KEBIJAKAN KESEHATAN
I. PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 1
KEBIJAKAN :
Kebijakan adalah sebuah konsep, bukan fenomena
spesifik maupun konkret, sehingga pendefinisiannya tidak
mudah. Kebijakan akan jauh bermanfaat apabila dilihat
sebagai petunjuk untuk bertindak atau serangkaian
keputusan atau keputusan yang saling berhubungan satu
sama lain (Crinson, 2009).
Kebijakan adalah suatu konsensus atau kesepakatan
terhadap suatu persoalan, yang sasaran dan tujuannya
diarahkan pada suatu prioritas tujuan, dan memiliki
petunjuk utama untuk mencapainya (Evans & Manning,
2003).
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 2
KEBIJAKAN PUBLIK :
Secara umum, Kebijakan Publik adalah suatu keputusan
yang dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan
tertentu yang dilakukan oleh Lembaga Pemerintah yang
berwenang dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara dan pembangunan bangsa.
Menurut Thomas R. Dye (1976) dalam Winarno (2007) :
a. Kebijakan Publik adalah apapun yg dipilih oleh
Pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan
(whatever governments choose to do or not to do).
b. Kebijakan Publik adalah tindakan yang dibuat dan di
implementasikan oleh badan pemerintah dan
perwakilan lembaga pemerintah yang memiliki
kewenangan hukum, politis dan finansial untuk
melakukannya
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 3
c. Kebijakan Publik adalah seperangkat tindakan yang
berorientasi pada tujuan. Kebijakan Publik biasanya
bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan
terdiri atas berberapa pilihan tindakan atau strategi
yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi
kepentingan orang banyak.
d. Kebijakan Publik merupakan sebuah reaksi terhadap
kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan
Publik berupaya merespons masalah atau kebutuhan
konkret yang berkembang di masyarakat. Oleh karena
itu, pada umumnya kebijakan publik merupakan
tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial.
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 4
Menurut Suharto (2005) :
Kebijakan Publik meliputi semua kebijakan yang berasal
dari pemerintah, seperti kebijakan ekonomi, transportasi,
komunikasi, pertahanan dan keamanan (militer) serta
fasilitas2 umum lainnya (air bersih, listrik).
Menurut Knoepfel (2007) dalam Solichin (2012)
Kebijakan Publik adalah serangkaian tindakan atau
keputusan sebagai akibat dari interaksi terstruktur dan
berulang diantara berbagai aktor, fihak publik/pemerin-
tah, swasta, privat yang terlibat berbagai cara merespons,
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang secara
politik didefinisikan sebagai masalah publik.
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 5
KESIMPULAN :
Kebijakan Publik adalah suatu arahan untuk melakukan
atau tdk melakukan tindakan tertentu shg menggerakkan
seluruh sektor atau perangkat pemerintahan dan
menciptakan perubahan pada kehidupan yang terkena
dampak dari kebijakan tersebut. Atau bisa juga Kebijakan
Publik disebut dengan Guide for Action.
Pembuat Kebijakan Publik secara formal dan legal adalah
berfokus pada Pemerintah.
Bicara Kebijakan Publik berarti bicara mengenai semua
kebijakan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat,
termasuk Kebijakan Kesehatan.
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 6
KEBIJAKAN KESEHATAN :
Menurut Walt (1994) :
a. Kebijakan Kesehatan adalah berbagai upaya dan tindakan
pengambilan keputusan yang meliputi aspek Teknis Medis
dan Pelayanan Kesehatan, serta melibatkan pelaku/aktor
baik pada skala individu maupun organisasi atau institusi
dari pemerintah, swasta, LSM dan representasi masyarakat
lainnya yg membawa dampak pd kesehatan.
b. Kebijakan Kesehatan didefinisikan sebagai suatu cara atau
tindakan yang berpengaruh terhadap perangkat institusi,
organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan
dari sistem kesehatan.
c. Kebijakan Kesehatan adalah Kebijakan Publik yang berlaku
untuk bidang Kesehatan.
