Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PEMASARAN

‘’RETAILING DAN WHOLE SELLING’’

OLEH :

MUH. RIJAL SHAFAR : 1894041019

ULFA DWIANTI SALEH : 1894040005

UTAMI RESKY ARSYAD : 1894041016

SUHARNI : 1894040018

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
A. Usaha Eceran
1. Pengertian Usaha Eceran
Penjualan eceran atau dikenal dengan istilah ritel adalah kegiatan bisnis
perdagangan (penjualan barang atau jasa) yang langsung disalurkan kepada
konsumen akhir untuk digunakan sebagai kebutuhan pribadi, keluarga atau
keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali. Pengecer merupakan
perantara dalam system saluran pemasaran dimana pengecer mendapatkan
barang dari produsen dan atau pedagang besar yang kemudian menjualnya
kepada konsumen akhir.
Hendri Ma’ruf (2005:71), ritel adalah kegiatan usaha menjual barang
atau jasa kepada perseorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau
rumah tangga. Sedangkan pengecer adalah pengusaha yang menjual barang
atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen, ritel perorang
atau peritel kecil memiliki jumlah gerasi bervariasi, mulai dari satu gerai
hingga lebih.
Tjiptono (2008:191), pedagang eceran (retailing) merupakan semua
kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir
untuk pemakaian pribadi dari rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis.
Kotler (2007:592), usaha eceran (retailing) adalah semua kegiatan yang
melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen
akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis
Gilbert (2003:6), ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan
secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen
akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari
distribusi
Berman dan Evan (2007:3), penjualan eceran adalah tingkat terakhir dari
proses distribusi, yang di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan
barang atau jasa kepada konsumen.
2. Tujuan dan Fungsi Penjualan Eceran (Ritel)

Perdagangan eceran melakukan aktivitas pengemasan menjadi bagian


yang lebih kecil, menyimpan persediaan, menyediakan jasa agar pelanggan
dapat memperoleh barang dengan mudah. Tujuan penjualan eceran (ritel)
antara lain adalah sebagai berikut (Weits dkk, 2007:4) :

1. Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang


diinginkan oleh konsumen
2. Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang
cukup kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi
kebutuhannya.
3. Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of
value)
4. Mengadakan transasksi dengan para konsumennya

Sedangkan menurut Sudjana (2005:117), terdapat empat tujuan


perdagangan eceran atau retail, yaitu sebagai berikut :

1. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir


2. Penghimpunan berbagai kategori jenis barang yang menjadi
kebutuhan konsumen
3. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan
konsumen
4. Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen

Adapun perdagangan eceran atau ritel menurut Utami (2008:8-9) adalah


sebagai berikut :

1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa

Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai


jenis produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka
berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan
konsumen.

2. Memecah (breaking bulk)


Memecah (breaking bulk) di sini berarti memecah beberapa ukuran
produk menjadi lebih kecil yang akhirnya menguntungkan produsen dan
konsumen.

3. Penyimpanan persediaan

Fungsi utama ritel adalah mempertahankan persediaan yang sudah


ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen
menginginkannya.

4. Penyedia jasa

Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapat kemudahan


dalam mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan produsen.

5. Meningkatkan nilai produk dan jasa. 

Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu
aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan manfaat yang diperoleh oleh
pelanggan dari nilai yang diperoleh dari produk/jasa tersebut.

3. Jenis-jenis Penjualan Eceran

Pedagang eceran yang memiliki toko atau disebut pengecer toko (store
retailers) dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut (Kotler
dan Armstrong 2003:216) :

1) Toko Barang Khusus (Specialty Store)

Lini produk yang sempit dengan keragaman yang dalam.


Toko pakaian adalah toko lini tunggal: toko pakaian pria adalah toko
lini terbatas; dan toko kemeja pesanan pria adalah toko yang sangat
khusus.

2) Toko Serba Ada (Department Store)


Beberapa lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan rumah
dan barang kebutuhan keluarga dengan masing-masing lini yang
ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang dikelola pembeli khusus
atau pedagang khusus.

