Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengendalian dalam organisasi maupun perusahaan sangat penting, dikarenakan
semakin besar perusahaan, maka tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan akan semakin
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melalui para pemimpin atau manajer dengan
penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan
penghargaan. Hal ini perlu dipahami bahwa tenaga manusia akan menentukan sukses atau
gagalnya suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang
melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh
kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha
untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan
akan tercapai. Kualitas karyawan sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa
pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja yang
optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan
merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat,
tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Keinginan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dapat memotivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan atau bekerja.
Kinerja karyawan bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi
diantaranya pengendalian karyawan dalam organisasi maupun perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari Pernyataan dari latar belakang di atas tersebut menemukan suatu permasalahan
sebagai berikut :
2

1.2.1 Adakah pengaruh pengendalian karyawan terhadap keberhasilan suatu


organisasi maupun perusahan?
1.2.2 Seberapa besar pengaruh pengendalian karyawan terhadap keberhasilan suatu
organisasi maupun perusahan?

1.3 TUJUAN

Sesuai dengan permasalahan kemukakan di atas, maka tujuannya adalah sebagai berikut
:

1.3.1 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengendalian karyawan terhadap


keberhasilan suatu organisasi maupun perusahan
1.3.2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengendalian karyawan terhadap
keberhasilan suatu organisasi maupun perusahan

BAB II
PEMBAHASAN
3

2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN


Apakah pengedalian (controling) itu? Pengendalian berasal dari kata kendali yang
berarti mengarahkan, memperbaiki kegiatan yang salah arah, dan meluruskannya menuju
arah yang benar. Menurut Robbins dan Coulter (2010), pengendalian adalah proses
mengawasi (monitoring), membandingkan (comparing) dan mengoreksi (correcting)
kinerja. Sedangkan menurut Daft (2006), pengendalian organisasional (organizational
control) adalah proses pengaturan yang sistematis dari aktivitas-aktivitas organisasional
untuk menjadikan mereka konsisten dengan harapan-harapan yang dibentuk dalam
rencana, target dan standar kinerja.
Fungsi pengendalian ini meliputi seluruh aktivitas manejer yang diupayakan untuk
memastikan bahwa hasil yang di dapat sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Hal
ini bergantung pada beberapa hal penting, yaitu:
1. Suatu kondisi yang dapat memastikan efektifnya fungsi pengendalian.
2. Ketersediaan fasilitas untuk dapat mengerti suatu proses pengendalian manajerial
3. Terciptanya suatu prosedur pengendalian manajerial. Suatu standar harus tercipta
untuk dapat melaksanakan fungsi pengendalian ini.
Ketiga hal diatas merupakan syarat yang harus terpenuhi agar manajer mampu
melaksanakan fungsi pengendalian secara baik, terutama dalam memastikan perencanaan
yang telah dilakukan telah berjalan dengan baik atau menyimpang. Penyimpangan yang
terjadi harus segera diindentifikasi agar mendapatkan tindakan korektif sesuai yang
dibutuhkan. Melalui hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sangatlah erat kaitan antara
fungsi perencanaan dan fungsi controlling.
Dalam praktik sehari-hari, istilah controlling sama dengan istilah pengawasan yang
mengandung pengertian luas, yakni tidak melihat sesuatu dengan seksama dan
melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung pengendalian, dalam arti
menggerakkan, memperbaiki, dan meluruskannya sehingga apai tujuan yang
direncanakan. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam organisasi
sehingga pelaksanaan kerja dilakukan sesuai dengan rencana. Pengendalian juga bertujuan
melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan, juga agar
tujuan yang ditetapkan dalam rencana dapat tercapai. Pengendalian bukan hanya untuk
mencari kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-
kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan.
4

2.2 ARTI PENTING PENGENDALIAN


Pengendalian itu perlu agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Terdapat beberapa
alasan akan pentingnya pengendalian di dalam setiap organisasi, yaitu
1. Adanya Perubahan di Lingkungan Organisasi
Melalui fungsi pengendalian, organisasi tetap dapat beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi, baik di lingkungan internal maupun eksternal. Manajer juga
dapat mendeteksi perubahan yang memengaruhi produk atau jasa perusahaan. Ia
kemudian dapat mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman atau memanfaatkan
peluang muncul akibat perubahan tersebut.
2. organisasi Menjadi Semakin Kompleks
Pada umumnya organisasi pada masa sekarang cenderung bercorak
desentralisasi, maka kegiatan perusahaan menjadi terpisah-pisah secara geografis
serta menjadi lebih luas dan kompleks. Dengan demikian, jika banyak menggunakan
penyalur dalam penjualan produk, maka untuk menjaga kualitas dan profitabilitas
perlu pengendalian yang lebih teliti
3. Timbulnya Kesalahan-kesalahan dalam Bekerja
Untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin dapat diperbuat oleh
organisasi, digunakanlah fungsi pengendalian. Semakin jarang pekerja melakukan
kesalahan dalam bekerja, semakin sederhana manajemen menjalankan fungsi
pengendalian.
4. Kebutuhan Manajer untuk Mendelegasikan Wewenang
Mengimplementasikan sistem pengendalian agaknya merupakan cara yang
tepat untuk memeriksa pelaksanaan tugas-tugas pekerja yang telah didelegasikan dari
atasan masing-masing. Namun demikian, manajer harus dapat menjaga keseimbangan
antara pengendalian dengan kebebasan pribadi dan pekerja supaya tidak mematikan
kreativitas.
5. Peningkatan Biaya operasi organisasi
Melalui fungsi pengendalian organisasi dapat meminimalisir biaya, seperti
kerugian dalam produksi. Misal, dengan adanya anggaran biaya produksi, maka
organisasi dapat mengendalikan peningkatan biaya sehingga keuntungan yang
diperoleh menjadi besar.
2.3 TUJUAN PENGENDALIAN
Mencapai tujuan

Pengendalian yang efektif Tanggung


Pengaturanjawab
kompleksitas
terhadap
membantu manajer untuk lingkungan
Membatasi hidup
penyimpangan
5

1. Untuk mencapai tujuan


Pengendalian atau pengawasan membantu suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya. Dengan adanya pengawasan formal,seorang manajer diminta mencapai
tujuan dengan tepat dan konsisten. Contoh, home shopping menunjukkan seorang
manajer pada tingkat pekerjaan yang berbeda harus mencapai target melayani
konsumen dengan baik yang di ukur dari jenjang waktu, waiting time, dan biaya.
Pengendalian juga bisa membantu memotivasi seseorang dalam memaksimalkan
pekerjaannya.

2. Membatasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi


Tindakan-tindakan yang di ambil dari penyimpangan kecil yang terjadi
haruslah ditangani secara baik karena apabila, hal itu akan menimbulkan masalah
besar suatu saat nanti. Misal, pemotongan kualitas pelayanan untuk mengurangi biaya
mungkin memiliki efek yang jelas sedikit pada jangka pendek, namun kemungkinan
akan menimbulkan efek yang besar dalam jangka panjang.
3. Pengelolaan Kompleksitas
Semua organisasi membutuhkan kontrol. Secara sederhana hal ini dapat
menjadi dasar dan bersifat informal. Bagaimana pun akan ada struktur kompleks,
sering kali bersama tim proyek, atau matriks yang dikenakan pada tahap ini.
4. Tanggung Jawab Lingkungan
Waktu antara pengaluran tujuan dan pencapaian, turbulensi lingkungan hidup
dapat disebabkan karena gangguan yang membuat asumsi tidak tepat.

Seberapa banyak pengendalian dilakukan?

Ketika melaksanakan suatu pengawasan, manajer harus mampu menyeimbangkan dua hal
penting, yaitu stabilitas dan realiasi dari tujuan organisasi. Pengendalian yang dilakukan
oleh manajer dalam organisasi harus selalu dipraktikkan berdasarkan beberapa
6

pertimbangan, di antaranya pertimbangan ekonomi dan pertimbangan perilaku, Manajer


harus menyadari akibat dari pengaruh sistem kontrol terhadap karyawan karena banyak
karyawan yang tidak merasa nyaman dalam bekerja bila mengetahui mereka sedang di
awasi. Sedangkan pertimbangan ketiga adalah inovasi dan felksibilitas. Terlalu banyak
control akan membatasi inovasi dan fleksibilitas yang di perlukan untuk bersaing. Pada
umumnya, manajer akan melakukan meningkatkan pengawasan bila menemukan hal yang
tidak berjalan sesuai rencana (Rue&Brays, 2000).

Menejer menggunakan beberapa metode atau system control umum, seperti penggunaan
beberapa tipe anggaran, control keuangan (antara lain neraca, laporan keuangan dan rasio
keuangan), observasi langsung, laporan tertulis, audit, analisa break-event, dan beberapa
teknik lainnya.