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 7
Menurut Davies (2001); Milio (2001); Hunter (2005);
Labonte (1998); Mohindra (2007) :
Kebijakan Kesehatan bertujuan utk mendisain program-2
di tingkat pusat dan lokal, agar dpt dilakukan perubahan
terhadap determinan kesehatan termasuk kebijakan
kesehatan internasional
Menurut Green & Thorogood (1998) :
Kebijakan kesehatan adalah suatu hal yg peduli terhadap
pengguna pelayanan kesehatan termasuk manajer dan
pekerja kesehatan. Kebijakan kesehatan dapat dilihat
sebagai suatu jaringan keputusan yg saling berhubungan,
yg pada prakteknya peduli kepada pelayanan kesehatan
masyarakat
PENGERTIAN KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEBIJAKAN KESEHATAN – 8
KESIMPULAN :
Kebijakan-kebijakan kesehatan dibuat oleh pemerintah
dan swasta. Kebijakan merupakan produk pemerintah,
walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan
secara swasta, dikontrakkan atau melalui suatu
kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di
mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek
politik (Buse, May & Walt, 2005).
Kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang
merupakan tanggung jawab pemerintah dan swasta.
Sedangkan tugas untuk menformulasi dan implementasi
kebijakan kesehatan dalam satu negara merupakan
tanggung jawab Departemen Kesehatan (WHO, 2000).
II. KOMPONEN KEBIJAKAN – 1
Contex
Actors :
Individuals
Groups
Organization
Content Process
III. TIPE KEBIJAKAN – 1
Dokumen kebijakan yang dihasilkan dari proses formulasi
selain memuat dasar hukum dan konsiderannya, juga
biasanya memuat tujuan baik tersurat maupun tersirat
yang ingin dicapai dan organisasi-2 pelaksanaan, walau
tidak secara detail.
Dari tujuan-2 tsb dapat dibuat kategori tipe-2 kebijakan.
Pengkatagorian tipe kebijakan ini dibuat utk kepentingan
analisis kebijakan publik, khususnya bagi studi implemen-
tasinya, karena tidak ada kaitan langsung antara tipe
kebijakan dg manfaat praktis dalam praktek kebijakan.
Bagi studi implementasi kategorisasi kebijakan berguna
utk membantu pemahaman tingkat kesulitan implemen-
tasi tiap-2 kebijakan yg ada dan pada akhirnya mungkin
bisa menghasilkan rekomendasi yang berguna bagi
proses implementasi.
TIPE KEBIJAKAN – 2
Theodore Lowie adalah yang pertama kali melakukannya
pengkategorian kebijakan sebagai salah satu alat bantu
analisis kebijakan. Kemudian dikembangkan lebih lanjut
oleh Ripley & Franklin menjadi tipologi kebijakan yang
berguna dalam menganalisis proses dan masalah-2
implementasi.
Tipologi Kebijakan menurut Ripley & Franklin:
A. Kebijakan Dalam Negeri (Domestic Policy):
1. Distributive Policy (Kebijakan Distributif) adalah
kebijakan dan program yang diarahkan untuk
mendorong sektor privat untuk melakukan aktifitas yang
tidak akan dilakukan apabila tidak disubsidi oleh
pemerintah. Kebijakan tipe ini relatif lebih mudah dalam
pengimplementasiannya, karena hubungan antar faktor
yang terlibat tidak rawan timbul konflik kepentingan.
TIPE KEBIJAKAN – 3
2. Competitive Regulatory Policy (Kebijakan Pengaturan
Persaingan) Adalah kebijakan dan program yang
dibuat untuk membatasi aktifitas sektor privat untuk
memproduksi jasa-2 dan barang-2 tertentu dengan
menetapkan criteria-2 yang harus dipenuhi karena
banyaknya peminat. (Kebijakan alat dan sarana
transportasi umum) Kebijakan tipe ini memiliki
tingkat kesulitan pengimplementasian “sedang”
3. Protective Regulatory Policy (Kebijakan Pengaturan
Perlindungan) adalah kebijakan dan program yang
didesain untuk membatasi aktifitas-2 sektor privat
yang bisa membahayakan atau merugikan sebagian
masyarakat yang lain (misalnya polusi kendaraan dan
pabrik, pembuatan obat-obatan, minuman keras, dll).