3) Pasar Swalayan (Supermatket)

Usaha yang relative besar, berbiaya rendah, bermarjin


rendah, bervolume tinggi, swalayan yang dirancang untuk melayani
semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan produk-
produk keluarga.

4) Toko Kenyamanan (Convenience Store)

Toko yang relative kecil dan terletak dekat daerah


pemukiman, menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan
dengan tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih
tinggi.

5) Toko Diskon (Discount Store)

Barang dagangan standar yang dijual dengan harga yang


lebih murah dengan marjin yang lebih rendan yang volume yang
lebih tinggi

6) Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer)

Barang dagangan yang dibeli di bawah harga pedagang besar


biasa dan dijual di bawah harga eceran

7) Gerai Pabrik (Factpry Outlet)

Dimiliki dan dijalankan produsen dan biasanya menjual


barang-barang berlebihan, tidak diproduksi lagi, atau tidak bisa
8) Pengecer Potongan Harga Independen (Independent off-price
retailer)

Dimiliki dan dijalankan pengusaha atau divisi perusahaan


eceran yang lebih besar

9) Klub Gudang atau Klub Pedagang Besar (Warehouse clubs atau


wholesale clubs)

Menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan pokok,


perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerk dan berbagai jenis
barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota
yang membayar iuran keanggotaan tahunan

10) Toko Besar (Superstore)

Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi yang ditujukan


untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen untuk jenis produk
makanan dan non-makanan yang dibeli rutin.

11) Toko Kombinasi (Combination Stores)

Toko gabungan makanan dan obat yang memiliki ruang


penjualan rata-rata 55.000 kaki persegi

12) Hiperpasar (Hypermarkets)

Berkisar antara 80.000 hingga 220.000 kaki persegi dan


menggabungkan pasar swalayan, toko diskon, dan eceran gudang.

13) Ruang Pameran Katalog

Pilihan yang sangat banyak barang-barang berharga tinggi,


mengalami perputaran cepat, dan bermerk dengan harga diskon

Pedagang eceran yang tidak memiliki toko atau disebut pengecer


tanpa toko (Non-Store Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain
sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:538) :
a. Penjualan Langsung (Direct Selling)

Penjualan langsung disini tidak termasuk penjualan dari bisnis


ke bisnis. Kegiatan ini dimulai dari pedagang keliling dan terus
berkembang menjadi industry yang besar. Penjualan ini dilakukan
oleh para wira-niaga langsung kepada pemakai akhir.

b. Penjual Satu-Satu (One to One Selling)

Penjualan dilakukan oleh wira-niaga dengan cara mengunjungi


tempat tinggal konsumen satu persatu serta berusaha mendapatkan
pesanan pembelian

c. Penjual Satu Ke Banyak (One to Party Selling)

Seorang wira-niaga akan dating ke rumah seorang konsumen


dan mengundang teman atau tetangganya untuk melihat demonstrasi
produk

d. Pemasaran Jaringan (Network Marketing-MLM)

Perusahaan memilih para usahawan untuk berperan sebagai


distributor. Distributor lalu akan memilik beberapa anggota baru
sebagai agen. Para agen kemudian akan memilih beberapa orang lain
lagi untuk menjual produk perusahaan kepada para pembeli yang
potensial

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung dimulai dari catalog dan surat pos, bahkan


sekarang telah berkembang berbagai cara baru yang modern, seperti
pemasaran melalui telepon (telemarketing), pemasaran melalui TV
(Home Shopping), maupun informasi berbelanja melalui elektronik
(Infomercial)
f. Mesin Penjual Otomatis (Automatic Vending)

Mesin penjual otomatis ini memiliki beberapa keunggulan,


seperti penjualan 24 jam sehari, serta mudah ditemukan di banyak
tempat yang strategis.

g. Jasa Pembelian (Buying Service)

Suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus,


seperti sekolahan, rumah sakit, ataupun lembaga pemerintahan.
Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota jasa pembelian
dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga diskon.

B. Usaha Grosiran
1. Pengertian Usaha Grosiran

Masyarakat secara awam memahami grosir adalah cara penjualan dengan


jumlah barang yang cenderung lebih banyak –bisa disebut juga kodian, dan
juga cara pembelian dengan harga barang yang lebih murah dibandingkan
dengan harga standar.

