Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kebijakan Kesehatan

Dosen Pengampu : Lina Yunita, S.Si., M.K.M

Nama : Aloysius Adhi Pratama

Nim : 2202010052

Program Studi Gizi

Fakultas Kesehatan

Universitas Bumigora Mataram

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskanmasalah- masa la h
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukankebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langka h
praktis untuk mencapai tujuan yangtelah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika
perumusan masalahsudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi
atauangan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untukmenunja ng
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihanalternative tindakan yang
terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan jugamerupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang,yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa
yang akan datang.

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru
dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau
anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving
dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).

Contoh kebijakan adalah:

1. Undang-Undang,
2. Peraturan Pemerintah
3. Keputusan Presiden
4. Keputusan Mentri
5. Peraturan Daerah
6. Keputusan Bupati
7. Keputusan Direktur
Setiap kebijakan yang dicontohkan di sini adalah bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh obyek kebijakan. Contoh di atas juga memberi pengetahuan pada kita
semua bahwa ruang lingkup kebijakan dapat bersifat makro, meso, dan mikro. Analis is
kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis yang ditujukan untuk menciptaka n,
menerapkan, secara kritis menilai, dan mengkomunikasikan substansi kebijakan.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :

1. Bagaimana ruang lingkup, pengertian publik kebijakan dan kebijakan kesehatan?


2. Bagaimana pengembang kebijakan kesehatan?
3. Bagaimana analisis kebijakan ?
4. Bagaimana analisis pemangku kepentingan ?
5. Bagaimana advokasi dan perannya dalam kebijakan?
6. Bagaimana program pemerintah dalam mengatasi gizi buruk serta peran ahli gizi
dalam penanggulangan gizi buruk?

3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan bagaimana ruang lingkup, pengertian publik kebijakan dan


kebijakan kesehatan.
2. Untuk menjelaskan bagaimana pengembang kebijakan kesehatan.
3. Untuk menjelaskan bagaimana analisis kebijakan.
4. Untuk menjelaskan bagaimana analisis pemangku kepentingan.
5. Untuk menjelaskan bagaimana advokasi dan perannya dalam kebijakan.
6. Untuk menjelaskan bagaimana program pemerintah dalam mengatasi gizi buruk
serta peran ahli gizi dalam penanggulangan gizi buruk.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup, Pengertian Publik Dan Kebijakan Kesehatan.

Ruang lingkup kebijakan kesehatan mencakup berbagai kebijakan dan program yang
dirancang untuk mempromosikan kesehatan masyarakat dan memperbaiki sistem kesehatan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat serta
mengurangi beban penyakit dan biaya perawatan kesehatan.

Beberapa jenis kebijakan kesehatan yang sering dibahas antara lain:

• Kebijakan Pelayanan Kesehatan


Kebijakan ini mencakup berbagai program dan strategi untuk memperbaiki kualitas dan
aksesibilitas layanan kesehatan, seperti program asuransi kesehatan, peningkata n
infrastruktur kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, dan program pencegahan
penyakit.
• Kebijakan Pengendalian Penyakit
Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi beban penyakit melalui pengembangan program
pencegahan, pengendalian, dan pengobatan penyakit menular, seperti malaria, TB,
HIV/AIDS, dan infeksi saluran pernapasan.
• Kebijakan Promosi Kesehatan
Kebijakan ini mencakup program dan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan mendorong perilaku sehat, seperti program
kampanye imunisasi, promosi kesehatan reproduksi, dan kampanye anti-rokok.
• Kebijakan Pengawasan Kesehatan
Kebijakan ini mencakup pengawasan dan regulasi terhadap produk-produk kesehatan dan
pengobatan, seperti obat-obatan, makanan, dan kosmetik, untuk memastikan keamanan dan
efektivitasnya.
• Kebijakan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kebijakan ini mencakup pengembangan inovasi teknologi dan penelitian untuk
meningkatkan pemahaman dan pengobatan atas penyakit dan kesehatan masyarakat.
Kebijakan publik adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga publik
untuk mengatur, mengendalikan, atau mengarahkan perilaku atau kegiatan masyarakat atau
kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang dianggap penting bagi kepentinga n
publik. Sementara itu, kebijakan kesehatan adalah kebijakan publik yang terkait dengan upaya
pemerintah untuk memperbaiki kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan
kesehatan. Kebijakan kesehatan mencakup berbagai program dan strategi untuk
mempromosikan kesehatan masyarakat dan mengurangi beban penyakit serta biaya perawatan
kesehatan.

