbagai Kebijakan Lingkup Puskesmas
yang meliputi:
tersendiri.
rumah sakit
46
mendukung Agropolitan Center dan Agropolitan Distrik dan
sentrasentra produksi
generik esensial
pengobatan dasar
Agropolitan Center/Distrik
Puskesmas Plus
47
g. Peningkatan peran serta sektor swasta dalam upaya kesehatan
perorangan
2. Pembangunan Kesehatan
kanker.
b. Peningkatan imunisasi
48
d. Peningkatan surveilens epidemiologi dan penanggulangan wabah
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
4. Wilayah Kerja
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
49
operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
masyarakat yang tinggi. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap
orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan. Namun, setiap orang juga tidak luput dari
Salah satu kegiatan yang dilakukan dengan strategi yang berbasis model
pendekatan dan kebersamaan itu adalah desa siaga. Tujuan desa siaga
50
Dalam rangka peningkatan kualitas Desa Siaga, maka perlu
dilaksanakan revitalisasi desa siaga untuk mencapai Desa Siaga Aktif pada
tahun 2015. Mengingat sebagian desa yang ada di Indonesia telah berubah
status menjadi kelurahan, maka yang dimaksud Desa Siaga Aktif juga
penderita penyakit.
penyehatan lingkungan.
51
penyakit yang dilakukan oleh masyarakat (kader) dibantu oleh tenaga
kesehatan.
kesehatan.
d. Pelaporan kematian
Kegiatannya berupa:
kesehatan.
52
masalah kesehatan dengan berpedoman pada petunjuk teknis dari
53
Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/PerIII/2007 tentang Apotek
a. Ketenagaan
1) Komoditi
2) Lemari Obat
3) Lingkungan
dilihat dengan jelas, berisi antara lain : nama apotek rakyat, nama
54
apoteker penanggung jawab, dan nomor ijin apotek rakyat.
cuaca.
4) Kepemilikan Sarana
kontrak.
2. Pengelolaan
sistem FIFO(First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out).
a. Perencanaan
masyarakat
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
55
1) Obat serta bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari
tanggal daluwarsa.
2) Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak
d. Administrasi
berlaku
56
BAB VI
KESEHATAN
sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara lain meliputi
kesehatan dalam UU No 36 Tahun 2009 diatur dalam pasal 21, 22, 23, 24,
57
pelayanan kesehatan tersebut, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari
pada pasien.
memperhatikan:
58
Dalam pasal 27 tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan
teknologi terbaru.
59
tenaga kesehatan diatur dalam pasal 2 yang menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan meliputi :
apoteker.
wicara.
memiliki ijin misalnya surat penugasan bagi tenaga kesehatan, surat ijin
praktik atau ijin kerja bagi tenaga kesehatan tertentu dari Menteri, kecuali
bagi tenaga kesehatan masyarakat. Selain itu, bagi tenaga medis dan
60
bisa melakukan upaya kesehatan, tetapi harus melakukan adaptasi di
Kesehatan.
memperhatikan faktor :
2. Sarana kesehatan
pelayanan kesehatan.
pasal 10, setiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan yang sama untuk
61
mengikuti pelatihan bidang kesehatan sesuai denga jenis tenaga kesehatan
2. tenaga kepelatihan
3. kurikulum
penyelenggaraan pelatihan
apabila :
62
pada pasal 17 bahwa penempatan tenaga kesehatan dengan cara masa bakti
secara baik.
akan dilakukan
63
4. meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan
Dalam pasal 24 pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan
6.2.5 Penghargaan
kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
64
Sesuai pasal 27, tenaga kesehatan warga negara asing hanya dapat
65
lingkup Peraturan Menteri ini meliputi kualifikasi dan standar kompetensi
kedudukannya.
g. Fleksibel. profesional
f. inovasi
Kota
66
Kompetensi pejabat struktural dinas kesehatan provinsi, kabupaten,
atau kota diatur dalam pasal 19 sampai pasal 21. Pejabat struktural dinas
bidang atau bagian, dan kepala seksi atau kepala subbagian. Seorang
sampai pasal 17. Di dalam stuktur rumah sakit terdapat berbagai posisi
67
antara lain, direktur, wakil direktur (pelayanan medis, administrasi umum,
Daya Manusia.
struktural.
68
d. Direktur Rumah Sakit Kelas D pernah memimpin Puskesmas paling
struktural.
69
6.3.2.3 Kompetensi Kepala Bidang atau Kepala Bagian
Sistem Remunerasi.
struktural.
tugasnya.
