Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PENGETAHUAN

TUGAS MERESUM BAB I & BAB II

DOSEN PENGAMPU:

RITA YUANITA TOENDAN, SE, M.Si

OLEH

ENJELINA SIRINGO-RINGO

BBA 117 125

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2020
BAB I
DASAR-DASAR MANAJEMEN PENGETAHUAN

A. Konsep manajemen pengetahuan


Sejak dipopulerkan pada pertengahan tahun 1980-an, manajemen pengetahuan
kini sering dibicarakan dikalangan akademis dan praktisi manajemen.pada sebuah situs
publikasi sekolah bisnis terkemuka di amerika serikat, Harvard business school
publishimh dan INSEAD (Institute Europeen d’Adminitrstion des Affair, atau European
Institut for Business Administration) di Eropa, maka sejak tahun 1996,dalam kategori
topic telah ditambahkan satu kategori baru manajemen pengetahuan (knowledge
management).
Konsep dan defenisi manajemen pengetahuan, antara lain dikemukakan oleh
Davidson dan Philip Voss (2002), manajemen pengetahuan sebagai system yang
memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman dan keativitas para
stafnya untuk perbaikan perusahaan. Menurut pendapat Batgerson (2003), manajemen
pengetahuan merupakan suatu pendekatan yang sistematik untuk mengelola asset
intelektual dan informasi lain sehingga memberikan keunggulan bersaing bagi
perusahaan. Pendapat lain dikemukakan oleh De Long dan Seemann (2000), manajemen
pengetahuan merupakan sebagai pengembangan alat, proses, system, stuktur, dan kultur
yang implisit meningkatkan kreasi, penyebaran dan pemamfaatan pengetahuan yang
penting bagi pengambil keputusan.
Dalam memperkaya pemahaman, Tannebaum (1998) memberikan defenisi
dengan berbagai formulasi untuk memperkaya pemahaman tentang manajemen
pengetahuan sebagai berikut
a. Manajemen pengetahuan merupakan pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, dan pengaksesan informasi membangun pengetahuan,
pemamfaatan dengan tepat teknologi infomasi.
b. Manajemen pengetahuan mencakup berbagai pengetahuan (sharing
knowledge)
c. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang
d. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitasnorganisasi

Tannebeum juga memberikan penjeasan mengenai karakteristtik berbagai


aktivitas manajemen pengetahuan, yaitu terdiri atas

a. Pengembanagan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang


bersifat umum dan serta pemecahannya.
b. Mengenai para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahuai, dan
mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya yang internal kunci
dan mengenali bagaimana menemuakannya.
c. Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk
disebarkan ke orang lain.
d. Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi dalam
suatu cara yang dapar diakses dan siap untuk dipublikasikan.
e. Menciptakan forum bagi setiap orang yang di dalam perusahaan untuk
berbagai pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka, berkomunikasi
melalui internet, website, chating room, e-mail, dll
f. Memamfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam orang
dilokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah
secara bersama-sama dan mencatat infoemasi dalam suatu domain
pengetahuan yang telah dipilih
g. Bertindak untuk mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang
memiliki pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang egiatan utama bisnis
h. Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai dan
mengembangkan pengetahuan internal
i. Menerapkan praktik penghargaan pengakuan dan promosi yang mendorong
berlangsungnnya kegiatan berbagai informasi antar anggota maupun antar unit
dalam organisasi
j. Membantu pekerjaan serta menyediaka alat-alat yang mendukung kinerja
sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan pengetahuan
apabila diperlukan
k. Memaknai database pelanggan, produk, transaksi, atau hasil dengan
mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin
l. Mengukur model intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang
lebih baik
m. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian
pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, frontline atau
personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan lebih
baik terhadap kecenderungan pelanggan

Ada tiga komponen krisis bahwa manajemen pengetahuan (knowledge


management) yang sukses tidak hanya karena komputerisasi yang impresif, yaitu
sebagai berikut:

1. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke


organisasi/institusi.
2. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengkomunikasikan knowledge
tersebut.
3. Budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk
memanfaatkan knowledge.
B. Pendekatan manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan menurut (Tuomi 1999) dalam kajian ilmiah bukan suatu
disiplin pengetahuan, tetapi merupakan suatu persoalan. Secara konseptual manajemen
pengetahuan dapat didekati dari empat ranah dan arah, yaitu
1. Pemprosesan informasi organisasi (organization information processing)
2. Intelijen bisnis (business intelligence)
3. Kognisi perusahaan (organizational cognition)
4. Pengembangan organisasi (organizational development)
Secara etimologi pengetahuan yang dalam bahasa inggris yaitu knowledge adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara
terminologi, menurut Sidi Gazaliba (1973), pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil dari pekerjaan tahu. Loren Bagus dalam kamus filsafatnya menjelaskan bahwa
pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri.Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui
sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun
gambaran tentang fakta yang ada di luar akal.Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu
dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab “what”
melainkan akan menjawab pertanyaan “why” dan “how”, misalnya mengapa air mendidih
bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernapas, dan sebagainya.
Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. Tetapi ilmu dapat
menjawab mengapa dan bagaimana sesuatu tersebut terjadi.

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau


pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun
secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah disiplin ilmu.

C. Proses manajemen pengetahuan dalam organisasi


Dalam pengembangan Manajemen pengetahauan, Polayi menyatakan bahwa ia
merupakan orang yang pertama memperkenalkan pengetahuan yang terdiri atas dua jenis,
yaitu pengetahuan terbatinkan atau pemikiran dalam dokumen, kedua jenis kedloq
tersebut, oleh nonaka dan Tekuchi dapat dikonversi melalui empat jenis, yaitu sosialisasi,
ekternilisasi, kombinasi, dan interilisasi. Dalam kondisi sekarang ini, organisasi biasanya
menggunakan media-media berikut ini sebagai sarana komunikasi antar sumber daya
manusia yang ada di organisasi dan di pihak pihak yang berkepentingan.
a) Rapat secara berkala
b) Diskusi secara berkala
c) Pertemuan bulanan
d) Internet
e) Surat edaran dan surat keputusan
f) Papan pengumuman
g) Internet atau media masa

Untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumber daya manusia di


suatu organisasi yang merupakan perwujudan dan model. Dalam setiyoso digunakan
perangkat teknologi organisasi yang melalui empat cara konversi sebagai mana

a. Sosialisasi

Sosialisasi meliputi kegiatan berbagi pengetahuan tacit antar individu . Istilah


sosialisasi digunakan, karena pengetahuan tacit disebarkan melalui kegiatan bersama,
seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama – bukan melalui tulisan atau
instruksi verbal . Dengan demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tacit hanya bisa
disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk menjadi seseorang yang lebih besar yang
memiliki pengetahuan tacit dari orang lain.
b. Ekternalisasi
Eksternalisasi membutuhkan penyajian pengetahuan tacit ke dalam bentuk yang
lebih umum sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap eksternalisasi ini,
individu memiliki komitmen terhadap sebuah kelompok dan menjadi satu dengan
kelompok  tersebut. Dalam prakteknya, eksternalisasi didukung oleh dua faktor kunci .
Pertama, artikulasi pengetahuan tacit  yaitu konversi dari tacit ke eksplisit , seperti dalam
dialog. Kedua, menerjemahkan pengetahuan tacit dari para ahli ke dalam bentuk yang
dapat dipahami, misalnya dokumen, manual.

c. Kombinasi

Kombinasi meliputi konversi pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk himpunan


pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks . Dalam prakteknya, fase kombinasi
tergantung pada tiga proses berikut:

1. Pertama, penangkapan dan integrasi pengetahuan eksplisit baru, termasuk


pengumpulan data eksternal dari dalam atau luar institusi kemudian
mengkombinasikan data – data tersebut .
2. Kedua, penyebarluasan pengetahuan eksplisit tersebut melalui presentasi atau
pertemuan langsung .
3. Ketiga, pengolahan pengetahuan eksplisit sehingga lebih mudah dimanfaatkan
kembali, misal menjadi dokumen rencana, laporan, data pasar.

d. Internalisasi

Internalisasi pengetahuan baru merupakan konversi dari pengetahuan eksplisit ke


dalam pengetahuan tacit organisasi . Individu harus mengidentifikasi pengetahuan yang
relevan dengan kebutuhannya di dalam pengelolaan pengetahuan tersebut . Dalam
prakteknya, internalisasi dapat dilakukan dalam dua dimensi . Pertama, penerapan
pengetahuan eksplisit dalam tindakan dan praktek langsung . Contoh melalui program
pelatihan .