2. Pengembang Kebijakan Kesehatan


a. Proses pengembang kebijakan
Pengembangan kebijakan adalah proses kompleks yang melibatkan berbagai tahapan.
Proses ini dimulai dari identifikasi masalah, analisis kebijakan, formulasi kebijakan,
implementasi kebijakan, hingga evaluasi kebijakan.
• Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah tahap awal dalam pengembangan kebijakan. Pada tahap ini,
pemerintah atau lembaga publik mengidentifikasi masalah atau isu yang perlu
diselesaikan. Identifikasi masalah ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap
situasi dan kondisi yang ada.
• Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan adalah tahapan berikutnya dalam pengembangan kebijakan. Pada
tahap ini, dilakukan analisis terhadap isu atau masalah yang telah diidentifik as i
sebelumnya. Analisis kebijakan ini meliputi analisis terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi isu tersebut, serta analisis terhadap konsekuensi dari kebijakan yang
akan diambil.
• Formulasi Kebijakan
Formulasi kebijakan adalah tahapan selanjutnya dalam pengembangan kebijakan. Pada
tahap ini, pemerintah atau lembaga publik merumuskan kebijakan yang akan diambil
untuk menyelesaikan masalah atau isu yang telah diidentifikasi dan dianalisis. Proses
ini melibatkan proses konsultasi dan partisipasi publik serta analisis atas implik as i
kebijakan yang akan diambil.
• Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan adalah tahap selanjutnya dalam pengembangan kebijakan.
Pada tahap ini, kebijakan yang telah dirumuskan akan diimplementasikan. Proses ini
melibatkan berbagai aktor, baik dari pemerintah maupun masyarakat, dalam rangka
menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan.
• Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan adalah tahap terakhir dalam pengembangan kebijakan. Pada tahap
ini, kebijakan yang telah diimplementasikan akan dievaluasi untuk mengetahui apakah
kebijakan tersebut berhasil mencapai tujuannya atau tidak. Evaluasi kebijakan ini dapat
digunakan untuk memperbaiki kebijakan yang telah ada atau untuk merumuska n
kebijakan baru jika diperlukan.
b. Urgensi pengembangan kebijakan
• Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Pengembangan kebijakan penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan adanya kebijakan yang baik dan tepat, maka masyarakat akan
mendapatkan pelayanan dan perlindungan yang memadai, serta tercipta lingkunga n
yang sehat dan aman bagi kehidupan mereka.
• Mengatasi Masalah yang Ada
Melalui pengembangan kebijakan, pemerintah dapat mengatasi berbagai masalah dan
tantangan yang ada, seperti masalah kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan lain
sebagainya. Kebijakan yang tepat dan efektif dapat membantu pemerintah dalam
menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.
• Mengoptimalkan Sumber Daya
Dengan pengembangan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat mengoptima lka n
sumber daya yang tersedia. Hal ini dapat terjadi karena kebijakan yang baik dapat
membantu pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif.
• Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Pengembangan kebijakan juga penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, maka akan tercipta
iklim usaha yang kondusif bagi pelaku usaha untuk melakukan investasi dan
meningkatkan produksi. Hal ini dapat meningkatkan lapangan kerja dan kesejahteraan
masyarakat.
• Meningkatkan Akuntabilitas Pemerintah
Pengembangan kebijakan dapat meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam
menjalankan tugasnya. Kebijakan yang baik dan tepat dapat membantu pemerinta h
dalam memberikan pelayanan dan perlindungan yang terbaik bagi masyarakat, serta
memberikan jaminan bahwa sumber daya publik digunakan secara efektif dan efisien.
c. Pendekatan pengembangan kebijakan
• Pendekatan Berbasis Bukti
Pendekatan ini melibatkan pengumpulan dan analisis data, baik dari sumber interna l
maupun eksternal, untuk memastikan kebijakan yang diambil didasarkan pada bukti
yang valid dan terpercaya.
• Pendekatan Partisipatif
Pendekatan partisipatif melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses
pengembangan kebijakan, sehingga memungkinkan masukan dan perspektif yang
beragam dapat diintegrasikan dalam kebijakan yang dihasilkan.
• Pendekatan Berkelanjutan
Pendekatan ini mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan yang
diambil terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta berupaya untuk menciptaka n