Namun, secara kebahasaan, grosir merupakan sebuah badan yang


membuka usaha dagang dengan membeli serta menjual kembali barang
dagangan tersebut kepada beberapa jenis pembeli. Beberapa jenis pembeli
yang dimaksud adalah pengecer, pedagang besar, perusahaan industri,
lembaga pemerintah, lembaga swasta dan lainnya.

Grosir tidak terbatas pada siapa yang bisa menjalankan posisi bisnis ini.
Baik perorangan ataupun perusahaan bisa menjadi seorang atau sebuah grosir.
Hal ini dikarenakan titik utama grosir adalah mampu melakukan kegiatan jual
dan beli barang dalam jumlah yang relatif lebih besar. Biasanya, grosir
berhubungan langsung dengan produsen.

Hubungan langsung dengan produsen ini yang secara tidak langsung


menjadikan grosir sebagai media distribusi barang hingga ke pelanggan.
Selain itu, hubungan ini juga yang menjadikan harga barang di grosir akan
lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran.

2. Tips Menjadi Grosir Untuk Keuntungan Yang Maksimal

Potensi keuntungan yang bisa dikatakan cukup besar untuk menjadi


seorang grosir menjadi daya tarik tersendiri pada ide bisnis ini. Cukup banyak
masyarakat yang tergoda untuk menjadi grosir dan bermimpi mendapatkan
rupiah dengan lebih banyak dan dengan cara yang lebih mudah.

Memang, secara umum, potensi keuntungan dengan menjadi seorang


grosir bisa dikatakan cukup besar. Hal ini dikarenakan grosir mendapatkan
harga awal langsung dari produsen yang cenderung lebih rendah dan menjual
barang dengan jumlah yang banyak sehingga keuntungan bisa kolektif bisa
didapatkan.

Hanya saja, untuk bisa sukses menjadi seorang grosir, maka ada strategi
dan tips yang harus dipahami dengan baik. Nah, adapun beberapa tips dan
strategi yang harus diketahui saat hendak menjadi seorang grosir adalah
sebagai berikut :

1) Menentukan jenis barang yang dijual.

Sama seperti pedagang pada umumnya, saat hendak menjadi seorang


grosir, maka Anda harus menentukan jenis barang yang hendak Anda jual
terlebih dahulu. Ini adalah salah satu perkara yang sangat penting yang
tentu saja akan berpengaruh pada bagaimana bisnis atau usaha grosir Anda
nantinya akan berjalan dengan keuntungan yang maksimal.

Nah, dalam pemilihan jenis barang yang hendak dijual secara grosir,
ada cukup banyak pertimbangan yang bisa dilakukan. Sebagai contoh,
Anda bisa saja memilih dengan menjadi grosir yang menjual barang
kebutuhan harian masyarakat, seperti sampo, sabun, dan lainnya. Ide ini
cukup menarik dengan pangsa pasar yang luas.
Selain itu, Anda juga bisa memilih barang yang memiliki daya tarik
yang tinggi di kalangan masyarakat. Grosir fashion adalah salah satu
contoh barang dengan daya tarik yang cukup tinggi. Anda bisa menjadi
grosir jilbab, baju muslim, baju wanita atau beragam jenis fashion lainnya.

Pertimbangan di atas cukup penting untuk dilakukan agar Anda tidak


salah dalam menentukan barang sehingga Anda sebagai grosir tentu saja
bisa menjalankan bisnis ini dengan baik. Secara singkat, perlu semacam
penelitian mengenai tingkat popularitas dan kebutuhan masyarakat
terhadap suatu barang sebelum memulai menjadi grosir.

2) Mencari produsen yang tepat.

Sebagaimana diketahui bahwa grosir memiliki hubungan yang erat


dengan para produsen. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung, grosir
juga menjadi distributor yang menyebar barang hasil produksi ke berbagai
tempat hingga sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, penting bagi
Anda untuk mencari produsen yang tepat.

Pemilihan produsen yang tepat tentu saja akan menentukan bagaimana


kualitas dari barang yang Anda jadikan komoditas untuk bisnis Anda.
Misalnya saja ketika Anda memutuskan untuk menjadi grosir dari pakaian
muslim, maka pastikan jika pakaian muslim yang Anda jual memiliki
kualitas yang bagus mulai dari bahan hingga jahitan. Kualitas ini tentu
secara langsung akan menentukan minat dari para pelanggan. Dengan
kualitas yang bagus, maka bisa jadi bisnis Anda akan berjalan cenderung
lebih lancar.

3) Pastikan menjadi tangan pertama.

Ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang grosir, maka


pastikan jika Anda adalah tangan pertama. Artinya, Anda langsung
mendapatkan barang yang Anda jadikan komoditas tersebut secara
langsung dari pihak produsen. Ini adalah strategi yang cukup penting,
terutama jika Anda ingin menjadi grosir yang besar.

Ya, menjadi tangan pertama adalah hal yang harus Anda usahakan.
Hal ini berkaitan dengan berbagai keuntungan yang akan Anda dapatkan
dalam proses bisnis yang dijalankan.

Jika Anda menjadi tangan pertama, maka harga barang yang sampai
pada Anda adalah harga produksi. Tentu, peluang untuk mendapatkan
keuntungan akan jauh lebih besar. Selain itu, jika Anda merupakan grosir
tangan pertama, maka peluang untuk mendapatkan pembeli besar –hingga
reseller, akan cenderung lebih besar pula.

Nah, demikian beberapa ulasan mengenai grosir. Bisa dikatakan


bahwa grosir adalah salah satu ide bisnis yang tak lekang oleh waktu
karena merupakan pengantar dari produsen hingga ke konsumen. Hanya
saja, ada strategi yang perlu dilakukan agar ide bisnis yang Anda jalankan
ini bisa berhasil dengan keuntungan yang maksimal.

Sebagai tambahan, untuk menjadi seorang grosir yang terpercaya,


lakukan promosi dengan maksimal dan juga memberikan layanan terbaik
pada orang-orang yang menjadi pelanggan Anda. Dengan layanan yang
baik, tentu peran Anda sebagai grosir akan semakin dipercaya dan
keuntungan akan semakin besar didapatkan.

3. Manfaat Usaha Grosiran

a. Manfaat dari segi selling dan promotion


Wholesaler dapat memberikan kemudahan bagi produsen dengan
menyediakan produk atau barang dengan harga yang lebih murah untuk
para pedangan kecil dan retailer.

b. Manfaat dari segi warehousing

Wholesaler dapat membantu mengatur keadaan stock barang serta


dapat mengurangi resiko yang terjadi pada pemasok dan konsumen.

c. Manfaat dari segi financing

Wholesaler dapat membantu pemasok dalam segi keuangannya


dengan cara menjualnya secara kredit dan akan dibayarkan tepat waktu
sesuai waktu yang telah ditentukan.

d. Manfaat dari segi market information

Wholesaler memberikan informasi yang valid mengenai pesaing,


harga, produk baru untuk produsen dan juga konsumen dengan tujuan
agar penawaran dan permintaan tetap stabil.

e. Manfaat dari segi manajemen resiko

Wholesaler menanggung resiko – resiko seperti kerusakan,


kadaluarsa dan kerugian lainnya mengenai produk teserbut serta
kepimilikan barang.

f. Manfaat dari segi management service

Pedangang grosir dapat membantu memberikan pelayanan yang


tepat dengan menggunakan sistem software akuntansi. Dengan adanya
software tersebut membuat semua hal seperti keuangan, informasi
market, level barang dan yang lainnya akan lebih mudah di update secara
otomatis. Selain itu juga diberikan beberapa pelatihan, training dan juga
seminar tentang menagement service untuk mendirikan bisnis grosir.

Dengan kemajuan teknologi saat ini maka management service


sudah lebih mutakhir salah satunya adalah adanya wholesale
management software dengan dukungan sistem ERP. Sehingga membuat
semua kegiatan operasional bisnis grosir menjadi lebih mudah, cepat dan
tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bisnis grosir ini
merupakan bisnis yang menarik untuk investasi jangka panjang.

