Disusun Oleh :
Hasibah 720213141
2022/2023
BAB I
RUANG LINGKUP, PARADIGMA PENGELOLAAN, DAN PELUANG BISNIS
RITEL
A. Pengertian Ritel
Kata ritel berasal dari bahasa Prancis ritellier, yang berarti memotong atau
memecah sesuatu. Bisnis ritel dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat
dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Manajemen ritel adalah
pengelolaan bisnis yang terkait dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, dan
operasional bisnis ritel. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis ini adalah menjual
berbagai produk atau jasa, atau kedua, kepada para konsumen untuk keperluan
pribadi, tetapi bukan untuk keperluan bisnis dengan memberikan upaya terhadap
penambahan nilai terhadap barang dan jasa tersebut.
Ritel juga menyediakan pasar bagi para produsen untuk menjual produk-
produk mereka. Dengan demikian, ritel adalah kegiatan terakhir dalam jalur distribusi
yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Ritel merupakan mitra dari agen
atau distributor yang memiliki nama lain wholesaler (pedagang partai besar)
Perusahaan > Pedagang Besar > Ritel > Konsumen Akhir
Jalur distribusi barang dagangan (diatas) disebut sebagai saluran penjualan
internasional, karena masing-masing pihak memiliki tugas yang terpisah. Perusahaan
atau pabrikan mempunyai tugas untuk mendesain, membuat, memberi merk,
menetapkan harga, mempromosikan, dan menjual, dan tidak menjual secara langsung
kepada konsumen. Sementara itu ritel menjalankan fungsi pembelian, stocking,
promosi, penjualan, pengiriman, dan pembayaran kepada agen atau distributor, tetapi
tidak memproduksi barang dan tidak melakukan penjualan kepada peritel lain.
Saluran penjualan tradisional telah berubah menjadi saluran vertikal, dimana
dalam jalur distribusi barang dagangan, produsen, atau manufaktur, pedagang besar,
dan ritel ditangani oleh perusahaan independen yang bukan merupakan anggota
distributor tersebut. Saluran vertikal merupakan suatu saluran distribusi yang
melibatkan sekumpulan perusahaan anggota saluran. Salah satu contoh sistem pusat
distribusi terbaqik di Indonesia adlah sistem distribusi yang diterapkan oleh
Indomaret.
B. Paradigma Ritel Tradisional dan Ritel Modern
Paradigma ritel tradisional merupakan pandangan pengelolaan ritel dengan
menggunakan pendekatan konveksional dan tradisional. Melalui pendekatan tersebut,
bisnis ritel dikelola dengan cara-cara yang lebih menekankan pada “hal yang bisa
disiapkan oleh pengusaha tetapi kurang berfokus pada bagaimana kebutuhan dan
keinginan konsumen dipahami dan bahkan dipenuhi”.
Berikut ciri dari paradigma pengelolaan ritel tradisonal:
1. Kurang memilih lokasi
2. Tidak memperhitungkan potensi pembeli
3. Jenis barang dagangan yang tak terarah
4. Tidak ada seleksi merek
5. Kurang memperhatikan pemasok
6. Melakukan pencatatan penjualan sederhana
7. Tidak melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk
8. Arus kas tidak terencana
9. Pengembangan bisnis tidak terencana
Paradigma ritel modern merupakan pandangan yang menekankan
pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern dimana konsep
pengelolaan peritel lebih ditekankjan dari sisi pandang pemenuhan kebutuhan
konsumen yang menjadi pasar sasarannya.
Berikut ciri dari paradigma pengelolaan ritel modern:
1. Lokasi strategis merupakan faktor penting dalam bisnis ritel
2. Prediksi cermat terhadap potensi pembeli
3. Pengelolaan jenis barang dagangan terarah
4. Seleksi merek yang sangat ketat
5. Seleksi ketat terhadap pemasok
6. Melakukan pencatatan penjualan dengan cermat
7. Melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk
8. Arus kas terencana
9. Pengembangan bisnis terencana
Beberapa peluang yang dapat diwujudkan dalam pengembangan bisnis ritel secara
umum adalah peluang manajemen, peluang kewirausahaan, dan peluang terhadap
pengembangan karir.