Sistem Remunerasi.
struktural.
70
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
struktural.
kesehatan.
Manajemen Kesehatan.
71
3. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi sebelum
struktural.
meliputi :
2. Pemberi pelayanan.
Yang dimaksud dengan alih teknologi dan alih keahlian disini adalah
72
kesehatan Indonesia dengan keahlian yang sesuai yang ditunjuk sebagai
WNA.
berkualifikasi minimal dokter spesialis dan atau dokter gigi spesialis atau
yang setara, serta S1 bagi tenaga kesehatan lainnya, sedangkan untuk TK-
konsultan, dokter gigi subspesialis atau konsultan atau yang setara, serta
Rumah Sakit Kelas A dan Kelas B yang telah terakreditasi. Selain bekerja
pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TK-WNA untuk
73
jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Tenaga Kerja Asing) adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri
jumlah. Tenaga kesehatan harus terdistribusi secara adil dan merata sesuai
74
Namun sebelum di sahkan RUU ini banyak memiliki kekurangan, apabila
adalah:
Tenaga Kesehatan
75
Poin kedua adalah mengenai proyeksi kerja tenaga kesmas yang
yang berasal dari peminatan lain seperti AKK, Gizi, dan Biostatistik
kesehatan masyarakat.
76
CONCLUSION
problems. Policies can also be used to maintain the stability of the group,
In policy, there are five main elements such as public issue, value of
cycle has its stage that consist of agenda setting in which public issue
and this stage very difficult to control because nature of politic and administrative
action. The last stage of policy cycle is policy review. The policy cycle above is
the commonly used cycle but there are specific policy cycle which only applies in
specific country.
The scope of policy is wide and separated by the area and the level. Scope
of policy that based on the area is the public policy and private policy. The public
variety of good and bad judgment. Private policy is a policy that used by a
particular group or organization but this policy can also be used by the general
public. The scope of policy based level divided into three level, the first is national
level or macro policy, second is state level or meso policy, and the last is local
77
The nature of policy is regulative that means to ensure their compliance
disseminate all the information, resources , and rules that are new to the relevant
parties on the policy, protective that means policy always desire to protect
Washington Business (2002) and for the principle of private policy, there are nine
The function of policy is to achieve the goal that has effect on society of a
regulation of the lives of the people in various fields and to protect the interests
Policy review is an activity to assess the result of public policy that has
analysis methods. The principle of policy review is reviewing the legal basis,
impact of policy.. The process of policy review is determine the policy that needs
to be review, determine the target of review and determine the approach that
Health policy is all things were made to influence the design of the
private sector. Health policy too has three level of policy namely the macro, meso,
78
DAFTAR PUSTAKA
Buse, Kent; Mays, Nicholas; and Walt, Gill. (2012) Making Health Policy.
Second Ed. USA : Open University Press.
Crabb, Ann dan Leroy, Pieter (2008) The Handbook of Environmental Policy
Evaluation. United Kingdom: Cronwell Press, Trowbridge.
Dunn, WN., 1994. Pengantar Analisis Kebijakan Publik.2nd ed, (translated by:
Gadjah Mada University Press). Yogyakarta: UGM press.
Dye, Thomas R. (2008) Understanding Public Policy. 11th ed. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
EcoInformatics International Inc (-) Policy Cycle [online image]. Available from:
http://www.geostrategis.com/images/policycycle.jpg [Acsessed
22/05/2013]
Fischer, Frank; Miller, Gerald J.; Sidney, Mara S. (eds.) (2007) Handbook of
Public Policy Analysis Theory, Politics, and Methods. New York: CRC
Press.
Gilbert, G. Ronald (ed) (1984) Making and Managing Policy. New York: Marcel
Dekker, Inc.
79
Goliath Business Knowledge on Demand (2007) Policy Characteristics, Patterns
of Politics, and the Minimum Wage: Toward a Typology of Redistributive
Policies. (Policy Studies Journal Publication) [online] Available at:
<http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-7190630/Policy-characteristics-
patterns-of-politics.html> [Accessed 19 May 2013].
80
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/MENKES/PER/I/2010 [WWW] hukor.depkes.go.id Available from :
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20971
%20ttg%20Standar%20Kompetensi%20Pejabat%20Struktural%20Keseha
tan.pdf. [Accessed 19 Mei 2013]
81
Schweitzer, Julian, and friends. (2012) Post – 2015 Health MDGs. UK : Overseas
Development Institute.
82