kebijakan yang berkelanjutan dan dapat diimplementasikan dalam jangka panjang.
• Pendekatan Berorientasi pada Hasil
Pendekatan ini fokus pada hasil yang ingin dicapai melalui kebijakan yang diambil,
sehingga semua tindakan dan langkah yang diambil selama proses pengembanga n
kebijakan berorientasi pada mencapai hasil yang diinginkan.
• Pendekatan Inklusif
Pendekatan inklusif memastikan bahwa kebijakan yang diambil memperhitungka n
kepentingan dan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu
atau rentan, sehingga tercipta kebijakan yang adil dan merata bagi semua masyarakat.
3. Analisis Kebijakan
a. Masalah kebijakan
Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi,
tetapi dapat diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat kepelikan
masalah tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling panting.
Staf puskesmas yang kuat orientasi materialnya (gaji tidak memenuhi kebutuhan),
cenderung memandang aspek imbalan dari puskesmas sebagai masalah mandasar dari pada
orang yang punya komitmen pada kualitas pelayanan kesehatan.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan,
adalah:
• Interdepensi (saling tergantung)
Yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali mempengaruhi masalah kebijakan
lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah.
Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang lain
tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.
• Subjektif,
Yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi, diklasifikasi dan
dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara objektif dapat diukur (data).
Data ini menimbulkan penafsiran yang beragam (l. gangguan kesehatan, lingkunga n,
iklim, dan lain-lain). Muncul situasi problematis, bukan problem itu sendiri.
• Artifisial,
Yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga dapat
menimbulkan masalah kebijakan.
• Dinamis
Yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan yang terus menerus.
Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru, yang membutuhka n
pemecahan masalah lanjutan.
• Tidak terduga
Yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem masalah kebijakan.
b. Metode analisis kebijakan
Metode analisis kebijakan kesehatan (health policy analysis) adalah serangkaian
teknik dan metode yang digunakan untuk memahami, mengevaluasi, dan merancang
kebijakan kesehatan. Beberapa metode analisis kebijakan kesehatan yang umum digunakan
antara lain:
• Analisis epidemiologi
Metode ini melibatkan pengumpulan dan analisis data tentang penyakit dan kesehatan
masyarakat. Analisis ini membantu dalam menentukan kebijakan kesehatan yang perlu
dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan.
• Analisis kebijakan komparatif
Metode ini membandingkan kebijakan kesehatan yang ada dengan kebijakan kesehata n
yang diusulkan, dan mencari tahu kelebihan dan kekurangan masing- masing kebijakan.
• Analisis biaya manfaat
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi manfaat dan biaya dari suatu kebijakan
kesehatan. Dalam analisis ini, manfaat dan biaya diukur dalam bentuk nilai uang,
sehingga dapat dibandingkan secara langsung.
• Analisis kebijakan intervensi
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi dampak dari suatu kebijakan kesehatan
terhadap masyarakat atau kelompok tertentu. Analisis ini dapat membantu merancang
kebijakan kesehatan yang lebih efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
• Analisis kebijakan partisipatif
Metode ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam merancang dan
melaksanakan kebijakan kesehatan. Analisis ini dapat membantu memastikan bahwa
kebijakan kesehatan yang dibuat benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
• Analisis kebijakan konstitusional
Metode ini digunakan untuk memeriksa kebijakan kesehatan yang didasarkan pada
hukum dan konstitusi. Analisis ini membantu memastikan bahwa kebijakan kesehatan
sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.
• Analisis kebijakan jangka panjang
Metode ini melibatkan perencanaan dan evaluasi kebijakan kesehatan jangka panjang.
Analisis ini membantu memastikan bahwa kebijakan kesehatan yang dibuat dapat
diimplementasikan secara berkelanjutan.
c. Proses pembuatan kebijakan
• Perumusan agenda
Tahap ini melibatkan identifikasi dan pengidentifikasian masalah kesehatan yang perlu
diatasi oleh kebijakan kesehatan. Identifikasi masalah kesehatan dapat dilakukan
