Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PENETRASI PASAR DAN

PENGEMBANGAN PRODUK PT.NISSIN


BISCUIT INDONESIA

Disusun Oleh:
Ririn Suharningsih (15170201M)
PT. Nissin Biscuit Indonesia
PT. Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi
komersial pertama pada Januari 1977 di atas lahan seluas
sekitar 8 hektar. Standar mutu yang diterapkan oleh PT.
Nissin Biscuit Indonesia mencakup penggunaan bahan baku
pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam proses
produksi, juga penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan
yang Baik), SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedure), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control
Point) dan ISO 22000 : 2005 untuk keamanan pangan serta
Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Produk PT.Nissin Biscuit Indonesia terdiri dari khong guan,
Nissin, Monde.
Proses Produksi
1. Penerimaan bahan baku
2. Penimbangan
3. Pengayakan
4. Pencampuran
5. Fermentasi (untuk produk tertentu)
6. Pembentukan
7. Pemanggangan
8. Pemberian minyak/bumbu/pelapisan krim
9. Pengemasan
10. Penyimpanan
11. Distribusi
Segmen Pasar
Segmentasi pasar adalah pembagian sebuah pasar menjadi
beberapa kelompok pembeli yang berbeda. Adapun tujuan
dilakukannya segmentasi pasar yaitu untuk membagi pasar yang
heterogen (berbeda-beda) menjadi kelompok pasar yang homogen
(sejenis), di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk
memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut (Philip
Kotler dan Gary Amstrong, 2012).
Produk Nissin ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat,
dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa. Lokasi yang dituju
mencakup hampir seluruh wilayah nasional mulai dari Sabang sampai
Merauke, Bahkan produk PT Nissin Biscuit diekspor ke Australia,
Vietnam, Brunei Darussalam dan Amerika Serikat dan beberapa
bagian di Benua Eropa.
Pangsa Pasar
Pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang bisa
dikuasai oleh suatu perusahaan yang perhitungannya
dinyatakan dalam bentuk persentase. Ini berarti penguasaan
suatu produk pada pasar atau besarnya permintaan suatu
produk yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan
jumlah permintaan produk tersebut di pasar (Baroes, 2009).
Pangsa pasar PT. Nissin Biscuit Indonesia berdasarkan
Top Brand Award yaitu: Nissin Cracers sebesar 26,5%,
Khong Guan Biskuit Marie sebesar 17,3%, Nissin Wafer
sebesar 11,7%, Khong Guan Biskuit sebesar 9,4%, Nissin
Wafer stick sebesar 8,5%, Monde Biskuit Marie sebesar
7,3%.
Struktur persaingan
Berdasarkan data TOP Brand Award diatas maka dapat dilihat
segmen pasar yang dikuasai oleh masing-masing perusahaan:
1. PT. Mayora Indah Tbk (14,9%+7,1%+36,5%+26,1%+32,6%) =
117,2%
2. PT. Nissin Biscuit Indonesia (26,5%+13,8%+11,7%+8,5%
+7,3%+17,3%+9,4%) = 94,5%
3. PT. Ultra Prima Abadi (48,5%+8,8%) = 57,3%
4. PT. Garuda Putra Putri Jaya Tbk = 36,3%
5. CV. Jaya Abadi = 26,9%
6. PT. Kraft Indoneisa (9,7%+13,2%) = 22,9%
7. PT. Kaldu Sari Nabati = 13,7%
8. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk = 8,2%
9. PT. Intim Harmonis Foods Industri = 6,3%
10. PT. Arnott’s Indonesia = 5,9%
11. PT. Jenindo Prakarsa = 5,2%
12. PT. Nusa Food Prima Lestari = 3,8%
13. PT. Mondelez Indonesia = 2,9%
MATRIKS PROFIL KOMPETITIF (CPM)
Factor Penentu Bobot PT. Mayora Indah Tbk PT. Nissin Biscuit PT. Ultra Prima Abadi
Keberhasilan (CSF) Indonesia

    Peringkat Skor Peringkat Skor Peringkat Skor

Teknologi 0,20 4 0,80 4 0,80 4 0,80

Harga 0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30

Bahan Baku 0,20 4 0,80 3 0,60 3 0,60

Jaringan Distribusi 0,15 4 0,60 4 0,60 4 0,60

Inovasi 0,10 3 0,30 4 0,40 3 0,30

Pemasaran 0,15 4 0,60 3 0,45 3 0,45

Sumber Daya Manusia 0,05 3 0,15 3 0,15 3 0,15

Total 1,00   3,55   3,30   3,20

Keterangan:
Berdasarkan Matriks Profil Kompetitif diatas dapat disimpulkan bahwa PT.
Mayora Indah Tbk menempati posisi tertinggi sebagai leader. Sdedangkan
untuk PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Ultra Prima Abadi berada
dibawah posisi PT. Mayora Indah Tbk sebagai challenger.
Grand strategy
 penetrasi pasar, adalah suatu strategi pertumbuhan dimana

perusahaan berfokus pada penjualan produk-produk yang ada di

pasar-pasar yang telah ada sebelumnya. Strategi ini bertujuan untuk

meningkatkan pangsa pasar PT. Nissin Biscuit Indonesia melalui usaha-

usaha pemasaran yang maksimal dan lebih gencar dari sebelumnya.


