Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sindy ambarwati

Kelas : Ak.18H
Nim : 105731134018

RESUME KESEMPATAN USAHA WARALABA

Saat ini usaha waralaba semakin menjamur di Indonesia. Hal ini tentu karena peluang
usaha tersebut sangat menjanjikan. Meskipun untuk menjalankan usaha waralaba cenderung
beragam, ada yang mahal, ada pula yang murah. Semua itu tergantung potensi usaha itu
sendiri dalam jangka panjang.
Tapi tahu kah Anda, jika sebagian waralaba besar yang ada di Indonesia
mempunyai kisah menarik hingga menjadi seperti sekarang. Cerita ini mungkin bisa jadi
inspiratif bagi yang akan menjalankan usaha waralaba. Di mana pada awalnya setiap usaha
tidak langsung menjadi besar dan dikenal. Banyak proses yang mesti dilalui. Apa saja
waralaba tersebut? Berikut cerita inspiratifnya.
Sebagian orang mungkin pernah makan ayam bakar Mas Mono. Hampir di setiap
kota besar, ayam bakar ini hadir untuk para pecinta ayam. Namun, di balik suksesnya
waralaba ini terselip kisah bagaimana awal berdirinya usaha tersebut.
Awalnya, ayam bakar milik Pramono atau akrab disapa mas Mono dijual di
gerobak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Di hari pertama jualan, gerobak mas Mono
ambruk hingga ayamnya berjatuhan. Itu karena, gerobak yang digunakan adalah gerobak
gorengan. Tentunya gerobak tersebut tak kuat menahan beban jika digunakan untuk
berdagang ayam bakar yang harus membawa nasi yang banyak.
Waktu pun telah berlalu, dengan kerja kerasnya itu mas Mono dapat mendirikan
kedai yang kokoh hingga bisa membuka cabang sampai ke luar negeri. Dengan nilai
investasi mulai dari Rp 380 juta, sudah bisa bekerjasama dengan waralaba ayam bakar
Mas Mono.
A. Terminologi Usaha Wiralaba
Secara umum waralaba/franchise dapat diartikan sebagai pengaturan
bisnis yang memiliki perusahaan (pewaralaba atau franchisor) memberi/menjual
hak kepada pihak pembeli atau penerima hak (terwaralaba atau franchisee) untul
menjual produk dan atau jasa perusahaan pewaralaba tersebut dengan peraturan
dan syarat-syarat lain yang telah ditetapkan oleh pewaralaba. Definisi waralaba
lainnya adalah suatu strategi sistem, format bisnis, dan pemasaraan yang bertujuan
untuk mengembangkan jaringan usaha untuk mengemas suatu produk atau jasa.
Waralaba juga dapat pula diartikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk
memenuhi keinginnan atau kebutuhan konsumen yang lebih luas. Beberapa
terminologi berkaitan dengan usaha waralaba:
1. Pemberi waralaba (Franchisor) adalah badan usaha atau perorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan
hak kekayaan intelektual (HKI) atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimilikinya.
2 Penerima waralaba (Franchisee) adalah badan usaha atau perorangan yang
diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak kekayaan
intelektual (HKI) atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.

B. Jenis-Jenis Usaha Waralaba

Jenis/Bentuk Franchise Menurut Mohammad Su'ud ( 1994:4445) bahwa dalam


praktek franchise terdiri dari empat bentuk:

1) Product Franchise Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya


bertindak mendistribusikan produk dari petnernya dengan pembatasan areal.
2) Processing or Manufacturing Frinchise Jenis franchise ini memberikan hak pada
suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat,
dengan menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini
seringkali ditemukan dalam industri makanan dan minuman.
3) Bussiness Format atau System Franchise Franchisor memiliki cara yang unik
dalam menyajikan produk dalam satu paket, seperti yang dilakukan oleh Mc
Donald's gan membuat variasi produ dalam bentuk paket.
4) Group Trading Franchise Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak
mengelola toko-toko grosir maupun pengecer yang dilakukan toko serba ada.