melalui analisis data dan informasi tentang kesehatan masyarakat.
• Penentuan prioritas
Tahap ini melibatkan penentuan prioritas kebijakan kesehatan yang harus diambil
berdasarkan urgensinya dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
• Penyusunan kebijakan
Tahap ini melibatkan penyusunan kebijakan kesehatan dengan melibatkan berbagai
pemangku kepentingan seperti lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor
swasta. Kebijakan kesehatan harus didasarkan pada bukti dan mempertimbangka n
aspek sosial, ekonomi, politik, dan kesehatan masyarakat.
• Implementasi kebijakan
Tahap ini melibatkan pelaksanaan kebijakan kesehatan yang telah disusun.
Pelaksanaan kebijakan kesehatan harus melibatkan berbagai pihak seperti lembaga
pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan akademisi.
• Evaluasi kebijakan
Tahap ini melibatkan evaluasi kebijakan kesehatan untuk mengevaluasi dampaknya
terhadap kesehatan masyarakat dan menentukan apakah kebijakan kesehatan tersebut
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kebijakan kesehatan juga
dapat membantu dalam perbaikan dan perubahan kebijakan kesehatan yang ada.
d. Proses analisis kebijakan
• Identifikasi masalah kesehatan dan pemetaan isu
Tahap ini melibatkan identifikasi masalah kesehatan dan pemetaan isu yang terkait
dengan kebijakan kesehatan yang akan dianalisis. Identifikasi masalah kesehatan dapat
dilakukan melalui analisis data dan informasi tentang kesehatan masyarakat.
• Analisis kebijakan yang ada
Tahap ini melibatkan analisis kebijakan kesehatan yang sudah ada, seperti kebijakan
nasional atau regional. Analisis kebijakan dapat dilakukan melalui review literatur,
wawancara dengan pemangku kepentingan, dan analisis dokumen kebijakan.
• Identifikasi alternatif kebijakan
Tahap ini melibatkan identifikasi alternatif kebijakan kesehatan yang dapat diambil
untuk menangani masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. Alternatif kebijakan
dapat diperoleh melalui kajian literatur, wawancara dengan pemangku kepentinga n,
dan studi perbandingan dengan negara lain.
• Analisis dampak kebijakan
Tahap ini melibatkan analisis dampak kebijakan kesehatan terhadap berbagai aspek
seperti efektivitas, efisiensi, keterjangkauan, dan keadilan. Analisis dampak dapat
dilakukan melalui analisis biaya-manfaat, analisis biaya-efektivitas, dan analis is
ekuitas.
• Evaluasi kebijakan
Tahap ini melibatkan evaluasi terhadap implementasi kebijakan kesehatan yang telah
diambil dan mengevaluasi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Evaluas i
kebijakan dapat membantu dalam perbaikan dan perubahan kebijakan kesehatan yang
ada.
e. Tantangan dalam analisis kebijakan
Tantangan dalam analisis kebijakan kesehatan dapat bervariasi dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Beberapa tantangan yang umum dihadapi dalam analisis kebijakan
kesehatan, antara lain:
• Kompleksitas masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang menjadi fokus analisis kebijakan kesehatan seringkali kompleks,
multifaktorial, dan melibatkan berbagai dimensi seperti sosial, ekonomi, dan budaya. Oleh
karena itu, analisis kebijakan kesehatan harus mempertimbangkan berbagai faktor dan
melibatkan pemangku kepentingan yang beragam.
• Keterbatasan data
Analisis kebijakan kesehatan membutuhkan data yang akurat, lengkap, dan relevan.
Namun, seringkali terdapat keterbatasan data baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.
Hal ini dapat mempengaruhi kualitas analisis kebijakan kesehatan dan kesimpulan yang
diambil.
• Kompleksitas kebijakan yang ada
Analisis kebijakan kesehatan melibatkan analisis kebijakan yang sudah ada. Namun,
kebijakan kesehatan seringkali kompleks dan sulit dipahami oleh masyarakat umum. Hal
ini dapat membuat analisis kebijakan kesehatan menjadi sulit untuk dilakukan dan
memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus.
• Keterbatasan sumber daya
Analisis kebijakan kesehatan memerlukan sumber daya yang cukup, baik dalam hal
anggaran, tenaga ahli, maupun infrastruktur. Namun, terkadang terdapat keterbatasan
sumber daya yang membuat analisis kebijakan kesehatan menjadi sulit untuk dilakukan.
• Tantangan politik
Analisis kebijakan kesehatan seringkali berada dalam konteks politik dan dipengaruhi oleh
kepentingan politik. Hal ini dapat mempengaruhi proses analisis kebijakan kesehatan dan
mengurangi independensi analisis kebijakan kesehatan.