 Pengembangan produk, adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan

dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen

pasar yang sekarang. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan

pangsa pasar dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk yang

dihasilkan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia. Selain itu juga

memungkinkan untuk menghasilkan produk baru yang memiliki potensi

pasar besar.
MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EFE)

Faktor-faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai Yang Dibobot

Peluang (opportunities/O):
1. Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena
luasnya jaringan. 0,09 2 0,18

1. Respon terhadap promosi. 0,10 3 0,30


1. Kerjasama dengan berbagai pihak. 0,08 3 0,24
1. Semakin meningkatnya pendapatan penjualan PT. Nissin
Biskuit Indonesia 0,14 4 0,56
1. Banyak disukai oleh semua kalangan masyarakat
0,07 2 0,14
1. Memiliki banyak kompetitor yang dapat menjadi peluang untuk
bekerjasama 0,08 3 0,24
1. Nissin sebagai pemimpin pasar dalam industry makanan
terutama biskuit di Indonesia 0,12 4 0,48

Ancaman (threats/T):
1. Nissin memiliki persaingan yang kuat dari produk biskuit
lainnya 0,09 3 0,27
1. Ada banyak produkbiskuit substitusi dari produk biskuit yang
lain. 0,07 3 0,21
1. Perubahan selera konsumen 0,05 4 0,20
1. Isu kesehatan yang salah persepsi 0,05 4 0,20
1. Terlalu lama dalam pendistribusian produk
0,06 2 0,12

TOTAL 1,00   3,14


MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (EFI)

Nilai Yang
Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat
Dibobot

Kekuatan (strengts/S):

1. Sukses meraih banyak penghargaan yakni Top Brand Award


0,07 3 0,21
1. Inovasi pada kemasan. 0,08 3 0,24
1. Kualitas produk yang baik. 0,10 4 0,40
1. Sudah memiliki brand image yang terkenal. 0,11 4 0,44
1. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen. 0,04 3 0,12
1. Memiliki Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih dan
penggunaan teknologi canggih 0,08 3 0,24
1. Sudah memiliki standar mutu ISO 2200:2005 0,09 4 0,36
1. Memiliki toko dan cafe yang bersih dan nyaman 0,05 3 0,15
1. Distribusiproduk yang sudah terkenal 0,06 3 0,18
1. Produk dapat dinikmati dan sukai oleh semua kalangan masyarakat
0,06 3 0,18

Kelemahan (weaknesses/W):

1. Kompetisi yang kuat 0,09 1 0,09


1. Untuk pertukaran udara dalam produksi juga sedikit kurang, terlihat dari
minimnya ventilasi – ventilasi udara 0,07 2 0,14

1. Tidak ada diversifikasi produk selain makanan 0,10 2 0,20

TOTAL 1,00   2,95


Keterangan :
 Bobot adalah besarnya pengaruh aspek tersebut terhadap usahanya. (ukurannya :

0,20 = sangat kuat ; 0,15= diatas rata-rata ; 0,10= rata-rata ; 0,05 = dibawah

rata-rata)
 Rating adalah besarnya industri dalam menanggapi faktor-faktor tersebut.

(ukurannya : 4 = sangat kuat , 3 = kuat , 2 = lemah , 1 = sangat lemah)


 Total skor: faktor eksternal = 3,14 (tinggi); faktor internal = 2,95 (rata-rata)

TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFI


MATRIKS
  EKSTERNAL-INTERNAL (EI)
KUAT
3,0 – 4,0
LEMAH RATA-RATA
2,0 – 2,99
1,0 – 1,99
TINGGI
I II III
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE

3,0 – 4,0
MENENGAH
IV V VI
2,0 – 2,99

RENDAH VII
VIII IX
1,0 – 1,99  
MATRIKS SWOT
  Kekuatan (S) Kelemahan (W)
     
   Sukses meraih banyak  Kompetisi yang kuat.
  penghargaan yakni Top Brand  Untuk pertukaran udara dalam
  produksi juga sedikit kurang,
Faktor Internal Award
   Inovasi pada kemasan. terlihat dari minimnya ventilasi –
   Kualitas produk yang baik. ventilasi udara
   Sudah memiliki brand image yang  Tidak ada diversifikasi produk
  selain makanan
terkenal.
 
   Pelayanan terhadap pelanggan dan
  konsumen.
   Memiliki Sumber Daya Manusia
  yang besar dan terlatih dan
  penggunaan teknologi canggih
 
   Sudah memiliki standar mutu ISO
  2200:2005
   Memiliki toko dan cafe yang
  bersih dan nyaman
   Distribusi produk yang sudah
Faktor Eksternal terkenal
 Produk dapat dinikmati dan sukai
oleh semua kalangan masyarakat
Peluang (O) Strategi (S – O) Strategi (W – O)
     
 Pendistribusian produk yang  Membuat strategi inovasi kemasan yang  Menciptakan image baru
mudah ke berbagai daerah karena lebih menarik yang lebih kompetitif
luasnya jaringan.  Menambah produk baru Meningkatkan  Membuat diversifikasi
 Respon terhadap promosi. kualitas produk produk dan produk
 Kerjasama dengan   substitusi
 berbagai pihak.  
 Semakin meningkatnya  
pendapatan penjualan PT. Nissin  
Biskuit  
 Banyak disukai oleh semua  
kalangan masyarakat  
 Memiliki banyak kompetitor yang  
dapat menjadi peluang untuk  
bekerjasama  
 Nissin sebagai pemimpin pasar Grand Strategy:
dalam industry makanan terutama
biskuit di Indonesia
 Penetrasi Pasar
 Pengembangan
     
    produk  
     
     
Ancaman (T) Strategi (S – T) Strategi (W – T)
   
 Nissin Memiliki persaingan yang  Inovasi produk dan inovasi pada  Menciptakan citra
kuat dari produk biskuit lainnya kemasan positif melalui branding
 Ada banyak produk biskuit  Promosi dan branding yang gencar dan dan kegiatan promosi
substitusi dari produk biskuit yang menyasar daerah-daerah yang belum  Membuat inovasi
lain. terjangkau. produk mengikuti
 Perubahan selera konsumen  Membuat image baru. budaya negara masing-
 Isu kesehatan yang salah persepsi  Mengikuti trend pasar dalam hal masing
 Terlalu lama dalam makananbiskuit
pendistribusian produk  Menciptakan image yang positif terkait
merk biskuit
Matriks QSPM
Penetrasi
Pengembangan Produk
Faktor-faktor kunci Pasar
Bobot AS TAS AS TAS
Peluang-peluang:
1. Pendistribusian produk yang mudah ke
berbagai daerah karena luasnya jaringan. 0,2 4 0,8 3 0,6

1. Respon terhadap promosi. 0,08 3 0,24 4 0,32


1. Kerjasama dengan berbagai pihak.
0,05 3 0,15 3 0,15
1. Semakin meningkatnya pendapatan
penjualan PT. Nissin Biskuit Indonesia 0,15 4 0,6 3 0,45

Ancaman-ancaman:
1. Nissin memiliki persaingan yang kuat dari
produk biscuit lainnya. 0,08 4 0,32 4 0,32

1. Ada banyak makanan substitusi dari


produk biskuit yang lain. 0,08 3 0,24 3 0,24

1. Perubahan selera konsumen


0,08 3 0,24 4 0,32

1. Isu kesehatan yang salah persepsi


  0,08 3 0,24 3 0,24

1. Terlalu lama dalam pendistribusian


produk. 0,14 3 0,42 3 0,42

Jumlah 1,00        
Kekuatan:
1. Jaringan Distribusi yang luas.
0,05 4 0,2 3 0,15

1. Sukses meraih banyak penghargaan yakni


TOP Brand Award. 0,1 4 0,4 4 0,4

1. Memiliki standar mutu ISO 22000:2005.


0,08 3 0,24 3 0,24

1. Inovasi pada kemasan. 0,09 3 0,27 4 0,36


1. Kualitas produk yang baik. 0,07 3 0,21 3 0,21
1. Sudah memiliki brand image yang terkenal.
0,12 4 0,48 4 0,48

1. Pelayanan terhadap pelanggan dan


konsumen. 0,09 3 0,27 3 0,27

1. Memiliki Sumber Daya Manusia yang besar


dan terlatih.
0,09 3 0,27 3 0,27

Kelemahan:
1. Kompetisi yang kuat. 0,09 3 0,27 3 0,27
1. kurangnya ventilasi – ventilasi udara
0,1 3 0,3 3 0,3

1. Tidak ada diversifikasi produk selain


makanan 0,12 3 0,36 2 0,24

TOTAL 1   6,64   6,43


Catatan:
AS = Nilai daya tarik; TAS = Total nilai daya tarik. Nilai Daya Tarik; 1
= Tidak menarik, 2 = Agak menarik, 3 = Menarik, 4 = Sangat menarik
Berdasarkan hasil perhitungan QSPM di atas, maka dapat dilihat
bahwa strategi yang paling cocok untuk digunakan adalah penetrasi
pasar. Dapat dilihat bahwa strategi penetrasi pasar memiliki nilai yang
lebih tinggi yakni sebesar 6,64. Sedangkan perolehan strategi
pengembangan produk adalah 6,43. Penetrasi pasar merupakan
strategi yang paling tepat untuk diimplementasikan demi keberhasilan
dan kesuksesan. Karena dengan strategi ini PT. Nissin Biscuit
Indonesia dapat lebih menanamkan berbagai produknya di hati
konsumen. Yaitu dengan lebih banyak melakukan promosi dan
pengenalan produk, memperbaiki kualitas produk, serta menciptakan
image yang positif mengenai produk PT. Nissin Biscuit Indonesia.
…………..TERIMAKASIH…………….

Anda mungkin juga menyukai