C. Prinsip Dasar Dalam Usaha Waralaba


Dalam usaha wiralaba ada beberapa prinsip yang harus diikuti agar bisnid yang
dijalankan dapat berjalan dengan lancar yaitu sebagai berikut:

1. Memperjelas manfaat berinvestasi dalam waralaba Dalam pemasaran dan penjualan


waralaba jujur dan hindari menciptakan harapan palsu.
2. Melatih dan menyiapkan waralaba dengan benar Semua franchisee baru harus dilatih
dengan baik dan siap sepenuhnya untuk mengendalikan waralaba baru.
3. Mengukur kinerja usaha waralaba Evaluasi kinerja keuangan waralaba secara terjadwal.
Tanpa mengetahui bagaimana kinerja franchisee, akan sulit jika tidak mustahil untuk
mengetahui seberapa baik kinerja program waralaba secara keseluruhan.
4. Pikirkan keuntungan jangka panjang dibandingkan dengan manfaat jangka pendek
Sebelum membuat keputusan penting yang akan memengaruhi pewaralaba, penting
untuk mengukur secara akurat dampak perubahan yang akan terjadi pada masing-
masing waralaba dan jaringan secara keseluruhan.

D. Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Usaha Waralaba

2
Waralaba asing pastinya sudah memiliki standar operasional yang ketat karena
mereka tidak ingin terjadi hal-hal yang dapat membuat reputasi mereknya menjadi rusak.
Ada juga waralaba domestik yang telah memiliki standar operasional cukup ketat,
biasanya terdapat pada jenis waralaba mini market, karena hal ini menyangkut logistik,
serta distribusi yang harus dimiliki secara baik.
Empat hal yang harus menjadi fokus pemegang franchisee adalah: fee royalti,
tempat usaha apakah milik sendiri atau sewa, modal awal usaha, arus kas usaha.

E. Cara Atau Kiat Dalam Memilih Pewaralaba

a. Pastikan bahwa izin dari bisnis Franchise yang anda ikuti legal
b. Pilih franchise sesuai dengan modal yang dimiliki Ketika seseorang memulai usaha,
akan bermula dari modal yang berbeda- beda, Modal itu bisa berasal dari tabungan,
pinjaman bank, iaupun sumber-sumber lainnya.
c. Pilih franchise yang teruji kredibilitasnya Memillh waralaba yang memiliki
kredibilitas dan citra yang baik sangatlah penting karena ini berkaitan dengan
konsumen.
d. Pilihlah lokasi yang strategis untuk bisnis franchise Anda Salah satu hal penting
dalam sebagian besar blsnis adalah pemlhan lokasi yang strategis untuk bisnis
tersebut. Begitu juga dalam bisnis franchise.
e. Perhatikan segmen pasar bagi produk franchise tersebut Dalam memilih lokasi yang
tepat, perhatikan pula segmen pasar masyarakat tempat franchise?Anda.
f. Selalu persiapkan diri untuk menghadapi risiko Usaha apa pun, baik kecil maupun
besar, pasti memiliki risiko.
g. Cari informasi selengkap mungkin tentang franchise yang diminati dan franchisor-nya
Supaya dapat memperhitungkan atau memperkirakan masa depan bisnis Anda
sebelum bergabung ke suatu franchise.