TIPE KEBIJAKAN – 4
4. Redistributive Policy (Kebijakan Pendistribusian Ulang)
adalah kebijakan dan program yang diasumsikan dapat
menghasilkan „perkembangan‟ kesejahteraan,
kepemilikan, hak, dan nilai-2 lain di antara kelas-2 sosial
(ataupun kelompok etnis/suku). Tujuan kebijakan dan
program ini adalah untuk mendistribusi-kan kembali nilai-2
yang ada pada lebih dari satu kelompok masyarakat pada
kelompok masyarakat yang kekurangan (misalnya
penetapan harga BBM dan energi listrik berdasarkan
perbedaan penggunaannya: untuk industri, industri rumah
tangga, rumah tangga, dst; Pajak Pertambahan Nilai :
Inpres Daerah Tertinggal, dll). Kebijakan tipe ini relatif sulit
dilaksanakan, karena tingkat konfliknya bisa sangat tinggi,
terutama dari yg merasa dirugikan oleh kebijakan ini.
TIPE KEBIJAKAN – 5
Misal : saat subsidi BBM dicabut walau diganti dg Program
Kompensasi Pencabutan BBM (PKPS–BBM) yg berkaitan
langsung dg kepentingan rakyat miskin, namun kebijakan
ini tetap menuai protes keras dan demonstrasi terjadi di
hampir seluruh wilayah Indonesia.
B. Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan
1. Structural Policy
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah utk memperoleh,
menyebarkan dan mengatur personel-2 dan kebutuhan-2
militer. Kebijakan dan program ini dibiayai sepenuhnya oleh
pemerintah sbgmn pd distributive policy. Namun ttg siapa,
berapa banyak dan kapan dilakukan, hrs diputuskan dulu.
Misalnya sistem persenjataan utk pertahanan negara,
pengimplementasiannya dilakukan langsung oleh Angkatan
Bersenjata, bukan oleh pemerintah (cq birokrat).
TIPE KEBIJAKAN – 6
2. Strategic Policy Kebijakan dan program strategi ini untuk
menegaskan sikap dan menjalankan kebijaksanaan luar
negeri dan militer pada negara lain (misalnya kebijakan
perdagangan luar negeri, pemberian bantuan pada negara
lain yang sedang mengalami musibah, keikutsertaan dalam
pertahanan perdamaian dunia, dll).
3. Crisis Policy Kebijakan ini dilakukan sebagai respon
atas masalah-2 luar negeri yang tiba-2 dihadapi oleh
negara (misalnya ada invasi dari negara asing).
Dari tipologi kebijakan yang dilakukan oleh Ripley tersebut, untuk
kondisi Indonesia pada umumnya kebijakan-2 domestiklah yang
memiliki relevansi dengan permasalahan implementasi dalam
konteks admnistrasi publik.
IV. KARAKTERISTIK SEKTOR KESEHATAN YANG
MEMBUAT PENTING KEBIJAKAN KESEHATAN– 1
Pentingnya Kebijakan Kesehatan sebagai Kebijakan Publik
ini dikarenakan adanya Karekteristik yang unik pada Sektor
Kesehatan. Karakteristik tersebut adalah :
1. Sektor Kesehatan amat kompleks karena menyangkut
hajat hidup orang banyak dan kepentingan masyarakat
luas kesehatan menjadi hak dasar setiap individu
yang membutuhkannya, secara adil dan setara
2. Consumer ignorance, keawaman masyarakat tentang
kesehatan membuat posisi dan relasi “masyarakat –
tenaga medis” tidak sejajar dan cenderung paternalistik
artinya masyarakat (dalam hal ini pasien) tdk
memiliki posisi tawar yang baik bahkan tanpa daya
tawar ataupun daya pilih.
KARAKTERISTIK SEKTOR KESEHATAN YANG
MEMBUAT PENTING KEBIJAKAN KESEHATAN – 2
3. Kesehatan memiliki sifat uncertainty atau ketidakpastian
kebutuhan pelayanan kesehatan sama sekali tidak
terkait dengan kemampuan ekonomi rakyat. Siapapun,
baik yang kaya maupun yang miskin kalau sakit tentu
akan membutuhkan pelayanan kesehatan. Tidak
satupun tahu kapan sakit dan brp biaya yg dikeluarkan.
Olh karenanya negara hrs menjamin setiap warga negara
utk mendapat pelayanan kesehatan saat membutuhkan.
Harus diingat ungkapan Gunnar Myrdal bahwa : Orang
menjadi sakit karena mereka miskin (sadikin) dan
mereka bertambah miskin karena mereka sakit serta
menjadi lebih sakit karena mereka lebih miskin.
KARAKTERISTIK SEKTOR KESEHATAN YANG
MEMBUAT PENTING KEBIJAKAN KESEHATAN – 3