2.4 FUNGSI PENGENDALIAN

Sebagai suatu pengendalian manajemen yang bebas dalam menyelesaikan


tanggungjawabnya secara efeklif, maka fungsi pengendalian adalah:

menilai apakah pengendalian manajemen telah cukup memadai dan dilaksanakan secara
efektif

2. menilai apakah laporan yang dihasilkan telah menggambarkan kegiatan yang


sebenarnya secara cermat dan tepat

3. menilai apakah setiap unit telah melakukan kebijaksanaan dan prosedur yang menjadi
tanggung jawabnya

4. meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efisien

5. meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Dengan demikian fungsi pengendalian adalah membantu seluruh manajemen dalam


menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif dengan melaksanakan
analisis, penilaian, rekomen dan penyampaian laporan mengenai kegiatan yang
diperiksa. Oleh ka internal audit harus dapat memberikan pelayanan kepada manajemen
7

sehingga manajemen dapat mengetahui apakah sistem pengendalian yang telah diterapkan
berjalan baik dan efektif untuk memperoleh

2.5 PROSES PENGENDALIAN


Tahap-tahap proses pengendalian menurut Daft (2006) terdiri atas empat langkah
utama yang diilustrasikan dalam gambar, yakni menentukan standar, mengukur
kinerja, membandingkan kinerja dengan standar, dan melakukan koreksi seperlunya.

1. Membangun Standar Kinerja


Standar harus didefinisikan secara jelas dan tepat sehingga para manajer dan
pekerja dapat menentukan aktivitas-aktivitas yang menjadi target. Menurut
Handoko(2003), ada tiga bentuk standar, yaitu :
1. Standar fisik, meliputi kuantitas barang / jasa, jumlah langganan, atau
kualitas produk;
2. Standar moneter, dinyatakan dalam nilai rupiah, mencakup biaya tenaga
kerja, biaya penjualan, laba kotor, dan pendapatan penjualan; serta
3. Standar waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjan
harus diselesaikan.

2. Mengukur Kinerja Aktual


Jika organisasi telah mengidentifikasi ukuran-ukuran yang sesuai, tinjauan rutin
terhadap laporan-laporan membantu para manajer tetap waspada terhadap hal-hal
yang telah di lakukan organisasi. Para maanjer tidak semata-mata hanya
mengandalkan ukuran-ukuran kuantitatif, tetapi harus melakukan observasi
sendiri, apakah para karyawan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan
mempunyai kesempatan untuk menambah dan berbagi pengetahuan mereka

3. Membandingkan Kinerja dengan Standar

Manajer mengidentifikasi kinerja aktual memenuhi, melebihi, atau tidak


memenuhi standar. Apabila kinerja menyimpang dari standar, para manajer harus
menginterpretasikan penyimpangan tersebut. Mereka diharapkan untuk menggali
lebih dalam dan menemukan penyebab masalah tersebut. Misal, standar/target
penjualan yang ditetapkan organisasi sebesar 10% dan seorang penjual hanya
dapat mencapai 8%. Kenapa ia gagal mencapai standar? Manajer harus mencari
tahu penyebab penyimpangan tersebut. Pengendalian manajemen yang efektif
melibatkan penilaian subyektif, diskusi karyawan, dan analisis data kinerja yang
objektif
8

4. Mengambil Tindakan Korektif

Manajer dapat memilih dari tiga kemungkinan tindakan: tidak melakukan apa-
apa, memperbaiki kinerja aktual, atau merevisi standar. Dalam beberapa kasus,
para manajer mungkin mengambil tindakan korektif unluk mengubah standar
kinerja. Standar tersebut kemungkinan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Manajer
juga bisa memberikan penguatan positif ketika kinerja memenuhi atau melebihi
target, misal memberikan penghargaan dan ucapan selamat kepada para
karyawan.

Sementara itu, proses pengendalian manajemen yang baik sebenarnya formal,


namun sifat pengendalian informasi masih banyak terjadi. Pengendalian
manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan satu sama dan
mempunyai tahapan sebagai berikut,

1. Pemrograman (Programming). Dalam tahap ini, perusahaan menentukan program-


program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan
dialokasikan untuk setiap program yang telah dilakukan.

2. Penganggaran (Budgeting). Pada tahap penganggaran, program yang telah


direncanakan secara rinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-
anggaran dari pusat pertanggungjawaban.

3. Operasi dan akuntansi (Operation and accounting). Dalam tahap ini, dilaksanakan
pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-
penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya biaya tersebut di golongkan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya.
Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar pemograman pada masa
yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung
jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.

4. Laporan dan analisis (Reporting and unalysis). Tahap ini merupakan tahapan yang
paling penting karena menutup siklus dari proses pengendalian manajemen agar data
9

untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan


manajemen antara lain dapat berupa

a. Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali

b. Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program


pada tahun yang akan datang

c. Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan


anggaran bila sudah tidak realitas

d. Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan


untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi

Jadi, secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai sebuah


sistem yang terdiri atas beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni
pemrograman, penganggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja, serta system
pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi melalui strategi
tertentu secara efisien dan efektif.