F. Proses Pendirian Usaha Waralaba

Lalu, bagaimana cara memulai kerjasama waralaba Inl? Sebagal seorang pemlik
waralaba ulau disebul denngan Iranchisor lenlu harus memiliki persiapan yang matang.
Berikut adalah hal penling yang hurus diperhalikarı seorang franchisor menurut franchise-
expo.co.id. Mengetahui cara mengevaluasi lokasi dan negoslasl sewa atau bell properti
yang dibutuhkan Hal Ini dilakukan agar pembell franchise bisa lerjarnin lujuan pasar
perjualannya. Contoh untuk menjual makanan seperti mle ayam atau bakso. Paslinya pusar
Anda adalah orang dewasa yang menyukal makanan ini.
Mengapa demikian? Cara Ini adalah untuk menghindari kesalahan komunikasi dan
Anda telah memperjualkan waralaba Andla secara jujur dan benar adanya. Memiliki
Konsep Pengelolaan Outlet yang Bersih dan Higienis Paslinya Anda ingin menjual
makanan alau Usaha lain yang terjamin kebersihannya bukan? Maka dari itu, perhatikan
tempat waralaba Anda secara benar sebelum Anda menawarkan kerjasama dengan calon
franchisee atau permbeli Irunchise.

2
Memiliki Sumber Bahan Baku yang Berkualitas dan Ekonomls Tentunya untuk
membuka usaha franchlse seperti makanan dan minuman membutuhkan bahan baku yang
banyak.
Mengetahui Teknik Pelayanan dan Penyajian yang Berkualltas Tinggl Layaknya
seperti membuka sebuah restoran.
Memiliki kemampuan menjadi seorang Trainer Mengapa irainer? Karena seorang
trainer adalah sescorang yang bisa mengedukasi orang laln dengan buik.
Memiliki Surat ljin dari Pemerintah Setelah memenuhi kualitas tersebut, pastikan juga
pemiliki franchise atau franchisor memiliki surat ijin seperti surat ijin dari Menteri
Perdangangan, BPOM, dan MUI. Hal ini sangat penting karena di Indonesia sendiri
memiliki hukum perdagangan yang ketat. Anda bisa mendapatkan surat ijin tersebut
secara bertahap dan pastikan Anda mempunyai dokuken lengkap sebelum mengajukan ijin
tersebut.

G. Kriteria Untuk Mengajukan Usaha Sistem Waralaba

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam membentuk waralaba
(franchise) adalah masalah "kriteria waralaba." "Kriteria Waralaba" disebutkan langsung
dalam Pasal 3 PP No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan Pasal 2 ayat (2) Permendag
No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Apabila melihat kriteria-kriteria
tersebut, maka terdapat 4 (empat) aspek didalamnya, yaitu aspek managemen, aspek
keuangan, aspek bisnis dan aspek hukum yang perlu dipenuhi dalam membangun bisnis
waralaba (franchise). Dari keseluruhan aspek tersebut, peraturan perundang-undangan
membanginya kedalam 6 (enam) kriteria, yaitu :

1) Memiliki Ciri Khas Usaha Memiliki ciri khas usaha


2) Sudah Terbukti Telah Memberikan Keuntungan Sudah terbukti telah memberikan
keuntungan
3) Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan
4) Mudah diajarkan dan diaplikasikan Mudah diajarkan dan diaplikasikan
5) Dukungan berkesinambungan Dukungan yang
6) Hak Kekayaan Intelektual Yang Terdaftar Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
7)
H. Dampak Usaha Waralaba
 Sisi positif :
a) Membuka peluang besar bagi pengusaha pemula untuk memulai karir
dengan modal dan pengalaman yang terbatas.
b) Simbiosis mutualisme
c) Membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan sistem
kemitraan
 Sisi negatif
a) Menghambat terciptanya penemuan sistem bisnis yang baru karena
bertumpu pada bisnis waralaba yang siap pakai, sehingga terasa
dimanjakan oleh lisensi franchise.

2
b) Tidak terjadi kreativitas atau upaya modifikasi bisnis karena terikat oleh
lisensi franchise yang harus dipatuhi.
c) Dapat menghambat perkembangan teknologi secara tidak langsung karena
bergantung terhadap paket teknologi yang tersedia.
d) Franchisor melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan
bisnis, sehingga memungkinkan timbulnya masalah hukum.

Anda mungkin juga menyukai