C. Jenis-jenis Grosiran
Secara umum grosir termasuk jenis pedagang besar dan grosir bisa dibagi
dalam beberapa kelompok berdasarkan beberapa hal seperti dijelaskan di bawah
ini.
1. Berdasarkan Jenis Barang yang Diperdagangkan
1) Grosir barang umum atau the general line wholesaler, yakni grosir
atau distributor yang memiliki berbagai jenis barang (bermacam-
macam produk). Contohnya grosir X memiliki barang dagang
berupa: minuman, makanan keci, kosmetik, sabun, makanan dalam
kaleng, saus, sikat gigi, kecap, pasta gigi, dan lain sebagainya.

2) Grosir barang khusus atau the specilty wholesaler, yaitu grosir atau
distributor yang hanya menjual barang-barang yang khusus saja.
Contohnya misalnya: grosir khusus alat-alat tulis, grosir khusus
rokok, grosis khusus obat-obatan, dan lain sebagainya.
2. Berdasarkan Luas Daerah Usahanya
1) Gosir Lokal ( local wholesaler), yaitu grosir yang luas daerah
usahanya hanya mencakup suatu kota tertentu. Misalnya untuk
seperti tingkat kotamadya, kabupaten dan juga karesidenan.

2) Grosir Wilayah atau Propinsi (the regional wholesaler) yaitu grosir


yang memiliki luas daerah pemasaran untuk seluruh wilayah didalam
suatu provinsi ataupun negara bagian.

3) Grosir Nasional (the national wholesaler), yaitu grosir yang


memiliki luas daerah pemasaran untuk seluruh wilaya didalam suatu
negara.
3. Berdasarkan Lapangan Kegiatannya
1) Grosir Penuh (The Service Wholesaler), adalah grosir yang kegiatan
usahanya secara murni serta penuh menjalankan kegiatan pembelian
dan juga penjualan yang lazim dilaksanakan oleh suatu grosir.
2) Grosir Pengumpul (The Whole Collector), adalah grosir yang
bertindak sebagai pengumpul barang-barang dagangan tertentu untuk
keperluannya sendiri atau untuk pesanan pihak lain. Barang
dagangan yang dikumpulkan oleh grosir semacam ini biasanya
barang berupa hasil hasil-hasil kerajinan rakyat, pertanian, dan
produk home industry.
3) Grosir Terbatas (The Limited Function Wholesaler), adalah grosir
yang hanya menjalankan sebagian jasa-jasa dari yang seharusnya
dilakukan oleh grosir secara penuh.
4) Grosir Tunai (Cash Carry Wholesaler), adalah grosir yang
melaksanakan penjualan barang dagangan secara tunai dan tidak
memberikan jasa pelayanan untuk mengantar barang yang dibeli
oleh pelanggannnya.
5) Grosir Truk (Truck Wholesaler/truck Jobber/wagon Jobber), adalah
grosir yang menjual barang dagangan dengan memberikan jasa
pelayanan pengiriman barangnya. Grosir semacam ini biasanya
merupakan grosir yang mengirim barang dagangannya secara rutin
(continue/routine) ke supermarket, departemen store, restoran,
cafetaria, hotel, rumah sakit dan sebagainya.
6) Grosir Pengiriman (Drop Shipment Wholesaler/drop Shipper),
adalah grosir yang melakukan kegiatan penjualan barang dengan
pengiriman barang yang dilakukan langsung oleh produsen kepada
pembeli. Peranan grosir pengirim ini hanya mengatur jual beli dan
memerintahkan kepada produsen untuk mengirim barangnya kepada
pembeli.
7) Grosir Pabrik (Manufacture Wholesaler), atau disebut juga penyalur
pabrik (industrial distributor) adalah grosir atau penyalur yang
menjual barang dagangannya dengan menjadi pemasok keperluan
industri (pabrikpabrik).
8) Grosir Pesanan Melalui Pos (Mail Order Wholesaler), grosir ini
melakukan kegiatan penjualan barang dagangan dengan cara pesanan
melalui jasa pos.

3 Bisnis Grosir dengan Modal Kecil yang Menguntungkan berikut ini 3 bisnis
grosir dengan modal kecil yang menguntungkan yang bisa anda lakoni, antara
lain:
a. Bisnis Grosir Sembako

Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memperoleh pendapatan


yang besar. Salah satunya membukausaha grosir sembako . Jenis bisnis ini
marak dan populer di berbagai wilayah di Indonesia. Hampir di setiap sudut
kota dan desa dapat dijumpai gerai usaha grosir sembako. Hal ini tak terlepas
dari keuntungan bisnis sembako sangat menggiurkan mengingat sembako
merupakan kebutuhan utama manusia sehari hari. Seperti beras, buah-buahan,
gula pasir, sayur sayuran, telur, susu, daging ayam, daging sapi, ikan, garam,
minyak goreng, dan gas elpiji.

Usaha grosir sembako bisa dijalankan oleh siapa saja baik ibu rumah
tangga, remaja, mahasiswa, pelajar, dan pengangguran serta pensiunan
dengan modal kecil yang menguntungkan. Ada banyak para pelaku usaha
grosir sembako yang sukses dengan penghasilan hingga ratusan juta rupiah
perbulan. Namun bisnis grosir sembako mempunyai tingkat persaingan usaha
yang sangat ketat. Sehingga anda harus benar benar memperhatikan kualitas
pelayanan yang diberikan pada konsumen atau pengecer.

b. Bisnis Grosir Baju Murah

Peluang bisnis grosir baju murah menjadi salah satu pilihan bisnis yang
sangat menjanjikan. Mengingat baju merupakan salah satu kebutuhan utama
manusia sehari-hari selain makanan dan minuman. Manusia butuh pakaian
selama ia masih hidup di muka bumi. Berpakaian membuat manusia tampil
indah dan menawan serta menutupi aurat. Berdasarkan pengamatan penulis,
prospek bisnis grosir pakaian murah sangat cerah saat ini dan di masa
mendatang.

Untuk mendapatkan distributor baju murah maka anda bisa mencarinya


di internet. Pilihlah supplier atau distributor pabrik baju murah yang
terpercaya dengan kualitas pakaian yang bagus dengan harga lebih murah dari
distributor lain serta baju murah yang ditawarkan sesuai dengan mode terkini
yang sedang trend dan populer. Keuntungan bisnis grosir baju murah sangat
besar. Apalagi penjualan dilakukan secara online yang pangsa pasar hingga
ke seluruh dunia.

Salah satu contoh bisnis grosir baju murah adalah bisnis baju serba 5
ribu. Anda bisa membeli berbagai pakaian dari pihak distributor baju besar
dengan harga Rp 3500 per pakaian. Kemudian menjual kembali kepada pihak
pengecer seharga Rp 5000 per item. Keuntungan Rp 1500 per baju akan
menjadi besar jika volume penjualan sangat besar. Misalkan seorang
pengecer membeli 100 buah baju murah maka keuntungan yang anda
dapatkan sebesar Rp 150 ribu. Apabila anda mempunyai pelanggan sebanyak
10 pengecer maka keuntungan bisnis grosir baju murah sebesar Rp 1,5 juta
perhari.
c. Bisnis Grosir Plastik
Peluang bisnis membuka toko grosir plastik menjanjikan sekali untuk
dijalankan. Disebabkan margin keuntungan yang sangat mutlak. Selain itu,
anda tidak perlu risau barang akan kedaluarsa.Di daerah penulis, ada salah
satu toko grosir plastik yang laris manis. Usaha toko grosir plastik
dikombinasikan dengan usaha jualan bahan kue. Walaupun tingkat persaingan
tinggi sekali dari bisnis grosir plastik, dengan kualitas pelayanan yang baik
makausaha grosir plastik sobat bisa berpotensi untung besar dengan pangsa
pasar yang luas.
D. Keputusan Pemasaran Pedagang Grosir

Sekarang pedagang grosir menghadapi tekanan persaingan yang semakin


meningkat, pelanggan yang lebih menunut, teknologi baru dan meningkatnya
program pembelian langsung dari pihak pembeli industri besar, lembaga dan
eceran. Akibatnya, member penampilan baru pada strategi pemasaran. Seperti
pengecer, keputusan pemasaran pedagang grosir meliputi pemilihan pasar sasaran,
positioning dan bauran pemasaran: pilihan dan pelayanan produk, harga, promosi
dan tempat.

Pedagang grosir harus memutuskan pilihan produk dan jasa, harga,


promosi dan tempat. Produk pedagang grosir adalah pilihan produk dan jasa yang
ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan. Pedagang grosir berada dalam
situasi sulit untuk menjual lini penuh dan menyimpan cukup banyak persediaan
untuk pengiriman segera. Praktek ini bisa merusak laba.

Saat ini, pedagang grosir memangkas jumlah lini yang dijual hanya
memilih lini yang menguntungkan. Kuncinya adalah menemukan bauran jasa
yang paling dihargai oleh pasar sasaran.

Harga juga merupakan keputusan pedagang grosir yang penting. Pedagang


grosir umumnya melebihkan biaya barang berdasarkan presentase standar,
misalnya 20 persen. Pengeluaran bisa 17 persen dari marjin kotor, menyisakan
laba 3 persen. Dalam perdagangan sering rata-rata marjin laba kurang dari 2
persen. Pedagang grosir mencoba penetapan harga baru. Kadang memotong
marjin pada beberap lini untuk memenangkan pelanggan baru. Meminta potongan
harga khusus pada pemasok dan berjanji akan mengembalikannya dalam bentuk
volume penjualan yang meningkat.

Promosi merupakan hal penting bagi keberhasilan pedagang grosir.


Sebagian pedagang grosir tidak berorientasi pada promosi. Pemanfaatan iklan
perusahaan, promosi penjualan, penjualan pribadi dan hubungan masyarakat oleh
pedagang grosir kadang membingungkan dan tak terencana. Pedagang grosir
kadang kalah dengan pengecer. Untuk itu, pedang grosir harus mengembangkan
keseluruhan strategi promosi dan lebih banyak memanfaatkan bahan dan program
promosi pemasok.

Tempat adalah hal yang penting juga bagi pedagang grosir. Pedagang
grosir harus memilih lokasi, fasilitas dan lokasi Web secara cermat. Pedagang
grosir kadang berada di daerah atau lokasi yang sewa pajaknya rendah dan
cenderung menginvestasikan sedikit uang pada bangunan, peralatan dan sistem.
Hasilnya, sistem penangan bahan dan pemrosesan pesanan sering ketinggalan
zaman. Kendati demikian, tahun-tahun terakhir, pedang grosir besar menaikkan
biaya berinvestasi dalam gudang otomatis dan sistem pemesanan online.

Pesanan diambil dari sistem pengecer secara langsung ke computer


pedagang grosir dan pengangkutan dimana barang itu dirangkai. Pedagang grosir
besar menggunakan teknologi untuk melaksanakan akuntansi, tagihan,
pengendalian persediaan dan peramalan. Pedagang grosir modern menyesuaikan
pelayanan dengan kebutuhan pelanggan sasaran dan menemukan metode
pengurangan biaya dalam melakukan bisnis. Lebih lanjut, keputusan grosir antara
lain :

1) Pasar Sasaran

Sebelum pengecer mendefinisikan dan menentukan profil pasar sasaran,


pengecer tidak dapat membuat keputusan konsisten tentang pilihan produk,
dekorasi toko, pesan dan media iklan.
2) Pilihan Produk

Kemungkinan pengembangan strategi diferensiasi produk:

 Menampilkan merk nasional yang ekslusif yang tidak tersedia di pengecer


pesaing.

 Menampilkan hampir seluruhnya barang merk pribadi (private label).

 Menampilkan acara besar tentang barang yang unik.

 Menampilkan barang yang mengejutkan atau terus berubah.

Kemungkinan pengembangan strategi diferensiasi produk (cont’d):

 Menampilkan barang terkini atau terbaru terlebih dahulu.

 Menawarkan layanan penyesuaian (customization) barang.

 Menawarkan pilihan bagi target yang sangat dicari.

3) Pengadaan Barang

 Setelah memutuskan strategi pilihan produk, pengecer harus menentukan


sumber barang, kebijakan dan praktik.

 Pengecer dengan cepat meningkatkan keterampilan dalam meramalkan


permintaan, pemilihan barang, pengendalian stok, alokasi ruang dan
tampilan.

Contoh: Trader Joe’s memiliki jaringan pengadaan barang internasional yang


dapat meluncurkan produk baru sepanjang waktu dan memastikan tidak ada
barang tak populer bertahan lama dalam toko.

4) Harga
Harga adalah faktor positioning kunci dan harus diputuskan dalam
hubungannya dengan pasar sasaran, bauran pilihan produk dan jasa, dan
persaingan. Pengecer harus memperhatikan taktik penetapan harga.

Contoh: WalMart mengabaikan “penetapan harga obral” dan lebih menyukai


“penetapan harga rendah setiap hari” (ELDP)

5) Jasa

Bauran jasa adalah alat kunci untuk mendiferensiasikan satu toko dari toko
lainnya.

Bauran jasa yang dapat diberikan antara lain:

 Layanan prapembelian, meliputi menerima telepon dan pesan melalui


surat, iklan, dll.

 Layanan pascapembelia, meliputi pengiriman dan penghantaran,


pembungkusan hadiah, pengukiran nama, dll.

 Layanan tambahan, mencakup informasi umum, tempat parkir, toilet,


restoran, layanan penjagaan bayi, kredit, dll.

6) Atmosfer Toko

Atmosfer adalah elemen lain dalam melengkapi toko. Setiap toko


mempunyai penampilan dan tata letak fisik yang bisa mempersulit atau
mempermudah orang untuk bergerak.

Contoh: Toko SonyStyle menggunakan aroma jeruk mandarin dan sedikit


vanilla yang dirancang khusus. Seluruh permukaan di toko SonyStyle juga
dirancang untuk dapat di sentuh, dari kaca berukir dengan sudut siku-siku di
atas konter sampai kertas sutra dan panel dari kayu maple.

7) Kegiatan dan Pengalaman Toko


Pertumbuhan e-commerce memaksa pengecer tradisional merespon
dengan membangun atmosfer berbeda, termasuk menciptakan hiburan dalam
toko.

Contoh: Victoria’s secret menggunakan konsep “teater eceran” sehingga


pelanggan merasa berada dalam suasana di novel romantis.

8) Komunikasi

Pengecer menggunakan sarana komunikasi yang beragam untuk menghasilkan


pembelian.

Komunikasi dapat dilakukan melalui :

 Pemasangan iklan

 Penjualan khusus

 Penerbitan kupon diskon

 Hingga program penghargaan kepada konsumen yang paling sering


berbelanja, dll.

9) Keputusan Lokasi

Pengecer dapat menempatkan toko-tokonya di lokasi:

 Pusat Kawasan Bisnis

Wilayah kota yang paling tua dan lalu lintasnya paling ramai, sering
disebut sebagai “pusat kota”.

 Pusat Belanja Regional

Mal dipinggiran kota diisi oleh 40-200 toko, biasanya terdapat satu
atau dua toko utama yang terkenal secara nasional seperti JCPenney dan
sejumlah toko kecil di bawah operasi waralaba.

 Pusat Perbelanjaan Setempat


Mal yang lebih kecil dengan satu toko utama dan sekitar 20-40 toko yang
lebih kecil.

 Jalur Belanja

Sekumpulan toko, biasanya terletak pada satu gedung yang


panjang, menyediakan kebutuhan masyarakat sekitar untuk kebutuhan
bahan pangan, perkakas, laundry, perbaikan sepatu dan dry cleaning.

 Lokasi di dalam sebuah toko yang lebih besar

Contoh: Dunkin Donut’s menempatkan unit baru dan lebih kecil


sebagai ruangan khusus pada toko atau pusat kegiatan lebih besar seperti
bandara udara sekolah atau department store

Anda mungkin juga menyukai