Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

MEKANISME PROSES MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN

PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK.

MANAJEMEN RESIKO

DOSEN PENGAMPU

Dr. Meina Wulansari Yusniar, S.E, M.Si

DISUSUN OLEH

Muhammad Fauzan (2110312210051)

Laila Agustiah (2110312220042)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. merupakan produsen roti massal yang pertama dan terbesar di
Indonesia.

Perseroan memproduksi ragam produk dengan merek “Sari Roti” dan “Sari Kue” yang halal,
berkualitas, aman dikonsumsi dan terjangkau oleh masyarakat.

Saat ini Perseroan mengoperasikan 14 pabrik yang berlokasi strategis dengan sebaran distribusi lebih
dari 78.000 titik penjualan pada kanal modern maupun kanal tradisional di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 2010 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.

Struktur Organisasi
Risiko yang Dihadapi PT NIPPON INDOSARI CORPINDO TBK.
Dalam pengelolaan usaha, Perseroan dihadapi dengan beberapa risiko yang secara garis besar
terbagi menjadi Risiko Operasional dan Risiko Keuangan. Untuk meminimalisasi potensi munculnya
risiko yang dapat mempengaruhi kinerja, Perseroan melakukan berbagai kajian dan menetapkan
kebijakan dalam mengelola potensi risiko yang ada.

Risiko-risiko yang berpotensi mempengaruhi usaha Perseroan antara lain:

Risiko Operasional

 Kontaminasi produk: Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan, Perseroan
menghadapi potensi risiko kontaminasi produk yang mungkin terjadi saat masih dalam
bentuk bahan baku, dalam proses produksi, maupun pada saat terjadinya proses distribusi
ke outlet dan Konsumen akhir. Sebagai bentuk pencegahan terhadap risiko tersebut,
Perseroan menerapkan prosedur GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation
Standard Operating Procedure), Sertifikat Akreditasi Laboratorium Penguji – SNI ISO 17025,
Standar ISO 9001:2015 (Quality Management System) serta FSSC 22000 dan ISO 22000:2018
(Food Safety Management System).
 Umur produk yang relatif singkat: Produk yang dihasilkan Perseroan memiliki umur yang
relatif singkat. Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Perseroan secara berkala melakukan
evaluasi dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk.
 Isu bahan pengawet dan kehalalan: Perseroan memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh
BPOM dan persyaratan halal yang berlaku. Perseroan senantiasa melakukan edukasi kepada
masyarakat melalui program Kunjungan Pabrik (Factory Visit).
 Ketersediaan bahan baku: Ketersediaan bahan baku sangat berpengaruh terhadap produksi
Perseroan. Untuk mengantisipasi risiko atas ketersediaan bahan baku tersebut, Perseroan
melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan yang baik disamping tetap
mengusahakan bahan baku substitusi dan pemasok alternatif.
 Persaingan usaha: Dalam menghadapi persaingan usaha, Perseroan senantiasa melakukan
inovasi produk dan meningkatkan kepuasan Pelanggan dengan menghasilkan produk yang
berkualitas dengan harga yang terjangkau.
 Ketersediaan pasokan energi: Ketersediaan pasokan energi merupakan salah satu faktor
utama pendukung operasional Perseroan, oleh karena itu Perseroan memiliki risiko
terjadinya kelangkaan pasokan energi. Untuk mengantisipasi risiko terjadinya kelangkaan
pasokan energi, Perseroan mempersiapkan sumber energi alternatif lainnya.
 Pemogokan tenaga kerja: Tenaga kerja merupakan aset yang berharga bagi Perseroan, untuk
itu Perseroan senantiasa memberikan perhatian kepada tenaga kerja dan senantiasa
membina hubungan yang baik antara Manajemen dan Karyawan. Dalam aktivitas
operasional sehari-hari, Perseroan memastikan keselamatan dan kesehatan kerja Karyawan
di lingkungan Perseroan. Untuk mengatasi terjadinya mogok kerja, Perseroan bekerjasama
dengan Dinas Tenaga Kerja dan pihak keamanan serta mengusahakan ketersediaan produk.
 Bencana alam: Bencana alam seperti gempa bumi, gunung berapi, banjir maupun bencana
lainnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Perseroan mengasuransikan aset dan
kelangsungan operasi Perseroan.
Risiko Keuangan