D. Model manajemen pengetahuan

Model manajemen pengetahuan dapat dinyatakan secara verbal, diagram dan


matematis salah satu contoh model matematis adalah : model siklus kegiatan kegiatan
manajemen atau culcular flow diagram. Model yang dikemukakan memperhitungkan
pengetahuan individual (individual knowledge) sebagai starting point bagi penciptaan
pengetahuan keorganisasian . Dan sejak informasi telah menjadi bahan dasar (raw
material) dari pegangan pengetahuan individual, maka ia merupakan landasan dasar dari
organisasi pengetahuan (knowledge organization). Cut Zurnali menambahkan bahwa
pengetahuan individual yang muncul merupakan kombinasi dari informasi, interpretasi,
refleksi, dan pengalaman dalam sebuah konteks yang pasti (certain context). Selanjutnya
perlu dipertimbangkan juga pentingnya mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan
yang ada.
Sistem Pakar (Expert System) dalam Knowledge Management Sistem pakar
(expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management,
terutama melalui empat alur skema penerapan atau aplikasi dalam suatu organisasi, yaitu:

Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan organisasi


untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Davenport et.al (1988) dalam Cut Zurnali
(2008) menjelaskan sasaran umum dari sistem knowledge management dalam praktik
adalah sebagai berikut:

a) Menciptakan knowledge: Knowledge diciptakan seiring dengan manusia menentukan


cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan know-how. Kadang-kadang
knowledge eksternal dibawa ke dalam organisasi/institusi;
b) Menangkap knowledge: Knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan
direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal dan dapat dicerna;
c) Menjaring knowledge: Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat
ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus
ditangkap bersamaan dengan fakta explicit;
d) Menyimpan knowledge: Knowledge yang bermanfaat harus dapat disimpan dalam format
yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga orang lain dalam organisasi dapat
mengaksesnya atau menggunakannya;
e) Mengolah knowledge: Sebagaimana sebuah perpustakaan (library), knowledge harus
dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di review untuk menjelaskan apakah knowledge
tersebut relevan atau akurat.
f) Menyebarluaskan knowledge: Knowledge harus tersedia dalam format yang bermanfaat
untuk semua orang atau anggota dalam organisasi yang memerlukan knowledge tersebut,
di mana pun dan tersedia setiap saat.

E. Peranan, tujuan, dan mamfaat manajemen pengetahuan


Manajemen pengetahuan merupakam bidang yang lebih di tujukan kedada upaya
pengembangan dan mempertahankan dinamika dan daya saing perusahaan, untuk
membangun dan memelihara daya saing model intelektual dan dalam berbagai bidang
organisas. Dengan semakin di dalam organisasi perusahaan, peran manajemen
pengetahuan semakin dibutuhksn dalam berbagai aspek, antara lain : pada tingkat
perusahaan yaitu dengan pemahaman akan penting nya pengelolahan investasi dalam
areanya, pengkoordinasiaan, dan penerapan, serta pengelolahan asset pengetahuan yang
dapat memenuhi tujuan operasionalnya, pada tingkatan manajemen pengetahuan, yaitu
perusahaan.
Dalam manajemen pengetahuan terdapat enam karakteristik perusahaan yang
menjadikan pengetahuan sebagai basis kompentensinya, yaitu sebagai berikut:
a) kreaktivitas dan menjadi dasar di dalam berkreasi dan melakukan inovasi
b) para anggotanya berpengetahuan, terampil dan berkompeten dalam bidang
pekerjaan masing masing
c) adanya hubungan dan rasa saling peraya dalam berbagai penegtahuan
d) data menjadi sangat esensil dalam menjalankan tugas operasional
e) memberi perhatian kepada orang dan bagaimana mereka dapat bekerja
bersama untuk mencapai kinerja perusahaan
f) perusahaan mengelola sendiri pengetahuannya

sedangkan keuntungan atau manfaat dari manajemen pengetahuan dalam


organisai adalah sebagai berikut:meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

a. meningkatkan kualitas penganganan pelanggan


b. mempercepat respon terhadap isu bisnis yang penting
c. meningkatkan keterampilan karyawan
d. meningkatkan produktifitas
e. meningkatkan profit
f. meningkatkan berbagai praktik terbaik
g. mengurangiu biaya
h. meningkatkan kaloborasi dalam perusahaan
i. cara kerja yang lebih baik
j. meningkatkan pangsa pasar
k. menciptakan peluang bisnis baru
l. menyempurnakan pengembangan produk baru
m. system retensi karyawan lebih baik
n. meningkatkan produk mutu dan pelayanan
Bagi organisasi atau perusahaan yang telah menjadikan sumber daya pengetahuan
sebagai basis daya saingnya, paling tuidak ada beebebrapa karakteristik yang dapat
diamati. Pembenahan ini penting agar leboh mudah membedakan antara pengesahan
tradisional atau kompensionl dengan perusahaan berbasis pengetahuan.
F. Dukungan dalam Mewujudkan Realitas Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan harus mampu memotret peta pengetahuan yang dimiliki
yang dibutuhkan oleh organisasi, baik public maupun organisasi bisnis. Bila organisasi
hanya memiliki pengetahuan inti sementara para pesaing memiliki pengetahuan lamjut,
maka organisasi pada posisi sesat.
Dalam suatu prganisai, baik bisnis maupun organisasi publik implementasi
manajemen pengetahuan di dukung berbagai faktor, sebagai pendukung keberhasilan
organisasi yang bersangkutan. Faktor faktor pendukung manajemen pengetahuan tersebut
yaitu seperti berikut:
a. faktor manusia
b. kepemimpinan
c. teknologi
d. organisasi
e. pembelajaran organisasi
Menurut Setiarso kemajuan dan daya saing organisasi banyak ditentukan oleh
manajemen pengetahuan yang dapat merespon lingkungan dan perubahan system ;pasar.
Penerapan pada suatu organisasi merupakan proses panjang, yang mencakup perubahan
perilaku semua karyawan dan manejer serta pihak pihak yang berkaitan dengan
organisasi.
BAB II
PENGETAHUAN:

WACANA DAN REALITA DI ORGANISASI

A. Konsep Dasar Pengetahuan


Sebagai pemahaman awal tentang pengetahuan, secara konseptual pengetahuan
(knowledge), menurut pakar dan ahli, diformulasikan dengan berbagai rumusan yang
berbeda-beda, menurut sudut pandang masing-masing pakar yang bersangkutan. Menurut
Probsc, Raub dan Romhardt (2000), pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan
keteramapilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah. Sedangkan
definisi yang paling sederhana mengenai pengetahuan adalah kapasitas untuk melakukan
tindakan. Ackoff (1989) mengemukakan, knowledge dikaitkan dengan lima kategori. Ia
mengatakan isi atau kandungan intelektualitas dan mentalitas manusia dapat
diklasifikasikan dengan lima kategori berikut ini.
a. Data : berup symbol-simbol.
b. Informasi : data yang diproses gar dapat dimanfaatkan tentang who, what, when,
dan where.
c. Knowledge : merupakan aplikasi data dan informasi dan menjawab pertanyaan
how.
d. Understanding : mengapresiasi pertanyaan why.
e. Wisdom : evaluasi dari understanding.
Davenport dan Prusak (1998) menyarankan beberapa komponen yang dapat
ditambahkan untuk pengertian knowledge, sebagai berikut.
Pengalaman : membutuhkan waktu untuk membangun knowledge.
a. Kegunanaan praktis : knowledge berarti dapat membedakan apa yang seharusnya
dikerjaka dan yang sebenarnya dilakukan, contoh yang diajarkan di sekolah dengan
apa yang terjadi di lapangan.
b. Kecepatan : kemampuan berdasarkan knowledge atau cakap (knowledgeable) mampu
untuk mengenali pola dan memberikan jalan pintas ke solusi daripada harus
membangunnya dari permulaan atau bekas-bekas.
c. Kompleksitas : knowledge selalu berhadapan dengan komplksitas hal tersebut berarti
kemampuan berdasar knowledgeable akan mudah menanggapi situasi nyata di dunia.
d. Evolusi : karna kata kunci dari knowledge adalah mengetahui yang tidak dikethui,
kemampuan berdasar knowledgeable juga mampu untuk menyaring knowledge
melalui pengalaman lebih lanjut, seperti studi and belajar.
e. karena kemampuan organisasi untuk belajar, membangun ingatan dan berbagi
konlwledge bergantung pada budayanya, budaya menjadi pola dari asumsi dasra
berbagi (Schein 1997).
Pendapat lain dikemukakan oleh Davidson dan Philip Voss (2003). Knowledge
meruakan cara organisasi mengelola karyawan mereka dan berapa lama mereka
menghabiskan waktu untuk menggunakan teknologi informasi. Sebenarnya menurut
mereka, knowledge management adalah bagaimana orang-orang dri berbagai tempat yang
berbeda mulai saling berbicara. Oleh karena itu yang sekarang popular digunakan adalah
label informasi ekonomi, seperti e-commerce,learning organization dan sebagainya.

B. Potensi Pengetahuan dalam Organisasi sebagai Sumber Daya Saing


Dalam upaya meningkatkan daya saing organisasi bisnis atau organisasi publik,
diperlukan pengelolaan pengetahuan, disamping pengelolaan keterampilan yang sesuai
dengan kompetensi, sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (2004), perusahaan Jepang mempunyai daya saing
karena mereka memahami knowledge merupakan sumber dari daya saing. Tujuan
organisasi berinteraksi dengan bermacam-macam elemen dibutuhkan waktu dan proses
yang cukup lama. Paradoks dengan para pengambil keputusan menghadapi kompleksitas
dan ketidakpastian yang besar sekali untuk memahami isu yang ada, atau
mengindentifikasi yng sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Pengetahuan dapat membuat daya saing perusahaan. Berney 1991 memberikan
empat kriteria yang dapat dipakai untuk membantu perusahaan mengidentifikasikan
sumber daya yang dapat mendukung keunggulan daya saing,
a. berharga (valuability). Agar dapat mendukung keunggulan perusahaan, suatu
sumber daya harus berharga, dalam arti mempunyai kapasitas
menyempurnakan efisiensi, efektivitas organisasi, dan menghasilkan inovasi.
b. Langka (rarity). Agar dapat mendukung daya saing perusahaan, sumber daya
harus langka, karna tidak banyak tersedia atau sulit diperoleh dan sangat
diminati.
c. Sulit ditiru (inimiblity). Agar dapat mendukung daya saing, sumber daya harus
sulit ditiru.
d. Sulit digantikan (substitulability). Agar dapat mendukung keunggulan daya
saing perusahaan, suatu sumber daya harus sulit dicari pengganti atau
substitusinya.

Dalam manajemen pengetahuan terdapat tiga pilihan peran yang dlakukan, yaitu sebagai
berikut.

1. Manajemen pengetahuan mempunyai peran mengelola pengetahuan, mengkonsentrasikan


diri dalam kondifikasi pengetahuan dan menempatkan dalam reposisi pengetahuan yang
dapat diakses oeh karyawan sesuai dengan otoritasnya.
2. Manajemen pengetahuan diarahkan untuk mempertemukan antara orang yang memiliki
pengetahuan dengan orang yang membutuhkan pengethauan dengan identifikasi sesuai
kebutuhan masing-masing.
3. Manejemen pengetahuan mengombinasikan antara pilhan pertama dan pilihan kedua,
menumbuhkan sumber daya yang lebih besar jika sumber daya tidak cukup maka
pengelolaan pengetahuan bisa menjadi stagnan dan tidak fokus.

C. Sistem dan Kelompok Pakar dalam Organisasi


Dikemukakan bahwa saran manajemen pengetahuan memanivestasi proes collect
dengan menyediakan media dan fungsi menyimpan pengetahuan dan menstrukturkannya
berdasarkan taksonomi yang memudahkan pengguna untuk menemukan dan
mengaksesnya. Sedangkan proses connect sebagai saran manajemen pengetahuan dan
sumber pengetahuan yang tersimpan dalam expert-locator secara luas atau secara
terbatas. Selain itu, sarana manajemen pengetahuan dpat memfasilitasi knowledge
creation melalui forum-forum virtual, seperti community of practice (COP) dan special
interest group dengan menyediakan ruangan khusus untuk kelompk tersebut.
Dalam mengoperasikan sarana manajemen pengetahuan dibutuhkan
pengorganisasian atau pembagian kerja dri para pakar yang mempunyai tugas di unit
manajemen pengetahuan, yaitu sebagai berikut.
a. Petugas administrasi konten, yaitu petugas yang melakukan administrasi, menyimpan
pengetahuan, membuat direktori pengetahuan dan meerapikan penyimpanan
pengetahuan serta mereposisi sarana manajemen pengetahuan, sehingga mudah di
akses bila dibutuhkan,
b. Petugas adimnistrasi sistem, yaitu petugas yang bertanggung jawab untuk
memastikan fungsi dan kapabilitas sarana manajemen pengetahuan sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Petugas administrasi expert, yaitu petugas berfungsi mendata dan memutakhirkan
expert, membuka forum virtual dan memastikan agar pengetahuan yang tercipta di
forum virtual dapat dipindahakan ke memori organisasi dan didistribusikan kepada
karywan yang membutuhkan, seusai dengan fungsi dan otoritasnya.
Pakar system dalam organisasi merupakan salah satu teknologi andalan dalam
manajemen pengetahuan, terutama melalui empat skema penerapan daalm suatu
organisasi yaitu sebagai berikut.
a. Representasi pengetahuan, yang merupakan representasi knowledge berdasarakan
pengalaman, termasuk kasus dan solusinya.
b. Serangkaian pengandalan, mengandalkan serangkaian rules yang merupakan
representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memcahkan
kasus yang rumit.
c. Model representasi, melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut, perilaku
antar hubungan dan simulasi poses terbentuknya knowledge.
d. Kombinasi RBR dan MBR.
D. Konteks Pengetahuan dalam Organisasi
Pengetahuan dalam organisasi diperoleh dari individu ata kelompok orang yang
mempunyai knowledge atau kadang kala dalam rutinitas organisasi. Knowledge diperoleh
dari media yang terstruktur, seperti buku, dokumen, atau hubungan orang ke orang dari
pembicaraan yang ringan.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus tacit. Beberapa
knowledge dapat dituis dikertas, di formulasikan bentuk gambar, namun ada juga yang
erat dengan perasaan, keterampilan dan bentuk bahasa utuh,presepsi pribadi,pengalaman
fisik,petunjuk praktis serta intuisi.Pengethuan terbatinkan ,seperti itu sulit sekali
digambarkan kepada orang lain.
Selanjutnya, Cole (1992) mengatakan bahwa proses tersebut sangat dipengaruhi
oleh konsensus sosial, bukan hanya validitas keilmiahan isinya. Jalan proses riset tidak
lepas dari kondisi ketiga elemen yaitu.
1. Komunitas ilmuwan itu sendiri.
2. Sistem iptek yang berkaitan dengan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan budaya
yang berkembang.
3. Organisasi menjadi semacam katalis bagi komunitas untuk tumbuh dalam sistem.
E. Strategi Pengelolaan Pengetahuan dalam Organisasi
Terdapat berbagai macam definisi strategi ditinjau dari segi organisasi atau
perusahaan. Secara definitive, strategi diformulasikan oleh para pakar, menurut Ansoff
(1973),strategi adalah aturan untuk pembuatan keputusan dan penentuan garis pedoman
organisasi/perusahaan.menurut Glueck (1990),stategi adalah satu kestuan rencana yang
komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisas/perusahaan
dengan lingkungan yang dihadapinya,semuanya agar menjamin tercapainya tujuan
organisasi/perusahaan tercapai.
Berkaitan dengan strategi organisasi,Hansen(1999),mengemukakan bahwa pada
dasarnya,strategi organisasi dalam mengelola knowlwdge terbagi atas dua ekstrem,yaitu
strategi kondifikasi dan strategi personalisasi. Pengakuan pengetahuan sebagai asset
strategi bagi perusahaan menyebabkan pengetahuan diperlukan sebagai target utama
untuk dikelola,dikontrol,dirasionalisasi,dikalkulasi,dan dihitung.
kekuatan-kekuatan yang kemungkinannya dapat menjadi sumber pemicu,antara
lain sebagai berikut.
a. Bisnis yang mengelola dan persaingan tingkat internasional.
b. Dorongan dari dalam perusahaan.
F. Proses Pengalihan Pengetahuan dalam Organisasi
Para pakar,mengemukakan proses atau transformasi informasi menjadi
pengetahuan,satu sama lain berbeda dalam menentukan prosesnya.Menurut Devenport dan
Prusak (1996),empat tahapan dalam transformasi pengetahuan,yaitu seperti berikut.
a. Comparison;membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi yang lain
yang telah diketahui.
b. Consequences;menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat untuk
mengambil keputusan dan tindakan.
c. Connections;menentukan hubungan bagian-bagian kecil dari informasi dengan hal-hal
lain.

Malhotra (2000) mengingatkan bahwa dinamika penerapan knowledge


management saat ini merupakan konsekuensi logis dari kehidupan suatu organisasi yang
harus selalu menyiapkan respon terhadap lingkungan yang bercirikan dua hal,yaitu sebagai
berikut.

a. Kerumitan atau kompleksitas yang disebabkan oleh peningkatan jumlah ,keragaman


dan saling ketergantungan antara berbagai entitas didalam suatu lingkungan organisasi.
b. Gejolak lingkungan atau tuberlensi yang ditentukan oleh semakin cepatnya siklus dari
setiap kejadian atau peristiwa.

G. Dinamika dan Perubahan Pengetahuan dalam Organisasi


Organsasi yang dinamis dalam menjalankan perannya,untuk mencapai suatu
tujuan harus mampun merespon dinamika dan tuntutan lingkungan organisasi,baik secara
internal maupun eksternal.Pemikiran tentang perubahan fundamental dalam cara
berorganisasi telah melahirkan pemikiran tentang manajemen perubahan.Menurut
Worren,Ruddle, (1999)istilah manajemen perubahan saat ini dipakai untuk mencakup
teori dan praktik yang berhubungan dengan pengembangan organisasi,sumber daya
manusia,manajemen proyek,dan perubahan strategi organisasi.
Manajemen perubahan menjadi upaya perubahan organisasi yang lebih
besar,bersama dengan komponen lain,yaitu:
(a) Pengembangan strategi,
(b) penyempurnaan proses,
(c) Penerapan teknologi.
Tujuan utamanya adalah mengintegrasikan komponen-komponen ini,misalnya
dengan menciptakan kesetaraan antara penetapan tujuan-tujuan strategis dengan
kebijakan sumber daya manusia atau membangun insfrastruktur teknologi baru.
Dalam organisasi nmodern saat ini,diingatkan kembali tentang perlunya perhatian kepada
apa yang selama ini dikenal sebagai “modal usaha”,yaitu sebagai berikut.
a. Jaringan hubungan pribadi antar-lintas yang perlahan-lahan berkembang sebagai
landasan untuk saling percaya,bekerja sama,dan melakukan tindakan kolektif dari
sebuah komunitas dalam organisasi.
b. Jaringan saling mengenal dan mengenal dan menghargai.
c. Mengandung kewajiban pada karyawan yang timbul karena rasa
terimakasih,menghormati dan persahabatan,atau adanya hak yang dijamin secara
organisasional.
d. Anggota jaringan memiliki akses ke informasi dan kesempatan.
e. Status sosial atau reputasi sosial bagi anggota seluruh jaringan,terutama kalau
keanggotannya terbatas.

Anda mungkin juga menyukai