4. Analisis Pemangku Kepentingan


Analisis pemangku kepentingan kebijakan merupakan salah satu tahap dalam proses
analisis kebijakan yang penting. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi siapa saja yang
terlibat dalam kebijakan yang akan diambil dan bagaimana kepentingan mereka terkait dengan
kebijakan tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis pemangku kepentingan kebijakan:
• Identifikasi pemangku kepentingan
Identifikasi semua pihak yang terlibat dalam kebijakan, baik itu individu, kelompok,
organisasi, atau lembaga. Identifikasi juga peran dan posisi mereka dalam kebijakan
tersebut.
• Evaluasi pemangku kepentingan
Evaluasi kepentingan, preferensi, dan posisi masing-masing pemangku kepentinga n.
Identifikasi kepentingan utama, kekhawatiran, dan harapan mereka terhadap kebijakan.
• Analisis interaksi pemangku kepentingan
Analisis interaksi antara pemangku kepentingan dan hubungan kekuasaan antara mereka.
Identifikasi koalisi, aliansi, dan konflik antara pemangku kepentingan.
• Prioritasi pemangku kepentingan
Prioritaskan pemangku kepentingan yang paling berpengaruh dan paling penting dalam
kebijakan. Identifikasi pemangku kepentingan yang paling mungkin mendukung
kebijakan, yang mungkin tidak mendukung, atau bahkan yang mungkin menentang
kebijakan.
• Pengembangan strategi keterlibatan pemangku kepentingan
Berdasarkan analisis pemangku kepentingan, buat strategi keterlibatan pemangku
kepentingan yang sesuai. Strategi ini meliputi cara melibatkan pemangku kepentinga n
dalam proses pengambilan keputusan dan komunikasi terkait kebijakan.

5. Advokasi Dan Perannya Dalam Kebijakan


Advokasi dalam kebijakan kesehatan merujuk pada upaya untuk mempenga r uhi
kebijakan kesehatan dengan tujuan memperbaiki atau memperkuat implementasi program
kesehatan, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, atau memperjuangka n
kepentingan masyarakat terkait isu-isu kesehatan.
Peran advokasi dalam kebijakan kesehatan adalah sebagai berikut:
• Menyuarakan suara masyarakat
Advokasi dapat membantu menyuarakan suara masyarakat terkait kebijakan kesehatan
yang berdampak pada kepentingan mereka. Dengan memperjuangkan isu-isu kesehatan
masyarakat, advokasi dapat memperkuat dukungan untuk kebijakan kesehatan yang efektif
dan relevan.
• Mendorong partisipasi aktif masyarakat
Advokasi dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan
kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait isu-
isu kesehatan serta memungkinkan mereka untuk memberikan masukan dan umpan balik
terkait kebijakan yang diusulkan.
• Mempengaruhi pengambil keputusan
Advokasi dapat membantu mempengaruhi pengambil keputusan dalam proses pembuatan
kebijakan kesehatan. Hal ini meliputi membangun hubungan dengan pengambil keputusan,
menyediakan data dan informasi yang relevan, dan memobilisasi dukungan untuk
kebijakan kesehatan yang diusulkan.
• Memperkuat implementasi program kesehatan
Advokasi dapat memperkuat implementasi program kesehatan dengan memastikan bahwa
program tersebut mendapatkan dukungan yang memadai dari pengambil keputusan dan
masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan serta
memperbaiki hasil kesehatan.

6. Program Pemerintah Dalam Mengatasi Gizi Buruk Serta Peran Ahli Gizi Dalam
Penanggulangan Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menjadi
perhatian serius pemerintah di Indonesia. Untuk mengatasi gizi buruk, pemerintah telah
mengembangkan beberapa program, di antaranya adalah:
• Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Program PMT adalah program pemerintah yang memberikan makanan tambahan berupa
susu atau makanan kaya protein dan gizi kepada anak-anak balita yang mengalami gizi
buruk. Program ini bertujuan untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan anak-anak balita
serta meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
• Program Keluarga Harapan (PKH)
PKH adalah program pemerintah yang memberikan bantuan sosial kepada keluarga miskin
untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk kebutuhan gizi. Program
ini juga bertujuan untuk memperbaiki status gizi anak-anak dan ibu hamil atau menyus ui
yang berada dalam keluarga miskin.
• Program Peningkatan Konsumsi Garam Beriodium
Program ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi garam yang mengandung yodium
oleh masyarakat, terutama oleh ibu hamil dan anak-anak, untuk mencegah terjadinya
gangguan akibat kekurangan yodium.
Peran ahli gizi sangat penting dalam penanggulangan gizi buruk. Ahli gizi dapat
membantu dalam menyusun program intervensi gizi yang tepat, memberikan edukasi dan
sosialisasi tentang pentingnya gizi seimbang bagi kesehatan, melakukan identifikasi gizi
buruk, dan memberikan penanganan dan pemantauan status gizi secara tepat dan efektif. Ahli
gizi juga dapat membantu dalam melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program-
program intervensi gizi yang sudah dilakukan. Dengan demikian, peran ahli gizi sangat penting
dalam memastikan keberhasilan program penanggulangan gizi buruk dan memperbaik i
kualitas kesehatan masyarakat.
BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan


kebijakan kesehatan khususnya pada tahap perencanaan kebijakan kesehatan perlu dilakukan
perumusan masalah kebijakan itu sendiri, kemudian merencanakan kebijakan kesehatan dan
menganalisis dasar-dasar dalam membuat kebijakan kesehatan demi terwujudnya perencanaan
kesehatan masyarakat Indonesia yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan Drs. Samodra Wibawa, MA dkk.
Edisi ke 2. Jakarta

Http://ekayuniar.blogspot.com/2011/06/1-pengantar-tentang-kebijakan-kesehatan.html

Http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/kebijakan-kesehatan-di-era-otonomi.html

Http://sofyan- fkm-ump.blogspot.com/2012/02/kebijakan-kesehatan.html

Http://vendiaria.blogspot.com/p/dasar-dasar- membuat-kebijakan-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai