A. Klasifikasi Produk (Barang dan Jasa) Konsumen dan Intensitas Saluran Distribusi
Produk adalah sekumpulan atribut fisik, pelayanan, dan atribut subsidis yang
dirancang untuk meningkatkan kepuasan dan kebutuhan pembeli.
2. Pertumbuhan (Growth)
a. Penjualan naik dengan cepat.
b. Upaya pemasaran terus fokus pada membangun produk di pasar dan
membangun brand awareness; strategi bergeser untuk membangun
loyalitas.
c. Perusahaan mulai menerima laba.
3. Kedewasaan/Kematangan (Maturity)
a. Penjualan industri di awal meningkat, tetapi perlahan mereka mencapai
tahap kejenuhan.
b. Perusahaan menekankan segmentasi pasar, seringkali mengakibatkan
kelebihan pasokan produk.
c. Persaingan meningkat dan keuntungan mulai menurun.
4. Penurunan (Decline)
a. Inovasi atau pergeseran preferensi konsumen menyebabkan penurunan
absolut dalam penjualan industri.
b. Industri secara keseluruhan tidak menghasilkan keuntungan dan berubah
menjadi rugi.
c. Harga cenderung terus stabil jika segmen pasar yang setia terus membeli
produk.
Kurva Daur Hidup Produk
C. Identifikasi Produk (Merek, Kesetiaan Merek, Ekuitas Merek, Kemasan dan Label)
1. Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau beberapa
kombinasi yang digunakan untuk mengidentifikasikan produk dari satu
perusahaan dan untuk mendiferensiasikan mereka dari penawar pesaing.
a. Nama Merek (Brand Name) adalah bagian dari merek yang terdiri atas
kata-kata atau huruf yang terdapat dalam sebuah nama, yang digunakan
unutk membedakan penawaran perusahaan dari para pesaingnya.
b. Nama Dagang (Trade Name) adalah merek dengan perlindungan hukum
terhadap penggunaan perusahaan lain (dapat meliputi desain bergambar,
slogan, unsur kemasan, dan fitur produk).
2. Kategori Merek
a. Merek Manufaktur (Pabrik)/Nasional (Manufacturer’s/National
Brands): Merek-merek yang ditawarkan dan dipromosikan oleh produsen
atau perusahaan.
b. Merek Pribadi (Private/Store Brands): Mengidentifikasi produk yang
tidak terkait dengan produsen, melainkan membawa nama grosir atau
eceran.
c. Merek Keluarga (Family Brands): Merek tunggal nama yang
mengidentifikasikan beberapa produk-produk terkait.
d. Merek Individual (Individual Brands): Memberikan nama merek yag
berbeda untuk setiap produk dalam lini produk.
3. Kesetiaan Merek (Brand Loyality)
a. Pengenalan Merek (Brand Recognition): Ketika penerimaan merek
cukup kuat, sehingga konsumen menyadari merek tersebut, tetapi tidak
cukup kuat untuk menimbulkan preferensi dibandingkan dengan merek
lain.
b. Pemilihan Merek (Brand Preference): Terjadi ketika konsumen memilih
satu merek perusahaan dibandingkan satu pesaingnya.
c. Ketahanan Merek (Brand Insistence): Ketika konsumen tidak akan
menerima substitusi untuk merek yang dipilih.
4. Ekuitas Merek (Brand Equity) adalah nilai tambah yang secara luas dihargai,
yang diberikan untuk nama merek yang sangat sukses di pasaran.
a. Kesadaran Merek (Brand Awareness): Produk adalah yang pertama kali
muncul di pikiran setelah kategori produk disebutkan.
b. Asosiasi Merek (Brand Association): Hubungan antara sebuah merek
dengan citra yang diinginkan lainnya.
5. Kemasan dan Label: Berperan penting dalam strategi produk suatu perusahaan
secara keseluruhan dan dalam identifikasi produk. Pengemasan memengaruhi
daya tahan, citra, dan kemudahan suatu produk bertanggung jawab atas salah satu
biaya terbesar di banyak produk konsumsi. Memilih kemasan tepat terutama
penting dalam pemasaran internasional karena pemasar harus memperhitungkan
berbagai faktor seperti keragaman bahasa dan budaya.
Pelabelan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pemgemasan. Para konsumen menyatakan bahwa mereka menyukai suatu sistem
pelabelan karena sistem tersebut memberikan informasi yang lengkap. Sebagai
bonus, simbol yang terdapat di suatu label atau kemasan dapat dikenal sebagai
bagian dari merek perusahaan.
Aspek penting lainnya dalam pengemasan dan pelabelan adalah Kode Produk
Universal (Universal Product Code atau UPC), kode bar yang dibaca oleh
pemindai optis yang mencetak nama produk dan harga di struk pembelian. Bagi
banyak toko, pengenal-pengenal ini tidak hanya berguna bagi pengemasan dan
pelabelan, tetapi juga untuk memudahkan dan mempercepat transaksi ritel serta
untuk mengevaluasi pembelian pelanggan dan mengendalikan inventaris.
Bisnis Ritel
Internet; Pusat Pusat
Belanja Gaya Belanja
Hidup Era Akhir 1800-an
Era Awal 1900-an
Era Pertengahan 1900-an
Toko Makanan Era Awal 2000-an
dan Sayuran
Supermarket; Toko
Swalayan;
diskon
Sears Catalog
E. Peritel Nontoko
1. Ritel Respon Langsung: Menjangkau pelanggan prospektif melalui katalog,
telemarketing (telepemasaran), dan bahkan iklan majalah, koran, dan televisi,
contoh: Penjualan barang konsumsi seperti roti melalui otomat pengecer.
2. Ritel Internet: Dengan cara membuka toko-toko online melaui sebuah aplikasi
yang terhubung dengan jaringan internet, contoh: Penjualan melaui situs Web.
3. Penjualan Otomatis: Memberikan kemudahan melalui penggunaan otomat
pengecer, contoh: Penjualan barang konsumsi seperti roti melalui otomat
pengecer (ATM).
4. Penjualan Langsung: Meliputi penjualan langsung ke konsumen dari
pemanufaktur melalui pembelian partai dan kontak langsung (Amway), contoh:
Dekorasi Home & Garden Party.