2.6 JENIS JENIS PENGENDALIAN MANAJEMEN

Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam lima jenis sebagai berikut.

1. Pengendalian Pencegahan (Preventive Controls)

Pengendalian pencegahan bertujuan mencegah terjadinya suatu kesalahan.


Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan sebelum
kejadian itu terjadi. Pengendalian pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau
personel melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi
kejujuran, personel yang kompeten, pemisahan fungsi, review pengawas, dan
pengendalian ganda. sebagaimana ada ungkapan mengatakan "lebih baik mencegah
daripada mengobati demikian pula pengendalian pencegahan jauh lebih murah
biayanya daripada pengendalian pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke
dalam sistem, pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin
terjadi hingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun, pengendalian pencegahan
10

tidak dapat menjamin tidak terjadinya kesalahan atau kecurangan sehingga masih
dibutuhkan pengendalian lain untuk melengkapinya.

2. Pengendalian deteksi (detective controls)

Pengendalian deteksi dimaksudkan untuk mendeteksi suatu kesalahan yang


telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo
kas buku organisasi merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas.
Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian pencegahan,
namun tetap dibutuhkan dengan alasan: Pertama, pengendalian deteksi dapat
mengukur efektivitas pengendalian pencegahan. Kedua, beberapa kesalahan tidak
dapat secara efektif dikendalikan melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga
harus ditangani dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi.
Pengendalian deteksi meliputi reviu dan pembandingan seperti: catatan kinerja
dengan pengecekan independen atas kinerja, rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank,
kas opname, penghitungan fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.

3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang teridentifikasi


oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar supaya kesalahan yang telah terjadi
tidak terulang kembali. Masalah atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen
sendiri atau oleh auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor,
maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk pelaksanaan tindak lanjut
dari rekomendasi auditor.

4. Pengendalian pengarahan (directive controls)

Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada saat


kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan atau ketentuan yang berlaku. Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan
supervisi yang dilakukan langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh
mandor terhadap aktivitas pekerja.
11

5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)

Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian


karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan langsung pemilik
usaha terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil karena ketidak-adanya
pemisahan fungsi merupakan contoh pengendalian kompensatif.

2.7 Pengaruh Pengendalian Karyawan

Pengendalian (fungsi controlling) adalah fungsi terakhir dari proses


manajemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan
kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena:
a) Fungsi pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan;
b) Pengendalian hanya dapat dilakukan, jika ada perencanaan rencana;
c) Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan secara baik;
d) Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau pengukuran dilakukan.
Dengan demikian peranan pengendalian sangat menentukan baik/buruknya
pelaksanaan suatu rencana. Sebagai bahan perbandingan pengertian fungsi
pengendalian (controlling). Berikut beberapa definisi :
Harol Koonnttz Control as the measurement and correction of performance
of subordinates in order to make sure that enterprise objective and the plans
devised to attain then are accomplished
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara
Pengendalian dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus
dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan
sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar.
Tujuan pengendalian /pengawasan adalah supaya proses pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan rencana dan melakukan tindakan
12

perbaikan (corrective) jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi);


supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan yang direncanakan.
Dengan demikian pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-
kesalahan tetapi berusaha untuk menghindarkan terjadi penyimpangan-
penyimpangan. Jadi kontrol dilakukan sejak proses dimulai, sampai dengan
pengukuran hasil yang dicapai. Dengan pengendalian diharapkan juga agar
pemanfaatan semua unsur manajemen (6M) efektif dan efisien. Efektivitas
(berhasil-guna) sedangkan efisien (berdaya-guna).
Pengaruh Pengendalian Karyawan terhadap Keberhasilan Organisasi adalah sebagai
berikut :

a. Mampu meningkatkan Taget pekerjaan.

b. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

c. Mampu menciptakan Inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

e. Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.

BAB III
13

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
14

Hartadi, Bambang. 1990. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen dan
Audit. Yogyakarta: Penerbit BPF

Tunggal, Wijaya Amin. 1995. Struktur Pengendalian Intern. Jakarta: Rineka

Cipta.

https://carapedia.com/pengertian_definisi_pengendalian_info2135.html

http://ghiezaenimotivator.blogspot.co.id/2012/06/pengendalian-controlling.html

http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/JURNAL-LINDA-OKTAR
15

15

Anda mungkin juga menyukai