 Risiko mata uang asing: Perseroan menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena
harga beberapa pembelian utamanya dipengaruhi oleh pergerakan dari harga acuan dalam
mata uang asing. Oleh karena itu, Perseroan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang
asing pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing.
 Risiko harga komoditas: Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Perseroan terutama
sehubungan dengan pembelian bahan baku yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas
serta tingkat permintaan dan penawaran di pasar. Untuk meminimalkan risiko tersebut,
Perseroan menjaga tingkat persediaan bahan baku secara optimal untuk menjamin
kelanjutan produksi. Selain itu, Perseroan juga dapat mengurangi risiko tersebut dengan
cara mengalihkan kenaikan harga kepada pelanggannya.
 Risiko kredit: Risiko kredit yang dihadapi Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan menerapkan kebijakan untuk memastikan
penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti
memiliki sejarah kredit yang baik. Perseroan menetapkan kebijakan bahwa semua pelanggan
yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.
Perseroan pun memiliki kebijakan yang membatasi total kredit untuk setiap pelanggan,
seperti, mengharuskan distributor dan agen untuk memberikan uang jaminan. Sebagai
tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan
piutang yang tidak tertagih. Selain itu, Perseroan juga menghadapi risiko kredit yang berasal
dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar maupun deposito berjangka.
Untuk mengatasi risiko ini, Perseroan memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya
hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik.
 Risiko likuiditas: Perseroan mengelola profil likuiditasnya untuk dapat mendanai
pengeluaran modalnya dan membayar utang yang jatuh tempo dengan menjaga kecukupan
kas dan ketersediaan pendanaan. Perseroan secara teratur melakukan evaluasi proyeksi arus
kas dan kas aktual serta senantiasa memantau kondisi pasar keuangan.
 Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas: Risiko suku bunga Perseroan terutama
timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai suku bunga
menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Perseroan. Tidak terdapat pinjaman
Perseroan yang dikenakan suku bunga tetap.

Mekanisme Manajemen Resiko


PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan,
khususnya dalam produksi roti. Untuk mengelola risiko dalam operasinya, perusahaan ini harus
mengikuti sejumlah mekanisme dan proses manajemen risiko. Berikut adalah beberapa aspek utama
yang terkait dengan manajemen risiko PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, bersama dengan sumber
risiko yang mungkin dihadapi:

1. Identifikasi Risiko:

- Identifikasi risiko adalah langkah pertama dalam manajemen risiko. PT Nippon Indosari Corpindo
Tbk harus mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin mempengaruhi operasinya. Sumber-sumber
risiko dapat berasal dari berbagai bidang, termasuk:
- Risiko Pasar: Perubahan harga bahan baku seperti tepung, gula, atau tenaga kerja.

- Risiko Operasional: Kegagalan mesin produksi, kerusakan peralatan, atau kecelakaan kerja.

- Risiko Keuangan: Perubahan kurs valuta asing, fluktuasi harga saham, atau penurunan
pendapatan.

- Risiko Peraturan: Perubahan peraturan pemerintah terkait dengan industri makanan dan roti.

- Risiko Reputasi: Masalah kualitas produk atau masalah kesehatan yang dapat merusak citra
merek.

2. Evaluasi Risiko:

- Setelah mengidentifikasi risiko, perusahaan perlu mengevaluasi dampak dan probabilitas masing-
masing risiko. Ini membantu dalam menentukan risiko mana yang harus dikelola dengan lebih
intensif.

3. Pengembangan Strategi Manajemen Risiko:

- Setelah risiko diidentifikasi dan dievaluasi, perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk
mengelola risiko tersebut. Ini dapat mencakup strategi berikut:

- Transfer Risiko: Melalui asuransi atau kontrak dengan pemasok.

- Mitigasi Risiko: Mengambil tindakan untuk mengurangi dampak risiko, seperti pemeliharaan
peralatan yang baik.

- Terima Risiko: Kadang-kadang, risiko harus diterima sebagai bagian dari operasi normal.

4. Implementasi Tindakan Pengendalian:

- Perusahaan harus melaksanakan tindakan pengendalian sesuai dengan strategi yang telah
ditetapkan. Misalnya, jika mereka memutuskan untuk mengurangi risiko mesin rusak, mereka harus
menjalankan rencana pemeliharaan rutin.

5. Pemantauan dan Pengendalian Berkelanjutan:

- Manajemen risiko bukanlah tugas satu kali, tetapi proses berkelanjutan. Perusahaan harus terus
memantau risiko, mengukur efektivitas tindakan pengendalian yang diambil, dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.

6. Pelaporan dan Transparansi:

- Pelaporan risiko kepada pihak yang berkepentingan, seperti pemegang saham atau otoritas
regulasi, penting untuk menjaga transparansi dan kepercayaan.

7. Kepatuhan Hukum dan Regulasi:

- PT Nippon Indosari Corpindo Tbk juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi semua hukum
dan regulasi yang berlaku dalam industri makanan dan roti, termasuk peraturan kesehatan dan
keamanan pangan.
Dalam manajemen risiko, penting untuk memiliki tim yang terlatih dan kompeten yang dapat
mengelola risiko dengan baik. Sumber daya manusia yang kompeten adalah salah satu aset utama
dalam menghadapi berbagai sumber risiko yang mungkin terjadi dalam operasi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai